provinsi: BANTEN

  • Kota Tangerang Siap Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis, Anggarannya Rp 30 Miliar

    Kota Tangerang Siap Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis, Anggarannya Rp 30 Miliar

    Kota Tangerang Siap Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis, Anggarannya Rp 30 Miliar
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Dinas Pendidikan
    Kota Tangerang
    , Jamaluddin menyatakan kesiapannya dalam melaksanakan program
    Makan Bergizi Gratis
    (MBG) pada 2025.
    Sebab, pihaknya telah melaksanakan uji coba MBG di 114 sekolah dasar (SD) di Kota Tangerang. Itu menjadi bukti kesiapaan terhadap program MBG.
    “Sekolah sudah terbiasa. Jadi insya Allah siap melaksanakannya di tahun depan,” ujar Jamaluddin melalui keterangannya, Senin (2/12/2024). 
    Pihaknya juga telah melaksanakan evaluasi secara menyeluruh, baik dari segi pelaksanaan di sekolah maupun penyedia makanan dalam proses uji coba MBG sejak Agustus 2024.
    “Dari sisi penyedia, kami terus meningkatkan kualitas, termasuk rasa dan takaran gizi, agar lebih sempurna,” kata dia.
    Adapun, untuk anggaran program MBG, pihaknya telah memasukannya ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan berharap ada tambahan anggaran dari pemerintah pusat.
    “Kami telah menganggarkan program MBG dalam APBD dan diharapkan mendapatkan dukungan anggaran tambahan dari pemerintah pusat,” imbuh dia. 
    Diketahui, DPRD Kota Tangerang menyetujui alokasi anggaran Rp 30 miliar untuk program MBG di sekolah pada 2025.
    Anggaran ini ditetapkan dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang tahun 2025.
    “Kami baru saja menyelesaikan amanah penetapan anggaran untuk realisasi program Makan Bergizi Gratis pada tahun depan sebesar Rp 30 miliar,” ujar Ketua DPRD Kota Tangerang Rusdi Alam dalam keterangannya, Senin.
    Selain itu, anggota dewan akan mengawal program ini hingga terlaksana dengan baik.
    Program ini dirancang untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya siswa di tingkat SD, SMP, dan SMA/sederajat. 
    Oleh sebab itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memastikan kelancaran program ini.
    DPRD juga akan menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat mengenai mekanisme pelaksanaan.
    “Kami bersama pemerintah daerah masih menunggu mekanisme pelaksanaan dari pemerintah pusat, sekaligus terus melakukan persiapan dengan mempertimbangkan banyak masukan, termasuk dari Kota Tangerang,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengertian Skizofrenia dan Penyebabnya Terkait dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus

    Pengertian Skizofrenia dan Penyebabnya Terkait dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus

    Jakarta, Beritasatu.com – Seorang anak berusia 14 tahun di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, diduga melakukan perbuatan tragis dengan menusuk ayah dan neneknya hingga tewas pada Sabtu (30/11/2024). Sang anak diduga mengidap gangguan mental skizofrenia.

    Pelaku mengaku mendengar bisikan yang mendorongnya melakukan tindakan tersebut, yang sering dikaitkan dengan gejala psikosis, salah satu ciri dari gangguan mental serius bernama skizofrenia.

    Beruntungnya, ibu pelaku berhasil selamat meskipun dalam kondisi kritis. Kasus ini mengejutkan masyarakat dan menyoroti pentingnya pemahaman tentang skizofrenia, gangguan mental yang dapat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku.

    Berikut ini penjelasan mengenai apa itu skizofrenia dan penyebabnya yang berkaitan dengan perilaku anak yang membunuh ayah dan neneknya, dikutip dari Mayo Clinic, Senin (2/12/2024).

    Apa Itu Skizofrenia?
    Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang ditandai dengan gejala, seperti halusinasi (contohnya mendengar suara-suara yang tidak nyata), delusi (keyakinan salah), pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Kondisi ini biasanya muncul pada masa remaja akhir atau dewasa muda, tetapi pada beberapa kasus, gejalanya bisa muncul lebih dini​.

    Penyebab Skizofrenia
    Para ahli tidak menemukan satu penyebab tunggal skizofrenia, melainkan kondisi ini disebabkan oleh kombinasi faktor biologis dan lingkungan, seperti:

    – Ketidakseimbangan sinyal kimia otak
    Neurotransmiter, seperti dopamin dan glutamat, yang berperan penting dalam komunikasi antarsel otak, sering kali tidak seimbang pada penderita skizofrenia​.

    – Masalah perkembangan otak sebelum lahir
    Faktor seperti infeksi selama kehamilan, malnutrisi ibu, atau komplikasi persalinan dapat memengaruhi perkembangan otak janin​.

    – Gangguan koneksi antarbagian otak
    Penelitian menunjukkan adanya disfungsi koneksi antara berbagai area otak yang mengatur emosi, pemikiran, dan persepsi​.  Faktor genetik dan lingkungan, seperti trauma masa kecil, stres berat, atau penggunaan zat tertentu seperti ganja pada usia muda, juga meningkatkan risiko.

    Gejala Utama Skizofrenia
    Gejala skizofrenia terbagi menjadi tiga kelompok utama:

    – Gejala positif
    Termasuk halusinasi, delusi, dan pikiran yang tidak terorganisasi.
    – Gejala negatif
    Kehilangan minat atau motivasi, datar secara emosional, dan menarik diri dari hubungan sosial.
    – Gangguan kognitif
    Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.

    Penanganan Skizofrenia
    Meski skizofrenia belum dapat disembuhkan, berbagai terapi dapat membantu mengelola gejalanya sebagai berikut ini.

    – Medikasi antipsikotik
    Obat-obatan ini adalah pilar utama dalam pengobatan, membantu mengurangi halusinasi dan delusi​.
    – Terapi psikososial
    Termasuk terapi perilaku kognitif (CBT), pelatihan keterampilan sosial, dan dukungan keluarga​.
    – Dukungan jangka panjang
    Perawatan holistik melibatkan komunitas dan keluarga, memastikan pasien skizofrenia tetap mengikuti rencana pengobatan untuk mencegah kambuh​.

  • Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Forensik: Faktor Fantasi Kekerasan Perlu Diperiksa

    Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Forensik: Faktor Fantasi Kekerasan Perlu Diperiksa

    Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Forensik: Faktor Fantasi Kekerasan Perlu Diperiksa
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang perlu ditelaah untuk memahami motif di balik perbuatan MAS (14).
    Remaja tersebut tega membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), di rumah mereka di kawasan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024).
    “Saya juga mencari tahu tentang fantasi-fantasi kekerasan yang ada pada dia. Bicara fantasi kekerasan, berarti relevan bagi kita untuk mencoba,” ujar Reza, dikutip dari
    Kompas TV
    , Senin (2/12/2024).
    Selain itu, analisis lainnya juga harus dimulai dari sistem mikro atau kondisi mental individu. Salah satunya kemungkinan MAS memiliki kondisi mental khusus.
    “Lalu, mencoba mengidentifikasi apa saja yang dia baca, situs apa saja yang dia kunjungi,” ucap Reza.
    Reza juga menyoroti pentingnya untuk menganalisis pola ekspresi amarah MAS selama beraktivitas di lingkungan rumah.
    “Saya akan mencoba menganalisis pola ekspresi amarah, mengecek stabilitas dia di lingkungan pendidikan, juga coba saya cari tahu tentang relasi sosialnya,” ucap Reza.
    Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Cilandak, Kompol Febriman Sarlase, berujar bahwa MAS membunuh ayah dan neneknya, APW dan RM, di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Febriman.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan neneknya menggunakan senjata tajam jenis pisau.
    Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuh. Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” kata Febriman.
    Kini, MAS disebut terus menangis dan menyesali perbuatannya. Saat ini, ia juga menanyakan kondisi ibunya yang sebelumnya turut ditikam.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KPU RI: 456 TPS gelar pemungutan suara kembali di Pilkada 2024

    KPU RI: 456 TPS gelar pemungutan suara kembali di Pilkada 2024

    Jakarta (ANTARA) – Anggota KPU RI Iffa Rosita mengungkapkan ada sekitar 456 tempat pemungutan suara (TPS) yang akan kembali melakukan pemungutan suara Pilkada Serentak 2024.

    Berdasarkan data KPU RI pada hari Senin (2/12), pukul 21.15 WIB, ada sebanyak 146 TPS akan melakukan pemungutan suara ulang (PSU), 242 TPS pemungutan suara susulan (PSS) dan 68 TPS melakukan pemungutan suara lanjutan (PSL).

    “Ini data terbaru (total 456TPS),” kata Iffa saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.

    Sementara itu, Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin pada hari Jumat (29/11) menjelaskan ada beberapa alasan dilaksanakan PSU, PSS dan PSL. Pertama, bencana alam.

    Kedua, gangguan keamanan. Ketiga, kesalahan administrasi atau prosedur oleh kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

    Keempat, pemilih yang tidak mendaftar atau tidak menggunakan hak pilih. Kelima, adanya rekomendasi dari Bawaslu.

    Berikut jumlah TPS Pilkada 2024 yang terdampak:

    A. PSU

    1. Aceh: Kota Banda Aceh (1)
    2. Bali: Karangasem (1)
    3. Banten: Kota Tangerang Selatan (2)
    4. Bengkulu: Bengkulu Tengah (1)
    5. Jambi: Kota Sungai Penuh (5)
    6. Jawa Barat: Bogor (1) dan Sukabumi (1)
    7. Jawa Tengah: Karanganyar (1), Kota Semarang (1) dan Pemalang (1)
    8. Jawa Timur: Bangkalan (4), Bondowoso (1), Kota Madiun (1), Sampang (2) dan Sumenep (2)
    9. Kalimantan Barat: Ketapang (1), Landak (2), Melawi (1) dan Mempawah (2)
    10. Kalimantan Tengah: Barito Selatan (2), Kapuas (1), Katingan (1) Kota Palangka Raya (2) dan Kotawaringin Timur (1)
    11. Kalimantan Timur: Kutai Timur (2), Penajam Paser Utara (2) dan Samarinda (1)
    12. Kepulauan Riau: Kota Tanjungpinang (1)
    13. Maluku: Kepulauan Tanimbar (1), Maluku Barat Daya (1), Maluku Tenggara (4) dan Seram Bagian Barat (1)
    14. Maluku Utara: Halmahera Tengah (1), Halmahera Utara (2), Kota Ternate (1) dan Pulau Taliabu (5)
    15. Nusa Tenggara Barat: Sumbawa Barat (1)
    16. Nusa Tenggara Timur: Alor (1), Flores Timur (2) dan Kota Kupang (1)
    17. Papua: Jayapura (4), Kepulauan Yapen (1), Mamberamo Raya (7) dan Supiori (2)
    18. Papua Barat Daya: Maybrat (2) dan Tambrauw (2)
    19. Papua Pegunungan: Jayawijaya (18)
    20. Papua Selatan: Asmat (3) dan Boven Digoel (1)
    21. Papua Tengah (5)
    22. Sulawesi Barat: Mamasa (3), Mamuju (3) dan Pasangkayu (1)
    23. Sulawesi Selatan: Bone (1), Enrekang (3), Luwu Timur (1), Makassar (1), Maros (1), Tanatoraja (2) dan Toraja Utara (1)
    24. Sulawesi Tenggara: Kolaka Utara (1) dan Kota Kendari (1)
    25. Sumatera Barat: Dharmasraya (1), Kepualauan Mentawai (2) dan Tanah Datar (1)
    26. Sumatera Selatan: Kota Pagar Alam (1), Kota Palembang (5), dan Kabupaten Ogan Komering Illir (2)
    27. Sumatera Utara: Nias Selatan (5)

    B. PSS

    1. Papua: Sarmi (5)
    2. Papua Pegunungan: Jayawijaya (11) dan Yahukimo (35)
    3. Papua Tengah (80), Nabire (1) dan Puncak (2)
    4. Sumatera Utara: Asahan (2), Deli Serdang (30), Kota Binjai (20), Medan (54), Nias (2)

    C. PSL

    1. Banten: Kota Tangerang (1)
    2. Jawa Barat: Karawang (1)
    3. Maluku: Maluku Tengah (1)
    4. Papua Pegunungan: Jayawijaya (3)
    5. Papua Selatan: Asmat (1)
    6. Papua Tengah: Paniai (53)
    7. Sumatera Utara: Deli Serdang (1) dan Medan (7).

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Guido Merung
    Copyright © ANTARA 2024

  • Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Dikenal Sosok yang Pendiam dan Pintar

    Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Dikenal Sosok yang Pendiam dan Pintar

    Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Dikenal Sosok yang Pendiam dan Pintar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya APW (40) dan neneknya, RM (69) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan dikenal memiliki sifat pendiam dan berprestasi di dunia akademik.
    Salah satu kerabatnya, AR (37), mengatakan, MAS juga dikenal sosok yang mudah berbaur dengan keluarga lainnya.
    “Kalau sosok anak ini sebenarnya pendiam ya, cuma dia berbaur dengan sepupunya, main bareng itu akrab. Terus akademisnya juga pintar. Kayak anak-anak pada umumnya lah,” kata AR saat ditemui di Cilandak, Senin (2/11/2024).
    Selain itu, AR juga menyoroti soal pola asuh kedua orangtua pelaku, APW (40) dan AP (40) terhadap MAS yang dinilai tanpa kekerasan.
    Bahkan, AR menilai keluarga MAS adalah keluarga yang hangat dan ceria. 
    “Kalau itu (pola pengasuhan yang keras) saya berani bilang enggak ada sama sekali. di sini keluarganya lembut semua, ramah, ceria, ya gimana keluarga yang hangat. Enggak ada konflik atau apa,” kata AR.
    Maka dari itu, AR terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh MAS dengan menikam ayah, ibu, dan neneknya.
    “Terus prestasi juga, ibu korban pernah cerita bagus juga. Saya enggak tahu kenapa bisa kayak gini,” tambah dia.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
     
    Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah. Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
    Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
    Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
    Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan. Seorang petugas keamanan memanggil MAS.
    Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah. Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya Dikenal Sosok yang Pendiam dan Pintar

    Keluarga Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Sangat Hangat

    Keluarga Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Sangat Hangat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – AR (37), kerabat keluarga APW (40) dan RM (69), ayah dan nenek korban pembunuhan anak berinisial MAS (14) di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, mengaku terkejut dengan insiden ini.
    Pasalnya, AR yang merupakan sepupu APW itu menilai, keluarga korban terbilang hangat.
    “Saya enggak percaya sih sebenarnya karena keluarga ini kan keluarga yang super hangat ya ibaratnya. Terus juga enggak ada perilaku yang negatif, sama sekali enggak ada. Di sini tuh rumah yang hangat gitu ibaratnya,” kata AR saat ditemui di Cilandak, Senin (2/12/2024).
    AR juga menyebut, MAS tidak pernah menunjukkan sikap negatif terhadap anggota keluarga.
    Menurut dia, pelaku hidup seperti remaja pada umumnya yang berbaur dengan keluarga, walaupun sifatnya pendiam.
    “Sekitar dua minggu lalu, waktu itu kita ada acara kumpul keluarga besar di Puncak ya kita main, kita guyub, kita bercanda-bercanda sama pelaku juga,” tambah AR.
    AR pun meyakini orangtua MAS tidak menerapkan pola asuh yang keras terhadap sang anak. Bahkan, AR bilang, orangtua MAS adalah sosok yang lembut, ramah, dan jauh dari konflik.
    “Kalau itu (pola pengasuhan yang keras) saya berani bilang enggak ada sama sekali. Di sini keluarganya lembut semua, ramah, ceria, ya gimana keluarga yang hangat. Enggak ada konflik atau apa,” kata AR.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi titipkan anak yang bunuh ayah dan nenek di rumah aman

    Polisi titipkan anak yang bunuh ayah dan nenek di rumah aman

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian menitipkan anak berinisial MAS (14) yang membunuh ayahnya (APW) dan neneknya (RM) serta melukai ibunya (AP) di rumah aman setelah ada hasil asesmen dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor).

    “Setelah selesai asesmen dari ahli psikologi anak Apsifor,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Ade Rahmat Idnal saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Ade mengatakan untuk pemeriksaan kejiwaan tidak bisa dipastikan lamanya, namun pihaknya berjanji sesegera mungkin akan mengabarkan.

    Kepolisian masih memastikan kondisi sang ibu pelaku dan berharap bisa meminta keterangannya. “Pasti kami mintakan keterangan,” ujarnya.

    Kepolisian menyatakan MAS yang membunuh ayahnya dan neneknya serta melukai ibunya (AP) di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, tak ditahan di Polres Metro Jakarta Selatan, melainkan sang anak akan dititipkan di rumah aman.

    Kepolisian menyebutkan MAS (14) bersikap sopan dan penurut.

    MAS membunuh ayahnya dan neneknya serta melukai ibunya (AP) di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11) pukul 01.00 WIB.

    Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan petugas keamanan Perumahan Bona Indah berinisial AP, MAS terlihat berjalan cepat meninggalkan lokasi.

    Karena petugas keamanan telah menerima laporan tentang pembunuhan di rumah korban, saksi AP langsung memanggil pelaku.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Lama-lama Makin Mirip, Apa Bedanya GIIAS dan GJAW?

    Lama-lama Makin Mirip, Apa Bedanya GIIAS dan GJAW?

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) lama-lama makin menyerupai Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS). Selain lokasi yang sama-sama di ICE BSD Tangerang Selatan, skala acara dan jumlah pesertanya juga tak berbeda jauh.

    Bukan hanya itu, pameran GJAW yang semula hanya menjadi ‘pelengkap’ GIIAS diprediksi akan makin besar tahun depan. Bahkan, bukan tak mungkin, jumlah hall yang semula hanya enam bisa bertambah lebih banyak!

    Kondisi tersebut mungkin membuat sebagian pihak bertanya-tanya, apa yang membuat GJAW berbeda dari GIIAS? Nah, Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo, Rizwan Alamsjah punya jawabannya.

    “Jadi GIIAS itu tempat untuk memperkenalkan teknologi atau kemajuan dari industri otomotif kepada pengunjung. Sementara kalau GJAW kan betul-betul untuk penjualan dan makanya diadakan di ujung tahun,” ujar Rizwan saat ditemui di ICE BSD, Tangerang Selatan.

    Rizwan Alamsjah selaku Ketua Penyelenggara GIIAS dan GJAW. Foto: Doc. Septian Farhan Nurhuda

    Sebagai pengingat, pameran GJAW tahun sebelumnya digelar di Jakarta Convention Center atau JCC, Jakarta Pusat. Ketika itu, acara tersebut mengusung konsep lifestyle yang memadukan tema otomotif dengan fashion dan musik.

    Bahkan, kami ingat betul, GJAW tahun lalu mengundang musisi-musisi besar untuk meramaikan pameran, mulai dari Ahmad Dhani Project (Ahmad Band), Noah, hingga musisi dunia seperti Johnny Stimson.

    Jakarta Auto Runaway. Foto: Doc. Gaikindo

    Bukan hanya itu, pameran tersebut juga kian semarak berkat kehadiran program Jakarta Auto Runaway yang menampilkan sejumlah fashion designer terkenal dari Indonesia. Namun, semua hiburan ekstra tersebut tak terlihat di GJAW 2024.

    “Tapi tetap saja ada (hiburan ekstra), kita kan ada gimmick semacam balapan ini dan itu. Hanya saja kita ganti-ganti terus agar pengunjung tak bosan, tahun lalu iya ada pertunjukan (musik) kalau kali ini beda lagi. Mungkin tahun depan begitu, tetapi tetap fokus kita itu penjualan,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Dikenal Sopan dan Santun, Mengapa Remaja 14 Tahun Bunuh Keluarga?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2024

    Dikenal Sopan dan Santun, Mengapa Remaja 14 Tahun Bunuh Keluarga? Megapolitan 2 Desember 2024

    Dikenal Sopan dan Santun, Mengapa Remaja 14 Tahun Bunuh Keluarga?
    Editor

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tangis MAS (14) pecah di ruang pemeriksaan Polres Metro Jakarta Selatan. Remaja yang kini dikenal sebagai pelaku pembunuhan ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, disebut sangat menyesal.
    “Iya, menangis dan berulang kali mengatakan menyesal. Sangat menyesal yang bersangkutan,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal, Senin (2/12/2024).
    Namun, penyesalan ini menimbulkan kebingungan. MAS, yang juga menikam ibunya hingga terluka parah, selama ini dikenal sebagai anak yang sopan, santun, dan penurut.
    “Yang bersangkutan anak yang sopan, santun, dan penurut sama orangtua, jauh dari temperamental,” jelas Ade.
    Sifatnya yang jauh dari perilaku kasar membuat tindakannya sulit dipahami.
    MAS, saat ini sudah menunjukkan stabilitas emosional.
    Menurut Ade, kondisinya cukup stabil, dan ia sudah mulai bisa diajak bicara serta menjawab beberapa pertanyaan polisi.
    Meski begitu, jawaban atas pertanyaan mengapa tragedi ini terjadi masih menjadi misteri.
    Untuk mengungkap motifnya, polisi akan melibatkan psikolog forensik, psikolog anak, dan psikiater.
    “Kita akan gunakan juga psikolog anak dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), kemudian juga sampai tahap psikiater untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan pembunuhan,” tambah Ade.
    Kapolsek Cilandak, Kompol Febriman Sarlase, sebelumnya menjelaskan bahwa MAS membunuh ayah dan neneknya, APW dan RM, di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Febriman.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan neneknya menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuh.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” kata Febriman.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    (Reporter: I Putu Gede Rama Paramahamsa | Editor: Fitria Chusna Farisa)
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dititipkan ke Kemensos

    Pelaku Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dititipkan ke Kemensos

    Bisnis.com, JAKARTA — Polres Metro Jakarta Selatan mengungkapkan bahwa pelaku pembunuh ayah dan nenek berinisial MAS (14) sudah menjadi anak yang berhadapan dengan hukum (tersangka).

    Pelaksana Harian (Plh) Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi menjelaskan pelaku MAS dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan subsider 351 KUHP tentang Tindak Pidana Penganiayaan Berat yang berakibat luka berat dan mati.

    “Iya jadi tersangka dijerat dengan Pasal 338 subsider 351 KUHP,” tuturnya di Jakarta, Senin (2/12).

    Menurut Nurma, pelaku MAS tidak ditahan melainkan dititipkan ke Kementerian Sosial (Kemensos) karena pelaku masih di bawah umur. Selain itu, MAS juga tidak disebut tersangka, tetapi anak yang berhadapan dengan hukum. 

    “Dititipkan di lembaga penitipan anak pada Kementerian Sosial,” katanya.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Selatan membeberkan bahwa pelaku pembunuhan terhadap ayah dan nenek berinisial MAS (14) merupakan anak yang penurut dan sopan.

    Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Rahmat Idnal mengatakan bahwa pelaku berinisial MAS (14) bukanlah sosok yang tempramental. Bahkan, berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, pelaku MAS merupakan sosok yang penurut dan sopan.

    Menurutnya, kepolisian belum bisa secara utuh menyimpulkan alasan anak tersebut membunuh ayah dan neneknya. 

    “Nanti ahli psikologi forensik anak yang akan menyimpulkan sebagai ahlinya,” tutur Ade di Jakarta, Senin (2/12).