provinsi: DI YOGYAKARTA

  • Jawa Bakal Dikepung Banyak Tol Baru, Ini Daftarnya

    Jawa Bakal Dikepung Banyak Tol Baru, Ini Daftarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah bakal melanjutkan sejumlah proyek tol di tahun 2026 mendatang. Total ada 10 ruas tol yang saat ini status proyeknya tengah berjalan.

    Hal ini tercantum dalam Buku II Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara Tahun Anggaran 2026. Dalam dokumen tersebut, terdapat 16 proyek jalan tol yang digarap melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dari jumlah itu, hanya 10 proyek yang masih berstatus dalam tahap pembangunan.

    Berikut Daftarnya:

    Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM)
    Jalan Tol Serang-Panimbang
    Jalan Tol Semarang-Demak
    Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulonprogo
    Jalan Tol Kediri-Tulungagung
    Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi
    Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan
    Jalan Tol Yogyakarta-Bawen
    Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban
    Jalan Tol JORR Elevated Cikunir-Ulujami

    Foto: Ilustrasi Tol Trans Jawa. (Dok. Jasa Marga)
    Ilustrasi Tol Trans Jawa. (Dok. Jasa Marga)

    Sedangkan 6 Jalan Tol lainnya berstatus sudah rampung pembangunannya, yaitu:

    Jalan Tol Batang-Semarang
    Jalan Tol Pandaan-Malang
    Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated
    Jalan Tol Manado-Bitung
    Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
    Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan.

    Pada 2026, pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 28,19 km. Secara umum, hingga Semester I 2025, perkembangan proyek tol dengan penjaminan KPBU sebesar Rp 48.199,7 miliar dan US$3,8 miliar adalah sebagai berikut:

    Jalan Tol CJPP 100%
    Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) 92,6% untuk ruas Krian-Legundi-Bunder telah beroperasi komersial sejak 13 Desember 2020. Untuk ruas 4 dalam proses amandemen terkait pengurangan lingkup proyek
    Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan 100%
    Jalan Tol Serang Panimbang progres pengadaan tanah 99,1% dan progres konstruksi seksi 2 88,8%
    Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan progres pengadaan tanah 85% dan progres kontruksi seksi 2A 63%, seksi 2B 59,2%, seksi 3 74,2%
    Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi progres pengadaan tanah seksi 1-3 99,7% dan untuk seksi 4-7 74,2%
    Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah digunakan sejak 12 Desember 2019.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        24 Agustus 2025

    5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional Yogyakarta 24 Agustus 2025

    5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Kasus kematian misterius diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ADP, memasuki babak baru dengan sejumlah kejanggalan yang diungkap oleh pihak keluarga.
    Dalam konferensi pers yang digelar di Yogyakarta pada Sabtu (23/8/2025), keluarga yang didampingi oleh tim kuasa hukum, Nicholay Aprilindo dan Dwi Librianto, membeberkan berbagai temuan yang memperkuat dugaan adanya pihak lain di balik meninggalnya ADP.
    Salah satu temuan paling janggal diungkap oleh kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo.
    Ia menjelaskan bahwa saat acara pengajian untuk mendiang ADP pada 9 Juli 2025, asisten rumah tangga keluarga menerima sebuah amplop cokelat dari seorang pria tak dikenal.
    Isi amplop tersebut bukanlah surat, melainkan simbol-simbol yang terbuat dari gabus putih.
    “Ada seseorang membawa amplop coklat, yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja,” katanya dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
    Nicholay menegaskan bahwa temuan ini telah diserahkan kepada pihak berwenang untuk didalami lebih lanjut, karena keluarga meyakini simbol tersebut membawa pesan tersembunyi.
    “Itu sudah diserahkan kepada pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu, pesan apa yang terkandung dalam simbol itu,” kata dia.
    Kejanggalan lain datang dari aktivitas digital almarhum.
    Kuasa hukum menyebutkan bahwa istri ADP, Meta Ayu – yang akrab disapa Pita – menemukan akun media sosial dan aplikasi perpesanan suaminya sempat aktif setelah dinyatakan meninggal dunia, padahal ponselnya dilaporkan hilang.
    “Kami baru dapat informasi dari istrinya atau keluarganya, Instagram milik almarhum
    on
    padahal sempat dikatakan HP-nya hilang,” ujar Nicholay Aprilindo.
    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Meta Ayu sempat mencoba mengirim pesan ke nomor WhatsApp milik suaminya dan pesan tersebut menunjukkan status terkirim dengan tanda centang dua.
    “Berarti kan on kalau centang dua, ini kan jadi misteri juga. Dikatakan kalau HP-nya hilang, tapi kok bisa ada on di Instagram dan centang dua,” katanya.
    “Untuk waktunya (medsosnya aktif) kami akan mendalami.”
    KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Kuasa Hukum keluarga ADP Nicholay bersama orangtua ADP Subaryano, Sabtu (23/8/2025)
    Istri almarhum, Meta Ayu, sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa. Namun tidak direspons.
    Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto.
    Kronologi dimulai saat Meta Ayu, tidak bisa menghubungi suaminya sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20 WIB.
    “Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan Meta Ayu) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu,” jelas Dwi Librianto.
    Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto. Sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 pada hari Senin itu.
    Setelah gagal menghubungi penjaga kos, Pita mencoba menghubungi pihak kepolisian pada dini hari.
    “Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali. Tadi pagi saya coba menghubungi (nomor Polsek Menteng), memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng,” ungkapnya.
    Tim kuasa hukum juga menyoroti adanya kejanggalan dalam keterangan penjaga kos kepada penyidik.
    Nicholay Aprilindo membantah keras pernyataan bahwa istri ADP pernah meminta posisi kamera pengawas (CCTV) diubah.
    “Dan perlu saya sampaikan keterangan dari istri almarhum bahwa istri almarhum yang bernama Meta Ayu tidak pernah meminta pergeseran CCTV,” tegas Nicholay.
     
    Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif di balik keterangan penjaga kos tersebut.
    “Istri almarhum menyatakan tidak pernah meminta penjaga kos untuk menggeser CCTV, sehingga timbul pertanyaan kami dari mana penjaga kos, Siswanto, itu menyatakan ada permintaan dari istri almarhum untuk menggeser CCTV,” tambahnya.
    Berdasarkan serangkaian kejanggalan tersebut, keluarga dan kuasa hukum meyakini kematian ADP bukanlah peristiwa biasa dan diduga melibatkan pembunuh profesional. Pihak keluarga menyatakan ketidakpuasan atas kesimpulan awal yang disampaikan oleh kepolisian.
    “Jadi ketidakpuasan pihak keluarga, khususnya orangtua, setelah melihat kejanggalan yang saya sebut, sehingga pada kesimpulan sementara bahwa kematian almarhum ada pihak lain yang terlibat,” kata Nicholay.
    Menanggapi tidak ditemukannya sidik jari di lokasi, Nicholay berpendapat bahwa pelaku profesional menggunakan teknologi canggih untuk menghilangkan jejak seperti sarung tangan tanpa jejak.
    “Kalau dikatakan sidik jari dan sebagainya, sekarang pembunuh profesional yang mempunyai keahlian khusus menggunakan peralatan canggih, contohnya sarung tangan tanpa jejak, tidak meninggalkan sidik jari,” jelasnya.
    Di tengah upaya mencari keadilan, Subaryono, ayah dari almarhum ADP, menyampaikan permohonan tulus kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk membantu mengungkap misteri kematian putranya.
    Subaryono (70 tahun) merasa lemah dan tidak berdaya, terlebih karena anaknya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengabdi pada negara. Oleh karena itu, ia berharap pimpinan tertinggi negara dapat memberikan perhatian khusus pada kasus ini.
    “Kami memohon kepada yang terhormat presiden Republik Indonesia, yang terhormat bapak Prabowo Subianto, kami mohon dengan rendah hati dan kami mohon setulus-tulusnya,” ucap Subaryono dengan suara bergetar, Sabtu (23/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Arya Daru Disebut Bunuh Diri, Kuasa Hukum Keluarga: Bagi Kami Tidak Masuk Akal

    Arya Daru Disebut Bunuh Diri, Kuasa Hukum Keluarga: Bagi Kami Tidak Masuk Akal

    Liputan6.com, Yogyakarta – Dalam jumpa pers, Sabtu (23/8/2025), ayahanda almarhum Arya Daru, Subaryono, dengan suara bergetar mengungkapkan betapa hancurnya perasaan keluarga atas kepergian putra tunggal mereka.

    “Kami tidak hanya kehilangan Arya Daru, tapi juga kehilangan harapan,” ucapnya.

    Bagi Subaryono, kepergian Daru bukan sekadar kehilangan anak, tetapi hilangnya cahaya yang menjadi simbol perjuangan panjang keluarga. Daru lahir setelah sang istri mengalami tiga kali keguguran.

    “Butuh proses panjang untuk kelahiran Arya Daru. Dia adalah bintang, suatu karunia bagi kami,” imbuhnya.

    Kematian Daru sejak awal menimbulkan tanda tanya besar. Saat jasadnya ditemukan, wajahnya dalam kondisi terlilit lakban, namun pintu kamar kos tidak menunjukkan tanda-tanda perlawanan.

    Meski demikian, polisi menyebut tidak ada indikasi tindak pidana dan menduga kuat Daru meninggal karena bunuh diri. Kesimpulan itu segera memunculkan keraguan, terutama dari pihak keluarga. Apalagi Arya Daru dalam posisi promosi jabatan dan akan pergi ke Finlandia bersama keluarga.

    “Bagaimana bisa orang yang baru mendapat promosi jabatan, sedang bahagia, tiba-tiba memilih jalan itu? Bagi kami ini tidak masuk akal,” tegas kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilianto.

    Dalam keterangannya, Nicholay menyebut pihaknya terus mengawal penyelidikan dan memastikan semua proses hukum berjalan transparan. Menurutnya, keluarga mendasarkan sikap pada rujukan medis dan pendapat ahli, termasuk dari dokter forensik RSCM yang sebelumnya melakukan pemeriksaan awal.

    “Waktu itu sudah disampaikan oleh dokter forensik RSCM. Itu yang kemudian kami jadikan patokan. Bahkan saya pernah membicarakannya di sebuah podcast bersama Hotman Paris Hutapea, dan publik juga terus mengikuti,” jelas Nicholay.

    Ia menambahkan, setiap langkah keluarga selalu diputuskan dengan hati-hati, mempertimbangkan sisi kemanusiaan, serta kepentingan bersama.

    “Kami hanya memberikan pertimbangan hukum. Orang tua ADP tetap yang paling dihormati keputusannya. Kami hanya mendampingi dari sisi legal,” ungkapnya.

    Nicholay menegaskan, keluarga tidak akan berhenti menuntut keadilan hingga misteri kematian Arya Daru terungkap. Jika penyelidikan tidak memberikan titik terang, mereka siap menempuh jalur hukum lebih lanjut.

    “Kematian Daru bukan sekadar angka dalam catatan polisi. Dia anak, dia manusia, dia diplomat muda yang punya masa depan. Keluarga menuntut kejelasan,” tandasnya.

     

  • 7
                    
                        Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
                        Yogyakarta

    7 Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons Yogyakarta

    Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Istri mendiang diplomat Kemenlu ADP, Meta Ayu, mengungkapkan bahwa pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa, Ayu sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, namun tidak ada respons.
    Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto, saat konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
    Dari keterangan Meta Ayu, ia mendapatkan informasi kronologis saat mencoba menghubungi suaminya, yaitu ADP.
    “Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan istri ADP) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu,” katanya, Sabtu (23/8/2025).
    Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto, sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 hari Senin itu.
    Saat itu, Siswanto tidak bisa dihubungi karena nomor WA tidak aktif.
    Dwi, melanjutkan pada dini hari, yaitu pada 8 Juli 2025 sekitar pukul 00.14, Pita berinisiatif untuk menghubungi Polsek Menteng, namun tak ada respons.
    “Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali, nomornya 02131926390. Tadi pagi saya coba menghubungi, memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng,” kata dia.
    Dwi menyampaikan bahwa pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 00.30, istri ADP kembali menghubungi Siswanto ke nomor handphone-nya dan saat itu diangkat.
    Dari telepon tersebut, Pita menjelaskan kepada Siswanto agar mengecek kamar ADP.
    Pita kembali menelpon penjaga kos pada pukul 05.00 untuk mengecek kamar Daru, saat itu Pita mendapatkan jawaban bahwa pengecekan dilakukan pagi hari saat menjelang ADP berangkat, karena pada waktu telepon masih dalam keadaan gelap.
    “Sekitar pukul 06.00, Pita kembali minta tolong ngecek kos. Lalu, Siswanto mengirim pesan ke saksi, bahwa nanti pukul 07.30 dicek karena nomor Daru tidak aktif. Pada pukul 07.30, pengecekan dilakukan dan sudah diketahui meninggal dunia,” katanya.
    Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berinisial ADP (39) menarik perhatian publik setelah ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
    Penemuan jasad dalam kondisi sejumlah kejanggalan di tempat kejadian memicu banyak spekulasi. Namun, penyelidikan mendalam oleh Polda Metro Jaya dan para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
    Berikut ini kronologi lengkap kasus kematian diplomat Kemlu ADP dari hasil penyelidikan yang disampaikan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
    Polisi telah melacak jejak ADP dari Senin (7/7/2025) pagi hingga Selasa (8/7/2025) pagi melalui 20 titik CCTV.
    Dari pelacakan tersebut, tidak ada orang lain yang masuk ke kamar korban. Kemudian, untuk barang bukti lakban ditemukan menggantung di leher, dililit dari kanan ke kiri dengan posisi akhir masih menempel.
    Sidik jari pada lakban cocok dengan milik ADP sendiri.
    Barang bukti yang ditemukan, diantaranya:
    Pemeriksaan digital forensik menunjukkan ADP pernah mengakses layanan bantuan emosional pada 2013 dan 2021.
    Kemudian, ditemukan adanya komunikasi via email dengan lembaga pendamping psikis. Serta, ADP menyampaikan keinginan mengakhiri hidup karena tekanan pribadi.
    Menurut Ketua Umum Apsifor, Nathanael Sumampouw, ADP mengalami “compassion fatigue” atau kelelahan empati akibat pekerjaannya melindungi WNI di luar negeri.
     
    Ia dikenal positif dan bertanggung jawab, namun sulit mengekspresikan tekanan emosional.
    Akumulasi tekanan itu menghambat aksesnya pada bantuan psikologis langsung.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya menyatakan bahwa tidak ada peran orang lain dalam kasus kematian ADP.
    “Indikator dari kematian ADP mengarah pada kematian tanpa keterlibatan pihak lain,” jelas Wira.
    Sementera itu, Dokter forensik dr. Yoga Tohijiwa, Sp.FM menjelaskan bahwa penyebab kematian adalah mati lemas akibat gangguan oksigen pada saluran napas atas.
    Adapun hasil laboratorium dan visum terhadap jenazah ADP, yakni:
    (Penulis: Mohamad Bintang Pamungkas)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pihak Keluarga Bingung, HP Arya Daru Dibilang Hilang tapi IG dan WA Masih Tetap Aktif

    Pihak Keluarga Bingung, HP Arya Daru Dibilang Hilang tapi IG dan WA Masih Tetap Aktif

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kuasa hukum keluarga Arya Daru, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025) menyebutkan, tengah malam sebelum almarhum ditemukan tewas pada 8 Juli 2025, Arya Daru sempat mengirimkan foto kepada istrinya yang menggambarkan antrean taksi di mal Grand Indonesia. Usai mengirim gambar itu, Arya Daru sudah tidak bisa dihubungi lagi.

    Dalam kondisi panik, istri almarhum sempat menghubungi Polsek Menteng sebanyak tujuh kali tapi tidak mendapat respons.

    Dwi Lubiranto, salah satu kuasa hukum keluarga Arya Daru mengatakan, pihaknya telah resmi menerima surat kuasa hukum yang ditandatangani istri almarhum Arya Daru, yaitu Meta Ayu Puspitantri pada Jumat malam (22/8/2025).

    Dwi mengatakan, menurut cerita sang istri, Arya Daru punya kebiasaan selalu menghubungi istrinya selepas pulang bekerja. 

    “Setiap malam almarhum selalu menghubungi istrinya paling lambat 19.00 WIB selepas pulang kerja. Namun malam itu hingga pukul 21.20 WIB, WA Daru tidak bisa dihubungi dan hanya centang satu,” kata Dwi.

    Namun hingga pukul 20.00 WIB, Daru tidak memberi kabar ke Meta. Namun pada pukul 00.00 WIB, Meta menerima foto kiriman Daru yang mengabarkan keberadaannya di antrean taksi di mall Grand Indonesia. Setelah itu Hp tidak aktif.

    Di tengah kepanikannya, Meta menyatakan pukul 00.14 WIB sempat menelepon Polsek Menteng di nomor 021-31926390 sebanyak tujuh kali untuk meminta bantuan namun tidak direspons.

    “Tadi pagi kami mengecek nomor tersebut dan tersambung. Tapi memang tidak ada respons,” kata Dwi.

    Sempat meminta tolong dua kali ke penjaga kost untuk mengecek kamar, namun dilaporkan kondisi kamar Daru dalam keadaan gelap. Baru pada 8 Juli 2025 pagi, Daru didapati meninggal dengan kepala tertutup lakban kuning.

    “Tidak ada permasalahan dalam rumah tangga. Tidak ada permasalahan dengan orang lain,” tegas Dwi.

    Sementara itu, kuasa hukum keluarga lainnya, Nicholay mengungkap temuan baru dari pihak keluarga.

    “Kami baru dapat informasi dari keluarga bahwa beberapa waktu lalu di Instagram almarhum saat ini On, padahal dikatakan HPnya hilang. Keluarga dari almarhum juga mencoba lagi mengirimkan WA dan itu centang dua. Berarti kan ‘On’. Ini menjadi misteri juga, dikatakan HPnya hilang, tapi kok bisa ada on di IG dan centang dua,” katanya.

    Nicholay meminta penyidik untuk bersama-sama mendalami temuan-temuan itu.

    “Kami berharap misteri ini dapat diungkap lagi secara terang benderang tanpa ada tendensi apapun, kami akan meminta kepada Mabes Polri untuk mengambilalih kasus ini,” katanya.

     

  • Keluarga Mengaku Terima Amplop Misterius Usai Pemakaman Arya Daru

    Keluarga Mengaku Terima Amplop Misterius Usai Pemakaman Arya Daru

    Liputan6.com, Yogyakarta – Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP), hingga kini masih menjadi sorotan publik. Proses hukum, pendalaman penyelidikan, hingga dinamika internal keluarga terus mendapat perhatian luas.

    Dr Nicholay Aprilianto, kuasa hukum keluarga Arya Daru, menegaskan pihaknya berupaya menjalani setiap tahapan secara hati-hati. Ia menyebut, keputusan keluarga kerap didasarkan pada rujukan medis dan pendapat ahli, termasuk dari dokter forensik RSCM yang sebelumnya telah menyampaikan hasil pemeriksaan awal.

    “Waktu itu sudah disampaikan oleh dokter forensik RSCM. Itu yang kemudian kami jadikan patokan. Bahkan, kalau teman-teman wartawan melihat, saya pernah berbincang dalam podcast bersama Hotman Paris Hutapea, di situ juga tergambar bagaimana proses ini terus diikuti publik,” ujar Nicholay kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).

    Ia menambahkan, keluarga tidak serta-merta menolak ataupun menerima begitu saja berbagai permintaan yang datang dari pihak luar. Setiap keputusan, menurutnya, selalu mempertimbangkan sisi kemanusiaan, kemaslahatan, dan kepentingan bersama.

    “Sekali lagi, saya menerima permintaan itu karena alasan kemanusiaan, dan juga untuk membantu mereka secara proporsional. Jadi, ini lebih kepada niat baik,” imbuhnya.

    Nicholay menegaskan, dalam setiap langkah, orang tua Arya Daru tetap menjadi pihak yang paling dihormati keputusannya. Sementara tim kuasa hukum, yang terdiri dari dirinya bersama Dwiyanto, hanya memberikan pandangan dari sisi legal.

    “Kami hanya memberikan pertimbangan hukum. Kebetulan saya dan rekan saya juga advokat Peradi, sehingga arahan kami tentu sesuai dengan koridor hukum yang berlaku,” jelasnya.

    Nicholay juga membeberkan beberapa fakta baru terkait misteri kematian Arya Daru. Dirinya mengatakan, pihak keluarga mengaku menerima amplop misterius usai pemakaman Arya Daru. Sampai saat ini belum diketahui siapa pengirim amplop berwarna cokelat itu.

    “Ada seseorang membawa amplop cokelat. Di dalam amplop cokelat itu, berisi simbol-simbol dari gabus putih yaitu simbol bintang, simbol hati, dan simbol bunga kamboja,” kata Nicholay.

    Amplop itu sudah diserahkan ke pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Keluarga meminta hal ini diperdalam.”Apa makna dari simbol-simbol itu. Pesan apa yang terkandung dari simbol-simbol itu,” katanya.

    Dirinya menambahkan, amplop cokelat itu diserahkan seorang pria pada malam setelah pemakaman dan diterima asisten rumah tangga.

    “Amplop itu dari orang misterius. Pria. Istri tidak tahu, keluarga tidak tahu siapa orang itu. Hanya mengantarkan amplop itu. Memberikan dan perg. Tanggal 9 malam. Pada saat pengajian pertama” katanya.

     

     

  • Kuasa Hukum Keluarga Minta Mabes Polri Ambil Alih Kasus Kematian Arya Daru

    Kuasa Hukum Keluarga Minta Mabes Polri Ambil Alih Kasus Kematian Arya Daru

    Liputan6.com, Yogyakarta – Keluarga Arya Daru akhirnya speak up untuk menyikapi misteri yang masih menyelimuti meninggalnya Arya Daru di dalam kamar indekos di Gondangdia Jakarta. Dalam jumpa pers yang digelar di Jalan Ngeksigondo No54, Prenggan, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, pihak kuasa hukum Arya Daru meminta penyelidik kepolisian untuk mengungkap fakta yang sebenarnya terjadi di balik kematian Arya Daru. 

    Kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay, membeberkan fakta yang didapat dari pihak keluarga, terkait peristiwa sesudah Arya Daru dikabarkan meninggal dunia.

    “Kami baru dapat informasi dari keluarga bahwa beberapa waktu lalu di Instagram almarhum saat ini On, padahal dikatakan HPnya hilang. Keluarga dari almarhum juga mencoba lagi mengirimkan WA dan itu centang dua. Berarti kan ‘On’. Ini menjadi misteri juga, dikatakan HPnya hilang, tapi kok bisa ada on di IG dan centang dua,” katanya.

    Nicholay meminta penyidik untuk bersama-sama mendalami temuan-temuan itu.

    “Kami berharap misteri ini dapat diungkap lagi secara terang benderang tanpa ada tendensi apapun, kami akan meminta kepada Mabes Polri untuk mengambilalih kasus ini,” katanya.

    Nicholay menyebut, pemgambialihan kasus supaya polisi bisa lebih konfrehensif untuk mengungkap kasus kematian Arya Daru, sehingga ada kepastian hukum. 

    Nicholay juga mengingatkan, anak-anak almarhum yang masih kecil suatu ketika akan bertanya, kemana bapaknya, apa yang terjadi pada bapaknya.

    “Bagaimana jika itu terjadi pada anakmu, pada adikmu, saudaramu, kalau itu terjadi, apa yang kamu lakukan?” katanya.

     

  • 18 Orang Diperiksa Buntut Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, Bakal Ada Tersangka?

    18 Orang Diperiksa Buntut Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, Bakal Ada Tersangka?

    Sebelumnya korban meninggal dunia akibat kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, bertambah menjadi empat orang. Kabar tersebut memungkinkan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Blora, Agung Tri, dalam update laporan terbarunya pada Jumat malam (22/8/2025) pukul 23.17 WIB.

    “Korban meninggal dunia jadi empat orang,” kata Agung Tri kepada Liputan6.com, Sabtu dini hari (23/8/2025).

    Agung Tri mencatat, nama-nama korban yang meninggal dunia, antara lain atas nama Tanek (60), Sureni (52), Wasini (50) dan Yeti (30), yang semuanya adalah perempuan warga Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora.

    Sementara yang masih dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yakni atas nama Abu Dhabi (2), seorang balita laki-laki yang juga warga setempat.

     

  • Korban Tewas Kebakaran Sumur Minyak Ilegal Blora Bertambah Jadi 4 rang

    Korban Tewas Kebakaran Sumur Minyak Ilegal Blora Bertambah Jadi 4 rang

    SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora membenarkan korban tewas akibat kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah bertambah menjadi empat orang.

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung Triyono membenarkan kabar duka tersebut.

    Menurutnya, salah satu korban luka bakar bernama Yeti (30) yang sebelumnya menjalani perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, akhirnya meninggal dunia.

    “Semalam saya dapat kabar bahwa korban luka atas nama Yeti meninggal dunia. Beliau sebelumnya mengalami luka bakar serius dan dirawat intensif di RS Sardjito,” ujar Agung dilansir ANTARA, Sabtu, 23 Agustus.

    Dengan meninggalnya Yeti, jumlah korban jiwa dalam tragedi ini bertambah menjadi empat orang.

    Adapun daftar korban meninggal yakni: Tanek (60), Sureni (52), Wasini (50) dan Yeti (30).  

    Sementara itu, seorang balita berusia dua tahun berinisial AD,  anak dari almarhumah Yeti, masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Kondisinya hingga kini terus dipantau oleh tim medis. 

    “AD masih dalam perawatan intensif, mudah-mudahan segera ada perkembangan baik,” kata Agung.

    Hingga hari ketujuh setelah kebakaran, kobaran api dari sumur minyak ilegal tersebut belum berhasil dipadamkan.

    Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Pemadam Kebakaran, Pertamina, dan berbagai relawan masih berupaya keras melakukan pemadaman dengan berbagai metode.

    Dampak kebakaran ini semakin meluas terhadap warga sekitar. Sedikitnya 300 kepala keluarga atau sekitar 750 jiwa harus meninggalkan rumah mereka. Para pengungsi kini ditampung di sejumlah posko darurat yang didirikan pemerintah bersama relawan di lokasi yang lebih aman.

    Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan aparat kepolisian bersama instansi terkait.

    Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, mulai dari pekerja, pemilik lahan, hingga pihak yang diduga terlibat dalam aktivitas pengeboran ilegal tersebut. 

  • Harga Beras Tak Kunjung Turun, Ini 3 Penyebab Utamanya

    Harga Beras Tak Kunjung Turun, Ini 3 Penyebab Utamanya

    JAKARTA – Keluhan warga soal harga beras yang terus tinggi semakin meluas di sejumlah daerah. Meski pemerintah melalui Menteri Perdagangan Budi Santoso mengklaim harga mulai turun berkat operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), data justru menunjukkan sebaliknya.

    Merujuk Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras medium dan premium pada pekan kedua Agustus 2025 justru lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

    Di Zona 1, beras medium mencapai Rp 14.012 per kilogram dan premium Rp 15.435 per kg, naik dari Juli 2025 yang masing-masing Rp 13.853 per kg dan Rp 15.310 per kg. Kondisi serupa terjadi di Zona 2 dan 3, bahkan seluruhnya melampaui harga eceran tertinggi (HET).

    “Klaim harga beras turun tidak sesuai kenyataan. Pekan kedua Agustus 2025, harga rerata nasional beras medium dan premium di Zona 1 masing-masing Rp 14.012 per kg dan Rp 15.435 per kg. Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga pada Juli 2025,” kata Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 22 Agustus.

    “Di Zona 2 dan 3 situasinya sami mawon (sama saja). Harga rerata nasional beras medium dan premium di zona 2 pada pekan kedua Agustus 2025 masing-masing Rp 14.875 per kg dan Rp 16.625 per kg. Harga itu lebih tinggi dibandingkan harga Juli 2025,” lanjut dia.

    Khudori menilai ada tiga faktor utama penyebab harga beras sulit turun. Pertama, operasi pasar SPHP Bulog belum efektif. Sejak kembali digulirkan 14 Juli hingga 19 Agustus 2025, Bulog baru menyalurkan 44.813 ton atau rata-rata 1.211 ton per hari. Jumlah ini dinilai terlalu kecil untuk menahan laju kenaikan harga di pasar.

    Kedua, Bulog masih terus menyerap gabah/beras dari petani melalui skema maklun. Praktik ini membuat persaingan membeli gabah semakin sengit sehingga harga gabah melambung hingga Rp 8.000 per kg. Akibatnya, harga beras di pasaran ikut terdongkrak.

    Ketiga, surplus produksi padi menurun seiring masuknya musim gadu (Juni–September). Surplus beras pada Juli, Agustus, dan September 2025 hanya berkisar 0,22–0,56 juta ton, jauh di bawah surplus Maret dan April yang masing-masing mencapai 2,64 juta ton.

    “Ketiga faktor ini saling terkait dan saling memperkuat sehingga harga gabah tetap tinggi, yang otomatis membuat harga beras sulit turun,” katanya.

    Ia menyarankan pemerintah mengambil tiga langkah korektif yakni merelaksasi skema penyaluran SPHP disertai pengawasan ketat, menghentikan penyerapan BULOG melalui maklun dan fokus ke penyaluran stok 4 juta ton beras di gudang, serta mengurangi peran Satgas Pangan sebagai “polisi ekonomi” yang justru menimbulkan ketakutan di kalangan pelaku usaha.

    Selain itu, pemerintah perlu segera menyesuaikan HET beras agar seimbang dengan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang kini Rp 6.500 per kg.

    Pemerintah Klaim Harga Beras Mulai Turun

    Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, harga beras di sejumlah wilayah mulai turun. Penurunan harga beras tersebut berdasarkan data dari Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).

    Amran optimistis tren positif ini akan berlanjut sehingga cita-cita mewujudkan swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu dekat. Berdasarkan data panel harga pangan Bapanas per 20 Agustus 2025, harga beras medium dan premium berangsur turun secara nasional.

    Menurut laporan, penurunan harga beras terjadi di 13 provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.