provinsi: BANTEN

  • Temuan Kasus Kanker Baru di Cikande Diduga Terkait Paparan Radioaktif Cesium-137, Mayoritas Kanker Serviks, Payudara dan Paru-Paru

    Temuan Kasus Kanker Baru di Cikande Diduga Terkait Paparan Radioaktif Cesium-137, Mayoritas Kanker Serviks, Payudara dan Paru-Paru

    GELORA.CO – Kasus kanker yang terus meningkat di wilayah Kabupaten Serang, Banten, memunculkan dugaan kuat adanya kaitan dengan paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137).

    Data Dinas Kesehatan Provinsi Banten menunjukkan peningkatan tajam kasus kanker dalam dua tahun terakhir. Hingga April 2025, terdapat 472 kasus baru, mayoritas kanker serviks, payudara, dan paru-paru.

    Paparan Cesium-137 menimbulkan dua efek, yaitu deterministik dan stokastik. Efek deterministik seperti luka bakar kulit muncul dalam waktu singkat, sedangkan efek stokastik bekerja diam-diam dan memicu penyakit kronis seperti kanker. Radiasi membuat sel tubuh gagal mati dan terus membelah seperti sel kanker.

    Tahun 2024 tercatat 1.659 kasus kanker aktif di seluruh Banten. Kenaikan ini memperkuat kekhawatiran bahwa paparan radioaktif memperburuk kondisi kesehatan masyarakat.

    Cesium-137 meniru karakteristik kalium, sehingga mudah masuk ke sel tubuh dan menyebar ke organ penting. Zat ini menumpuk di sumsum tulang, merusak sistem kekebalan, menurunkan jumlah sel darah putih dan trombosit, serta meningkatkan risiko kanker darah (leukemia).

    Jika Cesium-137 menyebar ke saluran pencernaan, paparan dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare. Paparan yang mencapai otak bahkan dapat memicu kejang, disorientasi, hingga kematian dalam hitungan jam.

    Zat radioaktif ini memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun, yang berarti dapat bertahan lama di tubuh manusia maupun lingkungan.

    Lonjakan kasus kanker di Cikande menunjukkan bahwa dampak paparan radioaktif tidak bisa dianggap sepele.

    Data kesehatan, pola sebaran penyakit, dan temuan lapangan mengindikasikan perlunya sistem pemantauan terpadu antara pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan akademisi.

  • 5
                    
                        Misteri Mobil Dinas dan Seragam Polri di Lokasi Penyekapan Pondok Aren
                        Megapolitan

    5 Misteri Mobil Dinas dan Seragam Polri di Lokasi Penyekapan Pondok Aren Megapolitan

    Misteri Mobil Dinas dan Seragam Polri di Lokasi Penyekapan Pondok Aren
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Sebuah rumah dua lantai di Jalan Eboni 2, Kelurahan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, diduga menjadi lokasi penyekapan dan penganiayaan tiga pria.
    Namun, bukan hanya dugaan kekerasan yang mengundang perhatian warga setempat ataupun
    netizen
    .
    Justru keberadaan mobil berpelat dinas Polri dan beberapa seragam polisi di rumah tersebut menambah misteri di balik kasus yang viral di media sosial itu.
    Di rumah berwarna kuning itu terlihat satu unit mobil Kijang Innova hitam dengan pelat dinas Polri tampak mencolok di dalam garasi.
    Dari luar, pagar besi berwarna hitam tertutup rapat.
    Tak ada aktivitas apa pun, hanya dua lampu teras yang tetap menyala meski siang sudah terik.
    Ketua RW 06, Boy Irfan (54), mengatakan, mobil itu bukan barang baru di sana.
    Ia sudah sering melihat kendaraan tersebut diparkir di lokasi, bahkan sebelum kasus ini mencuat.
    “Sudah lama, tapi saya enggak
    perhatiin
    dari kapan,” ujar Boy kepada
    Kompas.com
    , Rabu (15/10/2025).
    Selain mobil, empat sepeda motor juga terlihat di area garasi rumah bercat kuning itu.
    Menurut Boy, mobil tersebut masih berada di tempatnya ketika tim Resmob Polda Metro Jaya datang pada Senin (13/10/2025) malam untuk melakukan penggerebekan.
    “Saya datang belakangan, polisi sudah bergerak cepat. Saya hanya mendampingi supaya tidak mengganggu aktivitas polisi karena sambil mengangkut, sambil interogasi juga,” kata Boy.
    Ketua RT 14 RW 06, Airlangga (45), menjadi saksi jalannya penggeledahan malam itu.
    Ia didatangi tiga anggota tim Resmob Polda Metro Jaya pada pukul 20.30 WIB, yang meminta izin untuk mendampingi penggeledahan rumah yang disebut sebagai lokasi penyekapan.
    “Jadi, saya enggak menyaksikan proses penangkapan. Saya hanya menyaksikan proses penggeledahan rumah tersebut,” kata Airlangga kepada
    Kompas.com
    di lokasi, Rabu.
    Saat tiba di lokasi, ia mengaku sudah melihat lima orang terduga pelaku ditahan dalam mobil polisi, salah satunya adalah seorang perempuan.
    Sementara, dari penggeledahan itu, polisi menemukan sejumlah barang yang mencurigakan seperti senjata rakitan hingga seragam polisi.
    “Ditemukan beberapa setel seragam polisi, satu pucuk senjata rakitan,
    airsoft gun
    , dan enam butir peluru,” jelas dia.
    Barang-barang tersebut disita dan dibawa ke kantor polisi bersama lima orang yang diamankan dari lokasi, termasuk satu perempuan.
    Sementara tiga pria yang diduga menjadi korban penyekapan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
    Airlangga menuturkan, rumah di Jalan Eboni 2 Nomor 15 itu diketahui milik seorang warga bernama Nanang yang kini sudah pindah ke luar kota.
    Namun, rumah tersebut kini ditempati oleh anaknya, Adit, bersama beberapa temannya yang disebut sebagai anak buah Adit.
    “Adit punya anak buah namanya Viktor. Sebatas itu saja yang saya tahu,” jelas Airlangga.
    Ia juga menuturkan, polisi sempat menunjukkan kepadanya sebuah video penyiksaan yang diduga diambil dari ponsel salah satu pelaku.
    Video itu memperlihatkan tiga pria tanpa baju yang saling mengoles balsem di punggung mereka yang terluka dan terekam yang kemudian viral di media sosial.
    Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan adanya penangkapan dalam kasus penculikan dan penganiayaan tersebut.
    “Tiga orang ditangkap terkait kasus penculikan dan penyiksaan dengan modus jual beli mobil di wilayah Pondok Aren,” kata Ade Ary.
    Polisi masih mendalami kasus ini, termasuk menelusuri asal-usul mobil dinas Polri dan seragam yang ditemukan di lokasi.
    Hingga kini, garis polisi belum tampak terpasang di rumah bercat kuning itu. Hal itu meninggalkan banyak pertanyaan di tengah warga sekitar yang masih penasaran dengan misteri di balik rumah sepi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lalin Sejumlah Tol Arah Jakarta Padat Pagi Ini, Ini Titiknya

    Lalin Sejumlah Tol Arah Jakarta Padat Pagi Ini, Ini Titiknya

    Jakarta

    Lalu lintas (lalin) di sejumlah tol di Jakarta padat pagi ini. Rata-rata kepadatan lalin terjadi karena volume kendaraan.

    Melalui akun X nya, Kamis (16/10/2025), Jasamarga melaporkan sejumlah Tol mengalami kepadatan, mulai dari Tol Dalam Kota (Dalkot). Kepadatan di Tol Dalkot terjadi di Cawang arah Tebet, kemudian keluar dari Tol Kuningan dan Semanggi.

    “Tol Dalam Kota Cawang – Tebet padat, kepadatan volume lalin. Keluar Kuningan dan keluar Semanggi padat, kepadatan di jalan arteri,” tulis Jasamarga pukul 07.00 WIB.

    Rekayasa lalin contraflow juga diterapkan untuk mengurai kepadatan di Senayan Km 08+100 hingga GT Halim 3 Km01+300. Contraflow diterapkan di lajur kanan dari arah Halim.

    “Tol Dalam Kota hati-hati di Senayan KM 08+100 – GT Halim 3 KM 01+300, ada lajur contraflow dari arah Halim di lajur kanan,” ujarnya.

    “Tol JORR W2U Meruya – Joglo – Ciledug – Ulujami lancar. ; Ulujami KM 16 – Meruya Selatan KM 10 padat, ada penanganan kecelakaan kendaraan Truk Tangki dan Truk Fuso di lajur 1-bahu luar/kiri,” tulis Jasamarga.

    Sementara, di Tol Jakarta-Tangerang (Janger) kepadatan terjadi di Karang Tengah arah Kunciran. Kemudian juga di Kembangan arah Kebon Jeruk karena volume lalin.

    Contraflow juga diterapkan di Tol Jager setelah underpas Tomang mengarah ke Kebon Jeruk. Contraflow diterapkan di lajur kanan.

    “Tol Janger hati-hati di Setelah Underpass Tomang – Kebon Jeruk KM 03+400, ada lajur contraflow dari arah Kebon Jeruk di lajur 3/kanan,” ujarnya.

    Lalu kepadatan juga terjadi di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dari di Km 11 Cikunir menuju Bekasi. Kepadatan tersebut akibat ada kecelakaan truk terbalik.

    “Tol Japek Cikunir KM 11 – Bekasi Timur KM 15+400 padat, ada penanganan kecelakaan kendaraan Truk Colt Diesel muatan karung terbalik miring di lajur 1-bahu luar/kiri. ; Halim KM 01 – Cawang KM 00 padat, kepadatan volume lalin arah Tebet,” imbuhnya.

    (dek/yld)

  • 6
                    
                        Damai, Orang Tua Siswa SMAN 1 Cimarga Akan Cabut Laporan Penamparan Kepsek
                        Regional

    6 Damai, Orang Tua Siswa SMAN 1 Cimarga Akan Cabut Laporan Penamparan Kepsek Regional

    Damai, Orang Tua Siswa SMAN 1 Cimarga Akan Cabut Laporan Penamparan Kepsek
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com
    – Orangtua siswa SMAN 1 Cimarga, Lebak, berencana mencabut laporan dugaan penamparan murid merokok yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Dini Pitria.
    Pencabutan laporan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Kamis (16/10/2025) setelah acara islah antara orangtua siswa dan Dini di SMAN 1 Cimarga.
    Ketua PGRI Kabupaten Lebak, Iyan Fitriyana, menjelaskan, pertemuan islah akan dihadiri kepala sekolah, orangtua siswa, dan pengacara yang mewakili keluarga.
    “Kamis pagi jam sembilan di sekolah akan ada islah, saling memaafkan. Setelah itu pengacara akan ke Polres untuk menindaklanjuti proses hukum, laporan akan dicabut,” ungkap Iyan pada Rabu (15/10/2025).
    Iyan menambahkan, perdamaian ini digelar setelah upaya mediasi antara Dini dan siswa yang difasilitasi oleh Gubernur Banten.
    Selain itu, di Lebak, juga dilakukan mediasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Ketua PGRI, anggota DPRD Banten, serta pengacara orangtua siswa.
    “Kami bersyukur situasi yang sempat kisruh selama tiga hari ini bisa mereda. Orangtua menyerahkan sepenuhnya kepada pengacara untuk menyelesaikan laporan di kepolisian,” ujar Iyan.
    Kapolres Lebak juga telah berkoordinasi dengan pengacara siswa agar perkara ini dapat diselesaikan demi menjaga marwah pendidikan.
    “Pak Kapolres sudah memiliki kesepahaman soal pentingnya menjaga tatanan dunia pendidikan,” kata Iyan.
    Perdamaian ini juga akan dihadiri oleh perwakilan Gubernur Banten dan perwakilan Bupati Lebak.
    “Alhamdulillah Pak Bupati memberi izin dan menugaskan kami hadir langsung. Pak Sekda juga akan menerima perwakilan dari Pemprov,” tambah Iyan.
    Dengan kesepakatan ini, laporan dugaan kekerasan terhadap siswa yang sebelumnya ditangani Polres Lebak rencananya tidak akan dilanjutkan.
    Kasus ini mencuat setelah Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria, diduga menampar seorang siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah, yang memicu aksi mogok sekolah oleh 630 siswa.
    Gubernur Banten, Andra Soni, kemudian menonaktifkan Dini dan menunjuk pelaksana harian kepala sekolah sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
    Pada Rabu (15/10/2025), Andra mempertemukan Dini dan orangtua siswa di ruang kerjanya untuk menyelesaikan persoalan secara damai.
    Dini juga dipastikan akan diaktifkan kembali sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Penjual Obat Keras di Tangerang Ditangkap Polisi, Punya Pelanggan Tetap

    2 Penjual Obat Keras di Tangerang Ditangkap Polisi, Punya Pelanggan Tetap

    Kota Tangerang

    Polisi menangkap dua pria berinisial A dan H usai diduga menjual keras golongan G tanpa izin di kawasan Jalan A.R. Hakim, Sukasari, Kota Tangerang. Keduanya berjualan dengan cara cash on delivery (COD) .

    Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Kompol Awaludin, menjelaskan kasus terungkap setelah menerima laporan masyarakat terkait adanya praktik penjualan obat keras secara COD di lokasi tersebut. Polisi bergerak dan menangkapnya keduanya pada Selasa (14/10) malam.

    “Tim kami melakukan observasi dan langsung melakukan penindakan di lokasi. Kedua pelaku diamankan beserta barang bukti ratusan butir obat keras golongan G yang dijual tanpa izin resmi,” ungkap Awaludin kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).

    Polisi menyita sejumlah barang bukti dari pelaku. Di antaranya 325 butir obat tramadol, 102 butir obat warna kuning diduga hexymer, uang tunai Rp 875 ribu hasil penjualan dan tiga unit handphone.

    “Kedua pelaku mengaku menjual obat-obatan tersebut kepada pelanggan tetap dengan sistem pesan antar. Transaksi dilakukan secara langsung di depan rumah kos yang mereka jadikan tempat penyimpanan dan penjualan,” ujarnya.

    “Kami akan terus menindak tegas praktik ilegal penjualan obat keras tanpa izin. Hal ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat dan kerap disalahgunakan untuk tujuan yang tidak semestinya,” tuturnya.

    Pelaku dijerat dengan Pasal 453 dan/atau Pasal 436 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    (wnv/wnv)

  • 9
                    
                        Tampar Siswa yang Merokok lalu Dinonaktifkan, Kepala SMAN 1 Cimarga: Saya Terima Lapang Dada…
                        Regional

    9 Tampar Siswa yang Merokok lalu Dinonaktifkan, Kepala SMAN 1 Cimarga: Saya Terima Lapang Dada… Regional

    Tampar Siswa yang Merokok lalu Dinonaktifkan, Kepala SMAN 1 Cimarga: Saya Terima Lapang Dada…
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Lebak, nonaktif, Dini Pitria, mengaku menerima sanksi yang diberikan kepadanya atas tindakan yang diakuinya salah di mata hukum.
    “Tentu saja karena saya adalah abdi negara dan saya punya khilaf, saya harus menerima itu dengan lapang dada,” kata Dini kepada wartawan di Pendopo Gubernur Banten, Rabu (15/10/2025).
    Meskipun telah dinonaktifkan, Dini akan tetap mengabdi sebagai pendidik.
    Sebab, ia ingin berbakti kepada negara dan bangsa untuk mencerdaskan anak Indonesia.
    “Siapa pun saya dengan segala peran kecil saya, saya tetap putri Bumi Pertiwi dengan kapasitas saya, saya harus berbakti kepada negeri dengan apa yang saya bisa, di mana pun,” ujar Dini.
    Menurut Dini, sanksi yang diberikan merupakan sebuah konsekuensi atas kesalahan yang dilakukannya meski tidak ada niat melukai atau dengan sengaja.
    Karena itu, ketika dipanggil oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten, Dini tetap menghadapinya sendiri.
    “Jadi, itu sebuah konsekuensi logis dari Dinas Pendidikan atas apa yang terjadi, yang dilakukan oleh saya,” tuturnya.
    “Walaupun efeknya ringan, kejadiannya ringan, tetap salah di mata hukum. Itu saya akui, saya terima dengan baik,” tandas dia.
    Sebelumnya Gubernur Banten, Andra Soni, mengambil keputusan untuk menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria.
    Dini dinonaktifkan setelah menampar siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.
    Peristiwa itu bermula saat murid tersebut ditegur oleh Dini karena ketahuan merokok ketika kegiatan Jumat Bersih.
    Saat ditegur, menurut Dini, murid tersebut tidak mengakui sedang merokok.
    “Saya kecewa bukan karena dia merokok, tetapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi, saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Komplotan Penculik Siksa Pembeli Mobil di Tangsel, Ditemukan Senpi-Seragam Polisi

    Viral Komplotan Penculik Siksa Pembeli Mobil di Tangsel, Ditemukan Senpi-Seragam Polisi

    GELORA.CO – Sebuah video berisi komplotan penculik yang menyiksa pembeli mobil di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel) viral di media sosial. Tiga pria menjadi korban tersebut mendapat penyiksaan dari para pelaku. 

     

    Video yang diunggah akun Instagram @wargajakarta itu memperlihatkan tiga pria duduk berbaris tanpa mengenakan baju yang punggungnya terluka dengan saling mengoles balsem.

     

    Berdasarkan keterangan akun tersebut peristiwa bermula saat sepasang suami istri (pasutri) berniat membeli mobil dan bertemu pelaku di wilayah Pondok Aren, Tangsel. Saat pertemuan berlangsung, pasutri dan dua rekannya dibawa ke sebuah rumah oleh sekelompok pria tersebut di Perumahan Taman Mangu Indah, Pondok Aren, Tangsel.

     

    “Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,” tulis akun tersebut dikutip Rabu, 15 Oktober 2025. 

    Sementara Erlangga, Ketua RT 14 Perumahan Taman Mangu Indah mengatakan di rumah yang dijadikan tempat penganiayaan oleh kelompok tersebut telah dilakukan penggeledahan oleh kepolisian. Penggeledahan itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, Senin, 13 Oktober 2025.

     

    “Kemarin saya datang itu untuk proses penggeledahan rumah oleh tim Resmob, ditemukan beberapa stel seragam polisi dan satu pucuk senjata rakitan dan 6 butir peluru. Yang diamankan total 5 orang dan 3 korban. Dari 5 itu, 1 wanita dan 4 laki-laki,” ujar Erlangga.

     

    Erlangga menuturkan berdasarkan informasi yang diterimanya, penangkapan itu terkait penyekapan. Kelompok tersebut tinggal di rumah tersebut atas izin dari keponakan salah satu pelaku. 

     

    “Awalnya itu penyekapan sampai kemudian polisi menemukan video 3 orang yang luka-luka itu. Ternyata itu ada penyiksaan, itu baru diketahui ketika lagi penggeledahan rumah,” kata Erlangga.

     

    Sementara Polda Metro Jaya telah menangkap tiga pelaku penyiksaan dalam kasus penculikan dengan modus jual beli mobil di wilayah Pondok Aren, Tangsel.

     

    “Ada tiga orang yang diamankan, selanjutnya didalami dan dikembangkan. Ketiga pelaku berpura-pura sebagai pembeli mobil. Kemudian mendatangi korban, korban yang berencana menjual mobil, kemudian dilakukan penganiayaan,” Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Ade Ary Syam Indradi.

     

    Berdasarkan pemantauan Metrotvnews.com di rumah yang dijadikan penyekapan tersebut terdapat satu unit mobil Kijang Innova dengan berplat kepolisian terparkir di garasi rumah itu. Selain itu, beberapa kendaraan roda dua pun terparkir di garasi rumah yang telah sepi usai adanya penangkapan itu.

  • Mendag Klaim Ekspor Udang-Cengkih RI Tak Terdampak Kasus Radioaktif

    Mendag Klaim Ekspor Udang-Cengkih RI Tak Terdampak Kasus Radioaktif

    Bisnis.com, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan temuan zat radioaktif cesium-137 (Cs-137) pada produk udang dan cengkih Indonesia tidak berdampak terhadap kinerja ekspor nasional.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan pemerintah telah mengambil mitigasi melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137.

    “Pokoknya yang mengandung Cs-137, apakah itu cengkih atau udang, kan sekarang semuanya ditangani oleh Satgas. Penanganan ini dinilai bagus, langkah-langkahnya bagus, mitigasinya bagus. Artinya Indonesia itu serius menanganinya, sehingga itu citra produk kita tidak berubah, makin bagus, tetap bagus,” kata Budi saat ditemui di sela-sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (15/10/2025).

    Budi menuturkan bahwa sejumlah langkah yang diambil oleh Satgas telah menjaga merek produk Indonesia di kancah global. Untuk itu, dia menilai temuan Cs-137 tidak berdampak signifikan terhadap ekspor, termasuk ke pasar Amerika Serikat (AS).

    “Sampai sekarang tidak ada masalah, produk lain-lain oke saja, terutama yang ke Amerika,” ujarnya.

    Untuk itu, dia menyebut bahwa hingga saat ini belum ada potensi penurunan pasar ekspor imbas temuan radioaktif. Menurutnya, sejauh ini produk ekspor Indonesia lainnya tetap aman dan diterima dengan baik, khususnya di pasar Negara Paman Sam. 

    “Sementara kita melihat belum ada [penurunan ekspor], karena ini kan sifatnya hanya kasus ini saja,” ujarnya.

    Ekspor Udang Berjalan

    Sebelumnya, pemerintah memastikan ekspor udang Indonesia ke AS tetap berjalan di tengah temuan zat radioaktif Cs-137 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

    Ketua Divisi Diplomasi dan Komunikasi Publik Satgas Cs-137 Bara Hasibuan mengatakan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkoordinasi secara intensif dengan otoritas AS, khususnya FDA. Kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait proses sertifikasi keamanan produk udang ke depan.

    Adapun, FDA menegaskan bahwa pasar Negeri Paman Sam masih terbuka untuk produk udang Indonesia selama memenuhi ketentuan yang berlaku.

    “Pasar Amerika Serikat masih tetap terbuka untuk produk udang Indonesia selama mengikuti ketentuan dari pemerintah Amerika Serikat. Khususnya untuk kedepannya ini soal sertifikasi,” ujar Bara dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

    Berdasarkan hasil investigasi tim Satgas Cs-137, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan adanya kontaminasi Cs-137 di 22 fasilitas produksi di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Salah satu di antaranya adalah fasilitas pengolahan udang milik PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS).

    “Produksi udang tersebut fasilitasnya yaitu PT Bahari Makmur Sejahtera telah melakukan dekontaminasi secara mandiri dan dinyatakan aman oleh Bapeten [Badan Pengawas Tenaga Nuklir],” ujarnya.

    Sementara itu, sebanyak 21 fasilitas produksi lainnya akan segera melakukan dekontaminasi untuk kemudian diperiksa oleh Bapeten. Pemerintah juga telah menunjuk lokasi milik PT Peter Metal Technology (PMT) sebagai area isolasi sementara untuk barang-barang yang terpapar zat radioaktif.

    Bara menyebut bahwa pemerintah telag mengambil kebijakan pengetatan impor logam bekas (scrap metal), bahan baku yang disinyalir sebagai sumber kontaminasi Cs-137.

    “Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengetatan restrictions terhadap importasi scrap metal dalam arti Kementerian Lingkungan Hidup tidak akan memberikan rekomendasi sementara terhadap importasi scrap metal,” pungkasnya.

  • Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang berikut harga yang harus dibayarkan oleh pengguna frekuensi 1,4 GHz. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia.

    Komdigi dua pemenang dalam lelang ini yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI) serta Eka Mas Republik pemilik MyRepublic.

    Untuk regional I yang mencakup wilayah Jawa dan Papua, Surge memenangi lelang dengan harga Rp 403.764.000.000. MyRepublic memenangi lelang untuk regional II dan regional III yang mencakup wilayah lain di Indonesia.

    Untuk regional II yang antara lain mencakup wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Sumatra, MyRepublic berani membayar harga Rp 300.888.000.000. Di regional III, MyRepublic memenangi hak pengguna frekuensi dengan membayar Rp 100.888.000.000

    Berikut adalah daftar lengkap regional dan zona untuk layanan internet broadband wireless access (BWA) menggunakan frekuensi 1,4 GHz:

    Regional I

    Regional tersebut terdiri dari enam zona, berikut daftarnya:

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    Lelang frekuensi terakhir yang dilakukan pemerintah berlangsung pada 2020. Saat itu, Telkomsel memenangi frekuensi 2,3 GHz dengan penawaran senilai Rp 1 triliun dan frekuensi 2,1 GHz dimenangi oleh Indosat dan Tri dengan harga 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lehernya Tertancap Anak Panah, Korban Geng Motor di Gowa Tunggu 15 Jam di IGD karena Operasi Tak Ditanggung BPJS
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Oktober 2025

    Lehernya Tertancap Anak Panah, Korban Geng Motor di Gowa Tunggu 15 Jam di IGD karena Operasi Tak Ditanggung BPJS Regional 15 Oktober 2025

    Lehernya Tertancap Anak Panah, Korban Geng Motor di Gowa Tunggu 15 Jam di IGD karena Operasi Tak Ditanggung BPJS
    Tim Redaksi
    GOWA, KOMPAS.com
    – Seorang buruh bangunan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi korban serangan geng motor dan harus menahan sakit selama 15 jam di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syech Yusuf.
    Anak panah yang tertancap di lehernya belum bisa diangkat karena operasi tak ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sementara pihak keluarga tak memiliki biaya puluhan juta rupiah.
    Korban bernama Saiful (19), warga Buttadidia, Kelurahan Bontoramba, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa. I
    Ia dilarikan ke RSUD Syech Yusuf setelah menjadi korban serangan geng motor pada Selasa (14/10/2025) malam.
    “Masih di rumah sakit belum dioperasi karena biayanya Rp 20 juta dan tidak ditanggung BPJS,” kata FA (18), rekan korban, saat ditemui di halaman Mapolres Gowa, Rabu (15/10/2025) siang.
    Peristiwa bermula ketika Saiful pulang ke rumah usai bekerja sebagai buruh bangunan.
    Saat melintas di Jalan Tun Abdul Razak, sekitar pukul 20.30 WITA, korban yang berboncengan dengan MF (15) berpapasan dengan enam anggota geng motor yang mengendarai tiga sepeda motor.
    Tanpa alasan jelas, kelompok tersebut menyerang dan mengejar korban hingga terjadi aksi kejar-kejaran di jalan raya.
    “Kami dikejar oleh tiga motor berboncengan semua, dan ada dua orang yang serang kami pakai busur panah,” ujar MF kepada Kompas.com di Mapolres Gowa.
    Anak panah yang dilepaskan mengenai lengan kanan dan leher belakang telinga Saiful.
    Ia kemudian jatuh dari motor dan langsung dilarikan ke RSUD Syech Yusuf oleh warga sekitar.
    Anak panah di leher Saiful belum bisa diangkat karena pihak keluarga tidak memiliki biaya operasi yang mencapai sekitar Rp 20 juta.
    Lebih parah lagi, kasus Saiful tak bisa dicover oleh BPJS karena peraturan baru yang mengecualikan korban kriminalitas dari daftar tanggungan.
    “Memang ada perubahan aturan terbaru di mana korban kriminalitas tak masuk dalam tanggungan BPJS. Jadi seperti korban pembacokan dan penikaman tidak lagi ditanggung, sehingga kami harus mengikuti aturan tersebut,” kata dr Gaffar, Pelaksana Harian Direktur RSUD Syech Yusuf, saat dikonfirmasi via telepon, Rabu (15/10/2025).
    Meski belum dioperasi, dr Gaffar memastikan kondisi korban masih sadar dan stabil.

    Pihak rumah sakit, kata dia, sedang berupaya mencari bantuan dana dari pemerintah agar operasi dapat segera dilakukan.
    “Kami tetap berusaha mencari solusi agar pasien bisa segera dioperasi, termasuk berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah untuk bantuan pembiayaan,” jelasnya.
    Sementara itu, pihak kepolisian tengah memburu pelaku penyerangan yang diduga merupakan bagian dari geng motor yang kerap beraksi di wilayah Gowa dan sekitarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.