provinsi: Aceh

  • 7 Tradisi Unik Sambut 17 Agustus di Berbagai Daerah Indonesia

    7 Tradisi Unik Sambut 17 Agustus di Berbagai Daerah Indonesia

    Jakarta: Tanggal 17 Agustus selalu dinantikan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Setiap tahunnya, masyarakat dari berbagai daerah menggelar tradisi unik dalam menyambut momen spesial tersebut.
     
    Mulai dari lomba rakyat, upacara adat yang sarat makna, hingga kegiatan gotong royong menghias lingkungan dengan bendera dan umbul-umbul yang menumbuhkan rasa kebersamaan. Setiap daerah punya cara berbeda untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
     
    Tradisi-tradisi tersebut pun bukan sekadar hiburan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan semangat perjuangan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Serta, salah satu cara untuk mengenang perjuangan para pahlawan.
     
    Tradisi Unik 17 Agustus di Indonesia
    Melansir laman Antara, berikut tradisi unik 17 Agustus di berbagai daerah di Indonesia:

     

     

    1. Pacu Kude – Aceh
    Lomba pacu kuda merupakan sebuah tradisi balapan kuda yang rutin digelar setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Aceh, terutama di wilayah dataran tinggi Gayo. Keistimewaannya terletak pada cara para joki mengendarai kuda tanpa pelana, hanya dengan berpegangan pada surai atau punggung kuda.
     
    Tradisi yang telah berlangsung lebih dari seratus tahun ini awalnya merupakan bagian dari perayaan panen masyarakat Gayo, tetapi sekarang berkembang menjadi pertunjukan budaya yang sangat dinantikan dan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
     
    2. Lomba Sampan Layar – Batam
    Di daerah pesisir Batam, peringatan 17 Agustus selalu dirayakan dengan meriah melalui lomba sampan layar. Telah berjalan sejak tahun 1965, tradisi ini menampilkan perlombaan perahu tradisional yang berlomba cepat di tengah laut, dengan layar-layar berwarna-warni.
     
    Baik warga setempat maupun para wisatawan kerap memadati bibir pantai untuk menyaksikan perlombaan ini. Bahkan, tidak sedikit juga yang ikut menyaksikan dari atas perahu untuk memberikan dukungan kepada para peserta.
     
    3. Telok Abang – Palembang
    Bulan Agustus di Palembang identik dengan kehadiran telok abang. Mainan khas ini dibuat dari gabus berwarna yang dibentuk menyerupai kendaraan seperti kapal, pesawat, atau kereta, dengan hiasan telur rebus berwarna merah di bagian atasnya.
     
    Istilah “telok abang” berasal dari kata “telok” yang berarti telur dan “abang” yang berarti merah. Telok abang menjadi lambang kreativitas dan kecintaan masyarakat Palembang terhadap semangat kemerdekaan Indonesia.

     

     
    4. Lari Obor Estafet – Semarang
    Di Semarang, khususnya Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, terdapat tradisi lari estafet obor yang diadakan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI. Tradisi ini sudah berlangsung selama tiga dekade.
     
    Menariknya, peserta lari obor estafet melibatkan para atlet terbaik dari kota tersebut. Mereka akan secara bergantian membawa obor dari satu titik ke titik berikutnya, sebagai simbol semangat perjuangan para pahlawan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
     
    5. Tirakatan – Jawa
    Masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, secara rutin mengadakan tirakatan pada malam tanggal 16 Agustus. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diperoleh sekaligus kesempatan untuk mengenang jasa para pahlawan.
     
    Biasanya, warga berkumpul di balai desa atau rumah-rumah, bersama-sama berdoa, mendengarkan sambutan dari tokoh masyarakat, dan menikmati hidangan sederhana secara gotong royong.

     

     
    6. Lomba Dayung Perahu Naga – Banjarmasin
    Di Sungai Martapura, Banjarmasin, perayaan Hari Kemerdekaan RI diramaikan dengan Lomba Dayung Perahu Naga. Sejak tahun 1924, tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga berperan dalam mencari atlet dayung berbakat.
     
    Peserta lomba datang tidak hanya dari kalangan lokal, melainkan juga dari berbagai daerah lain, sehingga acara ini berkembang menjadi pesta rakyat yang penuh semangat sportivitas dan solidaritas.
     
    7. Pawai Jampana – Bandung
    Di Bandung, masyarakat merayakan Hari Kemerdekaan RI dengan tradisi khas yang disebut pawai jampana. Kata “jampana” sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti tandu. Oleh karenanya, tradisi ini menampilkan arak-arakan tandu yang berisi hasil bumi, kuliner khas, serta berbagai kerajinan warga setempat.
     
    Tandu-tandu tersebut diusung oleh beberapa orang dan diarak mengelilingi jalan dengan rute tertentu. Pawai ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi ungkapan syukur masyarakat atas kemerdekaan serta melimpahnya hasil bumi yang mereka nikmati.

     

    Jakarta: Tanggal 17 Agustus selalu dinantikan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Setiap tahunnya, masyarakat dari berbagai daerah menggelar tradisi unik dalam menyambut momen spesial tersebut.
     
    Mulai dari lomba rakyat, upacara adat yang sarat makna, hingga kegiatan gotong royong menghias lingkungan dengan bendera dan umbul-umbul yang menumbuhkan rasa kebersamaan. Setiap daerah punya cara berbeda untuk merayakan Hari Kemerdekaan.
     
    Tradisi-tradisi tersebut pun bukan sekadar hiburan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan semangat perjuangan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Serta, salah satu cara untuk mengenang perjuangan para pahlawan.
     
    Tradisi Unik 17 Agustus di Indonesia
    Melansir laman Antara, berikut tradisi unik 17 Agustus di berbagai daerah di Indonesia:
     
     

     

    1. Pacu Kude – Aceh

    Lomba pacu kuda merupakan sebuah tradisi balapan kuda yang rutin digelar setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Aceh, terutama di wilayah dataran tinggi Gayo. Keistimewaannya terletak pada cara para joki mengendarai kuda tanpa pelana, hanya dengan berpegangan pada surai atau punggung kuda.
     
    Tradisi yang telah berlangsung lebih dari seratus tahun ini awalnya merupakan bagian dari perayaan panen masyarakat Gayo, tetapi sekarang berkembang menjadi pertunjukan budaya yang sangat dinantikan dan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
     

    2. Lomba Sampan Layar – Batam

    Di daerah pesisir Batam, peringatan 17 Agustus selalu dirayakan dengan meriah melalui lomba sampan layar. Telah berjalan sejak tahun 1965, tradisi ini menampilkan perlombaan perahu tradisional yang berlomba cepat di tengah laut, dengan layar-layar berwarna-warni.
     
    Baik warga setempat maupun para wisatawan kerap memadati bibir pantai untuk menyaksikan perlombaan ini. Bahkan, tidak sedikit juga yang ikut menyaksikan dari atas perahu untuk memberikan dukungan kepada para peserta.
     

    3. Telok Abang – Palembang

    Bulan Agustus di Palembang identik dengan kehadiran telok abang. Mainan khas ini dibuat dari gabus berwarna yang dibentuk menyerupai kendaraan seperti kapal, pesawat, atau kereta, dengan hiasan telur rebus berwarna merah di bagian atasnya.
     
    Istilah “telok abang” berasal dari kata “telok” yang berarti telur dan “abang” yang berarti merah. Telok abang menjadi lambang kreativitas dan kecintaan masyarakat Palembang terhadap semangat kemerdekaan Indonesia.
     
     

     

    4. Lari Obor Estafet – Semarang

    Di Semarang, khususnya Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, terdapat tradisi lari estafet obor yang diadakan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI. Tradisi ini sudah berlangsung selama tiga dekade.
     
    Menariknya, peserta lari obor estafet melibatkan para atlet terbaik dari kota tersebut. Mereka akan secara bergantian membawa obor dari satu titik ke titik berikutnya, sebagai simbol semangat perjuangan para pahlawan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
     

    5. Tirakatan – Jawa

    Masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, secara rutin mengadakan tirakatan pada malam tanggal 16 Agustus. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diperoleh sekaligus kesempatan untuk mengenang jasa para pahlawan.
     
    Biasanya, warga berkumpul di balai desa atau rumah-rumah, bersama-sama berdoa, mendengarkan sambutan dari tokoh masyarakat, dan menikmati hidangan sederhana secara gotong royong.

     

     

    6. Lomba Dayung Perahu Naga – Banjarmasin

    Di Sungai Martapura, Banjarmasin, perayaan Hari Kemerdekaan RI diramaikan dengan Lomba Dayung Perahu Naga. Sejak tahun 1924, tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga berperan dalam mencari atlet dayung berbakat.
     
    Peserta lomba datang tidak hanya dari kalangan lokal, melainkan juga dari berbagai daerah lain, sehingga acara ini berkembang menjadi pesta rakyat yang penuh semangat sportivitas dan solidaritas.
     

    7. Pawai Jampana – Bandung

    Di Bandung, masyarakat merayakan Hari Kemerdekaan RI dengan tradisi khas yang disebut pawai jampana. Kata “jampana” sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti tandu. Oleh karenanya, tradisi ini menampilkan arak-arakan tandu yang berisi hasil bumi, kuliner khas, serta berbagai kerajinan warga setempat.
     
    Tandu-tandu tersebut diusung oleh beberapa orang dan diarak mengelilingi jalan dengan rute tertentu. Pawai ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi ungkapan syukur masyarakat atas kemerdekaan serta melimpahnya hasil bumi yang mereka nikmati.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • Biografi Cut Nyak Meutia: Pahlawan Perempuan dari Aceh yang Tidak Takut Mati

    Biografi Cut Nyak Meutia: Pahlawan Perempuan dari Aceh yang Tidak Takut Mati

    Bisnis.com, JAKARTA – Cut Nyak Meutia dilahirkan pada 15 Februari 1870 di Pirak, Aceh Utara, dan gugur sebagai pejuang pada 24 Oktober 1910 di Alue Kurieng, Aceh. Dia dikenal sebagai salah satu pahlawan perempuan Aceh paling berani, tidak gentar menentang kolonialisme Belanda.

    Latar kehidupannya penuh dengan konflik, dari keluarga bangsawan hingga panggilan perang, mengantarkan Meutia menjadi simbol perlawanan yang abadi. Kisahnya penting bukan hanya karena militansi, tetapi juga humanisme di balik semangat perjuangan.

    Artikel ini menjelaskan secara mendalam siapa Cut Nyak Meutia, bagaimana perjalanan hidup dan perjuangannya, nilai yang ditinggalkannya, serta warisan budaya dan inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

    Biografi Cut Nyak Meutia

    Profil Singkat

    Nama lengkap: Tjoet Nyak Meutia (Cut Nyak Meutia)
    Lahir: 15 Februari 1870, Pirak, Aceh Utara
    Wafat: 24 Oktober 1910, Alue Kurieng, Aceh
    Gelar: Pahlawan Nasional (SK Presiden No. 107/1964)

    Latar Belakang Keluarga dan Tempat Lahir

    Meutia lahir dari keluarga bangsawan Aceh, putri Teuku Ben Daud Pirak, seorang uleebalang, dan Cut Jah. Sebagai anak perempuan tunggal dari empat saudara lelaki, Cut Nyak Meutia tumbuh dalam lingkungan religius sekaligus berkuasa.

    Sejak kecil, Meutia dibesarkan dalam tradisi pesantren dan keluarga pejuang, nilai yang menumbuhkan keberanian dan ketegasan hatinya.

    Pendidikan dan Lingkungan Masa Kecil

    Pendidikan Meutia berakar dari ajaran agama dan budaya lokal. Dia mengaji sejak kecil dan dibekali ilmu mempertahankan diri melalui pedang dan rencong. Sebagai wanita bangsawan Aceh, ia menyatu antara kelembutan spiritual dan kekokohan militansi, melahirkan karakter “srikandi Aceh” yang penuh inspirasi.

    Perjalanan Hidup dan Perjuangan Cut Nyak Meutia

    Kehidupan Rumah Tangga dengan Teuku Chik Bintara

    Pada usia 20 tahun, Meutia menjalani pernikahan pertama dengan Teuku Syamsarif (Teuku Chik Bintara), namun pernikahan itu kandas karena ketidaksesuaian nilai. Suaminya lebih condong bekerja sama dengan Belanda, berbeda pandangan dengan Meutia yang menentang kolonialisme.

    Akhirnya mereka bercerai, membuka jalan Meutia menuju langkah politik mandiri dan aktif.

    Bersama Suami Memimpin Perlawanan

    Meutia kemudian menikah lagi dengan adik mantan suaminya, Teuku Chik Muhammad (Teuku Chik Tunong). Keduanya kompak menyatukan visi anti-kolonial dan bergabung dalam perang gerilya, memimpin perlawanan yang melibatkan rakyat Aceh di pedalaman.

    Teuku Chik Tunong bahkan diangkat sebagai bupati perang oleh Sultan Aceh sebelum gugur pada 1905.

    Ditangkap dan Gugurnya Sang Suami

    Setelah suaminya dibunuh, Meutia berdiri sendiri. Cut Nyak Meutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe dan kembali komit terhadap perjuangan. Namun Pang Nanggroe gugur pada September 1910 dalam pertempuran. Peristiwa ini bukan menghentikannya, melainkan menyulut semangatnya semakin membara.

    Cut Nyak Meutia Memimpin Perlawanan

    Menjadi Panglima Perang Perempuan

    Usai kehilangan suami, Meutia merangkul posisi pimpinan. Ia menjadi panglima perang perempuan, membawa pasukan kecil tapi penuh determinasi dalam perjuangan melawan Belanda. 

    Semangat “hidup berkalang tanah Aceh atau mati” menggema dalam tiap aksinya.

    Strategi Gerilya dan Serangan terhadap Belanda

    Meutia unggul dalam taktik serang dan mundur. Ia memanfaatkan medan hutan Aceh untuk mengejar pasukan Belanda. Saksi mata menuturkan bagaimana pasukannya berhasil menghancurkan pos Belanda melalui perencanaan rahasia dan keberanian luar biasa.

    Kisah Kepemimpinan Penuh Keberanian

    Dalam satu serangan di Juli 1902, Meutia dan pasukannya berhasil menewaskan beberapa tentara Belanda dan merebut senjata mereka. Aksi yang menunjukkan kecerdasannya dalam taktik serta keberaniannya di medan laga.

    Gugurnya Cut Nyak Meutia dalam Pertempuran

    Lokasi dan Kronologi Gugurnya

    Pada 24 Oktober 1910, Meutia gugur dalam pertempuran sengit di Alue Kurieng. Ia terkena beberapa peluru saat masih melawan habis-habisan pasukan Belanda.

    Hingga akhir hayatnya sebagai pejuang sejati, jasadnya tak pernah ditemukan dengan pasti. Menjadi simbol keabadian semangatnya yang tidak akan terkubur oleh wujud fisik.

    Warisan Semangat dan Inspirasi yang Ditinggalkan

    Meski raganya hilang, sosok Meutia mengilhami rakyat Aceh dan seluruh Indonesia. Semangat perjuangnya terus dikenang dalam buku, film, dan budaya populer. Ia menjadi sumber inspirasi bahwa perjuangan bisa diwujudkan tanpa batas gender maupun status sosial.

    Pengakuan dan Penghargaan

    Gelar Pahlawan Nasional

    Pemprov Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional pada Meutia melalui SK Presiden Nomor 107 Tahun 1964. Pengakuan resmi atas dedikasi dan pengorbanannya bagi bangsa.

    Penggunaan Nama untuk Jalan, Sekolah, dan Uang Rp1.000

    Wajah Meutia kini terpampang pada uang kertas Rp1.000 edisi 2016 dan 2022, satu-satunya perempuan pahlawan di edisi itu. Lebih jauh, nama dan wajahnya diabadikan di rumah sakit, masjid, sekolah, serta stasiun kereta Aceh, mewakili jejak perjuangannya yang hidup hingga hari ini.

    Fakta Menarik tentang Cut Nyak Meutia

    Julukan dan Rekam Jejak

    Meutia dikenal pula sebagai “Srikandi Aceh” atau “Panglima Perempuan” karena dominasi keberaniannya di medan perang. Ia seorang pemimpin sekaligus simbol perempuan tangguh yang disegani.

    Tokoh Perempuan Paling Ditakuti Penjajah

    Belanda merasa kewalahan oleh keberaniannya. Beberapa laporan menyebut ia menjadi momok bagi tentara kolonial, menjadi contoh bagaimana perempuan mampu mengubah medan perang tak hanya dengan senjata, tapi efek moral dan taktik.

    Inspirasi Emansipasi Wanita di Tanah Aceh

    Meutia membuka jalan modern untuk perempuan Aceh dalam public sphere. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa mengambil peran strategis di medan lahan sosial-politik, bukan hanya di rumah tradisional.

    Kutipan Sejarah

    “Belanda harus pergi dari bumi Aceh atau kami mati di medan ini.” Dikutip dari biografi dan dokumen sejarah perjuangan Aceh Repositori Kemendikdasmen.

    Kutipan ini menggambarkan tegas semangat dan harga mati perjuangan yang diemban Meutia.

    Cut Nyak Meutia dalam Buku

    Buku Cut Nyak Meutia (Kisah Perjuangan Perempuan Aceh) diterbitkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (2021), memberi gambaran lengkap perjuangan dan pemikiran Meutia.

    Selain itu, karya seperti Cut Nyak Meutia Pejuang Aceh Yang Jelita dan Pemberani (2022) menyajikan narasi modern atas kejayaan dan renyah strategi perempuan Aceh.

    Cut Nyak Meutia adalah simbol pemberdayaan perempuan dan keberanian moral di tengah penindasan kolonial. Kisahnya mengajarkan bahwa perjuangan bukan soal siapa, tetapi keberanian mengambil tanggung jawab.

    Semangatnya merasuk dalam tiap perempuan Indonesia yang berani bersuara, mengangkat harkat bangsanya. Cut Nyak Meutia tidak hanya srikandi Aceh, tetapi lambang nasionalisme sejati, di mana keberanian dan cinta tanah air melahirkan keabadian.

    Mari teladani Meutia, berdiri tegar di tengah badai, mempertaruhkan rizqi bahkan nyawa, demi Tanah Air yang merdeka dan adil.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Aceh Jaya siap ekspor 30 ribu metrik ton batu bara ke India Selasa, 12 Agustus 2025 – 07:03 WIB

    Aceh Jaya siap ekspor 30 ribu metrik ton batu bara ke India
    Selasa, 12 Agustus 2025 – 07:03 WIB

  • Tak Kunjung Dieksekusi, Silfester Matutina Ajukan PK di Kasus Fitnah JK

    Tak Kunjung Dieksekusi, Silfester Matutina Ajukan PK di Kasus Fitnah JK

    GELORA.CO – Di tengah sorotan karena tidak kunjung dieksekusi, relawan Jokowi yang juga Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) terkait kasus fitnah kepada Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, dimana Silfester sudah diputus bersalah pada 2019 lalu.

    Dalam kasus fitnah itu, Silfester Matutina divonis 1 tahun 6 bulan penjara dan sudah berkekuatan hukum tetap.

    Namun selama 6 tahun, Silfester tidak juga dieksekusi kejaksaan dan hal ini kembali diungkap ke publik oleh Roy Suryo Cs.

    Kini, diketahui Silfester sudah mengajukan PK dan sidang perdananya akan digelar 20 Agustus 2025.

    “Betul, sudah mendaftarkan PK,” ujar Humas Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rio Barten, dilansir dari laman VOI, Senin (11/8/2025).

    “Telah dijadwalkan Sidang pemeriksaan PK pada tanggal 20 Agustus 2025,” tambah Rio.

    Diketahui Silfester Matutina  resmi mengajukan permohonan PK pada 5 Agustus 2025 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Permohonan itupun telah diterima.

    Permohonan peninjauan kembali (PK) diajukan ke Pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama, biasanya Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama, meskipun permohonan tersebut ditujukan kepada Mahkamah Agung.

    Jadi, prosesnya dimulai dengan mengajukan permohonan ke pengadilan yang sama yang menangani perkara tersebut pada tingkat pertama, dan kemudian pengadilan tersebut akan meneruskannya ke Mahkamah Agung untuk diproses lebih lanjut. 

    Sementara itu Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna menyatakan bahwa pengajuan PK tidak mengganggu atau menunda proses eksekusi penahanan terhadap pelaku tindak pidana yang sudah divonis dan berkekuatan hukum tetap.

    “Pada prinsipnya PK tak menunda proses eksekusi,” ujar Anang, Senin.

    Terkait proses eksekusi, kata Anang akan dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, secepatnya.

    “Terkait Silfester kan ini sudah inkrah perkaranya dan menjadi kewenangan daripada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan selaku jaksa eksekutornya,” kata Anang.

    Dalam laman resmi Mahkamah Agung (MA), Silfester Matutina divonis 1 tahun 6 bulan atas kasus pidana umum pada 2019 yakni fitnah dan pencemaran nama baik terhadap Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, 

    Putusan Mahkamah Agung Nomor 287 K/Pid/2019 dibacakan pada 20 Mei 2019, dengan Hakim Ketua H Andi Abu Ayyub Saleh, Hakim Anggota H Eddy Army dan Gazalba Saleh.

     

    Dalam Putusan MA ini disebutkan Silfester dikenakan dakwaan pertama Pasal 311 Ayat 1 KUHP dan dakwaan kedua Pasal 310 Ayat 1 KUHP.

    Namun, hingga kini atau sejak putusan itu dibacakan 6 tahun lalu, pihak Kejaaksaan tak kunjung melakukan eksekusi penahanan terhadap Silfester Matutina.

    Mahfud Sebut Kejaksaan Melindungi

    Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan sekalipun Jusuf Kalla sudah memaafkan, karena kasus ini inkrah maka Silfester tetap mesti menjalani hukuman.

    “Damai itu urusan pribadi. Kalau orang terpidana itu musuhnya bukan orang yang menjadi korban. Tetapi musuh orang terpidana itu adalah negara,” kata Mahfud.

    Menurut Mahfud negara itu diwakili oleh kejaksaan.

    “Jadi kalau ditanyakan siapa yang melindungi? Saya menyalahkan kejaksaan gitu. Siapa menyuruh kejaksaan? Ya, kita tidak tahu kan gitu kan. Pasti harus diasumsikan kejaksaan ini tahu,” kata Mahfud,

    Mahfud mengaku memiliki data tahun 2025, dimana sejumlah orang yang hendak menghindari hukuman ditangkap kejaksaan.

    “Masa ini yang riwa-riwi di depan hidung kita gak ditangkap. Kan Kejaksaan tuh punya tim tabur namanya tim tangkap buronan atau tim tangkap orang kabur. Tim ini yang nangkap orang-orang ini tadi. Nah, oleh sebab itu kejaksaan harus segera melakukan eksekusi atas ini ya,” kata Mahfud.

    Sebenarnya, menurut Mahfud eksekusi harus langsung dijemput tanpa  usah dipanggil lagi.

    “Orang ini sudah 6 tahun lolos gitu kan,” kata Mahfud.

    Mahfud menjelaskan akan menyatakan secara formal bahwa Silfester tidak ditangkap karena kejaksaan melindungi.

    “Melindungi dalam bentuk apa? Lalai. Kalau betul-betul melindungi secara sengaja pasti ada yang menyuruh. Kemungkinannya ada atasan yang membacking, kemungkinannya suap. Apalagi coba? Nah, untuk mengusut ini logika umum. Kejaksaan dong harus bertanggung jawab kepada publik,” ujarMahfud.

    Menurut Mahfud untuk dirunut siapa pihak yang membuat Silfester tidak dieksekusi bisa ditelusuri,

    “Siapa pejabatnya, kenapa ini tidak segera dieksekusi gitu? Nanti akan ketemu itu siapa yang memesan. Apakah ini pemain politik atau pemimpin pemerintahan, menteri atau apa,” kata Mahfud.

    “Itu harus diusut, karena ini bahaya kalau ini dibiarkan. Orang boleh bertanya seperti Anda bertanya tadi loh. Pak Mahfud, Anda kok diam saja pada saat Anda di situ (jabat Menko Polhukam)?” katanya.

    “Loh kasus ini gak muncul. Kalau saya sudah tahu saat itu, muncul ya, saya pasti berteriak agar segera dieksekusi. Menteri kok gak tahu? Ya gak tahu. Itu kan bukan urusan Menko, untuk tahu semua urusan yang ada dari Sabang sampai Merauke,” kata Mahfud.

    Menurutnya urusan Menko Polhukam adalah yang muncul dan menjadi problem pelaksanaan di lapangan.

    “Urusan Menko itu hanya muncul dan menjadi problem pelaksanaan di lapangan, konflik sehingga dikoordinasikan. Kalau ini gak ada. Tiba-tiba muncul sekarang, sesudah terjadi pergantian politik,” kata Mahfud.

    Mahfud mengatakan seorang Menko itu tidak harus tahu semuanya.

    “Kecuali ada laporan di saat itu atau muncul sebagai isu yang panas di tengah-tengah masyarakat. Baru seorang Menko itu mengkoordinasikan agar semua jalan,” ujar Mahfud.

    Menurut Mahfud, Silfester tidak perlu lagi dipanggil melainkan langsung dijemput paksa. 

    “Tangkap dulu, atau jebloskan dulu ini eksekusi si Matutina ini,” katanya.

     Kemudian, kata Mahfud, Kejaksaan Agung harus mengadakan penyelidikan ke dalam dan menjelaskan kepada publik.

  • Dianiaya Dua Kali di Bukit, Balita di Cilacap Tewas di Tangan Ibu dan Selingkuhan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Agustus 2025

    Dianiaya Dua Kali di Bukit, Balita di Cilacap Tewas di Tangan Ibu dan Selingkuhan Regional 11 Agustus 2025

    Dianiaya Dua Kali di Bukit, Balita di Cilacap Tewas di Tangan Ibu dan Selingkuhan
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com –
    Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cilacap menetapkan dua tersangka dalam kasus penganiayaan balita berinisial AK (3) yang tewas mengenaskan di sebuah bukit wilayah Kedungreja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
    Kedua tersangka yakni FA (21), pria asal Aceh yang bekerja di koperasi simpan pinjam, serta RI (23), yang merupakan ibu kandung korban.
    Kasat Reskrim Polresta Cilacap, Kompol Guntar Arif Setyoko, menyatakan bahwa FA merupakan selingkuhan dari RI, dan keduanya kini dijerat hukum atas perbuatan keji tersebut.
    “Dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan meninggal dunia ini, kami menetapkan FA dan ibu kandung korban menjadi tersangka,” kata Guntar kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
    Mirisnya, menurut Guntar, RI mengetahui dan membiarkan penganiayaan yang dilakukan FA terhadap anak kandungnya sendiri.
    Bahkan, menurut keterangan, penganiayaan tersebut diklaim sebagai bentuk “pelajaran” bagi anak.
    “Penganiayaan tersebut katanya untuk memberi pelajaran kepada korban,” ungkap Guntar.
    Diketahui, penganiayaan dilakukan dua kali oleh tersangka FA. Insiden pertama terjadi sekitar seminggu sebelum kematian korban, di lokasi bukit yang sama.
    Pada saat itu, RI mengantar anaknya hingga ke bawah bukit, kemudian FA membawa AK ke atas bukit dan melakukan penganiayaan.
    Aksi kekerasan tersebut bahkan direkam oleh pelaku menggunakan ponsel.
    Penganiayaan kedua terjadi pada Kamis (7/8/2025). Sebelumnya, FA dan RI bertemu di sebuah gang, lalu FA membawa korban kembali ke bukit dengan sepeda motor.
    Setelah melakukan kekerasan, FA menghubungi RI agar menyusul ke lokasi dan membawa korban ke rumah sakit. Namun, nyawa korban tidak tertolong saat tiba di rumah sakit.
    Atas perbuatannya, FA dan RI dijerat dengan Pasal 76C Juncto Pasal 80 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun.
    “Tindakan ini termasuk dalam penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian terhadap anak di bawah umur,” jelas Guntar.
    Diketahui, hubungan antara FA dan RI baru terjalin selama sekitar satu bulan, dan AK dianggap menjadi penghalang hubungan gelap tersebut. Korban disebut sering menunjukkan rasa tidak suka terhadap kehadiran FA di rumah.
    Sementara itu, ayah korban diketahui sedang bekerja di Jakarta dan tidak mengetahui hubungan ibu anak ini dengan pelaku.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi dan Motif Pemborong Asal Langkat Dibunuh Lalu Dibuang ke Laut Aceh
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        11 Agustus 2025

    Kronologi dan Motif Pemborong Asal Langkat Dibunuh Lalu Dibuang ke Laut Aceh Regional 11 Agustus 2025

    Kronologi dan Motif Pemborong Asal Langkat Dibunuh Lalu Dibuang ke Laut Aceh
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Polisi akhirnya mengungkap kronologi kematian Syahdan Syahputra (35), seorang pemborong asal Kabupaten Langkat, yang tewas dibunuh dan jasadnya dibuang ke laut di perairan Bireuen, Aceh.
    Sebanyak tujuh pelaku telah ditangkap, yaitu M, AFP, SP, ZI, II, A, dan AB.
    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumut, Kombes Pol Ricko Taruna Mauruh menjelaskan, pembunuhan tersebut dipicu oleh permasalahan narkoba.
    Korban diduga memiliki utang pembayaran narkoba kepada otak pelaku yang bernama Iskandar Daut.
    Namun, Ricko belum menjelaskan detail mekanisme utang tersebut karena Daut masih buron.
    “Karena korban tidak kunjung membayar utang, Daut memerintahkan tujuh pelaku lainnya untuk menculik dan membunuh korban,” ungkap Ricko dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/8/2025).
    Ricko menjelaskan, pada malam 6 April 2025, para pelaku awalnya mendatangi rumah korban, tetapi gagal menemukannya.
    Dua hari kemudian, pelaku M mendapatkan informasi bahwa korban berada di Diskotik Blue Star, Kota Binjai.
    “Pelaku kemudian mendatangi diskotek tersebut dan menunggu korban pulang. Saat perjalanan pulang, para pelaku mencegat dan menculik korban,” lanjut Ricko.
    Ia menambahkan, pelaku merusak ban mobil korban, mencegatnya, dan menusuk paha korban dengan sangkur hingga tewas.
    “Korban kemudian dimasukkan ke bagasi mobil dan dibawa ke Bireuen, Aceh,” jelasnya.
    Setelah itu, para pelaku mengikat jasad korban dan membungkusnya dengan karung.
    “Karung itu diikat dengan batu sebagai pemberat, lalu jasad korban diangkut menggunakan perahu ke tengah laut Pante Rheng, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, dan dibuang,” ungkap Ricko.
    Kasus ini terungkap setelah istri korban, Pipit Widari, membuat laporan pada 25 April 2025.
    “Tim Jatanras Ditreskrimum melakukan penyelidikan intensif hingga berhasil menangkap delapan pelaku di berbagai lokasi, termasuk di Langsa, Aceh Timur, dan pintu tol Helvet, Medan,” kata Ricko.
    Selain memburu otak pelaku, polisi juga tengah mencari jasad korban yang belum ditemukan.
    Barang bukti yang diamankan pihak kepolisian antara lain mobil Honda Civic, sepeda motor, senjata tajam, pakaian pelaku, dan handphone.
    Kini, para pelaku ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
    “Para pelaku dijerat Pasal 328 KUHP tentang penculikan dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara, dan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tutup Ricko.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BNI Bagikan Keseruan HUT ke-79 di Makassar Lewat A Festival Experience by Persuasif

    BNI Bagikan Keseruan HUT ke-79 di Makassar Lewat A Festival Experience by Persuasif

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggelar perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 yang jatuh pada 5 Juli 2025 secara serentak di berbagai wilayah Indonesia. Perayaan ini menjadi momentum istimewa yang mempererat semangat kebersamaan antara BNI dan masyarakat, dari Sabang hingga Merauke.

    Mengusung tema “Menemani Tiap Langkahmu”, setiap kantor wilayah BNI menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang disesuaikan dengan kekayaan budaya lokal, mulai dari parade budaya, kegiatan olahraga, donor darah, hingga bazar UMKM.

    Khusus di BNI Kantor wilayah 07 Makassar, BNI menghadirkan A Festival Experience by Persuasif, Kapan Bersuara X wondrfest yang terdiri dari local Heroes performance byne, Guest star performance Nidji dan Dewa 19 Feat Virzha.

    Pengunjung juga dapat mengikuti Challenge Photo seru dengan latar logo wondr by BNI, mengikuti di Spin Wheel berhadiah menarik, menikmati berbagai promo spesial bagi pengguna wondr by BNI, hingga menjelajahi booth interaktif yang menghadirkan pengalaman langsung layanan digital BNI.

    Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Distribution Network & Sales Division Head BNI, Beby Lolita Indriani, Retail Digital Channel Division Head BNI Indra Gunawan dan RCEO BNI Wilayah 07 Makassar Muhammad Arafat, Kehadiran jajaran pimpinan ini menjadi simbol kedekatan BNI dengan nasabah dan mitra di daerah.

    Tak sekadar perayaan, kegiatan ini juga menjadi ajang refleksi atas kontribusi BNI terhadap pertumbuhan bisnis dan penguatan layanan keuangan di wilayah 07 Makassar

  • Awas Hujan Lebat Hantam RI, BMKG Warning Angin Kencang di Lokasi Ini

    Awas Hujan Lebat Hantam RI, BMKG Warning Angin Kencang di Lokasi Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menuju pertengahan Agustus 2025, beberapa wilayah Indonesia diprediksi masih akan mengalami hujan lebat hingga angin kencang. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan analisis terhadap kondisi atmosfer mengindikasikan peningkatan pembentukan awan hujan yang masih terjadi.

    Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan responsif terhadap potensi kejadian cuaca signifikan. Terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah, khususnya Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua Pegunungan, yang disertai kemungkinan angin kencang serta gelombang laut tinggi.

    Selain itu, suhu udara yang relatif kering dan hangat saat ini berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan, sehingga masih perlu menjadi perhatian.

    Dalam akun Instagram resminya, BMKG lebih detail memberikan peringatan dini cuaca 3 hari ke depan di Tanah Air, selama periode 11-13 Agustus 2025. Berikut perinciannya:

    11 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambu, Kep. Bangka Belitung, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Aceh, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

    12 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua.

    Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Selatan.

    Peringatan Dini Angin Kencang: Aceh, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.

    13 Agustus 2025

    Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi hujan disertai petir

    Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi hujan disertai petir

    logo BMKG

    BMKG: Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi hujan disertai petir
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 11 Agustus 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sejumlah wilayah di Indonesia, pada Senin, berpotensi mengalami hujan disertai petir. Dikutip dari akun Instagram BMKG (@infobmkg), Senin, di Pulau Sumatera, potensi hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Padang, Palembang, dan Bengkulu.

    Sementara itu, Banda Aceh diprakirakan berawan tebal, Tanjung Pinang dan Pekanbaru hujan ringan, Medan hujan sedang, serta Jambi, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung hujan ringan. Di Pulau Jawa, hujan disertai petir berpotensi terjadi di Bandung, sedangkan hujan ringan diperkirakan terjadi di Serang, Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Adapun Surabaya berpotensi mengalami udara kabur.

    Untuk Pulau Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diperkirakan cerah berawan hingga berawan di Denpasar, Mataram, dan Kupang. Di Pulau Kalimantan, hujan disertai petir berpotensi terjadi di Palangkaraya dan Banjarmasin. Sedangkan di Pontianak, Tanjung Selor, dan Samarinda diprakirakan hujan ringan.

    Sementara itu, di Pulau Sulawesi, hujan disertai petir berpotensi terjadi di Mamuju. Kendari diprakirakan mengalami udara kabur, Makassar berawan tebal, serta Manado, Gorontalo, dan Palu hujan ringan. Untuk wilayah Indonesia bagian timur, hujan ringan diprakirakan terjadi di Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke.

    Sumber : Antara

  • Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu Resmi Naik Kelas Jadi Internasional

    Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu Resmi Naik Kelas Jadi Internasional

    Palu, Beritasatu.com – Upaya gigih Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dalam mendorong kemajuan infrastruktur transportasi udara akhirnya membuahkan hasil besar. Setelah tiga bulan mengusulkan kepada pemerintah pusat, status Bandara Mutiara SIS Al-Jufri Palu kini resmi naik kelas menjadi bandara internasional penuh.

    Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 dan KM 38 Tahun 2025, yang menetapkan peningkatan status bandara kebanggaan masyarakat Sulteng ini. Dengan perubahan status tersebut, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri kini memiliki kewenangan melayani penerbangan langsung dari dan ke luar negeri, tidak hanya untuk penerbangan carter tetapi juga penerbangan reguler.

    “Kita bersyukur, usulan yang kita sampaikan kepada pemerintah pusat sejak tiga bulan terakhir ini alhamdulillah membuahkan hasil. Bandara Mutiara SIS Al-Jufri saat ini adalah bandara internasional,” ungkap Gubernur Anwar Hafid dengan penuh rasa syukur.

    Gubernur menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi untuk memetakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam enam bulan ke depan sebelum operasional penerbangan internasional dimulai. 

    Persiapan ini mencakup koordinasi administrasi dengan pihak terkait seperti bea cukai, imigrasi, dan karantina agar seluruh dokumen, perizinan, dan sistem administrasi memenuhi standar internasional. 

    Di sisi lain, penempatan dan pelatihan personel di pos imigrasi, karantina, dan bea cukai akan segera dilakukan untuk memastikan pelayanan penumpang internasional berjalan optimal. 

    Fasilitas pendukung juga tengah disiapkan, termasuk pengadaan peralatan penting seperti X-ray senilai Rp 2 miliar–Rp 2,5 miliar yang dibutuhkan untuk pemeriksaan keamanan. Selain itu, pemerintah daerah juga akan melengkapi persyaratan teknis lainnya, termasuk rekomendasi dari Kementerian Pertahanan.

    “Kami mohon doa dan dukungan semua pihak. Ini kebanggaan kita bersama. Sultan Nambaso!” seru Gubernur Anwar.

    Salah satu pertimbangan penetapan adalah untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Bandara Mutiara mendapatkan status internasional penuh, berbeda dengan Bandara IMIP di Morowali yang hanya diberikan status internasional untuk penerbangan carter selama satu tahun.

    Gubernur juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas landasan pacu agar pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 dapat terbang langsung ke Tiongkok atau rute jarak jauh lainnya tanpa perlu transit. 

    Saat ini panjang landasan masih 2.500 meter sehingga penerbangan jarak jauh memerlukan technical landing di Aceh atau Kualanamu untuk pengisian bahan bakar. 

    Dengan perpanjangan landasan, pesawat dapat langsung menuju negara tujuan, biaya perjalanan menjadi lebih murah, dan peluang pelaksanaan ibadah haji maupun umrah langsung dari Palu akan terbuka. 

    Untuk itu, pemerintah provinsi berencana mencari dukungan pendanaan, termasuk melalui skema CSR dari perusahaan besar, guna menambah panjang landasan 500 meter sesuai standar Kementerian Perhubungan.

    Dengan status internasional ini, Gubernur Anwar optimistis Bandara Mutiara SIS Al-Jufri akan menjadi pintu gerbang utama Sulawesi Tengah menuju dunia. Menurutnya, hal ini merupakan peluang besar bagi sektor pariwisata, investasi, dan UMKM, karena wisatawan mancanegara kini bisa datang langsung tanpa harus transit di kota lain. 

    Era baru konektivitas udara ini diharapkan membawa dampak ekonomi yang signifikan serta mempercepat transformasi Sulawesi Tengah sebagai destinasi unggulan di Indonesia Timur.