provinsi: BANTEN

  • RI Dikepung Zona Megathrust, Lakukan Ini Saat Gempa-Waspada Blind Zone

    RI Dikepung Zona Megathrust, Lakukan Ini Saat Gempa-Waspada Blind Zone

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wilayah Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Indonesia mempunyai dua segmen Megathrust yang waktu pergerakannya hanya tinggal menunggu waktu, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.

    Kedua zona tersebut sudah lama tidak mengalami gempa selama berabad-abad dan punya frekuensi berbeda dibanding gempa lain yang biasanya punya siklus sendiri, misalnya, ratusan tahun. Salah satu bukti pergerakan itu adalah gempa M5,2 yang mengguncang Nias Barat.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan gempa tersebut terkait dengan Megathrust Mentawai-Siberut. Lebih tepatnya, dia menyebut gempa disebabkan aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia dan punya mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

    “Murni gempa berpusat di zona Megathrust Mentawai Siberut,” kata Daryono beberapa waktu yang lalu, dikutip Minggu (14/9/2025).

    Selain wilayah yang sudah disebutkan, secara terpisah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga mewanti-wanti terhadap wilayah selatan Jawa Barat hingga Selat Sunda. Sebab daerah itu juga merupakan zona megathrust dan jika bergerak maka akan menimbulkan gempa besar hingga M8,7.

    Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nuraini Rahma Hanifa menjelaskan, pelepasan energi ini tidak hanya memicu guncangan kuat, melainkan juga menggerakkan kolom air laut dan membentuk tsunami besar.

    Mengacu pada hitungannya, jika Megathrust di wilayah Pangandaran pecah, maka gelombang tsunami setinggi 20 meter bisa terjadi dan menjalar ke berbagai wilayah, termasuk Banten, Lampung, bahkan sampai ke Jakarta.

    “Semua pesisir Banten akan terdampak, hanya saja tinggi tsunaminya berbeda-beda,” kata Rahma.

    Di kawasan pesisir Banten, tsunami diprediksi bisa mencapai ketinggian antara 4 meter hingga 8 meter. Sementara di pesisir Lampung, kata dia, seluruh wilayah yang menghadap Selat Sunda disebut akan terkena dampaknya.

    Untuk kawasan Jakarta, bencana tsunami diperkirakan mencapai pesisir utara dengan ketinggian sekitar 1 hingga 1,8 meter. Namun, waktu kedatangannya lebih lambat dibanding daerah lain. Tsunami diperkirakan baru tiba di Jakarta setelah 2,5 jam sejak gempa terjadi.

    Bahaya Mengintai, Masyarakat Wajib Waspada

    Belum ada yang dapat memastikan kapan bencana alam tersebut terjadi. BMKG hanya meminta masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust.

    “Sebetulnya isu Megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita, dikutip Sabtu (6/9/2025).

    BMKG sendiri sudah melakukan langkah mitigasi dengan menempatkan sensor peringatan, edukasi ke masyarakat, mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemerintah daerah, hingga melakukan simulasi terhadap warga yang berada di zona buta atau blind zone.

    Secara terminologi, blind zone adalah wilayah di sekitar titik gempa bumi yang tidak sempat menerima peringatan dini. Ini disebabkan karena gelombang gempa sudah lebih dulu sampai alias bergerak sangat cepat sebelum sistem mengirimkan peringatan.

    “Kalau terlalu dekat dengan pusat gempa, waktu itu tidak cukup untuk menghindari guncangan,” ujar BMKG.

    Atas dasar ini, BMKG meminta masyarakat jangan menunggu peringatan. Jika terasa guncangan kuat, maka lakukan DROP-COVER-HOLD ON untuk melindungi diri.

    Sesuai namanya, DROP berarti merunduk supaya tidak jatuh akibat goyangan kuat. Lalu, COVER berarti melindungi kepala dan leher sembari mencari perlindungan di bawah meja atau benda kokoh agar terhindari dari benda jatuh. Sementara HOLD ON berarti memegang erat penyangga atau meja tempat berlindung agar tetap aman.

    “Dengan menerapkan langkah ini, kita bisa melindungi diri dari bahaya paling umum saat gempa, yaitu tertimpa, terjatuh, atau terbentur benda. Keselamatan bisa kita upayakan. Jadi, biasakan diri untuk selalu ingat Drop, Cover, and Hold setiap kali terjadi gempa,” tulis BMKG.

    Meski blind zone tak dapat dihindari, BMKG sudah berupaya semaksimal mungkin membangun sistem peringatan dini gempa bumi, lewat INA-EEWS. Sistem ini mengintegrasikan 222 sensor sehingga bisa memberikan informasi potensi gempa 20 detik sebelum guncangan tiba.

    Dengan demikian, masyarakat bisa menerapkan langkah pertama penyelamatan diri. BMKG sendiri sudah menguji coba sistem ini di 4 provinsi pada 14 Agustus 2025 lalu dan diharapkan bisa memberikan respon baik dan akurat mengenai tingkat guncangan.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Warga Cerita Momen Mencekam Ledakan Gas di Pamulang: Gelap-Penuh Debu

    Warga Cerita Momen Mencekam Ledakan Gas di Pamulang: Gelap-Penuh Debu

    Tangsel

    Ledakan gas terjadi hingga menghancurkan sejumlah rumah di Jalan Talas II, Pondok Cabe, Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Warga menceritakan situasi usai ledakan itu terjadi.

    Dedah (42), menceritakan bahwa usai ledakan terjadi, kondisi di sekitar rumahnya dipenuhi debu. Rumah Dedah sendiri berada persis disamping 3 rumah yang hancur akibat ledakan.

    “Debu, hanya (terlihat) debu aja, cuman nggak lama debu juga, nggak lama paling ada 15 menit debunya, setelah itu terang, kan kejadiannya 05.15 WIB. Aku keluar itu udah bruk itu, aku lari udah bruk, udah berbentuk hancur,” kata Dedah ditemui di lokasi pengungsian warga yang terdampak ledakan, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (14/9/2025).

    Dedah juga mendengar teriakan minta tolong dari tetangga sebelahnya. Namun tidak ada suara teriakan seseorang dari 3 rumah yang hancur.

    “Yang aku lihat cuman debu, sama teriakan orang. Teriakan yang sebelah sini, yang pas banget dekat (rumah) aku,” kata dia.

    “(Teriakannya) ‘tolong anak saya, tolong anak saya’. Cuman dia aja yang panik sendiri, dia kaget. Kalau anaknya ketinggalan,” tambah dia.

    Sebelum ledakan terjadi, Dedah mendengar suara berasal dari atap rumah. Tak lama kemudian ledakan terjadi.

    “Kita lagi duduk tripleknya (rumah) langsung jatuh, nggak lama nyusul dapur yaudah kita lari, takut ketiban. Akhirnya ini (anak-anak) posisi pada tidur kita tarik aja, lari,” sebutnya.

    Dedah menyebut tak tercium bau gas usai kejadian ledakan tersebut. Setelah ledakan hanya terdengar bunyi dari aliran listrik yang masih mengalir.

    “Nggak (tercium bau gas), hanya kita kaget begitu bruk kejadian, terangkan, jam 6 (pagi) bunyi ces, kita pikir apa kan, nggak taunya AC, setrum-setrum listrik,” ungkapnya.

    Sementara itu, warga lainnya Eka, mengatakan saat berlari keluar rumah kondisinya gelap dan penuh debu. Untuk penerangan ketika berlari menyelamatkan diri, dia mengandalkan lampu handphone.

    “Keluar pintu kaya keluar dunia lain, gelap, tahu abu vulkanik nggak? Persis. Gelap banget, pake flash semuanya, nggak ada bener-bener gelap ya,” kata Eka.

    Seperti diketahui, ledakan terjadi di Jalan Talas II RT 003 RW 001, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangsel, pada pukul 05.30 WIB, Jumat (12/9). Kejadian ini mengakibatkan 20 rumah terdampak dan 54 orang mengungsi akibat peristiwa ini.

    “Untuk terdampak semua ada 20 rumah yang terdampak sampai saat ini,” kata Ketua RW setempat, Abdul Hakim, ditemui di lokasi.

    Puslabfor Polri juga telah turun tangan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan tersebut. Mereka membawa sejumlah alat bukti dari lokasi awal terjadinya ledakan.

    “Tabung gas 12 kilogram satu, tabung gas 3 kilogram 3 buah, kemudian ada slang regulator dan satu buah kompor gas, kemudian ada bahan-bahan bekas terbakar,” kata Kompol Heriyandi, Kasubdit Metalurgi Forensik Puslabfor Polri, di lokasi Jumat (12/9).

    (ial/dwr)

  • Ini Rute Uji Coba Rekayasa Lalin TB Simatupang-Lebak Bulus Mulai 15 September
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Ini Rute Uji Coba Rekayasa Lalin TB Simatupang-Lebak Bulus Mulai 15 September Megapolitan 14 September 2025

    Ini Rute Uji Coba Rekayasa Lalin TB Simatupang-Lebak Bulus Mulai 15 September
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum melakukan uji coba rekayasa lalu lintas dengan membuka satu lajur gratis di Gerbang Tol Fatmawati 2.
    Uji coba ini ditujukan untuk kendaraan roda empat dari Jl. TB Simatupang/Jl. Fatmawati menuju Lebak Bulus, berlaku pada Senin–Jumat, 15–19 September 2025, pukul 17.00–20.00 WIB.
    Langkah tersebut diambil untuk mengurai kepadatan yang kerap terjadi di sekitar Stasiun MRT Fatmawati dan ruas Jalan TB Simatupang pada jam sibuk.
    “Masyarakat dari Jl. Fatmawati yang akan menuju Lebak Bulus, selain menggunakan jalan eksisting, dapat juga menggunakan tambahan satu lajur paling kiri dari gerbang tol Fatmawati 2 dan tanpa dipungut biaya,” jelas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, Minggu (14/9/2025), dikutip dari
    Wartakota
    .
    Syafrin menegaskan, kebijakan hanya berlaku untuk kendaraan roda empat. Kendaraan roda dua maupun lebih dari roda empat tidak diperkenankan melintas.
    Dishub DKI Jakarta mengumumkan beberapa poin penting dalam uji coba:
    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan bahwa rekayasa lalu lintas ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov DKI dalam menangani kemacetan akibat proyek galian.
    Ia menyebutkan, Pemprov telah mendapat persetujuan Kementerian PU untuk mengatur arus lalu lintas di dalam maupun luar Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
    “Alhamdulillah kami sudah mendapatkan persetujuan izin dari Kementerian PU untuk melakukan pengalihan arus, termasuk pengaturan di dalam jalan tol,” ujar Pramono di Jakarta Timur, Minggu (14/9/2025).
    Pramono juga memastikan proyek galian di TB Simatupang harus rampung paling lambat akhir Oktober 2025.
    Menurutnya, bila proyek selesai tepat waktu, maka persoalan macet di kawasan tersebut dapat terselesaikan.
    Pemprov DKI menekankan bahwa kebijakan ini bukan solusi permanen, melainkan bagian dari manajemen lalu lintas selama proyek berlangsung.
    Rekayasa arus di Fatmawati–Lebak Bulus diharapkan mampu mengurangi beban lalu lintas di TB Simatupang yang dikenal sebagai salah satu titik macet terparah di Jakarta Selatan.
    “Kalau ini sudah selesai, maka persoalan kemacetan yang betul-betul terjadi di Simatupang akan bisa diselesaikan,” tutup Pramono.
    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul “Mulai Besok Ada Rekayasa Lalin di Jalan TB Simatupang, Gratis Lewat Gerbang Tol Fatmawati 2”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com Megapolitan 14 September 2025

    Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Matahari mulai beranjak tegak. Kami berkumpul di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tirta Jaya Depok, Jawa Barat.
    Semua berbaju hitam, berdiri mengelilingi sebuah makam.
    “Seneng banget
    die
    hari ini,” kata Nur Aprinawati (45), perempuan yang satu-satunya berbaju pink itu.
    Akrab disapa Ina, ia adalah istri dari almarhum Muhammad Latief (43), wartawan
    Kompas.com
    yang berpulang pada 28 Desember 2019. 
    Pagi itu, Sabtu (13/9/2025), kami berziarah ke makam Latief, sahabat dan keluarga kami di
    Kompas.com
    . Di kantor, ia sering disapa Kong Latiep. Kami datang, Kong.
    Ada Kadek, Obet, Ambar, Bestari, Jessi, Dea, dan Dita. Oh iya, Kong. Dita itu keluarga baru kita di
    Kompas.com
    . Sekarang,
    handle
    rubrik Nasional.
    Kalau yang lain, aman
    ye
    Kong. Muka-muka lama semua di
    Kompas.com. 
    Terakhir kali sebelum “pergi”, yang kami ingat, Kong Latiep bikin nasi liwetan bareng tim Latip Ads, pelesetan dari tim
    native ad
    s alias nama lain divisi 
    content marketing
    .

    Nasi liwet bikinan Mpoknya itu. Sebelum natalan,
    die
    bilang mau liwetan sama temen-temen kantornye,” kata Ina dengan logat betawinya yang kental. 
    Saat itu, Kong Latiep sama timnya gelar nasi liwet di atas daun pisang.
    Ngariung.
    Semua tampak lahap. Ada 15 orang yang masing-masing duduk berhadapan di dalam ruangan kantor.
    Kita-kita kalau cerita urusan makanan pasti semangat. Semua juga pasti semangat. Termasuk Kadek, salah satu Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com.
    Kadek mengenang kala itu Kong Latiep mengusulkan masak semur jengkol buat tambahan lauk nasi tumpeng.
    Kok bisa?
    Iya, saat itu, 
    Kompas.com
    lagi ikutan lomba masak lintas unit di Kompas Gramedia. Ya, walaupun kalah juga sama saudara yang memang niat
    banget 
    masaknya.
    “Waktu itu kita mau bikin nasi kuning. Semur jengkol idenya Kong Latiep. Eh ternyata pas jadi yang antre panjang banget mau nyobain semur jengkol,” kata Kadek sambil tertawa mengingat kenangan itu.
    “Grup Santika yang menang akhirnya. Memang niat masaknya, chef semua,” tambah dia.
    Oh iya, 5C adalah nilai-nilai keutamaan Kompas Gramedia yang terdiri dari
    Caring
    (peduli),
    Credible
    (dapat dipercaya),
    Competent
    (kompeten),
    Competitive
    (kompetitif), dan
    Customer Delight
    (kepuasan pelanggan).
    Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan filosofi perusahaan.
    Obet nih misalnya. Ia cerita bahwa suatu saat Kong Latiep pernah membimbing liputannya terkait properti yang mangkrak. Obet mengenang, Kong Latiep memanggilnya untuk berdiskusi.
    “Waktu itu gue ke rumahnya, diskusi. Sempet diseduhin teh juga. Nah kita ngobrol-ngobrol soal liputan,” kata Obet.
    Obet saat itu bertugas sebagai reporter desk megapolitan. Sementara itu, Kong Latiep sebagai editor desk properti.
    Tentu, dengan pengalamannya meliput soal properti, Kong Latiep punya segudang solusi soal peliputan tentang properti.
    Bagi saya, Kong Latiep adalah mentor. Mentor lengkap. Urusan upgrade ilmu pengetahuan, diskusi pekerjaan sampai urusan hidup.
    Kong Latiep selain satu atap untuk mencari nafkah, ia juga satu seragam pencinta alam di kampus dengan saya di Universitas Indonesia. Begitu tahu sekantor, saya dan Kong Latiep seringkali pulang bareng ke rumah di Depok naik kereta rel listrik (KRL).
    Saya masih ingat soal nasihatnya soal riset sebelum menulis itu penting.
    Soal cicil rumah pakai skema KPR, maaf Kong. Saya belum nyicil. Mending nabung. Sabarin aja,
    hehe
    .
    Kalau lagi di kantor, setiap ada Kong Latiep pasti suasana gembira. Apalagi ada tandemnya, almarhum Ervan Hardoko yang akrab disapa Mas Koko.
    Di sofa deket kaca ruang redaksi
    Kompas.com
     gedung lama, Kong Latiep pasti main gitar. 
    Ingatan saya mungkin sedikit bagi yang rekan-rekan yang sudah lebih lama bersentuhan dengan Kong Latiep.
    Namun, solutif dan peduli adalah dua kata yang melekat dengan Kong Latiep semasa hidup dan kini untuk bisa dikenang.
    Saya dan Kong Latiep sempat mendaki Gunung Gede untuk Jambore 50 Tahun Mapala UI pada tahun 2014.
    Ia mendaki bersama rekan-rekan seangkatannya, sedangkan saya juga bersama rekan-rekan seangkatannya. 
    Di tengah pendakian, beberapa kali saya berpapasan dengan Kong Latiep. Waktu itu, saya belum satu kantor di
    Kompas.com.
    “Boy,
    fotoin dong,” kata Kong Latiep.
    Saya kemudian ambil foto Kong Latiep dan angkatannya. Di sana, salah satu persimpangan saya di gunung.
    Sesampainya di Suryakencana, kami pun berkumpul pada pagi hari yang dingin dan berkabut. Upacara bendera kami lakukan di tengah Lembah Suryakencana.
    Jelang kematiannya, Kong Latiep juga terakhir kali mendaki Gunung Pangrango.
    Ia waktu itu terlibat dalam acara penaburan abu tokoh jurnalis senior dan anggota Mapala UI, Aristides Katoppo pada Jumat (15/11/2019) di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango.
    Abu jenazah Aristides ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI termasuk Kong Latiep, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
    Mendaki gunung adalah salah satu hobi Kong Latiep selain memancing.
    Kalau memancing, belakangan semasa hidupnya memang biasa dilakukan di akhir pekan. Sering banget Kong Latiep pamer kebahagiaannya menang lomba mancing di Facebook.
    Pada saat ziarah, anak almarhum Latief, Nadhif Azzam (17) juga ikut mengenang ayahnya.
    Beberapa minggu lalu, Azzam naik Gunung Pangrango bersama rekan-rekan sekolahnya.
    “Karena dimimpiin bapaknye disuruh nengok Pangrango. Pulang sekolah ke rumah, barang-barang naik gunung punya bapaknye udah bersih, dia naek gunung sama temen-temennya,” kata Ina.
    Azzam bilang, sang ayah mampir ke mimpinya. Saat itu, Kong Latiep ada di gerbang pintu pendakian Gunung Gede Pangrango jalur Cibodas.
    “Dimimpiian ayah, dia ada di pintu gerbang pendakian. Ayah bilang Azzam masih kecil terus bilang nanti kalo udah gede, kamu bisa naik gunung,” kata Azzam.
    Sebelum mendaki, tepat di kaki Gunung Gede Pangrango, Kong Latiep kembali hadir di mimpi Azzam.
    “Di
    basecamp
    sempat tidur, dimimpiin lagi, tapi ayah cuma senyum,” kenang Azzam.
    Ia pun naik Gunung Pangrango pada dini hari. Berbekal alat-alat gunung milik almarhum ayahnya, Azzam mendaki sampai Puncak Gunung Pangrango dan kembali dengan selamat sampai di rumah.
    Setidaknya, Azzam bisa mulai mengikuti hobi ayahnya mendaki gunung.
    Ziarah kubur adalah tradisi tahunan menyambut HUT
    Kompas.com.
    Kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta.
    Ziarah waktu itu diawali dengan gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi sejak 2020, ketika
    Kompas.com
    berulang tahun ke-25.
    Artinya, sudah lima tahun kami berziarah ke tempat para pendiri dan pendahulu kami.
    Kadek mewakili jajaran redaksi
    Kompas.com
    mengatakan, rekan-rekan sangat gembira bisa berziarah bersama istri dan Azzam.
    “Mas Latiep bukan sekedar rekan kerja ya, tapi
    part of family,” 
    ujar Kadek.
    Kami menaburkan bunga dan membersihkan nisan Kong Latiep.
    Makamnya kini dipenuhi taburan bunga. Warnya cerah, secerah langit pada pagi itu. 
    Ina berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang terus mengingat dan berziarah ke makam
     
    Latief.
    Ia pun berterima kasih kepada rekan-rekan
    Kompas.com
    yang telah peduli dengan keluarganya.
    Puncak acara HUT
    Kompas.com
    dilakukan pada Senin, 15 September 2025 yakni dengan gelaran Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pamungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam. Keseluruhan rangkaian perayaan HUT
    Kompas.com
    ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata
    Kompas.com
    hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp, dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

    1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

     

    Liputan6.com, Banten – Seorang remaja dilaporkan hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Minggu pagi (14/9/2025). Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.

    “Kami menerima laporan pada pukul 09.25 WIB dan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan operasi pencarian,” kata Kepala Subseksi Operasi Basarnas Banten Rizky Dwianto, di Serang, Minggu (14/9/2025).

    Rizky menjelaskan, peristiwa remaja terseret ombak terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang remaja sedang berenang di tepi pantai, namun tiba-tiba keduanya tergulung ombak.

    Satu korban bernama M. Virga Herlambang (19) berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, sementara satu rekannya masih dalam pencarian.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue dari Kantor SAR Banten pada pukul 09.43 WIB bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35,8 km dari kantor SAR.

    “Hingga saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian. Cuaca di lokasi dilaporkan cerah dan mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini melibatkan unsur dari Basarnas Banten, BPBD Kabupaten Serang, serta masyarakat sekitar dengan membawa perlengkapan SAR air, peralatan komunikasi, dan medis.

  • 1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

    1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

     

    Liputan6.com, Banten – Seorang remaja dilaporkan hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Minggu pagi (14/9/2025). Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.

    “Kami menerima laporan pada pukul 09.25 WIB dan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan operasi pencarian,” kata Kepala Subseksi Operasi Basarnas Banten Rizky Dwianto, di Serang, Minggu (14/9/2025).

    Rizky menjelaskan, peristiwa remaja terseret ombak terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang remaja sedang berenang di tepi pantai, namun tiba-tiba keduanya tergulung ombak.

    Satu korban bernama M. Virga Herlambang (19) berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, sementara satu rekannya masih dalam pencarian.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue dari Kantor SAR Banten pada pukul 09.43 WIB bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35,8 km dari kantor SAR.

    “Hingga saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian. Cuaca di lokasi dilaporkan cerah dan mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini melibatkan unsur dari Basarnas Banten, BPBD Kabupaten Serang, serta masyarakat sekitar dengan membawa perlengkapan SAR air, peralatan komunikasi, dan medis.

  • 1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

    1 Remaja Hilang Terseret Ombak Saat Berenang di Pantai Cinangka Banten

     

    Liputan6.com, Banten – Seorang remaja dilaporkan hilang terseret ombak saat berenang di Pantai Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Minggu pagi (14/9/2025). Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.

    “Kami menerima laporan pada pukul 09.25 WIB dan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan operasi pencarian,” kata Kepala Subseksi Operasi Basarnas Banten Rizky Dwianto, di Serang, Minggu (14/9/2025).

    Rizky menjelaskan, peristiwa remaja terseret ombak terjadi sekitar pukul 08.45 WIB. Berdasarkan laporan, dua orang remaja sedang berenang di tepi pantai, namun tiba-tiba keduanya tergulung ombak.

    Satu korban bernama M. Virga Herlambang (19) berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke klinik terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, sementara satu rekannya masih dalam pencarian.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Rescue dari Kantor SAR Banten pada pukul 09.43 WIB bergerak menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35,8 km dari kantor SAR.

    “Hingga saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim gabungan dengan menyisir area perairan di sekitar lokasi kejadian. Cuaca di lokasi dilaporkan cerah dan mendukung jalannya operasi,” ujarnya.

    Operasi pencarian ini melibatkan unsur dari Basarnas Banten, BPBD Kabupaten Serang, serta masyarakat sekitar dengan membawa perlengkapan SAR air, peralatan komunikasi, dan medis.

  • Mulai Besok Ada Lajur Tol Gratis dari Fatmawati, Ini Skemanya

    Mulai Besok Ada Lajur Tol Gratis dari Fatmawati, Ini Skemanya

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta gerak cepat menangani kemacetan parah di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan. Untuk mengurai kemacetan, mulai besok akan disediakan lajur tol gratis dari Fatmawati sampai dengan Lebak Bulus.

    Dikutip dari siaran persnya, Pemprov DKI Jakarta yang berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum akan menerapkan uji coba penggunaan satu lajur paling kiri di gerbang tol Fatmawati 2 secara gratis bagi masyarakat. Lajur paling kiri gratis itu berlaku untuk perjalanan dari Jl. Fatmawati yang hendak menuju kawasan Lebak Bulus. Kebijakan ini sebagai upaya mengurai kemacetan di sekitar Stasiun MRT Fatmawati dan Jl. T.B. Simatupang.

    “Masyarakat dari Jl. Fatmawati yang akan menuju Lebak Bulus, selain menggunakan jalan eksisting, dapat juga menggunakan tambahan satu lajur paling kiri dari gerbang tol Fatmawati 2 dan tanpa dipungut biaya,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo dikutip dari siaran persnya.

    “Pengelola jalan tol bersedia membuka satu lajur di gerbang tol tersebut untuk kanalisasi lalu lintas dari arah Fatmawati menuju off ramp Lebak Bulus,” jelas Syafrin.

    Namun, menurut Syafrin, lajur paling kiri di gerbang tol Fatmawati 2 yang berlaku gratis ini hanya bisa digunakan kendaraan roda empat. Sedangkan kendaraan bermotor roda dua atau kendaraan dengan roda lebih dari empat tidak dibolehkan mengakses lajur tersebut.

    Uji coba akan dilaksanakan pada Senin-Jumat, 15-19 September 2025. Tentunya tidak sepanjang hari, uji coba ini hanya berlaku pada pukul 17.00 sampai dengan 20.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut merujuk pada data Dishub DKI Jakarta terkait volume kendaraan yang tinggi pada jam sibuk (peak hours) tersebut.

    (rgr/mhg)

  • Tiga Dekade Kompas.com, Menjaga Warisan Para Pendiri
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 September 2025

    Tiga Dekade Kompas.com, Menjaga Warisan Para Pendiri Nasional 14 September 2025

    Tiga Dekade Kompas.com, Menjaga Warisan Para Pendiri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Langit Jakarta menyambut hangat perayaan Hari Ulang Tahun ke-30 Kompas.com yang jatuh pada hari ini, Minggu (14/9/2025).
    Memperingati genapnya usia, Kompas.com menggelar rangkaian ziarah Napak Tilas Pendiri KG ke makam Jakob Oetama dan Petrus Kanisius (PK) Ojong sebagai bentuk penghormatan.
    Momentum penuh rasa syukur ini dimulai dari titik awal di Bentara Budaya Jakarta.
    Pemimpin Redaksi Kompas.com, Amir Sodikin, membuka acara dengan penuh rasa hormat untuk mengenang jasa para pendiri.
    Rombongan Kompas.com mulai bergerak menggunakan dua bus pada pukul 07.40 WIB.
    Hanya memakan waktu 15 menit, rombongan tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
    “Kami, anak, cucu, cicit datang Pak Jakob,” kata Amir Sodikin dengan suara lembut di depan makam Jakob.
    Jakob Oetama lahir di Magelang pada 27 September 1931. Ia wafat pada 9 September 2020.
    Dalam dekapan cuaca yang bersahabat dan langit yang biru bersih, para karyawan menundukkan kepala dan memanjatkan doa dengan penuh khidmat di depan makam Jakob. Oetama. 
    Ziarah kemudian dilanjutkan ke tempat peristirahatan pendiri Kompas Gramedia lainnya, yakni Petrus Kanisius Ojong, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
    Pukul 08.41 WIB, rombongan meninggalkan TMP Kalibata dan menuju TPU Tanah Kusir.
    PK Ojong lahir di Bukittinggi pada 25 Juli 1920 dan meninggal di Jakarta pada 31 Mei 1980.
    Cuaca yang mulai terik tidak mengurangi semangat langkah kaki rombongan yang berjalan dari pintu masuk TPU Tanah Kusir ke pusara PK Ojong.
    Karyawan kembali menundukkan kepala dan memanjatkan doa dengan khidmat untuk ketenangan dan kedamaian PK Ojong.
    Menurut Amir, kedua pendiri Kompas Gramedia itu memiliki peran unik yang saling melengkapi.
    “Jika Pak Ojong tadi dia sangat tokoh dalam prinsip, kemudian rapi dalam administrasi, dan punya visi bisnis. Nah, Pak Jakob Oetama ini yang mengisi nilai-nilai jurnalismenya. Maka dikenal ada jurnalisme makna. Jurnalisme makna itu khasnya Kompas,” jelas Amir.
    Dia menambahkan, jurnalisme makna bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memberi perspektif, makna, dan arah ke depan.
    “Tidak cukup 5W1H. Tapi what’s next-nya apa? Dan nanti insight-nya untuk kita dan untuk bangsa itu apa?” tutur dia.
    Ia juga mengingatkan bahwa prinsip kemanusiaan yang ditanamkan kedua pendiri masih menjadi pijakan utama hingga kini.
    Menurutnya, nilai tersebut tecermin dalam inisiatif sosial seperti Dana Kemanusiaan Kompas maupun program donasi Kompas.com bersama Kitabisa.
    “Dari dua pendiri ini kita mengenal yang namanya prinsip kemanusiaan, welas asih dan juga saling jaga, saling menghormati. Dua tokoh ini juga melahirkan banyak bisnis-bisnis di KG Media,” ujar Amir.
    Kompas.com memasuki usia ke-30 yang jatuh pada Minggu, 14 September 2025.
    Rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) berupa ziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama dan PK Ojong.
    Sebelumnya, pada Sabtu, 13 September 2025, digelar pula ziarah ke beberapa rekan kerja, yaitu ke makam Ervan Hardoko, Muhammad Latief, dan Kurnia Sari Aziza.
    Puncak acara pada Senin, 15 September 2025, digelar Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pemungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam.
    Keseluruhan rangkaian perayaan HUT Kompas.com ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata Kompas.com hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peringati HUT Ke-30, Kompas.com Ziarah ke Makam Jakob Oetama dan PK Ojong
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 September 2025

    Peringati HUT Ke-30, Kompas.com Ziarah ke Makam Jakob Oetama dan PK Ojong Nasional 14 September 2025

    Peringati HUT Ke-30, Kompas.com Ziarah ke Makam Jakob Oetama dan PK Ojong
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-30, Kompas.com berziarah ke makam dua pendiri Kompas, Jakob Oetama dan Petrus Kanisius (PK) Ojong, Minggu (14/9/2025).
    Kegiatan ini diawali dengan pengarahan singkat disertai doa bersama di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Jakarta Pusat, sebelum rombongan berangkat ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dan kemudian ke Tanah Kusir.
    Pemimpin Redaksi (Pemred) Kompas.com, Amir Sodikin, dalam sambutannya menekankan pentingnya meneladani nilai-nilai yang diwariskan kedua pendiri Kompas.
    Ia menilai, kesederhanaan PK Ojong dan kelenturan Jakob Oetama membentuk fondasi jurnalisme Kompas yang dikenal hingga kini.
    “Kita akan berziarah pertama kali nanti ke makamnya Pak Jakob Oetama dan kemudian ke Pak PK Ojong,” kata Amir dalam sambutannya.
    Ia pun menceritakan sekilas kisah hidup dua pendiri Kompas. PK Ojong berasal dari keluarga sederhana dan dikenal teguh prinsip, baik dalam kehidupan maupun bisnis.
    Sementara, Jakob Oetama unggul dalam mengendalikan emosi dan bersikap lentur, sehingga mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
    “Dua tokoh ini saling mengisi. Jika Pak Ojong tadi dia sangat tokoh dalam prinsip, kemudian rapi dalam administrasi, dan punya visi bisnis. Nah, Pak Jakob Oetama ini yang mengisi nilai-nilai jurnalismenya. Maka dikenal ada jurnalisme makna. Jurnalisme makna itu khasnya Kompas,” jelas Amir.
    Dia menambahkan, jurnalisme makna bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memberi perspektif, makna, dan arah ke depan.
    “Tidak cukup 5W1H. Tapi what’s next-nya apa? Dan nanti insight-nya untuk kita dan untuk bangsa itu apa?” tutur dia.
    Ia juga mengingatkan bahwa prinsip kemanusiaan yang ditanamkan kedua pendiri masih menjadi pijakan utama hingga kini.
    Menurutnya, nilai tersebut tecermin dalam inisiatif sosial seperti Dana Kemanusiaan Kompas maupun program donasi Kompas.com bersama Kitabisa.
    Sementara itu, Wakil Ketua Panitia HUT ke-30 Kompas.com, Zainal, menjelaskan bahwa ziarah ini merupakan agenda rutin tahunan yang kembali digelar pascapandemi Covid-19.
    “Ini kurang lebih sudah tahun keempat kita melakukan ziarah sejak Covid. Yang ikut ada teman-teman redaksi, bisnis, marketing, sales, hingga komunitas,” kata Zainal.
    Ia menambahkan, usai ziarah, rangkaian peringatan dilanjutkan dengan tumpengan di kantor redaksi Kompas.com, Jakarta Pusat.
    Sementara acara puncak HUT ke-30 akan digelar Senin (15/9/2025) melalui Jagat Literasi Festival di Menara Kompas.
    “Besok kita ada talkshow literasi di Studio Dua, Menara Kompas. Akan hadir dua menteri sebagai narasumber. Itu bagian dari acara puncak,” ujar Zainal.
    Kompas.com memasuki usia ke-30 yang jatuh pada Minggu, 14 September 2025. Rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) berupa ziarah ke makam para pendiri Kompas-Gramedia, Jakob Oetama dan PK Ojong.
    Sebelumnya, pada Sabtu, 13 September 2025, digelar pula ziarah ke beberapa rekan kerja yaitu ke makam Ervan Hardoko, Muhammad Latief, dan Kurnia Sari Aziza.
    Puncak acara pada Senin, 15 September 2025, digelar Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
    Acara pemungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam.
    Keseluruhan rangkaian perayaan HUT Kompas.com ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
    Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata Kompas.com hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
    Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
    Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
    Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp dan Gramedia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.