provinsi: BANTEN

  • Pakar Pendidikan: Kurikulum 2013 Bukan Jelek, tetapi Terlalu Padat

    Pakar Pendidikan: Kurikulum 2013 Bukan Jelek, tetapi Terlalu Padat

    Tangerang, Beritasatu.com – Pengamat pendidikan Darmaningtyas memandang kurikulum pendidikan 2013 masih relevan untuk dipakai meski harus dievaluasi.

    “Kurikulum 2013 bukan jelek, tetapi terlalu padat,” ungkapnya kepada dalam focus group discussion (FGD) “Mengunci Sistem Pendidikan Indonesia” di Kantor B-Universe Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2024).

    Darmaningtyas merupakan salah satu bagian dari tim penyusun Kurikulum 2013. Dia mengaku sebelumnya telah menyampaikan kepada Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi kurikulum tersebut.

    Dia mengaku, tahu betul kelemahan yang ada pada pedoman pendidikan itu. Salah satu persoalannya, yakni adanya kompetensi inti yang semuanya terlalu dikaitkan dengan ketuhanan.

    “Saya tim penyusun Kurikulum 2013. Ketika Jokowi jadi presiden, saya sampaikan Kurikulum 2013 (perlu) dievaluasi. Saya tahu kelemahannya. Saat itu keberatan saya ada yang namanya kompetensi inti. Itu semua dikaitkan dengan ketuhanan,” tuturnya.

    Di sisi lain, Kurikulum Merdeka yang digagas oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim juga kurang bijak. Hal ini karena Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum PAUD dan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tidak menyebutkan secara khusus penamaan Kurikulum Merdeka.

    Dia bahkan menilai Kurikulum Merdeka ilegal. Sebab di dalam peraturannya tidak disebutkan penamaan tersebut.

    “Kurikulum Merdeka kalau diterapkan ilegal karena peraturannya tidak menyebutkan loh. Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang ilegal. Di Pasal 1 ketentuan umum aturannya tidak ada Kurikulum Merdeka itu seperti apa,” lanjutnya.

    Kurikulum Merdeka merupakan penyederhanaan dari Kurikulum 2013, yang tidak boleh menggunakan penamaan yang bermerek.

  • Israel Serang Desa di Wilayah Pegunungan Lebanon, 23 Orang Tewas

    Israel Serang Desa di Wilayah Pegunungan Lebanon, 23 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel kembali menyerang Lebanon. Kali ini dia menyerang dua desa yang berada di wilayah pegunungan Lebanon, sebanyak 23 orang tewas akibat serangan itu.

    Dilansir BBC, Rabu (13/11/2024), 23 orang dilaporkan meninggal dunia dalam serangan udara yang dilakukan Israel. Kementerian Lebanon mengatakan Israel menyerang dua rumah di Lebanon Tengah yang dijadikan tempat tinggal keluarga pengungsi.

    15 orang korban adalah perempuan dan anak-anak tewas di Joun (nama wilayah di Lebanon). Kemudian delapan orang lainnya tewas di dekat Baalchmay.

    Kedua desa tersebut berada di wilayah pergunungan Lebanon dan di luar wilayah di mana kelompok bersenjata Hizbullah sering berada di sana.

    Militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki serangan tersebut, yang terjadi setelah mereka menyerang sejumlah sasaran Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.

    Sementara itu, dua orang tewas akibat tembakan roket Hizbullah di kota Nahariya, Israel utara.

    Diketahui, hal ini terjadi sehari setelah menteri pertahanan Israel mengesampingkan gencatan senjata dengan Hizbullah sampai tujuan perangnya tercapai. Militer Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah setelah hampir setahun pertempuran lintas batas yang dipicu oleh perang di Gaza.

    (zap/yld)

  • Titik-titik Kepadatan Lalin di Tol Arah Jakarta Pagi Ini

    Titik-titik Kepadatan Lalin di Tol Arah Jakarta Pagi Ini

    Jakarta

    Lalu lintas di tol arah Jakarta pagi ini mengalami kepadatan di sejumlah titik. Kepadatan tersebut akibat padatnya volume kendaraan, salah satunya di Tol Jagorawi arah Jakarta.

    “TMII KM 05 – Kali Cipinang KM 03 padat, kepadatan volume lalin. Cililitan KM 02 – Cawang KM 00 padat, kepadatan volume lalin,” demikian dikutip dari Twitter Jasa Marga, Rabu (13/11/2024).

    Jasa Marga juga menginformasikan adanya perbaikan jalan di Tol Jagorawi tepatnya di Tol Cimanggis KM 19 – KM 18+200 arah Jakarta. Pekerjaan perbaikan jalan (Rekonstruksi Rigid) dilakukan di lajur 1-bahu luar/kiri.

    Selanjutnya kepadatan juga terjadi di Tol JORR W2S tepatnya di Bintaro arah Veteran. Hal itu akibat ada kendaraan gangguan.

    “Bintaro – Simpang susun Ulujami arah Veteran padat, ada penanganan kendaraan dinas gangguan di lajur 3/kanan KM 16+700,” katanya.

    Lebih lanjut Jasa Marga menginformasikan adanya kepadatan di tol Jakarta Tangerang (Tol Janger) arah Jakarta pagi ini. Kepadatan itu terjadi akibat padatnya volume kendaraan.

    (yld/zap)

  • Tangis Bahagia Para Warga Binaan Pemasyarakatan Saat Bertemu Anak di Hari Ayah

    Tangis Bahagia Para Warga Binaan Pemasyarakatan Saat Bertemu Anak di Hari Ayah

    Liputan6.com, Serang – Tangis haru dan kebahagiaan dari anak-anak terpancar saat mereka bisa memeluk, mencium hingga bermanja dengan sang ayah yang menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di dalam Rutan Kelas IIB Serang. Para anak-anak nampak berlari mendekat kemudian memeluk sang ayah yang mereka rindukan, karena tidak bisa bertemu setiap waktu, lantaran berada dibalik jeruji besi.

    Sang ayah juga manusia biasa, mereka tak bisa menahan air mata menetes, karena bisa memeluk dan mencium anak-anak yang dirindukan. Jika saat menjadi manusia bebas, sang ayah bisa setiap waktu bermain, mencium, memeluk dan berbincang dengan anaknya. Namun kini, karena harus menjalani masa tahanan akibat perbuatannya, kebebasan mereka bertemu sang buah hati terenggut sesaat.

    “Peringatan Hari Ayah dilakukan sebagai bentuk perhatian kami bagi para WBP, agar bisa berjumpa dan bermain dengan anak dan istrinya di sela-sela menjalani hukuman,” ujar Kepala Rutan Kelas IIB Serang, Marthen Butar Butar, Selasa (12/11/2024). 

    Berbagai aktivitas pun digelar Rutan Kelas IIB Serang, agar kerinduan sang ayah dengan anaknya bisa sedikit terobati. Mulai dari lomba menggambar bersama anak hingga lempar tangkap bola dilakukan. Pihak Rutan Kelas IIB Serang berharap, momentum Hari Ayah bisa menjadikan WBP bisa semakin lebih baik dalam menjadi kehidupan dan tidak mengulangi kesalahannya lagi ke depan. Karena, waktu bersama keluarga sangat penting. “Kita sempat terbesit mau ngasih apa ke mereka, dan karena rata-rata mereka juga yang disini tinggal jauh dari keluarga, dan keinginan mereka ingin ketemu anak,” terangnya.

  • Pengamat Pendidikan Tolak Ujian Nasional Jadi Standar Kelulusan

    Pengamat Pendidikan Tolak Ujian Nasional Jadi Standar Kelulusan

    Tangerang, Beritasatu.com – Pengamat Pendidikan Darmaningtyas menolak Ujian Nasional (UN) jadi standar kelulusan pelajar di Indonesia. Dia pun mengusulkan Evaluasi Nasional (EN).

    “Saya termasuk orang yang menolak UN jadi standar kelulusan. Namun kita perlu sistem Evaluasi Nasional (EN),” paparnya dalam focus group discussion (FGD) “Mengunci Sistem Pendidikan Indonesia” di Kantor B-Universe Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2024).

    Di sisi lain, Darmaningtyas memandang Asesmen Nasional (AN) yang digagas Mendikbudrisitek Nadiem Anwar Makarim tidak bisa diterapkan di Indonesia karena kondisi geografis.

    Alasannya dia mengaku AN hanyalah sampling. AN tidak dilakukan secara menyeluruh sehingga belum bisa jadi tolok ukur yang tepat.

    “Kritik saya terhadap Asesmen Nasional (AN) adalah sampling. Dari keragaman geografis kita sekarang tidak bisa,” lanjutnya.

    Meski demikian, pria berusia 62 tahun itu menyarankan agar AN diperbaiki. Oleh karena itu, perlu adanya langkah yang tepat untuk mengukur standar pendidikan nasional.

    “Tidak harus beralih ke UN sepenuhnya, tetapi Asesmen Nasional yang diperbaiki. Kita bisa ukur standar pendidikan nasional, tetapi tidak berdampak pada kelulusan,” tuturnya.

    Seperti diketahui, UN dilaksanakan untuk semua pelajar tingkat akhir mulai dari kelas 6, III SMP, III SMA/SMK/MA. AN hanya sampling saja dan tidak di kelas akhir.

    Sementara itu, EN yang dibahas Darmaningtyas dapat dilaksanakan di Kelas 5, 8, dan 11 untuk semua murid dan tidak hanya sampling seperti AN.

  • Perempuan di RI Mulai Ogah Punya Bayi, Susul Jepang dan Korsel?

    Perempuan di RI Mulai Ogah Punya Bayi, Susul Jepang dan Korsel?

    Jakarta

    Fenomena childfree atau memilih tidak punya anak, bukan hanya dihadapi banyak negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan, tetapi trennya belakangan ikut meningkat di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik Indonesia (2023) mencatat sebanyak 8,2 persen perempuan usia subur 15-49 tahun memilih hidup childfree. Sebagai catatan, survei ini hanya dilakukan pada kelompok perempuan sudah pernah menikah dan tidak memiliki anak, juga pasangan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.

    Artinya, data kasus childfree bisa lebih besar bila sebaran perempuan yang belum menikah dan menggunakan alat kontrasepsi turut diperhitungkan dalam survei. Peningkatan kasus childfree tercatat dalam empat tahun terakhir dengan didominasi sebagian warga DKI Jakarta (14,3 persen), Jawa Barat (11,3), hingga Banten (15,3 persen).

    Meski dikhawatirkan berdampak serius pada struktur penduduk dan ketahanan bangsa di masa depan imbas merosotnya angka kelahiran atau total fertility rate (TFR), pilihan semacam ini jelas wajib dihargai. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Nur Ainy Fardana, N, MSi, Psikolog, mengingatkan childfree bukan hanya sebatas pilihan.

    Beberapa dari mereka hidup tanpa anak karena masalah kesehatan yang dialami. Wanita bisa mengalami gangguan kesuburan atau dalam beberapa kondisi tidak memiliki organ reproduksi sempurna, seperti tidak memiliki rahim dan berisiko fatal saat mengandung atau melahirkan, baik bagi kesehatan ibu, juga janinnya.

    Catatan prevalensi gangguan kesuburan atau infertilitas di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan RI 2022 berada di 10-15 persen. Ada empat hingga enam pasangan usia subur dari 39,8 juta membutuhkan pengobatan untuk memiliki anak.

    “Kita tidak boleh menghakimi seseorang karena childfree,” tegas wanita yang akrab disapa Neny, dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Selasa (12/11/2024)

    Beberapa kasus wanita dengan pilihan childfree juga dilatarbelakangi trauma masa lampau. Dalam kasus ini, pilihan childfree jelas berdampak positif, yakni menghindari risiko sakit baik secara fisik maupun mental.

    Di sisi lain, adanya perasaan takut terkait tanggung jawab dan komitmen yang besar saat memiliki anak juga ikut berperan. BPS melaporkan lebih banyak kasus perempuan dengan lulusan SMA yang memilih hidup childfree, alih-alih kelompok wanita dengan karier dan pendidikan tinggi, seperti S2 dan S3. Alasannya jelas karena kesulitan ekonomi di tengah melambungnya biaya hidup, seseorang merasa tidak mampu menjadi orangtua atau memiliki anak.

    Meski begitu, Neny juga berpesan agar masyarakat tidak memutuskan ‘childfree’ dengan alasan tak matang. Hal ini dikarenakan seseorang bisa merasa kesepian dan terisolasi lantaran tidak memiliki tempat untuk menyalurkan kasih sayang, tidak mendapat pemenuhan dukungan emosional. Selain itu, seseorang harus siap dengan tekanan keluarga dan masyarakat yang memandang childfree sebagai pilihan tidak lazim.

    “Harus benar-benar melihat bahwa childfree harus dipertimbangkan dampak positif dan negatifnya,” pungkas dia.

    NEXT: Daftar Wilayah dengan Catatan Kasus Childfree Tertinggi di RI

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, pulau Jawa menjadi wilayah dengan perempuan terbanyak hidup childfree.

    Sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Masing-masing melaporkan kasus melampaui 10 persen pada 2022.

    Tingginya childfree di tiga wilayah terkait, berkaitan dengan paparan pola pikir yang sangat terbuka pada modernisasi. Pada awal penyebaran COVID-19, pemerintah mulai menerapkan kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat di luar rumah.
    Secara umum, prevalensi perempuan childfree pada periode ini menurun dibandingkan sebelum pandemi.

    Namun, data BPS justru menunjukkan fenomena sebaliknya untuk DKI Jakarta dan Jawa Timur pada 2020, yaitu persentase perempuan childfree di kedua provinsi ini meningkat pada awal pandemi.

    Fakta tersebut memunculkan dugaan bahwa COVID-19 menurunkan kemampuan finansial dan daya beli masyarakat DKI Jakarta dan Jawa Timur, pada level yang sangat rendah. Akibatnya, semakin banyak perempuan yang memilih childfree agar tidak memperburuk perekonomian keluarga.

    Tren kenaikan kasus childfree di tiga wilayah tertinggi terpantau seperti berikut:

    DKI Jakarta dari 8,8 persen meningkat menjadi 14,3 persen dalam empat tahun terakhirJawa Barat dari 7,8 persen menjadi 11,3 persen dalam empat tahun terakhirBanten 8 persen menjadi 15,3 persen dalam empat tahun terakhir

    (naf/kna)

  • Pengamat Pendidikan Akui Indonesia Alami Krisis Guru

    Pengamat Pendidikan Akui Indonesia Alami Krisis Guru

    Tangerang, Beritasatu.com – Pengamat Pendidikan Darmaningtyas mengakui Indonesia sedang mengalami krisis guru. Hal ini menurutnya bisa menjadi perhatian bagi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.

    Darmaningtyas menyebut latar belakang Mu’ti yang telah lama berkecimpung di organisasi Muhammadiyah dapat memahami persoalan pendidikan dasar dan menengah.

    “Beliau juga tahu bahwa di sekolah-sekolah sekarang termasuk sekolah swasta terjadi krisis guru karena itu saya kira catatan penting yang harus beliau selesaikan bagaimana memenuhi guru, baik itu guru PNS, guru PPPK maupun guru honorer,” ujarnya kepada Beritasatu.com seusai focus group discussion (FGD) “Mengunci Sistem Pendidikan Indonesia” di Kantor B-Universe Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2024).

    Darmaningtyas menerangkan, saat ini guru honorer tidak boleh mengajar di sekolah negeri. Namun, sekolah negeri tidak bisa hanya mengandalkan guru PNS dan PPPK saja.

    “Ini juga harus diselesaikan jangan sampai sekolah itu enggak ada guru karena guru PNS terbatas, guru PPPK terbatas, tetapi sekolah tidak boleh rekrut guru honorer. Ini enggak boleh terjadi. Jadi menurut saya apa pun yang terjadi sekolah harus tetap ada gurunya,” terangnya.

    Selain itu, Darmaningtyas juga mengkritik Kurikulum Merdeka yang digagas Mendikbudristek 2019-2024 Nadiem Makarim yang dinilai kurang bijak secara politis.

    Darmaningtyas menjelaskan Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum PAUD dan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tidak menyebutkan secara khusus penamaan Kurikulum Merdeka.

    “Jadi Kurikulum Merdeka yang sekarang ini sebetulnya ilegal karena ilegal maka bila pemerintahan yang baru Menteri Abdul Mu’ti itu kembali ke Kurikulum 2013 tidak ada masalah,” tegas Darmaningtyas.

  • Pakar Pendidikan: Kurikulum 2013 Bukan Jelek, tetapi Terlalu Padat

    Kondisi Pendidikan di Jawa dan Papua Berbeda, Pengamat Usul Kurikulum Tak Hanya Satu Jenis

    Tangerang, Beritasatu.com – Pengamat Pendidikan Darmaningtyas mengusulkan sistem kurikulum pendidikan tidak hanya satu jenis. Alasannya karena keterbatasan setiap daerah di Indonesia.

    Ia mencontohkan kurikulum pendidikan di Pulau Jawa tidak bisa disamakan dengan kurikulum yang berada di luar Pulau Jawa, seperti di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Sejak dahulu saya itu mengatakan kita sebagai bangsa yang beragam ini tidak cukup satu jenis kurikulum karena misalnya sekolah-sekolah favorit yang ada di Jawa, enggak bisa kurikulumnya disamakan dengan sekolah-sekolah yang ada di luar Jawa sana pasti harus lebih spesifik mungkin mengadopsi kurikulum-kurikulum dari luar negeri,” ujarnya kepada Beritasatu.com seusai focus group discussion (FGD) “Mengunci Sistem Pendidikan Indonesia” di kantor B-Universe Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2024).

    Darmaningtyas melihat kurikulum pendidikan di luar Pulau Jawa haris dibuat lebih sederharna karena adanya keterbatasan infrastruktur.

    “Jadi mungkin kalau ini benar-benar sederhana mungkin ini bisa diterapkan, tetapi masalahnya adalah apakah betul yang disebut Kurikulum Merdeka ini lebih sederhana dibandingkan Kurikulum 2013?” ucapnya.

    Ia menginginkan kurikulum nasional perlu menentukan muatan wajib, yakni Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Moral, dan Pancasila. Selebihnya, tiap daerah bebas menentukan muatan kurikulum lainnya.

    “Kalau misalnya pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), pelajaran Ilmu Bumi mestinya masing-masing daerah bisa menyusun kurikulum sendiri karena misalnya kita belajar sejarah Diponegoro akrab di Jawa, tetapi kalau di Papua sana akrab?” ungkap Darmaningtyas.

    “Jadi yang ada bidang-bidang yang memang perlu dibuat kurikulum khusus untuk tingkat lokal, tetapi ada bidang-bidang yang memang bersifat nasional yaitu IPA, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Pendidikan Moral, Pancasila itu pakem,” lanjutnya.

  • Peluru Nyasar Rusak Atap Rumah Warga di Serpong Tangsel, Polisi Selidiki – Page 3

    Peluru Nyasar Rusak Atap Rumah Warga di Serpong Tangsel, Polisi Selidiki – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah peluru menyasar rumah warga dan merusak atap plafon di Pondok Labu, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Minggu (10/11/2024). Kini, kasus ini telah ditangani oleh kepolisian.

    “Ditangani Sektro Serpong,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya pada Selasa (12/11/2024).

    Ade menjelaskan, awalnya pemilik rumah sedang beristirahat di kamar tidur bersama keluarganya ketika mendengar suara ledakan dari salah satu ruangan. Mereka sempat mengira suara itu berasal dari bohlam lampu yang pecah.

    Setelah diperiksa, ditemukan lubang di plafon rumah.

    “Pemilik rumah melihat serpihan plafon jatuh ke kasur, lalu saat memeriksa plafon terlihat ada lubang,” ujar Ade.

     

  • Wajib Waspada! Ini 5 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan di Indonesia

    Wajib Waspada! Ini 5 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan di Indonesia

    Jakarta: Banyaknya berita kecelakaan yang terjadi di jalan tol di Indonesia membuat masyarakat harus mengetahui ruas-ruas tol mana saja yang sering mengalami insiden tersebut dan harus lebih berhati-hati ketika melintasinya.

    Banyak dari masyarakat bahkan memberikan nama-nama khusus pada jalan tol yang terkenal rawan kecelakaan, sebagai bentuk pengingat dan ciri khas dari jalan tol tersebut.
    Dalam artikel kali ini, Medcom.id akan membahas tentang faktor-faktor penyebab kecelakaan dan juga ruas-ruas jalan tol berbahaya yang ada di Indonesia agar keselamatan berkendara dapat terjaga dengan baik.

    Mengapa Kecelakaan Terjadi?

    Tingginya angka kecelakaan di jalan tol ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen. Faktor utama yang sering menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi pengemudi, seperti kelelahan, kurang fokus, dan bahkan pengaruh obat-obatan.

    Kelelahan akibat perjalanan jauh dapat menyebabkan pengemudi mengalami microsleep, sebuah kondisi di mana pengemudi tertidur sejenak tanpa disadari, yang sangat berbahaya saat berkendara dengan kecepatan tinggi.

    Selain itu, kondisi kendaraan juga berperan penting dalam keselamatan berkendara. Masalah seperti pecah ban atau rem yang tidak berfungsi dapat memicu kecelakaan fatal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin terhadap kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh sangatlah penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Selain itu, faktor lingkungan jalan juga tidak kalah pentingnya. Beberapa ruas jalan tol mungkin memiliki kondisi jalan yang kurang baik, seperti berlubang atau tidak terawat, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

    Cuaca buruk, seperti hujan atau kabut, juga dapat mengganggu visibilitas dan kontrol kendaraan, sehingga pengemudi harus lebih berhati-hati.

    Daftar Jalan Tol yang Paling Berbahaya di Indonesia

    1. Tol Cipularang

    Tol ini menghubungkan Jakarta dan Bandung, dan terkenal dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi, termasuk kecelakaan tragis yang melibatkan selebriti. Cerita mistis di sekitar tol ini mencakup penampakan sosok wanita berbaju putih dan kejadian aneh yang dialami para pekerja saat pembangunan. Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi di kilometer 90-97, dengan satu insiden pada 2011 yang merenggut nyawa istri penyanyi Saipul Jamil

    2. Tol Jagorawi

    Ilustrasi: Dok MTVN

    Tol Jagorawi, atau Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, adalah jalan tol pertama yang dibangun di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pada 9 Maret 1978 oleh Presiden Soeharto. Jalan tol ini memiliki panjang sekitar 59 kilometer dan menghubungkan Jakarta, Bogor dan Ciawi, melintasi wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Sebagai jalan tol pertama di Indonesia, Jagorawi juga dianggap angker dan banyak pengemudi melaporkan melihat mobil tanpa pengemudi dan mengalami kecelakaan di area tertentu. 

    3. Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)

    ANTARA FOTO/Dedhez Anggara. (Ahmad Rofahan)

    Tol Cipali, atau Jalan Tol Cikopo-Palimanan, adalah jalur tol yang membentang sepanjang 116 kilometer, menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, Jawa Barat. Tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, yang menghubungkan Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.

    Diresmikan pada 13 Juni 2015, Tol Cipali dirancang untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan, mengurangi sekitar 1,5 hingga 2 jam dibandingkan jalur Pantura

    Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dikenal sebagai salah satu jalur paling mematikan di Indonesia bahkan di dunia. Dengan tingkat fatalitas yang tinggi, setiap kilometer seolah menyimpan risiko. Pengemudi diingatkan untuk ekstra hati-hati saat melintasi ruas tol ini.

    4. Tol Batang-Semarang

    Jalan Tol Batang-Semarang merupakan salah satu ruas tol penting yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, ruas tol ini juga dikenal memiliki beberapa titik rawan kecelakaan yang perlu mendapat perhatian khusus dari pengguna jalan.

    Berdasarkan catatan Indonesia Toll Road Watch (ITRW), ada dua titik di Tol Batang-Semarang yang dinilai sangat rawan, yaitu Km 355 dan Km 358. Titik-titik ini dianggap berbahaya karena desain jalan yang kurang aman dan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi, selain itu di ruas jalan tol tersebut juga minim penerangan jalan.

    5. Tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto

    Gerbang tol Solo-Ngawi, Medcom.id – Pythag

    Tol Solo-Ngawi adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surakarta di Jawa Tengah dengan Ngawi di Jawa Timur, dengan panjang sekitar 90,43 kilometer. Tol ini merupakan bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa dan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas serta efisiensi transportasi di wilayah tersebut. 

    Jalan tol ini resmi beroperasi penuh pada 16 Juli 2018 dan dilengkapi dengan delapan gerbang tol, termasuk GT Colomadu, GT Bandara Adi Soemarmo, dan GT Ngemplak

    Ruas tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto juga termasuk dalam daftar jalur berbahaya. Kedua ruas ini sering mencatatkan insiden kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan, sehingga pengemudi diminta untuk tetap waspada. (Angel Rinella)

    Jakarta: Banyaknya berita kecelakaan yang terjadi di jalan tol di Indonesia membuat masyarakat harus mengetahui ruas-ruas tol mana saja yang sering mengalami insiden tersebut dan harus lebih berhati-hati ketika melintasinya.
     
    Banyak dari masyarakat bahkan memberikan nama-nama khusus pada jalan tol yang terkenal rawan kecelakaan, sebagai bentuk pengingat dan ciri khas dari jalan tol tersebut.

    Dalam artikel kali ini, Medcom.id akan membahas tentang faktor-faktor penyebab kecelakaan dan juga ruas-ruas jalan tol berbahaya yang ada di Indonesia agar keselamatan berkendara dapat terjaga dengan baik.

    Mengapa Kecelakaan Terjadi?

    Tingginya angka kecelakaan di jalan tol ini tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai elemen. Faktor utama yang sering menjadi penyebab kecelakaan adalah kondisi pengemudi, seperti kelelahan, kurang fokus, dan bahkan pengaruh obat-obatan.
     
    Kelelahan akibat perjalanan jauh dapat menyebabkan pengemudi mengalami microsleep, sebuah kondisi di mana pengemudi tertidur sejenak tanpa disadari, yang sangat berbahaya saat berkendara dengan kecepatan tinggi.
    Selain itu, kondisi kendaraan juga berperan penting dalam keselamatan berkendara. Masalah seperti pecah ban atau rem yang tidak berfungsi dapat memicu kecelakaan fatal. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin terhadap kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh sangatlah penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Selain itu, faktor lingkungan jalan juga tidak kalah pentingnya. Beberapa ruas jalan tol mungkin memiliki kondisi jalan yang kurang baik, seperti berlubang atau tidak terawat, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
     
    Cuaca buruk, seperti hujan atau kabut, juga dapat mengganggu visibilitas dan kontrol kendaraan, sehingga pengemudi harus lebih berhati-hati.

    Daftar Jalan Tol yang Paling Berbahaya di Indonesia

    1. Tol Cipularang

    Tol ini menghubungkan Jakarta dan Bandung, dan terkenal dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi, termasuk kecelakaan tragis yang melibatkan selebriti. Cerita mistis di sekitar tol ini mencakup penampakan sosok wanita berbaju putih dan kejadian aneh yang dialami para pekerja saat pembangunan. Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi di kilometer 90-97, dengan satu insiden pada 2011 yang merenggut nyawa istri penyanyi Saipul Jamil

    2. Tol Jagorawi

    Ilustrasi: Dok MTVN
     
    Tol Jagorawi, atau Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, adalah jalan tol pertama yang dibangun di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pada 9 Maret 1978 oleh Presiden Soeharto. Jalan tol ini memiliki panjang sekitar 59 kilometer dan menghubungkan Jakarta, Bogor dan Ciawi, melintasi wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

    Sebagai jalan tol pertama di Indonesia, Jagorawi juga dianggap angker dan banyak pengemudi melaporkan melihat mobil tanpa pengemudi dan mengalami kecelakaan di area tertentu. 

    3. Tol Cipali (Cikopo-Palimanan)

    ANTARA FOTO/Dedhez Anggara. (Ahmad Rofahan)

    Tol Cipali, atau Jalan Tol Cikopo-Palimanan, adalah jalur tol yang membentang sepanjang 116 kilometer, menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, Jawa Barat. Tol ini merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, yang menghubungkan Merak di Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur.
     
    Diresmikan pada 13 Juni 2015, Tol Cipali dirancang untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan, mengurangi sekitar 1,5 hingga 2 jam dibandingkan jalur Pantura

    Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dikenal sebagai salah satu jalur paling mematikan di Indonesia bahkan di dunia. Dengan tingkat fatalitas yang tinggi, setiap kilometer seolah menyimpan risiko. Pengemudi diingatkan untuk ekstra hati-hati saat melintasi ruas tol ini.

    4. Tol Batang-Semarang

    Jalan Tol Batang-Semarang merupakan salah satu ruas tol penting yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Namun, ruas tol ini juga dikenal memiliki beberapa titik rawan kecelakaan yang perlu mendapat perhatian khusus dari pengguna jalan.

    Berdasarkan catatan Indonesia Toll Road Watch (ITRW), ada dua titik di Tol Batang-Semarang yang dinilai sangat rawan, yaitu Km 355 dan Km 358. Titik-titik ini dianggap berbahaya karena desain jalan yang kurang aman dan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi, selain itu di ruas jalan tol tersebut juga minim penerangan jalan.

    5. Tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto

    Gerbang tol Solo-Ngawi, Medcom.id – Pythag

    Tol Solo-Ngawi adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surakarta di Jawa Tengah dengan Ngawi di Jawa Timur, dengan panjang sekitar 90,43 kilometer. Tol ini merupakan bagian dari jaringan Tol Trans-Jawa dan dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas serta efisiensi transportasi di wilayah tersebut. 

    Jalan tol ini resmi beroperasi penuh pada 16 Juli 2018 dan dilengkapi dengan delapan gerbang tol, termasuk GT Colomadu, GT Bandara Adi Soemarmo, dan GT Ngemplak

    Ruas tol Solo-Ngawi dan Jombang-Mojokerto juga termasuk dalam daftar jalur berbahaya. Kedua ruas ini sering mencatatkan insiden kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan, sehingga pengemudi diminta untuk tetap waspada. (Angel Rinella)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)