provinsi: BANTEN

  • Polda Metro Jaya tangkap sembilan tersangka penyekapan di Tangsel

    Polda Metro Jaya tangkap sembilan tersangka penyekapan di Tangsel

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya berhasil menangkap sembilan orang tersangka dalam kasus penyekapan dan penganiayaan terhadap empat orang di kawasan Tangerang Selatan, Banten.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan sembilan tersangka tersebut berinisial MAM (41), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39) semuanya pria dan satu wanita berinisial NN (52).

    “Jadi korban itu sebenarnya empat, nah salah satu korban berhasil melarikan diri kemudian membuat laporan pada Senin (13/10) ke Polda Metro Jaya,” katanya.

    Ade Ary menjelaskan peristiwa tersebut berawal saat korban bersama istrinya dan dua orang rekannya itu bertemu dengan tersangka berinisial NN pada Sabtu (11/10) di sebuah tempat makan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

    “Tujuan mereka melakukan pertemuan yaitu transaksi jual beli mobil, kemudian korban membayar uang muka senilai Rp49 juta dengan transfer ke rekening tersangka NN,” katanya.

    Kemudian saat memesan makanan, tersangka NN dan beberapa tersangka lainnya itu datang ke TKP langsung merampas handphone dan tas milik korban.

    “Ada empat orang korban tadi, dirampas sambil mereka berteriak. Namun, tersangka NN dan beberapa tersangka lainnya berteriak ‘kooperatif, kooperatif’, sambil langsung memasukkan keempat korban ke dalam mobil,” ucap Ade Ary.

    Kemudian di dalam mobil mata para korban ini ditutup dengan kain hitam. Kemudian para korban dibawa ke daerah Tangerang Selatan, dibawa ke rumah tersangka lain berinisial MA.

    “Setibanya disana penutup matanya dibuka oleh para pelaku, kemudian empat orang korban dimasukkan ke kamar di lantai 2. Salah satu korban wanita diperintahkan keluar dari kamar dan mendengar suara bahwa suaminya seperti sedang dicambuk,” kata Ade Ary.

    Namun, pada Senin (13/10) pukul 05.00 WIB, istri korban ini berhasil kabur melalui pintu depan karena penjaga sedang tertidur, sehingga istri korban ini kabur dengan menumpang motor yang melintas.

    “Istri korban pun melanjutkan perjalanan menggunakan taksi hingga menuju ke SPKT Polda Metro Jaya untuk membuat laporan,” kata Ade Ary.

    Kasus ini masih terus dilakukan pengembangan oleh Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Sebelumnya beredar sebuah video viral di media sosial Instagram melalui akun @wargajakarta.id yang memperlihatkan para korban sedang duduk sambil mengobati luka yang diduga bekas cambukan oleh pelaku.

    “Sejumlah orang diduga menjadi korban penyekapan dan penganiayaan oleh sekelompok pria di sebuah rumah kawasan Pondok Aren, Tangsel, pada Sabtu (11/10),” tulis akun tersebut.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi Megapolitan 16 Oktober 2025

    Geng Motor yang Serang Warkop di Tanah Abang Sudah Ditangkap Polisi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi memastikan kelompok geng motor yang menyerang warung kopi (warkop) di wilayah Jalan Jati Baru I, Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah ditangkap.
    “Pelaku sudah ditangkap Resmob Polda Metro Jaya,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra saat dihubungi
    Kompas.com
    , Kamis (16/10/2025).
    Namun, Roby belum mengungkapkan lebih jauh mengenai identitas pelaku maupun kronologi penangkapan.
    “Data pelaku ada, tapi belum kita rilis karena masih pengembangan. Masih pengembangan perkaranya,” ujar dia.
    Kompas.com
     telah berupaya meminta keterangan lebih lanjut kepada Kasat Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Resa Fiardi Marasabessy terkait penangkapan tersebut.
    Namun, hingga berita ini ditayangkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan.
    Sebelumnya, sebuah warkop di Jalan Jati Baru I, Tanah Abang, diserang sekelompok geng motor pada Rabu (8/10/2025) dini hari.
    Akibat kejadian itu, dua orang mengalami luka-luka, yakni pemilik warkop Saddam Nazili (24) dan karyawannya, Andi Prasetyo (21). Keduanya terluka akibat sabetan senjata tajam dan tembakan pistol angin.
    Serangan terjadi sekitar pukul 00.17 WIB ketika beberapa pelanggan masih nongkrong di lokasi.
    Berdasarkan keterangan saksi, sekitar 30 orang pelaku datang mengendarai 15 sepeda motor sambil membawa celurit dan pistol angin.
    “Awalnya mereka lewat dulu, terus muter balik, tiba-tiba nyerang sambil bawa celurit dan pistol angin,” kata Andi kepada
    Kompas.com
    , Kamis (9/10/2025).
    Pelaku menyerang secara membabi buta, merusak peralatan warkop, serta mengambil uang tunai Rp 2,3 juta hasil penjualan selama lima hari.
    Mereka juga sempat merampas empat ponsel milik karyawan dan pelanggan, namun perangkat itu berhasil direbut kembali.
    Serangan geng motor tersebut bukan yang pertama. Dalam empat bulan terakhir, warkop milik Saddam sudah tiga kali menjadi sasaran kelompok tidak dikenal.
    “Yang pertama dan kedua cuma gertak-gertak, yang kemarin paling parah karena sudah pakai senjata,” ujar Saddam.
    Ia menduga serangan kali ini terjadi karena salah sasaran, lantaran para pelaku mengira warkopnya sebagai markas kelompok geng lain yang sering nongkrong di lokasi.
    “Mereka nyari seseorang dari geng lain. Tapi karena dikira kami bagian dari mereka, jadinya kami yang kena,” katanya.
    Kasus ini sebelumnya dilaporkan ke Polsek Metro Tanah Abang dengan Nomor Laporan B/212/X/2025/SPKT/SEKTRO TANAH ABANG.
    Kini, setelah penangkapan pelaku oleh tim Resmob Polda Metro Jaya, polisi masih melakukan pendalaman dan pengembangan untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan pelaku lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Penyekapan di Pondok Aren: Korban Dibawa dari Jagakarsa Usai Transfer Rp 49 Juta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Kronologi Penyekapan di Pondok Aren: Korban Dibawa dari Jagakarsa Usai Transfer Rp 49 Juta Megapolitan 16 Oktober 2025

    Kronologi Penyekapan di Pondok Aren: Korban Dibawa dari Jagakarsa Usai Transfer Rp 49 Juta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polda Metro Jaya mengungkapkan kronologi sementara peristiwa penyekapan dan pemerasan terhadap empat orang di sebuah rumah di Jalan Eboni 2, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Sebab, sejauh ini penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih memeriksa sembilan tersangka secara intensif terkait hubungan, motif tindak pidana, dan lain-lain.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, peristiwa bermula saat sepasang suami istri bersama dua rekannya bertemu dengan salah satu tersangka berinisial NN (52) di sebuah angkringan wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/10/2025) pukul 22.30 WIB.
    “Apa maksud tujuan pertemuan mereka? Adalah jual beli mobil, sebuah mobil ya tahun 2021. Kemudian korban Itu membayar DP (
    Down Payment
    ) Rp 49 juta dengan cara transfer ke rekening tersangka N,” kata Ade Ary di Polda Metro Jaya, Kamis (16/10/2025).
    Saat memesan makanan, N datang bersama pelaku lainnya. Mereka tiba-tiba merampas ponsel dan tas milik para korban.
    “Tersangka N dan beberapa tersangka lainnya berteriak, ‘kooperatif! kooperatif!”, sambil langsung memasukkan keempat korban ke dalam mobil,” tegas dia.
    Dalam hal ini, Ade Ary tidak menjelaskan apakah transfer tersebut dilakukan saat pertemuan atau sebelumnya. Ia juga tidak mengungkap alasan para pelaku tiba-tiba menyekap korban.
    Saat berada di dalam mobil menuju rumah di Pondok Aren, mata para korban ditutup dengan kain hitam.
    “Setibanya di sana, dibuka tutup matanya oleh para pelaku, kemudian dimasukan ke kamar di lantai dua,” jelas dia.
    Namun, salah satu korban yang merupakan seorang perempuan justru diperintahkan keluar. Dari luar kamar, ia mendengar rintihan suaminya yang seperti sedang dicambuk oleh para pelaku.
    “Pada jam 05.00 WIB, istri korban ini berhasil kabur melalui pintu depan karena yang menjaga mereka ini sedang tidur sehingga istri korban ini kabur dengan menumpang motor yang lewat,” ujar Ade Ary.
    Setelah itu, korban melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi hingga menuju SPKT Polda Metro Jaya untuk membuat laporan polisi pada Senin (13/10/2025).
    “Nah itu langsung ditindaklanjuti oleh tim, mengecek TKP, mengejar pelaku, berhasil diamankan dan berhasil menolong korban (tiga orang),” ujar Ade Ary.
    Sejauh ini, polisi telah menangkap sembilan orang yang terdiri dari delapan laki-laki dan satu perempuan.
    Mereka adalah MAM (41), NN (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).
    Para tersangka dijerat dengan Pasal 333 KUHP dan/atau Pasal 368 KUHP dengan ancaman pidana 9 tahun penjara.
    Penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih memeriksa para tersangka secara intensif terkait hubungan hingga motif tindak pidana.
    Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan tiga pria tanpa baju duduk saling membelakangi.
    Mereka tampak mengoleskan cairan yang disebut balsem ke punggung masing-masing, sementara di tubuh mereka terdapat luka-luka.
    Unggahan akun Instagram
    @
    wargajakarta menyebutkan, peristiwa itu berawal dari sepasang suami istri (pasutri) yang berniat membeli mobil di wilayah Pondok Aren.
    Sang suami mengajak dua rekannya untuk menemani transaksi.
    Namun, bukannya bertemu penjual, mereka justru dibawa ke sebuah rumah dan disekap oleh sekelompok pria.

    Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,”
    tulis akun tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kembali ke SMAN 1 Cimarga, Kepsek Dini Akui Masih Waswas, Ungkap Kekhawatiran Guru dan Butuh Batasan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 Oktober 2025

    Kembali ke SMAN 1 Cimarga, Kepsek Dini Akui Masih Waswas, Ungkap Kekhawatiran Guru dan Butuh Batasan Regional 16 Oktober 2025

    Kembali ke SMAN 1 Cimarga, Kepsek Dini Akui Masih Waswas, Ungkap Kekhawatiran Guru dan Butuh Batasan
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com
    – Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria, kembali ke sekolah setelah sempat dinonaktifkan oleh Gubernur Banten, Andra Soni, pada Kamis (16/10/2025).
    Hari pertama ke sekolah, Dini mengaku waswas setelah peristiwa yang membuat namanya viral.
    Dia menyebut kejadian itu menjadi pelajaran besar bagi dirinya sekaligus bagi dunia pendidikan, terutama soal batas antara mendisiplinkan dan melakukan kekerasan.
    “Saya sudah memaafkan, perasaan waswas masih tetap ada,” kata Dini di SMAN 1 Rangkasbitung, Kamis.
    Dini mengatakan, setelah peristiwa kemarin, guru kini serba khawatir dalam bersikap.
    Mereka takut langkah mendisiplinkan siswa bisa dianggap sebagai bentuk kekerasan atau mempermalukan.
    “Guru sekarang banyak yang takut menegur karena khawatir kena
    bully
    atau dilaporkan. Kalau Bapak, Ibu lihat kenapa murid-murid banyak yang gondrong, itu karena guru khawatir kalau dipotong rambutnya malah viral,” kata Dini.
    Dia menilai, kondisi tersebut berpotensi membuat pendidikan karakter kehilangan rohnya.
    Padahal, menurut dia, guru memiliki peran penting dalam menanamkan kejujuran dan kedisiplinan sejak dini.
    “Saya marah kemarin bukan karena rokoknya, tetapi karena kebohongannya. Kalau bohong dibiarkan, nanti turunannya bisa mencuri, korupsi, berontak. Maka itu harus dididik sejak dini,” kata dia.
    Dalam kesempatan itu, ia mengakui tindakan emosionalnya terhadap siswa saat itu merupakan bentuk kasih sayang yang khilaf.
    Namun, ia berharap kejadian itu menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pembinaan di sekolah.
    “Saya ingin ada
    coaching
    untuk para pendidik supaya jelas batasan antara menegur dan mempermalukan. Jujur, kami butuh batasan. Tidak mungkin seorang guru membunuh karakter muridnya,” ujar Dini.
    Meski sempat menjadi sorotan nasional, Dini memilih menjadikan peristiwa tersebut sebagai bahan introspeksi.
    Ia berjanji tetap mengabdi dan berjuang untuk pendidikan karakter di sekolahnya.
    “Saya ini putri Bumi Pertiwi yang peduli terhadap generasi penerus bangsa. Pendidikan karakter harus ditegakkan dan saya akan terus berjuang di jalur itu,” pungkasnya.
    Sebelumnya, Dini Pitria dilaporkan ke polisi oleh orangtua siswa terkait dugaan tindakan kekerasan di lingkungan sekolah.
    Namun, kasus itu berakhir damai setelah kedua belah pihak sepakat berdamai dan laporan ke polisi dicabut.
    Pemerintah Provinsi Banten sempat menonaktifkan Dini untuk sementara waktu, sebelum akhirnya diaktifkan lagi.
    Sementara itu, proses pembelajaran di sekolah kini telah berjalan normal kembali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi: Mobil di Lokasi Penyekapan Pondok Aren Berpelat Dinas Palsu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Polisi: Mobil di Lokasi Penyekapan Pondok Aren Berpelat Dinas Palsu Megapolitan 16 Oktober 2025

    Polisi: Mobil di Lokasi Penyekapan Pondok Aren Berpelat Dinas Palsu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polda Metro Jaya akhirnya angkat bicara mengenai keberadaan mobil dinas dan seragam Polri di lokasi kejadian perkara (TKP) kasus penyekapan empat orang dengan modus jual beli mobil di Jalan Enoni 2, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, mobil berpelat dinas Polri yang terparkir di lokasi kejadian ternyata menggunakan pelat palsu.
    “Baik, berdasarkan info dari penyidik, maka pelat nomor yang ditemukan itu adalah palsu,” kata Ade Ary saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (16/10/2025).
    Namun, penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya masih mendalami soal kepemilikan seragam Polri tersebut.
    Di sisi lain, Ade Ary mengungkapan, ada airsoftgun yang turut disita polisi saat menangkap pelaku di lokasi penyekapan.
    “Ini juga masih dilakukan pendalaman (kepemilikan),” ujar dia.
    Jenderal bintang satu itu menegaskan, Polda Metro Jaya berkomitmen mengusut tuntas kasus ini sesuai dengan aturan yang berlaku.
    “Jadi mohon waktu, tim masih terus bekerja melakukan pendalaman,” ucap dia.
    Sejauh ini, polisi telah menangkap sembilan orang yang terdiri dari delapan laki-laki dan satu perempuan.
    Mereka adalah MAM (41), NN (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).
    Penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih memeriksa para tersangka secara intensif terkait hubungan hingga motif tindak pidana.
    Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan tiga pria tanpa baju duduk saling membelakangi.
    Mereka tampak mengoleskan cairan yang disebut balsem ke punggung masing-masing, sementara di tubuh mereka terdapat luka-luka.
    Unggahan akun Instagram @wargajakarta menyebutkan, peristiwa itu berawal dari sepasang suami istri (pasutri) yang berniat membeli mobil di wilayah Pondok Aren.
    Sang suami mengajak dua rekannya untuk menemani transaksi.
    Namun, bukannya bertemu penjual, mereka justru dibawa ke sebuah rumah dan disekap oleh sekelompok pria.
    “Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,” tulis akun tersebut.
    Adapun kronologi yang beredar di media sosial tersebut belum merupakan versi resmi dari kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dampak Radiasi Cesium-137, Pemkab Serang Tetap Relokasi Meski Warga Menolak: Tak Boleh Bawa Barang

    Dampak Radiasi Cesium-137, Pemkab Serang Tetap Relokasi Meski Warga Menolak: Tak Boleh Bawa Barang

    Rukmawati (32) juga mengamini ucapan Sarniti. Dia mengaku tahu desanya terpapar radiasi. Akan tetapi, dia merasa dirinya dan keluarga tidak mengalami gejala apa pun sehingga memilih tetap tinggal di rumah.

    “Sejauh ini saya enggak ada gejala apa-apa,” Rukmawati saat ditemui di depan rumahnya yang berjarak beberapa meter dari garis pembatas di Kampung Sadang, Banten.

    Dia mengaku tetap beraktivitas seperti biasa, meskipun rasa risih kerap muncul setiap kali melihat tanda peringatan itu.

    Rukmawati mengatakan belum pernah ada petugas kesehatan yang datang untuk memeriksa kondisi warga di sekitar lokasi. “Belum ada. Tadinya dijanjikan nanti ada dokter ke sini, tapi sampai sekarang belum,” katanya.

    Saat mendengar kabar rencana relokasi sementara yang disampaikan pemerintah, Rukmawati menyatakan siap mengikuti jika demi keselamatan keluarga. Namun, ia menegaskan keputusan akhir harus melalui musyawarah bersama suami dan keluarganya.

    “Kalau demi kesehatan, ya oke-oke saja, tapi harus rembukan dulu,” ujarnya.

    Meski begitu, dia mengaku relokasi bukan hal yang mudah bagi warga. “Kalau pindah sementara ke gedung, disiapin makan, anak dijamin, tetap aja kurang nyaman. Lebih enak tinggal di rumah sendiri, meskipun agak khawatir,” tambahnya.

  • Bank Mandiri satukan pelaku usaha dalam ekosistem lewat Livin’ Fest

    Bank Mandiri satukan pelaku usaha dalam ekosistem lewat Livin’ Fest

    Bank Mandiri akan terus menghadirkan solusi keuangan yang relevan dengan gaya hidup masyarakat modern, sekaligus mendukung pelaku usaha untuk tumbuh melalui sinergi dan inovasi berkelanjutan.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menggelar Livin’ Fest 2025 mulai Kamis hingga Minggu (19/10) yang menjadi wadah untuk mempertemukan usaha mikro kecil menengah (UMKM), pelaku industri kreatif, dan mitra usaha nasional dalam satu ekosistem.

    Festival berskala nasional ini menjadi bentuk sinergi sektor perbankan dengan sektor produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Bank Mandiri akan terus menghadirkan solusi keuangan yang relevan dengan gaya hidup masyarakat modern, sekaligus mendukung pelaku usaha untuk tumbuh melalui sinergi dan inovasi berkelanjutan,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Henry Panjaitan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Henry mengatakan bahwa Livin’ Fest membangun ekosistem kolaboratif yang memperluas akses pasar bagi pelaku usaha lokal, mendorong ekonomi produktif, serta membuka peluang kerja dan layanan finansial baru.

    Melalui Livin’ Fest, kata Henry lagi, Bank Mandiri berharap dapat mempertegas perannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendorong pemerataan ekonomi melalui inovasi finansial, dukungan pembiayaan, dan pemberdayaan sektor riil.

    Bank Mandiri juga berkomitmen memperkuat ekosistem digital yang menjadi tulang punggung pertumbuhan layanan finansial, sekaligus memperluas ruang gerak pelaku usaha sektor produktif dan UMKM di seluruh Indonesia.

    Acara yang diselenggarakan di Nusantara International Convention Exhibition (NICE) PIK 2, Tangerang, Banten ini, menghadirkan lebih dari 500 tenant nasional dari berbagai sektor, mulai dari kuliner, fesyen, wastra kriya, kecantikan, otomotif, properti hingga gaya hidup terkini.

    Selain menampilkan berbagai produk unggulan dari pelaku usaha nasional, Livin’ Fest juga menghadirkan rangkaian hiburan yang memadukan musik, olahraga, dan gaya hidup.

    Pengunjung dapat menikmati penampilan musisi internasional, termasuk grup K-Pop seperti Enhypen, Illit, dan Suho EXO, yang menjadi daya tarik utama bagi generasi muda.

    Di bidang olahraga, kegiatan seperti Fun Run 2,7K, 5K, dan 10K, serta Sportfest dengan cabang basket dan padel turut menambah semarak festival ini dan mendorong gaya hidup sehat di kalangan peserta.

    Selain hiburan, Livin’ Fest juga menjadi ajang kolaborasi lintas sektor. Bank Mandiri menggandeng sejumlah mitra strategis, seperti Garuda Indonesia Travel Fair (GATF), Scent of Indonesia, dan Inacraft untuk menghadirkan beragam kegiatan tematik.

    GATF yang digelar pada 16-19 Oktober 2025 di NICE PIK 2, Hall 8, turut menghadirkan pengalaman transaksi dengan penawaran khusus bagi nasabah.

    Adapun Livin’ Fest 2025 juga sebagai bagian dari peringatan HUT ke-27 Bank Mandiri.

    Menurut Henry, acara ini menjadi tonggak perjalanan Bank Mandiri dalam 27 tahun melalui semangat Sinergi Majukan Negeri, serta merupakan persembahan khusus kepada nasabah yang telah setia menemani perjalanan Bank Mandiri hingga saat ini.

    Henry Panjaitan diangkat sebagai Wadirut Perseroan dalam RUPSLB 2025 dan efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Massa Gelar Aksi di Monas, Desak Pemerintah Penuhi Enam Tuntutan Petani
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Massa Gelar Aksi di Monas, Desak Pemerintah Penuhi Enam Tuntutan Petani Megapolitan 16 Oktober 2025

    Massa Gelar Aksi di Monas, Desak Pemerintah Penuhi Enam Tuntutan Petani
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar aksi memperingati Hari Pangan Sedunia di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2025).
    Mereka menyerukan enam tuntutan utama kepada pemerintah. Tuntutan tersebut merupakan pengulangan dari agenda Hari Tani Nasional pada 24 September 2025 lalu yang telah disampaikan secara resmi ke Sekretariat Negara.
    SPI menilai, hingga kini belum ada tindak lanjut konkret dari pemerintah terhadap berbagai persoalan agraria dan pangan yang dihadapi petani di lapangan.
    “Momentum Hari Pangan ini kami gunakan untuk mengingatkan pemerintah agar tidak abai terhadap nasib petani. Enam tuntutan ini menyangkut masa depan pangan nasional,” kata Sekretaris Umum Dewan Pengurus Pusat SPI, Wahyudi Rakip, saat ditemui di lokasi aksi, Kamis.
    Dalam pernyataannya, SPI menegaskan enam poin tuntutan berikut:
    Wahyudi menyebutkan, hingga saat ini pemerintah dinilai belum menanggapi langsung tuntutan yang disampaikan SPI pada Hari Tani Nasional lalu.
    “Pada 24 September kemarin, pemerintah hanya mengutus Wakil Menteri Sekretaris Negara untuk menerima kami. Tapi setelah itu tidak ada tindak lanjut nyata,” ujarnya.
    SPI menilai, pelaksanaan reforma agraria di era pemerintahan baru belum menunjukkan kemajuan berarti.
    Mereka juga mengkritik masih tingginya angka impor pangan dan lambatnya penyelesaian konflik agraria di berbagai daerah.
    “Kami ingin Presiden Prabowo berani mengambil langkah konkret. Jangan takut menjalankan reforma agraria sejati, jangan takut mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Wahyudi.
    Aksi SPI di kawasan Monas diikuti petani dari berbagai wilayah, termasuk Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
    Massa membawa spanduk, poster, serta boneka besar berbentuk petani yang menjadi simbol lemahnya posisi petani di tengah dominasi impor pangan.
    Aksi tersebut berlangsung damai dengan pengamanan dari 1.485 personel gabungan Polres Metro Jakarta Pusat.
    Hingga siang hari, arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan terpantau lancar tanpa penutupan jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peran 9 Orang yang Ditangkap Terkait Kasus Penyekapan di Pondok Aren
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Oktober 2025

    Peran 9 Orang yang Ditangkap Terkait Kasus Penyekapan di Pondok Aren Megapolitan 16 Oktober 2025

    Peran 9 Orang yang Ditangkap Terkait Kasus Penyekapan di Pondok Aren
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap sembilan orang terkait kasus penyekapan dan pemerasan dengan modus jual beli mobil di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Mereka adalah MAM (41), NN (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, MAM berperan sebagai koordinator lapangan, perencana, eksekutor, penyedia mobil, dan memeras korban.
    “Saudari NN itu perannya sebagai koordinator lapangan, kemudian memancing agar korban mau ikut, kemudian memeras korban,” ujar Ade Ary saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (16/10/2025).
    Ketiga, VS memerintahkan salah satu tersangka untuk merekam kejadian tersebut, yang videonya kini viral di berbagai akun media sosial. Selain itu, VS juga bertugas menjaga korban agar tidak melarikan diri serta menyediakan rumah sebagai tempat penyekapan.
    “Kemudian tersangka yang keempat adalah HJE, 25 tahun. Perannya itu ikut menyiksa korban. Kelima, tersangka S, 35 tahun, sebagai eksekutor, menyiksa korban dan juga menyediakan rumah,” ungkap Ade Ary
    Keenam, APN sebagai tersangka yang merekam video dan turut membawa empat korban dari wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Ketujuh, Z berperan menyiksa korban. Sementara, I sebagai eksekutor, koordinator lapangan, menyediakan mobil, dan juga menyiksa korban.
    “Kemudian yang kesembilan, saudara MA ini usianya 39 tahun. Perannya menyediakan rumah,” kata dia.
    Sejauh ini penyidik Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya masih memeriksa para tersangka secara intensif terkait hubungan hingga motif tindak pidana.
    Para tersangka dijerat dengan Pasal 333 KUHP dan/atau Pasal 368 KUHP dengan ancaman pidana 9 tahun penjara.
    Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan tiga pria tanpa baju duduk saling membelakangi.
    Mereka tampak mengoleskan cairan yang disebut balsem ke punggung masing-masing, sementara di tubuh mereka terdapat luka-luka.
    Unggahan akun Instagram @wargajakarta menyebutkan, peristiwa itu berawal dari sepasang suami istri (pasutri) yang berniat membeli mobil di wilayah Pondok Aren.
    Sang suami mengajak dua rekannya untuk menemani transaksi.
    Namun, bukannya bertemu penjual, mereka justru dibawa ke sebuah rumah dan disekap oleh sekelompok pria.
    “Di lokasi itu, tiga pria korban mengalami penganiayaan, sementara sang istri berhasil melarikan diri setelah dua hari disekap oleh para pelaku,” tulis akun tersebut.
    Adapun kronologi yang beredar di media sosial tersebut belum merupakan versi resmi dari kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • ESDM beberkan langkah percepatan energi baru terbarukan

    ESDM beberkan langkah percepatan energi baru terbarukan

    ANTARA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sejumlah langkah atau strategi untuk mempercepat peningkatan penerapan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Eniya Listiani di Tangerang, Kamis (16/10) menyatakan pemerintah telah menambah jumlah kapasitas EBT 42 GW listrik hingga menambah jumlah PLTS yang ditargetkan mencapai 100 GW pada 10 tahun mendatang. 
    (Azhfar Muhammad Robbani/Irfan Hardiansyah/Andi Bagasela/I Gusti Agung Ayu N)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.