provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Sri Mulyani pamer strategi pembiayaan perumahan ke Menkeu Australia

    Sri Mulyani pamer strategi pembiayaan perumahan ke Menkeu Australia

    Saya juga berbagi pengalaman dengan Jim mengenai pembiayaan perumahan. Sektor properti yang kuat sangat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan,

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memamerkan strategi Indonesia terkait pembiayaan perumahan ke Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers di sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Afrika Selatan.

    “Saya juga berbagi pengalaman dengan Jim mengenai pembiayaan perumahan. Sektor properti yang kuat sangat penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati dikutip di Jakarta, Jumat.

    Menurut Sri Mulyani, keduanya juga membahas dinamika perekonomian global terkini, termasuk mengenai langkah kebijakan kedua negara dalam memitigasi dampak tarif perdagangan terhadap stabilitas ekonomi domestik.

    Selain itu, Sri Mulyani dan Jim juga mendiskusikan peluang penguatan kemitraan strategis, terutama di bidang pangan dan energi yang merupakan prioritas Presiden Prabowo Subianto.

    “Di akhir pertemuan, kami saling bertukar cinderamata. Saya memberikan sebuah produk kerajinan perak dari UMKM di Kota Yogyakarta. Jim terlihat kagum dengan keindahannya,” tutur Sri Mulyani.

    Salah satu strategi pemerintah dalam mendukung pembiayaan perumahan adalah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan. Skema ini ditujukan untuk mendorong tercapainya target program tiga juta rumah.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan bahwa plafon KUR perumahan dinaikkan sampai dengan Rp5 miliar untuk kontraktor UMKM.

    Plafon itu diperkirakan dapat membantu pengembang untuk bisa membangun 38 hingga 40 unit rumah dengan tipe 36 selama empat sampai dengan lima tahun.

    Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menargetkan, Peraturan Menteri atau Permen PKP terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sektor Perumahan selesai pada Juli tahun ini.

    Dia juga berharap penyelesaian permen ini dapat dilakukan bersamaan dengan Permenko Perekonomian dan Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

    Sementara itu, Sri Mulyani memastikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) siap diandalkan untuk pelaksanaan program KUR, termasuk KUR untuk perumahan dalam rangka mendukung program tiga juta rumah.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Peserta antusias ikuti ajang Pertamax Turbo Drag Fest 2025

    Peserta antusias ikuti ajang Pertamax Turbo Drag Fest 2025

    Hingga hari ini, lebih dari 300 starter terdaftar di berbagai kelas balapan…,

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga menyebutkan, peserta antusias mengikuti ajang Pertamax Turbo Drag Fest 2025, yang akan digelar di Lapangan Udara Gading, Wonosari, Yogyakarta, pada 19-20 Juli 2025.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan, antusiasme peserta menjadi bukti bahwa Pertamax Turbo Drag Fest telah menjadi salah satu ajang yang ditunggu pecinta otomotif.

    “Hingga hari ini, lebih dari 300 starter terdaftar di berbagai kelas balapan. Ini menunjukkan bahwa Pertamax Turbo Drag Fest bukan hanya ajang balap, tapi juga ruang positif bagi komunitas motorsport tanah air,” ujarnya.

    Ajang balap tingkat nasional ini menghadirkan pembalap dari berbagai daerah yang siap berkompetisi memperebutkan gelar juara dengan total hadiah puluhan juta rupiah.

    Menurut Heppy, cukup dengan menunjukkan akun MyPertamina, penonton bisa masuk secara gratis dan menikmati berbagai hiburan lainnya, seperti Turbo Ultimate Experience Simulator, area MotoGP Virtual, hingga bazar kuliner dan UMKM binaan Pertamina.

    Kompetisi ini melombakan berbagai kategori balap roda dua dan roda empat bagi pembalap profesional maupun komunitas otomotif.

    Heppy menambahkan ajang ini diharapkan membawa manfaat lebih luas bagi masyarakat sekitar.

    “Kami ingin kehadiran Pertamax Turbo Drag Fest menjadi momen kolaborasi, tidak hanya menggerakkan dunia otomotif, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi lokal melalui pelibatan UMKM dan komunitas,” katanya.

    Lebih lanjut, Heppy menyampaikan seluruh pembalap akan menggunakan bahan bakar Pertamax Turbo.

    “Ini membuktikan kualitas Pertamax Turbo yang merupakan produk BBM unggulan Pertamina yang cocok untuk motorsport ataupun untuk kendaraan yang membutuhkan BBM berkualitas tinggi, yang tetap ramah lingkungan,” terangnya.

    Bagi para drag lovers yang ingin mengetahui informasi seputar Pertamax Turbo Drag Fest 2025 dapat mengecek aplikasi MyPertamina, media sosial @mypertamina, @pertamaxseries.id atau menghubungi Pertamina Call Center 135.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Paradoks pajak hiburan atas olahraga

    Paradoks pajak hiburan atas olahraga

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kebijakan yang kontroversial: pengenaan pajak hiburan sebesar 10 persen atas berbagai aktivitas olahraga komersial.

    Kebijakan ini dirinci secara eksplisit dalam Keputusan Kepala Bapenda DKI Jakarta Nomor 257 Tahun 2025, yang mencantumkan 21 jenis olahraga, termasuk padel, yoga, hingga sewa lapangan futsal, sebagai objek pajak hiburan.

    Di tengah semangat warga kota dalam mengadopsi gaya hidup sehat, langkah ini justru menimbulkan paradoks kebijakan: olahraga, yang sejatinya vital bagi kesehatan masyarakat, diposisikan sejajar dengan aktivitas hiburan seperti tontonan bioskop dan pergelaran musik.

    Aktivitas fisik teratur terbukti menjadi salah satu elemen paling efektif dalam mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes dan obesitas. Namun, mendorong aktivitas fisik bukan sekadar soal imbauan atau kampanye.

    Riset Nola M. Ries (2012) berjudul Legal and Policy Measures to Promote Healthy Behaviour: Using Incentives and Disincentives to Control Obesity menunjukkan bahwa ruang fisik yang memadai dan lingkungan yang mendukung berperan penting dalam meningkatkan partisipasi warga dalam kegiatan fisik. Keberadaan taman kota, jalur pejalan kaki, serta fasilitas olahraga merupakan penunjang utama gaya hidup sehat.

    Di kota-kota besar seperti Jakarta, di mana keterbatasan ruang terbuka masih cukup menantang, fasilitas olahraga komersial sering kali menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat untuk tetap aktif. Namun kini, dengan adanya pajak hiburan atas fasilitas olahraga tersebut, biaya akses meningkat.

    Seseorang yang hendak mengikuti kelas yoga atau menyewa lapangan bulu tangkis harus membayar lebih mahal karena beban pajak tersebut. Dalam jangka panjang, kebijakan semacam ini berpotensi menghambat akses untuk mempertahankan gaya hidup sehat terutama bagi kelompok menengah ke bawah.

    Disinsentif bagi gaya hidup sehat

    Pajak memiliki daya pengaruh yang luar biasa terhadap perilaku. Ketika pemerintah mengenakan pajak atas konsumsi, secara tidak langsung itu menjadi sinyal terkait preferensi kebijakan pemerintah, yakni apa yang hendak dibatasi, dan apa yang ingin didorong.

    Combs dan Elledge (1979) ketika membahas pajak akomodasi (yang bahkan bukan hiburan) mengingatkan pentingnya prinsip ability-to-pay dalam kebijakan pajak konsumsi. Dalam hal ini, pajak semestinya tidak membebani secara tidak proporsional kelompok berpenghasilan rendah.

    Pajak atas olahraga justru bisa menjadi regresif, yakni mereka yang paling membutuhkan fasilitas olahraga akan paling terdampak oleh kenaikan biaya. Padahal, boleh jadi mereka adalah kelompok berpenghasilan rendah.

    Karenanya, 21 jenis olahraga yang dikenai pajak hiburan oleh Pemprov DKI layak untuk dievaluasi. Tidak semua jenis aktivitas tersebut bersifat hiburan murni atau mewah.

    Kegiatan seperti yoga, bulu tangkis, futsal, atau atletik jelas merupakan aktivitas partisipatif yang mendukung kebugaran dan sering kali dijalankan secara rutin oleh masyarakat sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

    Sebaliknya, beberapa aktivitas memang layak masuk kategori hiburan atau eksklusif. Misalnya, jetski, bowling, biliar, ice skating, serta tenis atau lapangan tembak yang umumnya hanya diakses kelompok tertentu dengan daya beli lebih tinggi.

    Peninjauan selektif ini penting. Bukan berarti olahraga tidak mengandung aspek hiburan, tetapi ketika aspek partisipatif dan fungsi kesehatannya lebih dominan, perlakuan fiskalnya seharusnya berbeda.

    Lagipula, jika pemerintah sungguh ingin mengoptimalkan penerimaan daerah dari sektor ini, ada ruang untuk mendesain kebijakan yang lebih progresif, misalnya dengan mengenakan tarif lebih tinggi pada olahraga eksklusif dan membebaskan atau menurunkan tarif untuk olahraga publik atau komunitas.

    Gubernur Jakarta Pramono Anung pada Jumat (4/7), ketika menanggapi ramainya pemberitaan terkait pajak atas 21 objek olahraga menyebut bahwa daerah lain juga mengenakan pajak atas aktivitas olahraga. Pernyataan ini memang tidak sepenuhnya keliru, namun perlu dicermati konteks dan skalanya.

    Kota Yogyakarta, misalnya, hanya menetapkan delapan jenis aktivitas dalam Perda Nomor 10 Tahun 2023 dan Peraturan Wali Kota Nomor 54 Tahun 2023, termasuk biliar, bowling, dan pusat kebugaran, tanpa merinci secara agresif seperti DKI Jakarta.

    Target penerimaan dari pajak hiburan olahraga di Yogyakarta pada APBD 2023 pun tergolong sangat kecil dibanding jenis pajak lain, yakni hanya sebesar Rp10.000.000 untuk Pajak Pertandingan Olahraga dan Rp34.000.000 untuk Pajak Biliar dan Bowling.

    Pendekatan serupa juga dilakukan oleh Kota Bandung melalui Perda Nomor 1 Tahun 2024, yang tidak merinci objek olahraga secara terperinci seperti Jakarta. Dengan demikian, tidak fair jika kebijakan DKI yang sangat rinci dan luas pembebanannya disamakan begitu saja dengan daerah lain.

    Keseimbangan fiskal dan kesehatan

    Bila kita terjebak pada logika bahwa setiap layanan komersial layak dikenai pajak tanpa melihat fungsi sosialnya, maka akan ada banyak kebijakan yang secara tidak langsung justru merusak tujuan pembangunan itu sendiri. Seharusnya, untuk jenis olahraga yang fungsinya jelas dalam menjaga kesehatan dan bisa diakses masyarakat luas, pemerintah bisa menerapkan pendekatan insentif fiskal.

    Dalam risetnya, Ries (2012) bahkan menyebutkan bahwa beberapa yurisdiksi di Kanada dan AS telah mencoba skema kredit pajak atau subsidi bagi aktivitas fisik, dengan tujuan mendorong partisipasi lebih luas.

    Memang, skema semacam itu memiliki tantangan tersendiri, seperti efektivitas dan kompleksitas administratif. Namun, semangatnya penting untuk dipahami, bahwa negara hadir bukan hanya untuk menarik pajak, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem yang sehat bagi warganya.

    Salah satu opsi yang bisa dikembangkan adalah penyediaan fasilitas olahraga publik dengan skema retribusi yang akses atau tiketnya akan cukup terjangkau. Bahkan, pendapatan dari retribusi ini bisa menjadi alternatif sumber penerimaan daerah, yang mana itu lebih berkeadilan dan tetap mendukung tujuan kesehatan publik.

    Di sisi lain, kebijakan fiskal daerah juga tidak sepenuhnya dapat dilepaskan dari ketentuan pusat. Pasal 55 UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (UU HKPD) memang mencantumkan secara eksplisit bahwa jasa olahraga permainan adalah objek PBJT hiburan.

    Namun, semestinya kebijakan pelaksanaan di daerah tidak dilakukan secara over-generalisasi. Pemerintah daerah tetap memiliki ruang diskresi dalam merumuskan peraturan turunannya agar tidak kontraproduktif terhadap agenda kesehatan.

    Pajak pada akhirnya bukan sekadar instrumen penerimaan, melainkan juga signalling terkait nilai. Di tengah krisis kesehatan masyarakat akibat rendahnya tingkat aktivitas fisik penduduk kota, kebijakan fiskal harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru sumber masalah. Jika pemerintah ingin menggenjot penerimaan, masih banyak sektor hiburan murni yang lebih layak untuk digarap.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun daerah lainnya perlu meninjau ulang kebijakan terkait pajak olahraga secara proporsional, dengan memetakan secara cermat mana saja jenis olahraga yang benar-benar layak dikenai pajak hiburan. Tanpa itu, semangat hidup sehat akan kandas di hadapan beban fiskal yang tidak proporsional. Pajak boleh bersandar pada asas konsumsi, tapi ia juga harus tunduk pada logika keadilan sosial.

    *) Ismail Khozen adalah Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia dan Manajer Riset Pratama Institute

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Peringatan Satu Tahun Gathering Warga Kampung UFO dalam Indonesia UFO Festival 2025

    Peringatan Satu Tahun Gathering Warga Kampung UFO dalam Indonesia UFO Festival 2025

    Liputan6.com, Yogyakarta – Tahun lalu pada tahun 2024, telah diresmikan sebuah Kampung UFO yang pertama di Indonesia, yakni sebuah tempat atau area untuk menandai banyaknya penampakan UFO atau benda terbang aneh di langit Yogyakarta yang sangat sering terjadi di berbagai area Kota Yogyakarta. Kegiatan ini direalisasikan oleh warga Gedong Kiwo berupa aktifitas bersih lingkungan dengan tema “Mari Menjaga Planet Bumi” dengan kegiatan gotong royong warga dan mural oleh beragam seniman street art di Yogyakarta.

    Tahun ini dalam Indonesia UFO Festival 2025 yang berlangsung selama sebulan penuh di Yogyakarta, warga RT 46 RW 10 Gedong Kiwo bertekad untuk tetap menjaga kegiatan menjaga lingkungan dengan baik, bersih, dan bebas sampah. Warga berharap dengan diadakannya kegiatan bersih lingkungan bisa menjadi titik temu dan mampu untuk menginspirasi area lainnya untuk menjadikan kegiatan bersih lingkungan sebagai peran aktif manusia menjaga planet Bumi. 

    Saat ini Indonesia UFO Festival 2025, sedang berlangsung dan diselenggarakan sebulan penuh mulai tanggal 2 sampai 30 Juli 2025 mendatang dengan tema VORTEX LINE. Festival kali ini diadakan di 7 tempat berbeda, diikuti oleh lebih dari 100 partisipan, dan dikemas dalam 12 acara yang beragam. Festival ini meliputi ranah Astronomi, Sains Antariksa, SETI, UAP, ET, dan Space Art.

    Di ranah seni media, ada “The Cosmos Project” yaitu sebuah Cosmos Exhibition yang akan dilaksanakan di galeri IFI Yogyakarta dari tanggal 21 sampai 30 Juli 2025 mendatang, diikuti oleh seniman dan komunitas yang datang dari berbagai daerah.

    Kampung UFO sebagai salah satu titik VORTEX LINE juga akan menjadi bagian dari The Cosmos Project ini. Seperti kita ketahui bahwa tiga titik VORTEX LINE yang membentang dari timur dan barat Yogyakarta, adalah terdiri dari Crop Circle / UFO Monument – Berbah, Kampung Alien – Nanggulan, dan Kampung UFO – Gedongkiwo. 

    Pameran bertajuk The Cosmos Project ini akan menghadirkan lebih dari 40 seniman yang datang dari berbagai latar belakang keilmuan dan medium, baik dengan jalur undangan maupun dari proses Open Call yang diadakan oleh team dari Indonesia UFO Festival 2025.

    Peserta terbanyak untuk festival kali ini berasal dari ranah pendidikan, praktisi, dan akademisi yang tergabung dalam berbagai komunitas independen dari seluruh Indonesia. Tema VORTEX LINE ini melibatkan berbagai komunitas dan institusi non profit juga turut terlibat dalam penyelenggaraan festival kali ini, seperti komunitas street art, seniman independen, komunitas UFO/UAP, seniman Space Art, komunitas astronomi amatir, dan juga para periset yang akan mempresentasikan karya-karya inovasinya di ajang Indonesia UFO Festival 2025 ini.

    Venzha Christ mengatakan, ada juga kegiatan riset dan workshop tentang Space Suit (pakaian ruang angkasa) ini adalah merupakan turunan dari Proyek VMARS (v.u.f.o.c Mars Analogue Research Station). Kegiatan ini akan mempresentasikan keberlanjutan dari penelitian dan pengembangan Space Food (makanan ruang angkasa) yang sudah dimulai dari tahun 2023 lalu dan berkerja sama dengan beberapa Universitas dan Perguruan Tinggi di Indonesia dan ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.  

    VMARS merupakan sebuah master plan dan blueprint untuk membangun Analog Mars yang pertama di Asia Tenggara. 

    Dalam penyelenggaraan Indonesia UFO Festival 2025 kali ini, pelaksanaan pameran Space Art tahun ini dilakukan secara Open Call supaya menjaring lebih luas lagi potensi dari banyak seniman dan periset dari berbagai latar belakang keilmuan. Pameran ini akan dibuka pada tanggal 21 Juli 2025 di Galeri IFI Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan “Indonesia UFO Day” (Hari UFO Nasional) yang diperingati setiap tanggal 21 Juli. Venzha Christ selaku curator dari pameran Space Art ini mengatakan bahwa ini akan membuka peluang lebih lebar lagi untuk berbagai kegiatan kolaboratif antara seni, teknologi, dan bidang Space Science (Sains Antariksa)

    Indonesia UFO Festival ini merupakan proyek kolaborasi antara tiga lembaga non profit, yakni Indonesia Space Science Society (ISSS), Indonesia UFO Network (IUN), dan HONF Foundation.

    Venzha Christ yang juga Direktur dari ISSS (Indonesia Space Science Society) juga menambahkan, ada 12 ragam acara yang akan digelar sepanjang bulan Juli, antara lain adalah Presentasi inovasi teknologi dalam ranah Sains Antariksa, Workshop Gegana Agung, Workshop Space Suit, Pameran Space Art, kegiatan UFO Camp di Kampung Alien, Space Sound, Indonesia UFO Day, Street Art di Kampung UFO, Pengembangan Bio-material alternatif untuk eksplorasi ruang angkasa di Indonesia, sampai kepada penyelenggaraan International SETI Conference #07 2025. SETI adalah kependekan dari Search for Extra-Terrestrial Intelligence.

    Untuk penyelenggaraan SETI Conference, yang merupakan kerja kolaborasi antara ISSS, IFI-LIP, v.u.f.o.c Lab, dan Universitas Sanata Dharma ini akan menampilkan pembicara dari berbagai Universitas di Indonesia dan luar Indonesia, serta periset yang bekerja dalam ranah space science dan space exploration. Kegiatan ini akan diselenggarakan di IFI-LIP, (Lembaga Indonesia Prancis), Jalan Sagan No. 3 Yogyakarta.

  • Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Tak Sadar Ucapannya soal Ijazah Jokowi Diunggah: Ini Tidak Pantas

    Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Tak Sadar Ucapannya soal Ijazah Jokowi Diunggah: Ini Tidak Pantas

    GELORA.CO – Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sofian Effendi, mengaku tidak sadar jika pernyataannya terkait dengan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) diunggah kanal YouTube milik Rismon Sianipar, yakni Balige Academy.

    Siapa Sofian Effendi? Ia adalah rektor UGM pada periode tahun 2002 hingga 2007. Selama kurang lebih 5 tahun Sofian Effendi menakhodai UGM sebagai pimpinan tertinggi alias rektor di kampus terbaik di Yogyakarta itu.

    Statement Sofian Effendi terkait dengan Jokowi tidak menyelesaikan pendidikan sarjana karena nilai yang buruk menimbulkan kegaduhan yang besar di masyarakat.

    Pria berusia 80 tahun tersebut kini memilih untuk menarik semua pernyataannya mengenai sosok Jokowi hanya dalam selang satu hari.

    Sofian ternyata tidak sadar jika obroloannya dengan ahli digital forensik Rismon Sianipar diunggah di YouTube.

    Ia membenarkan bahwa Rismon Sianipar dan alumni UGM berkunjung ke rumahnya.

    Sofian hanya mengira bahwa percakapannya dengan Rismon Sianipar itu diperuntukkan bagi internal, bukan publik.

    Menurutnya, ucapannya kala itu tidak pantas diunggah ke publik.

    Sofian mengaku keberatan terkait dengan peredaran video itu. 

    Ia berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon Sianipar dan kawan-kawan.

    Sofian meminta, video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran. 

    Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional.

    “Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik),” kata Sofian Effendi, Kamis (17/7/2025), dikutip dari Tribun Jogja.

    Setelah videonya viral, Sofian mengaku menerima ancaman dari pendukung Jokowi yang hendak melaporkannya kepada Bareskrim Polri.

    Mengingat usianya yang sudah 80 tahun, Sofian akhirnya meminta maaf karena ia tidak ingin berurusan dengan polisi.

    “Para pendukung mantan presiden itu, mereka gerah sepertinya karena soal ijazah disebut. Mereka menyebut akan mengadukan saya pada Bareskrim,” tutur Sofian Efendi.

    “Maka, saya meminta maaf atas pernyataan saya. Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini, apalagi saya sudah berusia 80 tahun dan keluarga saya juga terganggu,” ujarnya.

    Sofian Effendi juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang ia sebutkan di dalam video yang diunggah Rismon Sianipar di YouTube.

    Ia juga meminta maaf kepada rektor UGM saat ini, yakni Prof Ova Emilia.

    Sofian menegaskan bahwa dirinya saat ini masih aktif sebagai anggota organisasi UGM.

    “Saya tidak ingin diadu dengan Prof Ova. Itu tidak baik. Bagaimana pun, saya adalah anggota organisasi UGM.”

    Profil Sofian Effendi

    Prof Sofian Effendi lahir pada tanggal 28 Februari 1945.

    Ia menduduki posisi jabatan sebagai rektor UGM sejak tahun 2002 hingga 2007.

    Sofian Effendi juga dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM.

    Dalam kariernya, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000.

    Berikut jejak karier Sofian Effendi, dikutip dari Wikipedia.

    – Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada (1969−1998)

    – Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1978−1983)

    – Direktur Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (1981−1986)

    – Direktur Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1983−1994)

    – Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Gadjah Mada (1991−1994)

    – Pendiri dan Direktur Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi, Universitas Gadjah Mada (1992−2002)

    – Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (1994−1995)

    – Asisten Menteri Negara Riset dan Teknologi (1995−1998)

    – Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional (1995−1998)

    – Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia (1998)

    – Asisten Sekretaris Negara bidang Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan (1998−1999)

    – Kepala Badan Kepegawaian Negara (1999−2000)

    – Profesor Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (1998)

    – Rektor Universitas Gadjah Mada (2002−2007) 

    – Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (2012−2014)

    – Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (2014−2019)

    – Dewan Pembina The Habibie Center (2019−sekarang)

  • 12 Tanda Penurunan Fungsi Kognitif Otak yang Sebaiknya Tidak Diabaikan

    12 Tanda Penurunan Fungsi Kognitif Otak yang Sebaiknya Tidak Diabaikan

    YOGYAKARTA – Kesehatan otak adalah fondasi bagi kualitas hidup. Ketika otak bekerja dengan baik, aktivitas sehari-hari terasa lebih lancar. Misalnya dalam membuat keputusan, mengingat nama orang, hingga menyelesaikan pekerjaan dengan fokus. Namun, seiring bertambahnya usia, wajar bila kemampuan otak mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi salah satunya karena penurunan kognitif yang bisa terjadi secara bertahap. Jika tidak ditangani, berisiko berkembang menjadi kondisi serius. Berikut tanda penurunan kognitif yang sebaiknya tidak Anda abaikan.

    1. Lupa informasi baru

    Sering lupa apa yang baru saja dibaca atau didengar bisa menjadi tanda awal. Bila Anda sulit menyimpan informasi baru, otak mungkin sedang mengalami gangguan dalam fungsi memorinya.

    2. Sulit fokus

    Kesulitan mempertahankan perhatian dalam waktu lama, merupakan salah satu tanda penurunan daya kognitif. Bahkan saat melakukan hal yang biasa, fokus tiba-tiba hilang hingga mengalami penurunan fungsi eksekutif otak.

    Ilustrasi tanda penurunan fungsi kognitif otak yang sebaiknya tidak diabaikan (Freepik/Azerbaijan_stockers)

    3. Kehilangan kata saat berbicara

    Jika Anda sering merasa tahu apa yang ingin dikatakan tapi tidak bisa menemukan kata yang tepat, ini bisa menjadi tanda gangguan kognitif ringan.

    4. Mengulang cerita atau pertanyaan

    Tanpa sadar mengulang hal yang sama berkali-kali dalam waktu singkat merupakan sinyal bahwa memori jangka pendek tidak berfungsi optimal. Misalnya ketika bertemu dengan orang berusia tua. Ia mengulang cerita yang sama berkali-kali. Ini karena memori jangka pendeknya tidak berfungsi optimal. Melansir Mind Body Green, Kamis, 17 Juli, pengalaman yang diingat, adalah memori jangka panjang yang sudah dialami bertahun-tahun yang lalu, atau ketika mereka masih muda.

    5. Kesulitan menyusun rencana

    Kesulitan dalam membuat perencanaan atau mengikuti instruksi berurutan, seperti resep atau jadwal kerja, bisa mengindikasikan adanya gangguan dalam pemrosesan otak. Ini juga disebabkan penurunan fungsi kognitif otak.

    Ilustrasi tanda penurunan fungsi kognitif otak yang sebaiknya tidak Anda abaikan (Freepik/katemangostar)

    6. Lambat dalam mengambil keputusan

    Bila mengambil keputusan sederhana membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya, bisa jadi itu pertanda otak bekerja lebih lambat.

    7. Tersesat di tempat yang dikenal

    Lupa arah atau tersesat saat berada di lingkungan yang seharusnya familiar patut diwaspadai sebagai gejala awal disorientasi ruang.

    8. Perubahan suasana hati mendadak

    Penurunan fungsi otak bisa memengaruhi regulasi emosi. Seseorang mungkin menjadi lebih mudah marah, murung, atau bingung tanpa sebab jelas.

    9. Menarik diri dari lingkungan sosial

    Menghindari aktivitas sosial atau menjadi kurang tertarik berinteraksi bisa menunjukkan bahwa otak sedang kesulitan memproses banyak rangsangan sekaligus.

    10. Kesulitan menilai situasi

    Pengambilan keputusan yang kurang logis atau bertindak tidak sesuai konteks bisa menjadi tanda bahwa area otak yang mengatur penilaian terganggu.

    11. Kehilangan minat pada hal yang disukai

    Jika hal-hal yang dulu membuat Anda bersemangat kini terasa hambar, itu bisa jadi gejala awal perubahan pada otak, terutama yang terkait dengan motivasi dan kebahagiaan.

    12. Mengalami kebingungan waktu

    Lupa hari, tanggal, atau bahkan tahun bukan hanya sekadar lupa biasa, tetapi bisa mengindikasikan disfungsi dalam orientasi waktu.

    Bila Anda atau orang terdekat mengalami beberapa tanda di atas secara konsisten, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis. Penanganan sejak dini dapat memperlambat atau bahkan mencegah penurunan kognitif yang lebih serius. Ingat, menjaga kesehatan otak sama pentingnya dengan menjaga tubuh. Nutrisi, tidur cukup, olahraga, dan stimulasi mental adalah investasi jangka panjang untuk menjaga otak tetap tajam sepanjang usia.

  • Biografi Jenderal Soedirman: Panglima Besar, Ahli Gerilya, Kalahkan Inggris di Ambarawa

    Biografi Jenderal Soedirman: Panglima Besar, Ahli Gerilya, Kalahkan Inggris di Ambarawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia yang dikenal karena memimpin perang gerilya saat masa revolusi kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

    Ia lahir pada 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tengah, dan sejak muda dikenal sebagai sosok religius, disiplin, dan berjiwa pemimpin.

    Soedirman memainkan peran penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui strategi gerilya yang cukup merepotkan penjajah mulai dari Palagan Ambarawa hingga Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta.

    Melalui artikel ini, anda akan memahami perjalanan hidup Soedirman, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

    Biografi Jenderal Soedirman

    Jenderal Soedirman adalah tokoh militer dan pahlawan nasional Indonesia yang sangat dihormati karena pengabdian dan kepemimpinannya dalam masa-masa sulit pasca kemerdekaan.

    Dia lahir dengan nama Soedirman pada tanggal 24 Januari 1916 di desa Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak muda, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin, religius, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

    Kepemimpinannya dalam berbagai pertempuran, terutama saat memimpin perang gerilya, menunjukkan dedikasi luar biasa bahkan ketika menghadapi kondisi kesehatan yang sangat buruk.

    Gelar “Panglima Besar” yang disematkan kepadanya bukan hanya simbol kehormatan militer, tetapi juga pengakuan atas perjuangan luar biasa yang menginspirasi banyak generasi.

    Jenderal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 dalam usia yang relatif muda, yaitu 34 tahun. Namun warisannya sangat besar bagi bangsa ini. Ia menjadi salah satu ikon nasional yang namanya diabadikan di berbagai tempat seperti jalan, sekolah, universitas, dan rumah sakit.

    Profil Singkat Jendral Soedirman

    Tanggal Lahir: 24 Januari 1916
    Tanggal Wafat: 29 Januari 1950
    Asal: Purbalingga, Jawa Tengah
    Pangkat: Jenderal Besar (Panglima Besar)
    Gelar: Pahlawan Nasional Indonesia

    Masa Kecil dan Pendidikan Soedirman

    Soedirman kecil tumbuh dalam lingkungan yang penuh kesederhanaan dan nilai religius di Cilacap, Jawa Tengah. Meskipun lahir dari keluarga sederhana, ia menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar tinggi sejak dini. Ia sempat diasuh oleh pamannya yang merupakan seorang tokoh agama, yang kemudian banyak memengaruhi pandangan hidupnya.

    Pendidikan formal Soedirman dimulai di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sebuah sekolah dasar Belanda untuk pribumi. 

    Sempat mengenyam pendidikan menengah, dia kemudian masuk ke sekolah guru Muhammadiyah di Solo, di mana ia aktif dalam kegiatan organisasi keislaman dan kepemudaan.

    Di sanalah Soedirman belajar nilai-nilai kepemimpinan, kedisiplinan, dan pengabdian terhadap masyarakat. Ia juga menjadi guru dan kepala sekolah Muhammadiyah.

    Karier Militer Soedirman

    Ketika Jepang menduduki Indonesia pada masa Perang Dunia II, mereka membentuk organisasi militer lokal bernama PETA (Pembela Tanah Air). Soedirman bergabung dalam PETA. Ia mendapatkan pelatihan militer dasar dan menunjukkan bakat strategi serta kepemimpinan.

    Sebagai komandan batalyon PETA di Banyumas, Soedirman memimpin pasukan. Ia berhasil mendapatkan kepercayaan tidak hanya dari pasukannya, tetapi juga dari para tokoh nasional. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, perannya semakin penting dalam membentuk kekuatan militer nasional.

    Pada usia 29 tahun, Soedirman terpilih sebagai Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melalui sidang di Yogyakarta. Ia mengalahkan perwira-perwira yang lebih senior karena dinilai lebih mumpuni secara kepemimpinan dan loyalitas terhadap negara. Dari sinilah dimulai kiprahnya sebagai pemimpin tertinggi militer Indonesia.

    Perang Gerilya dan Perlawanan terhadap Belanda

    Saat Agresi Militer Belanda II meletus pada Desember 1948, ibu kota Indonesia di Yogyakarta diduduki oleh Belanda dan para pemimpin pemerintahan ditawan. Namun Jenderal Soedirman yang sedang sakit berat memilih untuk tidak menyerah. Ia meninggalkan Yogyakarta dan memimpin perang gerilya dari pedalaman Jawa.

    Dalam kondisi fisik yang sangat lemah dan paru-paru hanya berfungsi sebagian, Soedirman tetap melakukan perjalanan berbulan-bulan menembus hutan, gunung, dan desa. Dengan ditandu, ia menyemangati pasukannya dan rakyat yang ditemuinya di sepanjang jalan. Strategi gerilyanya membuat Belanda tidak bisa mengklaim kemenangan secara penuh.

    Aksi heroik ini tidak hanya berdampak militer tetapi juga psikologis, memperlihatkan bahwa semangat kemerdekaan Indonesia belum padam. Perjuangan Soedirman selama gerilya menjadi simbol perlawanan rakyat dan menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sah dan tidak dapat dikalahkan dengan senjata saja.

    Wafat dan Pengaruh Sejarah

    Setelah perjuangan gerilya berakhir dan pengakuan kedaulatan diberikan oleh Belanda pada Desember 1949, kesehatan Jenderal Soedirman semakin menurun. Ia dirawat di Magelang, namun kondisinya yang sudah sangat kritis tidak kunjung membaik. Pada 29 Januari 1950, Soedirman menghembuskan napas terakhir dalam usia 34 tahun.

    Kabar wafatnya Panglima Besar disambut duka mendalam oleh seluruh rakyat Indonesia. Upacara pemakamannya dihadiri ribuan orang dan digelar secara militer penuh penghormatan. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta, dan hingga kini makamnya menjadi tempat ziarah nasional.

    Kepergian Soedirman menandai akhir dari era perjuangan bersenjata, namun semangatnya tetap hidup dalam sanubari bangsa. Ia menjadi simbol keteguhan hati, kepemimpinan sejati, dan pengorbanan yang tulus demi kemerdekaan dan keutuhan negara Indonesia.

    Jasa-Jasa dan Penghormatan Negara

    Jenderal Soedirman adalah Panglima pertama dan satu-satunya dalam sejarah Indonesia yang memimpin langsung perang gerilya dalam kondisi kesehatan yang sangat berat. Sebagai bentuk penghargaan tertinggi, ia dianugerahi pangkat Jenderal Besar, yang hingga kini hanya diberikan kepada tiga tokoh militer.

    Pada tahun 1964, pemerintah Indonesia secara resmi menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional. Namanya diabadikan di berbagai institusi seperti Universitas Jenderal Soedirman, Rumah Sakit Tentara, serta jalan protokol di berbagai kota. Monumen dan patungnya juga dibangun sebagai pengingat perjuangannya.

    Selain itu, banyak kisah hidupnya yang dijadikan inspirasi dalam dunia pendidikan dan militer. Buku-buku biografi, dokumenter, hingga film mengangkat nilai perjuangannya sebagai teladan moral dan patriotisme. Ia bukan hanya tokoh militer, tetapi juga pahlawan karakter dan semangat nasional.

    Fakta Menarik Tentang Soedirman

    Jenderal Soedirman menolak perawatan rumah sakit meskipun dokter menyarankan istirahat total, karena ia merasa tanggung jawab terhadap bangsa lebih penting dari kesehatannya sendiri.
    Dalam kondisi kritis, ia tetap berpidato membakar semangat pasukan dan rakyat. Salah satu pidatonya bahkan dilakukan saat tubuhnya hanya ditopang tandu kayu.
    Rumah yang ia tempati selama gerilya kini menjadi situs sejarah nasional dan museum yang ramai dikunjungi pelajar serta peneliti sejarah perjuangan Indonesia.

    Kata-Kata Mutiara Jenderal Soedirman

    “Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah saya yang sedang berjuang.”
    “Kita tentara Republik akan timbul dan tenggelam bersama negara.”

    FAQ Seputar Jenderal Soedirman

    Kenapa disebut Panglima Besar? Karena beliau adalah Panglima pertama TNI yang memimpin langsung perang kemerdekaan dengan strategi gerilya luar biasa.
    Apakah dia wafat di medan perang? Tidak, beliau wafat di Magelang akibat penyakit paru-paru yang dideritanya sejak lama.

    Referensi Resmi:

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Sleman, Beritasatu.com – Munculnya fenomena komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang marak di media sosial dan terpantau cukup aktif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), turut mendapat sorotan dari Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.

    Dalam pernyataannya, Gus Ipul mengaku belum mengetahui secara rinci persoalan grup LGBT yang ramai di platform, seperti Facebook. Namun, ia menekankan pendekatan edukatif berbasis nilai keagamaan sangat penting untuk menghadapi fenomena ini.

    “Saya belum mengikuti, tetapi kita harus melakukan edukasi kepada masyarakat lewat sekolah-sekolah, lewat pondok pesantren agama melarang LGBT. Itu keyakinan kita,” kata Gus Ipul kepada Beritasatu.com, Kamis (17/7/2025).

    Gus Ipul menyebut, perilaku menyimpang harus dicegah penyebarannya, bukan dengan konfrontasi melainkan dengan pendidikan dan pemahaman yang kuat. Ia bahkan membuka peluang adanya program rehabilitasi sebagai salah satu bentuk penanganan.

    Ia menegaskan, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri dalam menyikapi isu LGBT. Kolaborasi lintas elemen sangat dibutuhkan, termasuk dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan. 

    “Pemerintah akan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan stakeholder untuk memberikan edukasi serta pemahaman,” pungkasnya.

    Sebelumnya, keberadaan grup-grup LGBT seperti “Gay Jogja”, “Gay & Bi Jogja Community”, dan “Gay Sleman Jogja” yang memiliki ribuan anggota, memicu reaksi beragam dari publik. Polresta Yogyakarta bahkan telah mengaktifkan patroli siber dan melakukan pemetaan terhadap aktivitas grup-grup daring tersebut.

    Fenomena ini menjadi peringatan bagi banyak pihak penguatan karakter, pemahaman agama, dan nilai sosial harus diperkuat untuk membentengi generasi muda dari informasi yang dianggap menyimpang.

  • Warna Lilac Cocok dengan Warna Apa? Ini Rekomendasi untuk Outfitmu

    Warna Lilac Cocok dengan Warna Apa? Ini Rekomendasi untuk Outfitmu

    YOGYAKARTA – Warna lilac adalah turunan ungu lavender. Penamaan lilac sendiri diambil dari nama bunga. Dalam kehidupan sehari-hari, lilac sering diterapkan pada warna pakaian seperti baju, jilbab, syall, dan masih banyak lagi. Banyak orang mengenakan pakaian warna lilac karena mengesankan feminim, lembut, serta menenangkan. Selain itu warna lilac cocok dengan warna apa saja asal tidak merusak kombinasinya. Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut ini.

    Warna Lilac Cocok dengan Warna Apa?

    Pada dasarnya lilac cocok dengan warna lain tergantung gaya pakaian apa yang ingin ditampilkan. Berikut ini beberapa warna yang cocok dengan lilac untuk mempercantik fashion Anda.

    Putih

    Dikenal netral, warna putih sangat tepat dipadukan dengan lilac. Paduan dua warna ini mampu mengesankan bersih dan anggun. Agar paduannya pas, Anda bisa menggunakan bawahan putih, sedangkan atasan, kemeja atau jilbab, bisa menggugnakan lilac.

    Hitam

    Ingin baju lilac Anda terlihat lebih menonjol tanpa kesan norak? Padukan dengan warna hitam. Paduan lilac hitam akan membantu Anda berpenampilan misterius sekaligus anggun. Kedua warna ini bisa dikenakan untuk acara formal atau momen spesial lain. Sebagai contoh, kenakan blazer hitam dengan celana panjnang lilac.

    Abu Muda

    Tak ingin mencolok dan ingin menonjolkan baju lilac Anda? Coba kombinasikan dengan abu muda. Warna tersebut bisa diterapkan pada jilbab dengan kemeja lilac. Hindari menaruh warna abu muda untuk outfit di bagian bawah agar tetap anggun.

    Ungu Tua

    Lilac dan ungu tua akan membuat Anda terlihat kontras dengan cara yang elegan.  Dua warna tersebut memang setipe, namun mampu memunculkan kontras dengan baik. Agar kombinasi tetap baik, Anda bisa menggunakan warna ungu tua sebagai atasan dan lilac sebagai bawahan. Namun jika Anda ingin tampil menarik, lilac bisa jadi warna outfit atasan.

    Biru Muda

    Biru muda mampu memunculkan kesan ceria dan segar, sedangkan lilac akan memperkuat karakter pemakai wanita yang anggun. Kombinasi ini juga cukup menarik untuk diterapkan pada outfit. Agar tampilan semakin playfull, kenakan tas tangan warna putih.

    Pink

    Anda bisa memadukan hijab warna pink dengan kemeja atau blazer warna lilac. Kedua kombinasi ini sangat cocok untuk anak muda yang anggun. Hindari pemilihan warna pink bercorak kontras agar tidak merusak kombinasi outfit Anda.

    Nude

    Nude adalah skin tone yang cocok dipadukan dengan lilac. Warna tersebut akan membuat lilac semakin menonjol tanpa kesan berlebihan. Anda bisa menerapkan nude untuk atasan seperti jilbab atau syall maupun bawahan seperti celana.

    Selain memahami warna lilac cocok dengan warna apa, kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.

  • Fenomena LGBT di Yogyakarta, Mensos Gus Ipul: Perlu Edukasi Agama

    Lulus PKH, 1.000 Keluarga di DIY Tak Lagi Terima Bansos

    Sleman, Beritasatu.com – Sebanyak 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinyatakan lulus atau graduasi dari program bantuan sosial. Mereka dinilai sudah mandiri secara ekonomi dan tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah.

    Menurut Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, para eks penerima PKH ini akan beralih ke program pemberdayaan, agar tetap sejahtera dan tidak kembali menjadi penerima bansos. 

    “Mereka siap untuk tidak lagi menerima bansos, tetapi ingin berada di program pemberdayaan,” kata Gus Ipul kepada Beritasatu.com, Kamis (17/7/2025).

    Kemensos akan tetap melakukan pengawalan intensif terhadap KPM yang sudah lulus dari PKH. Tujuannya agar mereka tidak mengalami kemunduran ekonomi. “Aset, akses, dan kemampuan mereka ditingkatkan lewat program pemberdayaan. Ini penting agar mereka tidak turun kelas,” tambahnya.

    Dari total 1.000 KPM yang digraduasi, 35,8% berlatar belakang pendidikan SMA, 34,2% lulusan SMP, dan 25,4% lulusan SD. Menariknya, 84,5% KPM telah menerima bansos lebih dari lima tahun.

    Sementara itu, 4,2% lulus setelah 3-5 tahun, 9,7% setelah 1-3 tahun, dan 1,6% bahkan lulus dalam waktu kurang dari setahun. Kemensos menargetkan agar ke depan masa penerimaan bansos maksimal hanya lima tahun, dengan peningkatan kualitas pemberdayaan.

    Para lulusan PKH banyak yang telah memiliki usaha mandiri, di antaranya, peternakan mencapai 39,7%, jasa dan perdagangan 27%, makanan dan minuman 25,4%, kerajinan dan menjahit 6,3%, dan pertanian 1,6%. 

    Menurut Kemensos, mayoritas eks KPM kini berpenghasilan di atas UMK wilayah masing-masing, menandakan keberhasilan PKH dalam mendorong kemandirian ekonomi.