provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Workshop Kepenulisan LTN PCNU Jombang Dorong Penulis Muda Dokumentasikan Kiprah Kiai dalam Buku

    Workshop Kepenulisan LTN PCNU Jombang Dorong Penulis Muda Dokumentasikan Kiprah Kiai dalam Buku

    Jombang (beritajatim.com) – Sebanyak 30 peserta terpilih mengikuti Workshop Kepenulisan yang digelar Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCNU Jombang di aula kampus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sabtu (25/10/2025). Sejak pagi hingga sore hari, para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi kegiatan yang dihadirkan.

    Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya untuk menggali dan menyalurkan potensi penulisan terkait kiprah para kiai NU yang belum dibukukan. “Ada 116 tulisan yang masuk, lalu 30 peserta terpilih untuk mengikuti workshop ini agar nanti tulisannya diterbitkan jadi buku,” ujar Muhammad Fatih, ketua panitia. “Tulisan itu terkait kiprah para kiai NU yang belum dibukukan,” tambahnya.

    Peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah, di antaranya Ponorogo, Bojonegoro, Pondok Krapyak Yogyakarta, serta internal Jombang. Mereka mengikuti sesi materi yang diisi oleh Mukani, pengurus LTN PWNU Jawa Timur, serta Anang Firdaus dan M Fathoni Mahsun, keduanya dari LTN PCNU Jombang. Setelah sesi materi, peserta diberikan kesempatan untuk merevisi naskah yang sudah mereka tulis sebelum akhirnya diterbitkan.

    Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadzik, turut memberikan sambutan yang menyemangati peserta. “Menulis itu sebenarnya mudah, yang sulit itu malas kita,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Fahmi.

    Ia juga menekankan pentingnya menulis sebagai bagian dari tradisi intelektual para kiai NU. “Seperti KH Hasyim Asy’ari dalam menulis kitab Tanbihat wal Wajibat juga berasal dari hal ringan, saat melihat peringatan Maulid Nabi yang dipenuhi dengan kemungkaran,” tambahnya.

    Dalam materi yang disampaikan, Mukani menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis sebagai bentuk pengabdian dan bukti kader NU yang dapat diteruskan generasi selanjutnya. “Karena kalau ingin menjadi santri KH Hasyim Asy’ari, dengan menjadi anggota NU atau alumni Pesantren Tebuireng itu sudah biasa,” ujarnya.

    Dosen STAI Darussalam Nganjuk ini juga mengingatkan peserta tentang tradisi literasi yang dicontohkan oleh KH Hasyim Asy’ari, yang sayangnya masih jarang diikuti oleh warga NU. “Padahal dalam riset saya, KH Hasyim Asy’ari seumur hidup memiliki 23 judul kitab dan risalah,” ungkap Mukani.

    Mukani, yang juga penerima Anugerah Tokoh Literasi dari Kementerian Agama Jawa Timur tahun 2024, berpesan agar para peserta terus giat menulis untuk meneladani tokoh NU. “Ada nilai yang harus terus diwariskan dari tulisan kita kepada generasi penerus, sehingga mereka tidak mengalami krisis keteladanan,” ujarnya.

    Selain itu, Mukani juga memberikan beberapa tips untuk penulis pemula. “Jangan mudah masuk angin jika ada orang lain mengkritik tulisan kita, biasa saja dalam belajar,” pesannya. Ia menekankan bahwa menulis tentang tokoh NU adalah sebuah kehormatan dan cara untuk mewariskan keteladanan yang diwarisi oleh generasi penerus.

    Dengan semangat yang tinggi dan dukungan dari para tokoh literasi, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang berharga dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis masa depan, terutama dalam menulis tentang kiprah tokoh NU yang belum banyak terdokumentasikan. [suf]

  • Urutan Presiden Indonesia serta Wakil dan Masa Jabatannya

    Urutan Presiden Indonesia serta Wakil dan Masa Jabatannya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejak merdeka pada 1945,  Indonesia sudah dipimpin oleh delapan preside. Awalnya, mereka dipilih tidak secara langsung, namun mulai 2004 berubah menjadi langsung oleh rakyat di 2004.

    Kata presiden sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni Pre, yang berarti sebelum dan Sedere berarti menduduki. Berikut urutan Presiden RI beserta wakilnya dari masa ke masa.

    1. Presiden Soekarno (1945-1967)

    Soekarno merupakan presiden pertama RI. Ia kerap disebut-sebut sebagai bapak proklamator.

    Lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur. Ia menempuh jenjang pendidikan terakhirnya di ITB dan lulus dengan menyandang gelar insinyur.

    Selama menjabat, Ir. Soekarno dibantu oleh wakil presiden, yakni Drs. Moh Hatta. Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902.

    2. Presiden Soeharto (1967-1998)

    Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Argomulyo, Yogyakarta. Ia merupakan lulusan dari sekolah Bintara di Gombong.

    Karir militer Soeharto cukup menonjol. Ia pun turut berperang dalam melawan penjajah Belanda.Saat menjabat sebagai presiden, Soeharto menduduki kursi jabatan presiden paling lama. Dikarenakan masa jabatan yang begitu lama, presiden Soeharto memiliki beberapa wakil presiden, termasuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umar Wirahadikusumah. Ada pula Sudharmono, Try Sutrisno, dan yang terakhir B. J. Habibie.

    3. Presiden BJ Habibie (1998-1999)

    BJ Habibie adalah presiden yang sebelumnya menduduki jabatan wakil presiden pada masa jabatan Presiden Soeharto. Ia memimpin negara Indonesia tanpa didampingi seorang wakil presiden.

    Sejarah mencatat bahwa Habibie adalah presiden dengan masa jabatan tersingkat, yakni hanya 1 tahun 5 bulan.

    4. Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001)

    Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden yang juga menjadi tokoh dalam organisasi Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Ia dilantik oleh MPR pada 20 Oktober 1999 menjadi presiden didampingi dengan wakilnya, Megawati Soekarno Putri.

    5. Presiden Megawati Soekarno Putri. (2001-2004)

    Presiden Megawati diangkat dari kursi wakil presiden menjadi presiden. Nama lengkapnya adalah Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarno Putri, lahir pada 23 Januari 1946 di kota Yogyakarta.

    Ia terpilih presiden pada 23 Juli 2001 untuk menggantikan posisi mantan presiden Abdurrahman Wahid. Wakil presiden yang mendampinginya adalah Hamzah Haz

    6. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)

    Presiden keenam Indonesia akrab dengan sebutan SBY. Ia menjadi presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.

    SBY berkarir di bidang politik dengan menjadi anggota DPR, Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) di tahun 2000-2004. Dalam melaksanakan tugasnya, presiden SBY dibantu oleh M. Jusuf Kalla dan Boediono selaku wakilnya.

    7. Presiden Joko Widodo (2014-2024)

    Presiden Joko Widodo lebih dikenal dengan sebutan Jokowi. Sebelum menjabat sebagai seorang presiden, ia adalah seorang gubernur DKI Jakarta.

    Jokowi juga sempat menjadi walikota Surakarta sejak tahun 2005 hingga 2012. Wakil-wakilnya adalah M Jusuf Kalla dan Ma’ruf Amin.

    8. Presiden Prabowo Subianto (2024-sekarang)

    Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI yang ke-8 pada 20 Oktober 2024. Ia didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming, yang tak lain adalah anak dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo. 

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mendagri dan Menkeu tegaskan dana daerah tidak boleh mengendap

    Mendagri dan Menkeu tegaskan dana daerah tidak boleh mengendap

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan dirinya dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa satu suara terkait dana daerah yang tidak boleh mengendap di bank dan harus segera digunakan untuk kepentingan masyarakat.

    “Tujuan kita sama, dana daerah jangan mengendap di bank, tapi segera dibelanjakan untuk masyarakat,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Kemudian saat ditanya soal perbedaan data simpanan pemda antara Kemendagri dan Kemenkeu. Menurut Tito, tidak ada perbedaan prinsip antara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), melainkan hanya perbedaan teknis dalam metode pelaporan.

    Tito menjelaskan, selisih sekitar Rp18 triliun antara data yang dirilis Kemenkeu dan Kemendagri bersifat wajar.

    Berdasarkan data Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD) per Oktober 2025, dana simpanan Pemda tercatat Rp215 triliun. Sementara data Bank Indonesia (BI) yang dikutip Menkeu menunjukkan angka Rp233 triliun per Agustus 2025.

    Menurut Tito, selisih dua bulan waktu pelaporan itulah yang menjelaskan perbedaan angka.

    “Sangat wajar jika berkurang. Kalau Agustus Rp233 triliun, lalu Oktober Rp215 triliun, artinya Rp18 triliun itu sudah dibelanjakan,” ujarnya.

    Tito juga menegaskan bahwa semangat antara Kemenkeu dan Kemendagri tetap sejalan, yakni sama-sama ingin mempercepat penyerapan anggaran dan memastikan dana daerah memberi manfaat nyata bagi masyarakat.

    Menanggapi hal tersebut, Dosen Hukum Pemerintahan Daerah Universitas Atma Jaya Yogyakarta Hestu Cipto Handoyo juga menyatakan dirinya sepakat dengan kedua menteri tersebut soal penggunaan dana daerah.

    Menurutnya, baik Mendagri maupun Menkeu memiliki semangat yang sama, yaitu memastikan dana daerah tidak menumpuk di perbankan.

    “Baik Kemenkeu maupun Kemendagri berupaya memperkuat disiplin fiskal daerah. Perbedaan data jangan diartikan perbedaan arah, karena tujuannya tetap sama: memastikan uang daerah bekerja untuk rakyat, bukan mengendap di rekening,” kata Hestu dalam keterangannya, Sabtu

    Hestu menilai perbedaan angka Rp18 triliun tidak menunjukkan konflik atau penyimpangan, melainkan disebabkan oleh perbedaan teknis dan metodologis dalam pelaporan data.

    Menurutnya, data BI yang digunakan Menkeu menggambarkan posisi simpanan Pemda di bank pada waktu tertentu, umumnya di akhir bulan.

    Sementara data yang digunakan Mendagri melalui SIPD bersumber dari laporan administratif Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), yang bersifat dinamis dan harian, sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 70 Tahun 2019.

    “SIPD merekam kondisi kas daerah yang terus bergerak, sementara data BI bersifat posisi tetap (cut-off), jadi wajar jika angkanya berbeda,” tutur Hestu.

    Hestu menjabarkan, ada tiga faktor utama yang menyebabkan selisih data, pertama perbedaan waktu pelaporan (cut-off date) antara BI dan SIPD.

    Kedua, perbedaan definisi akun, di mana rekening tertentu yang masih atas nama Pemda bisa jadi bukan kas daerah operasional.

    Ketiga, kesalahan input atau keterlambatan pelaporan di daerah karena keterbatasan SDM dan sistem.

    Menurut Hestu, semua faktor tersebut bisa diklarifikasi melalui proses rekonsiliasi administratif, tanpa harus diasumsikan sebagai pelanggaran.

    “Rekonsiliasi data antara ketiga lembaga ini sangat penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas keuangan negara,” tegas Hestu.

    Ia menyarankan agar hasil rekonsiliasi nantinya diumumkan bersama oleh BI, Kemenkeu, dan Kemendagri, sehingga publik mendapatkan data yang sudah tervalidasi dan tidak menimbulkan tafsir berbeda.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 7 Karakteristik Benua Asia sebagai Benua Terluas di Dunia

    7 Karakteristik Benua Asia sebagai Benua Terluas di Dunia

    YOGYAKARTA – Benua Asia memiliki karakteristik yang membuatnya menjadi kawasan paling menonjol di dunia. Dengan luas wilayah mencakup sekitar 8,7 persen permukaan Bumi, benua ini terdiri atas 50 negara yang terbentang dari Asia Kecil hingga Samudra Pasifik. Sekitar 60 persen populasi dunia juga hidup di benua ini.

    Berikut akan dibahas 7 karakteristik utama yang menjadikan Benua Asia begitu istimewa. Mulai dari ukuran wilayah yang luas, keanekaragaman iklim, hingga kekayaan alam seperti gunung, gurun, dan dataran tinggi yang luar biasa.

    7 Karakteristik Benua Asia

    Tujuh karakteristik Benua Asia menunjukkan kekayaan alam, budaya, dan manusia yang paling beragam di dunia. Berikut penjelasannya.

    Benua Terluas di Dunia

    Benua Asia merupakan benua terluas di dunia dengan luas sekitar 43.998.920 kilometer persegi. Hampir sepertiga daratan di Bumi berada di Asia, menjadikannya empat kali lebih besar dari Benua Eropa. Asia terbagi menjadi enam kawasan utama yakni Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Barat, Asia Tengah, dan Asia Utara yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

    Memiliki Lima Pembagian Iklim

    Benua Asia memiliki lima jenis iklim utama yakni dingin, kontinental, subtropis basah, tropis basah, dan gurun. Iklim dingin ditemukan di Siberia, iklim kontinental di Asia Tengah, sedangkan wilayah tropis basah mendominasi Asia Tenggara dan Selatan. Perbedaan iklim ini menciptakan keragaman flora, fauna, serta pola kehidupan masyarakat di berbagai wilayah Asia.

    Memiliki Gurun dan Laut yang Luas

    Asia dikenal memiliki gurun pasir yang luas seperti Gurun Gobi, Gurun Taklamakan, dan Gurun Ordos. Selain itu, laut terluas di dunia, yaitu Laut Cina Selatan, juga terletak di benua ini. Kondisi geografis tersebut menjadikan Asia memiliki ekosistem yang beragam dan sumber daya alam yang melimpah.

    Benua dengan Populasi Terbanyak di Dunia

    Dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 4 miliar jiwa, Asia merupakan benua dengan populasi terbesar di dunia. Negara seperti Tiongkok, India, Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh termasuk yang berpenduduk paling padat. Kepadatan ini menjadi kekuatan sekaligus tantangan dalam pengelolaan sumber daya dan pembangunan.

    Benua yang Sering Mengalami Gempa Bumi

    Benua Asia terletak di jalur cincin api Pasifik, yang membuatnya sering mengalami gempa bumi. Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang paling sering dilanda gempa karena posisinya di pertemuan lempeng tektonik. Aktivitas geologi ini juga menyebabkan terbentuknya gunung berapi yang banyak tersebar di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara.

    Memiliki Gunung Tertinggi di Dunia

    Gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest, terletak di Benua Asia, tepatnya di perbatasan Nepal dan Tiongkok. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 8.850 meter di atas permukaan laut dan menjadi simbol keagungan alam Asia. Pegunungan Himalaya yang menaungi Everest juga menjadi sumber air bagi jutaan orang di Asia Selatan.

    Memiliki Dataran Tertinggi di Dunia

    Selain gunung tertinggi, Asia juga memiliki dataran tertinggi di dunia, yaitu Dataran Tinggi Tibet. Wilayah ini berada pada ketinggian antara 4.000 hingga 5.000 meter di atas permukaan laut sehingga dijuluki “Atap Dunia”. Tibet berperan penting dalam iklim Asia karena menjadi sumber utama sungai besar seperti Sungai Indus dan Mekong.

    Demikian penjelasan 7 karakteristik Benua Asia. Dari puncak Everest hingga gurun Gobi, dari populasi padat hingga dataran tinggi Tibet, semuanya menunjukkan betapa luar biasanya benua ini.

  • Kementrans Ajak Pengusaha Lokal Kembangkan Kawasan Transmigrasi

    Kementrans Ajak Pengusaha Lokal Kembangkan Kawasan Transmigrasi

    Jakarta

    Kementerian Transmigrasi terus berupaya untuk mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi pusat ekonomi baru. Salah satu strateginya yakni dengan menggandeng pengusaha lokal.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi usai acara Rakernas Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND) 2025 di Yogyakarta, hari ini.

    “Kami menawarkan agar pengurus dan anggota KEIND bisa menanam modal investasi di kawasan transmigrasi. Karena masih terbuka peluang, lahan-lahan yang masih kosong untuk pertanian, perkebunan, peternakan, sebagian juga ada pertambangan yang bisa dikerjasamakan dengan pihak yang lain dengan pihak swasta,” kata Viva dalam keterangannya, Sabtu (25/10/2025).

    Waketum PAN ini menjelaskan nantinya pihak swasta bisa memainkan peran dalam penanaman modalnya. Sebab lahan dan tenaga kerja sudah tersedia di kawasan transmigrasi.

    “Mereka ikut dilibatkan dalam proses untuk penanaman modal investasi. Karena di kawasan transmigrasi sudah ada lahannya, sudah ada tenaga kerjanya. Tinggal manajemen pengelolaan penanaman modalnya,” jelasnya.

    Dia menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari transformasi yang dilakukan oleh Kementrans.

    “Iya, ini bagian dari transformasi transmigrasi. Karena kita memiliki paradigma baru untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan transmigrasi yang lebih memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan, baik itu satuan permukiman maupun masyarakat setempat,” tutupnya.

    (anl/ega)

  • Petani Rugi Besar! Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    Petani Rugi Besar! Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    YOGYAKARTA – Dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia kini menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional. Kekeringan berkepanjangan dan banjir tiba-tiba telah menyebabkan ribuan hektar lahan pertanian mengalami gagal panen dalam beberapa tahun terakhir.

    Petani Indonesia kini harus berhadapan dengan realitas pahit perubahan iklim. Data menunjukkan penurunan produktivitas signifikan akibat cuaca tak menentu, memaksa ribuan petani merugi hingga ratusan juta rupiah setiap musim tanam.

    Ketahanan Pangan Indonesia di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

    Pangan menjadi kebutuhan mendasar yang harus selalu tersedia dari sisi kuantitas, kualitas, keamanan, dan keterjangkauan. Kebutuhan pangan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk Indonesia yang kini mencapai lebih dari 270 juta jiwa.

    Namun di masa kini, tantangan semakin berat karena konversi lahan pertanian untuk kebutuhan non-pertanian terus terjadi.

    Dilansir dari Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 23, produksi pangan bergantung pada keseimbangan berbagai faktor di antaranya manusia, teknologi, dan unsur alam seperti tanah, air, serta iklim.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kejadian iklim ekstrem semakin sering terjadi dengan frekuensi meningkat. Anomali iklim seperti perubahan intensitas curah hujan, kenaikan temperatur, kekeringan, dan banjir telah menjadi ancaman serius bagi produktivitas tanaman pangan.

    Fenomena El Niño Southern Oscillation (ENSO) menjadi salah satu penyebab utama variabilitas iklim di Indonesia. El Niño memicu kekeringan berkepanjangan, sementara La Niña menyebabkan curah hujan berlebih dan banjir yang sama-sama merugikan petani.

    Dampak Cuaca Ekstrem Terhadap Produksi Padi dan Jagung di Indonesia

    Dampak Cuaca Ekstrem pada Produksi Padi

    Berdasarkan penelitian, fenomena ENSO terbukti berpengaruh negatif signifikan terhadap produksi padi.

    Kenaikan curah hujan 1% dapat menurunkan produksi padi sebesar 0,078%. Koefisien negatif ini menunjukkan bahwa pengaruh El Niño lebih besar dibandingkan La Niña.

    El Niño menyebabkan kekeringan parah yang mengakibatkan penurunan produksi padi sawah hingga 2,43% dan padi ladang 2,91%. Dampak pada padi ladang lebih besar karena tidak terkoneksi dengan jaringan irigasi.

    Sementara itu, berdasasrkan studi di Sulawesi Utara menunjukkan produktivitas padi turun drastis dari 6,80 ton/ha menjadi 3,54 ton/ha akibat kenaikan suhu 2,5°C dan curah hujan 25%.

    Selain itu, penurunan curah hujan juga menyebabkan pergeseran musim tanam yang mengurangi intensitas penanaman sepanjang tahun.

    Baca juga artikel yang membahas Top Komoditas Kegiatan Perkebunan yang Dilakukan di Daerah Dataran Rendah

    Dampak Cuaca Ekstrem pada Produksi Jagung

    Berbeda dengan padi, curah hujan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung meskipun koefisiennya bertanda negatif.

    Perlu diketahui, tanaman jagung membutuhkan air lebih sedikit, sehingga penurunan curah hujan tidak berdampak signifikan. Ketahanan produksi jagung juga diduga karena petani telah mengembangkan strategi mitigasi dan adaptasi setelah menghadapi ENSO berulang kali.

    Dengan demikian, dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia menunjukkan pola berbeda namun sama-sama mengancam ketahanan pangan.

    El Niño memberikan dampak negatif signifikan pada padi dengan penurunan 2-3%, terutama padi ladang tanpa akses irigasi. Produksi jagung relatif lebih tahan berkat kebutuhan air rendah dan adaptasi petani yang baik.

    Sementara itu, mitigasi memerlukan pendekatan komprehensif dengan cara pengembangan varietas tahan kekeringan, perluasan jaringan irigasi, teknologi prediksi cuaca, dan program asuransi pertanian.

    Penggunaan pupuk subsidi juga perlu dioptimalkan sesuai dosis anjuran untuk menghindari penurunan produktivitas. Dengan strategi tepat, Indonesia dapat meminimalkan kerugian dan menjaga stabilitas produksi pangan di tengah ancaman perubahan iklim.

    Selain pembahasan mengenai dampak cuaca ekstrem terhadap produksi padi dan jagung di Indonesia, ikuti artikel-artikel menarik lainnya di  VOI, untuk mendapatkan kabar terupdate jangan lupa follow dan pantau terus semua akun sosial media kami! 

  • 2
                    
                        Sebelum Bus Kecelakaan Tewaskan 4 Orang di Tol Pemalang, Sopir Bilang “Remnya Los!"
                        Yogyakarta

    2 Sebelum Bus Kecelakaan Tewaskan 4 Orang di Tol Pemalang, Sopir Bilang “Remnya Los!" Yogyakarta

    Sebelum Bus Kecelakaan Tewaskan 4 Orang di Tol Pemalang, Sopir Bilang “Remnya Los!”
    Tim Redaksi
    PEMALANG, KOMPAS.com
    – Kecelakaan tunggal bus pariwisata di jalur keluar Tol Gandulan, Pemalang KM 312-B, yang mengakibatkan empat penumpang tewas, diduga disebabkan karena rem blong, Sabtu (25/10/2025).
    Dugaan itu diungkapkan oleh salah satu penumpang selamat, Riyan (35), yang juga merupakan tour leader wisata. 
    Riyan menjelaskan, sebelum bus bernomor polisi DK 9296 AH itu terguling, sopir mengeluhkan kondisi rem yang tidak berfungsi dengan baik sehingga laju kendaraannya mulai turun menjadi 50 kilometer/jam hingga pada jalur keluar Tol Gandulan Pemalang.
    “Saya ingat sebelum masuk jalur keluar Tol Gandulan, sopir bilang remnya los, tidak bisa ngerem,” ungkap Riyan saat ditemui di RS siaga medika.
    Saat itu, Riyan melihat pengemudi bus menurunkan gigi transmisi dan menarik tuas rem untuk mengurangi laju kecepatan.
    Namun, karena jalur yang menikung, bus tidak bisa dikendalikan dan terguling.
    “Transmisi sudah dikurangi tetapi karena jalur yang menikung, susah dikendalikan,” katanya.
    Dikatakan Riyan, bus membawa 34 penumpang termasuk tiga kru. Saat kejadian, beberapa penumpang terlempar keluar, termasuk dirinya.
    “Karena saya leader, posisi saya di depan sebelah sopir. Begitu menabrak pembatas jalan, kaca pecah, saya terlempar keluar,” ungkapnya.
    Meski begitu, Riyan bercerita bahwa saat berangkat, kondisi bus dalam keadaan baik. Saat itu telah dicek dan dinyatakan baik termasuk rem.
    “Sebelum berangkat di Salatiga, bus sehat karena sudah dicek semua termasuk rem. Karena akan jalan jauh ke wisata Guci,” katanya.
    Manager Teknik dan Operasi Pemalang Barang Tol Road (PBTR), Yulian Fundra Kurnianto, mengatakan, saat kejadian, cuaca sedang cerah dan arus lalu lintas relatif lengang.
    “Saat melewati tikungan kiri dan menanjak di jalur keluar tol Pemalang, kendaraan tiba-tiba mengalami gangguan pada sistem pengereman,” kata Yulian saat diwawancarai di RS Medika.
    Ia menduga, pengemudi bus tidak mampu mengendalikan laju bus sehingga menabrak guardrail dan akhirnya terguling di area ROW (Right of Way) dengan posisi menghadap ke selatan.
    Dikatakan Yulian, kondisi jalan di dalam keadaan baik dan tidak ditemukan lubang atau kerusakan jalan.
    “Secara teknis, jalan tidak bermasalah. Dugaan kuat, penyebab kecelakaan berasal dari faktor kendaraan, yaitu rem blong,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wajib Tahu! Begini Dampak MBG Terhadap Nilai Tukar Petani dan Produksi Komoditas Pangan di Indonesia

    Wajib Tahu! Begini Dampak MBG Terhadap Nilai Tukar Petani dan Produksi Komoditas Pangan di Indonesia

    YOGYAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia bertujuan utama untuk memperbaiki kualitas gizi masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah. Meski memiliki fokus pada peningkatan gizi, kebijakan ini juga membawa dampak yang signifikan pada sektor pertanian, khususnya yang berkaitan dengan dampak MBG terhadap nilai tukar petani dan produksi komoditas pangan di Indonesia. Kebijakan ini berpotensi mengubah dinamika di sektor pertanian, yang merupakan sumber utama pangan bagi masyarakat.

    Artikel ini akan mengulas secara mendalam bagaimana MBG memengaruhi kesejahteraan petani, baik dalam hal peningkatan pendapatan mereka melalui harga komoditas yang lebih tinggi, maupun dampaknya pada produksi komoditas pangan di seluruh Indonesia. Fokus pembahasan akan mencakup perubahan yang terjadi pada nilai tukar petani serta bagaimana kebijakan ini mempengaruhi pasokan pangan nasional.

    Dampak MBG Terhadap Nilai Tukar Petani dan Produksi Komoditas Pangan di Indonesia

    1. Peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP)

    Melansir dari situs Badan Pusat Statistik Indonesia, salah satu indikator utama untuk mengukur kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP), yang menunjukkan perbandingan antara harga yang diterima petani dengan harga yang dibayar untuk kebutuhan produksi. Data menunjukkan bahwa setelah implementasi MBG, NTP mengalami peningkatan signifikan. Misalnya, pada Januari 2025, NTP mencapai 123,68, naik 0,73% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan bahwa harga jual produk pertanian meningkat, memberikan keuntungan lebih bagi petani.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa MBG memiliki korelasi positif yang kuat dengan kesejahteraan petani, dengan nilai korelasi mencapai 58,7%. Peningkatan permintaan bahan pangan sebagai bagian dari program ini mendorong harga produk pertanian naik, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, nutrisi yang lebih baik bagi petani dan keluarganya meningkatkan kesehatan dan energi kerja, yang berpotensi meningkatkan produktivitas kerja dan hasil pertanian. Tahukah Anda, AEI Ungkap Program MBG Berisiko Picu Kenaikan Harga Pangan

    2. Dampak terhadap Produksi Komoditas Pangan

    Implementasi MBG juga memengaruhi dinamika produksi komoditas pangan di Indonesia. Dengan adanya jaminan penyerapan hasil produksi melalui program ini, petani memiliki kepastian pasar, yang mendorong mereka untuk meningkatkan produksi. Hal ini sejalan dengan data yang menunjukkan peningkatan produksi padi nasional pada tahun 2025, yang diperkirakan mencapai 33 juta ton hingga akhir Desember 2025.

    Namun, peningkatan permintaan pangan juga dapat menimbulkan tantangan, seperti potensi inflasi pangan jika tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi yang memadai. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa kebijakan MBG diikuti dengan dukungan terhadap sektor pertanian, seperti penyediaan sarana produksi yang memadai dan penguatan infrastruktur distribusi pangan.

    Tantangan dan Peluang ke Depan

    Meskipun MBG memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani dan produksi pangan, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan lokal agar dapat memenuhi permintaan yang meningkat. Selain itu, penting untuk menjaga kestabilan harga pangan agar tidak terjadi inflasi yang merugikan konsumen dan petani kecil.

    Di sisi lain, MBG juga membuka peluang untuk pengembangan sektor pertanian, seperti peningkatan produktivitas melalui teknologi pertanian modern dan diversifikasi produk pangan. Dengan pendekatan yang tepat, MBG dapat menjadi pendorong bagi transformasi sektor pertanian menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

    Jadi intinya, dampak MBG terhadap nilai tukar petani dan produksi komoditas pangan di Indonesia menunjukkan bahwa kebijakan ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan sinergi antara kebijakan MBG dengan dukungan terhadap sektor pertanian, termasuk peningkatan kapasitas produksi dan infrastruktur distribusi pangan. Dengan demikian, MBG dapat menjadi langkah strategis dalam mewujudkan sistem pangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.

    Jadi setelah mengetahui dampak MBG terhadap nilai tukar petani dan produksi komoditas pangan di Indonesia, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!

  • Kulit dari Jamur, Solusi Sehat untuk Bumi yang Tumbuh dari Inovasi NUS dan Indonesia – Page 3

    Kulit dari Jamur, Solusi Sehat untuk Bumi yang Tumbuh dari Inovasi NUS dan Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Inovasi ramah lingkungan kini semakin nyata lewat bahan kulit yang dibuat dari jamur. Produk yang dikenal dengan nama mycelium leather ini bukan sekadar tren mode, tapi juga solusi sehat bagi bumi.

    Kulit jamur menjadi simbol bagaimana sains, kreativitas, dan kepedulian lingkungan bisa berjalan seiring untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

    National University of Singapore (NUS) menjadi salah satu kampus yang berperan besar dalam mendorong terwujudnya inovasi ini. Melalui pusat inkubasi bernama Block71, NUS bekerja sama dengan mitra lokal di Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta untuk memperkuat ekosistem inovasi dan kewirausahaan di Asia Tenggara.

    “Untuk memfasilitasi kolaborasi lebih erat, kami memiliki tiga lokasi di Indonesia yang disebut Block71,” ujar Associate Professor di Department of Materials Science and Engineering, NUS, Benjamin Tee dalam diskusi ‘NUS Innovation Forum 2025’ pada Jumat, 24 Oktober 2025.

    Block71 bukan sekadar ruang kerja bagi startup. Namun, wadah lahirnya ide-ide brilian yang kemudian berkembang menjadi solusi nyata. Selama lebih dari 12 tahun, program ini telah membantu mahasiswa dan pelaku usaha rintisan Indonesia memperluas jangkauan hingga ke tingkat global.

  • Telkom Luncurkan AI Campus di UMY, Dorong Lahirnya Talenta Digital RI

    Telkom Luncurkan AI Campus di UMY, Dorong Lahirnya Talenta Digital RI

    Jakarta

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan Telkom AI Campus, bagian dari inisiatif Telkom AI Center of Excellence (AI CoE), di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kemarin. Peluncuran ini menjadi langkah Telkom untuk mempertegas posisinya sebagai pemimpin transformasi kecerdasan artifisial (AI).

    Langkah ini juga merupakan upaya Telkom untuk membangun ekosistem AI terintegrasi yang menghubungkan riset akademik, pengembangan talenta, serta penerapan teknologi di berbagai sektor industri. Hadirnya AI Campus diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran dan kolaborasi sehingga mendorong lahirnya inovator digital Indonesia yang mampu bersaing di tingkat global.

    Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengungkapkan melalui AI Campus Telkom, pihaknya mengajak mahasiswa untuk tidak hanya mempelajari teori, namun juga dapat terlibat langsung dalam berbagai proyek riset industri, mentoring, dan inkubasi.

    “Melalui kegiatan ini Telkom berkomitmen untuk melahirkan ribuan talenta AI di Indonesia. Kami ingin membangun generasi yang tidak hanya menguasai AI, namun juga bisa mengerti nilai-nilai dibaliknya agar teknologi dapat menjadi kekuatan untuk kemajuan bangsa,” ujar Dian dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/10/2025).

    Kolaborasi Strategis dengan Startup dan Komunitas AI

    Peluncuran AI Campus juga menandai perluasan kolaborasi antara Telkom AI CoE dengan ekosistem startup nasional dan komunitas teknologi di Yogyakarta. Sejumlah startup unggulan binaan Telkom pun hadir menampilkan inovasi AI yang telah memberi dampak nyata di industrinya, antara lain:

    • RUNSystem, startup penyedia perangkat lunak ERP nasional yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (IDX).

    • PaperlessHospital, startup berbasis AI yang mengembangkan solusi cerdas untuk efisiensi operasional rumah sakit.

    Selain itu, Telkom AI CoE memperkuat jejaring kolaborasi melalui Komunitas Telkom AI x Markas Komdigi dengan melibatkan:

    • Xerpihan – AI Chatbot,

    • DF Labs – AI Education,

    • SUHU – AI Consultant,

    • Nutreecy.AI – AI for Health,

    • Gethired + Devcode – AI for Workforce.

    Kemitraan juga diperluas bersama Komunitas Startup Jogja, meliputi:

    • UTAS – AI for Marketing,

    • Jogja Coding House – AI Engineer,

    • Techno GIS – AI on Geographic Information System,

    • Hcelerate – AI for Research,

    • Widya Genomics – Healthtech on Genomics.

    Bangun Fondasi Talenta dan Inovasi Nasional

    Melalui inisiatif AI CoE dan AI Campus, Telkom berfokus pada pembangunan fondasi nasional di bidang kecerdasan artifisial yang meliputi riset, edukasi, serta akselerasi bisnis berbasis AI. Program ini dirancang untuk menghasilkan 113.000 talenta AI nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan AI di kawasan Asia Tenggara.

    Langkah ini juga menegaskan upaya Telkom dalam mengorkestrasi ekosistem digital Indonesia yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing tinggi. Kehadiran AI Campus di Yogyakarta menjadi simbol kehadiran Telkom di bidang AI tidak hanya berpusat di Jakarta, melainkan menjangkau seluruh lapisan ekosistem digital nasional.

    Peluncuran ini juga memperkuat keyakinan pasar bahwa transformasi digital Telkom terus bergerak pada jalur yang visioner dan berkelanjutan – menjadikan perseroan tidak hanya sebagai pelaku utama industri telekomunikasi, tetapi juga motor penggerak ekonomi digital berbasis kecerdasan artifisial di Indonesia.

    Sebagai informasi, acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Rektor UMY Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, Sekretaris Universitas UMY Dr.Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fill.I., MPA, dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Digital Bonifasius Wahyu Pudjianto.

    (akd/akd)