provinsi: BANTEN

  • Gantengnya Modifikasi Mobil Listrik Chery J6 EV

    Gantengnya Modifikasi Mobil Listrik Chery J6 EV

    Jakarta

    PT Chery Sales Indonesia (CSI) bikin gebrakan di ajang Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2025 yang digelar 10-12 Oktober di ICE, BSD-City, Tangerang. Tak hanya memamerkan deretan SUV inovatif, Chery juga membawa semangat baru ke dunia modifikasi lewat kehadiran Chery J6 EV yang tampil dengan gaya modifikasi kekinian hasil kolaborasi bersama Cellos ZXZ dan tim National Modificator & Aftermarket Association (NMAA).

    Modifikasi Chery J6 EV ini jadi magnet utama di booth Chery yang berlokasi di Hall 9, seluas 170 meter persegi. Unit spesial itu, bahkan masuk dalam program Supergiveaway On The Spot IMX 2025, memperlihatkan bahwa mobil listrik tak kalah menarik untuk dijadikan kanvas ekspresi kreativitas otomotif.

    Secara tampilan, Chery J6 EV ini tampil lebih maskulin dengan sentuhan grafis berwarna api merah dan api biru. Area kaki-kaki juga didesain ulang dengan velg dan ban lebar. Beberapa equipment pendukung touring pun disematkan, seperti tambahan lampu LED, roof rack, hingga koper yang menempel di bagian kaca belakang.

    “Melalui penampilan Chery J6 hasil modifikasi karya Cellos, kami ingin menunjukkan bahwa SUV listrik berkemampuan offroad ini bisa menjadi medium ekspresi dan kreativitas bagi pemiliknya,” ujar Rifkie Setiawan, Head of Brand & Marketing Department PT Chery Sales Indonesia.

    Dengan tampilan makin gagah dan tetap fungsional, Chery J6 EV versi modifikasi ini menegaskan bahwa kendaraan listrik kini tak sekadar efisien dan ramah lingkungan, tapi juga bisa tampil penuh gaya dan berkarakter.

    Modifikasi Chery J6 EV tampil di pameran IMX 2025 Foto: Dok. Chery

    IMX 2025 Catat Nilai Transaksi Rp 18 Miliar

    Gelaran Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2025 sendiri mengusung tema “8VOLUTION”. Ajang tahunan ini menandai evolusi industri modifikasi Indonesia menuju panggung global.

    Tahun ini, IMX kembali menegaskan diri sebagai pameran modifikasi dan gaya hidup otomotif terbesar di Asia Tenggara. Selama tiga hari, pameran ini dikunjungi puluhan ribu penggemar otomotif dari dalam dan luar negeri. Total nilai transaksi yang tercatat dari seluruh peserta mencapai Rp 18 miliar, mencakup produk aftermarket, lifestyle, dan koleksi diecast eksklusif.

    Salah satu daya tarik utama adalah kehadiran legenda otomotif dunia seperti Wataru Kato (Liberty Walk), Smoky Nagata (Top Secret), Ichiraku (RWB International Director), hingga Hana Vocado dan Takahiro Ueno. Ribuan pengunjung rela antre sejak pagi hanya untuk berfoto dan berbincang dengan idolanya.

    Tak kalah menarik, penggemar diecast berburu tiga model kolaborasi internasional, termasuk IMX x LBWK Aventador Chrome Raffi Ahmad, IMX x R32 Red Chrome Top Secret Edition, dan Hot Wheels Convention Car 2025 – semuanya ludes terjual hanya dalam hitungan jam.

    Pameran modifikasi IMX 2025 Foto: Dok. NMAA

    “Tahun ke-8 IMX menjadi titik evolusi besar industri modifikasi Indonesia. Kehadiran legenda dunia dan kolaborasi global menunjukkan bahwa Indonesia kini ada di garis depan kultur otomotif dunia,” ujar Andre Mulyadi, Project Director IMX 2025.

    IMX 2025 juga jadi ajang peluncuran berbagai karya eksklusif, mulai dari Mazda MX-5 ‘Toraja Roadster’, Supra MK5 Goodfix, BMW M2 Bella, hingga Ford Mustang JETT by Rifat Sungkar. Sementara gelar NMAA Ultimate Builder 2025 disabet Porsche 356 garapan Yumos Garage.

    Puncak acara ini ditutup dengan pengundian Supergiveaway Chery J6 by Cellos ZXZ dan Daihatsu Ayla GH Style by Gofar Hilman, menandai berakhirnya salah satu pameran otomotif paling meriah tahun ini.

    (lua/riar)

  • Cerita di Balik Over Kredit Alphard Berujung Penyekapan dan Penyiksaan – Page 3

    Cerita di Balik Over Kredit Alphard Berujung Penyekapan dan Penyiksaan – Page 3

    Liputan6.com, Tangerang – Di balik transaksi jual-beli mobil berujung penyekapan dan penyiksaan, rupanya ada cerita tentang over kredit mobil Toyota Alphard senilai Rp400 juta.

    Kanit III Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Kadek Dwi, membeberkan duduk perkaranya.

    “Jadi awalnya itu terjadi mau oper kredit mobil Alphard awalnya,” kata dia kepada wartawan, Minggu (19/10/2025).

    Menurut Kadek, perkara ini dimulai dari tersangka A, pemilik Alphard, yang mengalihkan kredit mobilnya kepada N (52). N baru membayar Rp75 juta, masih punya sisa tunggakan sekitar Rp400 juta.

    “Jadi tersangka A itu kepada si N. Nah, baru dibayar Rp 75 juta Masih hutang kurang lebih 400 juta, Dengan janji akan di-over kredit,” ujar dia.

    Tapi, belum juga lunas, N malah menjual lagi mobil itu ke orang lain. Belakangan diketahui orang itu adalah Indra alias Riky alias I, yang merupakan salah satu korban penyekapan.

    “Nah, dalam perjalanannya si N ini ternyata tidak memenuhi kewajibannya. Dia jual lagi ke orang lain,” ucap dia.

    Dari situlah semuanya berawal. Si A kejar si Indra dengan maksud hendak menjual mobil, padahal mau cari tahu mobilnya dibawa ke mana.

    “Nah, begitu sudah di-transfer Rp49 juta, mau mengajak ketemuan, terus diculik,” ujar dia.

    Terkait kasus ini, sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Kadek menyebut di antara tersangka itu tidak semuanya saling kenal.

    “Karena kan yang 9 ini ada yang baru kenal dalam usaha bisnis. Jadi tersangka yang lain itu cuma (ikut-ikutan), Enggak tahu masalahnya tapi dia pinjemin rumah gitu,” ucap dia.

    Dia menerangkan, ada yang ikut karena disuruh, bahkan ada yang sekadar merekam video tanpa tahu masalah utamanya. Ada juga yang cuma meminjamkan rumah.

    Menurut Kadek, pelaku utama tetap A, si pemilik Alphard yang merasa dirugikan. Ia mengatur pertemuan, memerintahkan agar korban dibawa ke rumah MA, dan mengintrogasi mereka soal keberadaan mobil. Tapi dengan cara yang melanggar hukum.

    “I udah jual lagi ke orang. Cuma dalam pelaksanaannya dia minta uangnya balik dilakukan dengan cara yang salah dan melawan hukum kan,” ujar dia.

    Dia menyebut, rumah yang digunakan untuk mengitrogasi korban itu diketahui milik MA. Padahal, mereka sama sekali tidak kenal dengan para korban. Namun akhirnya ikut terseret karena berada di tempat dan waktu yang salah.

    “MA tuh gak kenal sama mereka. Gak tau juga masalahnya. Karena dia berada di tempat dan waktu yang salah sehingga menjadi tersangka,” ucap dia.

     

  • Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        19 Oktober 2025

    Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat Yogyakarta 19 Oktober 2025

    Kakek Asal Bantul Tewas Tertimpa Pohon Jati Saat Melintas di Jalan Samigaluh Kulon Progo, Istri Selamat
    Tim Redaksi
    KULON PROGO, KOMPAS.com – 
    Sebuah insiden maut terjadi di jalan raya wilayah perbukitan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (18/10/2025) pagi.
    Seorang pria lanjut usia berinisial JS (65), warga Sedayu, Bantul, tewas mengenaskan setelah tertimpa pohon jati yang sudah mengering saat ia sedang membonceng istrinya melintasi Jalan Dekso–Samigaluh, tepatnya di Padukuhan Dukuh, Samigaluh.
    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 09.15 WIB, tepatnya di Padukuhan (dusun) Dukuh, Kalurahan Purwoharjo, Kapanewon Samigaluh.
    “Benar, korban tertimpa pohon tumbang saat sedang berkendara. Kejadian berlangsung tiba-tiba dan menimpa langsung ke arah pengendara,” kata Iptu Sarjoko, Kasi Humas Polres Kulon Progo, melalui pesan singkat.
    JS sedang mengendara motor Honda Vario AB 2011 SG saat peristiwa terjadi. Ia membonceng istrinya, SS yang berusia 58 tahun.
    Motor melaju dari arah bukit menuju ke jalan lintas provinsi sebelum petaka datang tanpa peringatan.
    Jalan yang dilewati banyak kebun pohon jati di sisi kanan dan kiri. Saat melintas di wilayah Dukuh, pohon mendadak tumbang dan menimpa JS dan SS.
    Pohon tumbang membuat macet akses jalan di pegunungan. JS sempat dievakuasi ke RSUD Nyi Ageng Serang (NAS), namun nyawanya tak tertolong. Dokter menyatakan korban mengalami cedera berat di kepala dan meninggal dunia di rumah sakit. Sementara SS selamat.
    Menurut keterangan Supriyanto, Dukuh Dusun Dukuh, pohon yang tumbang merupakan pohon jati yang sudah lama mengering. Lokasinya berada di pinggir tebing Kilometer 5 jalur Dekso–Samigaluh, dikelilingi oleh kebun dan bukit di kanan kirinya.
    “Itu memang pohon sudah kering, tanahnya juga tipis. Kemungkinan roboh karena angin,” kata Supriyanto di ujung telepon.
    Batang pohon diperkirakan sekitar 50 cm, dan keberadaannya memang sudah lama berpotensi membahayakan pengguna jalan. Pohon itu berada di tanah milik warga, namun sudah berpindah tangan beberapa kali.
    “Tanah itu sudah dijual beberapa kali. Sekarang yang punya sudah beda orang, katanya warga Bantul juga. Tapi saya nggak tahu pasti namanya,” kata Supriyanto.
    Supriyanto juga mengungkapkan bahwa kejadian pohon tumbang bukan yang pertama kali di wilayah tersebut.
    Dulu, pernah juga terdapat peristiwa pohon tumbang di sekitar sini. Pohon albasia yang besar tumbang ke jalan, beruntung pengendara selamat meski luka-luka. Kali ini, pohon tumbang memakan korban jiwa.
    Peristiwa ini membuka kembali peringatan lama pada potensi serupa di Kulon Progo.
    Pemerintah, pemilik lahan, maupun warga sekitar agar lebih sigap mengantisipasi pohon-pohon tua yang berdiri di lahan miring dan tepi jalan. Perlu ada antisipasi terhadap pohon-pohon besar di jalur rawan bencana, seperti Samigaluh, yang setiap tahun menyimpan potensi maut saat musim angin dan hujan datang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hal-hal yang Belum Terungkap di Balik Kasus Penyekapan Brutal Pondok Aren
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Oktober 2025

    Hal-hal yang Belum Terungkap di Balik Kasus Penyekapan Brutal Pondok Aren Megapolitan 19 Oktober 2025

    Hal-hal yang Belum Terungkap di Balik Kasus Penyekapan Brutal Pondok Aren
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kasus penyekapan dan penganiayaan terhadap tiga pria dan satu wanita di sebuah rumah dua lantai di Jalan Eboni 2, Pondok Aren, Tangerang Selatan, masih menyimpan banyak tanda tanya.
    Selain kekerasan yang dialami para korban, sejumlah temuan janggal di lokasi kejadian juga belum dijelaskan secara terperinci oleh kepolisian.
    1. Mobil berpelat dinas Polri
    Di dalam garasi rumah itu terdapat satu mobil Kijang Innova hitam berpelat dinas Polri.
    Ketua RW 06, Boy Irfan (54), mengatakan mobil itu sudah lama berada di lokasi sebelum kasus terjadi.
    “Sudah lama, tapi saya enggak perhatiin dari kapan,” ujar Boy kepada Kompas.com, Rabu (15/10/2025).
    Menurut Boy, mobil itu masih terparkir ketika tim Resmob Polda Metro Jaya melakukan penggerebekan pada Senin (13/10/2025) malam.
    Sementara itu, Kanit 3 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol I Kadek Dwi, menyatakan keberadaan mobil berpelat dinas Polri itu tidak berkaitan dengan tindak pidana.
    “Itu mobil sudah mogok lama, enggak ada kaitannya sama peristiwa,” kata dia.
    “Palsu itu, pelat palsu itu,” ujarnya lagi.
    Namun hingga kini, polisi belum menjelaskan secara rinci asal-usul mobil berpelat dinas itu, apakah digunakan secara ilegal serta apa motif di balik penggunaan pelat palsu itu.
    2. Seragam polisi dan senjata rakitan
    Ketua RT 14 RW 06, Airlangga (45), yang ikut mendampingi penggeledahan, mengatakan polisi juga menemukan sejumlah barang mencurigakan di dalam rumah itu.
    “Ditemukan beberapa setel seragam polisi, satu pucuk senjata rakitan, airsoft gun, dan enam butir peluru,” kata Airlangga kepada Kompas.com.
    Barang-barang tersebut disita dan dibawa ke kantor polisi bersama lima orang yang diamankan, termasuk satu perempuan.
    Keberadaan seragam dan senjata itu menambah misteri, apakah para pelaku berusaha menyamar sebagai aparat, atau justru ada oknum yang terlibat langsung.
    3. Motif penyekapan masih samar
    Polisi menduga peristiwa ini bermula dari sengketa over kredit mobil Toyota Alphard antara Adrian (41) dan Nunung (52).
    Dalam proses jual beli, mobil berpindah tangan ke beberapa orang tanpa pelunasan, hingga akhirnya memicu kemarahan Adrian dan berujung pada penculikan serta penyiksaan.
    Polisi telah menetapkan tersangka kepada Adrian dan Nunung, serta tujuh orang lainnya—VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I, dan MA (39).
    Polisi menyebut para pelaku bukan bagian dari satu komplotan tetap dan tidak memiliki hubungan keluarga.
    4. Mobil Alphard yang jadi pangkal sengketa
    Mobil Alphard yang menjadi sumber sengketa hingga kini belum ditemukan.
    Menurut Kadek, mobil itu berpindah tangan dari Nunung ke Indra, lalu dijual kembali ke pihak lain.
    “Belum ketemu tuh (sampai sekarang mobilnya),” ujarnya.
    Ketidakjelasan keberadaan mobil ini menjadi potongan penting yang masih hilang dari keseluruhan perkara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Duduk Perkara Sengketa Alphard Berujung Penyekapan di Pondok Aren
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Oktober 2025

    Duduk Perkara Sengketa Alphard Berujung Penyekapan di Pondok Aren Megapolitan 19 Oktober 2025

    Duduk Perkara Sengketa Alphard Berujung Penyekapan di Pondok Aren
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Polisi mengungkap duduk perkara di balik kasus penyekapan dan penyiksaan empat orang di Pondok Aren, Tangerang Selatan.
    Peristiwa yang menyeret sembilan pelaku itu ternyata bermula dari transaksi alih kredit mobil Toyota Alphard yang berujung sengketa.
    Kanit 3 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol I Kadek Dwi, memastikan sembilan pelaku tersebut bukan merupakan satu komplotan.
    “Bukan, karena kan yang sembilan ini ada yang baru kenal dalam usaha bisnis,” kata Kadek saat dikonfirmasi, Sabtu (18/10/2025).
    Ia juga menegaskan, para pelaku tidak memiliki hubungan keluarga satu sama lain.
    “Enggak ada, enggak ada (hubungan keluarga),” ujarnya.
    Kasus ini bermula dari transaksi over kredit mobil Alphard antara tersangka Adrian (41) dan Nunung (52).
    “Awalnya itu terjadi mau over kredit mobil Alphard awalnya dari tersangka A kepada N. Baru dibayar Rp75 juta, masih utang kurang lebih Rp400 juta,” ungkap Kadek.
    Dalam perjalanan transaksi itu, Nunung menjual mobil tersebut kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Adrian.
    Karena merasa dirugikan, Adrian kemudian menculik dan menyekap Nunung selama tiga pekan untuk mencari tahu keberadaan mobil.
    Selama penyekapan, Nunung mengaku bahwa mobil itu sudah berpindah tangan kepada Indra alias Riky.
    Nunung kemudian meminta uang muka (DP) dan mengatur pertemuan.
    “Nah, begitu (Indra) sudah ditransfer Rp 49 juta, (Nunung) mau mengajak ketemuan (Indra),” kata Kadek.
    Indra bersama istrinya, Dessi Juwita, serta dua rekannya, Nurul alias Ibenk dan Ajit Abdul Majid, datang ke sebuah angkringan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025) malam.
    Namun, mereka justru diculik dan dibawa ke rumah milik MA (39), rekan bisnis Adrian, di Pondok Aren.
    “Betul, sebenarnya si N (Nunung) ini yang bermasalah, tapi dia juga menjadi korban (penyekapan), diculik juga dia. Bahkan sudah hampir tiga pekan,” jelas Kadek.
    Dalam penyekapan itu, Indra akhirnya mengaku bahwa Alphard yang dibelinya dari Nunung sudah dijual kembali ke pihak lain.
    “Dia (Indra) yang beli Alphard-nya dari si N. Sama dia (Nunung) dijual lagi. Belum ketemu tuh (sampai sekarang mobilnya),” ujar Kadek.
    “(Sama Indra) dijual lagi ke orang lain. Makanya, maksudnya diinterogasi (Indra, istri, dan dua rekannya disekap), dia (Adrian) mau cari tahu di mana (mobilnya),” lanjutnya.
    Selama penyekapan, tiga korban pria mengalami penyiksaan bergantian oleh para pelaku.
    Dessi berhasil melarikan diri pada Senin (13/10/2025) dan melapor ke Polda Metro Jaya, sehingga kasus ini terungkap.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan peran sembilan tersangka dalam kasus ini.
    Adrian disebut berperan sebagai koordinator lapangan, perencana, eksekutor, penyedia mobil, sekaligus memeras korban.
    “Saudari NN (Nunung) itu perannya sebagai koordinator lapangan, kemudian memancing agar korban mau ikut, kemudian memeras korban,” ujar Ade Ary saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (16/10/2025).
    Tersangka VS bertugas merekam kejadian yang kini viral di media sosial dan menjaga korban agar tidak kabur.
    Ia juga menyediakan rumah sebagai tempat penyekapan.
    “Tersangka yang keempat adalah HJE, 25 tahun. Perannya itu ikut menyiksa korban. Kelima, tersangka S, 35 tahun, sebagai eksekutor, menyiksa korban dan juga menyediakan rumah,” lanjut Ade Ary.
    APN turut membawa empat korban dari Jagakarsa dan merekam video penyiksaan, sementara Z ikut menyiksa korban.
    “I sebagai eksekutor, koordinator lapangan, menyediakan mobil, dan juga menyiksa korban,” kata Ade Ary.
    Adapun MA (39) menyediakan rumah yang digunakan untuk menyekap para korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TEI Jadi Ajang Pelaku Usaha Go International

    TEI Jadi Ajang Pelaku Usaha Go International

    JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyebutkan ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 merupakan momentum bagi pelaku usaha untuk go ke pasar internasional.

    “Ajang TEI ini merupakan kesempatan emas bagi para pelaku usaha agar dapat menjajakan produknya agar dapat lebih dikenal di kancah internasional,” kata Wamendag Roro Esti saat mengunjungi booth Pangan Nusa Expo di TEI 2025, Tangerang, Banten, sebagaimana dikutip dari keterangannya, di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, pameran internasional TEI 2025 memiliki setidaknya 8.045 buyer terdaftar dari 130 negara.

    Ajang TEI ke-40 yang dibuka pada Rabu (15/10) oleh Menko Pangan Zulkifli Hasan ini, merupakan pameran terbesar di Indonesia dengan menghadirkan 1.619 peserta.

    Pameran menampilkan tiga zona utama, yaitu produk pangan dan pertanian, produk manufaktur, serta jasa dan gaya hidup.

    “Sektor pamerannya ada berbagai macam, ada produk fesyen, manufaktur, ada juga agrikultur, dan lainnya,” ujar Roro Esti.

    Kementerian Perdagangan menargetkan capaian transaksi dagang pada TEI 2025 yang berlangsung hingga 19 Oktober 2025 ini sebesar 16,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp273,5 triliun.

    Target tersebut naik 10 persen dari penyelenggaraan pemeran tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi transaksi sebesar 22,73 miliar dolar AS atau senilai Rp370,88 triliun.

    Turut hadir pada pembukaan TEI tahun ini, di antaranya Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri P2MI Mukhtarudin, Ketua Komisi VI DPR Anggia Ermarini, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, Gubernur Banten Andra Soni, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

    Selain itu, hadir Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Demokratik Timor-Leste Fransisco Kalbuady Lay, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Yaman Salem Mohamed Ahmed Salman, dan Ketua Otoritas Umum untuk Investasi dan Kawasan Bebas Mesir Hossam Heiba.

  • BNN Ungkap Rumah Produksi Narkoba Sabu di Apartemen Cisauk

    BNN Ungkap Rumah Produksi Narkoba Sabu di Apartemen Cisauk

    TANGERANG – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap dan membongkar praktik rumah produksi clandestine sebagai bahan dasar narkotika jenis sabu di salah satu apartemen di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten pada Sabtu.

    Kepala BNN Komjen Suyudi Ario mengatakan dalam penggerebekan tersebut, petugas berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku berinisial IM dan DF.

    “IM berperan sebagai koki atau peracik dan DF bertindak sebagai pihak yang memasarkan hasil produksi. Keduanya merupakan residivis pada kasus serupa,” katanya dilansir ANTARA, Sabtu, 18 Oktober.

    Menurutnya, pengungkapan praktik rumah produksi narkotika tersebut merupakan hasil pengembangan atas kerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

    Berdasarkan hasil pengintaian dan observasi sejak Jumat, (17/10) sekitar pukul 15.24 WIB di sebuah unit apartemen telah dijadikan sebagai tempat memproduksi narkotika jenis sabu.

    “Tempat produksi sabu di unit apartemen yang berada di lantai 20. Kami berhasil menyita barang bukti sabu dalam bentuk cair dan padat sebanyak satu kilogram,” ujarnya.

    “Beragam bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan sabu, dan peralatan laboratorium yang digunakan untuk memproduksi narkotika,” tambahnya.

    Suyudi menjelaskan, berdasarkan keterangan kedua pelaku telah memperoleh keuntungan sekitar Rp1 miliar, selama kurang lebih enam bulan terakhir.

    Untuk memperoleh bahan prekursor narkotika, pelaku mengekstrak obat-obatan untuk asma sebanyak 15.000 butir pil, dimana dapat menghasilkan 1 kilogram Ephedrine murni.

    “Seluruh bahan kimia dan peralatan laboratorium dibeli pelaku secara online,” katanya.

    Atas perbuatannya para pelaku, pihaknya menjerat dengan Pasal 114 ayat (2) Jo, Pasal 132 ayat (1) subsider Pasal 113 ayat (2) Jo, Pasal 132 ayat (1) lebih subsider Pasal 112 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    “Ancaman pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal hukuman mati,” kata dia.

  • Pabrik Sabu di Apartemen Cisauk Untung Rp 1 Miliar Selama Beroperasi 6 Bulan 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Oktober 2025

    Pabrik Sabu di Apartemen Cisauk Untung Rp 1 Miliar Selama Beroperasi 6 Bulan Megapolitan 18 Oktober 2025

    Pabrik Sabu di Apartemen Cisauk Untung Rp 1 Miliar Selama Beroperasi 6 Bulan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Clandestine laboratory atau pabrik gelap yang memproduksi narkotika jenis sabu di kamar apartemen kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, menghasilkan keuntungan senilai Rp 1 miliar.
    Hal tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan kepada dua pelaku, IM dan DF yang berperan sebagai koki serta pemasar.
    “Kedua pelaku mengaku telah memperoleh keuntungan sekitar Rp 1 Miliar, selama kurang lebih enam bulan terakhir,” ungkap Kepala BNN Komjen Suyudi dalam keterangannya, Sabtu (18/10/2025).
    Penangkapan terhadap kedua pelaku merupakan hasil operasi BNN pada Jumat (17/10/2025).
    Jenderal bintang tiga itu menyampaikan bahwa kedua tersangka merupakan residivis dalam kasus serupa yang terjadi pada 2016.
    “Untuk memperoleh bahan prekursor narkotika, mereka mengekstrak obat-obatan untuk asma sebanyak 15.000 butir pil, yang menghasilkan 1 kilogram ephedrine murni,” ujar Suyudi.
    “Prekursor ephedrine ini menjadi bahan baku utama untuk memproduksi narkotika jenis sabu. Para pelaku mengaku jika seluruh bahan kimia dan peralatan laboratorium diperoleh dengan belanja secara daring,” tambah dia.
    Dari operasi ini, BNN menemukan barang bukti berupa sabu padat hasil produksi seberat 209,02 gram dan sabu cair sebanyak 319 mililiter.
    Selain itu, turut disita prekursor ephedrine seberat 1,06 kilogram, aceton sebanyak 1.503 mililiter, asam sulfat 400 mililiter, toluen 3,43 liter, dua gelas kimia (
    beaker glass
    ), serta berbagai peralatan pendukung lainnya.
    Para pelaku dijerat Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) subsider Pasal 113 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1), lebih subsider Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
    Mereka terancam pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling berat hukuman mati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rencana Pembangunan Kereta Gantung Mekarsari untuk Feeder LRT Dimulai

    Rencana Pembangunan Kereta Gantung Mekarsari untuk Feeder LRT Dimulai

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembangunan kereta gantung di Mekarsari, Kabupaten Bogor untuk menjadi feeder LRT Harjamukti di Depok resmi dimulai. 

    Mengutip akun X (dulunya bernama Twitter) Good News From Indonesia, proyek tersebut ditandai dengan kick off meeting dan penandatanganan surat komitmen pelaksanaan feasibility study Proyek Suspended String Light Rail Transport (SSLRT) Unitsky yang digelar di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, (9/10/2025).

    Proyek tersebut diinisiasi oleh PT Minsky Cakrawala Nusa (MCN) bekerja sama dengan Malcon Group dan Unitsky Nusantara Technologies, yang akan menjadi penyedia teknologi Unitsky String Transport (UST) atau Suspended String Light Rail Transport (SSLRT).

    Lintasan kereta gantung ini direncanakan membentang sepanjang sekitar 11,5 kilometer dengan sistem pembiayaan diarahkan 100% pendanaan swasta.

    Berdasarkan pemberitaan bisnis.com sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memang sedang menggodok dua proyek pengadaan skytrain atau kereta gantung untuk angkutan feeder dari Sentul dan Serpong menuju MRT Jakarta dan LRT Jakarta. 

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengaku pihaknya sedang mencoba dan mematangkan rencana pengadaan skytrain dari kawasan Sentul, Kabupaten Bogor sebagai feeder LRT Jabodebek dan juga skytrain dari Serpong untuk MRT Jakarta. 

    “Seperti misalnya untuk penyelenggaraan angkutan umum yang menggunakan skytrain. Kita ada dua yang sedang kita mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Dirjen Kereta Api,” kata Menhub Dudy, dikutip Minggu (9/3/2025). 

    Lebih lanjut, Dudy mengatakan jika proyek ini nantinya akan ditawarkan ke pihak swasta agar tidak membebani anggaran negara (APBN). Menhub juga terbuka untuk siapa saja menjadi investor skytrain ini. 

    “Saya menekankan kepada Dirjen Kereta Api bahwa tidak boleh menggunakan anggaran APBN. Jadi kita terbuka, siapa saja yang masuk dan kita sudah punya gambar-gambarnya dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya dan saya buka kepada siapa saja,” lanjutnya. 

    Adapun sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan utama. Lintas Cibubur melayani rute Harjamukti hingga Dukuh Atas dengan stasiun Harjamukti, Ciracas, Kampung Rambutan, TMII, Cawang, Cikoko, dan Dukuh Atas. 

    Lintas Bekasi melayani rute Jati Mulya hingga Dukuh Atas dengan stasiun Jati Mulya, Bekasi Barat, Cikunir 1, Cikunir 2, Jatibening Baru, Halim, Cawang, Cikoko, dan Dukuh Atas. 

    Sementara Lintas Cawang menghubungkan Cawang dengan Kuningan, Rasuna Said, Setiabudi, dan Dukuh Atas. Stasiun Dukuh Atas menjadi hub utama yang menghubungkan LRT Jabodebek dengan moda transportasi lain seperti KRL, MRT, dan TransJakarta.

    Kemudian untuk MRT Jakarta memiliki satu jalur yang beroperasi, yaitu Lintas Lebak Bulus–Bundaran HI. Jalur ini terdiri dari 13 stasiun, yang terbagi menjadi stasiun layang dan bawah tanah.  

    Stasiun layang meliputi Lebak Bulus Grab, Fatmawati Indomaret, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, dan Blok M BCA. Sementara itu, stasiun bawah tanah mencakup Sisingamangaraja, Senayan, Istora Mandiri, Bendungan Hilir, Setiabudi Astra, Dukuh Atas BNI, dan Bundaran HI. (Artha Adventy)

  • Dugaan Paparan Radioaktif di Cikande Bersumber dari Filipina

    Dugaan Paparan Radioaktif di Cikande Bersumber dari Filipina

    Jakarta

    Pencemaran zat radioaktif Cesium-137 di Cikande, Banten, disebut-sebut berasal dari Filipina. Ada impor besi baja dari Filipina yang mengandung zat berbahaya tersebut.

    Informasi tersebut disampaikan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno. Dia mulanya menyampaikan terkait pencemaran radioaktif tersebut, perlu ada pengawasan yang kuat.

    “Kami sudah menyampaikan dari awal juga bahwa memang ini adalah masalah pengawasan yang memang merupakan salah satu titik koordinasi yang perlu kita perkuat, apalagi kita bicara mengenai pengawasan dari barang-barang yang diimpor,” kata Eddy Soeparno di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/10).

    Eddy menyebut banyak produksi yang dilakukan di Indonesia memerlukan bahan yang diimpor. Dia mengatakan cemaran radioaktif di Cikande itu berasal dari besi baja yang diimpor dari Filipina.

    “Sebagaimana kita ketahui banyak bahan produksi yang kita harus impor dari luar negeri. Oleh karena itu, kita berharap bahwa ada pengawasan yang lebih ketat lagi,” kata Waketum PAN ini.

    “Karena indikasinya yang kemarin terjadi kasus radioaktif adalah dari impor besi baja dari luar negeri ya, kalau saya tidak salah dari Filipina. Mohon saya dikoreksi kalau saya salah,” tambahnya.

    Eddy mengatakan impor ke Indonesia perlu diawasi dengan perhatian serius. Anggota Komisi XII DPR RI ini menyatakan pencemaran radioaktif berdampak panjang terhadap kesehatan.

    “Saya kira ini membutuhkan perhatian serius, pintu-pintu impor perlu diperketat, pemeriksaan juga perlu diperketat. Terutama untuk mencegah jangan sampai masalah ini karena radioaktif itu merupakan hal yang sangat serius, berdampak kepada kesehatan dan berdampak kepada kepercayaan masyarakat akan produk Indonesia yang akan kita ekspor,” ungkapnya.

    Filipina Bakal Selidiki

    Otoritas Filipina akan menyelidiki sumber pengiriman kontainer berisi bubuk seng yang terkontaminasi bahan radioaktif, yang sempat berdampak pada sembilan orang di Indonesia.

    “Saat ini, kemungkinan ini merupakan kasus kontaminasi yang terisolasi tanpa bahaya yang meluas bagi masyarakat luas,” ujar Menteri Sains dan Teknologi Renato Solidum Jr. dalam pesan singkat pada 18 Oktober, dilansir The Straits Times, Sabtu (18/10/2025).

    Ia mengatakan kontainer-kontainer yang akan dikembalikan ke Filipina akhir Oktober ini belum dibuka. Selain itu tidak terdeteksi radiasi di luarnya.

    “Tidak ada risiko bagi awak kapal,” tambahnya. “Setelah tiba, kontainer-kontainer ini akan diperiksa dan dikembalikan ke gudang yang aman,” ujarnya.

    Kontainer tersebut dikirim ke Indonesia oleh sebuah perusahaan dagang China yang berkantor di Filipina. Hal ini diungkapkan oleh seseorang yang mengetahui situasi tersebut, tetapi meminta untuk tidak disebutkan namanya karena membahas informasi yang bersifat pribadi.

    Indonesia sudah menghentikan impor besi tua pekan lalu setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada bulan Agustus mendeteksi sejumlah kecil bahan radioaktif cesium-137 dalam udang beku- dan kemudian dalam cengkeh – yang dikirim dari Indonesia.

    Menurut US Centres for Disease Control and Prevention (CDC), paparan terhadap isotop ini dapat meningkatkan risiko kanker. Cesium-137 dapat menjadi terbawa udara dalam keadaan tertentu.

    Kasus Naik Penyidikan

    Diketahui, kasus pencemaran radioaktif di Cikande ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan usai pihak kepolisian melakukan serangkaian pemeriksaan beberapa saksi dan temuan di lapangan. Pihak kepolisian dan Kementerian LH masih sumber pencemaran Cesium-137.

    “Terkait dengan penyelesaian kasus ini dari sisi hukum hari ini telah dinaikkan statusnya oleh penyidik Bareskrim dari penyelidikan menjadi penyidikan,” kata Menteri LH Hanif di Cikande, Senin (13/10).

    Hanif mengatakan pihaknya masih menelusuri sumber cemaran zat radioaktif di kawasan industri modern Cikande tersebut. Pihaknya mengerucutkan penyelidikan sumber cemaran apakah dari limbah besi atau kebocoran pelimbahan di sekitar kawasan industri tersebut.

    Halaman 2 dari 3

    (dek/rfs)