provinsi: DI YOGYAKARTA

  • BMKG: Waspadai Suhu Panas Maksimum hingga 34 Derajat

    BMKG: Waspadai Suhu Panas Maksimum hingga 34 Derajat

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di sejumlah daerah agar mewaspadai dan mengantisipasi dampak suhu panas maksimum harian yang mencapai lebih dari 34 derajat Celsius pada Minggu.

    Prakirawati BMKG, Zen Putri, pada Minggu (27/7/2025), mengatakan bahwa kondisi suhu panas maksimum lebih dari 34 derajat Celsius diprediksi terjadi di wilayah Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya. Suhu panas maksimum ini setidaknya berlangsung dalam beberapa jam dan mencapai puncaknya pada tengah hari pukul 12.00 WIB.

    Pada saat yang sama tim meteorologi BMKG juga mendeteksi suhu panas maksimum mencapai lebih dari 33 derajat Celsius di Kota Semarang, Pangkal Pinang, Yogyakarta, Serang, Palembang, dan Jakarta.

    Sementara itu, dalam 24 jam terakhir juga terpantau suhu panas maksimum lebih dari 36 derajat Celsius melanda di sebagian besar wilayah Tanjung Selor di Kalimantan Utara, Kota Palu di Sulawesi Tengah, Berau di Kalimantan Timur dan Deli Serdang di Sumatera Utara.

    Kondisi ini masih berkaitan dengan tutupan awan yang minim, peralihan musim kemarau dan pergerakan semu matahari yang berada di atas khatulistiwa. Namun, pengamatan BMKG memperlihatkan bahwa kondisi ini masih dalam kategori biasa yang tidak berdampak pada perubahan musim di Indonesia.

    Demi mengurangi dampak suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi air secara cukup dan teratur supaya terhindar dari dehidrasi, terutama saat melaksanakan kegiatan di luar ruangan.

    Kemudian, menggunakan pelindung seperti topi atau payung untuk melindungi kepala dan tubuh bagian atas, kacamata hitam untuk melindungi mata, bila perlu menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar Ultra Violet (UV).

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk tidak sembarang melakukan pembakaran apapun di lahan kosong dalam kawasan hutan dan kawasan penampungan sampah.

    Sementara itu, pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan penyiraman darat demi mengurangi potensi kebakaran akibat terik matahari di kawasan hutan dan lahan maupun tempat pembuangan akhir sampah.

    BMKG memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang aktual setiap harinya terkait hasil analisa suhu panas dengan cara mengakses aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

  • Capek Dikejar Target, Kaum Muda Pilih Jalani Hidup Pelan-pelan

    Capek Dikejar Target, Kaum Muda Pilih Jalani Hidup Pelan-pelan

    Jakarta

    Di tengah tekanan ekonomi dan ritme kehidupan yang serba cepat, sebagian anak muda mulai melirik konsep hidup slow living. Gaya hidup ini menawarkan pendekatan yang lebih tenang, tidak tergesa-gesa, dan cenderung menghindari konsumsi berlebihan.

    Slow living dianggap sebagai alternatif dari budaya kerja keras berlebihan atau hustle culture, yang dalam jangka panjang dapat berdampak pada kesehatan mental. Konsep ini menekankan pentingnya kesederhanaan dan mempertimbangkan setiap keputusan secara matang. Tujuannya bukan hanya efisiensi, tapi juga keseimbangan hidup, baik secara pribadi maupun sosial.

    Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menjelaskan gaya hidup slow living banyak diminati generasi milenial dan Gen Z. Menurutnya, dua generasi ini berupaya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental.

    “Jadi, tidak hanya mengejar ekonomi. Tetapi ada keseimbangan, misalnya kegiatan-kegiatan kesehatan mental sekadar ke kafe, atau ngopi, atau berkebun, atau lari pagi, dan sebagainya. Komunitas itu memang tumbuh seiring dengan perkembangan kebutuhan kota-kota besar yang demikian cepat tumbuhnya, tapi seperti kerja tidak ada habisnya,” ujar Tauhid kepada detikcom, Sabtu kemarin.

    Tauhid menilai, gaya hidup slow living belum banyak dijumpai di kota besar seperti Jakarta. Sebaliknya, konsep ini lebih mungkin diterapkan di kota-kota yang ritmenya lebih lambat dan memiliki tata kota yang mendukung.

    “Jakarta ‘kan dengan kehidupan kota metropolitan dengan kemacetan, dengan kebutuhan hidup yang tinggi, lapangan pekerjaan terbatas, dan sebagainya. Orang berburu waktu, berburu uang. Sulit menerapkan kehidupan itu (slow living),” bebernya.

    Beberapa kota seperti Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, hingga Bandung disebut lebih memungkinkan bagi warganya untuk menjalani hidup yang lebih tenang, karena tekanan hidup yang relatif lebih rendah dan ruang terbuka yang lebih tersedia.

    Menariknya, slow living juga bisa dipicu oleh tekanan ekonomi. Di tengah kebutuhan yang meningkat dan pendapatan yang tidak selalu mengikuti, sebagian masyarakat justru memilih hidup sederhana untuk menekan biaya.

    “Slow living juga dimaknai untuk mengurangi konsumsi-konsumsi yang tidak perlu. Mengurangi kebutuhan atau gaya hidup yang terlalu tinggi,” katanya.

    Namun, Tauhid mengingatkan bahwa menjalani slow living di kota besar juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Kegiatan yang diasosiasikan dengan gaya hidup ini, seperti bersantai di kafe atau mengikuti kelas kebugaran, tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

    “Slow living memang ada dua perspektif. Kalau tekanan ekonomi tinggi, dia bisa memanfaatkan slow living untuk mengurangi cost. Tapi slow living di kota besar biasanya membutuhkan biaya yang tinggi. Misalnya, mereka seringkali nongkrong di kafe itu kan butuh uang. Kemudian harus ke tempat gym, atau tempat olahraga yang tidak murah juga. Nah, itu yang di kota besar yang tidak disiapkan,” tutupnya.

    (fdl/fdl)

  • Komponen Lokal Lemah? Ini Tantangan Nyata Industri Kereta Api RI

    Komponen Lokal Lemah? Ini Tantangan Nyata Industri Kereta Api RI

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Industri perkeretaapian nasional terus berkembang dengan dukungan PT INKA yang menghadirkan rangkaian kereta berstandar internasional dan ramah lingkungan. Namun, agar sepenuhnya mandiri dan bersaing secara global, penguatan komponen lokal menjadi krusial, terutama untuk dua komponen vital, yaitu blok rem komposit dan roda kereta api.

    Setiap tahunnya, kebutuhan domestik untuk kedua komponen tersebut cukup tinggi, sekitar 220.000 unit blok rem komposit dan 30.000 unit roda kereta api. Hal ini mengemuka dalam focus group discussion (FGD) bertema “Peningkatan Daya Saing Sektor Perkeretaapian Melalui Pendalaman Struktur Industri”, yang digelar di Yogyakarta.

    Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menjelaskan, secara kapasitas, industri dalam negeri sebenarnya mampu memproduksi komponen tersebut. Namun, tantangannya adalah efisiensi produksi dan nilai ekonomis.

    “Kalau INKA hanya butuh 5.000 sampai 10.000 roda per tahun, produksinya cuma butuh dua bulan. Lalu 10 bulan sisanya, peralatannya nganggur. Itu tantangan tersendiri,” ungkap Faisol kepada Beritasatu.com, Sabtu (26/7/2025).

    Dalam forum itu, PT INKA juga menggandeng para akademisi dan ahli untuk mengembangkan strategi produksi nasional. Harapannya, produksi komponen strategis ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk pasar ekspor.

    Vice President Technical Engineering of Rolling Stock PT KAI Sugito mengungkapkan, hingga 2025 terdapat 2.169 unit kereta api yang beroperasi di Jawa dan luar Jawa, dengan total 8.334 gerbong dan 506 lokomotif. Sementara itu, kereta rel diesel mencapai 103 unit dan LRT sebanyak 204 unit.

    Semua armada itu memerlukan suku cadang dengan jadwal penggantian bervariasi. “Untuk roda, biasanya diganti setahun sekali. Namun, blok rem sangat tergantung kondisi penggunaan di lapangan,” jelas Sugito.

    Melalui kolaborasi lintas sektor, pemerintah berharap industri perkeretaapian Indonesia mampu mengembangkan sistem transportasi modern, inovatif, dan berkelanjutan dengan komponen lokal sebagai fondasi utama.

  • Penduduk Miskin DIY Masih 425.000, Rokok dan Beras Jadi Penyumbang

    Penduduk Miskin DIY Masih 425.000, Rokok dan Beras Jadi Penyumbang

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 mencapai 425.820 jiwa. Angka ini menurun tipis sebesar 0,17 poin dibandingkan data September 2024 yang tercatat 430.470 orang.

    Meski ada penurunan, angka kemiskinan DIY masih dipengaruhi sejumlah komoditas utama, baik dari sektor makanan maupun nonmakanan. Di wilayah perkotaan, lima komoditas makanan penyumbang tertinggi, yaitu beras 20,15%, rokok kretek filter 7,91%, daging ayam ras 5,26%, telur ayam ras 5,05%, dan kue basah 3,19%.

    Untuk kelompok nonmakanan di kota, kontribusi terbesar berasal dari perumahan 10,09%, bensin 3,67%, pendidikan 2,22%, listrik 1,92%, dan perlengkapan mandi 1,32%.

    Sementara itu, di perdesaan, pola penyumbang kemiskinan serupa, tetapi dengan beberapa pergeseran urutan. Komoditas makanan tertinggi, yaitu beras 23,25%, daging ayam ras 4,64%, telur ayam ras 4,46%, rokok kretek filter 4,32%, dan roti 2,77%.

    Dari sisi nonmakanan di perdesaan, lima penyumbang utama kemiskinan yaitu perumahan 9,17%, bensin 4,12%, listrik 1,25%, pendidikan 1,22%, dan perlengkapan mandi 1,16%.

    “Secara umum, urutan penyumbang kemiskinan hampir sama, hanya berbeda pada beberapa peringkat,” jelas Statistisi Utama BPS DIY Sentot Bangun Widoyono kepada Beritasatu.com, Jumat (25/7/2025).

    Penurunan angka kemiskinan ini menunjukkan tren perbaikan, tetapi juga mengungkap fakta penting. Fakta tersebut, yaitu konsumsi dasar, seperti beras, rokok, dan kebutuhan rumah tangga masih membebani pengeluaran kelompok miskin, baik di kota maupun desa.

  • Waspadai COVID ‘Stratus’, Varian Baru yang Kini Dominan di RI

    Waspadai COVID ‘Stratus’, Varian Baru yang Kini Dominan di RI

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melalui laporan sistem surveilans penyakit minggu ke-30 mengumumkan adanya peningkatan kasus COVID-19 serta dominasi varian baru di Indonesia.

    Laporan tersebut mencakup hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site. Pemantauan dilakukan untuk memonitor tren penyakit, tingkat keparahan gejala, hingga karakteristik molekuler virus yang beredar.

    Data terbaru menunjukkan peningkatan positivity rate COVID-19, dari 3 persen pada minggu sebelumnya menjadi 9 persen. Per minggu ke-29, dari 205 pemeriksaan, tercatat 15 kasus positif, yang terdiri dari 6 kasus di sentinel ILI (influenza-like illness) dan 9 kasus dari luar sentinel, dengan positivity rate sebesar 7,32 persen.

    Hingga minggu ke-30, total kasus COVID-19 sepanjang tahun 2025 tercatat 291 kasus dari 12.853 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate kumulatif sebesar 2,26 persen. Sementara itu, jumlah kasus yang terdeteksi di lokasi sentinel hingga minggu ke-25 mencapai 82 kasus dari 2.613 spesimen.

    Adapun positif kumulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta. Adapun varian yang kini mendominasi di Indonesia adalah varian baru XFG atau kerap disebut ‘Stratus’.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” demikian bunyi laporan Kemenkes, dikutip Minggu (27/7/2025).

    Kemenkes RI mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala infeksi saluran pernapasan, menerapkan protokol kesehatan dasar, dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu berat, batuk, atau demam tinggi. Vaksinasi tetap dianjurkan terutama bagi kelompok rentan.

    “Total kasus COVID-19 dari M1-M30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus dari total 12.853 spesimen diperiksa (positivity rate 2,26%). Jumlah kasus COVID-19 pada sentinel site hingga M25 berjumlah 82 kasus dari 2.613 spesimen diperiksa,” tutur Kemenkes.

    (suc/suc)

  • Rekan Satu Angkatan Tanggapi Isu Ijazah Jokowi: Itu Omong Kosong Semua

    Rekan Satu Angkatan Tanggapi Isu Ijazah Jokowi: Itu Omong Kosong Semua

    Yogyakarta, Beritasatu.com — Rekan kuliah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Johan menepis tudingan Roy Suryo dan kawan-kawan yang meragukan keaslian ijazah Jokowi. Dia menegaskan Jokowi merupakan lulusan UGM. 

    Hal itu disampaikan Johan saat menghadiri Reuni 45 Tahun Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM di Yogyakarta bersama Jokowi dan teman kuliahnya, Sabtu (26/7/2025). 

    “Kalau saya tidak menanggapi masalah ijazah Jokowi, karena sudah berkali-kali juga saya ditanya masalah itu. Menurut saya, satu hal yang tidak masuk di akal, orang dia teman satu angkatan, mulai dari masuk tahun 1980, satu kelas, satu permainan, sama-sama di Posma, terus tiba-tiba saya harus bilang bahwa dia bukan mahasiswa, itu kan lucu. Jadi saya tidak menanggapi masalah itu, saya anggap itu omong kosong semua,” ujarnya kepada Beritasatu.com.

    Johan senang Jokowi hadir ke reuni Angkatan 1980 Fakultas Kehutan UGM. Ia menyebut Jokowi memang sejak lama dikenal sebagai pribadi yang dekat dengan alam dan aktif dalam kegiatan pecinta alam sejak masa kuliah.

    “Kami senang sekali, memang beliau itu dari beberapa waktu yang lalu sudah bilang saya mau datang. Memang beliau ini pecinta alam, beliau hobinya naik gunung. Waktu dia naik Gunung Kerinci, beliau yang pertama kali sampai Gunung Kerinci. Kita semua belakangan, dia yang pertama. Jadi itulah, kalau saya sudah tidak ambil pusing. Maksudnya, saya ini adalah teman satu kelas saya tidak peduli dengan omongan orang-orang lain,” kata Johan.

    Dalam reuni dengan teman seangkatannya, Jokowi turut menyinggung isu terkait ijazahnya yang dianggap tidak sah oleh sejumlah pihak. 

    Jokowi menilai isu keaslian ijazahnya sengaja dimunculkan untuk kepentingan politik pihak tertentu. Dia menuding ada orang besar yang mem-back up permainan isu tersebut.

  • Isu Politik-Hukum Terkini: Jokowi Reuni di UGM hingga Data WNI ke AS

    Isu Politik-Hukum Terkini: Jokowi Reuni di UGM hingga Data WNI ke AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Berbagai isu politik-hukum terkini mewarnai pemberitaan Beritasatu.com sepanjang Sabtu (26/7/2025) hingga pagi ini. Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) reuni dengan teman kuliahnya di Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta menarik perhatian publik, apalagi dia menyinggung soal keaslian ijazahnya yang dipersoalkan sebagian kalangan.

    Isu politik-hukum lainnya yang juga paling disorot, adalah terkait rencana pertukaran data warga Indonesia dengan Amerika Serikat imbas perjanjian dagang penurunan tarif impor 19% yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Simak 5 Top Isu Politik-Hukum Terkini di Beritasatu.com:

    1. Reuni di UGM, Jokowi Curhat Soal Ijazah dan Pembimbingnya Diragukan

    Mantan Presiden Jokowi menghadiri reuni 45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menanggapi isu yang kerap menerpanya terkait ijazah serta dosen pembimbingnya.

    “Saya malah diadukan ke polisi. Saya dibilang pembohongan publik. Pak Kasmujo dosen pembimbing saya betul. Dan setelah lulus pun, Pak Insinyur Kasmujo masih datang ke pabrik saya empat kali, ingat saya. Saya ada masalah dengan pengeringan dengan kayu. Saya ada masalah dengan insect yang ada di kayu. Dan saya ada masalah dengan finishing,” kata Jokowi di depan teman kuliah seangkatannya.

    Jokowi juga menanggapi isu seputar keaslian ijazahnya. Menurutnya, klarifikasi dari UGM seharusnya sudah cukup menjadi bukti sahih bahwa ijazahnya asli.

    2. Bamsoet Dorong DPR Revisi UU Darurat Kepemilikan Senjata Api

    Ketua Umum DPP Perkumpulan Pemilik Izin Khusus Senjata Api Bela Diri Indonesia (Periksha) Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong revisi Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan dan Penggunaan Senjata Api. Dia meminta DPR mengambil inisiatif untuk revisi UU itu.

    “Kami memang sudah menyusun perubahan undang-undang, revisi Undang-Undang Darurat yang sudah lama tahun 1951 ini ke aturan yang baru, kami sudah buat kajian akademisnya, tinggal buat dorong inisiatif DPR,” kata Bamsoet yang juga anggota DPR di sela kegiatan Asah Keterampilan Periksha 2025 di Denpasar, Bali, Sabtu (26/7/2025).

    3. Komisi II DPR Usulkan Panja Perpanjangan Dana Otsus Aceh

    Komisi II DPR mengusulkan pembentukan panitia kerja (panja) khusus untuk membahas perpanjangan dana otonomi khusus (otsus) bagi Provinsi Aceh melalui revisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA).

    Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf menyatakan usulan tersebut mencerminkan kesepakatan bersama seluruh anggota Komisi II yang hadir dalam kunjungan kerja ke Banda Aceh, Jumat (25/7/2025).

    “Kami sepakat mengusulkan panja terkait khusus perpanjangan Otsus Aceh. Mengingat Aceh tidak hanya memiliki nilai historis, tetapi juga keunggulan geografis sebagai wilayah perbatasan,” ujarnya.

    4. Menteri HAM: Pertukaran Data WNI dengan AS Berdasarkan Hukum Indonesia

    Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan kesepakatan pertukaran data warga Indonesia dengan Amerika Serikat disusun berdasarkan hukum RI, khususnya merujuk pada Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP).

    “Pertukaran data tersebut dilakukan berdasarkan hukum Indonesia. Karena itu, tidak melanggar HAM atau bertentangan dengan prinsip HAM apa pun,” ujar Natalius, Sabtu (26/7/2025).

    5. KPK Pertimbangkan Banding atas Vonis 3,5 Tahun Hasto Kristiyanto

    KPK mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas vonis 3 tahun 6 bulan penjara terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang dijatuhkan majelis Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat. Putusan itu lebih rendah dari tuntutan jaksa KPK, yakni 7 tahun penjara.

    Ketua KPK Setyo Budiyanto menyatakan timnya masih menunggu salinan lengkap putusan sebelum menentukan langkah hukum selanjutnya. “Upaya itu (banding) nanti setelah putusannya kami terima secara lengkap,” ujarnya di Gedung Merah Putih KPK, Sabtu (26/7/2025).

    Demikian isu politik-hukum terkini yang masih menjadi perhatian pembaca. Ikuti terus update berita terkini dan informasi menarik lainnya baik dari dalam maupun luar negeri hanya di Beritasatu.com.

  • Risiko Cedera Bermain Padel yang Harus Diwaspadai

    Risiko Cedera Bermain Padel yang Harus Diwaspadai

    YOGYAKARTA – Akhir-akhir ini banyak orang yang melakukan olahraga padel, mulai dari selebriti, influencer, hingga masyarakat awam. Dari namanya, kita sudah bisa mengira olahraga ini masih ‘berkerabat’ dengan tenis. Namun, ternyata tetap ada perbedaan dari kedua jenis olahraga ini. Selain itu, ada pula risiko cedera bermain padel yang harus kita waspadai.

    Sejarah Olahraga Padel

    Padel atau paddle tennis ialah olahraga menggunakan raket yang pertama kali dimainkan di Amerika Selatan sekitar tahun 1970-an. Tingkat minat terhadap olahraga ini berkali-kali lipat mengalami pertumbuhan dan menjadi olahraga yang paling banyak dimainkan di Spanyol. Olahraga ini kerap kali digambarkan sebagai perpaduan antara tenis dan squash.

    Ciri khas dari permainan olahraga ini adalah bola dapat memantul kembali saat mengenai dinding lapangan yang dibuat dari kaca sintetis dan logam. Sehingga, ritme permainan jadi lebih cepat dan lebih dinamis karena pemain lebih sering memukul bola. Inilah yang membedakannya dengan tenis.

    Persamaan dan Perbedaan Padel dengan Tenis

    Meskipun sama-sama menggunakan raket, ada sejumlah perbedaan antara olahraga padel dan tenis.

    Lapangan

    Tenis dimainkan di lapangan dengan ukuran yang besar, yakni 23,77m x 10,97m. Sebaliknya, lapangan padel kecil, yaitu 20m x 10m. Lapangan tenis cenderung terbuka tanpa dinding, sedangkan padel memiliki lapangan tertutup yang terbuat dari kaca sintesis dan logam, yang menjadikan bola kembali memantul ketika menabrak dinding.

    Jumlah Pemain

    Jika tenis dapat dimainkan secara single (satu lawan satu) dan double (dua lawan dua), padel hanya bisa dimainkan double atau berpasangan.

    Bola dan Raket

    Meski terlihat sama, bola tenis dengan padel sangat berbeda. Bola padel mempunyai tekanan lebih rendah sehingga tidak menjadikannya memantul sangat tinggi dan cepat seperti bola tenis. Jika raket tenis bersenar, raket padel justru disusun dengan lubang berpola dan terbuat dari serat karbon atau fiberglass. Raket padel juga lebih pendek dibandingkan raket tenis, tapi kepalanya lebih tebal.

    Taktik dan Teknik

    Dalam permainan tenis, Anda mengandalkan kekuatan. Jika pukulan yang diberikan sangat kuat seperti smash, Anda sangat mungkin menang telak. Sebaliknya, padel fokus pada kontrol dan ketepatan. Usahakan Anda menjaga bola tetap rendah saat dipantulkan sehingga lawan Anda sulit mengembalikannya.

    Aturan servis

    Dalam permainan padel, pemain harus mengawali servis dari bawah lengan yang harus dipukul setelah satu pantulan. Adapun dalam permainan tenis, servis dilakukan di atas kepala dan tanpa terlebih dahulu memantulkan bola ke lantai lapangan.

    Manfaat Bermain Padel

    Ada beberapa manfaat kesehatan dari bermain padel jika rutin Anda lakukan:

    Kebugaran dan stamina tubuh yang lebih baik

    Dilansir dari Healthy, perempuan dewasa yang rutin bermain padel mempunyai tingkat kebugaran lebih baik (dinilai dari daya tahan perut, keseimbangan satu kaki, lompatan, dan kapasitas kardiovaskular), dan mempunyai lingkar pinggang, lingkar pinggul, serta lipatan kulit paha yang lebih rendah.

    Kebugaran Kardiovaskular

    Tinjauan terhadap sejumlah penelitian di Spanyol (2021) menjelaskan bahwa pemain padel pria nonprofesional terbukti mempunyai tingkat kebugaran kardiorespirasi, kekuatan genggaman, kekuatan tubuh bagian atas, kecepatan, dan kelincahan yang baik.

    Meningkatkan Metabolisme Tubuh

    Penelitian yang dilakukan oleh Bartolome dkk. (2015) menyimpulkan bahwa selama pertandingan padel, tubuh lebih aktif dan meningkat dalam membuang logam-logam tertentu melalui urine, juga ada perubahan yang berhubungan dengan kerusakan otot dan pemecahan protein. Ini menunjukkan aktivitas metabolisme tubuh meningkat saat bermain padel.

    Menghilangkan Stres

    Bermain padel dengan teman, pasangan, atau keluarga akan meningkatkan suasana hati sehingga menjadikan Anda merasa lebih bahagia. Hal ini karena saat bermain padel tubuh melepaskan berbagai hormon seperti endorfin, dopamin, dan serotonin, yaitu hormon yang menghasilkan perasaan bahagia.

    Risiko Cedera Bermain Padel

    Risiko cedera yang umum dialami pemain olahraga raket, termasuk padel, antara lain:

    Cedera otot anggota tubuh bagian bawah, cedera otot, serta cedera tendon anggota tubuh bagian atas

    Peradangan tendon pada siku (epikondilitis) kerap kali terjadi pada pemain olahraga jenis raket, khususnya di tenis. Risiko ini dikarenakan adanya gerakan bahu yang berulang-ulang.

    Paget-schroetter Syndrome

    Terjadinya pembekuan darah karena vena utama dekat bahu mengalami tekanan secara kontinu. Ini dikarenakan adanya pengulangan gerakan bahu.

    Cedera Mata

    Pantulan bola yang tidak terduga dan kecepatannya dapat mencapai 190 km/jam berisiko mencederai mata sehingga pemain disarankan mengenakan kacamata pelindung.

    Nyeri Pergelangan Tangan

    Jenis cedera ini merupakan cedera paling umum yang banyak dialami pemain padel. Hal ini dikarenakan adanya beban yang berulang menekan area triangular fibrocartilage complex (TFCC) yang merupakan struktur ligamen penahan beban di pergelangan tangan. Beban tersebut misalnya aktivitas mengayunkan raket dan bet (raket tenis meja).

    Demikianlah ulasan mengenai risiko cedera bermain padel​. Semoga informasi ini bermanfaat! Kunjungi VOI.id untuk mendap​​atkan informasi menarik lainnya.

  • Jokowi Curhat Soal Dituduh Ijazah Palsu Saat Hadiri Reuni Fakultas Kehutanan UGM

    Jokowi Curhat Soal Dituduh Ijazah Palsu Saat Hadiri Reuni Fakultas Kehutanan UGM

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan isi hatinya soal tuduhan ijazah palsu dalam acara reuni ke-45 Angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu.

    Saat diminta menyampaikan sambutan, Jokowi langsung melontarkan candaan bernada sindiran soal isu ijazahnya yang belakangan mengemuka.

    “Mengenai nostalgia ya, saya lihat senang semuanya. Tapi jangan seneng dulu lho karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Jokowi dikutip dari Antara, Sabtu (26/7/2025).

    Dia meminta para sahabatnya juga waspada sebab jika ijazahnya terbukti palsu, bisa saja seluruh angkatan turut terkena imbas.

    “Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, Bapak Ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 [alumni] juga kena,” ujarnya berkelakar.

    Jokowi mengaku heran dengan tudingan yang dinilainya tidak masuk akal mengingat perjuangannya menempuh seluruh proses kuliah kala itu.

    “Saya kadang geleng-geleng juga ini, kadang tidak masuk logika. Tapi ya kejadiannya seperti yang kita lihat. Ini kita kuliah sulit-sulit. Tapi kalau saya, lulus semua. Lulus terus, lulus terus,” ucapnya.

    Dia pun menyinggung sahabat lamanya, Jambro Sasongko, yang sempat berkali-kali mengulang mata kuliah matematika.

    Dengan nada bercanda, menurut Jokowi, dia tidak pernah mengulang mata kuliah lainnya Jambro sehingga tidak masuk akal jika justru ijazahnya yang kini dipersoalkan.

    “Kalau yang diragukan Pak Jambro itu boleh. Matematikanya mengulang terus. Saya itu enggak pernah mengulang,” ujar Jokowi.

    Menurutnya, tuduhan yang dialamatkan kepadanya makin tak masuk akal lantaran terus berganti fokus, dari ijazah ke skripsi lalu beralih ke program KKN.

    “Begitu ijazahnya sulit, dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga (dianggap) palsu. Ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana,” katanya.

    Jokowi menyebut dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro, sedangkan pengujinya adalah Ranu Gede dan Ir. Sofyan Wasito.

    Dia juga masih mengingat jelas lokasi KKN yang dijalaninya bersama mahasiswa lintas fakultas di Boyolali, Jawa Tengah.

    “Saya ingat KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Teman-teman saya juga ingat saya. Dari Fakultas Hukum ada yang namanya Bu Yohana waktu itu, dari Fakultas Biologi ada Bu Rica, dan dari Teknik Geodesi ada yang namanya Eko,” tuturnya.

    Tak hanya itu, dia juga mengaku sempat diadukan ke polisi karena dianggap melakukan pembohongan publik saat menyebut Ir. Kasmujo sebagai dosen pembimbingnya.

    Padahal, menurut dia, Ir. Kasmujo benar-benar membimbingnya selama kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, bahkan setelah lulus masih beberapa kali menyambangi pabrik kayu miliknya untuk membantu menyelesaikan sejumlah persoalan teknis.

    “Beliau mementori bagian produksi di pabrik yang saya miliki. Sampai kapan pun saya akan menyampaikan, Pak Kasmujo itu dosen pembimbing saya. Karena memang dosen pembimbing saya,” ujar Jokowi.

    Menutup sambutannya, Jokowi mengaku jika sebenarnya kondisi kesehatannya belum pulih benar.

    “Saya ini sebetulnya kondisinya belum 100% (sehat). Selama tiga bulan ini masih dalam pemulihan,” ujar dia.

    Namun, dia terpaksa menghadiri acara reuni angkatannya tersebut agar tuduhan soal ijazah palsu kepadanya tidak semakin melebar.

    “Waktu dijenguk Pak Bambang [ditanya] ‘dateng enggak?’. Ini kalau [saya] enggak datang palsunya tambah ke mana-mana” kata Jokowi disambut gelak tawa rekan-rekannya.

  • Soal Ijazah, Teman Seangkatan Kuliah Jokowi Pastikan Asli dan Siap Jadi Saksi
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        26 Juli 2025

    Soal Ijazah, Teman Seangkatan Kuliah Jokowi Pastikan Asli dan Siap Jadi Saksi Yogyakarta 26 Juli 2025

    Soal Ijazah, Teman Seangkatan Kuliah Jokowi Pastikan Asli dan Siap Jadi Saksi
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Teman-
    teman seangkatan
    Presiden ke-7 RI
    Joko Widodo
    di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah asli dan mereka siap menjadi saksi.
    Pernyataan tersebut disampaikan sejumlah alumni dalam acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM yang berlangsung pada Sabtu (26/07/2025).
    Mustoha Iskandar, salah satu teman seangkatan Joko Widodo, menegaskan keaslian ijazah tersebut.
    “Pasti asli. Gimana nggak asli,
    wong
    teman-temanya masih ada, saksi hidup,” ujar Mustoha saat ditemui di sela-sela acara reuni.
    Ia juga menambahkan bahwa Joko Widodo lulus lebih dulu dibandingkan dirinya, yaitu pada tahun 1985, sementara Mustoha lulus pada tahun 1986.
    Mustoha menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika diminta menjadi saksi.
    “Oh siap, kita siap (jadi saksi). Keterangan saksi itu alat bukti nomor satu lho, mosok kita mau berbohong,” tuturnya.
    Ia juga mengungkapkan bahwa sudah banyak teman seangkatan di Fakultas Kehutanan UGM yang dimintai keterangan oleh polisi terkait ijazah Jokowi.
    Sementara itu, Heri Tribasuki, teman seangkatan lainnya, menjelaskan bahwa saat itu terdapat 80 orang dalam satu angkatan, termasuk Joko Widodo.
    “Setelah ospek, orientasi begitu kami kuliah baru mengenal kan. Kuliahnya cuma 88 orang, sehingga kami saling mengenal. Itu satu kelas,” ungkap Heri.
    Ia lulus dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1986, sedangkan Joko Widodo lulus pada tahun 1985.
    Heri juga menceritakan bahwa ia tidak mengikuti wisuda karena memutuskan untuk ikut proyek di Kalimantan.
    Heri Tribasuki mengaku tidak menyangka bahwa Joko Widodo akan menjadi presiden ke-7 RI, mengingat selama kuliah, Jokowi dikenal sebagai sosok yang pendiam.
    “Kita nggak menyangka semua, Beliau akan jadi orang nomor satu di Indonesia, ya orangnya kan pendiam,” urainya.
    Terkait dengan isu keaslian ijazah Joko Widodo yang sedang ramai diperbincangkan, Heri menegaskan bahwa ia tidak mengetahui latar belakang persoalan tersebut.
    Namun, ia dengan tegas menyatakan bahwa ijazah Joko Widodo asli.
    “Asli demi Allah, demi Allah itu (ijazah Joko Widodo) asli. Saya saksi hidup,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.