provinsi: BANTEN

  • Bos Rental Tewas Ditembak Saat Rebut Mobil yang Digelapkan, Kapolsek Cinangka Disebut Ogah Dampingi – Halaman all

    Bos Rental Tewas Ditembak Saat Rebut Mobil yang Digelapkan, Kapolsek Cinangka Disebut Ogah Dampingi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pemilik rental mobil di Tangerang tewas di tangan diduga pelaku penggelapan mobil.

    Ilyas Abdurahman harus meregang nyawa, usai ditembak komplotan pelaku penggelapan mobil di Rest Area KM 45 Tol Jakarta-Merak, pada Kamis (2/1/2025).

    Rizky Agam S (24), anak dari Ilyas mengaku menyayangkan sikap anggota Polsek Cinangka, yang menolak dampingi para korban, untuk merebut kembali mobil rental yang digelapkan.

    Akibat penolak tersebut, sang ayah, tewas ditembak pelaku penggelapan mobil milik mereka.

    Padahal kata Rizky, dirinya sudah melampirkan bukti kepemilikan kendaraan, seperti Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).

    Terlebih lanjutnya, jarak antara kantor Polsek Cinangka dengan lokasi mobil yang digelapkan hanya berkisar 200 meter.

    “Jadi saya meminta pertolongan ke Polsek Cinangka itu untuk mendampingi saya, padahal mobil tersebut hanya berjarak 200 meter kurang lebih Polsek,” ujar dia di lokasi, Kamis (2/1/2025).

    Rizky menjelaskan, para petugas kepolisian yang saat itu tengah piket, sempat menelepon dan meminta izin kepada Kapolsek Cinangka.

    Namun ujarnya, Kapolsek Cinangka enggan mendampingi para korban.

    “Petugas yang piket pada malam itu, sudah menelepon ke Kapolsek, tapi tetap dari Kapolsek mengatakan tidak bersedia,” ungkap Rizky.

    Pihak Polsek Cinangka lanjut Rizky, juga membeberkan alasan kenapa menolak untuk mendampinginya.

    Rizky menuturkan, alasan pertama, yakni belum ada laporan polisi (LP), dan yang kedua pihak Polsek Cinangka menyangka jika para korban merupakan leasing.

    “Padahal kita sudah infokan kalau mobil itu mobil rental, mobil pribadi, kami bawa bukti kepemilikan lengkap, BPKB, STNK, dan kunci serep,” tuturnya.

    Kronologi

    Peristiwa bermula ketika mobil Honda Brio yang disewakan korban diduga hendak dibawa kabur kawanan pelaku.

    Dugaan pencurian ini muncul karena perangkat GPS yang terpasang di mobil rental itu berhasil dilacak.

    Anak korban, Agam Muhammad Nasrudin yang menjadi saksi mata kejadian mengungkap dirinya terlibat dalam upaya pengejaran pelaku setelah mengetahui posisi mobil terdeteksi.

    “Saya dan ayah, bersama tim dari rental, memergoki mobil Honda Brio milik kami melaju dari arah Pandeglang menuju Labuan,” kata Agam dilansir dari kompas.com, Kamis (2/1/2025).

    Setelah mengetahui posisi mobil yang dipakai para pelaku, rombongan korban Ilyas Abdurahman berupaya menghentikan mobil Honda Brio tersebut.

    Kemudian, mobil yang ditumpangi Ilyas Abdurahman dan tim rental mobil mengadang laju mobil yang dikendarai pelaku.

    Pada saat itu, seorang pelaku mengaku sebagai anggota TNI sambil mengacungkan senjata api.

    “Dia bilang, ‘Siapa lo, saya dari anggota TNI AU nih, awas enggak loh,’ sambil nodong senjata,” ujar Agam menirukan kata-kata pelaku.

    Ketika situasi semakin tidak terkendali, tiba-tiba muncul mobil lain berwarna hitam yang mundur dan menabrak mobil korban.

    “Kita ikutin tuh dari belakang arah ke Cilegon. Ternyata pas sampai Cilegon dia ke arah Tangerang,” kata Agam.

    Dalam upaya untuk mendapatkan bantuan, Agam meminta pendampingan ke Polsek Cinangka, tetapi permohonannya ditolak.

    Bersama rekan-rekan pemilik rental lainnya, mereka terus memburu pelaku hingga terdeteksi berhenti di Rest Area Balaraja.

    Sebelum insiden penembakan terjadi, Agam menceritakan bahwa para pelaku sempat ditangkap ayahnya dan rekan-rekan lain.

    “Dipegang tangannya supaya enggak bisa bergerak, ternyata kawan yang di seberangnya itu yang pakai Sigra ada senpi juga,” kata Agam.

    Situasi semakin mencekam saat tembakan mulai terdengar.

    Agam menggambarkan suasana saat itu, di mana ia sempat mencari perlindungan.

    “Ada terdengar beberapa kali bunyi tembakan dan mengenai ayah saya dan rekannya,” ujarnya.

    Setelah serangkaian tembakan, para pelaku melarikan diri dengan dua mobil.

    “Saya menolong Pak R, tapi ternyata ada satu korban lagi di minimarket, ternyata ayah saya sendiri yang kena tembakan di dadanya dan tangannya,” kata Agam.

    Kedua korban langsung dibawa ke RSUD Balaraja, tetapi sayangnya Ilyas meninggal dalam perjalanan. 

    Sementara itu, R yang juga terkena tembakan kini menjalani perawatan di rumah sakit.

    Kasatreskrim Polresta Tangerang, Kompol Arif N Yusuf pun mengungkap kronologis yang sama.

    Insiden penembakan tersebut bermula dari mobil Honda Brio berwana oranye yang dirental.

    Ilyas Abdurahman bermaksud melacak mobil tersebut yang diketahui berada di Kabupaten Pandeglang.

    “Ketika ingin menghampiri mobil tersebut kendaraan tersebut melaju kencang,” kata Kompol Arif N Yusuf dikutip dari TribunBanten.com.

    Kemudian Ilyas bersama 7 orang rekannya kembali melakukan pelacakan dan diketahui mobil tersebut berada di Jalan Tol Tangerang-Merak. 

    Mobil Xpander yang dikendarai korban dan mobil Brio yang disewakan tersebut sempat terlibat aksi kejar-kejaran.

    “Saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya, berhenti di depan Indomaret Rest Area KM 45,” katanya.

    Namun nahas, saat korban akan mengecek mobil tersebut pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai Ilyas dan R.

    “Akibat insiden ini, korban IA (Ilyas) meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke RSUD Balaraja, untuk dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter Polda Banten,” jelasnya.

    Sedang R yang terluka parah dirujuk ke RSCM Jakarta untuk mendapatkan perawatan intensif. 

    Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

    Sedangkan pelaku penembakan berhasil melarikan diri.

    “Kami terus melakukan serangkaian Penyelidikan secara komperhensif,” ujarnya.

  • Fakta-fakta Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Fakta-fakta Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak Megapolitan 3 Januari 2025

    Fakta-fakta Penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak terjadi pada Kamis (2/1/2025) dini hari. Akibat peristiwa ini, Ilyas Abdurrahman (48), seorang pemilik rental mobil, tewas.
    Dia tewas saat tengah melacak kendaraan Honda Brio miliknya yang disewakan, tetapi telah berpindah tangan.
    Penembakan ini juga melukai rekan Ilyas lainnya, bernama Ramli (59), yang kini menjalani perawatan intensif,
    Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 04.30 WIB itu berawal dari usaha korban untuk mendapatkan kembali mobilnya.
    Namun, apa yang dimulai sebagai upaya konfrontasi damai berubah menjadi tragedi berdarah ketika pelaku mengeluarkan senjata api dan melepaskan tembakan.
    Pelaku kemudian melarikan diri, meninggalkan korban dalam kondisi kritis di lokasi kejadian.
    Berdasarkan keterangan anak korban, Agam Muhammad (26), Ilyas dan tujuh anggota timnya menggunakan mobil Xpander untuk melacak keberadaan Honda Brio tersebut.
    Pelacakan dimulai dari Pandeglang, Banten, dan berlanjut hingga ke Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak.
    “Di depan Indomaret rest area, kami berhasil menghadang kendaraan itu dan mencoba mengonfirmasi kepada pengemudi,” ujar Agam.
    Namun, situasi mendadak berubah menjadi menegangkan. Pengemudi Honda Brio tersebut, yang bukan penyewa awal kendaraan, mengaku sebagai anggota TNI AU dan menodongkan senjata api.
    Pelaku kemudian melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali sebelum menembak Ilyas di bagian dada dan Ramli di bagian bahu.
    Pelaku dan rekan-rekannya yang diduga berjumlah empat orang melarikan diri menggunakan mobil SUV setelah kejadian.
    Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono mengatakan, pelaku diduga berjumlah empat orang berdasarkan rekaman CCTV di lokasi kejadian.
    Pelaku bukanlah penyewa asli mobil Honda Brio itu.
    “Ini adalah kendaraan yang sudah berpindah tangan ke orang lain yang pada saat kejadian sudah di kuasai pelaku,” kata Baktiar.
    “Kami masih dalami (bagaimana mobil pindah tangan ke pelaku),” tambah dia.
    Selain itu, polisi juga masih menyelidiki klaim pelaku yang menyebut dirinya anggota TNI AU.
    “Semua informasi akan kami dalami, termasuk motif pelaku hingga peristiwa tragis ini terjadi,” tambahnya.
    Agam mengungkapkan, timnya sempat meminta pendampingan dari Polsek Cinangka yang berada sekitar dua kilometer dari Pasar Anyer, sebelum insiden
    penembakan di rest area Tol Tangerang-Merak
    terjadi. Namun, permintaan itu ditolak.
    “Kami inisiatif untuk minta pendampingan ke Polsek Cinangka karena tahu dia (pelaku) bawa senjata. Setelah kami sowan ke Polsek ternyata yang jaga enggak mau bantu kita untuk pendampingan,” jelas Agam.
    Agam dan tim akhirnya melanjutkan pengejaran sendiri hingga peristiwa penembakan terjadi di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak
    Hingga saat ini, polisi masih melakukan serangkaian penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku dan menangkap mereka.
    Rekaman CCTV di sekitar lokasi telah diamankan sebagai bagian dari upaya tersebut.
    “Kami sudah memeriksa CCTV di lokasi dan sedang mengembangkan informasi lebih lanjut. Pelaku dipastikan melarikan diri menggunakan mobil jenis SUV,” ujar Humas Polresta Tangerang IPDA Purbawa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Apa Jadinya Jika Gempa Dahsyat Megathrust Guncang Jakarta?

    Apa Jadinya Jika Gempa Dahsyat Megathrust Guncang Jakarta?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Zona Megathrust Selat Sunda jadi ancaman nyata bagi wilayah Jakarta, karena sewaktu-waktu dapat melepas energi besarnya dan menghasilkan gempa dahsyat hingga magnitudo 9,1. Apa jadinya jika Jakarta diguncang gempa megathrust?

    Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengatakan potensi bencana gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa terjadi kapan saja dan dapat memicu tsunami dengana skala besar seperti yang terjadi di Aceh 20 tahun silam.

    “Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” kata Rahma usai menghadiri acara peringatan 20 tahun tsunami Aceh di Banda Aceh, Kamis (26/12), mengutip laman resmi BRIN.

    Hasil simulasi yang dilakukan BRIN dan tim peneliti berbagai institusi, tinggi gelombang tsunami imbas gempa megathrust Selat Sunda diperkirakan mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

    Penelitian ini juga menunjukkan fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah, seperti tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

    “Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” jelas Rahma.

    Rahma mengatakan daerah perkotaan seperti Jakarta, yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan sedimen tanah yang rentan mengamplifikasi goncangan, upaya mitigasi juga harus mencakup retrofitting atau penguatan struktur bangunan.

    “Retrofitting sangat penting, terutama untuk bangunan di kawasan padat penduduk, karena goncangan kuat berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa,” tuturnya.

    Ancam pesisir Jakarta

    Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Mohamad Yohan mengatakan tsunami imbas gempa dahsyat megathrust di Jakarta tak bisa terelakan.

    “Meskipun Jakarta tidak langsung menghadap Samudra Hindia, gelombang tsunami yang sangat besar mungkin dapat mencapai pesisir utara Jakarta jika terdapat gelombang besar yang dihasilkan dari arah selatan,” kata Yohan beberapa waktu lalu.

    Kendati begitu, menurut Yohan dampak tsunami imbas gempa megathrust bakal lebih terasa di daerah-daerah sekitar Jakarta, khususnya di wilayah Banten yang jaraknya cukup dekat dengan segmen Selat Sunda.

    “Kota-kota pesisir di sekitar Jakarta, seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami,” jelas Yohan.

    Lalu, separah apa tsunami yang bakal ‘menyapu’ Jakarta?

    Merujuk data BMKG yang dibagikan BPBD DKI Jakarta, tingkat bahaya tsunami di Jakarta cukup rendah.

    “Berdasarkan sumber Peta Resiko Tsunami Indonesia, Jakarta memiliki tingkat kemungkinan bahaya tsunami rendah, ketinggian tsunami di pantai Jakarta kurang dari 1 meter,” demikian bunyi keterangan BMKG.

    Fakta-fakta Megathrust, Teror dari Lautan RI (Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia)

    Berlanjut ke halaman berikutnya…

    BMKG mencatat Jakarta sempat mengalami tsunami tiga kali sepanjang sejarah.

    Pertama, pada 24 Agustus 1757 ketika Jakarta masih bernama Batavia, gempa kuat bergelombang yang berlangsung 5 menit mengguncang Jakarta. Pada pukul 02.05, saat guncangan terkuat, angin bertiup dari timur laut.

    Air laut di Sungai Ciliwung, yang mengalir ke laut di Jakarta pun naik dengan ketinggian 0,5 meter di atas ketinggian biasanya dan turun dengan jumlah yang sama.

    Kedua, tsunami juga pernah terjadi pada 16 Maret 1863. Saat itu, gempa terjadi di Pulau Jawa yang terasa agak kuat di daerah Lebak, dan dirasakan sedang di Jakarta dan Pulau Kapal di Teluk Jakarta, serta dirasakan lemah di Serang dan Caringin.

    Tepat sebelum gempa, di Caringin teramati gelombang pasang bergulung di pantai dengan suara keras.

    Ketiga, tsunami yang terjadi pada 20 Mei 1883. Kapal “Semarang” memasuki gelombang besar di Pulau Horn antara pukul 10.00 dan 12.00.

    Gelombang itu menyebar dari utara timur laut ke barat laut. Saat itu, laut benar-benar tenang sebelum dan sesudah.

    Sang kapten menduga bahwa fenomena tersebut berhubungan dengan erupsi krakatau, namun hal tersebut tidak benar. Catatan pengukur pasang surut di Tanjung Priok tidak menunjukkan osilasi yang tidak biasa.

    Bisa seperti Aceh

    Megathrust Selat Sunda menjadi ancaman serius karena zona ini bisa pecah kapan saja.

    Eks Ketua Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) Subardjo dalam acara Sarasehan Nasional IKAMEGA pada 2018 silam sempat menyampaikan ancaman tersebut.

    “Berdasarkan segmentasi megathrust pada Peta Gempa Bumi Nasional pada tahun 2017, kita ketahui ada dua megathrust yang dekat dengan Jakarta, yang bisa mempengaruhi kerusakan bangunan atau infrastruktur yang ada di Jakarta,” kata Subardjo saat itu.

    Subardjo mengatakan yang jadi kekhawatiran para ilmuwan adalah zona Megathrust Selat Sunda, karena saat ini merupakan zona seismic gap.

    [Gambas:Photo CNN]

    Menurut dia jika Megathrust Selat Sunda pecah, bukan tidak mungkin Jakarta akan mengalami nasib serupa di Aceh seperti 20 tahun silam.

    “Jika terjadi, Megathrust Selat Sunda itu berpotensi gempa dengan 8,7 SR, setara dengan 9.0 Magnitude Moment atau MW. Itu setara dengan gempa di Aceh (Desember 2004), sehingga akan menimbulkan tsunami,” kata Subardjo.

    “Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi kita adalah bukan tsunaminya, tapi getarannya atau goncangannya, mengingat jarak antara Megathrust Selat Sunda dengan Jakarta itu sekitar 200-250 km, di bawah tanah Jakarta itu adalah tanah endapan atau aluvial yang bisa menimbulkan amplifikasi atau pun besaran-besaran amplitudo,” lanjut dia.

  • Oknum TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    Oknum TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak… Megapolitan 3 Januari 2025

    Seseorang Mengaku TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak…
    Editor
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sebuah insiden tragis terjadi di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak pada Selasa (2/1/2025), yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu lainnya luka berat.
    Penembakan ini menimbulkan pertanyaan tentang motif, pelaku, dan keterlibatan seseorang yang mengaku anggota TNI Angkatan Udara (AU) serta penggunaan senjata api dalam kejadian tersebut.
    Peristiwa ini bermula saat Agam Muhammad Nasrudin, anak dari korban tewas Ilyas Abdurrahman (48), bersama beberapa rekan komunitas, mengejar mobil Brio yang diduga dibawa kabur oleh penyewa.
    “Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang, ‘siapa lo? Saya dari anggota TNI AU nih, awas (minggir) enggak lo!’, sambil nodong senjata,” ujar Agam saat dikonfirmasi, Rabu (2/1/2025).
    Situasi semakin mencekam setelah mobil Sigra hitam muncul dan menabrakkan diri ke kendaraan yang ditumpangi Agam.
    “Setelah itu kacau, Sigra kabur, Brio pun ikutan kabur,” kata Agam.
    Kedua mobil ini, yakni Brio dan Sigra, digunakan oleh pelaku untuk melarikan diri dan akhirnya berhenti di rest area Balaraja.
    Agam dan rekannya yang tergabung dalam komunitas mencoba menyergap para pelaku yang berada di dalam mobil Brio. Namun, pelaku yang berada di dalam mobil Sigra melepaskan tembakan. Ayah Agam, Ilyas, tertembak di dada, sementara R (59) terluka di tangan.
    “Waktu itu Ayah saya (Ilyas) masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas dan menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja. Tapi sudah tidak tertolong,” ujar Agam.
    Pelaku yang menyewa mobil Brio pada 31 Desember 2024 ternyata mencopot dua dari tiga perangkat GPS yang terpasang pada kendaraan.
    Pelaku mencopot dua alat pelacak itu di daerah Pandeglang, Banten.
    “Jadi kronologinya, si Ajat ini sewa Brio tiga hari, dari tanggal 31 Desember-2 Januari. Waktu hari pertama, kami cek GPS-nya, ternyata ada dua GPS yang sudah dipotong di daerah Pandeglang, sehingga sisa satu GPS.”
    Tindakan mencopot GPS ini semakin menunjukkan bahwa pelaku berusaha menghindari pelacakan dan sudah merencanakan pelarian dengan matang.
    Dalam kasus ini, hal yang mengejutkan adalah penolakan polisi untuk memberikan pendampingan saat Agam meminta bantuan.
    Sebelum kejadian, Agam mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta bantuan karena mengetahui pelaku membawa senjata api.
    Namun, petugas di Polsek menolak memberikan pendampingan.
    “Saya bilang ke petugas di Polsek, ‘buat apa bertugas? Ini untuk mendampingi saya kok enggak mau’,” keluh Agam.
    Setelah itu, petugas tersebut menghubungi atasannya, dan hasil dari percakapan dengan Kapolsek, ternyata Polsek pun menolak memberikan pendampingan.
    “Hasil dari telepon ke Kapolsek ternyata Polsek pun tidak mau untuk pendampingan,” sambung Agam.
    Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai identitas pelaku. Penyidikan terus dilakukan untuk mengungkap seluruh rincian kejadian, termasuk motif dalam aksi tersebut.
    “Kami sedang memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengidentifikasi pelaku,” ujar Kasi Humas Polresta Tangerang, Ipda Purbawa, saat dikonfirmasi.
    “Kami belum bisa pastikan berapa orangnya. Yang jelas, diduga pelaku ini yang melakukan penembakan menggunakan kendaraan mobil, mobil jenis SUV,” kata Purbawa.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Icha Rastika, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Oknum TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Januari 2025

    9 Seseorang Mengaku TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak… Megapolitan

    Seseorang Mengaku TNI, Senjata, dan Mobil Sewa dalam Penembakan Tol Tangerang-Merak…
    Editor
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Sebuah insiden tragis terjadi di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak pada Selasa (2/1/2025), yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu lainnya luka berat.
    Penembakan ini menimbulkan pertanyaan tentang motif, pelaku, dan keterlibatan seseorang yang mengaku anggota TNI Angkatan Udara (AU) serta penggunaan senjata api dalam kejadian tersebut.
    Peristiwa ini bermula saat Agam Muhammad Nasrudin, anak dari korban tewas Ilyas Abdurrahman (48), bersama beberapa rekan komunitas, mengejar mobil Brio yang diduga dibawa kabur oleh penyewa.
    “Tiba-tiba orang di dalam mobil mengeluarkan senjata api dan dia bilang, ‘siapa lo? Saya dari anggota TNI AU nih, awas (minggir) enggak lo!’, sambil nodong senjata,” ujar Agam saat dikonfirmasi, Rabu (2/1/2025).
    Situasi semakin mencekam setelah mobil Sigra hitam muncul dan menabrakkan diri ke kendaraan yang ditumpangi Agam.
    “Setelah itu kacau, Sigra kabur, Brio pun ikutan kabur,” kata Agam.
    Kedua mobil ini, yakni Brio dan Sigra, digunakan oleh pelaku untuk melarikan diri dan akhirnya berhenti di rest area Balaraja.
    Agam dan rekannya yang tergabung dalam komunitas mencoba menyergap para pelaku yang berada di dalam mobil Brio. Namun, pelaku yang berada di dalam mobil Sigra melepaskan tembakan. Ayah Agam, Ilyas, tertembak di dada, sementara R (59) terluka di tangan.
    “Waktu itu Ayah saya (Ilyas) masih kuat, tapi setelah di perjalanan sudah lemas dan menurun kondisinya saat dibawa ke IGD RSUD Balaraja. Tapi sudah tidak tertolong,” ujar Agam.
    Pelaku yang menyewa mobil Brio pada 31 Desember 2024 ternyata mencopot dua dari tiga perangkat GPS yang terpasang pada kendaraan.
    Pelaku mencopot dua alat pelacak itu di daerah Pandeglang, Banten.
    “Jadi kronologinya, si Ajat ini sewa Brio tiga hari, dari tanggal 31 Desember-2 Januari. Waktu hari pertama, kami cek GPS-nya, ternyata ada dua GPS yang sudah dipotong di daerah Pandeglang, sehingga sisa satu GPS.”
    Tindakan mencopot GPS ini semakin menunjukkan bahwa pelaku berusaha menghindari pelacakan dan sudah merencanakan pelarian dengan matang.
    Dalam kasus ini, hal yang mengejutkan adalah penolakan polisi untuk memberikan pendampingan saat Agam meminta bantuan.
    Sebelum kejadian, Agam mendatangi Polsek Cinangka untuk meminta bantuan karena mengetahui pelaku membawa senjata api.
    Namun, petugas di Polsek menolak memberikan pendampingan.
    “Saya bilang ke petugas di Polsek, ‘buat apa bertugas? Ini untuk mendampingi saya kok enggak mau’,” keluh Agam.
    Setelah itu, petugas tersebut menghubungi atasannya, dan hasil dari percakapan dengan Kapolsek, ternyata Polsek pun menolak memberikan pendampingan.
    “Hasil dari telepon ke Kapolsek ternyata Polsek pun tidak mau untuk pendampingan,” sambung Agam.
    Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai identitas pelaku. Penyidikan terus dilakukan untuk mengungkap seluruh rincian kejadian, termasuk motif dalam aksi tersebut.
    “Kami sedang memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mengidentifikasi pelaku,” ujar Kasi Humas Polresta Tangerang, Ipda Purbawa, saat dikonfirmasi.
    “Kami belum bisa pastikan berapa orangnya. Yang jelas, diduga pelaku ini yang melakukan penembakan menggunakan kendaraan mobil, mobil jenis SUV,” kata Purbawa.
    (Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Icha Rastika, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jumlah Penumpang Pesawat Turun November 2024, BPS: Imbas Erupsi Gunung Lewotobi

    Jumlah Penumpang Pesawat Turun November 2024, BPS: Imbas Erupsi Gunung Lewotobi

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penumpang angkutan udara domestik mengalami penurunan 7,45% menjadi 4,9 juta orang pada November 2024. 

    Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan penurunan jumlah penumpang pesawat terutama domestik disebabkan oleh terjadi bencana alam erupsi Gunung Lewotobi yang menyebabkan beberapa bandara berhenti beroperasi selama beberapa hari. 

    “Penurunan jumlah penumpang angkutan udara di mana pada bulan November 2024 ini terjadi bencana alam erupsi gunung lewotobi yang menyebabkan beberapa bandara berhenti beroperasi selama beberapa hari,” kata Pudji dalam konferensi pers rilis berita resmi statistik, Kamis (2/1/2025). 

    Diketahui pada Oktober 2024, Gunung Lewatobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur erupsi. Sejumlah aktivitas bandara ditutup. Terbaru, pada Kamis (2/1/2024) Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali erupsi dengan amplitudo maksimum 11 mm dan tinggi kolom abu 1 kilometer.

    Secara lebih rinci, BPS mencatatkan jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada November 2024 sebanyak 4,9 juta orang atau turun 7,45% dibanding kondisi pada Oktober 2024. 

    Sementara itu, jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) turun 6,35% menjadi 1,6 juta orang secara bulanan. 

    Selama Januari–November 2024 atau sepanjang tahun, jumlah penumpang domestik sebanyak 57,7 juta orang dan jumlah penumpang internasional sebanyak 17,3 juta orang, masing-masing naik sebesar 1,25% dan 21,86%, dibandingkan periode yang sama pada 2023. 

    Jumlah penumpang domestik terbesar pada periode tersebut terdapat pada Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, yaitu mencapai 1,5 juta orang atau sebesar 29,95% dari total penumpang domestik, diikuti Juanda-Surabaya sebanyak 399.800 orang atau sebesar 8,12% dari total penumpang domestik. 

    Di sisi lain,  jumlah barang yang diangkut menggunakan angkutan udara domestik mengalami peningkatan sebesar 1,10% menjadi 55.200 ton pada November 2024, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. 

    Secara year to date Sepanjang Januari – November 2024 jumlah barang yang diangkut naik 7,92% menjadi 600.900 ton.

  • Temui Prabowo, Erick Thohir laporkan transformasi Bandara Soetta

    Temui Prabowo, Erick Thohir laporkan transformasi Bandara Soetta

    Menteri BUMN Erick Thohir saat bertemu Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/1/2025), untuk melaporkan transformasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA/HO-Erick Thohir

    Temui Prabowo, Erick Thohir laporkan transformasi Bandara Soetta
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 02 Januari 2025 – 23:28 WIB

    Elshinta.com – Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait langkah pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

    Erick, melalui akun Instagram @erickthohir di Jakarta, Kamis (2/1), menginformasikan bahwa proyek ini meliputi revitalisasi dan relokasi seluruh terminal bandara guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional.

    “Melaporkan kepada Presiden Jendral TNI (Purn) Prabowo Subianto terkait pengembangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui revitalisasi dan relokasi seluruh Terminal,” demikian petikan keterangan foto dari postingan tersebut.

    Dalam pernyataannya, Erick Thohir menegaskan bahwa arahan Presiden untuk melakukan efisiensi dalam pemerintahan telah berhasil diimplementasikan.

    Salah satu pencapaian penting adalah penghematan anggaran sebesar Rp13 triliun yang sebelumnya dialokasikan untuk pembangunan Terminal 4.

    “Melalui langkah ini, kami tidak hanya menghemat anggaran, tetapi juga melakukan rebalancing traffic. Kapasitas penumpang akan ditingkatkan dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun secara bertahap,” katanya.

    Erick juga memaparkan pembagian fungsi terminal yang lebih terstruktur untuk meningkatkan kenyamanan penumpang.

    Terminal 1, 2D, dan 2E akan difokuskan untuk penerbangan Low-Cost Carrier (LCC), sementara Terminal 3 akan didedikasikan untuk Full Service Carrier (FSC).

    Sesuai dengan prioritas Presiden, kata Erick, layanan untuk jamaah umrah dan haji akan dipusatkan di Terminal 2F.

    Hal ini dilakukan mengingat tingginya jumlah antusiasme jamaah umrah yang mencapai 1,3 juta hingga 1,5 juta per tahun, serta jemaah haji yang berjumlah 241 ribu per tahun.

    Revitalisasi Bandara Soekarno-Hatta ini diharapkan Erick dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai hub penerbangan internasional serta memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

    Sumber : Antara

  • Jadi Kapolrestabes Semarang yang Baru, Ketua BPPKB Ungkap Prestasi Kombes Syahduddi  – Halaman all

    Jadi Kapolrestabes Semarang yang Baru, Ketua BPPKB Ungkap Prestasi Kombes Syahduddi  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi menerima kunjungan dari Ketua DPP Ormas BPPKB Banten Bryan Ghautama, di ruang kerja Kapolres, di Markas Kepolisian Resort Jakarta Barat, Jalan Daan Mogot KM 2 Pesing, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. 

    Dalam Kunjungannya, Lulusan Program Doktoral Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) angkatan ke-VI tahun 2020 ini memberikan apresiasi kepada Kombes Syahduddi. 

    Sejak tahun 2023 menjabat Kapolres Metro Jakarta Barat, kinerja Syahduddi, dinilai sangat membanggakan masyarakat Jakarta Barat. 

    Syahduddi dinilai mampu menyelesaikan kasus-kasus viral serta berhasil memberantas penyakit masyarakat seperti judi online atau judol.

    “Salah satunya kasus besar yang Kombes Syahduddi ungkap adalah memimpin penggerebekan markas Judol di sebuah rumah mewah di Perumahan Cengkareng Indah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat yang dijadikan markas judol,” kata Bryan Ghautama melalui keterangan tertulis, Jumat (3/12/2025).

    “Bayangkan, tempat tersebut telah beroperasi hampir 2 tahun 6 bulan, dan dalam penggerebekan yang Beliau pimpinan langsung, berhasil menyita buku rekening dengan nilai total miliaran rupiah,” tambahnya.

    Selain itu, Syahduddi dikenal dekat dengan tokoh agama, tokoh ormas dan Syahduddi sering berkunjung kelapangan untuk menyapa warga di wilayah hukum Polres Jakbar dalam kegiatan ‘Ngopi Kamtibmas’ bersama warga. 

    “Ini bukti capaian prestasi yang beliau kerjakan selama menjabat Kapolres Jakarta Barat, dan saya harap atas prestasi beliau selama di Jakarta Barat, dengan posisi dan jabatan barunya Kapolres Semarang sebagai Ibukotanya Jateng, menandakan kemampuan beliau tidak diragukan lagi,” kata Bryan. 

    Bryan berharap dengan jabatan barunya sebagai Kapolres Kota Semarang, Kombes Syahduddi dapat mengungkap kasus-kasus besar di Semarang dengan cemerlang. 

    Hal ini mengingat Kombes Syahduddi juga berpengalaman dalam bidang Reserse.

    Mutasi Kombes Pol Syahduddi, tertuang dalam Surat Telegram Rahasia (TR) bernomor ST/2776/XII/KEP/2024 yang ditandatangani Irwasum Polri, Komjen Dedi Prasetyo.

    Sebelum menjabat sebagai Kapolrestabes Semarang, Kombes Syahduddi menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat sejak 2023.

    Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi dimutasi menggantikan Kombes Irwan Anwar sebagai Kapolrestabes Semarang. 

    Adapun Kombes Irwan Anwar dirotasi sebagai Kalemkonprofpol Waketbidkermadianmas STIK Lemdiklat Polri. (*)

  • DPR Desak Pemerintah Turunkan Biaya Haji 2025, Ini Alasannya

    DPR Desak Pemerintah Turunkan Biaya Haji 2025, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA – DPR RI mengkritisi pemerintah ihwal kenaikan biaya haji dari sebelumnya Rp53 juta menjadi Rp65 juta mengingat kondisi ekonomi Indonesia belum membaik.

    Anggota Komisi VIII DPR RI Wahidin Halim minta pemerintah agar mempertimbangkan biaya haji agar bisa lebih terjangkau tanpa mengurangi fasilitas yang diberikan kepada jamaah.

    Meskipun masyarakat memiliki semangat ibadah haji yang tinggi, namun biaya yang sangat itu membuat sulit warga menunaikan ibadah haji.

    “Akhirnya banyak masyarakat yang menjual tanah untuk biaya haji, tapi sekarang tanah tidak laku,” tuturnya di Jakarta, Kamis (2/1).

    Tidak hanya biaya haji yang tinggi, Wahidin juga mendesak pemerintah untuk segera melakukan optimalisasi Asrama Haji yang berlokasi di Tangerang.

    Meskipun ada temuan korupsi sebesar Rp3 miliar dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun Asrama Haji tersebut harus bisa dimanfaatkan dengan baik tahun ini.

    “Perhatian utama kami adalah bagaimana memastikan asrama ini bisa dimanfaatkan maksimal tahun ini,” katanya.

  • Hakim Pengadil Ronald Tannur Minta Aset di Deposit Box Dikembalikan

    Hakim Pengadil Ronald Tannur Minta Aset di Deposit Box Dikembalikan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Salah seorang hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang menjatuhkan putusan bebas terhadap Gregorius Ronald Tannur (31), Heru Hanindyo, meminta sejumlah aset yang berada di Safe Deposit Box (SDB) dan disita jaksa agar dikembalikan.

    Heru mengatakan banyak aset seperti surat tanah hingga perhiasan orang tua tidak berkaitan dengan perkara dugaan suap dan gratifikasi yang tengah diproses.

    “Dalam SDB tersebut adalah merupakan peninggalan orang tua, waris, terdiri dari ijazah satu keluarga, kemudian surat-surat tanah yaitu dari perolehan tahun 90 atau 80 sampai tahun 2022, dan kemudian perhiasan orang tua Yang Mulia yang sampai saat ini tidak tahu di mana rimbanya,” ujar Heru dalam sidang nota keberatan atau eksepsi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (2/1).

    Heru mengklaim tidak pernah diberikan surat mengenai berita penyitaan dari tim jaksa penyidik.

    “Mohon teman-teman dari penuntut umum yang saya hormati bisa memberikan untuk mengembalikan yang memang tidak digunakan dalam perkara ini, antara lain ijazah, surat tanah dan perhiasan karena kami pun tidak diberikan berita acara penyitaan termasuk yang di rumah Surabaya, rumah Tangerang, kemudian kantor dan SDB,” ungkap dia.

    “Demikian Yang Mulia yang kami sangat perlukan adalah yang di SDB karena itu adalah tanggung jawab saya sebagai putra laki-laki bersama kakak saya terkait harta waris,” sambungnya.

    Merespons itu, ketua majelis Teguh Santoso menyatakan akan mempertimbangkannya.

    “Baik, masalah mengenai barang bukti yang lain yang mungkin tidak disebutkan dalam surat dakwaan nanti kita periksa bersama-sama dengan pokok perkaranya dan kita lihat dari berita acara penyitaan dari tim penyidik,” kata hakim.

    “Sekiranya mungkin bisa dikembalikan hal-hal yang tidak memang disita karena kemarin demikian disampaikan, tapi kami tidak tahu karena tidak menerima berita acara tersebut,” sahut Heru.

    “Nanti kami pertimbangkan itu,” jawab hakim.

    Pada kesempatan tersebut, Heru melalui penasihat hukumnya meminta majelis hakim menjatuhkan lima poin dalam putusan sela.

    Yakni menerima dan mengabulkan seluruh nota keberatan; menyatakan surat dakwaan batal demi hukum atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima; menyatakan perkara atas nama terdakwa Heru Hanindyo tidak dapat dilanjutkan pemeriksaannya.

    Kemudian memerintahkan penuntut umum untuk segera mengeluarkan terdakwa Heru Hanindyo dari tahanan dan memerintahkan agar seluruh barang bukti yang disita oleh penyidik dan penuntut umum dikembalikan kepada terdakwa dan atau pihak dari mana barang tersebut disita.

    Sebelumnya, Heru bersama dua hakim PN Surabaya yakni Erintuah Damanik dan Mangapul didakwa menerima suap sejumlah Rp1 miliar dan Sin$308.000 diduga untuk mengurus perkara terdakwa Gregorius Ronald Tannur. Mereka juga didakwa menerima gratifikasi dianggap suap.

    Erintuah disebut menerima gratifikasi dalam bentuk uang rupiah dan mata uang asing. Yakni uang sebesar Rp97.500.000, Sin$32.000 dan RM35.992,25.

    Ia menyimpan uang-uang tersebut di rumah dan apartemen miliknya. Ia tidak melaporkan penerimaan tersebut kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sehingga dianggap sebagai gratifikasi.

    Sementara Heru disebut menerima gratifikasi berupa uang tunai sebesar Rp104.500.000, US$18.400, Sin$19.100, ¥100.000 (Yen), €6000 (Euro) dan SR21.715 (Riyal Saudi). Heru menyimpan uang-uang tersebut di SDB Bank Mandiri Kantor Cabang Cikini Jakarta Pusat dan rumahnya.

    Sedangkan Mangapul disebut menerima penerimaan yang tidak sah menurut hukum dengan rincian Rp21.400.000,00, US$2.000 dan Sin$6.000. Ia menyimpan uang tersebut di apartemennya.

    (ryn/isn)

    [Gambas:Video CNN]