provinsi: BANTEN

  • Kriminal kemarin, tukang telur tewas hingga anggota bunuh ibunya

    Kriminal kemarin, tukang telur tewas hingga anggota bunuh ibunya

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan dengan keamanan menghiasi Jakarta yang terjadi pada Kamis (5/12), mulai dari tukang telur gulung tewas hingga anggota Kepolisian membunuh ibunya.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Polisi sebut tukang telur tewas karena dipukuli warga

    Polisi menyebutkan, alasan tukang telur gulung, pria berinisial MR, tewas akibat dipukuli warga karena diduga membawa kabur motor milik bosnya di Jakarta Selatan.

    “Infonya karena mau diajak nyari motornya,” kata Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP Suwarno saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis.

    Selengkapnya di sini

    2. Polisi tangkap dua perampas mobil berisi lima ton ikan di Jakut

    Polisi menangkap dua orang perampas mobil bermuatan ikan salem seberat lima ton di Jalan Hiu Raya Pelabuhan Muara Baru Jakarta Utara.

    “Kedua pelaku, pertama seorang pria berinisial SH dan wanita berinisial CA,” kata Kanit Reskrim Polsek Kawasan Muara Baru, Ipda Rionardo di Jakarta, Kamis.

    Selengkapnya di sini

    3. Jasad wanita ditemukan di semak-semak di Tangerang

    Sesosok jasad wanita berinisial IK (22) ditemukan dalam keadaan telungkup di semak-semak pinggir kali Kampung Kebon Rampok RT.01/07, Desa Gaga Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (4/12) sekitar pukul 14.30 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, kasus tersebut telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Rabu pukul 18.47 WIB.

    Selengkapnya di sini

    4. Polisi limpahkan berkas anak bunuh ayah dan nenek ke Kejari Jaksel

    Kepolisian telah melimpahkan berkas kasus anak berinisial MAS (14) yang membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) serta melukai ibunya, AP, ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.

    “Berkas sudah dikirim tadi di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan,” kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Selengkapnya di sini

    5. Kasus anggota yang bunuh ibunya, Polisi: Kode etik tetap berjalan

    Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Metro Jaya menjelaskan proses penerapan kode etik kepada anggota Kepolisian berinisial Aipda NP (41) yang menganiaya ibunya hingga tewas di Cileungsi, Bogor, tetap berjalan.

    “Untuk proses kode etik tetap berjalan, bersama-sama dengan pidananya,” kata Kabid Propam Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Bambang Satriawan saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Kamis.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysna P

    TRIBUNNEWS.COM – Celotehan riang anak-anak terdengar dari sebuah bangunan di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Selasa (19/11/2024) siang. Suara-suara tersebut beriringan dengan derik serangga khas hutan di kaki Gunung Slamet.

    Saat menengok ke dalam, beberapa dari anak-anak tampak berlari, saling mengejar. Sementara yang lain, ada yang bermain bola, sedotan, dan menaiki kuda karet atau kuda-kudaan.

    Begitu juga dengan Bagas Ibrahim. Bocah berusia 3 tahun 4 bulan itu tampak asyik bermain. Namun, begitu mendengar namanya dipanggil sang ibu, Efi Muslimah, bocah tersebut langsung mendekat dan duduk di pangkuan.

    Sementara di hadapan Bagas, duduk seorang wanita bernama Ani yang membawa lima buah sedotan warna-warni.

    “Mas Bagas, Bunda punya lima sedotan. Coba Bagas tunjuk mana sedotan warna merah?” pinta Ani.

    Bagas langsung menunjuk sedotan merah.

    “Sekarang, coba tunjuk sedotan hijau,” ujar Ani lagi. Dengan sigap, Bagas menunjuk dan mengambil sedotan hijau dari tangan Ani.

    “Ini, ini,” serunya hingga ia berhasil menebak seluruh warna sedotan itu.

    “Selanjutnya, Bunda bawa 5 kartu, coba tunjuk mana angka 1,” kata dia.

    Meski sempat terlihat bingung, Bagas lantas mengambil kartu dengan tulisan 1. Begitu juga saat Ani memintanya menunjuk kartu angka 2, 3, 4, dan 5. 

    Selesai dengan Bagas, Ani beralih pada bocah lainnya. Satu per satu hingga semua selesai diajaknya bermain sambil belajar.

    Ya, beginilah suasana kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Rumah Anak SIGAP adalah pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun di Desa Sokawera.

    Rumah Anak SIGAP merupakan inisiatif lembaga filantropi, Tanoto Foundation dengan harapan kualitas pola pengasuhan anak usia dini dapat meningkat.

    Sudah satu tahun ini, Rumah Anak SIGAP menjadi saksi bertumbuh dan berkembangnya anak-anak usia dini di Desa Sokawera, sebuah desa yang berada di kaki Gunung Slamet.

    Ani yang menjadi koordinator mengatakan, ada 65 anak usia 0-3 tahun serta para orang tua yang menjadi penerima manfaat dari keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Mereka terbagi ke dalam empat kelompok usia, yaitu: usia 0-6 bulan; usia 7-12 bulan; usia 13-24 bulan; dan usia 25-36 bulan.

    Sepekan sekali, mereka berkegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setiap kegiatan akan didampingi koordinator dan fasilitator.

    “Tim pengurus Rumah Anak SIGAP terdiri dari satu koordinator dan empat fasilitator yang sebelumnya telah menjalani seleksi dan pelatihan dari Tanoto Foundation,” ujarnya kepada Tribunnews.com.

    Pemberian Stimulasi dan Peningkatan Pengasuhan

    Ani menjelaskan, kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak.

    Seperti dalam kegiatan hari itu. Para fasilitator atau yang disapa bunda menggelar Kelas Bermain Bersama (KBB) dengan tema mencocokkan angka dan warna dengan alat peraga berupa sedotan warna-warni.

    Di hari lain, giliran para ibu yang mendapatkan materi terkait ilmu parenting. Sebut saja tentang tata cara pengasuhan dasar, pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), peran gender dalam pengasuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan materi lain yang berkaitan dengan pengasuhan anak.

    Materi tentang pengasuhan bisa didapatkan dari tim pengurus Rumah Anak SIGAP yang setiap bulannya mengikuti coaching dari pihak Tanoto Foundation serta tokoh berkompeten yang diundang sebagai pembicara. Misalnya bidan, dokter, ahli gizi, tokoh agama, hingga akademisi.

    “Jadi tidak hanya anaknya yang belajar, orang tua yang mendampingi pun ikut sekolah. Mereka mendapatkan pengetahuan keterampilan agar dapat melakukan pengasuhan yang positif dan responsif,” ucap Ani.

    Ani mengatakan, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Rumah Anak SIGAP masih bersifat sukarela. Siapapun yang memiliki anak dengan usia di bawah 3 tahun boleh ikut.

    Mereka tidak perlu membayar iuran. “Untuk saat ini, kami belum mengutip apapun dari orang tua karena semua kegiatan operasional masih didanai oleh Tanoto Foundation,” tambahnya. 

    Tantangan yang Dihadapi

    Selain memberikan dampak positif, keberadaan Rumah Anak SIGAP juga menghadapi beberapa tantangan

    Ani mengatakan, dalam menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera tak semudah yang dibayangkan. Hal ini diamini oleh seorang fasilator, Ana Rosalina.

    Di awal kehadirannya, yaitu pada Agustus 2023, masyarakat Desa Sokawera banyak yang belum memahami apa itu Rumah Anak SIGAP.

    Mereka masih bingung akan seperti apa kegiatan dan aktivitas di Rumah Anak SIGAP. Untuk menjaring peserta, tim pengurus rajin bersosialisasi melalui kegiatan posyandu, PKK, hingga media sosial.

    Hingga akhirnya, ada 80an anak usia dini yang terdaftar sebagai peserta layanan Rumah Anak SIGAP sejak diresmikan.

    “Dari 80 anak itu, yang sudah lulus ada 15 anak. Lulusnya karena usia mereka sudah di atas 3 tahun dan sisanya 65 anak masih menjadi penerima manfaat hingga sekarang,” kata Ana.

    Kendala lain yang dihadapi Ana dkk adalah mengubah pola asuh orang tua. Menurutnya, ini adalah bagian tersulit. Namun dengan pendekatan yang dilakukan, perlahan mulai ada perubahan pengasuhan.

    “Dulu pengasuhan anak dilakukan secara asal-asalan, misalnya masih banyak ibu yang anaknya belum 6 bulan sudah dikasih makan atau MPASI dini. Sekarang sudah tidak ada lagi,” tutur Ana.

    Ana menuturkan, mayoritas orangtua yang menjadi penerima manfaat Rumah Anak SIGAP adalah ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP dan SMA.

    Tingkat partisipasi juga menjadi satu tantangan yang dihadapi saat menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera. 

    Terlebih pada kategori anak usia 0-6 bulan di mana mereka menjadi peserta paling sedikit di antara kelompok usia yang lain. Hanya ada 3 anak.

    Menurut Parsini, fasilitator lainnya, hal ini erat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang mana bayi yang belum berusia 40 hari, tidak boleh dibawa keluar rumah.

    “Pamali katanya kalau belum 40 hari sudah dibawa keluar rumah. Biasanya dilarang oleh simbah-simbah mereka,” kata dia.

    Mengetahui hal tersebut, pendekatan yang dilakukan Parsini lebih berfokus pada edukasi tentang hal positif seperti daya tahan tubuh.

    Tantangan lainnya ada pada tingkat kehadiran yang cenderung tak bisa sampai 100 persen untuk kelompok 0-6 bulan dan 6-12 bulan.

    “Tingkat kehadiran di dua kelas ini, rata-rata di angka 80 persen. Kalau yang kelompok usia atas, seringnya 100 persen karena mereka paling semangat saat berkegiatan di sini,” ujar Parsini.

    Dampak Nyata

    Parsini mengungkapkan, kehadiran Rumah Anak SIGAP di tengah Desa Sokawera telah memberikan dampak baik serta manfaat nyata bagi penerima layanannya.

    Anak-anak yang semula malu dan hanya mau dipangku sang ibu saat pertama kali datang, mereka kini lebih berani dan mudah berteman.

    Selain itu, tumbuh kembang anak-anak juga sesuai dengan tahapan. Jika masih ada anak yang mengalami keterlambatan, tim pengurus akan melakukan sejumlah langkah intervensi stimulasi demi mengejar ketertinggalan tersebut.

    Orang tua pun terlihat sepenuhnya dalam pengasuhan anak. “Nggak cuma momong aja, tapi mereka benar-benar memahami pola pengasuhan yang benar,” ujar Parsini.

    Dampak baik ini juga dirasakan oleh seorang ibu muda bernama Daryati. Ia mengatakan, ada banyak perubahan pada sang anak, Muhammad Candra (32 bulan) setelah mengikuti kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    “Candra sekarang lebih mudah bersosialisasi karena dulu sebelum bergabung di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kegiatannya hanya bermain dengan saya di dalam rumah,” ungkapnya.

    Manfaat lainnya, kemampuan dasar seperti motorik kasar, motorik halus, sensorik, hingga bahasa dapat terstimulasi dengan baik.

    “Sekarang dia sudah bisa makan sendiri, pegang gunting walaupun hasil mengguntingnya belum rapi, pegang pulpen,” ujar warga  Dusun Semingkir tersebut.

    Meski demikian, Daryati tidak lepas tangan begitu saja. Ia mahfum, para bunda di Rumah Anak SIGAP Sokawera hanyalah sebagai fasilitator.

    Sehingga ketika kegiatan di Rumah Anak SIGAP usai, ia akan kembali melanjutkan atau mengulang materi tersebut versi dirinya.

    Daryati berharap dengan segala aktivitas stimulasi yang diberikan, sang anak akan lebih siap ketika melanjutkan pendidikan ke PAUD atau TK.

    “Setidaknya Candra sudah memiliki bekal kemampuan dasar sebelum nanti masuk PAUD atau TK,” kata Daryati.

    Sementara itu, Program Manager SIGAP Tanoto Foundation, Irwan Gunawan menjelaskan, Rumah Anak SIGAP adalah sebuah model inovasi hasil kolaborasi Tanoto Foundation dengan pemerintah di tingkat nasional, regional, lokal, dan desa.

    Rumah Anak SIGAP memberikan akses kepada orang tua yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun untuk mendapatkan layanan pengasuhan dan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.

    “Rumah Anak SIGAP merupakan pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun,” jelas Irwan.

    Selain di Banyumas, Rumah Anak SIGAP berada di sejumlah kota lain di Indonesia. Totalnya ada 29 Rumah Anak SIGAP yang tersebar di Provinsi Jakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Riau.

    Khusus di Jawa Tengah, Rumah Anak SIGAP juga didirikan di Tegal, Brebes, dan Semarang.

    Selain anak-anak usia dini, para orang tua juga menjadi penerima manfaat melalui edukasi tentang pola pengasuhan yang baik. Targetnya adalah meningkatkan kualitas pola asuh anak usia dini.

    Irwan menambahkan, perhatian besar terhadap pengembangan anak usia dini berkaitan dengan usia emas atau golden age yang merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Penelitian menunjukkan bahwa usia 0-5 tahun merupakan periode terbaik untuk pembentukan dasar fisik dan perkembangan otak anak. Jika tahapan ini berjalan dengan baik, anak berpotensi sukses di sekolah, dunia kerja, dan masyarakat di masa depan.

    “Sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan, upaya ini adalah investasi terbaik untuk anak usia dini,” tutur Irwan.

    Kehadiran Rumah Anak SIGAP di Sokawera juga mendapat apreasiasi dari Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Dia mengatakan, inisiatif Tanoto Foundation melalui Rumah Anak SIGAP menjadi salah satu langkah untuk mempersiapkan generasi emas dan berkualitas.

    “Cita-cita kita supaya generasi yang akan datang betul-betul siap dengan generasi unggul atau emas,” kata dia.

    Terlebih Rumah Anak SIGAP juga selaras dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dibuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

    BKB merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak balita. 

    “Nanti di tahun 2025, kita akan coba kolaborasikan Rumah Anak SIGAP dengan konsep BKB Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU) karena ada keterpaduan dalam hal peningkatan pola asuh,” kata dia.

    Selain Diah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan juga ikut memberikan apreasiasinya terhadap Rumah Anak SIGAP.

    Novita mengaku salut dengan langkah-langkah yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Menurutnya, intervensi ini lebih tepat karena ada investasi jangka panjang yang dilakukan melalui peningkatan pola asuh. 

    “Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya. (*)

  • 3 Warga Tewas Imbas Cuaca Ekstrem Terjang Lebak

    3 Warga Tewas Imbas Cuaca Ekstrem Terjang Lebak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Banten, menerima laporan tiga orang meninggal dunia imbas banjir dan pohon tumbang akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak Selasa (3/12) hingga Kamis (5/12).

    “Cuaca ekstrem, hujan deras disertai angin kencang terjadi di Lebak dari hari Selasa (3/12) sampai hari ini,” kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizky Pratama, Kamis (5/12).

    Febby menjelaskan, warga berinisial R (64) meninggal dunia karena tertimpa pohon tumbang di Kecamatan Cibeber, Kamis (5/12). Menurut Febby, korban meninggal ketika perjalanan pulang dari kebun ke rumah.

    “Kondisi hujan deras disertai angin kencang, yang bersangkutan sedang perjalanan pulang dari kebun ke rumah. Di perjalanan itu korban tertimpa pohon dan cukup lama ditemukan warga,” jelas dia, mengutip Detik.

    Febby mengatakan korban sudah dievakuasi dan langsung dimakamkan oleh keluarga.

    “Sudah dibawa ke rumah dan sudah dimakamkan,” tuturnya.

    Selain peristiwa hari ini, Febby mengatakan bahwa BPBD Lebak juga menerima dua laporan lain terkait warga yang meninggal karena cuaca ekstrem. Warga berinisial D (13) meninggal dunia karena tenggelam ketika banjir di Kecamatan Banjarsari, Rabu (4/12).

    Sementara, warga berinisial DA (14) meninggal dunia karena tertimpa tanah longsor di Cipanas pada Selasa (3/12).

    “Cuaca ekstrem selama tiga hari ini, kita menerima laporan tiga orang meninggal,” kata dia.

    Cuaca ekstrem saat Nataru

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya juga sudah mewanti-wanti potensi cuaca ekstrem sepanjang Desember ini. Bahkan, momen libur Natal dan Tahun Baru akan dibarengi dengan curah hujan cukup tinggi karena berada di puncak musim hujan yang disertai dengan fenomena La Nina lemah.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Raker Kesiapan Nataru dengan Komisi V DPR RI, Rabu (4/12).

    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” imbuhnya.

    Dwikorita mengatakan pada Desember puncak musim hujan terjadi di sebagian Jawa terutama bagian selatan. Kemudian, pada Januari itu puncak musim di Jawa terjadi di bagian tengah hingga utara.

    Oleh karena itu, Dwikorita meminta pihak terkait untuk memberi perhatian pada peningkatan curah hujan yang cukup tinggi ini karena mungkin berdampak pada mobilitas masyarakat di momen libur Nataru, khususnya di Sumatera dan Jawa.

    Selain berada pada puncak musim hujan, Dwikorita mengatakan curah hujan juga bisa semakin tinggi karena adanya fenomena La Nina lemah. Fenomena ini berpotensi meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.

    “Musim hujan ini disertai dengan terjadinya La Nina lemah yang berdampak pada peningkatan curah hujan mencapai diprediksi 20 persen dari normalnya,” jelasnya.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Airin-Ade Akan Ajukan Gugatan ke MK, Tim Andra Soni-Dimyati: Belum Final

    Airin-Ade Akan Ajukan Gugatan ke MK, Tim Andra Soni-Dimyati: Belum Final

    ERA.id – Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten, Andra Soni-Dimyati Natakusumah menghormati keputusan pasangan Airin Rahcmi Diany-Ade Sumardi yang akan mengajukan sengketa hasil Pilkada Banten ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    Ketua tim pemenangan Andra Soni-Dimyati, Yudi Budi Wibowo mengatakan pengajuan sengketa hasil pilkada merupakan hal yang lumrah melalui mekanisme yang ada pada institusi MK.

    “Tentunya kami menghormati ketika ada pengajuan tentang sengketa pilkada, terutamanya di Banten. Tetapi kan proses (penghitungan suara) lagi berjalan, keputusan belum final,” kata Yudi, dikutip Antara, Kamis (5/12/2024).

    Yudi menuturkan bahwa cara tersebut merupakan hal yang normatif ketika perlu penyelesaian sengketa pemilihan daerah, yang bisa dilakukan oleh siapa pun dan di daerah mana pun.

    Selain itu, Yudi mengatakan pihaknya juga masih menunggu penghitungan suara berjenjang, berdasarkan mekanisme oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten.

    “Tentunya kan yang digugat pasti keputusan KPU. Nah itu yang kemudian akan kita, ya kita bersama lah, hadapi bersama,” jelasnya.

    Selain itu, pihaknya menyatakan penghitungan suara melalui survei internal tim pemenangan sudah selesai dan 100 persen. Hasilnya pun tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat (quick count).

    Namun kini tim pemenangan Andra Soni-Dimyati berkonsentrasi untuk pengamanan suara-suara di tingkat kota dan kabupaten, setelah dari tingkat kecamatan.

    Sebelumnya, kubu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi berencana melayangkan gugatan hasil Pilkada 2023 ke Mahkamah Konstitusi.

    Sekretaris Tim Pemenangan Airin-Ade, Asep Rahmatullah mengatakan gugatan tersebut bertujuan untuk menghadirkan pemilihan yang adil dan demokratis.

    Dari hasil hitung cepat Charta Politika, pasangan Andra Soni-Dimyat unggul dengan suara 57,52 persen dibandingkan pasangan Airin-Ade yang meraih 42,48 persen.

  • Saksi Airin-Ade Tolak Tandatangani Hasil Rekapitulasi Pilgub Banten di Lebak

    Saksi Airin-Ade Tolak Tandatangani Hasil Rekapitulasi Pilgub Banten di Lebak

    Jakarta

    Saksi dari pasangan calon Gubernur Banten nomor urut 01, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, menolak menandatangani berita acara hasil rekapitulasi perolehan suara di KPU Lebak, Banten. Mereka menilai adanya pelanggaran demi kemenangan pasangan calon nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati Natakusuma.

    “Cacat demokrasi, tidak bermoral, politik uang dan beras yang proses distribusinya dilakukan justru oleh perangkat dan pejabat negara untuk melancarkan kemenangan paslon nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati,” kata saksi pasangan calon nomor urut 01, Pipit Candra kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

    Pipit menilai pelanggaran yang terjadi dilakukan secara terang-terangan dengan menggunakan perangkat negara. Tim rivalnya dianggap sudah melanggar aturan.

    “Dilakukan terstruktur, sistematis, dan masif oleh APH, aparatur sipil negara, kepala desa hingga RW dan RT,” tuturnya.

    Pipit juga menyoroti distribusi surat suara ke 28 kecamatan oleh KPU Lebak. Menurutnya, KPU bisa menekan kejadian khusus terkait surat suara lebih maupun kurang.

    “Kelebihan dan kekurangan jumlah surat suara yang tidak sesuai dengan DPT ditambah 2,5 persen ditemukan di semua kecamatan. Seharusnya hal demikian dapat diminimalisir bahkan seharusnya tidak terjadi,” jelasnya.

    “Tentu sesuai dengan arahan pimpinan bahwa suara yang ada baik untuk Andra-Dimyati maupun paslon lawan, itu adalah suara rakyat. Kami diperintahkan untuk mengawal suara-suara itu,” kata Agil.

    Menurut Agil, perolehan suara unggul pasangan Andra-Dimyati di Lebak merupakan hasil dari kedaulatan rakyat. Maka dari itu, narasi-narasi yang muncul ditengah masyarakat harus dilawan.

    Untuk diketahui, KPU Lebak, Banten, telah merampungkan rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten. Hasilnya, pasangan nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati unggul di Lebak.

    Dari hasil rekapitulasi 2.062 TPS di 28 kecamatan di Lebak, pasangan nomor urut 01 Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi memperoleh 325.662 suara. Sementara pasangan nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati memperoleh 344.199 suara.

    (aik/aik)

  • BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Pelabuhan Bakauheni, Gelombang Capai 4 Meter

    BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Pelabuhan Bakauheni, Gelombang Capai 4 Meter

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Pelabuhan Bakauheni, Lampung, sejak 1 hingga 7 Desember 2024. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak buruk cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

    Cuaca buruk yang melanda wilayah Selat Sunda beberapa hari terakhir menghambat aktivitas penyeberangan dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Merak, Banten. Hal ini menyebabkan antrean panjang kendaraan hingga mencapai 1 kilometer di Pelabuhan Bakauheni.

    Dampak lain dari cuaca ekstrem ini juga membuat kapal-kapal kesulitan bersandar di dermaga dan harus terombang-ambing di tengah lautan.

    Kepala BMKG Maritim Lampung, Raden Eko Tarjono, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh sirkulasi siklonik di sekitar perairan Selat Sunda yang meningkatkan peluang terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi.

    “Cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga 7 Desember 2024. Hujan lebat disertai angin kencang dapat menyebabkan gelombang tinggi, bahkan hingga 4 meter,” ungkap Tarjono, Kamis (5/12/2024).

    Tarjono memaparkan ketinggian gelombang di beberapa wilayah bervariasi. Teluk Lampung bagian utara dan selatan dengan gelombang hingga 2,5 meter. Sementara itu, perairan barat Lampung dan Selat Sunda bagian barat dengan gelombang hingga 4 meter, dipicu kecepatan angin mencapai 35 knot.

    BMKG mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan warga pesisir, untuk tetap waspada dan mempertimbangkan menunda aktivitas melaut selama periode cuaca ekstrem ini.

    “Kami meminta masyarakat untuk mengutamakan keselamatan. Nelayan disarankan tidak melaut jika tidak mendesak, mengingat perubahan cuaca bisa terjadi secara tiba-tiba,” tegas Tarjono.

    Cuaca ekstrem yang melanda Selat Sunda diharapkan menjadi perhatian serius, baik bagi masyarakat maupun pihak terkait untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.

  • Anak yang Bunuh Ayah-Nenek dan Lukai Ibunya Dipindah ke LPAS

    Anak yang Bunuh Ayah-Nenek dan Lukai Ibunya Dipindah ke LPAS

    ERA.id – Pihak Kepolisian menyebutkan bahwa anak berinisial MAS (14) yang menusuk ayah (APW) dan neneknya (RM) hingga tewas di Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan, telah dipindahkan ke Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS).

    “Anak berhadapan dengan hukum -ABH- sudah kita bawa ke lembaga penitipan anak sementara itu, yang dilakukan oleh penyidik,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (5/12/2024).

    Nurma menjelaskan, MAS telah dipindahkan oleh kepolisian ke LPAS usai menjalani serangkaian pemeriksaan.

    Kendati demikian, Kepolisian akan tetap melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

    “Jika memang kita perlu, kita bisa jemput bola atau bisa membawa ke Polres Metro Jakarta Selatan,” ungkapnya.

    Penitipan di LPAS berlangsung sampai proses pengadilan. Setelah itu dilakukan jatuh vonis atau sudah diadili masuk ke lapas.

    Terkait kondisi MAS saat ini, dikatakan kondisinya sudah terbilang stabil dan menjawab lancar saat diminta keterangannya.

    Kemudian, dari pemeriksaan dinyatakan MAS tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.

    “Untuk sementara ini, dari pemeriksaan atau keterangan dari keluarganya tidak ada,” ucapnya.

    MAS membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya (AP) di Perumahan Bona Indah Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan, Sabtu (30/11) pukul 01.00 WIB.

    Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan petugas keamanan Perumahan Bona Indah berinisial AP, MAS terlihat berjalan cepat meninggalkan lokasi.

    Karena petugas keamanan telah menerima laporan tentang pembunuhan di rumah korban, saksi AP langsung memanggil pelaku.

    Remaja penusuk ayah (APW) dan nenek (RM) hingga tewas di Perumahan Bona Indah Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan mengakui mendapatkan bisikan-bisikan yang meresahkan. (Ant)

  • Eks Kasat Narkoba Andri Gustami Dipindahkan ke Nusakambangan

    Eks Kasat Narkoba Andri Gustami Dipindahkan ke Nusakambangan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Andri Gustami yang terlibat jaringan narkoba internasional Fredy Pratama dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Ia dipindahkan bersama 20 narapidana narkotika lainnya.

    Pemindahan Andri Gustami dan 20 orang napi lainnya ini dilakukan pada Rabu (4/12) malam dengan pengawalan tim gabungan dari Brimob Polda Lampung, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), dan Kanwil Kemenkumham Lampung.

    “Pemindahan ke Lapas Nusakambangan itu berdasarkan asesmen bahwa para napi itu termasuk kategori yang berisiko tinggi (hing risk),” ujar Kepada Divisi Pemasyarakatan (Kadivpas) Kanwil Kemenkumham Lampung Kusnali kepada wartawan, Kamis (5/12).

    Pemindahan dilakukan demi mengurangi potensi resiko yang ditimbulkan para narapidana yang tergolong berbahaya dan berisiko tinggi, khususnya yang terlibat dalam kejahatan narkoba.

    Para napi yang dipindahkan berasal dari Lapas Kelas 1A Bandarlampung sebanyak 5 orang, Lapas Kota Agung sebanyak 5 orang, dan Lapas Narkotika Bandarlampung sebanyak 11 orang.

    Andri Gustami terlibat jaringan narkoba internasional Fredy Pratama divonis pidana mati oleh Pengadilan Negeri (PN) Tanjung Karang.

    Andri dinilai terbukti membantu meloloskan narkoba jenis sabu-sabu jaringan Fredy sebanyak delapan kali yakni sejak Mei hingga Juni 2023.

    Selain itu, Andri disebut sebagai kurir istimewa yang berperan melancarkan pengiriman narkoba jaringan Fredy saat melintasi Lampung melalui jalur penyeberangan Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan menuju Pelabuhan Merak, Banten.

    (zai/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Akibat Tanah Longsor, Jaln Menuju Wisata Negeri di Atas Awan di Lebak Terputus

    Akibat Tanah Longsor, Jaln Menuju Wisata Negeri di Atas Awan di Lebak Terputus

    ERA.id – Ruas jalan Cipanas – Citorek menuju kawasan wisata Negeri di Atas Awan di Kabupaten Lebak, Banten terputus akibat tanah longsor sepanjang 150 meter.

    “Kami menerima laporan bahwa ruas jalan itu sudah ditangani oleh Dinas PUPR Banten dengan mengerahkan alat berat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Pratama Rizky di Lebak, Kamis (5/12/2024).

    Ruas jalan Cipanas – Citorek – Warungbanten, tepatnya di Desa Sukamaju, Kecamatan, Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, mengalami longsor pada Kamis (5/12) pukul 08.00 WIB.

    Selain ruas jalan Cipanas -Citorek menuju wisata Negeri di Atas Awan, longsor juga terjadi di empat titik lain di Lebak yakni di Jalan Desa Darmasari Bayah, Jalan Cidikit Bayah, Pasir Gobong Bayah dak Jalan Ciseel-Muncang.

    Penyebab longsornya ruas jalan tersebut, karena curah hujan di daerah itu relatif tinggi sejak Senin (2/12) sampai sekarang masih berlangsung mulai intensitas lebat, sedang dan ringan.

    Saat ini, ruas jalan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) masih belum bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.

    “Kami berharap malam ini ruas jalan itu bisa dilintasi kendaraan, karena arus lalu lintas di daerah itu cukup tinggi,” katanya menjelaskan.

    Menurut dia, ruas jalan menuju wisata Negeri di Atas Awan di Gunung Gede diperkirakan longsor sepanjang kurang lebih 150 meter.

    Beruntung, longsor di atas tebing itu tidak ada korban jiwa, karena curah hujan terjadi sejak Rabu (4/12) malam hingga Kamis pagi.

    “Kami minta pengemudi kendaraan jika cuaca buruk agar tidak melintasi kawasan jalan TNGHS, karena rawan longsor itu,” kata Febby.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan, mengatakan pihaknya saat ini telah membuka akses jalan darurat untuk digunakan oleh kendaraan agar bisa melintas di ruas jalan Cipanas – Citorek – Warungbanten yang mengalami longsor.

    Pihaknya hingga kini belum mengetahui tenggat waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki jalan tersebut karena masih menunggu hasil kajian tim di lapangan.

    Namun, pihaknya berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk membuka jalan darurat agar lalu lintas bisa berjalan untuk sementara waktu.

    “Kami bekerja keras agar ruas jalan yang terdampak longsoran itu bisa kembali normal dilintasi kendaraan,” katanya. (Ant)

  • 5 Game Mirip Plant vs Zombie, Dijamin Seru Deh!

    5 Game Mirip Plant vs Zombie, Dijamin Seru Deh!

    Jakarta

    Keseruan bermain game Android tidak hanya bisa dirasakan dari sub-genre kompetitif, seperti multiplayer online battle arena (MOBA) atau battle royale. Tapi pemain juga bisa mendapatkannya dari game yang punya gameplay lebih sederhana.

    Salah satu game yang dimaksud adalah Plant vs Zombie. Gamer tidak perlu pusing memikirkan caranya bersaing dengan pemain lain atau mengingat meta permainan.

    Gamer cukup fokus menyelesaikan segala misi yang diberikan pengembang untuk dirinya sendiri. Tapi terlepas dari itu, setidaknya pemain memahami kemampuan masing-masing karakter tumbuhannya.

    Seperti yang diketahui, game Plant vs Zombie meminta pemainnya untuk bertahan hidup dari segerombolan zombie. Dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, pemain dibekali beberapa tanaman unik yang dapat menyerang, bertahan, dan kemampuan spesial lainnya.

    Permainannya akan menjadi sangat mudah, ketika pemain dapat memanfaatkan setiap tumbuhan tersebut berdasarkan kemampuannya. Tapi tentunya untuk mengerti setiap jenis tumbuhan dan skill yang dimiliki tidak sulit, karena karakter yang tersedia tidak terlalu banyak.

    Tapi tahukah kalian, ternyata ada game mirip Plants vs Zombie yang tak kalah seru lho. Beberapa game ini juga bisa dinikmati di Android.

    Kalau penasaran dengan daftarnya, yuk simak uraian singkatnya berikut, sebagaimana dirangkum detikINET dari Google Play Store, Kamis (5/12/2024). Namun perlu diingat, mirip di sini maksudnya lebih kepada mekanisme permainannya sebagai game tower defense, bukan terkait dengan visualnya.

    Swamp Attack 2Swamp Attack 2. Foto: (Google Play Store)

    Swamp Attack 2 meminta pemain untuk bisa mempertahankan rumahnya dari serangan buaya. Bukan dengan sejumlah tanaman seperti game Plant vs Zombie, tapi pemain akan menjalankan tugasnya berbekal senapan api dengan peluru yang terbatas.

    Namun bila pemain berhasil menghabisi satu buaya, jumlah peluru akan bertambah. Setiap stage akan memberikan tugas berbeda. Jadi objektif utamanya memang mempertahankan rumah, tapi di sisi lain juga harus menyelesaikan misi kecilnya seperti menang tanpa darah berkurang, bisa meraih beberapa item menarik di dalam pertarungan, lain sebagainya.

    Tower Defense KingTower Defense King. Foto: (Google Play Store)

    Game mirip Plants vs Zombie berikutnya adalah Tower Defense King. Meskipun secara visual jauh berbeda, tapi kalau bicara mekanisme permainan jelas serupa.

    Di dalam permainan gamer diminta untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan monster mengerikan. Untuk bisa melakukannya, pemain akan diberikan beberapa alat tempur yang luar biasa hebat. Lebih dari 10 menara telah disiapkan, yang mana masing-masing di antaranya punya daya tempur berbeda-beda.

    Zombie HarvestZombie Harvest. Foto: (Google Play Store)

    Zombie Harvest bisa menjadi pilihan selanjutnya kalau gamer mencari game mirip Plant vs Zombie. Pasukan andalannya senada, yakni beberapa tanaman dengan skill yang luar biasa.

    Bedanya, tanaman di Zombie Harvest punya daya serang yang jauh lebih cepat dan menyakitkan. Lalu jalur tembakannya juga bisa mengarah ke segala arah, tak seperti di Plant vs Zombie yang hanya bisa ke satu arah.

    Zombie DefenseZombie Defense. Foto: (Google Play Store)

    Zombie Defense memiliki mekanisme permainan kurang lebih sama dengan Tower Defense King. Sebelum menghabisi sekelompok mayat hidup, pemain harus menempatkan orang-orang bersenjata di setiap titik yang sudah disiapkan.

    Pemain tidak boleh sembarangan menaruhnya, karena ada jarak tembak yang harus diperhatikan. Apabila penempatan orangnya tidak sesuai, maka bisa telat melenyapkan sederet zombie yang datang.

    Zombie War Idle DefenseZombie War Idle Defense. Foto: (Google Play Store)

    Berbeda dari keempat judul tadi, Zombie War Idle Defense jauh lebih mudah. Pasalnya, pemain hanya perlu menempatkan maksimal empat orang di atas benteng, untuk mengalahkan segerombolan zombie yang datang.

    Hanya bermodalkan empat karakter dan satu mesin pemanah, zombie sangat mudah dikalahkan meskipun jumlah yang datang sangat banyak. Bisa dibilang Zombie War Idle Defense lebih santai dibandingkan empat judul tadi, karena setelah karakter ditempatkan di posisinya, pemain hanya perlu menunggu sampai zombie kalah semua.

    (hps/fay)