Bocah Bilqis Diculik di Makassar, Dijual ke Yogyakarta dan Jambi Rp 80 Juta
Tim Redaksi
JAMBI, KOMPAS.COM-
Seorang balita asal Makassar, Sulawesi Selatan bernama Bilqis Ramadhany, akhirnya ditemukan di Provinsi Jambi, Sabtu (8/11/2025) pukul 20.00 WIB, setelah sepekan diculik dan dijual seharga Rp 80 juta.
Bilqis ditemukan di kawasan Suku Anak Dalam (SAD), tepatnya di SPE Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Polisi juga telah menangkap dua orang terduga penculik Bilqis di wilayah Jalan H Bakri, Koto Tinggi, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, Jambi, pada Jumat (7/21/2025) pukul 13.00 WIB.
Setelah itu, polisi kemudia menginterogasi terduga pelaku, hingga akhirnya mengetahui keberadaan Bilqis.
“Kemudian kita telusuri dan melakukan pendekatan terhadap temenggung (tetua adat Suku Anak Dalam) untuk mengembalikan Bilqis,” kata Kasat Reskrim Polres Merangin Iptu Eka Putra Yuliesman Koto, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (9/11/2025).
Setelah polisi melakukan pendekatan, Bilqis akhirnya berhasil diamankan, kemudian dibawa ke Polda Jambi untuk diserahkan ke Polres Makassar.
Dua pelaku, Mery Ana dan lelaki bernama Ade Friyanto Syaputera, ditangkap tim gabungan Polda Jambi karena menculik Bilqis.
Kepala Seksi Humas Polres Kerinci, Iptu DS Sitinjak, mengatakan keduanya ditangkap di sebuah penginapan di Kota Sungai Penuh pada Jumat (7/11/2025).
Setelah diperiksa, pelaku mengaku telah menjual Bilqis kepada salah satu warga di Kabupaten Merangin, Jambi, dengan harga Rp 80 juta.
Berbekal informasi tersebut, tim gabungan menuju lokasi yang disebutkan pelaku.
Bilqis akhirnya ditemukan dan berhasil diselamatkan oleh polisi, lalu dibawa kembali ke Kota Makassar.
Sementara, kedua pelaku kini tengah menjalani pemeriksaan.
Iptu Sitinjak menjelaskan, penculikan terjadi pada Minggu (2/11/2025). Sekitar pukul 08.00 WITA, Bilqis dibawa oleh orangtuanya bermain di Taman Pakui, di sekitar lapangan tenis Kota Makassar.
Saat kedua orangtuanya tengah bermain tenis, pukul 10.00 WITA mereka mencari Bilqis di taman, tapi bocah tersebut tidak terlihat.
Orangtua Bilqis akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Makassar.
Dari hasil penyelidikan, tim Satreskrim Polrestabes Makassar berhasil menangkap pelaku pertama di wilayah Makassar.
Namun, dari pemeriksaan diketahui bahwa Bilqis telah dijual kepada pelaku lain di Yogyakarta.
Tim kemudian bergerak ke Yogyakarta dan menangkap pelaku berikutnya. Akan tetapi, korban Bilqis sudah berpindah tangan dan dijual lagi kepada Ade Friyanto dan Mery Ana di Jambi.
Berbekal informasi itu, tim Satreskrim Polrestabes Makassar berkoordinasi dengan Polda Jambi dan berhasil menangkap dua pelaku terakhir di wilayah hukum Polres Kerinci.
“Korban ditemukan dalam kondisi selamat. Seluruh pihak yang terlibat kini masih menjalani pemeriksaan,” kata Iptu DS Sitinjak, dikutip dari
Antara
.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul: Sosok Mery Ana dan Ade Friyanto Penculik Anak Makassar Bilqis Ramadhany, Ternyata Ini Pekerjaannya
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: DI YOGYAKARTA
-
/data/photo/2025/11/09/691059ef3c002.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bocah Bilqis Diculik di Makassar, Dijual ke Yogyakarta dan Jambi Rp 80 Juta Regional 9 November 2025
-

Tito Ungkap Bidang Ekonomi Jadi Kekuatan Global
Palembang: Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya, Jenderal (Purn) Muhammad Tito Karnavian, mengungkap pandangan strategis arah tatanan dunia baru dalam orasi ilmiah bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045’ pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, beberapa waktu lalu.
Tito menjelaskan tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar. Dunia telah melewati setidaknya lima fase perubahan
Namun Tito menegaskan berpijak pada paradigma konstruktivisme yakni pandangan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangan pers dikutip, Minggu, 9 November 2025.
Tito menjelaskan dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Sait Yilmaz dalam buku ‘State, Power, and Hegemony’, Tito menjelaskan kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama: pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” jelas Tito.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujar Tito.
Sementara Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Triyana Yohanes, menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” ungkap Triyana.
Palembang: Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sriwijaya, Jenderal (Purn) Muhammad Tito Karnavian, mengungkap pandangan strategis arah tatanan dunia baru dalam orasi ilmiah bertajuk ‘Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045’ pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, beberapa waktu lalu.
Tito menjelaskan tatanan global kini tengah mengalami pergeseran paradigma besar. Dunia telah melewati setidaknya lima fase perubahan
Namun Tito menegaskan berpijak pada paradigma konstruktivisme yakni pandangan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangan pers dikutip, Minggu, 9 November 2025.
Tito menjelaskan dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Sait Yilmaz dalam buku ‘State, Power, and Hegemony’, Tito menjelaskan kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama: pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” jelas Tito.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujar Tito.
Sementara Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Triyana Yohanes, menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” ungkap Triyana.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(PRI)
-

Bukan Pertalite, Ini BBM Pertamina dengan Kandungan Etanol
Jakarta –
Pertamina saat ini memiliki bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin bioetanol 5 persen. Bukan Pertalite, ini BBM Pertamina yang memiliki kandungan bioetanol 5 persen.
Penggunaan bahan bakar bioetanol ini dibuat untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060. Untuk itu, Pertamina menghadirkan BBM yang memiliki kandungan etanol yaitu Pertamax Green 95.
Pertamax Green 95 dengan kandungan 5 persen Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga. Bahan bakar ini menggunakan bahan baku lokal sebagai prioritas utama dengan memanfaatkan tetes tebu (molase) yang dijadikan bioetanol fuel grade dari pemasok atau supplier lokal di Mojokerto, Jawa Timur.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menjelaskan bahwa Pertamax Green 95 merupakan campuran dari bahan bakar fossil (Gasoline) dengan bahan bakar nabati (Etanol) yang berasal dari tanaman tebu dengan memprioritaskan bahan baku lokal, untuk memperkuat nilai tambah bagi sektor agro-industri dan petani tebu Indonesia.
“Produk ini diolah dengan penambahan nabati etanol sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membuatnya lebih ramah bagi lingkungan,” ujar Roberth dikutip dari keterangan tertulisnya.
Untuk saat ini, Pertamax Green 95 tersedia di 170 SPBU di Pulau Jawa. Pertamax Green 95 dengan kandungan bioetanol 5 persen tersebar di wilayah Jabode, Tangsel, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
“Masyarakat kini bisa semakin mudah menemukan Pertamax Green 95, baik di SPBU di kota maupun daerah. Bahan bakar ini menghadirkan keseimbangan antara performa kendaraan dan kepedulian pada lingkungan, sebuah langkah yang jika dilakukan bersama dan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau,” demikian dikutip dari siaran pers Pertamina Patra Niaga.
(rgr/mhg)
-

Mendagri: Pertarungan dunia kini di bidang ekonomi
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,”
Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Sriwijaya Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan bahwa kekuatan global kini tidak lagi ditentukan oleh militer semata, melainkan oleh kekuatan ekonomi, budaya, dan pengetahuan.
“Saya berada dalam posisi paradigma konstruktivisme. Artinya, banyak hal kini diselesaikan bukan dengan kekuatan militer, tapi melalui ekonomi, perdagangan, sosial, dan budaya. Pertarungan yang paling menentukan saat ini adalah pertarungan ekonomi,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu
Pandangan strategis tentang arah tatanan dunia baru tersebut disampaikan orasi ilmiah bertajuk Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045 pada Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Sumatera Selatan.
Menurut Tito, dalam tatanan dunia baru, pertarungan ekonomi akan menentukan siapa yang menjadi kekuatan dominan. Negara yang mampu memproduksi barang dan jasa secara masif, membanjiri pasar dunia, dan menguasai rantai pasok global akan memegang kendali terhadap ekonomi dunia.
Mengutip pemikiran Prof. Sait Yilmaz dalam buku State, Power, and Hegemony, Tito menjelaskan bahwa kapasitas produksi masif suatu negara ditentukan oleh empat faktor utama.
Pertama angkatan kerja yang besar, sebagai mesin produksi utama. Kedua, sumber daya alam yang melimpah, untuk menopang bahan baku produksi. Ketiga, bentangan wilayah luas, sebagai ruang penyimpanan dan distribusi hasil produksi. Serta letak geografis strategis, yang berperan sebagai choke point dalam perdagangan internasional.
“Saya menambahkan faktor keempat, yaitu letak geografis strategis. Indonesia berada di jalur vital dunia. Jika kita bisa memanfaatkannya dengan baik, posisi ini dapat memengaruhi ekonomi negara lain,” tegasnya.
Dengan empat modal besar itu, Tito menilai hanya segelintir negara yang memenuhi syarat menjadi kekuatan dominan dunia, yaitu China, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Indonesia.
Tito sendiri optimistis, Indonesia memiliki peluang besar menjadi kekuatan ekonomi dunia keempat pada 2045, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Namun, ia mengingatkan bahwa keunggulan sumber daya alam (SDA) saja tidak cukup. Kunci utama untuk melompat menjadi negara maju adalah kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Negara itu maju bukan karena SDA, tapi karena SDM-nya. Bonus demografi Indonesia sebesar 68,95% dari total populasi harus diarahkan melalui pendidikan agar menjadi kekuatan produktif,” ujarnya.
Ia mencontohkan Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew yang berhasil menjadi negara maju tanpa SDA melimpah, hanya dengan mengandalkan pendidikan unggul dan beasiswa bagi generasi terbaiknya.
Menurut Tito, arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto saat ini sudah sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 melalui program pendidikan dan kesehatan rakyat, seperti Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, dan beasiswa kedokteran.
Untuk itu, Tito mengajak perguruan tinggi untuk tidak hanya menjadi menara gading, tetapi tampil sebagai penggerak inovasi dan transformasi nasional. Perguruan tinggi harus berani berinvestasi pada riset, teknologi, dan pengembangan SDM agar mampu mendukung Indonesia dalam menghadapi tatanan dunia baru yang berbasis pengetahuan dan ekonomi digital.
“Perguruan tinggi harus bertransformasi. Dunia berubah cepat, dan kita tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita harus jadi pemain utama dalam tatanan global baru,” kata Tito.
Dosen Hukum Internasional Universitas Atma Jaya Yogyakarta Triyana Yohanes menilai pandangan Tito relevan dengan kondisi global saat ini. Ia menyebut, Tito berhasil menghadirkan narasi strategis berbasis paradigma konstruktivisme yang sejalan dengan tantangan politik internasional modern.
Pandangan Tito layak dijadikan pijakan kebijakan luar negeri Indonesia. Dunia memang masih dalam paradigma konstruktivisme, meski sering terhambat oleh kekuatan militer negara adidaya,” ujar Triyana.
Triyana menilai Tito telah menghadirkan kerangka konstruktivisme modern yang berpijak pada data, riset, dan pengalaman empiris.
Ia juga menilai orasi itu bisa menjadi landasan konseptual bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah internasional melalui peningkatan kualitas SDM, penguasaan teknologi, serta pemerintahan yang bersih dan pro-rakyat.
“Saya melihat Tito mendorong Indonesia membangun hegemoni berbasis pengetahuan dan produktivitas ekonomi. Ini jauh lebih berkelanjutan daripada sekadar kekuatan militer,” tambahnya.
Lebih jauh, Triyana juga mengaitkan gagasan Tito dengan pandangan ekonom Ray Dalio dalam buku How Countries Go Broke, negara yang ingin bertahan di tengah siklus utang global harus memperkuat SDM, teknologi, dan tata kelola pemerintahan yang bersih.
Menurutnya, orasi Tito mengandung pesan moral bahwa pemerintahan yang visioner dan bebas korupsi adalah prasyarat bagi Indonesia menjadi kekuatan dominan pada 2045.
“Pembangunan hukum dan tata kelola bersih harus menjadi fondasi. Tanpa itu, potensi besar yang disampaikan Tito akan sulit diwujudkan,” tuturnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/22/68d12f7c78ec2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KAI Daop 6 Yogyakarta Buka Bertahap Pemesanan Tiket Periode Nataru Yogyakarta 8 November 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Buka Bertahap Pemesanan Tiket Periode Nataru
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Pemesanan tiket kereta api pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 resmi dibuka secara bertahap. PT KAI Daop 6 Yogyakarta mengimbau masyarakat memesan lewat kanal resmi.
Manajer Humas PT KAI Daop 6
Yogyakarta
, Feni Novida Saragih, mengatakan, tiket kereta api periode Nataru dapat dipesan mulai 1 Desember 2025 melalui seluruh kanal resmi KAI, termasuk aplikasi Access by KAI dan situs web kai.id.
“Pemesanan tiket untuk angkutan Nataru sudah dibuka secara bertahap karena masih adanya penyesuaian,” ujar Feni, Minggu (8/11/2025).
Ia menjelaskan, penyesuaian dilakukan agar pola perjalanan sesuai dengan kondisi terkini.
“Kini sistem sudah diperbarui dan penumpang dapat melakukan pemesanan seperti biasa,” kata dia.
Tujuannya, KAI Daop 6 Yogyakarta membuka pemesanan tiket secara bertahap untuk memberikan kesempatan bagi pelanggan merencanakan perjalanan lebih awal.
Selain itu, langkah ini sekaligus untuk memastikan transisi ke jadwal dan pola perjalanan baru berjalan lancar sebagai bagian dari upaya berkelanjutan KAI dalam meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan kenyamanan layanan kereta api.
KAI Daop 6 Yogyakarta juga mengimbau masyarakat agar memesan tiket hanya melalui kanal resmi untuk menghindari penipuan dan memastikan harga serta jadwal sesuai ketentuan.
Feni menambahkan, saat ini untuk tiket kereta api Nataru 2025 di wilayah Daop 6 Yogyakarta sudah tersedia untuk jadwal keberangkatan mulai 1 Desember 2025.
“KAI Daop 6 Yogyakarta berharap masyarakat dapat segera melakukan pemesanan tiket KA untuk persiapan perjalanan yang lebih nyaman dan agar tidak kehabisan tiket menjelang masa liburan akhir tahun,” pungkas Feni.
Adapun untuk informasi jumlah kapasitas tiket untuk Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Daop 6 Yogyakarta akan diinformasikan kemudian. Masyarakat juga dapat mengakses informasi mengenai layanan dan operasional KA melalui Contact Center KAI121 dan kanal social media @kai121.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Banyak Muncul saat Musim Hujan, Begini Mengatasi Gatal-gatal karena Kamitetep
Jakarta –
Kamitetep adalah fase larva dari sejenis hewan ngengat yang metamorfosisnya mirip kupu-kupu. Tak banyak riset mengenai kamitetep sebab hewan ini tidak dianggap mengganggu.
Dikutip dari laman University of Florida, kamitetep memang termasuk famili ngengat atau Tineidae, yang bersama kupu-kupu tergolong ordo Lepidopetea. Meski tidak mengganggu, ada saja yang merasakan gatal-gatal karena terpapar kamitetep.
Kenapa Bisa Gatal-Gatal Setelah Terpapar Kamitetep?
Spesialis dermatologi Dr dr I Gusti Nyoman Darmapura SpDVE, Subsp,OBK, FINSDV, FAADV menyebutkan gejaka akibat terpapar kamitetep. Berikut di antaranya:
Kemerahan yang menyebarGatal pada area kulit kemerahanIritasi atau nyeri pada kulitPembengkakan.
Pakar ilmu serangga dan hama tumbuhan dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Ir Edhi Martono, Msc, PhD, tidak diketahui apakah kamitetep menggigit manusia. Dia meragukan anggapan bahwa hewan ini mengandung racun yang membuat gatal-gatal.
Menurutnya, gatal di kulit yang muncul saat berkontak dengan kamitetep lebih disebabkan karena kotoran yang membungkus serangga kecil tersebut.
“Kayaknya nggak sih. Yang membuat gatal karena selubungnya ini kotor. Kalau sampai kesentuh kemudian menjadi kemerah-merahan gitu kan, seperti kena ulat berbulu,” terang Prof Edhi.
“Oleh karena itu gatal-gatalnya juga tidak khas kan, sama saja dengan gatal-gatal kayak yang lain,” tambahnya.
Langkah Pertama yang Dilakukan saat Terkena Kamitetep
Jika terkena kamitetep, langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu:
1. Mencucinya dengan Sabun
Bersihkan area yang terkea kamitetep. dr Darma menyarankan untuk mencuci bagian tubuh yang terkena kamitetep denga sabun.
2. Kompres dengan Air Dingin
Jika terasa gatal, kompres dengan air dingin. Jangan menggaruk area yang gatal, karena bisa memperparah gejala.
“Kompres air dingin guna untuk mengurangi gatal ataupun sakit dan jika keluhan memburuk segera berobat ke dokter,” sarannya.
3. Tidak Mengaplikasikan Bawang Putih
Peneliti bidang parasitologi kedokteran dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universias Gadjah Mada (FKKMK UGM), dr Alfin Harjuno, MSc, belum ada bukti ilmiah tentang meredakan gatal dengan bawang putih. Dirinya menyarankan untuk menghindari pengolesan bawang putih atau benda lain pada area gatal akibat kamitetep.
“Sebaiknya hindari mengoleskan bawang putih atau benda lain pada area yang gatal, karena dikhawatirkan justru dapat menimbulkan iritasi yang memperberat keluhan gatal,” kata dr Alfin.
dr Darma juga menyarankan untuk menghindari penggunaan bawang putih akibat kamitetep. Sebab, pengaplikasiannya mungkin bisa menimbulkan reaksi alergi terhadap bawang puth yang justru memperparah gejalanya.
“Jika terasa gatal karena serangga tersebut lalu diaplikasikan bawang putih, takutnya ada reaksi alergi terhadap bawang putih yang nantinya justru memperparah gejala, seperti terjadi kemerahan, lebih gatal, perih ataupun bengkak, sehingga penggunaan bawang putih sebaiknya dihindari,” jelas dr Darma.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Sama Pentingnya Suplemen dari Dalam dan Luar untuk Proteksi Kulit”
[Gambas:Video 20detik]
(elk/kna) -

Komisi VII DPR: Jangan ada dualisme kepemimpinan di Keraton Surakarta
Magelang (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Hatta berharap jangan ada dualisme kepemimpinan di Keraton Surakarta, Jawa Tengah.
“Saling legawa, jangan sampai ada dualisme lagi seperti yang lalu. Jadi semua masalah dimusyawarahkan bersama. Keputusan tertinggi dalam bangsa ini musyawarah, ya,” katanya di Magelang, Jumat.
Ia menyampaikan hal tersebut saat kunjungan kerja panja standardisasi desa wisata Komisi VII DPR RI di Desa Wisata Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Jangan sampai ada dualisme lagi seperti dulu. Yang mengaku raja baru, sedangkan memang ada putra mahkota. Saya kira ini dibicarakan secara bijak dan arif, sebagai pewaris Keraton Surakarta,” katanya.
Ia menyampaikan tentang hal yang penting yakni menjunjung tinggi asas kebersamaan.
“Sebagai warga Solo itu senang, adem ayem, tidak sampai terjadi dualisme. Saya kira itu.
Apapun, itu kan aset bangsa,” katanya.Ia menilai Keraton Yogyakarta sudah bagus seperti itu dengan suksesi juga adem ayem.
“Jangan sampai Solo yang lebih tua memberikan contoh yang kurang baik. Jangan sampai itu menjadi titik kulminasi negara, sehingga negara merasa Solo kok enggak bisa akur, akhirnya negara ikut-ikutan masuk ke dalam itu, ngatur-ngatur Solo, itu tidak kita harapkan,” katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


