provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Ingat, Citilink Pindahkan Sebagian Rute dari Bandara Halim ke Soetta Mulai 1 Agustus 2025 – Page 3

    Ingat, Citilink Pindahkan Sebagian Rute dari Bandara Halim ke Soetta Mulai 1 Agustus 2025 – Page 3

    Head of Corporate Secretary & CSR Division PT Citilink Indonesia Tashia Scholz mengatakan, rute penerbangan akan dilakukan pemindahan dari Bandara Halim ke Bandara Soekarno-Hatta antara lain rute dari dan menuju Palembang, Medan dan Kulon Progo.

    Sedangkan rute penerbangan Citilink yang beroperasi saat ini  di Bandara Halim antara lain dari dan menuju Silangit, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Way Kanan dan Denpasar.

    “Citilink akan menyampaikan informasi terkait pemindahan penerbangan ini kepada calon penumpang baik melalui pesan instan, email, website dan media sosial Citilink sehingga calon penumpang terinformasikan dengan baik,” kata Tasha.

    Ia mengatakan, Citilink mendukung rencana pemindahan sebagian layanan penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta).

    Langkah itu sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

    Citilink juga senantiasa mengimbau calon penumpang untuk mengecek kembali jadwal penerbangannya dengan menghubungi contact center Citilink di 0804 1 080808, Linka virtual assistant di ‪+62 811-1011-0808, live chat di website www.citilink.co.id atau melakukan pengecekan informasi secara berkala di media sosial Citilink.

    Bagi penumpang yang penerbangannya terdampak atas pemindahan ini, Citilink menyediakan fasilitas bus untuk mobilisasi penumpang dari Bandara Halim menuju Bandara Soekarno-Hatta, serta menyediakan opsi refund atau re-route sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku.

    “Citilink senantiasa berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik, dengan tetap mengedepankan aspek keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi seluruh penumpang,” tutur dia.

  • Polisi: Diplomat Kemenlu Arya Daru Tewas Tanpa Keterlibatan Pihak Lain, Bunuh Diri?

    Polisi: Diplomat Kemenlu Arya Daru Tewas Tanpa Keterlibatan Pihak Lain, Bunuh Diri?

    Bisnis.com, JAKARTA – Polda Metro Jaya menetapkan simpulan kasus tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) akibat bunuh diri. 

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan penyidik belum menemukan adanya Informasi ataupun dokumen elektronik yang berisi muatan ataupun ancaman, baik fisik, maupun psikis, ataupun ancaman terhadap korban. 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan sidik jari yang dilakukan Puslabfor Mabes Polri pada lakban kuning dan satu buah gelas kaca, terhadap korban, bahwa lakban yang ditemukan pada jenazah adalah lakban yang dibeli bersama istrinya di salah satu toko di Yogyakarta. Kami sudah konfirmasi dan kemarin sample yang sama sudah diserahkan kepada kami,” ujarnya dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).

    Lebih lanjut, dia mengatakan lakban tersebut dibeli sekitar bulan Juli 2025. Berdasarkan pemeriksaan daripada DNA, dia mengatakan tidak ditemukan DNA milik orang lain selain korban. Termasuk lakban dan barang bukti di tempat kejadian perkara (TKP), mulai dari sprei, sarung bantal, dan lainnya. 

    Penyidik juga menggandeng beberapa pihak untuk melakukan psikologi forensik kepada keluarga korban. 

    “Disimpulkan bahwa indikator daripada kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ungkap Wira. 

    Polda Metro Jaya telah mengamankan 103 barang bukti terkait pengungkapan kasus kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (39).

    Seperti diketahui, ADP ditemukan dalam kondisi tewas dengan kepala terlakban di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu silam. 

    “Barang bukti 103 unit barang bukti atau 103 jenis barang bukti,” ujar Wira. 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di Gedung Ditreskrimum, penyidik Polda Metro Jaya terlihat barang bukti ditampilkan di meja konferensi pers pada Selasa (29/7/2025).

    Secara terperinci, barang bukti yang diamankan dari perkara ini, antara lain DVR atau alat penyimpanan rekaman; lakban kuning; ponsel; enam SD Card; flash disk; kartu akses gerbang dan kamar.

    Selanjutnya; celana pendek biru; laptop Macbook Air dan laptop Dell; gelas kaca; beberapa bungkus bekas makanan hingga sejumlah peralatan mandi.

    Selain itu, terdapat sejumlah barang yang disita seperti alat kontrasepsi alias kondom dan pelumas merek Vivo.

  • Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Kasau: TNI AU tetapkan lima prioritas dalam pengabdian kepada bangsa

    Sleman (ANTARA) – Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan bahwa TNI AU telah menetapkan lima prioritas dalam mewujudkan pengabdian kepada bangsa dan meneruskan perjuangan para pelopor.

    “Hari ini, 29 Juli adalah momen penting dalam sejarah TNI AU, di mana 78 tahun lalu para pelopor TNI AU telah menunjukkan semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara maka sebagai penerus perjuangan para pelopor, saya telah menetapkan lima prioritas TNI AU,” kata Tonny Harjono seusai upacara Peringatan Hari Bhakti ke-78 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Selasa.

    Ia mengatakan 78 tahun yang lalu, para pelopor TNI AU melaksanakan serangan udara ke Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Sebuah tonggak yang menandai kebangkitan kekuatan udara nasional.

    Namun, sejarah itu juga diwarnai dengan pengorbanan besar. Tiga perwira udara gugur saat membawa bantuan kemanusiaan, yakni Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo.

    “Mereka gugur sebagai pahlawan dan hidup abadi sebagai teladan yang terpatri dalam prasasti dan mengalir dalam semangat juang setiap insan dirgantara. Inilah yang menjadi makna mendalam dari hari bakti TNI AU,” katanya.

    Menurut Tonny, saat ini tantangan yang dihadapi telah berubah secara signifikan. Dunia mengalami ketidakpastian geopolitik, percepatan teknologi, serta kompleksitas ancaman yang semakin multidimensi, mulai dari ancaman siber hingga disinformasi, dari krisis kemanusiaan hingga bencana hidrometeorologi.

    “Di tengah perubahan tersebut, kita semua memikul tanggung jawab untuk senantiasa hadir dan berjuang bersama rakyat sebagai kekuatan yang siap menjawab setiap penugasan dengan kemampuan yang terbaik. Untuk itu, saya telah menetapkan lima prioritas TNI Angkatan Udara,” katanya.

    Tonny mengatakan kelima prioritas tersebut, yakni modernisasi alat peralatan pertahanan dan keamanan sebagai langkah untuk memastikan kesiapan TNI AU dalam menghadapi ancaman berbasis teknologi mutakhir.

    “Kemudian, validasi organisasi agar struktur satuan semakin adaptif dan selaras dengan tuntutan tugas ke depan,” katanya.

    Prioritas selanjutnya adalah pengembangan piranti lunak untuk menjamin efektivitas dan efisiensi operasi multidomain yang terintegrasi, dan prioritas peningkatan kualitas sumber dari manusia sebagai kunci utama dari kekuatan udara yang profesional dan unggul.

    “Prioritas terakhir, yakni berpartisipasi aktif dalam mendukung kebijakan nasional demi memperkuat sinergi pertahanan dalam pembangunan bangsa secara menyeluruh,” katanya.

    Ia mengatakan setiap satuan TNI Angkatan Udara harus menyamakan persepsi dan langkah dalam bingkai prioritas tersebut untuk menghadirkan kekuatan udara yang “AMPUH” (Adaptif, Modern, Profesional, Unggul dan Humanis) sekaligus hadir untuk rakyat dalam berbagai bentuk pengabdian.

    “Dalam semangat peringatan Hari Bakti tahun ini sebagai kegiatan kita telah melaksanakan berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh satuan TNI AU termasuk karya bakti terpusat di Kabupaten Pandeglang, Banten berupa perbaikan fasilitas umum hingga bantuan sosial dan layanan kesehatan,” katanya.

    Tonny mengatakan kekuatan terbesar TNI AU tidak terletak semata pada keunggulan teknologi melainkan bersumber dari ketulusan jiwa dalam melayani masyarakat.

    “Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AU atas pengabdian, loyalitas, serta semangat juang yang terus terjaga,” katanya.

    Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pastikan Mulyono Teman Jokowi Alumni UGM Bukan Calo Tiket Terminal, Dian Sandi: Mereka Sedang Fitnah

    Pastikan Mulyono Teman Jokowi Alumni UGM Bukan Calo Tiket Terminal, Dian Sandi: Mereka Sedang Fitnah

    GELORA.CO – Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dian Sandi Utama, memastikan Mulyono, teman Presiden ke-7 RI Joko Widodo yang datang di reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan tahun 1980, bukanlah seorang calo tiket terminal.

    Baru-baru ini, Mulyono sedang menjadi sorotan. Ia disebut oleh pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa sebagai calo tiket terminal di Tirtonadi Solo, Jawa Tengah, dan bukan alumni UGM.

    Mulyono hadir dalam acara reuni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dengan Jokowi di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Kehadiran Mulyono menyita perhatian publik karena namanya sama seperti nama masa kecil Jokowi.

    Tuduhan yang dilontarkan oleh dokter Tifa itu dibantah oleh Dian Sandi dan Mulyono.

    “Ini dia Pak Mulyono, yang dibilang sebagai calo tiket terminal,” kata Dian Sandi, dikutip dari akun Intagramnya, Selasa (29/7/2025).

    “Dijawab sama orang terminal, ‘saya tidak pernah melihat orang ini’ begitu dilihatkan foto,” lanjutnya.

    Dian Sandi menyebut dokter Tifa dan kawan-kawan melakukan fitnah terhadap Mulyono.

    “Mereka sedang fitnah-fitnah aja,” ujar Dian.

    Sementara itu, Mulyono hanya bisa tertawa lepas saat dituduh sebagai calo tiket.

    Ia menegaskan, dirinya setelah lulus kuliah dari UGM pada 1987, langsung merantau ke sejumlah wilayah di Indonesia.

    “Saya selesai kuliah langsung di Pulau Mentawai, dari Mentawai keliling sampai Maluku, Sulawesi, Papua, dan terakhir di Jambi,” tegasnya. 

    Saat ditanya apakah pernah menjadi calo tiket seperti yang dituduhkan, Mulyono tertawa. 

    “Hahaha, kalau beli (tiket) pernah,” jawabnya.

    Mulyono adalah teman satu angkatan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1980 Jokowi.

    Nomor mahasiswa milik Mulyono saat itu yakni 1684.

    Saat ini, ia bekerja di bidang swasta di sektor kehutanan.

    Pria asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu lulus dari UGM pada 1987.

    Ia menghadiri acara reuni alumni angkatan 1980 Fakultas UGM yang juga dihadiri oleh Jokowi.

    Mulyono menyebut Jokowi lebih dulu lulus dari UGM dibanding dirinya.

    Pasalnya, nilai dari eks Gubernur Jakarta itu lebih bagus dibanding nilanya.

    “Saya lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari,” kata dia di Yogyakarta, Sabtu.

    Mulyono tidak terlalu ingin ikut campur soal ijazah milik Jokowi.

    Menurutnya, ijazah adalah urusan masing-masing pribadi.

    “Saya punya Ijazah yang dikeluarkan dari kampus, itu yang saya punya. Saya nggak pernah lihat punya Pak Jokowi,” ujarnya.

    “Kalau yang jelas, kuliah bareng dengan sendirinya ijazahnya sama,” tuturnya.

    Roy Suryo: Reuni Jokowi sangat lucu

    Pakar telematika sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo, menyebut bahwa acara reuni Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dengan alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan tahun 1980 menjadi bahan tertawaan.

    Jokowi dan Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 mengadakan reuni yang digelar di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Para peserta reuni dengan tajuk “Spirit 80 Guyub Rukun Migunani” itu kompak mengenakan seragam berwarna biru, kecuali Jokowi yang memakai kemeja putih.

    Roy Suryo menilai acara reuni tersebut dilakukan secara mendadak karena adanya kekhawatiran terakait isu ijazah palsu Jokowi.

    Pria berusia 57 tahun itu juga menyebut acara reuni tersebut merupakan hal yang sangat lucu.

    “Bahkan acara hari ini yang diselenggarakan pun di Jogja, reuni dadakan yang sangat lucu itu, itu juga menunjukkan kekhawatiran luar biasa, dan dia sangat kelihatan post power syndrome,” kata Roy Suryo, dikutip dari kanal YouTube Official iNews, Sabtu (26/7/2025).

    Roy Suryo menyebut, acara reuni ini juga menjadi bahan tertawaan di seluruh kalangan grup UGM.

    “Dan menjadi bahan tertawaan. Itu menjadi bahan tertawaan di semua grup UGM,” kata dia.

    “Jadi reuni-reunian itu jadi bahan tertawaan. jadi kan makin menunjukkan kelasnya ini,” sambungnya.

    Kasus tudingan ijazah palsu Jokowi

    Jokowi sudah melaporkan kasus dugaan pencemaran nama baik terkait tudingan ijazah palsu ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025.

    Kasus ini terus berkembang dan memunculkan 5 orang terlapor hingga kini menjadi 12 orang terlapor.

    Dari 12 orang terlapor itu, ada juga nama mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, dalam daftar 12 orang terlapor itu.

    Status kasus ijazah Jokowi sudah dinaikkan ke penyidikan.

    Jokowi telah menjalani pemeriksaan penyidik Polda Metro Jaya di Mapolresta Solo pada Rabu (23/7/2025).

    Berikut daftar 12 terlapor kasus tudingan ijazah palsu Jokowi:

    Eggi Sudjana

    M. Rizal Fadillah

    Kurnia Tri Royani

    Ruslam Effendi

    Damai Hari Lubis

    Roy Suryo

    Rismon Sianipar

    Tifauzia Tyassuma (Dr. Tifa)

    Abraham Samad

    Michael Benyamin Sinaga

    Nurdian Noviansyah Susilo

    Ali Ridho (Aldo

  • Sosok Mulyono Disebut Dokter Tifa Cuma Calo Tiket yang Mengaku Teman Jokowi

    Sosok Mulyono Disebut Dokter Tifa Cuma Calo Tiket yang Mengaku Teman Jokowi

    GELORA.CO – Sosok Mulyono yang mengaku teman kuliah Presiden ketujuh Jokowi diragukan, terutama oleh Muhammad Taufiq (pengacara senior di Surakarta) dan dokter Tifa (Pegiat Media Sosial) aktif

    Keduanya mengatakan Mulyono bukalah teman di Universitas Gajah Mada, melainkan hanya calo tiket terminal yang bernama asli Wakidi.

    Namun tudingan ini dibantah langsung Mulyono didampingi kader Partai Solidaritas Indonesia, Dian Sandi Utama. 

    “Nah ini dia Pak Mulyono, yang dibilang sebagai calo tiket terminal, sampai Pak Taufiq itu pergi cari tahu ke terminal,”  kata Dian Sandi seperti dikutip dari Instagramnya yang tayang pada Senin (28/7/2025). 

    “Ternyata, dijawab sama orang terminal, saya tidak pernah melihat orang ini begitu dilihatkan foto. Karena mereka sedang fitnah-fitnah aja,” sambungnya.

    Dian Sandi meminta Mulyono menjelaskan sedikit terkait dengan kegiatan yang dilakukannya selepas menamatkan kuliah. 

    Selepas kuliah, Mulyono mengatakan dirinya merantau ke sejumlah wilayah di Indonesia.

    “Saya selesai kuliah tuh langsung di Pulau Mentawai, dari Mentawai ya keliling lah sampai Maluku, Sulawesi, Papua dan terakhir di Jambi,” ujarnya. 

    Dian lalu bertanya kepada Mulyono apakah pernah menjadi calo tiket seperti yang dituduhkan. 

    Mendengar pertanyaan itu, Mulyono tertawa lepas. 

    “Ha..ha..ha.. Kalau beli (tiket) pernah pak,” katanya diikuti dengan tawa. 

    Sebelumnya, Mulyono juga sempat diwawancarai oleh awak media pada saat acara reunian terkait kesibukannya setelah lulus. 

    Mulyono kala itu menjawab bahwa dirinya bekerja berpindah-pindah wilayah dari Sumatera, Maluku, Sulawesi hingga Papua. Terakhir, berpindah tempat ke Jambi. 

    Ia mengaku sebagai pekerja swasta yang tidak pernah pensiun. 

    “Saya kan orang swasta jadi enggak pernah pensiun. Saya kerja di bidang kehutanan, saya di lapangan seperti survey, inventarisasi area-area,” pungkasnya seperti dikutip dari Kompas TV. 

    Dokter Tifa Bersuara Beri Tuduhan

    Dokter Tifa menyebut nama asli Mulyono adalah Wakidi, calo di Terminal Tirtonadi, Solo.

    Pernyataan itu diungkap dr Tifa di akun X miliknya, yang ramai dikomentari warganet.

    Namun, Dokter Tifa mendapatkan informasi Wakidi ini bukan seorang Insinyur.

    Hal lain yang membuat Dokter Tifa terheran-heran adalah bagaimana seorang lulusan Insinyur tak mampu membeli gigi palsu.

    “Ada lagi ‘Alumni UGM Angkatan 80’ yang mengaku bernama Mulyono, dan skripsinya ambil bidang Ekonomi Manajemen.”

    “Setelah BIN bekerja, bukan BIN yang itu tetapi Badan Intelijen Netizen, ketahuan, ternyata Mulyono ‘Alumni UGM bidang Ekonomi Manajemen’ ini nama aslinya Wakidi, calo Terminal Bus Tirtonadi Solo.”

    “Pantessaan, kok saya ragu ya, ada Alumni UGM seperti ini, masa Insinyur beli gigi palsu ngga sanggup?” cuit Dokter Tifa pada Minggu.

    Dokter Tifa juga menyinggung sistem pendidikan Indonesia yang terasa mudah untuk dimanipulasi.

    “Betul-betul UGM dibuat nyungsep ke comberan sama si Mukidi, temennya si Wakidi”

    “Renungan, betapa mudahnya di Indonesia ini, orang ngaku-ngaku lulusan Universitas ini dan itu, apalagi kalau sudah berbekal “Ijazah” walau bikinan pasar Pramuka bukan bikinan Universitas. Sedihnya negeriku,” lanjut Dokter Tifa.

    Tudingan Serupa

    Seorang pengacara senior di Surakarta, Muhammad Taufiq mengklaim telah melakukan investigasi mengenai sosok yang mengaku sebagai Mulyono itu. 

    Ia mendapatkan informasi bahwa Mulyono bernama asli Wakidi. 

    “Saya sudah investigasi, jadi saya sudah ketemu sama pentolan terminal, saya itu punya akses ke mana-mana karena maklum saya pernah menjadi anggota DPR termuda Surakarta dua periode dan komisi saya adalah komisi kesejahteraan rakyat membidangi antara lain, perguruan, tenaga kerja, pendidikan dan sebagainya. Singkat kata, saya sudah ketemu dan yang bersangkutan namanya adalah Wakidi,” ujar Taufiq dikutip dari YouTube Hersubeno Point yang tayang pada Senin (28/7/2025).

    Taufiq membongkar profesi sebenarnya yang dilakoni oleh Wakidi.

    Wakidi ternyata bekerja sebagai calo tiket. 

    “Itu (yang teriak) Madiun-madiun, Surabaya-surabaya, Sidoarjo-sidoarjo,” kata Taufiq sembari menirukan suara teriakan yang biasa dilakukan calo terminal. 

    “Wakidi bukan Mulyono, dia lima tahun yang lalu itu adalah calo tiket terminal, ada yang memang bagian dari bus. Tapi, kalau dia ini bebas (tak terikat),” tambahnya. 

    Ia pun menantang kepada publik, terutama pihak yang pro terhadap Jokowi, untuk bisa membantah tuduhannya itu. 

    “Silakan kalian bantah, kalian bantah, aku ini wong Solo, lahir di Solo menyelesaikan S1, S2, S3 di Solo. (Kuliah) UNS 11 Maret. Enggak usah didebat ijazah ku asli. Temen-temennya asli semua, ada semua. Kalau ditanya disertasi ya ngerti,” pungkasnya.

    Mulyono mengaku teman Jokowi saat kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

    Mulyono mengatakan, Jokowi salah satu mahasiswa berprestasi di Fakultas Kehutanan UGM saat itu.

    Menurutnya, justru Jokowi lulus lebih dulu daripada Mulyono dan beberapa temannya yang lain.

    Mulyono juga hadir di acara reuni Fakultas Kehutanan UGM, di Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Jokowi saat itu memberikan sambutan di depan teman-temannya.

    Saat itu, teman-teman Jokowi menunjuk seorang alumni bernama Mulyono.

    “Ini Mulyono asli, Pak,” kata rekan Jokowi sambil menunjuk seorang pria bertopi hitam.

    Melihat temannya itu, Jokowi pun langsung berkelakar.

    “Jangan nambah masalah lagi. Hari Mulyono sudah almarhum, ini tambah lagi,” kata Jokowi disambut tawa oleh rekan-rekannya.

    Rupanya Mulyono merupakan teman satu angkatan Jokowi di tahun 1980. 

    “Saya Mulyono, masuk kehutanan tahun 1980 di Fakultas Kehutanan UGM dengan nomor mahasiswa 1684,” kata Mulyono dikutip dari Kompas TV, Sabtu (26/7/2025).

    Menurut Mulyono, ia tidak pernah mau tahu soal sosok Hari Mulyono yang dikaitkan dengan Jokowi.             

    “Saya Mulyono, kalau Pak Jokowi saya tahunya namanya Joko Widodo, pernah sama-sama kuliah, pernah satu kampus, pernah ngobrol,” bebernya.

    “Satu angkatan, dulu gak ada kelas, masuk bareng tahun 80. Dulu gak ada jurusan,” kata Mulyono lagi.

    Berbeda dengan Jokowi yang mengambil skripsi soal teknologi hasil hutan, Mulyono justru menyusun skripsi soal ekonomi management.

    “Saya Fakultas Kehutanan cuma dulu ambil skripsinya bidang ekonomi management.

    Saat itu tidak ada jurusan, hanya Fakultas Kehutanan.

    Ada ekonomi management, ada teknologi hasil hutan,” bebernya.

    Menurut Mulyono, ia lulus dari UGM lebih lama dari Jokowi.

    Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985.

    “(Mulyono) Lulus tahun 1987, wisudanya bulan Februari. Pak Jokowi memang nilainya lebih bagus dari saya,” ungkapnya.

    Mulyono menuturkan, saat kuliah Jokowi merupakan sosok yang biasa saja.

    “Dia sih biasa-biasa saja, selalu inget kalau ketemu selalu sapa sebelum jadi pejabat.

    Pas jadi wali kota kalo ketemu selalu nyapa juga,” ungkapnya

  • Ancaman Dedi Mulyadi bagi Kepala Sekolah Jika Nekat Study Tour: Tak Boleh Membodohi Siswa

    Ancaman Dedi Mulyadi bagi Kepala Sekolah Jika Nekat Study Tour: Tak Boleh Membodohi Siswa

    GELORA.CO  – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melayangkan ancaman kepada kepala sekolah di Jabar jika nekat melaksanakan study tour.

    Dedi menyebut penyelenggaran study tour bisa dilakukan di masing-masing wilayah, tanpa harus keluar kota.

    Karena itu, apabila ada kepala sekolah yang nekat melakukan study tour keluar kota, maka akan dicopot dari jabatannya.

    “Cukup di daerahnya masing-masing. Karena di setiap kabupaten, lab sudah ada, sudah lengkap.”

    “Tiap kabupaten ada sawah, setiap kota juga ada area penelitian,” kata Dedi di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Senin (28/7/2025), dilansir Kompas.com.

    “Jadi, kalau ada yang tetap melakukan, sanksi kepala sekolahnya saya copot,” tegas Dedi.

    Ia pun menilai, selama ini banyak sekolah menyalahgunakan istilah study tour dengan mengemasnya sebagai kegiatan wisata.

    Karena itu, Dedi beranggapan pelaksanaan study tour selama ini bertentangan dengan makna sebenarnya.

    Menurutnya, itu sama saja seperti pembodohan publik.

    “Dengan adanya demo pekerja pariwisata, pengelola bus pariwisata, dan pengusaha travel, itu menunjukkan study tour yang dilaksanakan selama ini bertentangan dengan makna sebenarnya.”

    “Itu pembodohan publik. Makanya, tidak boleh sekolah-sekolah di Jawa Barat membodohi siswa dan orang tuanya,” jelas Dedi.

    Dampak Larangan Study Tour

    Kebijakan larangan study tour yang diterapkan Dedi Mulyadi, menuai kontra dari pelaku industri wisata.

    Koordinator Perkumpulan Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB), Herdis Subarja, mengungkapkan larangan Dedi bisa berpotensi melemahkan sektor pariwisata dan mengancam mata pencaharian ribuan pekerja.

    Sebab, pendapatan para pemandu wisata dan pelaku usaha kecil, kebanyakan bergantung pada kunjungan pelajar.

    “Perjuangan para pekerja pariwisata Jawa Barat tidak sampai di sini. Selama Gubernur Jabar belum mengganti atau menghapus poin larangan kegiatan study tour sekolah, kami P3JB akan terus melakukan berbagai upaya, termasuk langkah politik dan hukum,” kata Herdis saat dihubungi, Selasa (22/7/2025), dilansir TribunJabar.id.

    Sejak larangan study tour diberlakukan, lanjut Herdis, banyak pemandu wisata kehilangan penghasilan utama mereka.

    Tak hanya itu, pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan wisata, omzetnya juga menurun drastis.

    “Dampaknya sangatlah signifikan. Pasar ini merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang selama ini saling menopang ekonomi rakyat kecil,” urainya.

    Menurutnya, segmen sekolah berkontribusi 50 hingga 60 persen terhadap omzet tahunan pelaku usaha jasa wisata, khususnya saat musim liburan pendidikan. 

    Ia menilai, seharusnya kebijakan ini tidak serta-merta diterbitkan tanpa solusi pengganti yang jelas.

    “Kerugian sangat besar. Hilangnya income perusahaan rata-rata mencapai 50 persen. Sebelum kebijakan dikeluarkan, seharusnya Gubernur memberikan alternatif solusi agar usaha tetap berjalan,” lanjutnya.

    Kondisi serupa dirasakan Aziz (55), pemilik biro perjalanan wisata di Kabupaten Bandung.

    Ia mengaku kehilangan sekitar 50 persen pendapatan sejak Surat Edaran (SE) larangan study tour diberlakukan.

    Biasanya, perusahaan Aziz mengakomodasi perjalanan study tour ke berbagai destinasi, mulai dari Yogyakarta, Malang, Banten, hingga Bali.

    “Langsung pangkas omzet otomatis. Sekarang banyak karyawan libur karena memang tidak ada orderan,” ujarnya, Selasa (22/7/2025). 

    Meski belum sampai pada pemutusan hubungan kerja (PHK), Aziz mengaku sebagian besar armada busnya kini menganggur di garasi. 

    Ia kini hanya mengandalkan pesanan dari segmen korporasi dan swasta. 

    Aturan Larangan Study Tour

    Larangan study tour yang diterapkan Dedi Mulyadi termuat dalam SE Gubernur Jawa Barat Nomor 45/PK.03.03/KESRA.

    Di poin tiga SE itu, tertulis, “Sekolah dilarang membuat kegiatan piknik, yang dibungkus dengan kegiatan study tour, yang memiliki dampak pada penambahan beban orang tua. Kegiatan tersebut bisa diganti dengan berbagai kegiatan berbasis inovasi, seperti mengelola sampah secara mandiri di lingkungan sekolah, mengembangkan sistem pertanian organik, aktivitas peternakan, perikanan dan kelautan, serta meningkatkan wawasan dunia usaha dan industri.”

    Selain study tour, kegiatan wisuda maupun perpisahan di sekolah juga dilarang. Seperti yang termuat pada poin empat:

    “Sekolah dilarang membuat kegiatan wisuda, perpisahan atau penamaan lainnya pada seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar, sampai Pendidikan Menengah yang memiliki dampak pada penambahan beban orangtua. Kegiatan tersebut hanya seremonial yang tidak memiliki makna akademik bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.”

    Terkait alasan melarang kegiatan study tour, Dedi pernah menjelaskan dalam sebuah unggahan video di akun Instagramnya, pada 25 Februari 2025.

    Dedi mengungkapkan, larangan itu berlaku bagi apapun kegiatan yang berkaitan dengan study tour, yang membebani keuangan orang tua siswa.

    Sebab, selama ini, diketahui biaya study tour selalu dibebankan secara penuh kepada pihak wali murid.

    “Saya tegaskan kembali ya, yang kami larang itu adalah kegiatan-kegiatan study tour, kunjungan ilmiah, study industry, kunjungan industri, apapun namanya, yang di dalamnya melakukan pembebanan kepada orang tua siswa,” kata Dedi, Selasa, di akun Instagram @dedimulyadi71.

    Menurut Dedi, selama ini sebagian besar orang tua siswa harus berutang demi membayar biaya study tour.

    Hal itu, lanjut dia, justru menjadi beban ekonomi bagi orang tua siswa karena memiliki tanggungan utang.

    “Banyak orang tua siswa yang tidak dalam posisi punya kemampuan keuangan harus ngutang ke sana kemari, yang berakibat pada beban ekonomi hidupnya semakin berat,” imbuh Dedi.

    Alasan selanjutnya yang membuat Dedi tegas melarang study tour adalah soal keamanan.

    Dedi menyinggung kecelakaan SMK di Depok ketika melakukan study tour yang berujung pada meninggalnya 11 siswa.

    Menurutnya, kecelakaan tersebut harus dijadikan pelajaran penting agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

    “Kedua, jaminan keselamatan terhadap siswa, seperti terjadi pada waktu kecelakaan SMK di Depok yang mengakibatkan meninggalnya jumlah org yang banyak.”

    “Itu adalah pelajaran penting bagi kita semua agar tidak mengulangi peristiwa yang sama,” pungkas Dedi

  • Daftar 10 Pahlawan Nasional Indonesia dan Perannya dalam Sejarah

    Daftar 10 Pahlawan Nasional Indonesia dan Perannya dalam Sejarah

    Bisnis.com, JAKARTA – Pahlawan nasional adalah simbol keberanian, ketulusan, dan pengorbanan terhadap kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia.  

    Sosok pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang di medan perang, tetapi bisa juga sosok yang berjuang dari mimbar pidato, politik hingga garis depan diplomasi. Yang jelas, mereka hadir sebagai penopang kemerdekaan dan penjaga nilai-nilai kebangsaan.

    Artikel ini hadir untuk mengenalkan 10 pahlawan nasional Indonesia yang memberikan kontribusi luar biasa di berbagai bidang politik, militer, pendidikan, hingga kebudayaan.

    Pengertian Pahlawan Nasional

    Definisi Menurut Undang-Undang

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, pahlawan nasional adalah warga negara Indonesia yang telah gugur atau meninggal dunia dalam rangka membela negara, mempertahankan kemerdekaan, serta memberikan jasa luar biasa bagi bangsa dan negara.

    Gelar ini diberikan oleh Presiden setelah melalui proses seleksi yang ketat oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Penetapan ini juga mempertimbangkan rekam jejak perjuangan, dampak sosial, dan keteladanan tokoh tersebut.

    Siapa yang Bisa Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional?

    Seseorang bisa diangkat sebagai pahlawan nasional jika terbukti memiliki jasa luar biasa dalam bidang perjuangan, pendidikan, politik, atau bidang lain yang berkontribusi signifikan terhadap kemerdekaan atau pembangunan Indonesia. Tokoh tersebut biasanya telah wafat dan memiliki pengaruh luas yang diakui masyarakat dan negara.

    Daftar 10 Pahlawan Nasional Indonesia dan Biografinya

    1. Ir. Sukarno

    Lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 – wafat 21 Juni 1970. Sukarno adalah proklamator kemerdekaan dan Presiden pertama Republik Indonesia. Ia dikenal sebagai orator ulung, penggagas Pancasila, dan pendiri negara modern Indonesia. Kutipan terkenalnya, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”.

    2. Mohammad Hatta

    Lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902 – wafat 14 Maret 1980. Hatta adalah proklamator, Wakil Presiden pertama, dan Bapak Koperasi Indonesia. Ia adalah pemikir rasional dan diplomatis, yang memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur internasional.

    3. Ki Hajar Dewantara

    Lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – wafat 26 April 1959. Bapak Pendidikan Nasional. Ia mendirikan Taman Siswa dan memperjuangkan pendidikan sebagai hak rakyat. Motonya, “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.

    4. R.A. Kartini

    Lahir di Jepara, 21 April 1879 – wafat 17 September 1904. Tokoh emansipasi perempuan Indonesia. Melalui surat-suratnya yang dihimpun dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kartini menginspirasi kebangkitan pendidikan perempuan pribumi.

    5. Jenderal Soedirman

    Lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916 – wafat 29 Januari 1950. Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia. Meski sakit, ia tetap memimpin perang gerilya melawan Belanda. Simbol keteguhan dan loyalitas terhadap bangsa.

    6. Cut Nyak Dien

    Lahir di Aceh, sekitar 1848 – wafat 6 November 1908. Pahlawan wanita dari Aceh yang memimpin perlawanan terhadap Belanda setelah suaminya gugur. Ia dikenal karena keberaniannya memimpin pasukan di hutan-hutan Aceh.

    7. Wage Rudolf Soepratman

    Lahir di Purworejo, 9 Maret 1903 – wafat 17 Agustus 1938. Pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Melalui musik, ia membakar semangat nasionalisme dan menjadi suara dari semangat merdeka.

    8. Pattimura (Thomas Matulessy)

    Lahir di Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – wafat 16 Desember 1817. Pahlawan dari Maluku yang memimpin perlawanan terhadap kolonial Belanda. Simbol perlawanan rakyat timur Indonesia.

    9. KH. Hasyim Asy’ari

    Lahir di Jombang, 10 April 1875 – wafat 25 Juli 1947. Pendiri Nahdlatul Ulama dan tokoh ulama besar Indonesia. Fatwanya tentang kewajiban jihad melawan penjajah menjadi pemantik Resolusi Jihad 1945.

    10. HOS Tjokroaminoto

    H.O.S. Tjokroaminoto – Pemimpin Sarekat Islam, tokoh pergerakan awal yang membina banyak tokoh muda seperti Sukarno, Semaoen, hingga Musso. Dia dikenal sebagai Raja Jawa tanpa mahkota.

    Kriteria Penetapan Pahlawan Nasional

    Penilaian terhadap calon pahlawan nasional dilakukan dengan mempertimbangkan jasa yang nyata dan luar biasa, baik dalam melawan penjajah, membangun fondasi bangsa, maupun dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Pahlawan nasional harus memiliki moralitas tinggi dan tak tercela.

    Proses ini dilakukan melalui usulan dari masyarakat atau pemerintah daerah, dilanjutkan dengan penelitian sejarah, uji publik, dan akhirnya sidang Dewan Gelar di tingkat nasional. Penetapan dilakukan oleh Presiden melalui Keputusan Presiden.

    Peran Penting Pahlawan Nasional dalam Sejarah Indonesia

    Pahlawan nasional mewakili ragam perjuangan: dari angkat senjata di medan perang hingga merintis pendidikan dan ideologi kebangsaan. Soekarno dan Hatta menempuh jalur politik dan diplomasi, Soedirman melalui militer, Ki Hajar Dewantara melalui pendidikan, dan Kartini melalui pena.

    Peran mereka membentuk identitas bangsa, baik dalam memperjuangkan kemerdekaan maupun merawatnya. Pahlawan nasional adalah titik temu antara masa lalu dan cita-cita masa depan Indonesia.

    Kenapa Kita Harus Mengenal Pahlawan Nasional?

    Mengenal pahlawan nasional berarti mengenali fondasi sejarah bangsa. Mereka memberi kita teladan tentang keberanian, ketulusan, dan dedikasi. Nilai-nilai ini penting ditanamkan pada generasi muda agar tak kehilangan arah dalam menghadapi tantangan zaman.

    Relevansi perjuangan para pahlawan tetap hidup dalam isu-isu kontemporer, ketimpangan sosial, pendidikan, dan semangat kebhinekaan. Di tengah globalisasi, nilai nasionalisme yang diperjuangkan mereka adalah jangkar moral bagi bangsa.

    Dari ujung barat hingga timur Nusantara, pahlawan nasional hadir dalam berbagai wujud seperti: guru, tentara, diplomat, ulama, dan seniman. Mereka membawa satu semangat, kemerdekaan dan keadilan.

    Mari kita kenali lebih dalam para tokoh ini, bukan hanya untuk mengenang, tapi juga meneladani. Karena seperti kata Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”.

    FAQ

    Siapa saja 10 pahlawan nasional paling terkenal? Beberapa di antaranya: Soekarno, Hatta, Soedirman, Kartini, Ki Hajar Dewantara, Cut Nyak Dien, WR Soepratman, Pattimura, KH Hasyim Asy’ari, dan HOS Tjokroaminoto.
    Apa syarat seseorang menjadi pahlawan nasional? Telah wafat, memiliki jasa luar biasa bagi bangsa, moralitas tinggi, dan kontribusi signifikan dalam sejarah Indonesia.
    Apakah daftar pahlawan nasional bisa berubah? Ya, pemerintah melalui kajian sejarah dapat menetapkan tokoh baru atau memperluas pengakuan terhadap pahlawan dari daerah yang belum terwakili.
    Kapan Hari Pahlawan diperingati di Indonesia? Setiap tanggal 10 November, untuk mengenang Pertempuran Surabaya tahun 1945.

    Sumber referensi: 

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan
    Buku “Pahlawan Nasional Indonesia” – Perpustakaan Nasional RI
    Ensiklopedia Tokoh Indonesia, LIPI & ANRI
    Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
    Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang Penetapan Gelar Pahlawan Nasional (berbagai tahun)

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Jejak Wakidi Calo Bus di Terminal Tirtonadi Solo, Kini Disebut Jadi Mulyono Teman Jokowi

    Jejak Wakidi Calo Bus di Terminal Tirtonadi Solo, Kini Disebut Jadi Mulyono Teman Jokowi

    GELORA.CO – Mencari jejak Wakidi calo bus di Terminal Tirtonadi Solo yang mendadak disorot lantaran kini disebut menjadi Mulyono teman Jokowi alumni UGM.

    Isu soal Mulyono, teman kuliah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang disebut-sebut pernah menjadi calo tiket bus di Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, ramai diperbincangkan.

    Namun, hasil penelusuran TribunSolo.com menunjukkan tidak ada bukti yang menguatkan tudingan tersebut.

    Pernyataan soal keterlibatan Mulyono sebagai calo pertama kali diungkapkan pengacara asal Solo, M. Taufiq, melalui kanal YouTube Muhammad Taufiq & Partners Law Firm, Minggu (27/7/2025).

    Dalam video tersebut, ia menyebut ada sosok bernama Wakidi yang diduga sebagai calo di Terminal Tirtonadi.

    “Saya sudah investigasi, menghubungi pentolan Terminal Tirtonadi. Singkat kata, yang bersangkutan namanya Wakidi, bukan Mulyono. Dia itu calo tiket,” ujar Taufiq didampingi rekannya, Andhika mengutip Tribun Solo.

    Namun, saat TribunSolo.com mencoba menelusuri langsung ke lapangan, hasilnya nihil.

    Sejumlah pekerja di Terminal Tirtonadi, mulai dari agen bus, porter, tukang ojek, hingga pedagang, tak mengenali sosok bernama Wakidi ataupun Mulyono, termasuk saat diperlihatkan foto yang dimaksud.

    Umar Sahid (70), salah satu agen bus senior di Terminal Tirtonadi, mengaku tidak pernah melihat sosok Mulyono ataupun Wakidi di lingkungan terminal.

    “Dereng nate (belum pernah melihat), nggak kenal i,” ucapnya saat ditemui TribunSolo.com di area agen PO Bus Gunung Mulia.

    “Kalau (pekerja) agen-agen itu terdaftar, nama-namanya kenal semua. Tapi kalau Wakidi itu saya belum tahu,” tambahnya.

    Sahid menegaskan bahwa praktik calo tiket di terminal sudah lama diberantas oleh pengelola terminal.

    “Dulu ada memang yang nggak pakai seragam tapi ya nggak tahu nama-namanya. Ya sekitar tahun 1983–1984-an,” ungkap Sahid.

    “Kalau sekarang sudah nggak ada, udah lama disingkirin semua,” tambahnya.

    Hal serupa disampaikan Sambungan Tampubolon (65), agen bus lainnya di Terminal Tirtonadi.

    Ia juga tidak pernah mengenal Mulyono atau Wakidi.

    “Tidak pernah, tidak pernah itu. Cuma ngakunya dia kerja di Terminal,” katanya.

    “Pak Taufiq juga sempat ke sini. Cuma memang tidak ada (orang yang dimaksud),” sambungnya.

    Sambungan menekankan bahwa pengelola Terminal Tirtonadi sudah lama menertibkan calo.

    “Di sini sudah tidak ada calo, positif. Sudah lama, di sini kan juga ada organisasinya, komunitasnya kan ada,” jelasnya.

    Sebagai informasi, penertiban calo tiket bus ilegal di Terminal Tipe A Tirtonadi sudah dilakukan sejak 2018.

    Saat ini, seluruh pekerja terminal tergabung dalam berbagai paguyuban, seperti paguyuban agen bus, porter, pedagang, ojek, hingga taksi.

    Mereka semua dibekali kartu identitas resmi yang diperbarui setiap tahun, sebagai bagian dari sistem pengawasan dan profesionalisme.

    Dengan sistem yang tertib ini, keberadaan calo ilegal di Terminal Tirtonadi bisa dipastikan sudah tidak ditemukan lagi.

    Sosok Mulyono

    Nama Mulyono mencuri perhatian dalam acara peringatan 45 tahun angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).

    Presiden ketujuh RI, Jokowi, bertemu dengan salah satu peserta reuni bernama Mulyono. 

    Nama itu sontak mengundang tawa dari para peserta karena merupakan nama kecil Jokowi semasa kanak-kanak.

    Menanggapi celetukan soal “Mulyono”, Jokowi yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM itu hanya tersenyum dan melontarkan gurauan.

    Mulyono sendiri mengaku asal Sukoharjo, Jawa Tengah.

    Ia mengaku satu kampus dengan Jokowi.

    “Yang jelas nama saya Mulyono, kalau Pak Jokowi kan saya tahunya Pak Joko Widodo. Pernah sama-sama kuliah, satu kampus, ngobrol gitu,” kata Mulyono ditemui wartawan di sela-sela acara itu.

    Ia menyebut masuk UGM tahun 1980, lulus 1987.

    Ia mengatakan Jokowi lulus lebih cepat, lantaran nilai-nilai mata kuliah Jokowi lebih bagus daripada miliknya.

    Sehingga, Jokowi bisa lulus dua tahun lebih cepat darinya.

    Wawancara Mulyono bersama wartawan viral, setelah ia mengatakan di eranya kuliah, tidak ada jurusan di Fakultas Kehutanan UGM.

    “Waktu itu tidak ada jurusan. Kalau saya skripsi ambil manajemen ekonomi,” kata Mulyono.

  • Rakernas IMI Sepakati Munas Pemilihan Ketua Umum Digelar di Yogyakarta

    Rakernas IMI Sepakati Munas Pemilihan Ketua Umum Digelar di Yogyakarta

    Jakarta

    Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menuturkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMI 2025 sepakat memutuskan Musyawarah Nasional (Munas) IMI 2025 akan digelar di Yogyakarta, tanggal 20 September 2025. Agenda penting dalam Munas IMI 2025 adalah untuk memilih Ketua Umum IMI periode 2025-2030 di Yogyakarta.

    “Munas IMI 2025 tidak hanya tentang memilih siapa yang akan memimpin IMI dalam 5 tahun kedepan. Kita harapkan Munas IMI nanti akan kembali menetapkan pemimpin yang mampu membawa IMI menjadi kekuatan utama dalam membina atlet otomotif unggulan, menjadi pendorong utama kebangkitan industri otomotif, modifikasi dan sport tourism nasional serta mampu menjaga IMI sebagai organisasi yang solid, bersih, dan terbuka,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

    Anggota DPR ini memaparkan, Rakernas juga secara resmi membentuk Tim Penjaringan Calon Ketua Umum IMI Pusat 2025-2030. Tim ini bertugas melakukan proses seleksi calon berdasarkan kriteria profesionalitas, rekam jejak, integritas, dan komitmen terhadap pengembangan olahraga otomotif nasional. Penjaringan diharapkan transparan, inklusif, dan berjalan sesuai AD/ART IMI.

    Tim Penjaringan Calon Ketua Umum IMI Pusat 2025-2030 terdiri dari Umbu Kabunang Rudiyanto (IMI Pusat), Brigjen Pol (Purn) Agus Kurniady Sutisna (IMI Pusat), Donni B. Prihandana (IMI Pusat), Sadikin Aksa (Mantan Ketua Umum IMI), Mirza Mubaraq (Ketua IMI Aceh), Edy Sudarmadi (Ketua IMI Kalimantan Selatan) dan Helmy Umar (Ketua IMI Sulawesi Tengah).

    “Dengan telah ditetapkannya jadwal Munas dan tim penjaringan calon, IMI menegaskan komitmen bahwa proses kontestasi internal organisasi harus dilakukan dengan prinsip keterbukaan, meritokrasi, dan akuntabilitas. Proses pengalihan masa jabatan Ketum IMI dari periode empat tahun menjadi lima tahun, selain berdasarkan hasil Munaslub IMI juga sudah memperoleh persetujuan KONI. Hal ini akan memperkuat fondasi organisasi dan mengoptimalkan implementasi kebijakan IMI jangka panjang,” kata Bamsoet.

    Ketua IMI Jawa Timur Bambang Kapten menuturkan, sosok yang ideal untuk menjadi Ketum IMI harus memiliki kombinasi unik antara kecintaan pada dunia otomotif, kapasitas manajerial, kemampuan diplomasi, serta komitmen terhadap integritas dan inklusivitas organisasi.

    Karena, IMI bukan sekadar organisasi olahraga, melainkan ekosistem besar yang menyatukan atlet, komunitas, industri, regulator, hingga stakeholder global.

    “Ketum IMI bukan hanya jabatan simbolik. Ia adalah lokomotif arah kebijakan otomotif nasional. Karena itu, sosok ideal adalah figur yang yang mampu merangkul semua kepentingan di dunia otomotif, punya visi strategis, kuat dalam jaringan, inklusif secara sikap, progresif secara pemikiran serta memiliki pengalaman yang telah teruji,” pungkas Bamsoet.

    (anl/ega)

  • Rakernas IMI Sepakati Munas Pemilihan Ketua Umum Digelar di Yogyakarta

    Rakernas IMI Sepakati Munas Pemilihan Ketua Umum Digelar di Yogyakarta

    Jakarta

    Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo menuturkan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMI 2025 sepakat memutuskan Musyawarah Nasional (Munas) IMI 2025 akan digelar di Yogyakarta, tanggal 20 September 2025. Agenda penting dalam Munas IMI 2025 adalah untuk memilih Ketua Umum IMI periode 2025-2030 di Yogyakarta.

    “Munas IMI 2025 tidak hanya tentang memilih siapa yang akan memimpin IMI dalam 5 tahun kedepan. Kita harapkan Munas IMI nanti akan kembali menetapkan pemimpin yang mampu membawa IMI menjadi kekuatan utama dalam membina atlet otomotif unggulan, menjadi pendorong utama kebangkitan industri otomotif, modifikasi dan sport tourism nasional serta mampu menjaga IMI sebagai organisasi yang solid, bersih, dan terbuka,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

    Anggota DPR ini memaparkan, Rakernas juga secara resmi membentuk Tim Penjaringan Calon Ketua Umum IMI Pusat 2025-2030. Tim ini bertugas melakukan proses seleksi calon berdasarkan kriteria profesionalitas, rekam jejak, integritas, dan komitmen terhadap pengembangan olahraga otomotif nasional. Penjaringan diharapkan transparan, inklusif, dan berjalan sesuai AD/ART IMI.

    Tim Penjaringan Calon Ketua Umum IMI Pusat 2025-2030 terdiri dari Umbu Kabunang Rudiyanto (IMI Pusat), Brigjen Pol (Purn) Agus Kurniady Sutisna (IMI Pusat), Donni B. Prihandana (IMI Pusat), Sadikin Aksa (Mantan Ketua Umum IMI), Mirza Mubaraq (Ketua IMI Aceh), Edy Sudarmadi (Ketua IMI Kalimantan Selatan) dan Helmy Umar (Ketua IMI Sulawesi Tengah).

    “Dengan telah ditetapkannya jadwal Munas dan tim penjaringan calon, IMI menegaskan komitmen bahwa proses kontestasi internal organisasi harus dilakukan dengan prinsip keterbukaan, meritokrasi, dan akuntabilitas. Proses pengalihan masa jabatan Ketum IMI dari periode empat tahun menjadi lima tahun, selain berdasarkan hasil Munaslub IMI juga sudah memperoleh persetujuan KONI. Hal ini akan memperkuat fondasi organisasi dan mengoptimalkan implementasi kebijakan IMI jangka panjang,” kata Bamsoet.

    Ketua IMI Jawa Timur Bambang Kapten menuturkan, sosok yang ideal untuk menjadi Ketum IMI harus memiliki kombinasi unik antara kecintaan pada dunia otomotif, kapasitas manajerial, kemampuan diplomasi, serta komitmen terhadap integritas dan inklusivitas organisasi.

    Karena, IMI bukan sekadar organisasi olahraga, melainkan ekosistem besar yang menyatukan atlet, komunitas, industri, regulator, hingga stakeholder global.

    “Ketum IMI bukan hanya jabatan simbolik. Ia adalah lokomotif arah kebijakan otomotif nasional. Karena itu, sosok ideal adalah figur yang yang mampu merangkul semua kepentingan di dunia otomotif, punya visi strategis, kuat dalam jaringan, inklusif secara sikap, progresif secara pemikiran serta memiliki pengalaman yang telah teruji,” pungkas Bamsoet.

    (anl/ega)