provinsi: Aceh

  • Polri Kirim 300 Personel Brimob Tambahan ke Aceh untuk Penanganan Bencana

    Polri Kirim 300 Personel Brimob Tambahan ke Aceh untuk Penanganan Bencana

    Polri Kirim 300 Personel Brimob Tambahan ke Aceh untuk Penanganan Bencana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengirimkan tambahan 300 personel Brigade Mobil (Brimob) ke wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh.
    Pengiriman ini dilakukan atas perintah langsung
    Kapolri
    Jenderal
    Listyo Sigit Prabowo
    untuk memperkuat penanganan bencana yang masih berlangsung.
    Wakil Kepala
    Polri
    (
    Wakapolri
    ) Komjen Pol
    Dedi Prasetyo
    mengatakan, penguatan personel diperlukan karena kondisi di lapangan masih membutuhkan tenaga tambahan, sementara personel organik yang bertugas sudah hampir satu bulan berada di lokasi bencana.
    “Melihat kondisi di sana perlu perkuatan tambahan lagi. Oleh karena itu, sesuai perintah Bapak Kapolri, di akhir tahun ini kita berangkatkan lagi sekitar 300 personel,” kata Dedi saat Apel Pemberangkatan Personel Brimob Polri ke Wilayah Bencana Provinsi Aceh di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/12/2025).
    Dedi menjelaskan, ratusan personel Brimob tersebut akan ditempatkan di sejumlah wilayah terdampak, dengan prioritas utama di Aceh Tamiang. Selain itu, personel juga akan disebar ke Aceh Utara dan Aceh Tengah.
    “300 personel nanti akan ditempatkan di Aceh Tamiang yang paling utama, kemudian di Aceh Utara dan di Aceh Tengah,” kata Dedi.
    Sebelumnya, Polri telah memberangkatkan kloter pertama personel Brimob dari Pasukan Brimob Pusat dan Brimob Nusantara yang berasal dari sejumlah Polda, seperti Polda Riau dan Polda Jambi.
    Pada kloter kedua, Polri kembali mengirimkan pasukan melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan dukungan PT Pelni.
    “Sudah kita kirim pasukan kurang lebih sekitar 300 orang. Selain pasukan, kita juga membawa seluruh peralatan yang digunakan untuk melaksanakan mitigasi bencana,” ujar Dedi.
    Menurut Dedi, pengiriman personel tambahan juga bertujuan untuk menjaga efektivitas operasional kepolisian di wilayah bencana.
    Ia mengakui, personel Polri yang bertugas di lapangan saat ini mulai mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun psikologis.
    “Anggota-anggota kita yang organik di sana sudah cukup lama, hampir satu bulan. Tingkat keletihan secara psikologis dan fisik sudah sangat terasa, sehingga membutuhkan tambahan tenaga baru,” kata Dedi.
    Dedi bilang, Polri masih membuka kemungkinan menambah kekuatan personel pada Januari dan Februari 2026, tergantung perkembangan situasi dan kebutuhan di lapangan.
    “Kita bisa tambah lagi nanti di bulan Januari dan Februari,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Seskab Teddy Minta Hunian Korban Bencana Dikebut, 500 Unit Ditarget Sepekan

    Seskab Teddy Minta Hunian Korban Bencana Dikebut, 500 Unit Ditarget Sepekan

    Jakarta

    Pembangunan hunian sementara di Sumatera terus dikebut. BUMN pun ikut berpartisipasi melakukan pembangunan hunian pengganti para korban bencana.

    Kepala BP BUMN Dony Oskaria memaparkan 15 ribu unit hunian sementara bakal dibangun BUMN, sekitar 500 unit di antaranya bakal kelar dalam minggu pertama pengerjaan.

    Informasi ini diungkapkan Dony kepada Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya saat melakukan pertemuan di Kantor Sekretariat Kabinet, Rabu, 24 Desember 2025 kemarin. Pihak Teddy mengunggah momen pertemuan itu di Instagram resmi @sekretariat.kabinet.

    “Dalam 1 minggu pertama, ditargetkan sedikitnya 500 unit rumah telah selesai dibangun dari total 15.000 unit yang dikerjakan BUMN pada Desember ini, selain pembangunan hunian oleh BNPB dan Kementerian PUPR yang juga sedang berjalan,” tulis unggahan resmi tersebut dikutip Jumat (26/12/2025).

    BUMN juga akan memberikan bantuan berupa pengiriman puluhan alat berat, tangki air bersih, serta ribuan pekerja, terutama untuk kegiatan pemulihan dan pembersihan di Aceh Tamiang.

    Bukan hanya itu, BUMN juga diminta segera memulihkan infrastruktur telekomunikasi hingga layanan perbankan di daerah.

    “Infrastruktur telekomunikasi Base Transceiver Station (BTS) milik BUMN diharapkan dapat segera berfungsi secara optimal dan operasional perbankan daerah ditargetkan dapat segera kembali berjalan,” tulis unggahan resmi Sekretariat Kabinet.

    Pihak Teddy menekankan semua unsur pemerintah akan bekerja secepat mungkin agar aktivitas masyarakat dapat kembali normal seperti sedia kala. Seluruh kegiatan dilakukan bersama-sama dengan warga yang terus bahu-membahu bersama petugas memulihkan situasi bencana.

    (hal/fdl)

  • Viral Ceramah HRS Minta Prabowo Jangan Malu Tetapkan Bencana Nasional, Tuding Menteri Bermental ABS

    Viral Ceramah HRS Minta Prabowo Jangan Malu Tetapkan Bencana Nasional, Tuding Menteri Bermental ABS

    GELORA.CO – Viral beredar potongan video ceramah Habib Rizieq Shihab (HRS) yang meminta Presiden Prabowo Subianto agar jangan malu menetapkan status bencana nasional di Sumatera. Ia pun berburuk sangka adanya pembisik di sekitar presiden yang bermental asal bapak senang (ABS) yang kerap memberikan laporan-laporan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lokasi bencana. 

    “Jadi sekali lagi saudara, bencana nasional nggak usah malu. Kalau ngutang baru malu. Ngutang triliunan-triliunan nggak malu, bantuan malu,” kata HRS dalam ceramahnya itu dikutip Jumat (26/12/2025).

    HRS pun mengisahkan beberapa bencana yang pernah terjadi di Indonesia, contohnya bencana tsunami di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1992 dan tsunami Aceh 2004 di mana keduanya ditetapkan oleh presiden pada masanya sebagai bencana nasional. Penetapan status bencana nasional, kata HRS, membuat penanganan pascabencana menjadi cepat dan Indonesia banyak mendapat bantuan dari luar negeri.

    Namun saat ini, HRS mengaku jengkel dengan sikap beberapa menteri yang menurutnya membisiki Prabowo dengan laporan-laporan yang bersifat ABS demi mencegah status bencana nasional ditetapkan. Padahal, HRS berbaik sangka kepada Prabowo dan yakin Prabowo sebenarnya setuju jika bencana di Sumatera ditetapkan sebagai bencana nasional. 

    “Jadi ini para menteri ngomongnya seenak-enaknya. Saya yakin insya Allah khusnudzon saya baik dan benar. Saya berkhusnudzon bapak presiden itu punya perhatian besar terhadap bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dan saya yakin beliau setuju ini dinyatakan sebagai bencana nasional. Tapi yang jadi persoalan ada pembisik-pembisik manusia di sekitar dia yang mempengaruhi presiden supaya jangan dinyatakan sebagi bencana nasional,” kata HRS. 

  • Anak Buah AHY Salurkan Bantuan Kemanusiaan hingga Siapkan Infrastruktur Darurat

    Anak Buah AHY Salurkan Bantuan Kemanusiaan hingga Siapkan Infrastruktur Darurat

    Tim Kemenko Infra yang diberangkatkan, kata Herzaky, akan memimpin langsung pendistribusian bantuan serta pembangunan pilot project infrastruktur darurat di lapangan. Salah satunya adalah jembatan perintis kemanusiaan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur dengan bentang sekitar 250 meter.

    “Tim akan memimpin penyaluran bantuan kemanusiaan dan pembangunan infrastruktur darurat, seperti jembatan perintis kemanusiaan, sarana MCK, serta penyediaan air bersih,” ujar Herzaky.

    Herzaky menambahkan, percepatan penanganan di Aceh Tamiang menjadi prioritas karena dampaknya yang cukup signifikan. Sekitar 50 persen wilayah Aceh, atau sekitar 150 ribu masyarakat, dilaporkan terdampak bencana sehingga membutuhkan penanganan yang cepat dan terkoordinasi.

    Selain itu, lanjut Herzaky, tim Kemenko Infra juga menyiapkan contoh rumah modular sebagai bagian dari solusi hunian sementara bagi masyarakat terdampak.

    “Tim Kemenko Infra akan bekerja sama dengan tim lokal agar penyaluran bantuan tepat sasaran, serta memastikan bantuan benar-benar sampai ke titik yang membutuhkan,” ujar dia.

    Pemerintah, kata Herzaky, memastikan seluruh langkah penanganan difokuskan pada kecepatan, ketepatan, dan efektivitas, agar kehidupan masyarakat terdampak bencana dapat segera pulih dan kembali beraktivitas secara normal.

     

  • Aceh Tegang, Aparat TNI Polri Sweeping Truk Bantuan di Perbatasan Bireuen–Aceh Utara, Ini yang Dicari

    Aceh Tegang, Aparat TNI Polri Sweeping Truk Bantuan di Perbatasan Bireuen–Aceh Utara, Ini yang Dicari

    GELORA.CO – Kondisi Aceh yang masih dilanda bencana malah ditambah dengan hal yang tak perlu yang menyebabkan suasana menjadi tegang dan memanas.

    Ratusan personel TNI dibantu puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap melakukan sweeping terhadap truk pembawa logistik bantuan untuk korban banjir yang menuju Aceh Tamiang.

    Sweeping dilakukan aparat di perbatasan Bireuen–Aceh Utara diduga untuk mencari bendera bulan dan bintang yang diduga terafiliasi dengan GAM.

    Pemeriksaan berlangsung di Gampong Mane Tunong, Aceh Utara, Kamis malam (25/12).

    Dilansir dari AJNN (Aceh Journal National Network), Jumat (26/12), aparat TNI dan Polri tiba di lokasi sweeping sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis. 

    Mereka datang dengan beberapa kendaraan taktis dan mulai menghentikan satu per satu truk bantuan.

    Ketegangan memuncak sekitar pukul 21.00 WIB dan berujung kericuhan. Dalam insiden tersebut, satu orang pembawa bantuan mengalami luka serius di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit. 

    Sejumlah saksi menyebut aparat menyita seluruh bendera bergambar bulan dan bintang. Penyitaan itu dilakukan di tengah adu mulut antara aparat dan rombongan relawan.

    Seorang warga Gampong Mane Tunong yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan aparat telah bersiaga sejak sore hari di kawasan perbatasan Bireuen–Aceh Utara.

    “Mereka sudah standby dari jam setengah enam sore. Sepertinya memang menunggu rombongan bantuan untuk disweeping satu per satu,” kata dia.

    Menurut warga tersebut, aparat juga melarang masyarakat mengambil gambar atau merekam video selama pemeriksaan berlangsung.

    Hingga Kamis malam, aparat TNI dan Brimob masih berjaga di depan jembatan penghubung Kabupaten Bireuen dan Aceh Utara ini.

    Danrem Lilawangsa Buka Suara

    Sementara itu Danrem 011 Lilawangsa, Kolonel Inf Ali Imran mengatakan sejak terjadinya bencana banjir besar dan longsor, bantuan terus berdatangan ke Aceh dari berbagai penjuru.

    Ali sangat menyayangkan jika kemudian ada pihak maupun kelompok yang memanfaatkan bencana. 

    “Mirisnya lagi, kelompok ini dengan dalil mengirim bantuan ke pengungsi terdampak bencana. Anehnya, mengapa mereka membawa bendera Bintang Bulan,” kata Danrem, Jumat, 26 Desember 2025.

    Danrem menegaskan TNI tidak pernah melarang siapapun datang ke Aceh. Khususnya para dermawan membawa bantuan untuk ribuan masyarakat yang tengah terdampak bencana besar.

    “Untuk apa membawa simbol tersebut, itu kan dilarang. Silakan antar bantuan, pihak kami, TNI menghentikan rombongan kelompok ini hanya meminta agar tidak membawa bendera Bulan Bintang. Tetapi kelompok ini tidak terima dan malah menantang TNI,” ujarnya dilansir dari AJNN.

    Danrem Ali Imran juga mengatakan, tidak ada yang melarang jika ingin melakukan aksi kemanusiaan, begitu pun pihak keamanan dari TNI.

    Bahkan peran prajurit hadir di tengah-tengah masyarakat mulai terjadi bencana banjir dan longsor di wilayah Aceh. 

    TNI menurutnya dengan sigap membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.

    “Betapa besar perhatian pemerintah pusat. Bahkan Presiden dan para pejabat negara berulang kali berkunjung ke Aceh. Begitupun bantuan baik dari darat, laut dan udara terus begulir,” kata perwira TNI AD yang pernah di Kopassus itu.

    “Anehnya ini, kebutuhan logistik bagi korban bencana bisa dikatakan berlebih, namun mengapa kelompok tertentu ini malah membuat onar,” sebut Ali Imran.

    “Saya ini orang Aceh, enak aja merdeka. Di sini Indonesia, tidak ada merdeka-merdeka. Dari tahun ’45 kita sudah merdeka. Bendera bangsa kita juga satu, Sang Saka Merah Putih. Keluar, keluar negeri sana kalau mau merdeka,” tegasnya lagi.*** 

  • Sweeping Bendera GAM, Dua Warga Dilarikan ke Puskesmas Dihantam Popor Senjata TNI

    Sweeping Bendera GAM, Dua Warga Dilarikan ke Puskesmas Dihantam Popor Senjata TNI

    GELORA.CO – Hermansyah Warga Desa Alu Kuta Kecamatan Jangka Bireuen- Aceh terpaksa harus di larikan ke Puskesmas Kreung Mane Muara Batu Aceh Utara di sebabkan Oknum TNI memukul kepala nya dengan menggunakan gagang senjata Laras Panjang hingga robek dan berdarah. Hal itu langsung disampaikan Hermansyah kepada media ini, Kamis ( 25/12/2025 )

    Hermansyah menambahkan, awalnya tujuan dia ingin membantu mengantarkan bantuan untuk korban banjir di Aceh Tamiang, sesampai di Jembatan Krueng Mane dia melihat sudah banyak tentara dan truk TNI yang terparkir di pinggir jalan Lintas Nasional Medan – Banda Aceh. Desa Bale Tunong Kecamatan Muara Batu.

    Ada beberapa Oknum TNI langsung menghampiri dirinya dan memeriksa barang yang dibawa, selanjutnya oknum oknum TNI tersebut langsung memukul kepala nya dengan gagang senjata Laras panjang sehingga kepalanya berdarah, padahal dia sudah mengatakan tidak ada membawa bendera  bintang bulan.

    Wilis sahabat Hermansyah kepada media ini mengatakan , dikarenakan sahabatnya Hermansyah kepalanya terluka dan dia langsung membawa sahabat nya ke Puskesmas Krueng Mane.

    Dokter Arina yang bertugas di Puskesmas Krueng Mane saat di konfirmasi media ini membenarkan memang ada dua pasien yang terluka di kepalanya salah satunya yang bernama Hermansyah.

    Hingga  berita ini ditayangkan, belum bisa menghubungi pihak oknum TNI yang melakukan pemukulan terhadap warga yang ingin mengantar bantuan ke pengungsi di Aceh Tamiang.(*)

  • Wagub Aceh Sayangkan Insiden Bentrok di Lhokseumawe, TNI–Polri Diminta Tak Arogan

    Wagub Aceh Sayangkan Insiden Bentrok di Lhokseumawe, TNI–Polri Diminta Tak Arogan

    GELORA.CO – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menyayangkan insiden bentrok antara TNI dan warga yang terjadi di Aceh Utara pada Kamis malam di tengah upaya penanganan bencana. Ia meminta seluruh pihak menahan diri dan kembali fokus pada misi kemanusiaan membantu warga terdampak.

    “Kami Pemerintah Aceh sangat menyayangkan apa yang telah terjadi tadi malam di Aceh Utara,” kata Fadhlullah saat memberikan sambutan peringatan 21 tahun tsunami Aceh.

    Ia meminta TNI, Polri, GAM, relawan, serta masyarakat untuk menjaga kekompakan serta persatuan demi kelancaran penanganan bencana.

    “Niat kita semua adalah kebaikan, untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang mengalami bencana. Mari kita bersatu padu dan menjaga kekompakan,” ujarnya.

    Fadhlullah juga menegaskan pentingnya sikap humanis aparat di lapangan. Ia berharap tidak ada arogansi dari aparat yang dapat mengganggu kerja-kerja kemanusiaan.

    “Kami berharap kepada TNI dan Polri agar menahan diri dari arogansi di lapangan. Mari kita jaga kekompakan dalam membantu masyarakat,” katanya.***

  • Pesta Kembang Api Dilarang, Warga Batam Bisa Rayakan Malam Tahun Baru dengan Cara Ini

    Pesta Kembang Api Dilarang, Warga Batam Bisa Rayakan Malam Tahun Baru dengan Cara Ini

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Kota Batam melarang masyarakat perayaan malam tahun baru 2026 dengan menyalakan kembang api dan petasan. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Batam Nomor 53 Tahun 2025 yang diterbitkan pada 24 Desember 2025.

    Surat edaran itu ditujukan kepada seluruh jajaran pemerintah, TNI/Polri, BUMN, pihak swasta, pengelola hotel, restoran, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, hingga masyarakat umum di Kota Batam.

    Dalam surat edaran tersebut, Wali Kota Batam Amsakar Achmad menyampaikan bahwa kebijakan ini diambil sebagai bentuk empati dan solidaritas atas musibah dan bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, di antaranya Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    Selain itu, larangan menyalakan kembang api dan petasan juga bertujuan untuk menjaga ketenteraman dan ketertiban umum selama perayaan malam Tahun Baru.

    “Perayaan pergantian malam tahun baru hendaknya dilaksanakan secara sederhana, bermakna dan tidak berlebihan,” kata Amsakar dalam surat edaran, Jumat (26/12/25).

    Pemerintah Kota Batam mengimbau masyarakat agar mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih positif, seperti berkumpul bersama keluarga, berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, serta melakukan kegiatan sosial berupa penggalangan donasi bagi para korban bencana alam.

    Larangan ini dinilai sejalan dengan imbauan pemerintah pusat melalui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang meminta seluruh masyarakat menahan euforia berlebihan pada malam Tahun Baru, mengingat Indonesia tengah berduka akibat bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.

    Pemko Batam berharap seluruh elemen masyarakat dapat mematuhi imbauan tersebut demi menjaga situasi keamanan dan ketertiban tetap kondusif selama malam Tahun Baru.

  • 100 Personel Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Sumatera, Punya Kemampuan Konstruksi Bangunan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Desember 2025

    100 Personel Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Sumatera, Punya Kemampuan Konstruksi Bangunan Regional 26 Desember 2025

    100 Personel Brimob Polda Sulsel Dikirim ke Sumatera, Punya Kemampuan Konstruksi Bangunan
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Sebanyak 100 personel Satuan Brigade Mobil (Satbrimob) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) beserta logistik kemanusiaan dikerahkan ke wilayah Sumatera untuk membantu penanganan pascabencana banjir.
    Upacara pengiriman bantuan tersebut digelar di Markas Komando
    Brimob
    Polda Sulsel, Jalan KS Tubun, Kota Makassar, Jumat (26/12/2025).
    Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro mengatakan, pengerahan ratusan personel ini difokuskan pada penanganan pascabencana di sejumlah provinsi di Sumatera.
    “Saat ini pasca bencana perlunya berbagai kekuatan untuk membantu masyarakat di sana. Baik itu segi pasca bencana, membantu pembangunan, dan paling tidak mengembalikan moril masyarakat di wilayah Sumatera,” ujar Djuhandhani usai upacara pemberangkatan.
    Menurut dia, para personel yang diberangkatkan memiliki kemampuan khusus, mulai dari penanganan trauma hingga operasi evakuasi.
    “Ini adalah wujud kehadiran pemerintah, dalam hal ini Polri selalu siap mendukung apa saja yang menjadi kebijakan pemerintah dan di sinilah kehadiran negara untuk masyarakat,” bebernya.
    Djuhandhani juga berpesan agar seluruh personel mengutamakan keselamatan selama menjalankan operasi kemanusiaan.
    “Saya pesankan agar selalu berhati-hati dalam bertugas, dan saya berharap dari 100 personel ini bisa memberikan sumbangsih ataupun pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, khususnya di daerah saudara-saudara kita yang mengalami bencana,” ucapnya.
    Sementara itu, Dansat
    Brimob Polda Sulsel
    Kombes Pol Muhammad Ridwan mengatakan sebagian besar personel yang dikerahkan memiliki kemampuan di bidang konstruksi bangunan.
    “Mereka memiliki kemampuan pertukangan dan konstruksi bangunan. Mereka juga ditugaskan untuk melakukan pembersihan di rumah-rumah warga yang terdampak. Ini dilakukan untuk penanganan pasca bencana,” ujar Ridwan.
    Ia menambahkan, ratusan personel tersebut akan bertugas di wilayah Sumatera selama satu bulan.
    “Untuk rencananya mereka akan ditempatkan di lokasi bencana selama satu bulan dan akan bergabung dengan personel lainnya,” tutupnya.
    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat banjir Sumatera mencapai 1.135 orang per 25 Desember 2025.
    “Per hari ini, ada penambahan jumlah korban jiwa sebanyak 6 jiwa,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/12/2025).
    BNPB mencatat korban meninggal terbanyak berasal dari Aceh Utara sebanyak 205 orang, disusul Tapanuli Tengah 191 orang, dan Tapanuli Selatan 133 orang.
    Selain itu, masih terdapat 173 orang yang dinyatakan hilang. Sebanyak 489.864 warga juga terpaksa mengungsi akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak akhir November 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kaleidoskop 2025: Sederet Bencana Banjir di RI, dari Bekasi hingga Sumatra

    Kaleidoskop 2025: Sederet Bencana Banjir di RI, dari Bekasi hingga Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto harus menghadapi penanganan sejumlah penanganan bencana banjir sepanjang 2025.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 3.116 kejadian bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang periode 1 Januari hingga 17 Desember 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi masih mendominasi, dengan banjir menjadi kejadian paling banyak.

    Berdasarkan infografik resmi BNPB bertajuk Bencana Indonesia 2025, banjir tercatat sebanyak 1.584 kejadian, disusul cuaca ekstrem 673 kejadian, tanah longsor 225 kejadian, kebakaran hutan dan lahan 46 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 21 kejadian, serta kekeringan 36 kejadian. Sementara itu, bencana geologi tercatat lebih sedikit, terdiri atas 23 gempa bumi, 7 erupsi gunung api, dan 1 kejadian tsunami.

    Dari sisi dampak kemanusiaan, BNPB mencatat 1.498 orang meninggal dunia, 264 orang hilang, dan 7.531 orang mengalami luka-luka. Selain itu, sebanyak 1.025.745 jiwa tercatat terdampak dan harus mengungsi akibat bencana yang terjadi di berbagai wilayah Tanah Air.

    Kerusakan infrastruktur dan permukiman juga tergolong signifikan. BNPB mencatat total 184.344 unit rumah rusak, dengan rincian 49.294 rumah rusak berat, 37.524 rumah rusak sedang, dan 97.526 rumah rusak ringan. Selain rumah warga, bencana juga merusak 2.271 fasilitas umum, meliputi 334 satuan pendidikan, 668 rumah ibadah, dan 269 fasilitas kesehatan.

    Kerusakan turut terjadi pada sarana pemerintahan dan infrastruktur pendukung, antara lain 333 kantor rusak, 415 jembatan rusak, serta 748 unit fasilitas lainnya.

    Menurut catatan Bisnis, bencana besar pertama terjadi di wilayah Jabodetabek, khususnya Kota dan Kabupaten Bekasi, pada 2–4 Maret 2025. Hujan berintensitas tinggi menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam permukiman warga. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan rumah terdampak, dengan laporan awal menyebutkan sedikitnya 140 rumah di Bekasi terendam banjir.

    Dampak banjir ini dirasakan secara luas di wilayah Jabodetabek. Data gabungan menunjukkan sekitar 61.000 jiwa terdampak di Bekasi dan DKI Jakarta. BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan evakuasi massal, membuka pos pengungsian, serta menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak. Peristiwa ini menjadi salah satu banjir besar di awal kepemimpinan Presiden Prabowo dan menyoroti kerentanan kawasan penyangga ibu kota terhadap bencana hidrometeorologi.

    Memasuki paruh kedua tahun, bencana serupa melanda Provinsi Bali. Pada 9–12 September 2025, hujan ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari memicu banjir bandang dan longsor di hampir seluruh wilayah Pulau Dewata. BNPB mencatat sedikitnya 17 hingga 18 orang meninggal dunia, puluhan lainnya dilaporkan hilang, dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

    Sebanyak 205 titik banjir tercatat di Bali, dengan Denpasar menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 82 titik genangan. Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di puluhan lokasi, terutama di Kabupaten Tabanan, Karangasem, dan Badung.

    Curah hujan ekstrem yang dipicu oleh pola cuaca basah berkepanjangan disebut sebagai penyebab utama bencana ini. Banjir Bali 2025 pun tercatat sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa dekade terakhir, bahkan berdampak pada aktivitas pariwisata dan infrastruktur publik.

    Bencana banjir paling berdampak besar terjadi di Pulau Sumatra pada akhir November 2025, ketika banjir besar dan tanah longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hujan ekstrem yang dipicu oleh fenomena atmosferik kuat, termasuk pengaruh sistem cuaca musiman dan siklon tropis, menyebabkan banjir bandang dan longsor di wilayah perbukitan dan daerah aliran sungai.

    Dampaknya sangat luas. Laporan menyebutkan jumlah korban meninggal mencapai ratusan orang, dengan satu catatan menyebutkan hingga 1.135 korban jiwa di tiga provinsi tersebut hingga Kamis (25/12/2025).

    Rangkaian banjir dan longsor di Sumatra—khususnya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—menjadi bencana paling mematikan dan mengguncang di era awal pemerintahan Prabowo. Tidak hanya banjir bandang, longsor di wilayah perbukitan menelan korban jiwa, menghancurkan desa-desa, dan memutus akses antarwilayah.

    Pemerintah pusat kemudian mengambil langkah tegas dengan mencabut izin usaha yang dinilai merusak lingkungan, menyegel perusahaan tambang, serta mengevaluasi jutaan hektare izin pemanfaatan lahan.

    Oleh sebab itu, Kepala negara menekankan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada rehabilitasi dan rekonstruksi semata, melainkan harus menyentuh akar persoalan: ketimpangan antara eksploitasi sumber daya alam dan keselamatan rakyat.

    Saat ini, Presiden Ke-8 RI itu memerintahkan seluruh kementerian dan lembaga untuk bekerja tanpa henti dalam penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat hingga kehidupan masyarakat terdampak benar-benar kembali pulih.

    Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis (25/12/2025).

    “Semua harus terus bekerja tanpa henti, mengerahkan sumber daya nasional untuk mempercepat penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sampai kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat pulih dan menjadi lebih baik,” ujar Pratikno.

    Pratikno menjelaskan, hingga saat ini pemerintah pusat bersama BNPB, TNI, Polri, serta pemerintah daerah terus bekerja keras mempercepat penanganan darurat dan masa transisi pemulihan di wilayah terdampak.

    “Semua bergotong royong di lapangan untuk memulihkan wilayah Sumatra. Fokus kita jelas, yakni keselamatan warga, pemenuhan kebutuhan dasar, serta percepatan pemulihan,” katanya.