provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Mayat Pria Ditemukan di Pinggir Ring Road Jogja, Polisi Tangkap 2 Pelaku Tabrak Lari

    Mayat Pria Ditemukan di Pinggir Ring Road Jogja, Polisi Tangkap 2 Pelaku Tabrak Lari

    TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA – Mayat pria ditemukan di pinggir ring road, Jalan Padjajaran, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

    Terungkap, pria tersebut merupakan korban tabrak lari.

    Polisi telah menangkap dua orang yang diduga sebagai pelaku dalam insiden tersebut.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengonfirmasi bahwa jenazah yang ditemukan merupakan korban tabrak lari.

    Polisi dan anggota PMI saat berada di lokasi penemuan mayat di pinggir ring road Jalan Padjajaran, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (14/11/2024).

    “Jadi saya tegaskan bahwa penemuan jenazah kemarin itu merupakan peristiwa tabrak lari,” ungkapnya saat ditemui, Jumat (15/11/2024).

    Dipastikan korban tabrak lari

    Ardi menjelaskan bahwa kedua pelaku yang ditangkap merupakan warga Bantul.

    Saat ini, mereka tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    “Telah kita amankan dua orang, nanti akan kita dalami terkait dengan modusnya apa?

    Kemudian kenapa tidak memberikan pertolongan kepada korban?” ucapnya.

    Keduanya diduga mengendarai mobil saat kejadian, dan kendaraan tersebut telah diamankan sebagai barang bukti.

    “Mobil juga sudah kita amankan, sudah ditemukan kesesuaian dengan peristiwa yang ada, bumper rusak, kacanya pecah dan sudah bisa kami pastikan ini tabrak lari,” tambahnya.

    Peristiwa tabrak lari tersebut terjadi pada Kamis (14/11/2024) sekitar pukul 04.15 WIB, berdasarkan rekaman CCTV yang berhasil diperoleh.

    Dalam rekaman tersebut, korban yang berinisial S, warga Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, terlihat berjalan kaki di tepi ring road utara.

    “Peristiwa itu diperkirakan sekitar pukul 04.15 WIB, karena kami menemukan rekaman CCTV di pukul 4, korban masih sehat berjalan,” jelas dia.

    Penyebab kematian korban

    Saat ini, jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan setelah dilakukan autopsi.

    “Penyebab kematian akibat hantaman keras pada kepala bagian belakang sebelah kiri,” pungkasnya.

    Sebelumnya, mayat pria ditemukan tergeletak di pinggir ring road Jalan Padjajaran, tepatnya sebelah barat underpass Kentungan, pada Kamis (14/11/2024) pagi.

    Kondisi mayat saat ditemukan menunjukkan adanya luka lecet di kaki dan kepala.

    Kapolsek Mlati Kompol Irwiantoro menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat mengenai penemuan mayat tersebut.

    “Kami dari Polsek Mlati mendapat laporan dari masyarakat. Kita mendapatkan laporan kurang lebih jam 10.30 WIB itu kita mendapat adanya informasi penemuan mayat di TKP,” ujarnya.

    Irwiantoro menambahkan bahwa mayat ditemukan dalam posisi telentang di pinggir jalan, masih mengenakan kaus dan celana panjang.

    “Informasi awal bahwa untuk mayat tersebut sementara untuk identitasnya belum kita ketahui.

    Sehingga nanti kita akan lakukan penyelidikan,” tuturnya. (*)

     

  • 5
                    
                        Tabrak Lari di Sleman, Pelaku Melakukan Aktivitas Seksual Saat Mengemudi
                        Yogyakarta

    5 Tabrak Lari di Sleman, Pelaku Melakukan Aktivitas Seksual Saat Mengemudi Yogyakarta

    Tabrak Lari di Sleman, Pelaku Melakukan Aktivitas Seksual Saat Mengemudi
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi menangkap pelaku
    tabrak lari
    yang menyebabkan kematian seorang pejalan kaki di ring road Jalan Padjajaran, Kapanewon Mlati, Kabupaten
    Sleman
    , Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Kecelakaan tersebut terjadi akibat pelaku mengemudi sambil melakukan aktivitas
    seksual
    dengan pasangannya.
    Kapolresta Sleman, Kombes Pol Yuswanto Ardi, mengatakan penemuan jenazah korban di pinggir jalan pada 14 November 2024 bermula dari informasi masyarakat. Saat olah TKP, ditemukan jenazah dengan luka di kepala dan kaki.
    “Kami menemukan jenazah dengan luka terbuka di kepala bagian belakang sebelah kiri dan kaki,” kata Yuswanto Ardi.
    Setelah dilakukan penyelidikan, identitas korban yang berinisial S (45) diketahui. S ditemukan meninggal dunia akibat tabrak lari.
    Polisi memastikan kejadian tersebut merupakan kecelakaan lalu lintas, lebih spesifiknya tabrak lari.
    “Kami pastikan ini adalah kecelakaan lalu lintas, tabrak lari,” tambahnya.
    Kecelakaan terjadi pada 11 November 2024 sekitar pukul 03.45 WIB. Saat itu, korban sedang berjalan kaki di ring road Jalan Padjajaran.
    Pelaku, MA (20), seorang mahasiswa asal Sulawesi Tengah, mengendarai mobil dan menabrak korban dari belakang. Setelah itu, pelaku melarikan diri.
    “Kecelakaan ini disebabkan oleh terganggunya konsentrasi pengemudi,” jelasnya.
    Kasat Lantas Polresta Sleman, AKP Fikri Kurniawan, menambahkan pelaku MA sedang bersama temannya, seorang perempuan inisial N. Mereka melakukan aktivitas seksual saat mobil melaju.
    MA tahu mobilnya menabrak, namun dia tidak berhenti. Ia terus mengemudi sambil melanjutkan aktivitas seksual.
    “Mereka tidak berhenti untuk menolong korban,” tambah Fikri.
     
    Polisi berhasil menangkap MA pada 15 November 2024 di Kabupaten Bantul, DIY, setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa rekaman CCTV.
    MA kini ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 310 Ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman hingga 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp 12 juta. Selain itu, ia juga dijerat Pasal 312 UU No. 22 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman hingga 3 tahun penjara dan denda hingga Rp 75 juta.
    Sebelumnya, Kapolsek Mlati, Kompol Irwiantoro, mengungkapkan bahwa polisi menerima laporan penemuan mayat pada Kamis (14/11/2024) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban ditemukan dalam posisi terlentang di pinggir jalan dengan luka lecet di kaki dan kepala.
    “Mayat tersebut masih mengenakan kaos dan celana panjang,” kata Irwiantoro. Polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Bakso Beringin ke Bakso Pojok: Perjalanan Sejarah Kuliner Malang Sejak 1972
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 November 2024

    Dari Bakso Beringin ke Bakso Pojok: Perjalanan Sejarah Kuliner Malang Sejak 1972 Surabaya 16 November 2024

    Dari Bakso Beringin ke Bakso Pojok: Perjalanan Sejarah Kuliner Malang sejak 1972
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Bakso
    Malang
    adalah
    kuliner
    yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Banyak lapak bakso dengan merek ”
    Bakso Malang
    ” di berbagai daerah, seperti di Yogyakarta, yang sering menjadi jujukan masyarakat.
    Meskipun secara umum mirip dengan bakso lainnya, baik dari sisi penyajian maupun rasa, Bakso Malang memiliki ciri khas tersendiri, terutama pada pentolnya.
    Bagi masyarakat yang ingin merasakan perbedaan Bakso Malang dengan bakso lainnya, Bakso Pojok di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, bisa menjadi pilihan. Lapak bakso ini terletak tepat di depan Pasar Gondanglegi.
    Pemilik lapak Bakso Pojok, Bagus Wijaya, mengatakan, meski rasa dan tampilan Bakso Malang mirip dengan bakso lainnya, ada perbedaan pada tekstur pentolnya. Pentol kasar Bakso Malang lebih dominan rasa daging sapinya.
    “Dominasi daging sapi ini karena penggilingan daging yang tidak terlalu halus dan campuran tepung kanji yang sedikit,” ujar Bagus.
    “Gurihnya daging sapi yang dominan terasa di setiap kunyahan pentol,” tambahnya.
    Beberapa pedagang Bakso Malang, menurut Bagus, menambah varian pentol dengan telur ayam atau telur puyuh yang dibalut daging sapi dan tepung kanji. Namun, Bakso Pojok tidak menyediakan varian ini, mengikuti resep warisan ayahnya.
    Bakso Pojok adalah usaha warisan almarhum ayahnya, Yunadi atau lebih dikenal sebagai Cak Brewok.
    “Ayah kami memulai usaha ini sejak 1972 dengan nama Bakso Beringin karena lokasinya di bawah Pohon Beringin. Setelah pohonnya ditebang, kami ganti nama menjadi Bakso Pojok, tapi rasa tetap sama,” jelas Bagus.
    Kuah Bakso Pojok juga berbeda. Selain menggunakan bumbu rempah, kuahnya mengandung potongan gajih, lemak dari daging sapi, yang membuatnya lebih kental dan berminyak.
    “Gajih ini memperkuat rasa gurih daging sapi pada kuah bakso,” kata Bagus.
    Bakso Malang juga dilengkapi dengan mie kuning dan mi putih, potongan tahu, siomay goreng, serta
    topping
    bawang goreng, daun bawang, dan seledri. Kadang, ada tambahan potongan selada.
    Banyak pelanggan datang ke Bakso Pojok, salah satunya Jazilah. Ia sering makan di lapak Bakso Pojok karena menyukai rasa pentol Bakso Malang yang lebih terasa daging sapinya.
    “Saya lebih suka Bakso Malang di sini karena rasa daging sapi dalam pentolnya lebih terasa. Mungkin karena potongan dagingnya tidak terlalu halus,” ungkap Jazilah.
    Selain itu, Jazilah menyukai kuah bakso yang kental dengan serpihan gajih di dalamnya. “Ditambah harganya yang ekonomis, hanya Rp 10.000-15.000 per porsi,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngayogjazz Digelar, Polres Bantul Terjunkan 35 Personel
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        16 November 2024

    Ngayogjazz Digelar, Polres Bantul Terjunkan 35 Personel Yogyakarta 16 November 2024

    Ngayogjazz Digelar, Polres Bantul Terjunkan 35 Personel
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Festival musik jazz tahunan,
    Ngayogjazz
    2024, akan digelar akhir pekan ini, tepatnya pada Sabtu (16/11/2024).
    Acara ikonik ini akan diselenggarakan di Dusun Kalimundu, Gadingharjo, Sanden,
    Bantul
    .
    Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan, Polres Bantul menurunkan 35 personel untuk pengamanan acara tersebut.
    “Personel akan berjaga di area panggung dan pintu masuk,” ujar Jeffry dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/11/2024).
    Ia juga mengimbau penonton untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
    “Kami imbau penonton agar tertib dan tidak membawa barang-barang yang dilarang seperti miras, sajam, dan perhiasan berlebihan,” ujar Jeffry.
    Selain itu, ia mengingatkan penonton untuk menjaga barang bawaannya agar tidak terjadi pencurian. 
    Karena acara berlangsung di musim hujan, Jeffry juga menyarankan penonton untuk membawa jas hujan atau payung.
    “Sudah memasuki musim hujan, sebaiknya membawa jas hujan atau payung,” tuturnya.
    Ngayogjazz adalah festival musik jazz tahunan yang telah diadakan di
    Yogyakarta
    sejak 2007.
    Festival ini diorganisir oleh seniman dan komunitas musik jazz lokal, dan terbuka untuk umum secara gratis.
    Pada Ngayogjazz kali ini, juga ada kolaborasi dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI). Kolaborasi ini diwujudkan dalam lomba fotografi dengan tema “Ngejazz Tanpa Ngasorake”.
    Lomba ini mengundang penggemar fotografi, baik profesional maupun amatir, untuk mengabadikan momen unik dan menarik dari festival musik jazz ini.
    Ketua Pelaksana Jazznalistik PFI Yogyakarta, Eko Susanto, mengatakan, lomba foto ini merupakan bagian dari pameran jurnalistik “Jazznalistik” yang bekerja sama dengan Ngayogjazz 2024.
    “Kami ingin mengabadikan kemeriahan, ekspresi seniman, interaksi warga, dan keindahan pedesaan yang menjadi karakter unik Ngayogjazz tahun ini,” kata Eko Susanto (14/11/2024).
    Eko menambahkan, peserta lomba bebas menggunakan alat apa saja untuk merekam foto, seperti kamera digital (DSLR atau mirrorless) maupun ponsel. Panitia juga memberi kebebasan kepada peserta untuk mengupload atau memposting foto sebanyak mungkin.
    “Hadiah yang menarik menanti para pecinta fotografi dan masyarakat umum,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tim Ad Hoc UGM: Karya Sri Margana Bukan Hasil Plagiarisme

    Tim Ad Hoc UGM: Karya Sri Margana Bukan Hasil Plagiarisme

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tim Pencari Fakta (Ad Hoc) yang dibentuk Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan dua buku karya dosen Sri Margana tidak ada dikategorikan sebagai hasil plagiarisme. Tim menyatakan di kedua buku, teks telah mencantumkan rujukan buku ‘Kuasa Ramalan’ karya Peter Carey secara lengkap dan detail baik dalam tubuh teks, catatan kaki, maupun daftar pustaka.

    Dekan FIB UGM, Setiadi dalam rilis tertulisnya, Jumat (15/11/2024), menyatakan dalam menguji kebenaran unsur plagiarisme, tim ad hoc menggunakan standar internasional dan kajian ilmiah mengenai plagiarisme serta pedoman nasional Permendikbud No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. “Apa yang kami lakukan ini untuk menindaklanjuti tuduhan plagiarisme pada dua buku karya Sri Margana, ‘Madiun: Sejarah Politik dan Transformasi Kepemerintahan dari Abad XIV ke Abad XXI’ dan ‘Raden Rangga Prawiradirdja III Bupati Madiun 1796-1810: Sebuah Biografi Politik’,” katanya.

    Tim ad hoc yang terdiri enam orang dosen FIB, telah mengumpulkan data dan pencarian fakta terkait serta memanggil tim penulis guna memeriksa tuduhan yang dinyatakan secara anonim dan insinuatif di media sosial Facebook dengan nama akun Peter Carey. Tim ini melakukan langkah-langkah sebagai berikut, mengumpulkan referensi-referensi tentang kaidah-kaidah plagiarisme baik aturan internasional maupun nasional serta mendalami materi tuduhan yang dilampirkan dalam surat Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada 4 November 2024 lalu.

    “Setelah melakukan pemeriksaan dan pengecekan secara menyeluruh, Tim Ad Hoc berkesimpulan semua pengutipan panjang dan bagian-bagian yang dituduhkan sebagai plagiasi dalam kedua buku tersebut tidak ditemukan lagi pada versi final atau cetakan ketiga buku-buku tersebut,” lanjutnya.

    Sedangkan untuk buku cetakan pertama dan kedua, tim menyatakan keduanya belum memiliki kata pengantar penulis dan bersifat sementara. Buku cetakan pertama dan kedua, telah ditarik dan dimusnahkan atas permintaan penerbit, sehingga tidak ada lagi. “Kedua buku tidak dapat dikategorikan sebagai plagiasi karena kedua buku telah mencantumkan sumber-sumber secara lengkap. Namun pengutipan yang panjang disinyalir dapat melanggar unsur ‘kepatutan’,” tegas Setiadi.

    Dipaparkan pengutipan panjang di kedua buku dimulai dari “Menurut Peter Carey, …”, teks yang dikutip telah ditulis secara menjorok ke dalam, dan disertai catatan akhir (end note) yang mencantumkan identitas buku Kuasa Ramalan karya Peter Carey secara lengkap dan detail sesuai dengan kaidah ilmiah tata cara pengutipan langsung.

    Untuk menilai adanya unsur plagiarisme ini, tim ad hoc menggunakan beberapa definisi, kaidah dan aturan plagiarisme internasional dan nasional, yaitu: The Oxford University, Standard Office of Community Standar, California State San Marcos, Defining Plagiarism: A literature Review, Bab II Pasal 2 (1) butir a-e Permendikbud No 17 Tahun 2010, Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, Permendikbudristek No 39 Tahun 2021, Definisi Verbatim Panjang dan spal perbedaan Perspektif plagiarisme (Praktik Tatacara kutipan) lintas institusi, negara dan budaya.

  • NGAYOGJAZZ 2024, Festival Jazz Merakyat di Pedesaan Yogyakarta

    NGAYOGJAZZ 2024, Festival Jazz Merakyat di Pedesaan Yogyakarta

    Liputan6.com, Yogyakarta – NGAYOGJAZZ 2024 kembali hadir menggetarkan bumi Yogyakarta dengan semangat “Ngejazz tanpa ngasorake” (Berjazz tanpa merendahkan). Festival musik jazz tahunan yang telah menjadi ikon budaya Yogyakarta ini mengambil tempat di Dusun Kalimundu, Gadingharjo, Sanden, Bantul.

    Mengutip dari postingan @jogjaku di Instagram, acara ini dilaksanakan pada 16 November 2024. Pertunjukan dimulai dari pukul 13.00 WIB hingga malam hari. Festival jazz pada umumnya yang identik dengan kemewahan dan gaya hidup urban, NGAYOGJAZZ 2024 justru membawa musik jazz ke tengah kehidupan pedesaan.

    Dusun Kalimundu dipilih bukan tanpa alasan. Desa ini menawarkan suasana asri khas pedesaan Jawa, dengan hamparan sawah dan keramahan penduduk lokalnya. Pengunjung bisa menikmati alunan jazz sambil merasakan hembusan angin sejuk dan pemandangan alam yang memukau.

    Istimewanya, festival ini terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya alias gratis. Hal ini sejalan dengan semangat “Ngejazz tanpa ngasorake” yang ingin memperkenalkan musik jazz kepada semua kalangan masyarakat. Jazz bukan lagi musik eksklusif, melainkan milik semua orang.

    Para pengunjung bisa menikmati pertunjukan jazz dari berbagai panggung yang tersebar di sudut-sudut desa. Setiap panggung menghadirkan nuansa berbeda, ada yang menampilkan jazz fusion, jazz etnik, hingga kolaborasi jazz dengan musik tradisional.

    Event ini juga menjadi ruang interaksi antara seniman, masyarakat desa, dan pecinta jazz. Di sela-sela pertunjukan, pengunjung bisa menikmati kuliner lokal yang dijajakan warga setempat atau mengeksplor keunikan desa dengan berjalan kaki menyusuri gang-gang kampung.

    Festival ini juga memberi dampak positif bagi ekonomi warga setempat. Pedagang lokal bisa berjualan, rumah-rumah warga bisa menjadi homestay, dan anak-anak muda desa mendapat kesempatan terlibat sebagai volunteer acara.

    NGAYOGJAZZ 2024 membuktikan bahwa musik jazz bisa dinikmati siapa saja, di mana saja. Tidak perlu gedung mewah atau tiket mahal untuk menikmati alunan jazz. Di bawah langit Yogyakarta, di tengah kesederhanaan desa, jazz menemukan rumah barunya, menciptakan pengalaman musik yang berkesan dan membekas di hati.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Polisi Ringkus 4 Pelaku Penganiayaan di Sleman, Puluhan Senjata Tajam Disita

    Polisi Ringkus 4 Pelaku Penganiayaan di Sleman, Puluhan Senjata Tajam Disita

    Sleman, Beritasatu.com – Aparat Polresta Sleman mengerahkan kekuatan penuh untuk menangkap sekelompok pria yang melakukan aksi penganiayaan di Dusun Gebang Jetis, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta pada Jumat (15/11/2024). Akibat aksi penganiayaan dengan senjata tajam ini mengakibatkan seorang korban mengalami luka serius.

    Bersama tim Brimob, Polresta Sleman menggerebek tempat persembunyian para pelaku di kawasan Perumahan Jambu Sari, Ngemplak, Sleman.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengatakan empat orang yang diduga terlibat penganiayaan ditangkap dan puluhan senjata tajam diamankan sebagai barang bukti.

    “Terindikasi larinya pelaku ke seputaran rumah terus kita melakukan penggeledahan dan kita temukan banyak sekali senjata tajam berupa pedang, golok panah celurit ,dan kita amankan beberapa orang,” kata Yuswanto kepada Beritasatu.com, Jumat (15/11/2024).

    Seusai mengamankan para pelaku polisi kemudian memasang garis polisi di dua rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian pelaku, sekaligus lokasi penyimpanan senjata tajam.

    Yuswanto menegaskan, pihaknya tidak akan menolerir terhadap tindakan kriminal yang menggangu ketentraman di wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Jangan sekali-kali melakukan suatu hal-hal yang sifatnya membuat resah karena kami akan melakukan tindakan yang sangat tegas kepada siapa pun kelompok mana pun yang menggangu ketentraman di Kota Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman, ” ujar Yuswanto.

    Saat ini polisi masih terus mendalami kasus penganiayaan ini dengan memeriksa saksi-saksi. Polisi juga masih menyelidiki apa yang melatarbelakangi sehingga terjadi kasus penganiayaan ini.

    Selain mengamankan pelaku, polisi juga menyita berbagai barang bukti, seperti sepeda motor dan puluhan senjata tajam lainnya.

  • OK OCE – Finnet beri alternatif wirausaha untuk karyawan pensiun dini 

    OK OCE – Finnet beri alternatif wirausaha untuk karyawan pensiun dini 

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    OK OCE – Finnet beri alternatif wirausaha untuk karyawan pensiun dini 
    Dalam Negeri   
    Sigit Kurniawan   
    Jumat, 15 November 2024 – 18:33 WIB

    Elshinta.com – Pensiun dini kerap terjadi bagi sejumlah karyawan. Tidak lagi bekerja dan tidak memiliki pendapatan aktif, dan tidak lagi bekerja perlu alternatif lain dalam hal ini. Namun, tanpa perencanaan yang matang, masa pensiun dini dapat menjadi tantangan, terutama dalam hal keuangan dan kegiatan produktif. 

    Salah satu solusi yang kini semakin diminati adalah berwirausaha. PT Finnet Indonesia (Finnet) bersama OK OCE hadirkan  program pembekalan bertajuk “Embracing an Incredible New Journey” pada 13-15 November 2024 di Yogyakarta. Program ini dirancang untuk mempersiapkan para pensiunan dini dengan bekal literasi keuangan dan keterampilan kewirausahaan. 

    Iim Rusyamsi, Ketua Umum OK OCE, kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pensiunan bertransformasi dari pola pikir pekerja menjadi growth mindset atau pola pikir berkembang. “Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap mindset yang awalnya pekerja berubah menjadi growth mindset, sehingga mereka memiliki pola pikir yang berkembang, sukses, dan mampu melihat semua tantangan sebagai peluang,” ujar Iim.

    Ia menambahkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah agar para peserta siap menjadi “pensiunpreuner” yang mandiri dan produktif.

    Materi yang diberikan oleh OK OCE mencakup dasar-dasar literasi keuangan, yang sangat penting untuk memastikan para peserta mampu mengelola dana pensiun dengan bijaksana dan optimal, yang dibawakan oleh Wasekjen OK OCE, Irana Leila. 

    Selain itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan praktis dalam bidang kewirausahaan, seperti cara mengidentifikasi peluang usaha, menyusun rencana bisnis, dan strategi pemasaran yang efektif. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, peserta diharapkan mampu merancang dan mengembangkan usaha mandiri sesuai dengan minat dan keterampilan masing-masing.

    Dalam program ini, peserta tidak hanya mendapatkan materi kewirausahaan, tetapi juga literasi keuangan yang disampaikan oleh Irana Laila, Wakil Sekretaris Jenderal OK OCE yang juga seorang profesional coach. Sesi literasi keuangan bertujuan untuk memastikan para peserta memahami pengelolaan keuangan secara cerdas agar mereka tidak mengalami beban finansial di masa depan.

    Selain itu, para peserta juga berkesempatan mendapatkan coaching clinic langsung dari Sekjen OK OCE, Sahmullah Rivqi, dan Direktur Kerjasama Program, Sulistio. Sesi coaching clinic ini memberikan pendampingan yang lebih personal kepada peserta, membantu mereka mengidentifikasi peluang bisnis, menyusun strategi usaha, dan mengatasi tantangan dalam merintis bisnis baru.

    Dengan adanya rangkaian pembekalan ini, Finnet dan OK OCE berharap para pensiunan dini dapat menjalani masa pensiun dengan kepercayaan diri dan keterampilan baru untuk menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan, serta mengembangkan masa depan yang lebih produktif dan sejahtera.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Papan Sangatan, Teknologi Kearifan Lokal dalam Perhitungan Musim Tani

    Papan Sangatan, Teknologi Kearifan Lokal dalam Perhitungan Musim Tani

    Liputan6.com, Yogyakarta – Di tengah era digital yang serba canggih, sebuah warisan budaya bernama Papan Sangatan masih menyimpan kearifan dalam membaca musim. Mengutip dari postingan Instagram @humasjogja (10/11), alat perhitungan tradisional yang bentuknya menyerupai talenan kayu ini, menjadi bukti kejeniusan leluhur Jawa dalam menciptakan teknologi pertanian.

    Papan Sangatan yang dimiliki Wasinem di Dusun Lungguh, Kalurahan Temuwuh, Kapanewon Dlingo, Bantul, memberikan gambaran nyata tentang kompleksitas perhitungan musim dalam budaya Jawa. Uniknya, papan kayu ini memiliki ukiran di kedua sisinya, masing-masing dengan fungsi berbeda dalam penentuan waktu bercocok tanam.

    Pada permukaannya, terukir pola-pola berbentuk kotak yang tersusun rapi membentuk tabel, dilengkapi dengan simbol-simbol khusus yang hanya bisa dibaca oleh ahli penghitung wuku. Dalam sistem Pranata Mangsa yang terukir pada Papan Sangatan, tahun dibagi menjadi 12 mangsa yang masing-masing memiliki karakteristik unik.

    Setiap mangsa ditandai dengan fenomena alam spesifik: mulai dari pola angin, kelembaban udara, hingga perilaku hewan dan tumbuhan. Misalnya, munculnya kupu-kupu kuning pada mangsa tertentu menjadi pertanda waktu yang tepat untuk memulai penanaman padi.

    Keakuratan sistem ini telah teruji berabad-abad, bahkan menjadi salah satu kunci kejayaan pertanian Majapahit seperti tercatat dalam Kitab Arjunawiwaha. Para petani di masa itu mampu menghasilkan panen melimpah berkat kemampuan membaca tanda-tanda alam melalui pranata mangsa yang terukir di Papan Sangatan.

    Papan Sangatan membuktikan bahwa teknologi tidaklah harus digital dan rumit. Di balik kesederhanaannya, alat ini menyimpan sistem perhitungan yang presisi dan ramah lingkungan. Di era perubahan iklim saat ini, kearifan lokal seperti Papan Sangatan bisa menjadi alternatif dalam mengembangkan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan selaras dengan alam.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Mengenal Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa, Penjaga Warisan Kesultanan Yogyakarta

    Mengenal Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa, Penjaga Warisan Kesultanan Yogyakarta

    Liputan6.com, Yogyakarta – Di jantung Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, berdiri sebuah lembaga yang memegang peran penting dalam menjaga dan mengelola warisan budaya Yogyakarta: Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa. Di bawah kepemimpinan GKR Mangkubumi sebagai Penghageng, lembaga ini mengemban tugas sebagai pengelola aset Kasultanan yang tersebar di berbagai penjuru Yogyakarta.

    Mengutip postingan yang diunggah @komifodiy (11/11) di Instagram, Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa memiliki tiga cabang utama yang masing-masing memiliki fungsi khusus. Pertama, Kawedanan Reksa Suyasa, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan-bangunan bersejarah di dalam kompleks Karaton. Setiap sudut, setiap ukiran, dan setiap detail arsitektur yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kasultanan berada di bawah pengawasan mereka.

    Cabang kedua, Kawedanan Panitikisma, mengurus segala hal yang berkaitan dengan pertanahan. Mereka berperan dalam mengelola dan mengatur penggunaan tanah Kasultanan, memastikan bahwa warisan tanah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya yang melekat padanya.

    Sementara itu, Kawedanan Sasana Pura mengambil tanggung jawab untuk mengelola situs-situs cagar budaya yang berada di luar tembok Karaton. Mereka memastikan bahwa tempat-tempat bersejarah ini tetap terjaga keasliannya dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

    Keberadaan Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa mencerminkan komitmen Kasultanan dalam melestarikan warisan budaya Yogyakarta. Melalui sistem pengelolaan yang terstruktur dan pembagian tugas yang jelas, lembaga ini menjadi tulang punggung dalam upaya mempertahankan eksistensi budaya Kasultanan di tengah arus modernisasi.

    Lebih dari sekadar lembaga administratif, Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa adalah penjaga warisan, pemelihara tradisi, dan penghubung antara masa lalu yang gemilang dengan masa depan yang berkelanjutan. Melalui kerja keras dan dedikasi mereka, nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya Kasultanan Yogyakarta tetap hidup dan relevan untuk generasi masa kini dan masa depan.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun