provinsi: Aceh

  • BUMN Kerahkan Relawan Kirim Bantuan hingga Bantu Pemulihan Sumatera

    BUMN Kerahkan Relawan Kirim Bantuan hingga Bantu Pemulihan Sumatera

    Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID bersama Relawan Danantara–Badan Pengelola BUMN (BP BUMN) terus bergerak cepat mendukung penanganan dan pemulihan bencana di wilayah Sumatra.

    Melalui sinergi Danantara Indonesia dan BP BUMN yang mengerahkan ribuan relawan serta ratusan armada dari 11 BUMN, MIND ID hadir memberikan bantuan bagi sejumlah wilayah terdampak bencana, khususnya di Provinsi Aceh.

    Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, hadir secara langsung memimpin apel pelepasan Relawan dan Armada Bantuan.

    Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam merespons situasi bencana dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat segera menjangkau masyarakat terdampak.

    Dalam aksi kemanusiaan tersebut, MIND ID menyalurkan bantuan obat-obatan dan kebutuhan keseharian melalui tiga unit truk yang berisi lebih dari 100.000 obat-obatan, terdiri atas tetes mata, vitamin, obat batuk, obat demam, obat maag, obat alergi, obat flu, obat diare, obat topikal, popok bayi dan dewasa, tisu basah dan kering, susu bayi, botol susu, serta berbagai alat kesehatan.

    Dalam arahannya, Dony Oskaria menegaskan bahwa peran BUMN dalam situasi bencana merupakan bagian dari tanggung jawab kebangsaan sebagai perusahaan milik negara.

    “BUMN adalah milik rakyat Indonesia. Oleh karena itu, setiap kali rakyat membutuhkan, kehadiran kami bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Sejak awal terjadinya bencana, kami menegaskan bahwa kehadiran BUMN bukan sekadar pelengkap, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab sebagai perusahaan milik negara,” ujar Dony Oskaria, Sabtu (20/12/2025).

     

  • Ribuan Pengungsi di Aceh Terserang ISPA, Legislator Minta Kemenkes Bangun Posko

    Ribuan Pengungsi di Aceh Terserang ISPA, Legislator Minta Kemenkes Bangun Posko

    Jakarta

    Sebanyak belasan ribu pengungsi di 9 kabupaten/kota di Aceh terserang ISPA hingga diare. Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membuat posko di lapangan.

    “Kami di Komisi IX mendorong Kemenkes untuk membuka posko-posko kesehatan di wilayah terdampak, agar mudah dijangkau korban dan penyakit tidak mewabah,” ujar Irma kepada wartawan, Minggu (21/12/2025).

    Irma menyebut seharusnya Kemenkes sudah harus memikirkan bagaimana untuk memastikan para korban bencana tidak kesulitan untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Karena menurutnya, pasti akan banyak penyakit yang akan diderita para korban ditengah kondisi yang serba terbatas.

    “Tentu juga akan menurunkan daya imunitas mereka terhadap penyakit. Untuk itu perlu adanya koordinasi yang konkrit dan solid dari semua pihak,” ujarnya.

    Lalu, ia menyebut fakta di lapangan banyak relawan dari TNI dan Polri yang mampu menembus tempat-tempat yang sulit dijangkau, tetapi kekurangan alat-alat kesehatan dasar. Irma bercerita dirinya sempat dikontak Wakil Ketua MPR Lestari Mierdijat dan memintanya untuk menyampaikan surat permohonan bantuan alat kesehatan dan obat-obatan.

    Sebelumnya, Dinas Kesehatan Aceh mengatakan ribuan pengungsi saat ini mulai terserang penyakit ispa, diare hingga campak. Dilansir detikSumut, Plt Kadinkes Aceh Ferdiyus mengatakan pengungsi yang terserang ispa mencapai hampir 10 ribuan kasus yang tersebar di 9 kabupaten/kota.

    Penyakit lain yang dialami pengungsi diare sekitar 1.376 kasus, dan flu 1.336 kasus.

    (azh/idh)

  • Datangi Aceh, Gus Yahya Sebut Satu per Satu Masalah Terkait Banjir Teratasi

    Datangi Aceh, Gus Yahya Sebut Satu per Satu Masalah Terkait Banjir Teratasi

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai strategi dan langkah pemerintah menangani dampak bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, menunjukkan progres nyata dan memberikan harapan bagi percepatan pemulihan masyarakat terdampak.

    “Masalah yang kita hadapi memang sangat besar, tetapi satu per satu sudah mulai bisa diatasi. Strategi pemerintah dalam menangani dampak bencana menurut saya sudah sangat baik,” ujar Gus Yahya di Jakarta, Sabtu (20/12/2025). Dikutip dari Antara.

    Gus Yahya menegaskan skala bencana yang terjadi memang sangat besar dan menimbulkan dampak serius bagi kehidupan masyarakat. Penilaian tersebut disampaikannya berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan saat melakukan kunjungan ke Aceh beberapa hari sebelumnya.

    “Saya melihat langsung kondisi di lapangan, khususnya di Aceh, dan memang dampaknya sangat parah. Banyak wilayah terdampak serius, infrastruktur rusak dan aktivitas masyarakat lumpuh,” ujar dia.

    Meski demikian, ia menilai pemerintah telah menyiapkan langkah penanganan yang sistematis dan terkoordinasi, sehingga berbagai persoalan yang muncul mulai dapat diatasi secara bertahap.

    Gus Yahya mengakui masih terdapat sejumlah kendala di lapangan, terutama dalam proses distribusi bantuan ke daerah-daerah yang sempat terisolasi akibat rusaknya infrastruktur. Namun, ia optimistis hambatan tersebut dapat segera diatasi.

    “Selama ini memang ada hambatan, misalnya dalam pendistribusian bantuan karena sejumlah wilayah terisolasi. Namun, semoga dalam waktu dekat semuanya bisa ditembus,” tuturnya.

    Ia mencontohkan kondisi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang sebelumnya mengalami keterputusan akses akibat jembatan putus total. Saat berkunjung ke wilayah tersebut, Gus Yahya menyaksikan langsung adanya perbaikan yang signifikan.

    “Ketika saya ke Pidie Jaya hari Kamis lalu, saya melihat jembatan yang sebelumnya putus total sudah berhasil ditangani. Alhamdulillah, ini menunjukkan progres yang nyata,” terang Gus Yahya.

    Dalam rangka memperkuat kontribusi NU, Gus Yahya menyampaikan bahwa PBNU telah menghubungkan Satgas NU Peduli dengan pemerintah daerah setempat guna mengoordinasikan berbagai bentuk dukungan dan bantuan kemanusiaan.

    “Kami sudah melakukan rapat koordinasi di Aceh, dan dalam waktu dekat insya Allah akan kami lakukan hal yang sama di Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” katanya.

    Di tingkat nasional, PBNU juga telah berkomunikasi dengan otoritas pusat, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan instansi terkait lainnya, untuk memperoleh data yang komprehensif serta gambaran menyeluruh mengenai strategi pemerintah dalam penanganan dampak bencana.

  • Politik sepekan, instruksi Presiden hingga klarifikasi Mendagri

    Politik sepekan, instruksi Presiden hingga klarifikasi Mendagri

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa politik telah diwartakan oleh pewarta Kantor Berita ANTARA selama sepekan. Berikut beberapa berita pilihan yang masih menarik dibaca pagi ini.

    1. Presiden instruksikan mobilisasi seluruh kekuatan hari pertama bencana

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto sudah menginstruksikan untuk melakukan mobilisasi seluruh kekuatan nasional pada hari pertama setelah banjir dan longsor di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

    Seskab pun menjelaskan pada saat banjir dan longsor terjadi di Aceh dan Sumatera, Kepala BNPB Suharyanto tengah berada di Lumajang, Jawa Timur.

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Pesawat TNI AU angkut 14 ton cabai petani Aceh

    TNI AU mengerahkan pesawat Hercules A-1339 mengangkut 14 ton cabai dan komoditas lain milik petani di Bener Meriah, Aceh, untuk membantu mereka tetap memiliki pendapatan dari hasil panen.

    “Melaporkan dukungan pesawat untuk mengangkut logistik dan personel di Bandara Rembele (Kabupaten Bener Meriah),” dikutip dari keterangan resmi TNI Angkatan Udara, Kamis (17/12).

    Baca selengkapnya di sini.

    3. RI akuisisi hotel Kampung Haji Mekah, tampung 4.383 jamaah

    Pemerintah Indonesia telah mengakuisisi satu hotel di kawasan Tahrir dengan total 1.461 kamar yang tersebar di tiga tower untuk kawasan hunian jamaah haji Indonesia di Mekah, Arab Saudi, yang menjadi bagian dari proyek Kampung Haji Indonesia.

    Kabar itu disampaikan Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, seusai menyampaikan laporan aktual progres pembangunan Kampung Haji di Arab Saudi kepada Presiden Prabowo Subianto.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. Pemerintah terbitkan aturan pemanfaatan kayu pascabanjir Sumatera

    Pemerintah telah menyiapkan payung regulasi terkait pemanfaatan kayu gelondongan terbawa banjir di Sumatera untuk mendukung percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di tiga provinsi terdampak.

    Pernyataan itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, dalam konferensi pers pemulihan situasi pasca-bencana di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat.

    Baca selengkapnya di sini.

    5. Tito klarifikasi isu remehkan bantuan Malaysia ke Aceh

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan tidak pernah berniat mengecilkan bantuan dan dukungan warga maupun pemerintah Malaysia kepada korban bencana di Aceh.

    “Pernyataan saya kemarin mungkin disalahpahami. Saya sama sekali tidak bermaksud untuk mengecilkan bantuan, dukungan dari warga Malaysia kepada Aceh, tidak, sama sekali tidak bermaksud itu,” katanya.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dampak  banjir bandan, jembatan Beutong Ateuh Nagan Raya Putus

    Dampak banjir bandan, jembatan Beutong Ateuh Nagan Raya Putus

    Minggu, 30 November 2025 19:46 WIB

    Foto udara Jembatan Beutong Ateuh Banggalang yang putus diterjang banjir bandang di jalan lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah di Desa Kuta Teugong, Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, Aceh, Minggu (30/11/2025). Jembatan penghubung yang merupakan akses utama dijalur lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah putus total setelah diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11) sehingga memutuskan akses transportasi warga dari seberang sungai serta tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Foto udara Jembatan Beutong Ateuh Banggalang yang putus diterjang banjir bandang di jalan lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah di Desa Kuta Teugong, Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, Aceh, Minggu (30/11/2025). Jembatan penghubung yang merupakan akses utama dijalur lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah putus total setelah diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11) sehingga memutuskan akses transportasi warga dari seberang sungai serta tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Foto udara Jembatan Beutong Ateuh Banggalang yang putus diterjang banjir bandang di jalan lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah di Desa Kuta Teugong, Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, Aceh, Minggu (30/11/2025). Jembatan penghubung yang merupakan akses utama dijalur lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah putus total setelah diterjang banjir bandang pada Rabu (26/11) sehingga memutuskan akses transportasi warga dari seberang sungai serta tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiga Pekan Pascabencana, 6 Desa di Kecamatan Sekrak Aceh Tamiang Masih Terisolasi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Desember 2025

    Tiga Pekan Pascabencana, 6 Desa di Kecamatan Sekrak Aceh Tamiang Masih Terisolasi Regional 20 Desember 2025

    Tiga Pekan Pascabencana, 6 Desa di Kecamatan Sekrak Aceh Tamiang Masih Terisolasi
    Tim Redaksi
    ACEH TAMIANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak enam desa yaitu Desa Baling Karang, Suka Makmur, Sulum, Juar, Sekumur dan Desa Tanjung Gelumpang, Kecamatan Sekrak, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, hingga Sabtu (20/12/2025) masih terisolasi.
    Amiruddin salah seorang warga Desa Pahlawan, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten
    Aceh Tamiang
    , dihubungi per telepon, menyebutkan akses ke pedalaman itu belum bisa dilalui kendaraan roda dua.
    “Butuh tambahan alat berat untuk membersihkan jalan di pedalaman Kecamatan Sekrak. Kita minta, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
    BNPB
    ) mendatangkan alat berat dalam jumlah besar,” sebut Amiruddin.
    Dia menambahkan, suplai bahan pangan dilakukan dengan motor trail dalam jumlah terbatas. Sehingga, korban banjir di pedalaman masih kekurangan bahan pangan, air bersih dan obat-obatan.
    “Listrik menyala pada malam hari. Kalau pagi ke sore itu masih padam di pusat kota. Kalau di pedalaman, masih padam seluruhnya,’ terang Amiruddin.
    Dia mendesak BNPB dan Kementerian Sosial RI untuk mempercepat distribusi bahan pangan dan air bersih.
    “Air bersih masih sangat dibutuhkan. Masih sangat terkendala saat ini,” terangnya.
    Sisi lain, sambungnya, pemulihan pascabanjir untuk anak dan kaum ibu berupa trauma healing. “Anak-anak dan kaum ibu paling trauma, butuh pemulihan segera, bukan sebatas bahan pangan saja,” pungkasnya.
    Sekadar diketahui, banjir merendam Aceh Tamiang sejak 26 November 2025 lalu. Dampaknya, 208.163 pengungsi tersebar di 209 desa dalam 12 kecamatan. Tercatat 85 korban meninggal dunia. 
    Sementara itu PT
    PLN
    (Persero) melaporkan telah memulihkan kelistrikan di Aceh secara bertahap setelah kembali terhubung dengan jaringan sistem besar Sumatera. 
    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, setelah jaringan transmisi berhasil tersambung, PLN memasuki tahap pengoperasian kembali pembangkit listrik, proses inilah yang membuat sistem kelistrikan Aceh berangsur pulih. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Desember 2025

    Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha Regional 20 Desember 2025

    Pemprov Jateng Pulangkan 100 Warga Terdampak Banjir Sumatera, Dapat Bantuan Modal Usaha
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memulangkan 100 warganya yang terdampak banjir di Sumatera, khususnya di Bener Meriah, Aceh. Para warga telah berada di pengungsian selama sekitar tiga pekan.
    Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyatakan, pemulangan ini merupakan bentuk komitmen
    Pemprov Jateng
    untuk memastikan perlindungan dan keselamatan warganya di mana pun berada.
    Proses pemulangan dilakukan setelah koordinasi antara Pemprov Jateng, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemprov Aceh, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bener Meriah terkait pendataan warga terdampak.
    “Sudah diberangkatkan dan sudah dijemput oleh sekretariat daerah (Setda) Provinsi Jateng, berikut para bupati kami,” kata Luthfi saat kegiatan di Semarang, Sabtu (20/12/2025).
    Rinciannya, warga tersebut terdiri dari 54 orang asal Cilacap, 34 orang asal Brebes, 7 orang asal Pemalang, 3 orang asal Kebumen, dan masing-masing satu orang asal Pekalongan dan Grobogan.
    “Paling banyak ada Brebes dan Cilacap, kemudian Pemalang. Semua sudah dihubungi keluarganya,” ungkap Luthfi.
    Para warga dipulangkan menggunakan pesawat Hercules Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dari Bandara Takengon, Aceh, pada Sabtu sekitar pukul 11.00 WIB, transit di Medan, dan tiba di Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekira pukul 14.15 WIB.
    Setibanya di Jakarta, Pemprov Jateng melalui Badan Penghubung menyediakan fasilitas istirahat dan konsumsi, serta transportasi lanjutan: dua bus ke Cilacap, satu bus ke Brebes, dan travel bagi warga asal Grobogan dan Kebumen.
    Selain transportasi, warga juga menerima modal sementara untuk melanjutkan hidup dan memulai usaha di kampung halaman. Bantuan ini disalurkan bekerja sama dengan Baznas Jateng.
    “Semuanya dari segi transportasi kita bantu, bahkan nanti kembali ke daerahnya kita kasih modal usaha supaya bisa berusaha. Minimal mereka pulang ke kampung bisa
    recovery
    di wilayah masing-masing,” pungkas Luthfi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Habib Rizieq Soroti Sikap Prabowo soal Bencana Nasional, Bandingkan Pernyataan 2015 dan Kebijakan Saat Ini

    Habib Rizieq Soroti Sikap Prabowo soal Bencana Nasional, Bandingkan Pernyataan 2015 dan Kebijakan Saat Ini

    GELORA.CO –  Habib Rizieq Shihab menyinggung pernyataan Prabowo Subianto pada tahun 2015 terkait penetapan bencana nasional, yang dinilainya berbeda dengan sikap pemerintah saat ini dalam menangani bencana di Aceh dan sejumlah wilayah Sumatra.

    Dalam keterangannya kepada publik, Habib Rizieq mengingatkan bahwa Prabowo, ketika belum menjabat sebagai presiden, pernah secara terbuka mendesak pemerintahan Joko Widodo untuk menetapkan bencana besar sebagai bencana nasional demi percepatan penanganan dan terbukanya akses bantuan internasional.

    Ia merujuk pada unggahan Prabowo di media sosial pada 13 Oktober 2015, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau.

    Dalam unggahan tersebut, Prabowo menulis agar pemerintah segera menetapkan bencana nasional agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan bantuan luar negeri dapat segera masuk.

    “Artinya, sejak dulu Presiden kita sebenarnya memiliki pandangan bahwa jika terjadi bencana besar, seharusnya ditetapkan sebagai bencana nasional. Namun, ketika sekarang beliau menjabat sebagai presiden, sikap tersebut dinilai tidak terlihat dalam kasus bencana Aceh dan Sumatra,” ujar Habib Rizieq dikutip dari kanal Youtube pecinta ulama, Sabtu 20 Desember 2025.

    Habib Rizieq mengungkapkan bahwa dirinya telah menyampaikan permintaan kepada pemerintah agar bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat ditetapkan sebagai bencana nasional.

    Menurutnya, status tersebut penting agar seluruh elemen negara dapat fokus, pengalokasian anggaran menjadi lebih besar, serta bantuan internasional dapat masuk secara optimal.

    Ia membandingkan situasi saat ini dengan penanganan bencana besar di masa lalu.

    Menurut Habib Rizieq, pada tsunami Nusa Tenggara Timur tahun 1992, Presiden Soeharto langsung menetapkan status bencana nasional sehingga bantuan dari dalam dan luar negeri dapat segera terkoordinasi.

    Hal serupa juga dilakukan pada tsunami Aceh tahun 2004 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    “Begitu dinyatakan bencana nasional, semua bergerak. Pemerintah pusat, daerah, organisasi masyarakat, hingga komunitas internasional. Aceh bisa dibangun kembali dalam waktu relatif singkat,” katanya.

    Habib Rizieq juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kemungkinan adanya laporan yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan kepada Presiden.

    Ia menuding ada pejabat yang melaporkan situasi seolah-olah telah tertangani dengan baik, padahal kenyataannya belum demikian.

    Ia mencontohkan laporan mengenai pemulihan listrik di Aceh yang disebut telah normal, namun menurutnya masih banyak wilayah yang mengalami pemadaman.

    Ia menilai kondisi tersebut berbahaya karena dapat membuat pengambilan kebijakan tidak berdasarkan fakta sebenarnya.

    “Saya yakin Presidennya orang baik. Tapi kalau laporan yang diterima hanya yang menyenangkan, itu bisa menyesatkan,” ujarnya.

    Meski mengkritik, Habib Rizieq mengapresiasi langkah Presiden Prabowo yang beberapa kali turun langsung ke Aceh dan Sumatra Barat untuk meninjau lokasi bencana.

    Namun, ia mengingatkan agar kunjungan tersebut benar-benar memperlihatkan kondisi nyata di lapangan, bukan hanya area yang telah dipersiapkan secara khusus.

    Menurutnya, hingga saat ini pemerintah masih memiliki waktu untuk menetapkan bencana Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sebagai bencana nasional demi efektivitas penanganan dan pemulihan.

    Habib Rizieq juga menyampaikan bahwa Front Persaudaraan Islam (FPI) telah mengerahkan relawan dan bantuan sejak hari pertama bencana.

    Sebanyak 25 relawan diberangkatkan, disertai pengiriman sekitar 20 ton bantuan melalui jalur laut.

    Selain itu, FPI menghimpun bantuan dalam bentuk dana yang kemudian disalurkan ke posko-posko di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat untuk memenuhi kebutuhan logistik dan mendirikan dapur umum.

    Ia menegaskan bahwa bantuan diberikan tanpa memandang latar belakang agama, suku, organisasi, maupun afiliasi politik.

    “Dalam kondisi bencana, yang utama adalah kemanusiaan. Semua dibantu tanpa melihat perbedaan,” ujarnya.

    Habib Rizieq berharap pemerintah dapat mempertimbangkan kembali penetapan status bencana nasional serta memastikan penanganan dilakukan secara transparan dan sesuai kondisi di lapangan, demi keselamatan dan pemulihan para korban bencana di Sumatra.

  • Pemulihan Sinyal Telekomunikasi Aceh, Koneksi Satelit Bisa Jadi Solusi

    Pemulihan Sinyal Telekomunikasi Aceh, Koneksi Satelit Bisa Jadi Solusi

    Bisnis.com, JAKARTA — Layanan telekomunikasi dinilai menjadi salah satu kebutuhan vital bagi wilayah terdampak bencana banjir seperti Aceh untuk komunikasi warga, koordinasi bantuan, maupun layanan pemerintah.

    Pengamat keamanan siber, Alfons Tanujaya berharap para operator telekomunikasi bisa memanfaatkan solusi sementara, termasuk memanfaatkan koneksi satelit yang kemudian disambungkan ke BTS, agar layanan dasar seperti panggilan suara, SMS, dan data bisa segera aktif.

    “Dalam kondisi darurat, yang utama adalah jaringan nyala dulu,” kata Alfons dalam keterangannya, Sabtu (20/12/2025).

    Menurutnya, pemulihan jaringan telekomunikasi bisa menunjang proses evakuasi distribusi bantuan, serta akses informasi masyarakat.

    “Yang penting masyarakat Aceh tidak terputus dari dunia luar,” ujarnya.

    Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jumat (19/12/2025), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menuturkan ketersediaan listrik masih jadi kendala utama dalam pemulihan konektivitas di wilayah Aceh pascabencana banjir dan tanah longsor.

    Secara keseluruhan, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat tingkat pemulihan konektivitas di Aceh baru mencapai 73%. Angka tersebut masih lebih kecil dibandingkan wilayah terdampak bencana lainnya. 

    Di Sumatra Barat, pemulihan konektivitas telah berada di kisaran 98%—99%, sedangkan Sumatra Utara mencapai sekitar 97%—98%. Capaian tersebut mencakup tiga operator telekomunikasi, yakni Telkomsel, Indosat, dan XLSMART.

    Direktur Utama Telkomsel Nugroho menyebut kendala utama pemulihan konektivitas di Aceh berasal dari persoalan kelistrikan.

    “Banyak SUTET [Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi] yang sudah roboh dan belum bisa disambungkan kembali kemudian integrasi dengan pembangkit-pembangkit listrik yang ada juga belum bisa dilakukan sepenuhnya sampai saat ini,” kata Nugroho usai Pelaksanaan Apel Bersama Posko Siaga Kualitas Layanan Telekomunikasi Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Nugroho mengatakan masih terdapat sekitar empat pembangkit listrik yang belum dapat beroperasi secara normal. Selain itu, kendala juga muncul dari sisi akses dan transportasi.

    Dia menjelaskan, banyak jaringan fiber optik yang mengalami gangguan bahkan terputus akibat dampak banjir dan tanah longsor. Kondisi tersebut menuntut upaya ekstra, baik dari sisi penyediaan listrik maupun jaringan. 

    Adapun, lanjutnya, untuk suplai listrik, operator harus mengandalkan genset sambil menunggu pemulihan dari PLN. Sementara dari sisi jaringan, solusi alternatif seperti penggunaan satelit juga disiapkan.

  • Warga Aceh Temukan Butiran Diduga Emas di Lumpur Sisa Banjir Bandang, Sebut Bencana Membawa Berkah

    Warga Aceh Temukan Butiran Diduga Emas di Lumpur Sisa Banjir Bandang, Sebut Bencana Membawa Berkah

    GELORA.CO –  Di balik duka dan hamparan lumpur pekat pasca banjir bandang yang melanda Aceh, terselip sebuah kisah yang mengejutkan warga.

    Sebuah video amatir menunjukkan momen ketika sisa-sisa bencana justru menyingkap tabir kekayaan alam yang selama ini tersembunyi di bawah tanah Serambi Mekkah.

    Dalam sebuah unggahan video oleh akun TikTok @MASBUL FC pada Sabtu, 20 Desember 2025, seorang pria menunjukkan penemuan yang tak terduga.

    Di tengah gumpalan lumpur sisa banjir, tampak material berkilau yang diduga kuat sebagai butiran emas.

    Bagi warga yang terdampak, banjir bandang adalah musibah. Namun, bagi pria dalam video tersebut, penemuan ini adalah sisi lain dari ketetapan Tuhan yang patut disyukuri.

    Sambil memperlihatkan material kuning berkilau di tangannya, ia mengungkapkan rasa syukurnya.

    “Bencana membawa berkah, dalam lumpur banjir bandang,” ucap pria tersebut.

    Fenomena ini seolah menjadi pengingat di tengah masa sulit pemulihan pasca bencana, bahwa bumi Aceh masih menyimpan potensi besar yang tak terduga, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun.

    Video tersebut dengan cepat menarik perhatian netizen. Selain memperlihatkan butiran yang diduga emas, sang pengunggah juga menyertakan pesan tentang kebanggaannya terhadap tanah kelahirannya.

    “Butiran emas bukti Aceh kaya,” tulis keterangan dalam video tersebut.

    Hingga saat ini, belum ada verifikasi lebih lanjut dari pihak terkait mengenai kadar material tersebut.***

    @munawir3793

    butiran emas bukti aceh kaya🤣🤣

    ♬ suara asli – MASBUL FC