provinsi: Aceh

  • Hashim: Prabowo tak punya lahan sawit di Sumatera

    Hashim: Prabowo tak punya lahan sawit di Sumatera

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak memiliki lahan kelapa sawit di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “Prabowo tidak punya lahan sawit satu hektare pun di bumi Indonesia,” ujarnya dalam acara “Perayaan Natal Gereja-Gereja Sumatera Utara di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten Tahun 2025” di Gedung Gereja Mulia Raja, Jakarta, Senin.

    Hashim menyebutkan aktor yang menyebarkan fitnah Presiden memiliki lahan sawit adalah koruptor-koruptor yang merusak lingkungan.

    Para koruptor itu, tutur Hashim, memiliki 3,7 juta hektare lahan sawit ilegal yang tersebar di kawasan hutan lindung hingga taman nasional.

    Hashim menduga terdapat 200 perusahaan yang mempunyai konsesi ilegal di kawasan itu.

    “Antara lain, ada 200 lebih perusahaan yang pemiliknya adalah orang-orang yang jahat dan kami menduga mereka-mereka ini yang menyebar fitnah ini,” katanya.

    Hashim menilai hoaks itu disebarluaskan karena pemerintah saat ini berani dan tegas untuk menegakkan hukum terkait kelestarian lingkungan dan alam Indonesia.

    “Mereka sangat dirugikan oleh pemerintah sekarang ini, kalau pemerintah sekarang ini menegakkan hukum,” jelasnya.

    Dari pengamatan yang ada, Hashim memaparkan bahwa hoaks tersebut diproduksi para pemengaruh atau influencer yang telah dibayar untuk menjatuhkan martabat Presiden dengan tuduhan mempunyai lahan kelapa sawit di daerah terdampak bencana alam.

    “Kita sudah lihat dan indikasi mereka yang membayar. Mereka yang membayar influencer-influencer atau bot-bot yang ada di sosial media sehingga sekarang ada fitnah bahwa Prabowo yang punya lahan sawit,” tuturnya.

    Selain itu, ia mengatakan bahwa pemerintah akan menyerap aspirasi masyarakat terkait perlindungan kawasan hutan, salah satunya dengan menutup secara penuh operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Sumatera Utara.

    “Saya yakin pemerintah nanti akan betul-betul perhatikan yang tadi aspirasi masyarakat Sumatera Utara akan hal pabrik Toba Pulp Lestari yang saya dengar sudah ditutup. Sudah ditutup sementara, mudah-mudahan semoga akan ditutup selama-lamanya. Jadi ini tentu saya akan sampaikan aspirasi masyarakat Sumatera Utara kepada Presiden,” ujar Hashim.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah/Muhammad Rizki
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BNPB: Layanan RSUD di Provinsi Aceh Mulai Beroperasi Kembali Usai Banjir

    BNPB: Layanan RSUD di Provinsi Aceh Mulai Beroperasi Kembali Usai Banjir

    BNPB: Layanan RSUD di Provinsi Aceh Mulai Beroperasi Kembali Usai Banjir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan bahwa layanan kesehatan RSUD di 18 kabupaten/kota di Aceh sudah mulai beroperasi usai diterjang banjir bandang dan tanah longsor.
    “Mengenai
    layanan kesehatan
    , Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di 18 kabupaten/kota terdampak di Provinsi
    Aceh
    sudah mulai beroperasi kembali,” kata Abdul saat konferensi pers secara virtual, Senin.
    Meskipun masih bersifat layanan dasar, upaya pembersihan dan pemenuhan bahan medis habis pakai serta penggantian alat kesehatan terus dikejar untuk dipenuhi di Aceh Tamiang.
    Di sisi lain, evakuasi medis menggunakan helikopter terus dioptimalkan bagi pasien yang membutuhkan layanan lanjutan.
    Hingga hari ke-25 ini, tercatat sekitar 25 hingga 30 pasien telah dievakuasi ke pusat pemerintahan provinsi.
    Dukungan logistik kesehatan seperti tabung gas, oksigen konsentrator, serta alat pelindung diri juga terus dipasok untuk memastikan operasional rumah sakit dan puskesmas tetap berjalan.
    Saat ini akses jalan dari Nagan Raya menuju Aceh Tengah juga sudah bisa dilewati oleh kendaraan roda empat, yang sebelumnya hanya terbatas untuk roda dua.
    “Di sektor infrastruktur, perbaikan jembatan di Kuala Simpang, Nagan Raya, dan Aceh Utara terus berjalan beriringan dengan normalisasi sungai serta revitalisasi saluran air primer,” kata Abdul.
    Jalur tersebut sangat penting sebagai rute alternatif selain jalur lintas Timur dan Barat yang merupakan urat nadi transportasi di Aceh.
    “Target dari Kementerian PUPR adalah menyelesaikan perbaikan lima jembatan di jalur Timur pada sekitar tanggal 30 Desember mendatang,” ucapnya.
    Untuk dukungan logistik nasional, total bantuan yang telah diberangkatkan dari Halim mencapai 1.297 ton, dengan 1.252 ton di antaranya sudah terdistribusi dan menyisakan sekitar 40 ton sebagai stok penyangga.
    Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, distribusi melalui jalur darat sudah berfungsi optimal sehingga pengiriman bantuan menjadi lebih efektif.

    Sedangkan untuk wilayah Aceh, distribusi dilakukan secara berjenjang menggunakan helikopter dan pesawat kargo dari pangkalan udara menjatuhkan bantuan ke posko kabupaten/kota.
    “Bagi warga di daerah terpencil seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah yang akses daratnya masih sulit, personel TNI dan Polri mengirimkan koordinat titik pengungsian setiap hari agar bantuan dapat dijatuhkan langsung melalui jalur udara secara rutin,” jelasnya.
    Sementara kebutuhan air bersih di Aceh Tamiang saat ini didukung oleh mobil tangki dan hidran umum di titik-titik pengungsian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Kerahkan Kapal Salurkan Penyaluran Energi ke Wilayah Terdampak Banjir Sumatera

    Pertamina Kerahkan Kapal Salurkan Penyaluran Energi ke Wilayah Terdampak Banjir Sumatera

    Sebelumnnya, Pertamina Patra Niaga terus mempercepat pemulihan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke wilayah terdampak bencana di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Upaya ini dilakukan melalui skema distribusi darurat, termasuk pemanfaatan pesawat Air Tractor untuk menjangkau wilayah yang akses daratnya masih terbatas.

    Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara, Fahrougi Andriani Sumampouw, menjelaskan bahwa distribusi BBM ke Bener Meriah dilakukan secara bertahap dan adaptif mengikuti kondisi lapangan.

    “Distribusi BBM ke wilayah Bener Meriah saat ini dilakukan melalui jalur udara menggunakan pesawat Air Tractor setiap hari, selama kondisi cuaca memungkinkan. Skema ini kami jalankan sejak 13 Desember 2025 untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat dan operasional penanganan bencana tetap terpenuhi hingga situasi benar-benar membaik,” jelas Fahrougi.

    Fahrougi menambahkan, penyaluran BBM juga mulai menjangkau SPBU setempat seiring dengan mulai pulihnya akses distribusi.

    “Pada 16 dan 18 Desember, kami telah merealisasikan penyaluran BBM ke SPBU 13.245.409 dan SPBU 14.245.464 di Kabupaten Bener Meriah. Pada hari ini (19/12), kami juga telah menyalurkan BBM ke SPBU 14.245.438 dan SPBU 14.245.499 di Kabupaten Aceh Tengah. Sebelumnya, pasokan BBM juga difokuskan untuk mendukung operasional alat berat dan kebutuhan penanganan darurat di wilayah terdampak,” tambahnya.

    Hingga saat ini, total 29.500 liter BBM telah disalurkan ke wilayah Bener Meriah dan Aceh Tengah, yang terdiri atas 11.500 liter Biosolar dan 18.000 liter Pertalite.

    Dari jumlah tersebut, 16.000 liter dialokasikan untuk dukungan penanganan bencana melalui BNPB dan TNI, serta 10.000 liter Pertalite dan 3.500 liter Solar untuk penyaluran perdana ke SPBU.

  • Cerita Sertu Giman, TNI yang Sendirian Berenang Selamatkan 20 Warga Tamiang saat Banjir

    Cerita Sertu Giman, TNI yang Sendirian Berenang Selamatkan 20 Warga Tamiang saat Banjir

    GELORA.CO –  Di tengah banjir yang terus meninggi hingga lebih dari empat meter, Sertu Giman Saputra berulang kali berenang melawan arus deras untuk menyelamatkan warga yang terjebak di Kecamatan Karangbaru, Kabupaten Aceh Tamiang. Tanpa perahu dan peralatan evakuasi, Babinsa Koramil 02 Karangbaru, Kodim 0117 Aceh Tamiang itu mengevakuasi sedikitnya 20 warga, termasuk bayi dan balita.

    Peristiwa itu terjadi pada 26 November lalu. Saat banjir mulai menggenangi permukiman, Giman baru saja pulang dari desa setelah menghadiri undangan kepala desa. Air terus naik hingga malam hari, membuat ia tak sempat menyelamatkan barang-barang di rumahnya sendiri.

    “Paginya air makin naik. Saya naik ke atas dulu, selamatkan keluarga. Tapi ada tetangga menelepon minta tolong, katanya rumah-rumah di sekitar sudah banyak yang hanyut,” ujar Giman menceritakan kejadian tersebut saat ditemui di Aceh Tamiang, Jumat (19/12).

    Mendengar kabar itu, Giman langsung bergerak. Bersama istrinya, ia mendobrak dinding rumah warga yang terjebak menggunakan balok kayu agar bisa mengevakuasi penghuni di dalamnya. Di lokasi pertama, terdapat delapan orang, termasuk seorang bayi berusia dua bulan dan beberapa balita.

    Air terus meninggi hingga mencapai sekitar 4,5 meter dengan arus yang cukup kencang. Rumah-rumah di sekitar lokasi mulai hanyut satu per satu. Tanpa alat bantu evakuasi, Giman sempat kebingungan mencari cara untuk menolong warga lain yang masih terjebak.

    Hingga akhirnya, seorang warga datang membawa ban dan pelampung. Berbekal alat seadanya itu, Giman nekat terjun ke air. Ia berenang melewati tiang listrik serta kabel-kabel yang terendam, lalu bolak-balik mengevakuasi warga satu per satu.

    “Di satu titik ada enam orang terjebak di atas seng. Saya bolak-balik angkut mereka pakai ban. Setelah itu, ada delapan orang lagi di ujung sana, termasuk bayi umur satu bulan dan lansia,” katanya.

    Untuk mengevakuasi bayi, Giman meminta warga mencarikan ember atau baskom. Bayi itu kemudian diletakkan di dalam wadah agar lebih aman saat dibawa melintasi arus banjir. Saat itu, seng tempat warga berlindung sudah bergoyang dan hampir hanyut terbawa arus.

    Giman mengaku arus banjir sangat deras sehingga bahkan perahu evakuasi tidak bisa mendekat karena khawatir terkena seng dan puing-puing rumah. Meski kelelahan dan nyaris pingsan, ia tetap melanjutkan evakuasi.

    “Saya cuma minta pertolongan sama Allah, minta dikasih kekuatan. Habis itu saya bangkit lagi, naik lagi, bolak-balik sampai semua bisa diselamatkan,” ujarnya.

    Tak berhenti di situ, keesokan harinya Giman kembali melakukan penyelamatan terhadap empat warga lain yang tersangkut di pohon sawit akibat hanyut terbawa arus, termasuk seorang anggota TNI dan anaknya. Dengan menggunakan rakit ban sederhana, ia kembali mengevakuasi korban ke tempat aman.

    Ketika ditanya apa yang membuatnya tetap menolong warga lain, meski rumah dan keluarganya sendiri juga dalam kondisi terancam, Giman menjawab singkat.

    “Saya tidak tega. Saya sebagai manusia punya hati nurani. Keluarga saya sudah di tempat yang lebih tinggi. Jadi saya nekat menolong mereka,” katanya.

    Kini, meski rumahnya mengalami kerusakan akibat banjir, Giman mengaku bersyukur karena warga yang ia tolong selamat.

    “Perasaan saya senang sekali melihat mereka selamat. Walaupun rumah rusak parah, ya sudah, namanya bencana. Yang penting orang-orang selamat,” ujarnya.

  • Lahan Huntara di Sumut dan Aceh Disiapkan Jadi Tempat Relokasi Warga Terdampak Banjir

    Lahan Huntara di Sumut dan Aceh Disiapkan Jadi Tempat Relokasi Warga Terdampak Banjir

    Liputan6.com, Jakarta – Upaya pemulihan warga terdampak banjir bandang di Sumatera Utara dan Aceh mulai bergerak ke tahap yang lebih konkret. Sejumlah pemerintah daerah menyampaikan apresiasi atas dukungan percepatan penanganan bencana, khususnya dalam penyediaan lokasi hunian sementara (huntara), yang menjadi kunci relokasi warga dari kawasan rawan banjir.

    Di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Aceh Tamiang, kepastian lokasi huntara menguat setelah areal perkebunan milik PTPN disiapkan untuk mendukung relokasi. Langkah ini dinilai membuka jalan bagi percepatan pemindahan warga dari permukiman lama yang rusak berat dan tak lagi layak huni atau bahkan hilang tersapu banjir beserta lumpur.

    Respons serupa juga tampak di berbagai wilayah lain terdampak banjir. Sejak akhir November lalu, dukungan logistik, alat berat, hingga penanganan pengungsi menjangkau sedikitnya 15 kabupaten/kota di Sumatera Utara dan Aceh.

    Warga Batang Toru Siap Direlokasi

    Di Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, pemerintah daerah menetapkan relokasi sebagai solusi jangka menengah bagi warga yang selama ini bermukim di bantaran Sungai Batang Toru. Kawasan tersebut rusak parah akibat banjir bandang dan dinilai berisiko tinggi jika kembali dihuni.

    Bupati Tapanuli Selatan Gus Irawan Pasaribu mengatakan, relokasi akan memanfaatkan lahan perkebunan PTPN IV yang berada di wilayah setempat. Luas lahan yang disiapkan lebih dari lima hektare dan diperkirakan dapat menampung sekitar 227 kepala keluarga.

    “Insya Allah akan segera dibangun hunian bagi warga di daerah aliran Sungai Batang Toru yang sudah tidak layak lagi dihuni. Kami berharap proses administrasi dan teknis bisa berjalan cepat karena kebutuhan warga sangat mendesak,” ujar Gus Irawan, Senin (22/12/2025).

    Ia juga mengapresiasi langkah cepat PTPN IV yang, sambil menunggu pembangunan huntara, meminjamkan rumah karyawan yang kosong untuk ditempati sementara oleh warga terdampak.

     

     

     

     

  • Walhi Ramal Papua Akan Seperti Sumatra Apabila Ditanam Sawit​

    Walhi Ramal Papua Akan Seperti Sumatra Apabila Ditanam Sawit​

    GELORA.CO – Wahana Lingkungan (Walhi) meramal masa depan Papua apabila pemerintah pusat tetap ngotot membuka lahan sawit di wilayah tersebut. 

    Walhi menilai, ke depannya, tidak menutup kemungkinan bencana banjir besar Sumatra akan terjadi di Papua apabila deforestasi dilakukan pemerintah di bumi cenderawasih tersebut. 

    Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Kampanye Eksekutif Nasional WALHI Uli Arta Siagian usai mendengar wacana Presiden RI Prabowo Subianto yang mau memperluas perkebunan sawit Indonesia hingga Papua.

    Diketahui Presiden Prabowo Subianto ingin Papua ditanami sawit agar menghasilkan bahan bakar minyak (BBM).

    Hal itu dia sampaikan dalam rapat percepatan pembangunan Papua di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (16/12/2025).

    Selain itu, Prabowo ingin Papua juga ditanami tebu hingga singkong agar bisa memproduksi bioetanol.

    Dalam pernyataannya, Prabowo menargetkan semua daerah bisa swasembada pangan dan swasembada energi dalam lima tahun ke depan.

    Walhi menolak keras ide Prabowo tersebut lantaran bisa mengundang bencana ekologis di Papua. 

    Uli mengatakan keinginan untuk membuka sawit dan kebun tebu skala besar di Papua hanya akan memperparah krisis ekologis. 

    Terlebih selama ini rakyat Papua juga telah mengalami perampasan wilayah adat akibat izin-izin yang diterbitkan pengurus negara. 

    Bahkan, pembukaan lahan 2 juta hektar untuk pangan dan energi yang sekarang berjalan dampaknya telah dirasakan oleh rakyat di Merauke.

    Mereka merasakan perampasan wilayah adat, hilangnya sumber pangan lokal, banjir, kekerasan bahkan kriminalisasi. 

    Bahkan kini, setiap tahun banjir selalu terjadi di Merauke, Papua.

    Maka kata Uli, bisa bayangkan kedepan banjir ini akan semakin sering terjadi dan meluas. 

    Bahkan, Uli meramalkan, rakyat Papua bisa senasib dengan warga Sumatra yakni mengalami bencana banjir besar apabila hutan hujan diubah menjadi sawit.

    “Pembukaan hutan untuk sawit dalam skala besar di Sumatera diulang Kembali di Papua. Papua dimasa depan akan mengalami hal yang sama dengan yang dialami oleh rakyat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat saat ini,” jelasnya.

    WALHI Papua mencatat bahwa Papua telah kehilangan tutupan hutan primer ± 688 ribu hectare hingga saat ini. 

    Bahkan mengejutkannya lagi, deforestasi 2022-2023 seluas 552 ribu hektar hutan alam Papua terdeforestasi. 

    Tanpa membuka lahan sawit saja, saat ini Papua menyumbang 70 persen dari total deforestasi nasional. 

    “Jika rencana ekspansi sawit, tebu dan lainnya atas nama swasembada pangan dan energi tetap dijalankan, sama artinya pengurus negara akan mengulang bencana ekologis Sumatera di Papua,” terangnya.

    Bukan hanya bencana bagi Papua, deforestasi wilayah tersebut juga akan menjadi bencana untuk dunia.

    Di mana dunia akan mengalami krisis iklim seperti bencana-bencana badai yang mulai terjadi di wilayah khatulistiwa.

    Maka jangan heran, Indonesia ke depannya akan terus dibayang-bayangi bencana badai dan banjir apabila hutan di Papua ikut dirusak.

    “Lebih jauh lagi, emisi yang akan dilepaskan dari perubahan hutan menjadi konsesi sawit, tebu dan aktivitas ekstraktif lainnya akan semakin memperparah krisis iklim. Anomali iklim, cuaca ekstrem adalah bahaya yang akan dihadapi oleh jutaan rakyat Indonesia,” tambahnya.

    Menurut Uli, rencana membuka hutan untuk menanam tanaman yang menghasilkan bio energi bukanlah solusi baru, tetapi bagian dari pendekatan pembangunan berbasis ekspansi lahan yang telah dikritik selama ini. 

    Pembukaan hutan untuk sawit, tambang, dan proyek ekstraktif lainnya merupakan salah satu penyebab struktural terjadinya krisis lingkungan, termasuk mengurangi kemampuan lanskap untuk menyerap curah hujan ekstrim, memperparah banjir, dan merusak sumber penghidupan masyarakat adat serta masyarakat lokal.

    Oleh karena itu WALHI mengingatkan bahwa kedaulatan energetika harus menjadi prioritas negara, tidak cukup hanya swasembada pangan dan energi. 

    “Energetika harus diletakkan dalam kerangka hak, sebab akses terhadap energi yang mendasari keberlanjutan dan martabat hidup manusia,”

    “Energi memungkinkan produksi pangan, tempat tinggal layak di berbagai iklim, layanan esensisal seperti Kesehatan dan Pendidikan serta konektivitas. Sistem energi harus diletakkan pada pemenuhan kebutuhan hak dasar warga negara bukan pada akumulasi kapital,” tutup Uli.

    Uli menjelaskan, energi seringkali hanya dipandang sebagai upaya penyediaan daya dari pemanfaatan sumber-sumber fisik atau kimia (utamanya bahan bakar fosil) untuk menghasilkan listrik dan atau untuk menggerakkan mesin. 

    Pandangan ini menjauhkan keseluruhan urusan energetika bagi regenerasi sosial-ekologis, dan berakhir hanya pada urusan kecukupan sumber tenaga untuk kesinambungan industrialisasi.

  • Dewi Perssik Sebut Prabowo Pantas Jadi Presiden Seumur Hidup, Sorot Kunjungan ke Aceh Sampai 3 Kali

    Dewi Perssik Sebut Prabowo Pantas Jadi Presiden Seumur Hidup, Sorot Kunjungan ke Aceh Sampai 3 Kali

    GELORA.CO – Penyanyi dangdut Dewi Perssik menyebut Presiden RI Prabowo Subianto pantas menjadi presiden seumur hidup.

    Hal tersebut disampaikan Dewi Perssik saat siaran live di media sosialnya.

    Mulanya Dewi Perssik membandingkan bencana banjir di Aceh dan Sumatera.

    Ia menyebut masyarakat korban bencana di Aceh sudah didatangi tiga kali oleh Prabowo Subianto.

    Menurutnya hal tersebut berbeda jauh dengan korban bencana di Jember.

    “Masih mending kamu didatengin Aceh sama presiden tiga kali. Kita Lumajang, Jember belum didatengin masih. Tapi enggak berisik,” ucap Dewi Perssik dikutip TribunJakarta, pada Senin (22/12/2025).

    Dewi Perssik lalu mengingatkan masyarakat untuk tidak memberikan komentar buruk kepada Prabowo Subianto.

    Sekedar informasi, Prabowo Subianto dan jajarannya kini tengah ramai dikritik setelah dinilai lambat menangangi banjir di 3 provinsi di Sumatera, yakni, Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

    “Ya setidaknya, kalau misalkan gak ngasih bantuan secara energinya buat korban-korban bencana, ya setidaknya donasi lah,” ucap Dewi Perssik.

    “Kalau misalkan gak punya duit, jarinya dipakai yang baik-baik,”

    “Bukan malah memecah belah rakyat,”

    “Memfitnah presiden, kasihan,” imbuhnya.

    Menurut Dewi Perssik di tengah bencana yang datang bertubi-tubui ke berbagai daerah Indonesia, masyarakat seharusnya bisa saling bekerja sama, dan bukannya malah melemparkan komentar buruk ke pemerintahan Prabowo Subianto. 

    “Maksudnya aku cuma menengahi di sini tuh dalam arti bukan waktunya, sekarang itu siapa yang paling oke. Siapa yang paling pintar, siapa yang paling banyak bantuannya,” kata Dewi Perssik.

    “Tapi, bagaimana kita itu bersinergi, kita itu bermasyarakat, kita itu bersatu, bukan saling berantem-beranteman,” tambah Dewi Perssi.

    Dewi Perssik kemudian menyoroti aksi para anggota TNI yang turut membantu korban bencana.

    “Apalagi anak aku di TNI. Pagi, siang, malam melihat bapak-bapak TNI itu sampai jalan kaki, memberikan bantuan,”

    “Karena memang tempatnya, medannya kan untuk memberikan bantuan itu, kan juga kan kita ngeliat, gitu kan,” imbuhnya.

    Dewi Perssik lantas menduga orang-orang yang mengkritik kinerja pemerintah dalam mengatasi bencana memiliki kepentingan tersembunyi, yakni menduduki jabatan sebagai Presiden RI.

    Ia lalu menegaskan di matanya Prabowo Subianto pantas menjadi presiden seumur hidup.

    “Tapi, ya Allah, pada nol empati banget, ya ngata-ngatain, makanya ya mungkin ada kepentingan kali,” kata Dewi Perssi.

    “Ada orang yang kepingin jadi presiden kali, gitu loh,”

    “Tapi, kalau aku pribadi sih, kayaknya bapak Prabowo harus jadi presiden seumur hidup deh,” ucap Dewi Perssik.

    Diwartakan sebelumnya Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya mengatakan Prabowo Subianto sudah berkali-kali mengunjungi daerah terdampak banjir dan longsor di Sumatera. 

    Teddy menegaskan, Prabowo sudah tiga kali ke Aceh dan masing-masing dua kali ke Sumatera Utara. 

    “Di hari kelima Bapak Presiden ke sana, dan saat ini Bapak Presiden sudah ke Aceh tiga kali, ke enam kabupaten. Ke Sumatera Utara dua kali. Sumatera Barat dua kali. Masing-masing empat kabupaten,” ujar Teddy dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

  • Sembilan Desa Hilang Pasca-banjir Sumatra-Aceh, Ini Kata Mendes PDT dan Transmigrasi

    Sembilan Desa Hilang Pasca-banjir Sumatra-Aceh, Ini Kata Mendes PDT dan Transmigrasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak sembilan desa hilang akibat bencana banjir bandang yang melanda tiga provinsi di Indonesia, yakni Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.

    Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) dan Transmigrasi, Yandri Susanto menyebut desa-desa tersebut bukan sekadar rusak, melainkan hilang secara fisik.

    “Memang ada sekitar sembilan desa kalau tidak salah hilang. Hilang, bukan rusak, hilang,” kata Yandri Susanto di Gedung Sekretariat Provinsi Jatim, Senin (22/12/2025). Ia menjelaskan, wilayah yang sebelumnya merupakan permukiman desa, kini berubah menjadi aliran sungai.

    Sejak awal kejadian banjir, Kementerian Desa telah memerintahkan Tenaga Pendamping Profesional (TPP) untuk melakukan pendataan menyeluruh. Pendataan meliputi desa yang hilang, rusak berat, rusak sedang, rusak ringan, hingga desa yang terdampak.

    Menurut Yandri, meski jumlah korban jiwa di desa-desa tersebut tidak besar, dampak sosialnya sangat signifikan. “Banyak yang mengungsi, banyak yang kehilangan rumah, itu yang paling banyak,” ujarnya.

    Sebagian besar desa yang hilang berada di wilayah Aceh. Saat ini, Kemendes PDT terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menentukan langkah penanganan pascabencana bagi desa-desa terdampak. [tok/suf]

  • BUMN Karya Kerahkan Alat Berat Bantu Pemulihan di Sumatera

    BUMN Karya Kerahkan Alat Berat Bantu Pemulihan di Sumatera

    Liputan6.com, Jakarta – PT Nindya Karya bergerak cepat mendukung penanganan darurat dan percepatan pemulihan pascabencana di sejumlah wilayah Pulau Sumatera melalui penyaluran bantuan logistik, dukungan infrastruktur, serta pengerahan sumber daya di lapangan.

    Sebagai wujud respon cepat, PT Nindya Karya hadir di lokasi bencana sejak H+3 pascakejadian bencana 25 November 2025, tepatnya pada 28 November 2025, untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

    Upaya tersebut dilaksanakan melalui sinergi bersama Kementerian Pekerjaan Umum, keluarga besar Danantara–BUMN, Holding BUMN Danareksa, serta BUMN Karya lainnya, guna memastikan bantuan dapat tersalurkan secara tepat sasaran dan berkelanjutan.

    Penyaluran bantuan difokuskan pada tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kegiatan ini bertujuan mempercepat pemulihan wilayah, memastikan akses vital kembali berfungsi, serta membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat selama masa tanggap darurat.

    Distribusi bantuan dilakukan secara bertahap menuju titik-titik terdampak dengan mempertimbangkan keterbatasan akses akibat bencana. Bantuan logistik yang disalurkan meliputi sembako dan pakaian layak pakai yang didistribusikan ke lokasi pengungsian dan permukiman warga sebagai bentuk dukungan awal bagi masyarakat terdampak.

    Selain bantuan logistik, PT Nindya Karya turut mengerahkan peralatan dan tim lapangan untuk mendukung penanganan darurat infrastruktur. Di Provinsi Aceh, dukungan meliputi 1 unit Wheel Loader, 12 unit Dump Truck, 7 unit Excavator, 1 unit Mobil Tangki Air, dan 1 unit Tandon Air.

    Di Sumatera Utara, perusahaan menurunkan 1 unit Grader, 16 unit IPA Mobile, 2 unit Wheel Loader, 6 unit Dump Truck, 4 unit Excavator, 1 unit Tangki BBM, 1 unit Truck Self Loader, 1 unit Buldozer, 1 unit pengiriman Jembatan Bailey, serta 2 unit Vibro Roller. Sementara di Sumatera Barat, dukungan diberikan berupa 1 unit Wheel Loader dan 10 unit Excavator.

     

  • Video: Sorotan IDAI soal Anak Korban Bencana Aceh Makan Mi Instan Tiap Hari

    Video: Sorotan IDAI soal Anak Korban Bencana Aceh Makan Mi Instan Tiap Hari

    Video: Sorotan IDAI soal Anak Korban Bencana Aceh Makan Mi Instan Tiap Hari