provinsi: Aceh

  • Kapolri Sudah Kantongi Nama Tersangka terkait Gelondongan Kayu Sumatra

    Kapolri Sudah Kantongi Nama Tersangka terkait Gelondongan Kayu Sumatra

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan telah mengantongi tersangka terkait kasus dugaan pembalakan liar di Tapanuli, Sumatra Utara (Sumut).

    Sigit menyampaikan penetapan tersangka itu dilakukan setelah pihaknya meningkatkan status penyidikan pada kasus yang diduga telah memperparah banjir di Sumatra itu.

    “Kita bentuk Satgas di Tapanuli kemarin kita sudah naikan sidik. Tersangka juga sudah kita temukan,” ujar Sigit di Aceh, dikutip Jumat (12/12/2025).

    Hanya saja, Sigit belum menjelaskan sosok yang telah menjadi tersangka itu. Dia hanya menegaskan bahwa penyidik masih terus mendalami dan menelusuri temuan yang ada.

    “Tim sedang turun, biar tim sendiri yang jelaskan krn satgas sedang bekerja nanti dijelaskan Lebih lanjut,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Dirtipidter Bareskrim Polri, Mohammad Irhamni menyatakan pihaknya telah meningkatkan status perkara dugaan pembalakan liar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga dan Anggoli Sumatra menjadi penyidikan.

    Peningkatan penyidikan itu dilakukan setelah penyidik mendapatkan temuan alat berat berupa ekskavator yang diduga digunakan untuk aktivitas ilegal.

    Selain itu, penyidik juga menemukan adanya muara yang menjadi pusat aliran sungai baru yang tidak organik di lokasi.

    Irhamni menambahkan, penyidik saat ini masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel yang ditemukan untuk mengungkap asal-usul gelondongan kayu pascabanjir Sumatra.

    “Untuk di TKP Garoga dan Anggoli sudah kami naikkan ke proses penyidikan,” ujar Irhamni dalam konferensi pers secara daring, Rabu (10/12/2025).

  • Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    GELORA.CO – Indonesia kini dikepung dua bibit siklon tropis sekaligus, 91S di barat Sumatra dan 93S di selatan NTB, yang memicu peningkatan potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di berbagai wilayah.

    BMKG mengingatkan kondisi ini dapat memperburuk situasi banjir yang masih melanda sejumlah daerah di Sumatera, terutama dengan dinamika atmosfer yang terus menguat dalam beberapa hari ke depan.

    Pertama, Bibit Siklon 91S.

    Bibit Siklon Tropis 91S yang saat ini berada di Samudera Hindia sebelah Barat Provinsi Lampung. Hasil analisis BMKG, 91S berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap intensitas curah hujan di sebagian wilayah Sumatra. 

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengimbau masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada.

    Dinamika atmosfer aktif saat ini mempengaruhi intensitas hujan di wilayah Sumatra, dan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung. 

    “Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata Faisal di Sibolga, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. 

    BMKG menegaskan potensi 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dan memasuki wilayah daratan, seperti halnya siklon tropis Senyar, berada dalam kategori rendah.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG secara real-time.

    Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis terkini, pergerakan 91S diprakirakan cenderung bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai 11 Desember 2025 siang atau sore hari.

    Selanjutnya, sistem diperkirakan mulai menunjukkan pola pegerakan yang konsisten ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia pada 12 Desember 2025. 

    “BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB dan BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

    Untuk sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.

    Pun, pemerintah daerah melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.

    Kolaborasi lintas sektoral yang solid, adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini (early warning) dan tindakan dini (early action). 

    “Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri. 

    Kedua, Bibit Siklon Tropis 93S

    Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Meskipun sistem ini diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, BMKG mengingatkan potensi dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25 – 2,5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.

    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, selalu ikuti informasi resmi dari BMKG, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” kata Faisal. 

    Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa

    Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan. 

    Intnsitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.

  • Kembali Kunjungi Lokasi Bencana Sumatera sampai Salurkan Bantuan

    Kembali Kunjungi Lokasi Bencana Sumatera sampai Salurkan Bantuan

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto telah tiba di Medan sejak Jumat (12/12/2025) dini hari usai bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin di Moscow. Kehadirannya di sana untuk kembali mengunjungi sejumlah daerah yang terdampak bencana.

    “Penerbangan sekitar 13 jam dan juga akan langsung mengunjungi Aceh untuk ketiga kalinya,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dikutip dari video yang diterima, Jumat (12/12/2025).

    Berdasarkan informasi dihimpun, Prabowo diagendakan mengunjungi sejumlah kabupaten di Aceh yang terdampak bencana banjir. Salah satunya, Kabupaten Aceh Tamiang yang termasuk daerah terdampak banjir paling parah.

    Nantinya, Prabowo akan melakukan pengecekan posko pengungsian, pendistribusian logistik, layanan kesehatan, serta kesiapan unsur TNI, Polri, BNPB, dan pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan bagi rakyat.

    Selain itu, Prabowo juga akan mengunjungi daerah terdampak bencana di Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    “Serta (mengunjungi) Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” ujar Teddy.

    Sementara itu, Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hidup yang juga merupakan adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengirimkan bantuan logistik seberat 43,5 ton untuk korban bencana di wilayah Sumatera dan Aceh.

    Jumlahnya ada 3.000 dus logistik seperti yang kita lihat semuanya,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebagaimana dilansir dari Antara.

     

  • Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    GELORA.CO – Indonesia kini dikepung dua bibit siklon tropis sekaligus, 91S di barat Sumatra dan 93S di selatan NTB, yang memicu peningkatan potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di berbagai wilayah.

    BMKG mengingatkan kondisi ini dapat memperburuk situasi banjir yang masih melanda sejumlah daerah di Sumatera, terutama dengan dinamika atmosfer yang terus menguat dalam beberapa hari ke depan.

    Pertama, Bibit Siklon 91S.

    Bibit Siklon Tropis 91S yang saat ini berada di Samudera Hindia sebelah Barat Provinsi Lampung. Hasil analisis BMKG, 91S berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap intensitas curah hujan di sebagian wilayah Sumatra. 

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengimbau masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada.

    Dinamika atmosfer aktif saat ini mempengaruhi intensitas hujan di wilayah Sumatra, dan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung. 

    “Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata Faisal di Sibolga, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. 

    BMKG menegaskan potensi 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dan memasuki wilayah daratan, seperti halnya siklon tropis Senyar, berada dalam kategori rendah.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG secara real-time.

    Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis terkini, pergerakan 91S diprakirakan cenderung bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai 11 Desember 2025 siang atau sore hari.

    Selanjutnya, sistem diperkirakan mulai menunjukkan pola pegerakan yang konsisten ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia pada 12 Desember 2025. 

    “BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB dan BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

    Untuk sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.

    Pun, pemerintah daerah melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.

    Kolaborasi lintas sektoral yang solid, adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini (early warning) dan tindakan dini (early action). 

    “Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri. 

    Kedua, Bibit Siklon Tropis 93S

    Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Meskipun sistem ini diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, BMKG mengingatkan potensi dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25 – 2,5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.

    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, selalu ikuti informasi resmi dari BMKG, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” kata Faisal. 

    Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa

    Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan. 

    Intnsitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.

  • Menkomdigi Sebut Pemulihan Layanan Telekomunikasi Aceh Masih 40 Persen

    Menkomdigi Sebut Pemulihan Layanan Telekomunikasi Aceh Masih 40 Persen

    JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan fokus pemerintah saat ini adalah melakukan pemulihan layanan telekomunikasi pascabencana banjir dan longsor di wilayah Aceh. 

    Menurut Meutya, ada beberapa faktor yang membuat pemulihan di Aceh cukup sulit, di antaranya adalah karena ketersediaan listrik dan juga gangguan transmisi. 

    “Mungkin fokus kita sekarang ke Aceh. Untuk Sumut (Sumatera Utara) kita sudah 98 persen. Kemudian Sumbar (Sumatera Barat) lebih baik lagi, sudah di 99 persen,” kata Meutya dalam perayaan Natal Asosiasi Penyedia Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) pada Kamis, 11 Desember. 

    Meutya juga menyatakan bahwa pemulihan konektivitas berbasis tower di wilayah Aceh yang terdampak masih sekitar 40 persen. 

    “Konektivitas basis tower ya teman-teman. Jadi bukan basis satelit. Basis tower itu kurang lebih 40 persen. Jadi ini yang memang PR kita untuk menaikkan segera. Karena memang konektivitas menjadi amat sangat penting,” tambahnya.  

    Meutya tidak dapat menargetkan kapan pemulihan layanan telekomunikasi akan rampung, karena menurutnya, tantangan utama justru terletak pada ketersediaan listrik. 

    “Jadi ada beberapa faktor tadi saya sampaikan tadi, kita tidak bisa menargetkan kapan. Tapi kalau listrik tersedia, Insya Allah,” ujarnya. 

    Pemerintah memastikan percepatan pemulihan terus dilakukan, mengingat konektivitas masih menjadi layanan krusial bagi masyarakat di wilayah terdampak.

  • Kementerian PU Kebut Perbaikan 13 Jembatan Putus di Aceh

    Kementerian PU Kebut Perbaikan 13 Jembatan Putus di Aceh

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus memaksimalkan penanganan infrastruktur yang terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh. Sebanyak 13 jembatan di jalur Lintas Tengah menjadi fokus utama karena kerusakannya menghambat pergerakan logistik dan mobilitas masyarakat, terutama pada akses penghubung wilayah pegunungan Takengon.

    “Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo, Jumat (12/12/2025).

    Hingga kini, beberapa ruas jalan nasional masih terputus akibat banjir bandang dan longsor, terutama pada rute Meureudu-Bireuen, Bireuen-Bener Meriah, serta Gayo Lues-Aceh Tenggara. Penanganan darurat telah dilakukan melalui pengerahan alat berat, penimbunan oprit jembatan, pembersihan material longsor, hingga pemasangan jembatan Bailey secara bertahap.

    Penanganan terbesar saat ini terpusat pada Jembatan Teupin Mane, pintu masuk utama menuju Lintas Tengah. Proses erection Bailey dimulai sejak 10 Desember dan ditargetkan jembatan darurat ini berfungsi pada 15 Desember 2025.

    Setelah Teupin Mane tersambung, pemasangan Bailey di jembatan-jembatan yang putus lainnya akan dilanjutkan hingga seluruh akses menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah kembali terbuka.

    Di beberapa wilayah pegunungan, seperti Blangkejeren-Aceh Tenggara dan Geumpang-Pameue-Takengon, penanganan skala besar masih berlangsung. Pengangkutan material Bailey, perbaikan oprit jembatan, serta pembersihan longsoran dikebut dengan target selesai akhir Desember 2025.

    Pemulihan konektivitas menjadi kunci agar distribusi bantuan, mobilitas warga, dan aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan normal.

    Selain Lintas Tengah, dua koridor lainnya, yaitu Lintas Barat dan Lintas Timur Aceh juga menunjukkan progres besar. Sejumlah ruas yang sebelumnya terisolasi kini telah kembali dapat dilalui, seperti Banda Aceh-Meureudu, Lhokseumawe-Langsa, Langsa-Kuala Simpang, Kota Kutacane-perbatasan Sumatera Utara.

    Di ruas Simpang Uning-Uwaq-Blangkejeren, kendaraan roda dua sudah dapat melintas, sedangkan jalur roda empat ditargetkan tembus 15 Desember 2025. Dua jembatan yang putus di Lintas Timur Aceh pun ditargetkan rampung 14 Desember 2025.

    Sementara itu, seluruh jalur di Lintas Barat sudah kembali fungsional dan kini memasuki tahap pembersihan material banjir serta perbaikan minor.

    Kementerian PU memastikan seluruh tim BPJN Aceh bekerja intensif dengan dukungan alat berat, unit Bailey, serta koordinasi erat dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

  • Kerusakan Bencana Sumbar Faktor Alam, Wajib Evaluasi Daya Dukung Lingkungan

    Kerusakan Bencana Sumbar Faktor Alam, Wajib Evaluasi Daya Dukung Lingkungan

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup (Menteri LH) Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan dan verifikasi lapangan di lokasi yang terdampak banjir dan longsor di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

    Kunjungan Menteri LH Hanif menegaskan, kerusakan yang memicu bencana didominasi faktor alam dan menuntut evaluasi menyeluruh terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan di kawasan rawan bencana.

    “Bukit-bukit tersebut adalah zona perlindungan vital bagi Kota Padang dan sekitarnya. Jika fungsi perlindungan ini terganggu, dampaknya akan semakin besar dan masif,” ujar Hanif saat meninjau lereng-lereng kritis di kawasan Pegunungan Bukit Barisan, dilansir dari www.kemenlh.go.id, Jumat (12/12/2025).

    Hanif tak sendiri. Ia juga didampingi Gubernur Sumatera Barat, Wali Kota Padang, dan Wakil Bupati Padang Pariaman, dimulai dengan pemantauan udara serta peninjauan langsung ke titik-titik kritis.

    Hanif menjelaskan, observasi lapangan menemukan timbunan kayu besar di aliran sungai dan pesisir yang sebagian besar berasal dari pohon utuh yang tercabut akibat dorongan air ekstrem, bukan dari aktivitas penebangan skala besar.

    “Temuan awal ini mengarahkan fokus pemeriksaan pada faktor hidrometeorologis, kemiringan lereng, dan morfologi sungai,” kata dia.

    “Hampir semua kayu yang terbawa adalah pohon utuh yang tercabut oleh dorongan air ekstrem. Ini indikasi bahwa curah hujan dan kemiringan lereng memainkan peran utama dalam kejadian ini,” sambung Hanif.

    Dia mengatakan, berdasarkan temuan lapangan, KLH/BPLH akan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dokumen lingkungan, khususnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terkait Daerah Aliran Sungai (DAS) dan kawasan industri di sekitar wilayah terdampak.

     

    Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq membeberkan sejumlah temuan terkait bencana alam di Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat. Pihaknya meyakini bukan hanya akibat alam, tapi terdapat faktor curah hujan yang sangat tinggi.

  • PLN Terus Kebut Perbaiki Jalur Listrik Langsa-Pangkalan Brandan, Penopang Pemulihan Kelistrikan Aceh

    PLN Terus Kebut Perbaiki Jalur Listrik Langsa-Pangkalan Brandan, Penopang Pemulihan Kelistrikan Aceh

    Langsa, Beritasatu.com – PT PLN (Persero) terus mempercepat upaya pemulihan infrastruktur ketenagalistrikan yang terdampak banjir di wilayah Aceh. Perbaikan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Langsa–Pangkalan Brandan menjadi kunci untuk pemulihan sistem kelistrikan Aceh. 

    Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo turun langsung memimpin percepatan pemulihan sekaligus memastikan seluruh sumber daya PLN dimobilisasi dan bekerja secara maksimal. Ia menegaskan bahwa pemulihan hanya dapat dicapai dengan kolaborasi lintas sektor.

    Di tengah medan yang berlumpur, petugas PLN melakukan perakitan tower darurat di jalur transmisi Langsa-Pangkalan Brandan. – (PLN/Istimewa)

    “Tim PLN bekerja tanpa henti meskipun di tengah cuaca tidak bersahabat. Mereka harus melewati jalur berlumpur, membawa material secara manual, dan memastikan setiap pekerjaan aman. Kami juga menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah, TNI, Polri, dan masyarakat yang memberikan dukungan penuh sehingga progres perbaikan bisa berjalan baik,” ujar Darmawan.

    Sebelumnya, lima tower SUTT roboh dan tujuh lainnya mengalami kerusakan di jalur Langsa–Pangkalan Brandan akibat banjir serta pergeseran tanah yang terjadi beberapa waktu lalu. Kondisi tersebut membuat sistem kelistrikan Aceh terputus dari sistem besar Sumatra.

    Petugas PLN bahu membahu dalam mendirikan tower darurat transmisi Langsa-Pangkalan Brandan 150kV. – (PLN/Istimewa)

    Untuk recovery, PLN mengerahkan 1.476 personel yang di datangkan dari berbagai unit PLN se-Indonesia untuk membantu mempercepat pekerjaan, baik perbaikan tower di jalur transmisi, perbaikan jaringan distribusi ke pelanggan, hingga dukungan armada dan logistik.

    General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS), Amiruddin menambahkan bahwa pekerjaan dilakukan non stop dengan sistem shift untuk memastikan perbaikan berjalan lebih cepat.

    “Saat ini tim di lokasi secara terus menerus 24 jam bekerja membangun tower darurat dan melakukan modifikasi untuk perbaikan tower yang rusak,” ujar Amirrudin.

    Pihaknya juga menjalin kolaborasi strategis dengan TNI, khususnya Marinir Batalyon 8 Pangkalan Brandan yang memberikan dukungan pengamanan, mobilisasi personel, hingga akses logistik di area yang sulit dijangkau. Sinergi ini menjadi kekuatan penting dalam percepatan pemulihan infrastruktur transmisi yang terdampak.

    Petugas PLN sedang melakukan pendirian tower darurat transmisi Langsa-Pangkalan Brandan. – (PLN/Istimewa)

    “Prioritas utama kami adalah memastikan penormalan secepatnya. Tim gabungan terus bekerja, meski medan sulit dan cuaca tidak bersahabat, untuk mengembalikan keandalan sistem kelistrikan di Aceh,” tambah Amiruddin.

    PLN mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya percepatan pemulihan ini. Seluruh langkah perbaikan ini dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan sistem kelistrikan Aceh.

  • Selain Aceh, Presiden Prabowo Akan Tinjau Sumut dan Sumbar Setelah dari Rusia

    Selain Aceh, Presiden Prabowo Akan Tinjau Sumut dan Sumbar Setelah dari Rusia

    Selain Aceh, Presiden Prabowo Akan Tinjau Sumut dan Sumbar Setelah dari Rusia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto akan kembali mengunjungi wilayah bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera.
    Kepala Negara juga dijadwalkan mengunjungi
    Sumatera Utara
    dan Sumatera Barat, selain Aceh.
    Adapun
    kunjungan ke Aceh
    akan dilaksanakan, pada Jumat (12/12/2025).
    Kunjungan tersebut dilakukan sepulangnya Presiden Prabowo dari Moskow, Rusia.
    “Dari Moskow hari ini, Presiden Prabowo bertolak ke Tanah Air, dan akan langsung mengunjungi Aceh, untuk ketiga kalinya, kemudian dilanjutkan ke Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” kata Teddy, dalam akun Instagram @sekretariat.kabinet, Jumat.
    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu juga disebut telah mengunjungi Aceh Bireuen untuk meninjau penanganan bencana pada pekan lalu.
    Sementara itu, kunjungan kerja Presiden ke luar negeri dilakukan kurang dari tiga hari ke Pakistan dan Rusia.
    Di Islamabad, Pakistan, Presiden melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Shehbaz Sharif dan Presiden Asif Ali Zardari.
    “Di Moskow, Rusia, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Vladimir Putin selama 3 jam,” ujar Teddy.
    Sebelumnya diberitakan, Prabowo tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, pada Jumat (12/12/2025) dini hari.
    Pantauan Kompas.com, pesawat Republik Indonesia PK-GIG yang ditumpangi Presiden Prabowo mendarat sekitar pukul 02.40 WIB.
    Ia kemudian menuruni pesawat sekitar pukul 03.00 WIB setelah pintu pesawat dibuka.
    Kehadirannya disambut langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom) RI Angga Raka Prabowo, dan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution.
    Pada pagi nanti, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu dijadwalkan mengunjungi sejumlah daerah terdampak yang masih membutuhkan pemulihan.
    Beberapa di antaranya adalah Aceh Tamiang, Takengon, hingga Bener Meriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pakar UGM: Cuaca Ekstrem Picu Multibencana di Sumatera

    Pakar UGM: Cuaca Ekstrem Picu Multibencana di Sumatera

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Rangkaian banjir bandang, longsor, hingga kerusakan infrastruktur yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh dalam beberapa hari terakhir disebut sebagai sinyal kuat meningkatnya cuaca ekstrem di Indonesia.

    Guru Besar Geologi Lingkungan dan Kebencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dwikorita Karnawati menegaskan, fenomena tersebut merupakan dampak langsung dari kerentanan geologi Indonesia yang diperburuk oleh kerusakan lingkungan dan intensitas perubahan iklim yang makin tinggi.

    Ia menjelaskan, kombinasi tiga faktor tersebut memicu bencana geo-hidrometeorologi berantai dengan intensitas yang jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

    “Indonesia secara alamiah berada pada wilayah tektonik aktif yang rentan multibencana. Namun, pemanasan global dan kerusakan lingkungan membuat hujan ekstrem terjadi lebih sering dengan periode ulang yang semakin pendek,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (12/12/2025).

    Dwikorita mengungkapkan, tahun 2024 merupakan tahun terpanas dalam sejarah pencatatan modern. Anomali suhu global mencapai +1,55 derajat celsius dibandingkan era praindustri. Dekade 2015-2024 juga tercatat sebagai sepuluh tahun terpanas di planet bumi.

    Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan peningkatan signifikan kejadian cuaca ekstrem. Pada 2020, tercatat 2.483 peristiwa, lalu melonjak menjadi 6.128 pada 2024. Tren peningkatan curah hujan pun semakin kuat di wilayah barat Indonesia termasuk provinsi-provinsi di Sumatra.

    “Realitas ini memperkuat risiko banjir bandang, aliran debris, dan gerakan tanah, terutama di daerah dengan topografi curam dan perubahan tata guna lahan,” jelasnya.

    Menurutnya, frekuensi hujan ekstrem yang meningkat membuat daya rusak bencana di Sumatera menjadi jauh lebih besar.

    “Hujan ekstrem yang dulunya jarang, kini mulai muncul berulang. Ini yang menyebabkan banjir bandang di Sumatera datang dengan daya rusak yang jauh lebih besar,” kata Dwikorita.

    Mantan kepala BMKG itu menambahkan, dinamika geologi, hidrometeorologi, dan kerusakan lingkungan kini saling memicu dan memperkuat. Akibatnya, satu peristiwa dapat memunculkan rangkaian bencana susulan.

    “Selama musim hujan, potensi banjir bandang lanjutan masih sangat tinggi. Saat rehabilitasi baru dimulai, hujan ekstrem bisa datang lagi dan memaksa daerah terdampak kembali ke fase tanggap darurat,” paparnya.

    Ia menilai skala kerusakan tiga provinsi tidak dapat diatasi hanya dengan mekanisme penanggulangan bencana reguler yang dirancang pada 2007. Sistem tersebut dinilai belum siap menghadapi multibencana yang dipicu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin kompleks.

    “Bencana kali ini merupakan multibencana dengan penyebab dan dampak yang saling memperkuat,” tegasnya.

    Dwikorita menilai, pemulihan wilayah terdampak memerlukan mekanisme cepat, taktis, dan masif. Hal ini termasuk koordinasi lintas sektor yang lebih kuat dibandingkan penanganan reguler.

    “Dengan skala kerusakan sebesar ini, mekanisme rutin tampaknya tidak lagi memadai. Kita memerlukan lembaga lintas sektor yang mampu bekerja terpadu dan cepat,” jelasnya.

    Ia merekomendasikan pemerintah membentuk kajian komprehensif melibatkan kementerian teknis, BNPB, pemerintah daerah, akademisi, dan komunitas kebencanaan. Kajian tersebut harus memasukkan variabel perubahan iklim, kerusakan lingkungan, serta proyeksi bahaya hidrometeorologi untuk merumuskan kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi secara holistik.