provinsi: BANTEN

  • Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan

    Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan

    Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tindakan MAS (14), remaja yang diduga membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) mengejutkan tetangga mereka yang tinggal di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6,
    Lebak Bulus
    , Jakarta Selatan.
    Pasalnya, warga selama ini mengenal sosok MAS sebagai remaja yang pendiam dan sopan santun terhadap orang tua.
    “Anak itu sopan, diam, baik sekali, kalau ketemu menegur,” ujar salah satu tetangga MAS, RS (70) saat ditemui di kediamannya, Sabtu (30/11/2024).
    Warga setempat juga mengenal MAS sebagai salah satu remaja yang rajin beribadah ke masjid yang tak jauh dari kediaman mereka.
    Bahkan, MAS nyaris tak pernah absen untuk menunaikan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
    Karena kepribadian inilah, RS pun mengaku sangat terkejut MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
    “Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS.
    Tak hanya MAS, sang nenek di lingkungan rumah mereka tinggal juga dikenal sangat baik dan aktif bersosialisasi.
    Kebaikan RM misalnya seperti rajin membantu mengurus jenazah apabila ada salah satu warga yang meninggal dunia. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan.
    “Aktif di masjid, suka merawat orang yang meninggal, dia yang ngurus jenazah,” ungkap RM.
    Di lingkungan mereka, RM dipercaya mengemban posisi sebagai bendahara RW 6 Kelurahan Lebak Bulus. Posisi inilah yang membuat warga sangat familiar dengan sosok RM.
    Sebelum peristiwa kelam itu terjadi, RS mengaku sempat bertanya-tanya lantaran RM tak masuk dalam kepanitian pilkada pada Rabu (27/11/2024).
    Hal ini pun sempat diutakan RS langsung kepada RM ketika bersama-sama berkegiatan senam di lingkungan rumah pada Jumat (29/11/2024), atau sehari sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
    “Jumat masih senam. Nenek (RM) masih senam bersama. (RS bilang ke RM), ‘eh tumben enggak ikut pilkada’,” ucap RS.
    Tetangga mengenal pelaku merupakan anak tunggal. Setiap harinya, pelaku tinggal bersama ayah, nenek, dan ibunya, AP (40), yang turut menjadi korban penusukan MAS.
    “Anak pertama, dia tinggal sama ibu, ayah, sama neneknya,” ujar seorang sopir pribadi tetangga MAS berinisial T.
    Selain ayah, ibu, dan nenek, di rumah tersebut juga didiami oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai pembantu.
    Akan tetapi, saat peristiwa pembuhan terjadi, sang pembantu tersebut sedang pulang kampung.
    “Saat kejadian, kebetulan mbaknya sedang pulang kampung,” pungkas dia.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4 Fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel – Page 3

    4 Fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang remaja pria berinisial MAS tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya dengan cara ditusuk menggunakan sebilah pisau. Ibunya juga nyaris meregang nyawa, namun bisa diselamatkan meski mengalami luka cukup parah.

    Peristiwa pembunuhan itu diketahui terjadi di Perumahan Taman Bona Indan Blok B6 No 12, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Sabtu (30/11/2024) dini hari pukul 01.00 WIB.

    Berikut 4 fakta kasus remaja bunuh anak dan neneknya di Cilandak:

    1. Ditusuk Saat Tidur

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menerangkan, kejadian penusukan itu terjadi pada saat kedua korban sedang tidur.

    Hal itu diungkap Gogo berdasarkan keterangan dari terduga pelaku. Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.

    Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.

    “Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,” ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).

    Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya. Kemudian, ibunya terbangun lalu ditusuk juga oleh terduga pelaku. Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.

    “Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,” ujar dia.

    Dalam kasus pembunuhan ini, ayah dan nenek terduga pelaku meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis, mereka berdua mengalami luka-luka di bagian leher, punggung dan lengan. Sedangkan, ibu terduga pelaku mengalami luka. Kini, korban selamat sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Fatmawati.

    “Luka (ibu terduga pelaku) di Punggung, lengan, sama pipi,” tandas dia.

     

  • KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Parung Panjang-Tanah Abang

    KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Parung Panjang-Tanah Abang

    KAI Commuter Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di KRL Parung Panjang-Tanah Abang
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter mem-
    blacklist
    pelaku pelecehan seksual yang terjadi di gerbong Kereta Rel Listrik (
    KRL
    ) rute Parung Panjang-Tanah Abang.
    Manager Public Relations
    KAI Commuter
    , Leza Arlan mengatakan, pihaknya telah merekam wajah pelaku agar tidak bisa menggunakan transportasi KRL lagi.
    “Kami sangat menyayangkan tindakan asusila ini. Yang jelas pelaku sudah kami black list untuk naik
    commuter line
    ,” ujar Leza Arlan kepada
    Kompas.com,
    Sabtu (30/11/2024).
    Adapun cara
    blacklist
    yang dilakukan pihak KAI Commuter, yaitu dengan memasukan rekaman atau sketsa wajah ke dalam database sistem CCTV analytic
    “Kami mem-blacklist pelaku agar tidak bisa menggunakan commuter line karena sudah dimasukkan ke dalam data base dan akan selalu terpantau melalui CCTV analytic,” kata dia.
    Dia pun menjelaskan bahwa dengan proses tersebut, sistem akan menganalisis rekaman wajah atau data lainnya untuk memverifikasi identitas pelaku.
    Nantinya, jika pelaku berusaha kembali naik KRL, maka para petugas pengamanan akan mendapatkan notifikasi, baik di stasiun maupun dalam kereta.
    Diberitakan sebelumnya, Seorang perempuan berinisial KD menjadi korban pelecehan di dalam gerbong KRL rute Parung Panjang-Tanah Abang, Kamis (28/11/2024).
    Aksi pelecehan tersebut dilakukan seorang laki-laki tua saat kondisi kereta penuh sesak pada jam sibuk pagi hari.
    “Kondisi dalam gerbong KRL saat itu padat banget karena memang rush hours, orang berangkat kerja,” kata KD melalui akun X @kezia_dera, Jumat (29/11/2024).
    KD menceritakan, saat itu ia merasa tergencet oleh penumpang lain. Untuk melindungi bagian tubuhnya, ia menyilangkan tangannya. Namun, ia merasakan sesuatu menyentuh area sensitif bagian bawah tubuhnya.
    “Saya masih positive thinking saja dan mengira adalah tas isi dokumen atau laptop,” ujar KD.
    Namun, pergerakan yang lebih intens mulai terasa, sehingga KD memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
    “Saya curiga dan akhirnya mencoba paksa menggeser sedikit orang di kanan kiri saya buat melihat siapa yang menyentuh area sensitif saya,” ungkapnya.
    KD terkejut saat mendapati pria tua itu. Ia langsung berteriak, merekam wajah pelaku dan melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan KRL.
    Ketika KRL tiba di Stasiun Pondok Ranji, petugas keamanan KRL langsung membawa pria tersebut untuk diinterogasi. KD mendampingi proses tersebut dengan emosi yang masih terpancar.
    “Saya marah ke pria itu dan saya videoin mukanya. Ketika di pemberhentian Stasiun Pondok Ranji, sudah ada sekuriti KRL yang sigap membawa predator,” ucap KD.
    Dihubungi terpisah, Kapolsek Ciputat Timur Kompol Kemas Arifin mengonfirmasi adanya kejadian tersebut. Namun, ia menyebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalah secara damai.
    “Para pihak dimediasi oleh pihak PKD kereta api. (Korban) tidak membuat LP. Berdamai,” kata Kemas saat dihubungi
    Kompas.com,
    Jumat (29/11/2024).
    Kejadian ini menambah daftar kasus pelecehan di transportasi umum, yang terus menjadi perhatian publik dan mendorong peningkatan keamanan bagi pengguna jasa transportasi massal.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari Terakhir GJAW 2024, Simak Diskon Mobil Toyota

    Hari Terakhir GJAW 2024, Simak Diskon Mobil Toyota

    Jakarta

    Hari ini (1/12) adalah hari terakhir penyelenggaraan pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Ini menjadi kesempatan terakhir bagi para calon konsumen mobil untuk mendapatkan kendaraan impian dengan beragam diskon dan promo menarik. Seperti apa ya program pembelian yang ditawarkan Toyota?

    Booth Toyota GJAW 2024 berada di Hall 5, ICE-BSD City, Tangerang. Toyota memamerkan produk-produk andalannya baik itu yang bermesin konvensional ICE, hybrid, dan termasuk yang bermesin listrik full baterai alias BEV. Tak hanya itu, beragam promo diskon atau potongan harga pun ditawarkan ke calon konsumen.

    “Seperti model Yaris Cross Hybrid, itu diskonnya Rp 20 juta. Terus Innova Zenix Hybrid, potongan harganya Rp 10 juta,” ungkap salah satu tenaga penjual di booth Toyota.

    Sementara itu buat model LCGC seperti Agya dan Calya juga mendapatkan potongan harga. “Buat model Calya diskonnya Rp 8 juta, sementara Agya diskonnya Rp 15 juta,” ungkapnya lagi. Untuk model Low MPV seperti Toyota Avanza, diskon yang ditawarkan berkisar Rp 15 juta ke atas.

    Selain diskon, Toyota melalui dealer Auto2000 juga menawarkan berbagai program menarik buat para calon konsumen mobil Toyota, misalnya program Toyota Spektakuler Special Low Rate, kemudian ada Drive Safe & Get the Prize dengan mengaktifkan T Intouch dan menangkan reward-nya, Toyota Trade-In dengan cashback dan lucky draw. Untuk program tentunya syarat dan ketentuan berlaku.

    Bagi yang tertarik mencari mobil Toyota terbaru di GJAW 2024, masih ada waktu hingga hari ini. Harga tiket GJAW 2024 online buat weekdays Rp 40.000 dan harga tiket weekends Rp 70.000. Tiket on the spot juga tersedia selama acara berlangsung dengan harga tiket weekdays Rp 50.000 dan harga tiket weekends Rp 80.000.

    (lua/riar)

  • Relokasi Warga Kolong Tol Angke: KTP DKI Dapat Rusun, Non-KTP Terancam Terlantar

    Relokasi Warga Kolong Tol Angke: KTP DKI Dapat Rusun, Non-KTP Terancam Terlantar

    Relokasi Warga Kolong Tol Angke: KTP DKI Dapat Rusun, Non-KTP Terancam Terlantar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai merelokasi 14 keluarga yang tinggal di kolong Tol Angke, Jakarta Barat, ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Buaya pada Sabtu (30/11/2024).
    Langkah ini bertujuan untuk memberikan hunian yang lebih layak bagi warga yang selama ini hidup di bawah fasilitas umum.
    Relokasi tahap pertama ini, 14 Kepala Keluarga (KK) diharuskan melengkapi persyaratan administratif untuk bisa menempati rusun tersebut.
    Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto, menyatakan proses relokasi berjalan lancar. Satu per satu barang sudah dipindahkan dengan bantuan timnya.
    “Tidak ada penertiban, hanya pemindahan ke rumah susun di Jakarta Barat. Warga menyambut baik langkah ini,” kata Agus.
    Warga ber-KTP Jakarta yang telah direlokasi akan diberikan hak istimewa oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Mereka diberikan kebebasan biaya rusun selama enam bulan.
    Tidak hanya itu, bahkan bantuan berupa sembako juga diberikan dari Pemprov Jakarta untuk mereka.
    “Selama enam bulan kami berikan free. Tidak ada biaya sama sekali. Kemudian ada bantuan sembako,” kata Penjabat (PJ) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, Selasa (26/11/2024).
    Setelah masa tersebut, mereka diwajibkan membayar biaya sewa sesuai tipe unit yang dihuni.
    Tentunya itu menjadi kekhawatiran mereka. Meski digratiskan tinggal selama enam bulan, mereka tetap khawatir dengan beban biaya setelahnya.
    Salah satunya Desi (26). Dia mengaku lega meski harus mengatur pengeluaran ke depannya.
    “Selama enam bulan gratis, tapi setelah itu bayar. Saya ambil tipe 30, biayanya Rp 300.000 per bulan belum termasuk air dan listrik,” ujarnya.
    Begitu pula dengan Acip (72), warga KTP Jakarta yang juga direlokasi, merasa berat memikirkan pengeluaran bulanan.
    “Kalau pakai air banyak, bayar lebih besar. Pakai listrik banyak, bayar lebih besar. Enam bulan gratis, tapi setelah itu berat juga,” keluh Acip.
    Relokasi warga kolong Tol Angke, Jakarta Barat, ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Buaya menyisakan persoalan bagi warga yang tidak memiliki KTP DKI Jakarta.
    Pasalnya, mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan unit di rusun yang disediakan pemerintah.
    Yoknio (71), salah satu warga yang memiliki KTP Tangerang, mengaku bingung akan tinggal di mana setelah harus meninggalkan kolong tol.
    “Saya KTP Tangerang, bingung mau tinggal di mana. Di Tangerang sudah enggak ada keluarga. Barang sudah di-packing, tapi bingung mau dikemanain,” ujar Yoknio saat berbincang dengan
    Kompas.com,
    Sabtu (30/11/2024).
    Bagi warga non-KTP DKI, relokasi ini justru menimbulkan ketidakpastian. Mereka harus mencari tempat tinggal sendiri dengan dana terbatas.
    Meski ada kompensasi berupa uang ganti rugi, Yoknio menganggap itu tidak cukup untuk menjamin kehidupan yang stabil di masa mendatang.
    “Saya sebenarnya mau saja tinggal di rusun, tapi syaratnya tidak bisa dipenuhi. Mau ke mana lagi, bingung,” imbuh Dia.
    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat, Agus Irwanto, memastikan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan warga non-KTP DKI terlantar.
    Dia menyebutkan Pemprov DKI sedang mengupayakan solusi untuk mereka.
    “Untuk warga non-KTP DKI, kami akan bantu mencarikan tempat tinggal lain. Proses ini sedang kami koordinasikan dengan pihak terkait,” kata Agus.
    Meski demikian, Agus belum merinci jenis bantuan atau lokasi alternatif yang akan diberikan kepada warga non-KTP DKI.
    Warga berharap janji tersebut segera direalisasikan agar mereka tidak terkatung-katung tanpa tempat tinggal.
    Sementara itu, warga seperti Yoknio berharap bisa tetap menjalani kehidupan yang layak meski tanpa jatah hunian di rusun.
    “Kalau memang bisa dibantu tempat lain, saya ikut saja. Yang penting ada tempat tinggal,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ternyata Korban Dihabisi saat Tidur, Pelaku Dapat Bisikan Gaib

    Ternyata Korban Dihabisi saat Tidur, Pelaku Dapat Bisikan Gaib

    GELORA.CO – Warga Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan digegerkan dengan pembunuhan yang dilakukan anak terhadap ayah dan neneknya pada Minggu (30/11/2024) dini hari pukul 01.00 WIB.

    Selain mereka, sang ibu turut menjadi korban keberingasan sang anak meski tak berujung tewas seperti dua korban lainnya.

    Adapun pelaku pembunuhan adalah anak baru gede (ABG) berusia 14 tahun berinisial MAS.

    Sementara korban tewas adalah ayahnya, APW (40), dan neneknya RM (69).

    Sedangkan ibunya, AP (40), yang selamat menderita luka tusukan dan berhasil kabur setelah melompati pagar rumahnya.

    Lalu apa saja fakta yang meliputi kasus ini? Berikut penjelasannya.

    Korban Dihabisi saat Tidur, Ibu Selamat 

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung menuturkan bahwa APW dan RM dihabisi MAS saat dalam kondisi tertidur.

    Gogo menuturkan, hal ini diketahui saat penyidik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Diduga korban ditusuk dalam keadaan tidur ya, dalam keadaan tidur,” kata Gogo, Sabtu sore, dikutip dari Tribun Jakarta.

    Sementara, sebelum melakukan pembunuhan, MAS diduga mengambil pisau terlebih dahulu di dapur.

    Namun, Gogo mengungkapkan hal ini masih sebatas informasi awal dan perlu dilakukan pendalaman.

    “Jadi, ini masih kita dalami ya, tapi informasi awal ya, kami dapatkan keterangan dari pelaku, ya ayahnya sedang tidur bersama ibunya, dia turun mengambil pisau. Dari dapur dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan tersebut,” katanya.

    Gogo menjelaskan MAS terlebih dahulu melakukan penusukan terhadap APW dan berlanjut melakukannya lagi terhadap sang ibu, AP.

    Adapun setelah APW ditusuk, sang istri sempat terbangun terlebih dahulu sebelum MAS melakukan tindakan serupa.

    “Ya, jadi ini interogasi awal ya, olah TKP awal ya, dan dikuatkan dengan keterangan dari pelaku. Dia nusuk ayahnya, ibunya bangun, ibunya juga ditusuk juga, tapi mungkin tidak masuk di tempat yang mematikan, setelah itu ibunya teriak,” ungkap Gogo.

    Pada saat itu, AP sempat berteriak, dan suaminya juga lari ke lantai dasar untuk menyelamatkan diri.

    Setelah itu, nenek pelaku, RM terbangun dari tidurnya mendengar teriakan AP dan keluar dari kamar.

    Nahas, RM turut menjadi korban keberingasan MAS dan berujung turut ditusuk.

    “Ayahnya lari sampai dengan bawah ya, setelah itu neneknya keluar. Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar,” ujarnya.

    Terpisah, Kapolsek Cilandak, Febriman Sarlasae mengungkapkan APW dan RM tewas di lantai dasar rumahnya.

    Sementara, AP selamat dan menderita luka parah. Kini, dia masih dirawat di RS Fatmawati.

    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” ujar Febriman.

    Pelaku Ngaku Dapat Bisikan Gaib

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung mengungkapkan MAS mengaku mendapat bisikan gaib sehingga tega membunuh ayah dan neneknya.

    MAS, kata Gogo, sampai tidak bisa tidur akibat bisikan gaib tersebut.

    “Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” katanya.

    Gogo menuturkan pengakuan MAS itu menjadi alasan pihaknya akan melakukan tes kejiwaan terhadap pelau dengan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).

    Adapun hal tersebut turut untuk mengungkap motif pelaku tega membunuh ayah dan neneknya.

    “Ya, saat ini kami sedang menggandeng APSIFOR ya, untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu,” ujar Gogo.

    Sempat Coba Kabur

    Sebelum diamankan polisi, MAS sempat mencoba kabur setelah tega membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan hal itu diketahui dari pengakuan sekuriti kompleks berinisial A yang mencoba memanggil pelaku.

    “Saksi A memanggil pelaku dan tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah,” ungkapnya.

    Kemudian, sekuriti lainnya berinisial T dan G mengejar dan menangkap pelaku.

    Berdasarkan keterangan kedua saksi tersebut, di tangan kiri dan pakaian pelaku terlihat berlumuran darah. Pelaku kemudian diamankan ke Pos Sekuriti setempat

  • Libur Nataru, Pelabuhan Wika Lampung Selatan Akan Dioperasikan Jadi Dermaga Alternatif

    Libur Nataru, Pelabuhan Wika Lampung Selatan Akan Dioperasikan Jadi Dermaga Alternatif

    Liputan6.com, Lampung – Otoritas Pelabuhan Bakaheuni-Merak merencanakan pemanfaatan Pelabuhan Wika di Lampung Selatan sebagai dermaga alternatif untuk penyeberangan selama libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kepadatan arus kendaraan di Pelabuhan Bakauheni, terutama pada musim mudik.

    Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin mengungkapkan bahwa uji coba penyandaran kapal di Pelabuhan Wika telah selesai dilakukan. “Pada 20 November kemarin, uji penyandaran kapal Roro di Pelabuhan Wika, Kecamatan Ketapang, telah dilaksanakan. Uji coba ini penting untuk mengetahui jenis kapal yang dapat bersandar di pelabuhan tersebut,” ujar AKBP Yusriandi, Jumat (29/11/2024).

    Rencananya, Pelabuhan Wika akan mulai beroperasi untuk angkutan penumpang pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang. Namun, penggunaan maksimal pelabuhan ini baru akan diterapkan saat arus mudik Lebaran 2025. Pelabuhan Wika nantinya akan menghubungkan Lampung dengan Pelabuhan Ciwandan di Banten. “Kapal akan bersandar di Pelabuhan Ciwandan dan sebaliknya. Hal ini diperlukan karena pada mudik Lebaran tahun lalu, banyak kendaraan yang berasal dari Ciwandan masuk ke Pelabuhan Bakauheni. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan memutuskan untuk menambah dermaga alternatif,” jelas Yusriandi.

    Untuk kendaraan yang akan menggunakan layanan di Pelabuhan Wika, prioritas diberikan kepada kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat. Namun, kendaraan dengan sumbu enam hingga tujuh, seperti truk besar, tidak akan diizinkan. “Satu kapal di Pelabuhan Wika mampu mengangkut lebih dari 200 motor dalam sekali perjalanan,” terangnya.

    Keuntungan lainnya bagi pengendara yang memilih Pelabuhan Wika adalah kemudahan akses langsung ke Jalan Lintas Timur setelah keluar dari pelabuhan. Hal ini diperkirakan dapat mengurangi waktu tempuh, terutama saat arus lalu lintas padat. Dengan dioperasikannya Pelabuhan Wika, kata Yusriandi, diharapkan dapat memperlancar perjalanan arus mudik dan liburan. “Pelabuhan ini pun diharapkan dapat memberikan kenyamanan lebih bagi para pengendara yang menggunakan jasa penyeberangan,” pungkasnya.

  • Wanita Ngamuk Minta Kereta Berangkat Lebih Awal Alasan Ortu Meninggal, Dimintai Bukti Malah Ngeyel

    Wanita Ngamuk Minta Kereta Berangkat Lebih Awal Alasan Ortu Meninggal, Dimintai Bukti Malah Ngeyel

    TRIBUNJATIM.COM – Media sosial dihebohkan dengan wanita minta kereta berangkat lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan.

    Ia beralasan orangtuanya meninggal.

    Namun ketika ditanya bukti oleh petugas stasiun, wanita tersebut malah ngeyel dan melengos pergi.

    Adapun video viral yang merekam momen tersebut satu di antaranya diunggah oleh akun Instagram @wkwkmedsos pada Jumat (29/11/2024).

    “Wanita mengunggah video saat cekcok dengan petugas KAl, minta kereta Dipercepat demi orangtua yg meninggal,” tulis narasi dalam unggahan.

    Terlihat dalam video, seorang ibu-ibu yang merekam videonya sendiri itu tampak marah-marah kepada seorang petugas.

    “Saya sudah mengikuti aturan, tapi saya minta kebijakan dari orang ini (petugas KAl) karena orang tua saya sudah meninggal. Dan mereka ini tidak percaya minta bukti harus dikirim foto dari sana harus dikirim dulu,” ujar ibu-ibu di dalam video tersebut.

    Tak terpancing emosi, petugas yang bernama Malik tampak tenang sembari tetap mendengarkan ucapan sang ibu yang berteriak-teriak di dalam stasiun.

    Selain itu, ibu tersebut meminta bantuan Presiden Prabowo Subianto untuk menindak kebijakan KAl terhadap kejadian yang ia alami.

    Hingga Sabtu (30/11/2024), unggahan video tersebut sudah mendapatkan ratusan komentar dari warganet.

    Manajer Humas Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko akhirnya angkat bicara mengenai kejadian tersebut.

    Ia mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (16/11/2024) sekitar pukul 16.00 WIB di Stasiun Rangkasbitung, Lebak, Banten.

    Sementara petugas di video bernama Malik Fajar yang sedang berada di pembatas boarding stasiun dan kemudian bertemu dengan penumpang tersebut.

    Ia mengungkapkan, ibu-ibu yang tidak disebutkan identitasnya itu ingin naik kereta api yang tidak sesuai jadwal keberangkatan di tiketnya.

    Ibu tersebut beralasan bahwa orangtuanya meninggal dunia. 

    Namun, saat dimintai bukti, penumpang itu tidak bisa menunjukkannya.

    “Petugas bersikap tegas sopan tidak terpancing emosi meski diancam dilaporkan atau diviralkan,” kata Ixfan kepada Kompas.com, Sabtu.

    Ixfan bercerita, kejadian bermula ketika petugas bertanya kepada ibu-ibu itu atas keluhan yang dialaminya.

    Dengan nada tinggi, ibu-ibu tersebut kemudian menjelaskan ia tidak mendapatkan tiket KA Lokal Merak keberangkatan pukul 16.45 WIB.

    Hal tersebut dikarenakan tiket untuk KA Lokal Merak dengan nomor KA 312 itu telah terjual habis.

    “Kemudian penumpang tersebut bilang mendapat musibah (orangtuanya meninggal dunia),” tutur Ixfan.

    Ibu-ibu itu kemudian dibantu dipesankan tiket KA Lokal Merak 306 yang berangkat pukul 18.55 WIB menggunakan aplikasi Acces by KAI milik petugas loket.

    Tangkapan layar video viral wanita ngamuk minta kereta berangkat lebih awal. (Instagram)

    Meski begitu, ia tetap bersikukuh ingin naik KA Lokal Merak yang berangkat pukul 16.45 WIB dengan menggunakan tiket KA keberangkatan 18.55 WIB.

    “Petugas melarang dan menyarankan agar ikut naik kereta sesuai jadwal keberangkatan yang tertera di tiket yang dimilikinya,” ucap Ixfan.

    Karena ibu itu masih mengeyel, petugas memintanya untuk menunjukkan bukti bahwa orangtuanya meninggal dunia.

    Namun, dia tidak dapat menunjukkannya dan petugas kemudian menyerahkannya kepada Wakil Kepala Stasiun Rangkasbitung untuk ditindaklanjuti.

    “Saat dirundingkan dengan wakil kepala stasiun pun, ingin membantu agar supaya bisa naik, dengan syarat menunjukan bukti musibah yang dialaminya,” ujar Ixfan.

    Namun, sang ibu masih tetap tidak dapat menunjukkan bukti yang dimaksud.

    Ia pun langsung bergegas pergi keluar Stasiun Rangkasbitung sambil menggerutu.

    Ixfan menekankan, setiap penumpang kereta api wajib mematuhi tata tertib di stasiun dan selama perjalanan.

    Sementara itu viral juga kisah Army, pria yang selamat usai tertabrak kereta KRL meski kaki diamputasi.

    Pria berusia 43 tahun mengaku merasa pindah alam saat koma di rumah sakit.

    Army pun menceritakan kronologi kecelakaan tersebut.

    Dalam podcast bersama Denny Sumargo, Army mengaku mengalami hal itu saat dirinya berusia 25 tahun.

    Army mengalami kecelakaan tertabrak KRL saat hendak menjemput ibu temannya di stasiun tahun 2006.

    Saat itu ia datang ke stasiun bersama temannya.

    Ketika menunggu di peron, Army tiba-tiba didorong oleh seseorang dari belakang hingga jatuh ke rel.

    “Di peron saya menerima telfon, sudah selesai, saya datengi temen saya. Mau cari rokok, cari pedagang asongan. Pas hadap belakang, lari dia (pelaku) dorong saya,” ucap Army, melansir dari TribunJateng.

    Hingga saat ini Army tak mengetahui motif orang tersebut mendorongnya.

    “Saya didorong, ikut narik orang itu, jatuhin bareng. Begitu jatuh, reflek lihat kereta di sana udah jalan,” papar Army.

    Badan Army tergulung di bemper rel sejauh 10 meter.

    Army lalu ditemukan di bawah gerbong 5 dengan kondisi sadar.

    “Saya ditemukan di gerbong nomor 5. Sadar saya, ditarik temen saya, begitu ditarik, temen saya nangis sambil menutup koran. Kaki saya masih utuh, masih utuh semua, cuma yang sebelah kiri celananya udah belibet di dagingnya, sudah ditutupin saya bangun,” cerita Army.

    Army pun dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

    Selama dirawat, dokter melarang Army tertidur karena takut nyawa tak tertolong.

    “Begitu di rumah sakit, dari awal kecelakaan nggak pingsan, di rumah sakit tak boleh tertidur saya. Jadi dibangunin terus,”

    Sampai akhirnya Army mengalami koma dan mengalami peristiwa mati suri.

    “Katanya sempet mati suri ya?” tanya Denny Sumargo.

    “Iya, saya bilangnya pindah alam aja, jangan mati suri,”

    Peristiwa itu terjadi saat amputasi kedua, Army mengalami koma dan pindah alam.

    Setelah ngobrol dengan suster, Army mengalami sesak nafas karena ada cairan di paru-paru.

    “Tiba-tiba tettttt, suster langsung neghubungi keluarga, saya cuma dikasih waktu 2 jam. Minta doanya,” 

    Saat itulah, Army mengalami matu suri.

    Ia menceritakan saat peristiwa pindah alam, Army terpisah dari badannya yang terbaring di atas tempat tidur di rumah sakit.

    Army sempat meyakinkan dirinya jika itu adalah mimpi.

    “Saya masih mencerna, wah ini halusinasim itu dokter udah ambil pacu. badan saya dipompa. Posisi saya berdiri, saya pegang badan saya, hitungan melebur bayangan udah hilang tiba-tiba udah nggak ada di situ,” 

    Army mengingat dirinya ada di sebuah lorong besar yang tak berujung.

    “Kita kayak di sebuah lorong, tempat lorong gede. Saya jalan ke kanan nggak ada ujungnya, jalan ke kiri nggak ada ujungnya. 

    Saya jalan itu, suara-suara itu temen-temen family yang sudah meninggal itu keluar bang. Suara aja.

    Bingung saya sembari jalan. Lurus, jarak pandangan saya tiga meter. Gelap, ada bintang. Saya masih belum sadar di situ, saya lagi dimana. Halusinasi,”

    Di posisi itu, Army mengingat seluruh kenangan dari kecil hingga waktu terjadi kecelakaan.

    “Saya masih bertanya, ini masih mimpi lah, saya jalan terus-menerus rasanya kayak berhari-hari,”

    Di tengah jalan itu, Army menemukan sebuah pohon dan dirinya mulai sadar jika ia sudah berpindah alam.

    “Di tengah perjalanan, ada pohon, ada buahnya, kuning keemasan kayak apel. Saya duduk di situ, saya flashback, ini kayaknya saya udah nggak di dunia nih.

    Saya flashback lagi, mengingat memori, ini sebenarnya terjadi apa sih, saya mengalami apa. Karena saya nggak tau ini saya habis kecelakaan. Waktu itu. Begitu saya pindah kesitu saya normal,” 

    “Begitu muncul lagi, banyak minta tolong, ya Allah ampuni saya. Ada suara nggak ada wujud. Wah ini beda alam. Saya cuma bilang Ya Allah kasih saya kesempatan sekali lagi,” 

    Army kembali berjalan ke depan sambil berdoa dan melihat cahaya terang.

    Hingga akhirnya ia kembali ke badannya yang terbaring di kasur rumah sakit.

    “Begitu saya keluar, berbarengan saya lagi dipacu. Iya saya langsung bangun. Itu kata susternya pacuan terakhir saya. Sudah dimasukin selang,” 

    Kini Army menjalani hari-harinya dengan dua kaki palsu.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan

    Detik-detik Penangkapan Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Dipantau Sekuriti Lewat CCTV

    Detik-detik Penangkapan Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Dipantau Sekuriti Lewat CCTV
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepala Sekuriti RW 6 Kelurahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sulaiman, menyaksikan detik-detik tertangkapnya MAS (14), remaja pembunuh ayah dan nenek, APW (40) dan RM (69), di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
    Sulaiman menjelaskan, penangkapan MAS bermula ketika dirinya mengetahui posisi pelaku lewat CCTV.
    Saat itu, MAS tengah berupaya melarikan diri setelah membunuh APW dan RM, serta melukai sang ibu, AP (40), menggunakan pisau di kediaman mereka, Sabtu (30/11/2024), pukul 01.00 WIB.
    “Kebetulan pelaku pembunuhan kelihatan dari CCTV. Jadi kelihatan mereka lari ke depan,” ujar Sulaiman.
    Mengetahui pelaku akan kabur keluar perumahan, anak buah Sulaiman langsung berinisiatif menutup pintu gerbang perumahan.
    Akan tetapi, pelaku masih bisa keluar dari perumahan setelah meloncat pagar kompleks.
    Tak lama kemudian, pelaku pun kabur ke area lampu merah yang tak jauh dari Perumahan Taman Bona Indah.
    Sulaiman mengatakan, anak buahnya langsung mengejar pelaku menggunakan sepeda motor.
    Upaya pengejaran berhasil dan pelaku ditangkap oleh anak buah Sulaiman.
    “Ada anggota saya langsung mengejar pakai motor ke jalan raya sebelum sampai lampu merah, ketangkapnya di situ,” jelas Sulaiman.
    Setelah tertangkap, pelaku kemudian dibawa ke pos sekuriti.
    Sementara itu, Sulaiman langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
    Di TKP, ia sempat melihat jasad APW dan RM di lantai dasar rumah dengan jarak yang tidak berjauhan.
    “Jaraknya tiga meter. Jadi yang satu di sana (RM, di lantai), yang satu (APW) di pojok posisinya,” ungkap Sulaiman.
    Di lokasi, Sulaiman juga mendapati AP yang tengah duduk telentang di depan rumah tetangga.
    AP sempat meminta tolong.
    Akhirnya, Sulaiman pun berusaha menghubungi warga untuk melarikan AP ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
    Tak lama berselang, seorang warga tiba di lokasi dengan membawa mobil.
    AP pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati.
    “Dibawa ke rumah sakit jam 01.40-an,” kata dia.
    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, mengungkapkan, AP masih dalam perawatan dalam kondisi kritis setelah terluka di bagian punggung, lengan, dan pipi.
    “Masih kritis. (Dirawat) di Rumah Sakit Fatmawati,” jelas Gogo.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69), di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak, Kompol Febriman Sarlase, saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau.
    Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumah-rumah Kosong di Kolong Tol Angke, Ditinggal Pemilik ke Kehidupan Baru…

    Rumah-rumah Kosong di Kolong Tol Angke, Ditinggal Pemilik ke Kehidupan Baru…

    Rumah-rumah Kosong di Kolong Tol Angke, Ditinggal Pemilik ke Kehidupan Baru…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di bawah naungan kolong Tol Angke, deretan rumah semi permanen yang dulunya penuh orang kini tampak lengang. Sebagian besar telah ditinggalkan, menyisakan dinding tripleks yang sunyi dan pintu-pintu yang digembok rapat.
    Para pemilik yang bertahun-tahun menetap di sana, kini melangkah ke kehidupan baru di
    Rusun Rawa Buaya
    .
    Sambil mengemas barang-barang seperti kasur dan lemari plastik, warga seperti Desi (26) mengakui beratnya meninggalkan tempat yang telah menjadi rumah sejak kecil. 
    “Sebenarnya tidak mau pindah, tapi ya bagaimana lagi,” ujarnya, Sabtu (30/11/2024).
    Kata Desi, hanya warga dengan KTP Jakarta yang dapat direlokasi ke rusun.
    Selama enam bulan pertama, warga akan tinggal di rusun secara gratis, namun setelah itu diwajibkan membayar biaya sewa.
    “Saya ambil yang tipe 30, kemarin Rp 300.000 per bulan, belum termasuk air dan listrik. Kalau dihitung semua, ya lumayan mahal,” kata dia.
    Namun, tidak semua penghuni beruntung. Mereka yang ber-KTP luar Jakarta, seperti Yoknio (71), hanya bisa menatap rumah-rumah kosong itu dengan kebingungan.
    Dia tidak mendapatkan jatah unit rusun karena ber-KTP Tangerang.
    Yoknio, yang telah tinggal di kolong tol sejak tahun 2012, harus meninggalkan tempat tersebut tanpa memiliki tujuan jelas.
    “Saya KTP Tangerang, bingung mau tinggal di mana. Di Tangerang sudah tidak ada keluarga. Barang sudah di-packing, tapi bingung mau dikemanain,” ujar Yoknio.
    Menurut Yoknio, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memberikan kompensasi berupa uang ganti rugi bagi warga non-KTP Jakarta.
    Yoknio sebenarnya bersedia tinggal di rusun jika diizinkan.
    Tetapi dia juga khawatir tidak mampu membayar biaya sewa setelah masa gratis enam bulan pertama berakhir.
    “Saya mau-mau saja yang penting masih bisa usaha. Kalau di rusun memang dikasih bantuan selama enam bulan gratis, ke depannya bayar. Tetapi, kita bakal panjang tinggal di sana, jadi takut bingung bayarnya nanti,” kata Yoknio.
    Sebanyak 139 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya bertempat tinggal di kolong tol atau kolong jembatan berbagai wilayah di Jakarta direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
     
    Hal tersebut diumumkan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Kelik Indroyanto dalam acara penyerahan kunci kepada penghuni perpindahan kolong tol Jalan Inspeksi Kanal Barat (Jelambar Baru) ke Rusunawa Rawa Buaya.
    “Terdapat 139 KK yang ber-KTP DKI yang akan dipindahkan ke beberapa lokasi rusunawa yang dikelola Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta,” ujar Kelik di Rusunawa Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (30/11/2024).
    Sebanyak 44 KK terdiri dari 22 unit tipe 30 dengan biaya retribusi Rp 360.000 per bulan dan 22 unit tipe 36 dengan retribusi Rp 550.00 per bulan.
    Kemudian sebanyak 95 KK direlokasi ke Rusunawa Daan Mogot Blok sebanyak 20 unit, Rusunawa Daan Mogot Tower sebanyak 4 unit, Rusunawa Tegal Alur sebanyak 26 unit, Rusunawa PIK I Pulogadung sebanyak 45 unit. Adapun 95 KK itu mendapatkan unit dengan tipe 36.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.