Kronologi Lengkap Keterlibatan Dua Prajurit Kopassus dalam Penculikan Kacab Bank BUMN
Tim Redaksi
J
AKARTA, KOMPAS.com –
Polisi Militer Kodam Jaya mengungkap keterlibatan dua prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dalam kasus penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), yang berujung pada kematian korban.
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto membeberkan kronologi keterlibatan dua prajurit tersebut. Untuk diketahui, Ilham ditemukan tewas di wilayah Bekasi pada Kamis (21/8/2025).
17 Agustus 2025
JP, salah satu tersangka, menawarkan pekerjaan penculikan kepada prajurit Kopassus Serka N. Tawaran tersebut dilakukan agar korban dihadapkan kepada atasan JP, yakni Dwi Hartono.
18 Agustus 2025
Serka N menghubungi Kopda FH, prajurit Kopassus lainnya, untuk dimintai bantuan. Keduanya bertemu JP di sebuah kafe di Jakarta Timur. Lokasi pekerjaan, penculikan, beserta imbalannya dijelaskan.
“Pada saat itu, saudara JP sudah berada di kafe. Jadi, mereka sudah ada bertiga berdasarkan hasil pemeriksaan saksi,” kata Donny dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
19 Agustus 2025
Sekitar pukul 09.30 WIB, Serka N menghubungi Kopda FH. Ia bertanya apakah Kopda FH bersedia atau tidak menjalani pekerjaan ini.
Kopda FH menyatakan kesediaannya ikut serta. Ia bertugas menyiapkan tim penculikan.
“Kopda F meminta uang operasional sejumlah Rp 5 juta dan pada saat itu disanggupi oleh Serka N dan uang tersebut dari pemberian saudara JP,” ungkap Donny.
20 Agustus 2025
Keesokan harinya, JP memberikan Rp 95 juta kepada Serka N di sebuah bank swasta di Jakarta Timur.
“Setelah diterima Serka N, uang tersebut dibawa dan diberikan kepada Kopda F di sebuah kafe wilayah Rawamangun,” ucap Donny.
Kopda FH kemudian menghubungi tersangka Eras (EW) untuk mengatur eksekusi. Kemudian, Eras bersama empat rekannya datang ke kafe di Rawamangun menggunakan Toyota Avanza putih.
Pada pukul 13.45 WUB, JP memberi tahu FH bahwa Ilham berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. FH kemudian menuju lokasi penculikan.
Sekitar pukul 16.30 WIB, EW dan seorang pelaku lain menyergap korban di area parkir supermarket tersebut. Ilham dipaksa masuk ke mobil Avanza putih.
“Pada saat kejadian tersebut, Kopda F berada di lokasi parkir, namun tidak ada di satu kendaraan yang sama,” tambah dia.
Setelah penculikan, Kopda FH menghubungi JP untuk menanyakan tim yang akan menjemput Ilham. Ia sempat mengancam JP, apabila tim tidak datang, korban akan diturunkan.
“Kemudian saudara EW (Eras) mengirimkan
share location
kepada Kopda F dan meneruskannya kepada JP, sehingga mereka bertemu di bawah
flyover
daerah Kemayoran,” ucap Donny.
Pada pukul 19.45 WIB di Kemayoran, korban dipindahkan ke Toyota Fortuner hitam yang ditumpangi Serka N, JP, dan MU. Dalam perjalanan, Ilham yang sudah terikat lakban sempat melakukan perlawanan.
“Pada saat itu Serka N ikut memegangi korban, menahan dada korban agar korban tidak berontak,” kata Donny.
Namun, tim penjemput yang dijanjikan tidak pernah datang. Karena korban terus melawan dan kondisinya makin lemah, mobil Fortuner akhirnya berhenti di area persawahan di Bekasi.
Di tempat itu, korban diturunkan dan ditinggalkan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menambahkan, motif penculikan ini adalah upaya memindahkan dana dari rekening
dormant
ke rekening penampungan atas nama pelaku Candy alias Ken.
Proses itu memerlukan otorisasi KCP, sehingga Ilham dijadikan target.
“Namun setelah satu bulan, mereka tidak menemukan KCP. Hingga akhirnya, kartu nama korban diberikan ke Dwi Hartono untuk ditelusuri,” kata Wira.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim menegaskan, penganiayaan terhadap korban terjadi di dua kendaraan berbeda, Avanza putih dan Fortuner hitam.
Awalnya korban direncanakan dibawa ke sebuah
safe house
, tetapi lokasi itu sudah disewa pihak lain.
Ilham ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pukul 05.30 WIB.
Jasadnya pertama kali dilihat seorang warga yang sedang menggembala sapi.
Saat ditemukan, tubuh korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, mata dilakban, serta penuh luka lebam.
Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik penculikan di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo. Korban yang mengenakan batik cokelat sempat melawan, tetapi dipaksa masuk ke mobil Avanza putih dan dibawa kabur.
Dalam kasus ini, polisi menetapkan 15 tersangka, tak termasuk dua prajurit Kopassus TNI AD. Satu pelaku lainnya masih buron, yakni EG alias B, yang berasal dari klaster pengintai.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: BANTEN
-

Ini kronologi kasus penculikan kacab bank Jakarta
Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya membeberkan kronologi kasus penculikan pada kepala cabang pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37).
“Penculikan oleh 18 orang tersangka, termasuk dua orang oknum TNI itu ternyata telah direncanakan sejak Juni 2025,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa awalnya para tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening pasif (dormant) ke rekening yang telah disiapkan.
“Salah satu tersangka, yakni C alias Ken yang memiliki data rekening ‘dormant’ di sejumlah bank, pada Juni 2025, menghubungi tersangka motivator Dwi Hartono (DH) untuk menyiasati pemindahan dana dari rekening itu,” katanya.
Tersangka C pun telah menyiapkan tim IT untuk mengurus pemindahan dana tersebut. Namun demikian, pemindahan dana dari rekening pasif itu membutuhkan otoritas sekelas KCP bank.
“Sehingga pelaku atas nama C mengajak DH unjuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut ke rekening yang sudah disiapkan atau rekening penampungan,” kata Wira.
Dalam menjalankan rencana itu, dua tersangka lain, yakni DH dan AAM, yang juga menjadi otak penculikan bersama C dan DH, diajak dalam perundingan siasat pada 30 Juli 2025.
“Kemudian pada 30 Juli 2025, C alias K bersama dengan pelaku DH dan AAM melakukan pertemuan. Hal tersebut dikarenakan C alias K memiliki informasi terkait data rekening pasif di Bank BRI,” kata Wira.
Berdasarkan pengakuan tersangka C, kata Wira, buntut sejumlah upaya pendekatan KCP bank gagal untuk melakukan pemindahan dana dari rekening pasif itu lalu mereka berniat menempuh cara kekerasan, yakni penculikan.
Cara itu juga dipilih para tersangka, menyusul kartu nama korban Ilham Pradipta juga sudah mereka kantongi.
“Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 2025, C alias K bersama dengan DH berkomunikasi melalui WhatsApp dan di dalam komunikasi tersebut, mereka memutuskan untuk memilih untuk melakukan pemaksaan dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan. Setelah itu, korban dilepaskan,” kata Wira.
Selanjutnya pada 16 Agustus 2025, DH bertemu tersangka bernama JP di Cibubur, untuk mencari orang-orang yang bisa menculik.
“Menindaklanjuti permintaan DH, tersangka JP kemudian bertemu oknum TNI, yakni Sersan Kepala (Serka) N, pada 17 Agustus 2025, tepatnya pukul 09.00 WIB,” kata Wira.
Selanjutnya, pada 18 Agustus 2025, DH, JP, Serka N dan AAM kembali bertemu di salah satu kafe di kota wisata daerah Cibubur untuk membahas persiapan penculikan.
“Di dalam pertemuan tersebut, DH dan AAM bertugas untuk menyiapkan tim yang akan mencari alamat korban, serta mengikuti korban dan tim tersebut terdiri dari tiga orang, yang pertama adalah saudara R, saudara E dan saudara B,” kata Wira.
Selanjutnya, kata Wira, JP menghubungi tersangka AW untuk menyiapkan tim yang akan membuntuti atau mengintai korban.
“Setelah itu, saudara N menghubungi saudara (Kopda) FH, yang bertugas atau pun yang disiapkan untuk tim yang akan melakukan penculikan terhadap korban,” kata Wira.
Kemudian, pada 19 Agustus 2025 sekitar pukul 10.00 WIB, FH bertemu tersangka E, B, R dan A di daerah Cijantung.
“Saudara F menunjukkan foto (korban) kepada tim saudara E, lalu memberitahukan untuk menjemput paksa korban dan mengantarkan kepada tim yang disiapkan oleh JP,” kata Wira.
Rumah aman
Tersangka JP, AAM dan D telah menyiapkan rumah aman (safe house), tempat untuk memaksa korban melakukan pemindahan dana dari rekening pasif ke rekening yang sudah disiapkan.
“Selanjutnya pada tanggal 20 Agustus 2025, setelah dilakukan pembuntutan terhadap korban, kemudian sekitar pukul 15.30 WIB di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jaktim, korban berhasil diculik oleh tim yang terdiri dari pelaku E, R, B, R dan A,” kata Wira.
Dalam penculikan itu, lima orang tersangka terekam CCTV menggunakan mobil Avanza berwarna putih.
“Setelah melakukan penculikan dibawa pergi untuk diserahkan kepada tim lain, yaitu pelaku JP, N, U dan D. Korban yang tadinya di Avanza warna putih digeser ke mobil Fortuner warna hitam, tepatnya di Kemayoran, Jakpus sekitar pukul 21.00 WIB,” kata Wira.
Kemudian di Kemayoran, Tim JP, N, U, dan D menunggu tim penjemput yang sudah disiapkan oleh C alias K dan korban rencananya akan dibawa ke rumah aman (safe house).
“Namun karena tim penjemput tidak kunjung datang, sedangkan korban kondisinya korban sudah agak lemas, akhirnya korban dibuang di daerah Serang Baru dalam keadaan kondisi kaki dan tangan masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban,” kata Wira.
Sehari kemudian, pada 21 Agustus 2025 sekitar pukul 05.30 WIB, Polsek Cikarang mendapatkan laporan dari warga terkait adanya temuan mayat di sebuah area persawahan wilayah Serang Baru.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5351160/original/001067000_1758016991-Foto_Utama.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Perempuan Berdaya dari Rumah, UMKM Binaan BRI Sulap Daster Jadi Fashion Elegan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Setiap perempuan tahu bahwa menjalani banyak peran bukan perkara sederhana. Setiap hari ada begitu banyak tantangan, dari urusan rumah, pekerjaan, hingga menjaga mimpi pribadi, semuanya menuntut energi dan keseimbangan. Tidak jarang, rasa lelah dan ragu datang di tengah perjalanan. Namun, justru di situlah letak kekuatan sejati perempuan, tetap berdiri kokoh, memberi cinta, dan menciptakan perubahan nyata.
Kekuatan itu pula yang ditunjukkan Findy, sosok di balik lahirnya brand Findmeera. Dengan sentuhan kreativitas, ia berhasil mengubah daster yang identik dengan pakaian rumahan menjadi simbol keanggunan sekaligus pemberdayaan perempuan.
Meski menjalani berbagai peran dalam hidupnya, Bagi Findy, berhenti bukan pilihan. Justru tantangan yang ia hadapi menjadi bahan bakar untuk berkarya, memberi dampak, serta menginspirasi banyak perempuan di sekitarnya.
Pandemi 2022 menjadi titik awal lahirnya Findmeera. Di tengah keterbatasan, justru banyak perempuan menemukan kekuatan baru, ada yang mulai berkebun, belajar keterampilan, hingga menciptakan karya yang bermanfaat bagi orang lain.
“Waktu itu masih pandemi, banyak perempuan bekerja dari rumah. Mereka butuh pakaian yang nyaman, tapi tetap bisa dipakai keluar rumah dengan percaya diri,” cerita Findy. Dari sanalah lahir ide daster multifungsi: santai dipakai di rumah, tetap stylish untuk ke luar.
Findy menyadari stigma yang melekat pada daster di Indonesia. “Daster sering dianggap sebelah mata, posisinya tidak sama dengan pakaian lain. Findmeera hadir untuk menjawab kebutuhan wanita aktif yang ingin pakaian nyaman tapi tetap elegan,” tambahnya.
Lebih dari sekadar busana, Findmeera lahir dengan misi sosial. Di saat banyak pengrajin kehilangan pekerjaan, Findy melibatkan pengrajin lokal, khususnya ibu-ibu dalam proses produksinya. Setiap koleksi pun memadukan teknik tradisional seperti shibori, tie-dye, dan batik stamp dengan desain busana rumahan yang santai namun elegan.
“Yang membedakan Findmeera adalah kualitas materialnya. Kami menggunakan serat kayu alami bersertifikasi OEKO-TEX® Standard 100, setiap daster dan kaftan Findmeera tidak hanya indah, tetapi juga aman, adem, dan ramah kulit bahkan untuk bayi. Dengan konsep ini, Findmeera berhasil mengangkat wastra ke panggung gaya hidup modern. Jadi para ibu bisa tetap aktif dan percaya diri tanpa khawatir soal kualitas,” jelas Findy.
Sejak awal, Findmeera berdiri bukan hanya untuk bisnis, tetapi juga untuk pemberdayaan perempuan.
“Kami bekerja sama dengan pengrajin ibu-ibu di Jawa dan Banten. Sistem kerjanya fleksibel, mereka bisa memproduksi dari rumah tanpa meninggalkan peran sebagai ibu dan istri. Jadi meski dengan keterbatasan waktu, mereka tetap bisa berkarya,” ungkap Findy.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5323456/original/098126200_1755768950-WhatsApp_Image_2025-08-21_at_16.34.43.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motif Pembunuhan Kepala Cabang Bank: Rencana Jahat Pindahkan Rekening Dormant ke Penampung – Page 3
Wira mengatakan, avanza putih yang disiapkan menunggu. Begitu korban menuju mobilnya, komplotan E, R, B, dan A menyergap. MIP ditarik paksa, diikat, dilakban, lalu dimasukkan ke dalam Avanza.
“Di mana didalam penculikan tersebut kelima pelaku menggunakan Avanza putih. Ini terekam CCTV,” kata dia.
Malam harinya, lanjut Wira, sekitar pukul 21.00 WIB, korban dipindahkan ke mobil Fortuner hitam di kawasan Kemayoran.
Di mobil itulah, ia berada dalam kekuasaan JP, M, U, dan D. Rencananya, korban akan dibawa ke safe house untuk dipaksa memindahkan dari rekening dormant ke rekening penampung. Namun tim penjemput yang dijanjikan C alias K tak kunjung datang. Sementara kondisi korban semakin lemah.
Akhirnya dibuang di kawasan Serang Baru, Cikarang. Tubuhnya dibiarkan tergeletak, masih terikat.
“Karena tim penjemput tidak kunjung datang, sedangkan pada saat itu korban kondisi sudah dalam keadaan lemas. Akhirnya korban dibuang di Serang Baru, Cikarang dalam keadaan kondisi kaki masih terikat dan mulut dalam kondisi terlakban,” ucap
Keesokan harinya, 21 Agustus 2025, warga melapor ke Polsek Cikarang. Polisi menemukan jasad MIP, dan hasil visum sementara menunjukkan ia meninggal akibat kekerasan benda tumpul yang menekan leher, membuat saluran napas dan pembuluh nadi besar tersumbat.
“Kami sudah dapati hasil visum et repertum di mana korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul pada leher yang menekan jalan nafas dan pembuluh nadi besar sehingga menyebabkan mati lemas namun hasil tersebut belum final. Karena kami masih menunggu hasil pemeriksaan toksikologi,” ujar dia.
Penyelidikan dilakukan. Hasilnya, polisi berhasil meringkus 15 orang. Mereka dibagi dalam empat klaster otak perencana, eksekutor penculikan, penganiaya yang menyebabkan korban tewas, dan tim surveillans yang membuntuti.
-
/data/photo/2025/09/16/68c8d919bbb11.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Usai Kebakaran, Pabrik Konstruksi di Serpong Masih Keluarkan Asap Pekat Megapolitan 16 September 2025
Usai Kebakaran, Pabrik Konstruksi di Serpong Masih Keluarkan Asap Pekat
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
Pabrik konstruksi di Jalan Bhayangkara 1, Serpong Utara, Tangerang Selatan, yang sebelumnya terbakar, kembali mengeluarkan kepulan asap meski hujan turun pada Selasa (16/9/2025) siang.
Petugas pemadam kebakaran telah meninggalkan lokasi sekitar pukul 11.40 WIB. Tak lama berselang, hujan dengan intensitas rendah mengguyur kawasan tersebut.
Namun, asap dari pabrik tetap terlihat mengepul dan terbawa embusan angin bercampur air hujan.
Bau menyengat dari asap membuat warga yang melintas menutup hidung. Orang tua di sekitar lokasi juga segera meminta anak-anak menjauh setiap kali asap terbawa angin.
“Ayo bawa adiknya pulang, asapnya tajam banget,” ujar Wahyu (49), salah seorang warga.
Selain asap, sisa pemadaman juga meninggalkan busa putih di jalan. Busa itu ikut terbawa gesekan roda kendaraan yang melintas, sehingga menambah kesan kotor di sekitar lokasi.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Tangsel Ahmad Dohiri menjelaskan, upaya pemadaman melibatkan total 20 unit mobil damkar dan sekitar 100 personel.
“Unit armada Damkar Tangsel turun 14 unit dengan kekuatan personel 70 orang, bantuan Damkar Kota Tangerang empat unit dengan 20 personel, dan bantuan Damkar Kabupaten dua unit dengan dukungan 10 personel. Jadi seluruhnya ada 20 unit armada dengan sekitar 100 personel,” kata Dohiri kepada wartawan, Senin (15/9/2025) malam.
Menurut Dohiri, proses pemadaman cukup sulit karena banyak material di pabrik yang mudah terbakar. Meski demikian, ia memastikan tidak ada kendala teknis dalam penanganan.
“Api agak sulit dipadamkan karena di toko material ada cat dan cairan tiner yang cepat mengobarkan api,” ujar Dohiri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/09/16/68c9559ec6350.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/08/21/68a6d1bb6f3b1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

