Mendagri Terbitkan SE Penggunaan Bantuan Keuangan dan Pergeseran Anggaran pada Daerah Bencana
Penulis
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 900.1.1/9772/SJ tentang Penggunaan Bantuan Pemerintah Pusat dan Bantuan Keuangan Pemerintah Daerah (Pemda) serta Pergeseran Anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Daerah Bencana.
SE yang ditujukan kepada
kepala daerah
di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) tersebut diteken Tito pada Kamis (11/12/2025).
SE tersebut memberikan pedoman bagi pemda terdampak bencana terkait pemanfaatan bantuan keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah lain.
Selain itu, surat tersebut mengatur mekanisme pergeseran anggaran dalam APBD untuk mempercepat penanganan bencana. Kebijakan ini diterbitkan untuk memastikan dukungan anggaran dapat digunakan secara cepat, tepat, dan akuntabel sesuai kebutuhan di lapangan.
Dalam edaran itu, Tito menekankan agar bantuan keuangan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta sarana dan prasarana dasar. Rincian kebutuhan turut dicantumkan dalam SE.
“
Penampungan dan hunian sementara, seperti tenda, terpal, matras, tali tambang
,” tulis Tito mengenai salah satu kebutuhan sarana dan prasarana dasar bagi daerah terdampak bencana.
Lebih lanjut, bagi pemda yang masih menetapkan status tanggap darurat, bantuan dapat dianggarkan melalui belanja tidak terduga (BTT) dengan mekanisme pembebanan langsung sesuai tahapan yang diatur dalam SE.
Apabila status tanggap darurat telah berakhir, penggunaan bantuan dari pemerintah pusat maupun pemda lainnya harus dianggarkan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, sesuai kewenangannya pada program, kegiatan, subkegiatan, dan kode rekening belanja, sebagaimana tata cara yang ditetapkan dalam surat tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
provinsi: Aceh
-

Purbaya Tegaskan Tak Kirim Balpres Ilegal untuk Korban Banjir Sumatera
Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak akan menyalurkan pakaian bekas impor ilegal (balpres) hasil sitaan untuk membantu korban bencana di Sumatera. Purbaya menilai distribusi barang ilegal justru bisa menimbulkan celah penyalahgunaan.
Purbaya memastikan pengelolaan barang sitaan tetap mengikuti aturan. “Jangan sampai nanti gara-gara itu, banyak lagi balpres masuk dengan alasan kan bagus buat bencana,” ujarnya di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12/2025) dilansir dari Antara.
Menurut Purbaya, jika pemerintah ingin mengirim bantuan, barang yang dikirim harus layak pakai dan berasal dari anggaran negara. Ia menekankan bahwa pengadaan barang bantuan akan melibatkan pelaku UMKM dalam negeri. “Lebih baik kita beli barang-barang dalam negeri produk UMKM, dikirim ke bencana yang (barang) baru. Saya lebih baik mengeluarkan uang ke situ kalau terpaksa, dibanding pakai barang-barang balpres itu,” katanya.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) membuka opsi pemanfaatan barang sitaan berupa produk garmen ilegal untuk korban bencana di Sumatera. DJBC menilai barang hasil penindakan otomatis menjadi milik negara dan dapat ditindaklanjuti melalui berbagai mekanisme.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC, Nirwala Dwi Heryanto, menjelaskan bahwa barang sitaan tidak selalu harus dimusnahkan. “Dihancurkan itu sebetulnya salah satu (opsi). Kalau barang melanggar, tentunya akan menjadi barang milik negara. Itu bisa dimusnahkan atau untuk tujuan lain,” ujarnya.
DJBC memiliki tiga opsi penanganan barang ilegal, yakni dimusnahkan, dihibahkan, atau dilelang. Melihat kebutuhan mendesak di wilayah terdampak bencana, opsi hibah sempat menjadi pertimbangan. “Siapa tahu saudara-saudara kita bisa memanfaatkan dan menggunakan. Sementara yang di Aceh membutuhkan,” tambah Nirwala.
-

Bantuan Logistik Mulai Teratasi, Perbaikan Hunian Kini Menanti
Bisnis.com, JAKARTA — Di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Wita perempuan warga Desa Sukarahmat, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, berkisah tentang kondisi dirinya, keluarga, dan para pengungsi korban bencana banjir dan tanah longsor.
Wita mengaku bantuan seperti roti, beras, dan kebutuhan dasar lainnya sudah diterima warga sehingga logistik terpenuhi. Begitu pula bantuan obat-obatan dan layanan kesehatan.
“Saya lihat sudah banyak mobil bantuan kesehatan lewat, mencari siapa yang sakit. Paling sakit-sakit ringan saja, batuk pilek,” katanya di hadapan Presiden Prabowo saat berkunjung ke lokasi pengungsian, Jumat (12/12/2025).
Harapan yang disematkan oleh Wita ke Kepala Negara yakni agar rumahnya dan kondisi hunian warga yang rusak dapat segera diperbaiki.
“Material rumah banyak yang rusak. Kurangnya alat untuk membersihkan rumah, itu semua masih berlumpur,” ujar Wita terisak.
Wita menambahkan, lumpur tebal masih menutup sebagian besar rumah warga sehingga mereka belum dapat kembali ke hunian masing-masing. Karena itu, dukungan pemerintah untuk memperbaiki akses, menyediakan material bangunan, dan mempercepat pemulihan sangat dibutuhkan.
“Saya berharap kota kami kembali normal, itu saja. Hidup kembali. Anak-anak bisa sekolah, anak-anak kami yang di pesantren bisa kembali ke pesantren,” imbuhnya.
Wita juga menceritakan kondisi memilukan setelah rumahnya hancur tertimpa pohon ketika banjir besar menerjang. Saat ini ia mengaku menumpang di rumah kerabat.
Dia menjelaskan bahwa banjir merendam banyak rumah di kawasan perbukitan sehingga warga kesulitan menyelamatkan barang-barang. Selama masa tanggap darurat, akses jalan ke kota pun terputus, sehingga bantuan sulit diakses.
Harapan yang sama juga muncul dari Sofia Laura, warga Desa Sukajadi. Dia mengaku terharu dan berharap kehadiran Presiden dapat mempercepat realisasi bantuan hunian layak.
“Sangat terharu. Mudah-mudahan dengan datang Bapak Presiden, Pak Prabowo, secepat mungkin kami sudah bisa menempati rumah layak pakai,” ujar Sofia.Menjelang bulan suci Ramadan, Sofia menyampaikan harapannya agar para pengungsi segera mendapatkan bantuan rumah layak untuk kembali menjalani kehidupan dengan aman dan tenang.
“Kami di sini memohon kepada Bapak Presiden yang terhormat. Beberapa bulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Kami sangat mengharapkan bantuan rumah,” katanya.
Sofia menegaskan bahwa warga tidak mengharapkan hunian mewah, melainkan tempat tinggal yang layak serta aman untuk ditempati. Selain itu, ketersediaan sarana air bersih juga menjadi kebutuhan mendesak bagi warga di pengungsian.Rumah Pengganti
Saat berkunjung ke lokasi pengungsian di Bener Meriah, Presiden Prabowo menyatakan pemerintah segera menyiapkan rumah pengganti untuk warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor.
“Kita akan atasi ini bersama dan kita sudah siapkan juga rencana untuk mengganti semua rumah,” ujar Presiden yang disambut meriah warga masyarakat.
Prabowo berharap masyarakat bersabar karena semua upaya pemulihan membutuhkan proses yang tidak sebentar. Dia memastikan semua pihak bekerja keras memulihkan kondisi pascabencana.
“Tentunya kita butuh kesabaran dari bapak-bapak, ibu-Ibu sekalian. Karena tidak bisa kita seketika selesaikan semua itu ya,” katanya.
Presiden berjanji akan terus memantau dan memerhatikan penanganan dan pemulihan pascabencana.
“Saya minta maaf karena Presiden RI tidak punya tongkat Nabi Musa, tapi kita akan bekerja keras untuk bantu saudara-saudara sekalian,” katanya.
Prabowo pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak, seperti pemerintah daerah, TNI, dan Polri yang berperan dalam menyalurkan bantuan dan memulihkan kondisi pascabencana. Ia memastikan warga tak akan menghadapi kesulitan sendiri.
“Terima kasih Pak Bupati, Wakil Bupati. Saya terima kasih semua Kepala Dinas di provinsi. Terima kasih Pak Gubernur dan semua jajarannya. Saya terima kasih Panglima TNI dan Kapolri, pasukan yang turun semua. Menteri-menteri turun semua, kita akan bersama dengan bapak-bapak, ibu-ibu semua tidak sendiri, kita akan bersama,” pungkasnya. (*) -

Pemerintah Akan Habis-habisan Bantu Kalian
Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto berharap para pengungsi korban bencana untuk bersabar dengan kondisi usai bencana. Prabowo berjanji pemerintah akan kerja keras habis-habisan untuk rakyat.
Hal itu disampaikan Prabowo saat meninjau posko pengungsian di SMP 2 Wih Pesan, Bener Meriah, Aceh. Prabowo datang untuk melihat langsung keadaan para pengungsi.
“Kami hari ini datang untuk melihat keadaan sebenarnya, melihat keadaan ibu-ibu, bapak-bapak sekalian, dan melihat apa yang kami bisa lebih cepat lagi mengirim bantuan,” kata Prabowo.
Prabowo mengungkap proses pengiriman bantuan ke daerah terdampak memang masih sulit karena faktor alam yang tidak diprediksi. Prabowo berjanji akan bekerja keras untuk memulihkan kondisi pasca bencana.
“Memang keadannya memang sulit, alam sedang kita harus waspada. Tapi percayalah bahwa pemerintah akan bekerja sangat keras, akan berbuat habis-habisan untuk membantu bapak-bapak, ibu-ibu sekalian di sini,” ujarnya.
“Kami sudah siapkan rencana semua jembatan akan kita perbaiki, jalan-jalan longsor akan kita tembus, listrik akan kita hidupkan semuanya, dan kalau masih ada kekurangan kita akan kejar atasi bersama ya,” ujarnya.
Prabowo mengatakan dirinya tidak punya tongkat nabi musa. Namun, pemerintah tetap akan bekerja keras membantu korban terdampak.
“Saya minta maaf presiden Republik Indonesia tidak punya tongkat Nabi Musa, tidak punya. Tapi kita akan bekerja keras untuk membantu saudara-saudara sekalian,” ujarnya.
(eva/ygs)
-

Kami Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Bantuan Hunian Butuh Waktu
Aceh Tengah –
Korban bencana di Aceh Tengah meminta bantuan perbaikan rumah mereka yang hancur akibat banjir bandang saat Presiden Prabowo Subianto mengunjungi mereka. Prabowo mengatakan pemerintah pasti membantu, namun dia meminta warga bersabar karena pengerjaan membutuhkan waktu.
Aspirasi korban bencana itu disampaikan warga bernama Raudah di Posko Pengungsian Takengon, Aceh Tengah. Dia awalnya mengeluhkan logistik hingga sinyal yang masih sulit.
“Saya mewakili rakyat Aceh Tengah mengucapkan terima kasih yang telah hadir di tanah Gayo tercinta. Kami sangat membutuhkan logistik Pak, sangat sangat membutuhkan, kekurangan air bersih, listrik,” kata Raudah, Jumat (12/12/2025).
Raudah berharap hunian baru. Dia meminta pemerintah membangun hunian untuk para warga yang terdampak.
“Kedua saya harapkan bapak agar secepatnya membantu rumah rumah saudara saya yang terkena musibah saya berharap ya Pak. Saya mewakili saudara-saudara saya di Aceh Tengah, Pak, mohon segera dilakukan ya Pak,” ujarnya.
Prabowo pun merespons. Dia berjanji akan merehabilitasi rumah warga terdampak, namun membutuhkan waktu.
“Tadi saya sudah sampaikan bahwa pasti pemerintah akan turun dan bantu, tentunya ini yang terkena musibah, kami juga manusia tidak punya tongkat Nabi Musa. Ada nanti hunian sementara kemudian hunian tetap yang kita sudah siapkan sudah kita rencanakan, sudah kita alokasi anggaran,” ujarnya.
Prabowo menegaskan pemerintah sudah menyiapkan anggaran untuk perbaikan rumah. Dia mengatakan pemerintah bekerja keras.
“Tapi butuh waktu jadi kami mohon kesabaran saya tidak bisa mengerjakan semua begitu cepat, kita sudah bekerja sebaik-baiknya, saya kira itu saya minta ketabahan dan kesabaran semua pasti kita akan bantu tenang saja,” ujarnya.
Halaman 2 dari 2
(eva/haf)
-

Prabowo Minta Maaf Listrik Belum Sepenuhnya Masuk Aceh Tamiang
Bisnis.com, ACEH TAMIANG – Presiden Prabowo Subianto meminta maaf karena aliran listrik belum sepenuhnya masuk wilayah terdampak banjir Sumatra, khususnya wilayah Aceh Tamiang.
Pesan itu disampaikan Prabowo saat meninjau posko pengungsian warga terdampak banjir di Desa Sukajadi, Kabupaten Aceh Tamiang, Jumat (12/12/2025).
Prabowo mengatakan pemerintah akan turun akan membantu semua warga yang terdampak banjir.
“Saya minta maaf kalau masih ada yg belum, kita sedang bekerja keras, mungkin listrik yg belum ya, listrik sudah mulai. Ya, kita berusaha kita tahu di lapangan sangat sulit, keadaannya sulit jadi kita atasi bersama. Saya kira itu saja, ya mudah-mudahan kalian cepat pulih, cepat kembali, cepat normal,” katanya.
Selain itu, Prabowo menegaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai langkah pencegahan terhadap bencana.
Dalam arahannya kepada warga dan pemerintah daerah, Prabowo menekankan bahwa kerusakan lingkungan memiliki dampak langsung terhadap meningkatnya risiko bencana.
Oleh karena itu, dia meminta seluruh pihak lebih waspada dalam mengelola alam.
“Kita sekarang harus waspada hati-hati kita harus jaga lingkungan kita, alam kita harus kita jaga, kita tidak boleh tebang pohon sembarangan,” ujar Prabowo.
Prabowo mengatakan bahwa upaya pemulihan pascabencana tidak cukup hanya dengan memperbaiki infrastruktur dan menyalurkan bantuan.
Menurutnya, pencegahan harus menjadi langkah jangka panjang, termasuk mengawasi aktivitas yang dapat merusak alam.
Dia juga meminta pemerintah daerah berperan aktif mengedukasi masyarakat dan memperketat pengawasan terhadap praktik-praktik yang berpotensi memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor.
Kunjungan Prabowo ke Aceh Tamiang merupakan bagian dari rangkaian peninjauan lokasi terdampak banjir di berbagai wilayah Sumatra. Dalam kunjungan itu, Prabowo menyampaikan komitmen pemerintah untuk membantu percepatan pemulihan sekaligus memperbaiki tata kelola lingkungan.
“Saya minta pemerintah daerah lebih waspada lebih awasi, kita jaga alam kita dengan sebaik-baiknya,” pungkas Prabowo.
/data/photo/2025/12/12/693bfa008c0ab.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



