provinsi: DI YOGYAKARTA

  • BMKG prakirakan hujan ringan dan awan tebal selimuti kota-kota besar

    BMKG prakirakan hujan ringan dan awan tebal selimuti kota-kota besar

    logo BMKG

    BMKG prakirakan hujan ringan dan awan tebal selimuti kota-kota besar
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 30 Juni 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, Senin, pada umumnya diguyur hujan dan berawan tebal.  

    “Di pulau Jawa, hujan ringan berpotensi di Jakarta. Adapun Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya berpotensi berawan tebal,” kata Prakirawan BMKG Indah Fitrianti dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.

    Adapun di wilayah Sumatera, wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan yakni di Pekanbaru, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung. Sementara Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, dan Pangkal Pinang berpotensi berawan tebal. 

    “Untuk Kota Denpasar, Kupang, dan Mataram diprediksi berawan,” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di Pulau Kalimantan yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat yakni Tanjung Selor dan Palangkaraya. Adapun Pontianak dan Banjarmasin berpotensi berawan, sementara Samarinda diprakirakan hujan ringan.  Berpindah ke wilayah Sulawesi, lanjutnya, Kota Mamuju dan Kendari berpotensi hujan lebat disertai kilat. Gorontalo, Manado, dan Makassar diprediksi hujan ringan, sementara Palu udara kabur.

    Di wilayah Indonesia Timur pada umumnya berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang seperti di Ambon, Nabire, Jayawijaya, Jayapura, Merauke, Ternate, Sorong, dan Manokwari.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • APJII Soroti Keberlanjutan Program Internet Cepat 100 Mbps di Sekolah Rakyat

    APJII Soroti Keberlanjutan Program Internet Cepat 100 Mbps di Sekolah Rakyat

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menaruh harapan agar program penyediaan internet cepat hingga 100 Mbps di Sekolah Rakyat (SR) dapat berjalan secara berkelanjutan. 

    Sekretaris Umum APJII, Zulfadly Syam menilai inisiatif ini harus dijalankan secara berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri, khususnya penyelenggara jasa internet (ISP) lokal. 

    Dia menyebut, ada sejumlah kegagalan dalam akselerasi pengadaan internet di masa lalu akibat ketidakkonsistenan pemerintah dalam menerapkan model bisnis yang tepat.

    “Kami sudah mencatat beberapa kegagalan akselerasi pengadaan internet hanya karena ketidakkonsistenan pemerintah dalam menjalankan model ini,” kata Zulfadly saat dihubungi Bisnis pada Minggu (29/6/2025). 

    Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk memastikan apakah penyediaan layanan internet akan diberikan kepada satu perusahaan besar atau didistribusikan ke ISP-ISP setempat. 

    Dia menegaskan, apabila hanya satu penyelenggara yang ditunjuk, maka pemerintah tidak akan memiliki kepekaan terhadap ekosistem yang telah diatur dalam regulasi. 

    Zulfadly juga menekankan pentingnya program ini menghasilkan manfaat tidak hanya bagi pengguna akhir, tetapi juga bagi para penyelenggara internet tanpa unsur monopoli.

    Lebih jauh, dia menyoroti bahwa penyediaan internet cepat seharusnya disertai dengan peningkatan literasi digital agar dapat mendorong inovasi, bukan sekadar konsumsi layanan.

    “Kita juga tahu orang Indonesia ketika diberikan fasilitas, malah akan menjadi penikmat fasilitas. Bukan menjadikan fasilitas sebagai landasan untuk menghasilkan inovasi. Artinya, bahwa penting literasi setelah kecepatan internet diberdayakan,” ungkap Zulfadly.

    Menkomdigi Meutya Hafid mengecek kecepatan internet di salah satu Sekolah Rakyat di Yogyakarta

    Dia menambahkan, program SR tidak akan mempengaruhi persaingan di industri fixed broadband asalkan pemerintah membagi instalasi secara merata kepada ISP sesuai kapabilitas dan zona daerah masing-masing. Skema ini diyakini mampu memperkuat infrastruktur dan layanan teknis secara lokal.

    “Kekuatan infrastruktur masing-masing Penyelenggara berbeda-beda. Ada yang kuat di Jawa namun tidak kuat di Sumatera. Berdasarkan hal tersebut, maka model bisnis terbaik adalah prioritaskan Penyelenggara dari lokal daerah tersebut,” katanya .

    Senada, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menegaskan pentingnya pemerataan akses internet berkualitas di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dia menilai kecepatan minimal 100 Mbps kini menjadi standar global yang juga harus diadopsi Indonesia jika ingin bersaing dalam ekonomi digital.

    “Layanan internet harus disediakan secara merata di seluruh Indonesia dan berkecapatan tinggi. Banyak negara, termasuk di kawasan Asia Tenggara, sudah menetapkan kecepatan minimal 100 Mbps. Dan kalau nggak mau tertinggal dari persaingan ekonomi digital global, Indonesia juga harus merata,” kata Heru kepada Bisnis pada Minggu (29/6/2025). 

    Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, atau yang dirinya sebut dengan kerja sama penta-helix, melibatkan pemerintah, swasta, masyarakat, akademisi, dan media.

    “Sebab kalau semua dikerjakan pemerintah pasti gagal, sebab SDM terbatas dan anggaran juga terbatas,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mulai menyediakan akses internet cepat di dua SR di Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. SR di Sleman mendapatkan koneksi 100 Mbps untuk mendukung kegiatan belajar 75 siswa, sedangkan SR di Bantul menerima koneksi 200 Mbps untuk 200 siswa dari lima kabupaten/kota di DIY.

    Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan  dua sekolah tersebut nantinya didesain sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto adalah yakni menjadi smart school, di mana semuanya sangat tergantung juga dengan layanan internet. 

    Sementara itu, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan internet 100 Mbps akan hadir di 100 titik Sekolah Rakyat. 

    Komdigi mendapat penugasan langsung dari Instruksi Presiden (Inpres) terkait program SR untuk memastikan ketersediaan jaringan internet di seluruh lokasi SR.

    “Sesuai penugasan yang terdapat di Inpres SR, Komdigi mendapat tugas salah satunya mendukung ketersediaan sistem dan jaringan internet di Sekolah Rakyat, dengan demikian Komdigi akan memastikan bahwa di seluruh SR sudah ada jaringan FO yang bisa digunakan SR untuk mendapatkan layanan internet,” kata Wayan saat dihubungi Bisnis.

    Dia menambahkan, apabila di lokasi SR belum tersedia jaringan FO, maka Komdigi akan bekerja sama dengan operator untuk memastikan kabel fiber optik ditarik hingga ke titik sekolah. Menurut Wayan, program ini juga memprioritaskan SR yang berada di wilayah belum terjangkau jaringan FO.

    “Sehingga ketika SR beroperasi, di semua lokasi SR sudah terdapat jaringan FO yang bisa digunakan SR untuk layanan internet dengan kecepatan 100 Mbps,” jelasnya.

  • Komdigi Pastikan 100 Sekolah Rakyat Bakal Dibekali Internet Cepat 100 Mbps

    Komdigi Pastikan 100 Sekolah Rakyat Bakal Dibekali Internet Cepat 100 Mbps

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan seluruh Sekolah Rakyat (SR) yang merupakan program Presiden Prabowo Subianto akan mendapatkan akses internet cepat berbasis fiber optik (FO) dengan kecepatan minimal 100 Mbps. 

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto menegaskan pihaknya mendapat penugasan langsung dari Instruksi Presiden (Inpres) terkait program SR untuk memastikan ketersediaan jaringan internet di seluruh lokasi SR

    “Sesuai penugasan yang terdapat di Inpres SR, Komdigi mendapat tugas salah satunya mendukung ketersediaan sistem dan jaringan internet di Sekolah Rakyat, dengan demikian Komdigi akan memastikan bahwa di seluruh SR sudah ada jaringan FO yang bisa digunakan SR untuk mendapatkan layanan internet,” kata Wayan saat dihubungi Bisnis pada Minggu (29/6/2025). 

    Dia menambahkan, apabila di lokasi SR belum tersedia jaringan FO, maka Komdigi akan bekerja sama dengan operator untuk memastikan kabel fiber optik ditarik hingga ke titik sekolah. Menurut Wayan, program ini juga memprioritaskan SR yang berada di wilayah belum terjangkau jaringan FO.

    “Sehingga ketika SR beroperasi, di semua lokasi SR sudah terdapat jaringan FO yang bisa digunakan SR untuk layanan internet dengan kecepatan 100 Mbps,” jelasnya.

    Dia menambahkan, penyediaan jaringan FO ini dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai operator internet, mencakup instalasi jaringan hingga pemeliharaan dan monitoring kualitas layanan secara berkelanjutan.

    “Penyediaan jaringan FO ini bekerja sama dengan berbagai operator ISP/FO dari penyediaan jaringan ke lokasi SR sampai pemeliharaan dan monitoring kualitas jaringan,” tegas Wayan.

    Sebelumnya, ada dua sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang telah menerima layanan internet cepat dari Komdigi. Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 di Kabupaten Bantul menerima koneksi internet 200 Mbps, sedangkan SR Menengah Atas 20 di Kabupaten Sleman mendapatkan akses 100 Mbps. Layanan ini mendukung proses belajar 75 siswa di Sleman dan 200 siswa di Bantul.

    Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi pendidikan nasional berbasis digital.

    “Sekolah ini nanti didesain sesuai arahan Bapak Presiden adalah sekolah dengan smart school, di mana semuanya sangat tergantung juga dengan layanan internet yang diberikan oleh teman-teman Komdigi,” kata Meutya dikutip dari laman resmi Komdigi pada Sabtu (28/6/2025).

    Menurutnya, program SR merupakan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga untuk memberikan akses pendidikan berkualitas. Peluncuran resmi 100 SR dijadwalkan akan dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 14 Juli 2025.

  • Menyelami Keelokan Pantai Indrayanti, Permata Tersembunyi di Selatan Yogyakarta

    Menyelami Keelokan Pantai Indrayanti, Permata Tersembunyi di Selatan Yogyakarta

    Sementara di sore hari, pantai ini berubah menjadi panggung keemasan tempat langit dan laut saling menyapa dalam gradasi warna senja yang meluruhkan segala penat.

    Keindahan ini semakin sempurna dengan keberadaan tebing-tebing batu karang yang mengapit pantai, menciptakan nuansa eksotis yang khas dan tak mudah dilupakan oleh siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di sana.

    Tidak hanya pemandangan yang memikat, fasilitas di sekitar Pantai Indrayanti pun tergolong lengkap dan nyaman. Warung makan yang menyajikan hidangan laut segar berdiri rapi di sepanjang bibir pantai, menawarkan berbagai menu khas pesisir seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng, hingga udang saus tiram yang menggugah selera.

    Ada pula penginapan dan homestay dengan nuansa tradisional Jawa yang mengajak pengunjung merasakan malam di tepi pantai dengan suara debur ombak sebagai alunan tidur.

    Kebersihan pantai ini juga patut diapresiasi berkat kerja sama antara pengelola dan pengunjung, Pantai Indrayanti tetap terjaga dari sampah dan vandalisme, menjadikannya contoh ideal bagaimana pariwisata bisa berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan.

    Setiap datang ke pantai ini adalah undangan untuk merenung lebih dalam, untuk menyadari bahwa di balik kesibukan dunia dan hiruk pikuk kota, selalu ada sudut bumi yang menawarkan ketenangan sejati.

    Pantai Indrayanti adalah pelukan alam yang lembut namun kuat, mengajarkan kita bahwa keindahan tidak selalu hadir dalam keramaian atau sorotan gemerlap, tetapi sering kali tersembunyi dalam sunyi yang sederhana. Jika ada tempat di Yogyakarta yang mampu menyentuh jiwa tanpa banyak kata, maka Indrayanti adalah jawabannya.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Mitos Malam Satu Suro yang Paling Diyakini Masyarakat Jawa

    Mitos Malam Satu Suro yang Paling Diyakini Masyarakat Jawa

    YOGYAKARTA – Malam Satu Suro selalu diselimuti aura mistis yang kental di Indonesia, terutama bagi masyarakat Jawa. Bukan sekadar pergantian tahun dalam kalender Jawa, banyak mitos Malam Satu Suro​ yang diyakini sarat akan kekuatan gaib.

    Dari generasi ke generasi, cerita-cerita tentang mitos Malam Satu Suro terus berkembang, memunculkan beragam kepercayaan yang kadang membuat bulu kuduk berdiri.

    Apa saja mitos paling populer yang masih sangat diyakini masyarakat hingga kini, dan mengapa narasi tersebut bisa sebegitu menakutkan? Mari kita selami lebih dalam.

    Mengenal Mitos Malam Satu Suro dalam Masyarakat Jawa

    Bulan Penuh Bencana dan Mahluk Gaib: Ketakutan yang Turun-temurun

    Sebuah studi menarik dari skripsi berjudul “Tradisi Malam Satu Suro dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat” mengungkap bagaimana makna malam 1 Suro begitu melekat dalam benak sebagian besar masyarakat Jawa.

    Masih banyak masyarakat yang menganggap, bulan Suro seringkali diartikan sebagai periode yang menyeramkan. Ini bukan hanya tentang suasana yang sepi, melainkan keyakinan kuat bahwa bulan ini penuh bencana dan merupakan bulannya para makhluk gaib bergentayangan.

    Menariknya, pemahaman ini membentuk semacam kewaspadaan kolektif. Tidak heran jika banyak yang merasa lebih baik berdiam diri di rumah, mengurangi aktivitas di luar, atau bahkan menunda perjalanan jauh.

    Selain itu, ketakutan akan hal-hal tak kasat mata yang konon lebih aktif di bulan ini menjadi alasan utama di balik sikap hati-hati tersebut.

    Baca juga artikel yang membahas Arti Telinga Kiri Berdenging Menurut Jam Primbon, Pertanda Apa?

    Pantangan yang Tak Boleh Dilanggar: Larangan Keluar Rumah dan Pesta Pernikahan

    Selain citra bulan yang menyeramkan, penelitian yang sama juga menyoroti bagaimana berbagai macam mitos pantang untuk dilanggar masih sangat dipercayai.

    Dua mitos yang paling kuat adalah larangan keluar rumah dan larangan untuk mengadakan pesta pernikahan selama malam 1 Suro.

    Keyakinan akan bahaya di luar rumah selama malam sakral ini membuat banyak keluarga memilih untuk menghabiskan waktu di dalam, berdiam diri, atau melakukan ritual keagamaan. Hal ini kerap kali dikaitkan dengan risiko bertemu hal-hal tak diinginkan atau tertimpa musibah.

    Kemudian lebih jauh lagi, larangan mengadakan pesta pernikahan di bulan Suro juga masih menjadi tradisi yang kuat. Masyarakat Jawa percaya bahwa pernikahan yang digelar pada bulan ini akan membawa kesialan atau bencana bagi pasangan yang menikah.

    Akibatnya, jadwal pernikahan di berbagai daerah kerap diatur sedemikian rupa untuk menghindari bulan Suro, demi memastikan keberkahan dan kelancaran rumah tangga.

    Sementara itu, sebuah penelitian mendalam berjudul “Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa (Studi Kasus pada Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran Solo)” memberikan gambaran lainnya yang kerap dikaitkan dengan Malam Satu Suro.

    Asal Usul Mitos Tidak Boleh Berisik

    Salah satu ritual yang paling mencolok adalah Mubeng Benteng dan Tapa Bisu di Keraton Yogyakarta.

    Pada malam 1 Suro, para abdi dalem dan masyarakat yang ikut serta akan berjalan mengelilingi benteng keraton dalam keheningan total, tanpa berbicara sepatah kata pun.

    Ritual tidak berbicara atau berisik ini menjadi wujud dari pengendalian diri dan penghormatan terhadap malam yang dianggap suci, menciptakan suasana khidmat yang berbeda.

    Selain keheningan ritual, larangan berkata kasar atau buruk juga menjadi pantangan yang sangat ditekankan saat Malam Satu Suro tiba.

    Kepercayaan ini berakar dari keyakinan bahwa apa yang diucapkan pada malam tersebut, terutama hal-hal negatif, bisa menjadi kenyataan. Ini diperkuat dengan pandangan sebagian masyarakat Jawa yang meyakini keberadaan makhluk gaib yang konon lebih aktif di bulan Suro.

    Para makhluk halus ini, menurut keyakinan, akan keluar dan mencari manusia yang bertindak lalai dalam ingat dan waspada (eling lan waspada). Oleh karena itu, menjaga lisan, pikiran, dan perilaku menjadi sangat penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seolah setiap kata memiliki kekuatan magisnya sendiri.

    Pantangan Pindahan dan Membangun Rumah

    Tak hanya soal perilaku dan ucapan, Malam Satu Suro juga membawa pantangan terkait aktivitas fisik besar seperti pindahan ataupun membangun rumah.

    Masyarakat Jawa sangat tidak menyarankan kedua aktivitas ini dilakukan pada malam tersebut. Alasannya sederhana adanya keyakinan kuat bahwa tindakan tersebut dapat mendatangkan kesialan.

    Selain mitos malam satu suro​, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya! 

  • Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki, Fakta atau Cuma Mitos?

    Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki, Fakta atau Cuma Mitos?

    YOGYAKARTA – Setiap ibu hamil pasti penasaran dengan jenis kelamin bayi yang dikandungnya. Meskipun pemeriksaan USG (ultrasonografi) menjadi metode paling akurat untuk mengetahuinya, tak sedikit calon ibu yang mempercayai tanda-tanda alami yang dikaitkan dengan jenis kelamin bayi. Misalnya, kulit bersih dan berseri sering dipercaya sebagai tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki.

    Meski belum terbukti secara medis, banyak dari tanda-tanda ini tetap dipercaya sebagai petunjuk awal.

    Nah, artikel berikut ini akan membahas tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki, apakah hal tersebut hanya sekedar mitos atau bisa dijelaskan secara ilmiah. Yuk, simak informasinya dalam artikel berikut ini.

    Tanda-Tanda Mau Melahirkan Bayi Laki-Laki

    Dikutip dari Medical News Today, berikut beberapa tanda yang sering dikaitkan dengan kelahiran bayi laki-laki:

    Kulit Lebih Bersih dan Berseri

    Konon, jika kulit ibu hamil tampak lebih bersih dan berseri, itu bisa menjadi pertanda bayi yang dikandungnya adalah laki-laki.

    Faktanya, perubahan hormon yang besar selama kehamilan memengaruhi kulit sebagian besar ibu hamil, tanpa memandang jenis kelamin janin.

    Setidaknya, sekitar 90 persen ibu hamil mengalami hiperpigmentasi, sedangkan 70 persen mengalami melasma, yakni bercak pigmentasi pada kulit, biasanya di wajah.

    Tidak Mengalami Perubahan Suasana Hati

    Salah satu mitos menyebutkan bahwa ibu hamil yang tidak mengalami perubahan suasana hati kemungkinan mengandung bayi laki-laki.

    Faktanya, perubahan suasana hati merupakan hal yang umum terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester pertama.

    Tidak ada riset yang menunjukkan bahwa perubahan suasana hati lebih sering terjadi pada kehamilan bayi laki-laki atau perempuan.

    Detak Jantung Janin Rendah

    Detak jantung janin biasanya bisa terdengar pada usia kehamilan 6 minggu. Detak jantung janin normal berkisar antara 110 hingga 160 denyut per menit (bpm), meskipun bisa lebih ringgi atau lebih rendah dari kisaran tersebut.

    Salah satu anggapan yang beredar adalah bahwa janin dengan detak jantung kurang dari 140 bpm berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan janin perempuan memiliki detak jantung yang lebih cepat.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015, disebutkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara detak jantung janin laki-laki dan perempuan pada trimester pertama.

    Pun demikian dengan tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2023 melaporkan bahwa perbedaan detak jantung janin laki-laki dan perempuan selama trimester pertama sangat minimal.

    Lebih Mudah Lelah

    Sebagian orang percaya bahwa ibu hamil akan merasa lebih lelah selama kehamilan jika mengandung bayi laki-laki. Padahal, tidak ada penelitian yang mendukung anggapan ini.

    Rasa lelah merupakan hal yang umum terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester awal.

    Peningkatan Gas di Saluran Pencernaan

    Perempuan zaman dulu meyakini bahwa peningkatan gas di saluran pencernaan selama kehamilan menandakan sedang hamil bayi laki-laki.

    Faktanya, peningkatan gas merupakan gangguan pencernaan yang memang umum terjadi selama kehamilan. Ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan hormon dan posisi janin yang menekan lambung, bukan karena jenis kelamin bayi.

    Demikian informasi tentang tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • Praktik Kecurangan Perdagangan Beras oleh Pengusaha Rugikan Konsumen Rp 99,35 Triliun

    Praktik Kecurangan Perdagangan Beras oleh Pengusaha Rugikan Konsumen Rp 99,35 Triliun

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap adanya dugaan praktik kecurangan dalam perdagangan beras yang menyebabkan kerugian konsumen hingga Rp99,35 triliun akibat manipulasi kualitas dan harga di tingkat distribusi. Pemerintah memberi waktu 14 hari ke depan untuk para pengusaha agar berbenah dan tidak melakukan kecurangan serupa. 

     

    “Apabila hal itu masih ditemukan, maka segera tidak tegas secara hukum yang berlaku,” ungkap Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Minggu (29/6/2025).

     

    “Mulai hari ini kami minta berbenah, tidak lagi menjual harga beras di atas HET, periksa mereknya masing-masing bila tidak turun berhadapan dengan pemerintah. Dua minggu ke depan itu (harus) sudah sesuai standar,” katanya.

     

    Mentan mengatakan, pihaknya pada awalnya menemukan adanya anomali soal perberasan. Padahal produksi padi saat ini lagi tinggi secara nasional, bahkan tertin8ggi dalam 57 tahun terakhir dengan stok hingga saat ini mencapai 4,15 juta ton.

     

    “Ini ada anomali, kita cek bersama di pasar 10 provinsi, kota besar Indonesia. Kami cek, mulai mutu kualitas, timbangannya, beratnya dan seterusnya. Ternyata ada yang tidak pas, termasuk HET (harga eceran tertinggi),” kata Amran.

     

    Atas kondisi itu, Kementan bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan, Kejaksaan hingga Kepolisian turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan terkait hal tersebut.

    Hasilnya, pada beras premium dengan sampel 136 ditemukan 85,56 persen tidak sesuai dan 14,4 persen sesuai ketentuan; lalu 59,78 persen tidak sesuai HET dan 40,22 sesuai HET; serta 21,66 persen tidak seusai berat kemasan dan yang sesuai 78,14 persen.

     

    Pada beras medium dengan sampel 76 merek ditemukan 88,24 persen tidak sesuai mutu beras sedangkan sisanya sesuai; lalu 95,12 persen tidak sesuai HET dan 4,88 persen sesuai; serta 9,38 persen tidak seusai dan 90,63 persen di antaranya telah sesuai.

     

    Mentan menuturkan, untuk memastikan akurasi dalam pengecekan di lapangan, pihaknya menggunakan 13 laboratorium yang ada di 10 provinsi. “Kita gunakan lab karena kita tidak ingin salah, kita tidak ingin ceroboh sehingga kami menggunakan 13 lab di 10 provinsi. Kita tidak ingin salah dalam menyampaikan informasi, karena ini sangat sensitif. Jadi potensi kerugian kita Rp 99,35 triliun. Dan inilah hasil kita bersama, hasil tim turun ke lapangan,” ujarnya.

     

    Pengambilan sampel dilakukan sejak 6-23 Juni 2025 terkumpul 268 sampel beras dari berbagai titik di 10 provinsi, yakni Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), pasar dan tempat penjual beras di Jabodetabek; lalu pasar dan tempat penjual beras di Sulawesi Selatan. Pasar dan tempat penjual beras di Lampung, Aceh, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara; Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta; Jawa Barat.

     

    YLKI minta pemerintah tindak tegas

     

    Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Niti Emiliana meminta pemerintah menindak tegas praktik kecurangan penjualan beras yang tidak sesuai standar sehingga merugikan konsumen hingga Rp99,35 triliun per tahun. 

     

    Dikatakan, ancaman pidana menanti apabila beras yang diproduksi tidak sesuai dengan standar. Pelaku usaha terancam melanggar Pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana lima tahun dan denda Rp2 miliar.

     

    “Perbuatan oknum penjual beras yang tidak sesuai dengan standar akan menurunkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas beras di pasaran sehingga harus dapat dijelaskan pada konsumen terhadap kualitas dan kuantitas atas komoditi beras yang dijual di pasaran,” kata Niti.

     

    Atas temuan itu, dia mendorong Kementerian Perdagangan melakukan revisi UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 atau melengkapinya aturan hukum dengan sanksi yang ketat terhadap komoditi esensial atau komoditi penting bagi kehidupan bangsa. Ini termasuk di antaranya bahan pangan.

     

    Diungkapkan, konsumen berhak memperoleh komoditas esensial dengan harga wajar, kualitas terjamin, dan distribusi lancar, sehingga kebutuhan pokok tetap tersedia dan tidak menimbulkan keresahan akibat kelangkaan atau harga tinggi.

     

    Pengawasan ketat terhadap peredaran beras di pasaran sangat penting untuk memastikan kesesuaian kualitas dan kuantitas, serta penegakan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar standar mutu yang berlaku.

     

    YLKI juga mendorong adanya posko pengaduan konsumen terkait produk beras yang tidak sesuai dengan standar, selain itu YLKI juga membuka ruang pengaduan bagi konsumen mengenai permasalahan beras di pasaran. “Hal ini akan menjadi bahan evaluasi yang akan diserahkan kepada pemangku kepentingan,” kata Niti. ***

  • Jawa Tengah Bakal Alami Angin Kencang

    Jawa Tengah Bakal Alami Angin Kencang

    PIKIRAN RAKYAT – Di kondisi cuaca yang kerap berubah, tentunya diharapkan agar setiap masyarakat dapat lebih waspada dengan kemungkinan kondisi yang bakal terjadi, seperti hujan hingga angin kencang.

    Pada Senin, 30 Juni 2025 kali ini pihak BMKG telah merilis prediksi cuaca terkait beberapa wilayah yang kemungkinan bakal alami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta angin kencang.

    Dikutip dari unggahan di akun Instagram resminya, ada 17 wilayah yang masuk dalam zona kuning atau terdampak hujan, dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Di antara beberapa wilayah yang bakal alami hujan sedang hingga lebat pada Senin, 30 Juni 2025 adalah sebagai berikut:

    1. Sumatera Utara

    2. Sumatera Selatan

    3. Bengkulu

    4. Lampung

    5. Banten

    6. DKI Jakarta

    7. Jawa Barat

    8. Kalimantan Utara

    9. Sulawesi Utara, Tengah, dan Selatan

    10. Maluku Utara

    11. Papua

    12. Papua Barat, Tengah, Pegunungan, dan Selatan

    Itulah beberapa wilayah yang disebut bakal alami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Sedangkan untuk Sulawesi Tenggara dan Maluku, diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat.

    Sehingga dengan hal ini, diharapkan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut, dapat berhati-hati dengan risiko bencana yang bisa saja terjadi.

    Longsor hingga banjir memang menjadi salah satu bencana yang rawan terjadi, terutama jika hujan berada dalam intensitas yang tinggi.

    Menjaga kebersihan selokan adalah salah tindakan yang tepat, untuk antisipasi terjadinya banjir terutama di pemukiman yang padat penduduk.

    Sedangkan tidak melakukan penebangan liar, juga menjadi salah satu taktik yang tepat, agar tidak terjadinya bencana.

    Di sisi lain, BMKG juga merilis beberapa wilayah yang kemungkinan akan mengalami angin kencang.

    Wilayah tersebut adalah Aceh, Bali, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan juga Sulawesi Utara.

    Angin kencang ini tentunya akan sangat berbahaya, terutama jika terjadi dalam intensitas yang kuat dan lama.

    Sehingga pastikan agar tidak berada di bawah pepohonan, terutama yang tua serta bangunan yang sudah tidak kokoh.***

  • Menteri Komdigi Ajak Sekolah Muhammadiyah Perkuat Literasi Digital

    Menteri Komdigi Ajak Sekolah Muhammadiyah Perkuat Literasi Digital

    Menteri Komdigi Ajak Sekolah Muhammadiyah Perkuat Literasi Digital
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital (
    Menkomdigi
    )
    Meutya Hafid
    mengajak
    Muhammadiyah
    untuk terlibat aktif dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan
    literasi digital
    masyarakat, khususnya melalui jaringan pendidikan Muhammadiyah yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
    “Banyak tugas Kementerian Komunikasi dan Digital yang membutuhkan keterlibatan banyak pihak, terutama PP Muhammadiyah,” ujar Meutya saat audiensi dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haeda Nashir di Kantor PP Muhammadiyah, Sabtu malam (28/6/2025).
    “Mereka memiliki lebih dari 5.000 sekolah dan kader lebih dari 40 juta. Ini potensi besar dalam memperkuat literasi digital di tengah masyarakat,” lanjutnya.
    Menkomdigi juga menyampaikan harapan agar Muhammadiyah turut membantu menyosialisasikan dan mengedukasi anak-anak, mulai dari PAUD hingga sekolah menengah, mengenai pentingnya kesadaran dalam menggunakan teknologi digital dan media sosial.
    “Muhammadiyah dikenal memiliki lembaga pendidikan usia dini yang luar biasa banyak. Sosialisasi dan edukasi harus dimulai dari sana, untuk melindungi anak-anak kita di ranah digital,” tambah Meutya.
    Ketua Umum PP Muhammadiyah
    Haedar Nashir
    menyambut baik ajakan tersebut dan menegaskan bahwa penguatan literasi digital merupakan kebutuhan mendesak di era digital yang begitu cepat dan massif.
    “Dunia digital saat ini menembus batas negara. Penggunanya di Indonesia sangat tinggi, tapi sayangnya, tingkat literasi digital kita masih rendah. Ini adalah kesadaran baru yang harus ditumbuhkan, bukan hanya dari sisi teknologi, tapi juga nilai, etika, dan budaya bangsa,” kata Haedar.
    Haedar menekankan bahwa regulasi digital yang dibuat pemerintah bukan untuk mengekang kebebasan, melainkan agar masyarakat tidak “kebablasan” dalam menggunakan ruang digital.
    Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat bisa menjadi “obyek penderita” jika tidak punya kesadaran dan kendali dalam penggunaan teknologi digital.
    “Kami menargetkan ada minimal 9 juta digital talent pada 2030. Muhammadiyah sudah punya program seperti Digital Leadership Academy (DLI), tapi kami ingin itu diperluas,” katanya.
    “Kami harap bisa ditambah dengan jurusan-jurusan baru dan penguatan pelatihan digital di sekolah hingga universitas,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemenkomdigi Minta Orang Tua Dukung Penuh Anak Belajar di Sekolah Rakyat
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Juni 2025

    Kemenkomdigi Minta Orang Tua Dukung Penuh Anak Belajar di Sekolah Rakyat Nasional 29 Juni 2025

    Kemenkomdigi Minta Orang Tua Dukung Penuh Anak Belajar di Sekolah Rakyat
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Kementerian Komunikasi dan Digital (
    Kemenkomdigi
    ) mengajak para orangtua untuk memberikan dukungan penuh kepada anak-anak mereka yang akan menempuh pendidikan di
    Sekolah Rakyat
    , program prioritas nasional yang ditujukan untuk masyarakat kurang mampu.
    Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal
    Infrastruktur Digital
    Kemenkomdigi,
    Wayan Toni Suprianto
    , saat meninjau Sekolah Rakyat 19 dan 20 Sonosewu, di Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (28/6/2025).
    “Saya dulu sekolah nyeker, alhamdulillah sekarang bisa seperti ini. Maka ikhlaskanlah negara yang mengelola, insyaallah anak-anak kita bisa sukses,” ujar Wayan dengan penuh haru.
    Wayan menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan orang tua, terutama dalam mendukung pemanfaatan teknologi digital yang kini menjadi bagian integral dari proses belajar-mengajar di Sekolah Rakyat.

    Infrastruktur digital
    dan fasilitas sekolah yang disiapkan negara ini luar biasa. Kita dari Komdigi sudah siapkan internet cepat dan sistem digitalnya. Maka orang tua juga harus mendukung anaknya semaksimal mungkin,” lanjutnya.
    Wayan menegaskan bahwa peran Kemenkomdigi sesuai dengan peraturan perundang-undangan adalah untuk menyediakan
    infrastruktur digital
    serta melakukan komunikasi publik terkait program Sekolah Rakyat agar masyarakat bisa memahaminya dengan baik.
    “Kami bersama Ibu Menteri Komdigi hadir langsung di Sekolah Rakyat. Kami pastikan akses internet cepat tersedia dan siap digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar,” kata Wayan.
    Ia juga memastikan dua Sekolah Rakyat yang ditinjau tersebut siap diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, dan telah dilengkapi dengan jaringan internet fiber optic untuk mendukung sistem pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS).
    Rencananya, Sekolah Rakyat akan dimulai pada tahun ajaran baru 2025 dan tersebar di segala penjuru negeri.
    Pemerintah telah menyiapkan 100 Sekolah Rakyat termasuk kurikulum, perlengkapan, renovasi bangunan, siswa, murid, guru, dan kepala sekolahnya.
    Di sisi lain, pemerintah juga mengejar persiapan 100 Sekolah Rakyat tahap dua, yang akan diluncurkan bersamaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.