provinsi: Aceh

  • Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Bencana banjir dan longsor di Sumatera terus menunjukkan dampak parah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, per Sabtu (6/12/2025) sore, sebanyak 817.003 warga dari tiga provinsi terdampak masih bertahan di lokasi pengungsian.

    Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Sabtu (6/12/2025) sore.

    “Para pengungsi ini sangat memerlukan dukungan logistik dasar, baik berupa makanan maupun nonmakanan,” ujarnya.

    Sementara itu, operasi pencarian dan pertolongan yang dikoordinasi Basarnas dan tim gabungan mulai menunjukkan hasil. Jumlah korban hilang turun drastis menjadi 389 orang, dibandingkan laporan sebelumnya yang mencapai 521 orang.

    Abdul Muhari menegaskan, operasi pencarian terus dioptimalkan. “Operasi pencarian dan pertolongan akan terus dioptimalkan hingga daftar korban hilang dapat diminimalkan,” kata Abdul Muhari. 

    Upaya ini menjadi prioritas BNPB bersama tim gabungan di tengah status darurat bencana di wilayah Sumatera.

  • Kemendagri Periksa Bupati Aceh Selatan yang Umrah Saat Daerah Banjir

    Kemendagri Periksa Bupati Aceh Selatan yang Umrah Saat Daerah Banjir

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Benni Irwan memastikan bahwa Bupati Aceh Selatan Mirwan akan kembali ke Indonesia pada Minggu (7/11/2025) untuk menjalani pemeriksaan oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri. Pemeriksaan dilakukan karena Mirwan berangkat umrah ketika wilayah yang dipimpinnya sedang menghadapi bencana banjir.

    “Bapak mendagri sudah menelepon langsung. Yang bersangkutan mengaku tidak mendapatkan izin dari gubernur maupun mendagri untuk berangkat umrah dan akan pulang besok,” ujar Benni dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).

    Menurut Benni, tim Inspektorat Jenderal Kemendagri telah dikerahkan ke Aceh dan akan memulai pemeriksaan segera setelah Mirwan tiba di Tanah Air. Pemeriksaan tersebut bertujuan memastikan seluruh prosedur, kewenangan, dan ketentuan hukum dipatuhi oleh bupati Aceh Selatan.

    Kemendagri menyayangkan keputusan Mirwan meninggalkan daerahnya di saat masyarakat masih terdampak banjir dan tanah longsor.

    “Kami sangat menyayangkan, begitu mengetahui dari media bahwa bupati Aceh Selatan berada di Tanah Suci untuk umrah. Padahal Aceh Selatan merupakan salah satu wilayah yang terdampak bencana,” jelasnya.

    Benni menegaskan bahwa kehadiran kepala daerah sangat krusial dalam situasi darurat, baik untuk memastikan penanganan bencana berjalan cepat maupun mendukung proses pemulihan. 
    “Kehadiran kepala daerah dibutuhkan di tengah masyarakat, terutama saat bencana masih menyisakan kerusakan dan keterbatasan,” ujarnya.

    Ia berharap para kepala daerah dapat lebih bijaksana dalam menentukan prioritas, terutama ketika masyarakat membutuhkan perhatian dan kehadiran pemimpinnya.

    Benni juga mengungkapkan bahwa permohonan izin perjalanan luar negeri yang diajukan Mirwan sebelumnya telah ditolak oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf.

    Penolakan tersebut tercantum dalam Surat Nomor 100.1.4.2/18413 tertanggal 28 November 2025. Izin tidak diberikan karena Aceh berada dalam status tanggap darurat bencana hidrometeorologi, termasuk Kabupaten Aceh Selatan yang menetapkan status darurat banjir dan tanah longsor berdasarkan keputusan Bupati Mirwan sendiri.

  • Belajar dari Tsunami Aceh, Ini 9 Pesan Dino Patti Djalal untuk Penanganan Bencana Sumatera

    Belajar dari Tsunami Aceh, Ini 9 Pesan Dino Patti Djalal untuk Penanganan Bencana Sumatera

    Bisnis.com, JAKARTA — Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra kembali menegaskan pentingnya manajemen krisis yang kuat dan terkoordinasi. 

    Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, membagikan sembilan pelajaran penting dari pengalamannya mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat penanganan tsunami Aceh 2004 dan gempa Yogyakarta 2006.

    Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) itu menyampaikan bahwa pola penanganan bencana besar memiliki karakter serupa. Karena itu, strategi yang terbukti efektif di masa lalu dapat menjadi rujukan dalam menghadapi krisis yang terjadi saat ini.

    Ini sembilan tips dari Dino Patti Djalal saat mengatasi bencana alam: 

    1. Kepemimpinan Presiden Menjadi Faktor Penentu

    Dikutip dari unggahan media sosial miliknya, Sabtu (6/12/2025), masyarakat berada dalam kondisi terpuruk, aparat kewalahan, dan instansi sering berjalan tidak sinkron. Dino menegaskan bahwa hanya satu otoritas tertinggi, Presiden yang dapat memberikan arah, ketegasan, dan ketenangan publik.

    “Sewaktu tsunami tahun 2004, Presiden SBY terjun langsung di lapangan dan terus kembali ke lokasi. Rakyat ingin melihat pemimpinnya berada di tengah mereka,” ujarnya.

    2. Jangan Terlalu Mengandalkan Angka Awal Korban

    Estimasi korban pada hari pertama umumnya tidak akurat. Dino mencontohkan laporan awal tsunami Aceh yang hanya mencatat 50 korban, sementara angka riil mencapai 150.000 jiwa. Pemerintah harus menyiapkan rencana kontingensi karena jumlah korban hampir pasti bertambah.

    3. Dampak Berat Justru Muncul Setelah Bencana Mereda

    Walaupun banjir dan longsor berlangsung singkat, tantangan lanjutan seperti penyakit, sanitasi buruk, dan tekanan psikologis pengungsi akan bermunculan selama berminggu-minggu.

    4. Perlu Panglima Operasional yang Langsung di Bawah Presiden

    Krisis lintas provinsi membutuhkan komando tunggal agar koordinasi lintas instansi berjalan efektif. Dino menilai posisi Kepala BNPB mungkin tidak cukup untuk mengendalikan operasi seluas ini dan perlu figur dengan otoritas lebih tinggi.

    5. Tetapkan Status Bencana Nasional

    Status ini penting agar seluruh sumber daya negara dapat dikerahkan secara penuh. Dino juga menekankan nilai solidaritas nasional, seperti yang tercermin dalam respons publik terhadap tsunami 2004.

    6. Pemerintah Harus Menyampaikan Informasi Resmi Setiap Hari

    Komunikasi publik idealnya dilakukan langsung dari posko lapangan, bukan dari Jakarta, agar tidak terjadi simpang siur informasi. Juru bicara harus kompeten dan kredibel.

    7. Menteri Fokus pada Koordinasi, Bukan Sekadar Aktivitas Simbolis

    Kehadiran menteri di lapangan bukan untuk pencitraan. Menurutnya yang paling penting adalah rapat koordinasi harian, bahkan dua kali sehari, serta pengambilan keputusan cepat.

    8. Jangan Terburu-buru Mengakhiri Status Tanggap Darurat

    Masa tanggap darurat perlu diperpanjang bila situasi menuntut. Pemerintah harus memiliki indikator jelas sebelum masuk tahap rehabilitasi.

    9. Rehabilitasi Sumatra akan Membutuhkan Anggaran Besar

    Dino memperkirakan tidak akan banyak bantuan internasional seperti tsunami Aceh. Karena itu, APBN perlu disesuaikan, termasuk kemungkinan menyisihkan sebagian anggaran pertahanan yang tahun depan direncanakan mencapai Rp335 triliun.

    “Saya yakin para patriot di TNI dan di Kementerian Pertahanan tidak akan keberatan selama ini dilakukan untuk membantu rakyat,” katanya.

    Dino menutup pesannya dengan harapan agar pengalaman masa lalu dapat memperkuat kesiapsiagaan Indonesia dalam menghadapi bencana besar di masa depan. (Angela Keraf)

  • Perkuat Infrastruktur Konektivitas Papua, TelkomGroup Resmikan Community Gateway Merauke

    Perkuat Infrastruktur Konektivitas Papua, TelkomGroup Resmikan Community Gateway Merauke

    Merauke, Beritasatu.com – PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) meresmikan Community Gateway di Stasiun Bumi Merauke,  Kabupaten Merauke, Papua Selatan pada Jumat (5/12/2025). Inisiatif ini merupakan langkah strategis TelkomGroup untuk menghadirkan konektivitas andal di wilayah Timur Indonesia. Fasilitas ini sekaligus menjadi Community Gateway pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, serta menjadi bagian dari jaringan  global ke-10 di dunia.

    Community Gateway Merauke diresmikan secara langsung oleh Direktur Utama Telkom Dian Siswarini, Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng, Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf, dan EVP Telkom Regional V Amin Soebagyo. Turut hadir pada agenda peresmian tersebut Pemerintah Provinsi Papua Selatan yang diwakili Asisten 1 Sekda Provinsi Papua Selatan Agustinus Joko Guritno, Bupati Merauke Yoseph B. Gepze, Perwakilan Wakapolres Merauke, Perwakilan Pangdam XXIV, Dekan Fakultas  Teknik Universitas Musamus Teddy Istanto, serta beberapa pemuka agama setempat.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menyampaikan bahwa peresmian fasilitas Community Gateway di Merauke menjadi momentum penting dalam penguatan infrastruktur digital nasional, terutama bagi Papua Selatan dan kawasan Indonesia Timur yang membutuhkan akses jaringan  lebih tangguh.

    “Bagi TelkomGroup, pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat adalah hal yang paling  utama. Jika Bapak Ibu memiliki keluhan terhadap layanan kami, silahkan sampaikan. Akan segera kami tindaklanjuti,” ujar Dian.

    Komisaris Telkom Rizal Mallarangeng juga menyampaikan, pembangunan Community Gateway di Merauke merupakan bagian dari upaya jangka panjang TelkomGroup dalam memastikan transformasi digital Indonesia berjalan secara merata hingga wilayah paling timur.

    “Konektivitas adalah prasyarat  utama kemajuan. Dengan hadirnya Community Gateway Merauke, kita tidak hanya membangun  infrastruktur, tetapi menguatkan fondasi masa depan Indonesia yang benar-benar terhubung, dari Sabang  sampai Merauke,” pungkas Rizal.

    Kebutuhan akan fasilitas ini terbukti dari rentannya gangguan jaringan yang menyebabkan terputusnya akses telekomunikasi digital di sejumlah wilayah Papua. Situasi tersebut menunjukkan bahwa dengan kondisi geografis yang menantang di wilayah Papua, pentingnya langkah strategis untuk menjaga konektivitas masyarakat tetap stabil dan terjaga dengan infrastruktur konektivitas yang lebih resilien.

    “Infrastruktur ini adalah wujud nyata upaya TelkomGroup untuk menyediakan layanan digital yang inklusif di wilayah Papua, sekaligus memperkuat ketahanan jaringan nasional di wilayah yang memiliki tantangan geografis tinggi,” tambah Dian.

    Menjawab tantangan tersebut, Telkomsat mengambil peran aktif dalam memperkuat komunikasi nasional melalui pengoptimalan jaringan satelit. Jaringan satelit yang semula berperan sebagai jalur  cadangan kini ditransformasikan menjadi salah satu pilar utama yang mampu menghadirkan layanan  berkapasitas besar dan berkelanjutan, terutama bagi wilayah dengan kondisi geografis yang kompleks.

    Kehadiran Community Gateway Merauke berfungsi sebagai titik akses satelit berkecepatan tinggi. Fasilitas  ini didukung teknologi satelit Low Earth Orbit (LEO) yang mampu memberikan solusi kapasitas yang besar, latensi rendah dan kualitas layanan yang stabil, serta cocok untuk kondisi geografis Papua yang ekstrim  dan memiliki sebaran penduduk dengan jarak yang berjauhan.

    Dari Community Gateway tersebut, koneksi kemudian didistribusikan kembali ke jaringan lokal, mulai dari fiber optik, jaringan wireless, hingga seluler, sehingga masyarakat dapat menikmati akses komunikasi yang  lebih luas, stabil, dan merata. Dengan pendekatan ini, layanan komunikasi tidak hanya kembali pulih, tetapi juga memiliki fondasi yang lebih kuat untuk mendukung kebutuhan konektivitas harian warga serta  layanan publik di Merauke dan wilayah sekitarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd Rauf, mengatakan bahwa kehadiran gateway ini merupakan bagian dari komitmen Telkomsat sebagai bagian dari TelkomGroup dalam mendukung langkah transformasi dan pemerataan akses digital di Indonesia.

    “Teknologi satelit saat  ini sudah sedemikian majunya sehingga sudah bisa sejajar dan mampu mendukung penuh teknologi  telekomunikasi yang sudah ada dengan kapasitas dan kualitas yang tinggi. Telkomsat selalu siap memberikan konektivitas yang prima untuk masyarakat,” ujarnya.

    Pemerintah Provinsi Papua Selatan menyampaikan bahwa adanya Community Gateway di Merauke menjadi hal penting bagi daerah yang semakin memasuki era digitalisasi, di mana layanan komunikasi yang andal sangat dibutuhkan oleh lebih dari 225 ribu penduduk Merauke dan berbagai sektor usaha maupun pemerintahan. Langkah Telkom memperkuat infrastruktur konektivitas, termasuk backup bagi jaringan fiber optic akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Merauke. Pemerintah Provinsi Papua Selatan menyampaikan apresiasi atas konsistensi Telkom dalam terus menghadirkan layanan terbaik di wilayah Papua Selatan. Hadirnya fasilitas ini, TelkomGroup berharap masyarakat Papua dan Kawasan paling timur Indonesia  dapat menikmati konektivitas yang lebih tangguh, merata, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat  fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial di wilayah paling timur Indonesia.

  • Banjir Sumatera Membuka Mata tentang Bahaya Deforestasi, Pakar UGM: Kontributor Dosa Ekologis Itu Sudah Saatnya Berhenti

    Banjir Sumatera Membuka Mata tentang Bahaya Deforestasi, Pakar UGM: Kontributor Dosa Ekologis Itu Sudah Saatnya Berhenti

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masih jadi perhatian luas masyarakat. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia.

    Arus deras yang menerjang pemukiman warga membawa kayu, lumpur, dan bongkahan tanah yang selama bertahun-tahun terakumulasi pada lereng-lereng curam Bukit Barisan.

    Peristiwa ini tampak hadir secara mendadak, namun akar penyebabnya tersusun dari lapisan geologi, dinamika iklim, dan perubahan ekologis yang berlangsung sejak lama. Ditambah dengan ulah manusia yang melakukan penggundulan hutan.

    Dalam diskusi Pojok Bulaksumur yang berlangsung Kamis (4/12), Dr. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU., dosen dan peneliti Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, mengurai terkait peristiwa itu.

    Menurutnya, struktur geomorfologi Sumatera membuat wilayah ini memang rentan terhadap luapan besar saat hujan turun.

    Lereng-lereng terjal dari Aceh hingga Lampung mengalirkan air langsung ke dataran rendah, sementara kipas vulkanik menjadi area yang kini banyak ditempati masyarakat. Jalur alami ini mempercepat aliran dan membawa material dalam jumlah besar ketika intensitas hujan meningkat.

    “Dengan pola seperti itu, hujan deras pasti membawa material dalam jumlah besar dan kecepatan tinggi,” ujar Hatma, dikutip dari website resmi UGM, Sabtu (6/12/2025).

    Menurutnya, banjir bandang yang membawa kayu-kayu dan sedimen itu tidak bisa dilepaskan dari kondisi ekologis yang kian menurun. Pembukaan lahan di daerah hulu, pemukiman yang merangkak naik ke dataran tinggi, serta perubahan fungsi hutan memperbesar limpasan permukaan.

  • Banjir Sumatera, FK Unair Kirim Tim Dokter dan Siapkan Pos Kesehatan

    Banjir Sumatera, FK Unair Kirim Tim Dokter dan Siapkan Pos Kesehatan

    Surabaya, Beritasatu.com – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dan Sumatera menggerakkan para tenaga kesehatan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk menggerakkan tim gabungan untuk membantu para korban terdampak bencana yang sangat membutuhkan penanganan medis. 

    Dalam misi sosial ini, Unair mengirim tim gabungan yang terdiri dari para dokter dari FK Unair, RS Unair, dan RSUD dr Soetomo, antara lain dokter spesialis ortopedi dr M Hardian Basuki, dokter spesialis anak dr Airi Mutiar, dr Arya Wiradewa, dr Yehezkiel Edward, dan dr Zulfikar Loka Wicaksana.

    Salah satu dokter dalam tim, dr Airi menyebut pihaknya telah berdiskusi dengan wakil bupati Aceh Tamiang terkait rencana pendirian pos kesehatan.

    “Ada sebuah klinik yang akan kami manfaatkan dan kami telah mendapat ijin dari pemilik. Semoga ini dapat menjawab kebutuhan terkait pelayanan kesehatan pascabencana,” ungkap dr Airi dalam keterangan resminya yang diterima Sabtu (6/12/2025).

    Tenaga kesehatan dan obat-obatan telah disiapkan untuk mendukung layanan kesehatan. Unair juga terus memperluas dukungan bagi korban banjir dan longsor di Sumatera, termasuk mengirim tim kesehatan lanjutan, bantuan logistik, dan tim tambahan yang diperlukan. 

  • Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG di Aceh, Harga LPG Subsidi Jadi Rp 18.000/tabung

    Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG di Aceh, Harga LPG Subsidi Jadi Rp 18.000/tabung

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan operasi pasar LPG bersubsidi dan non-subsidi di empat titik strategis. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pasca-bencana, sekaligus memastikan ketersediaan dan harga terjangkau.

    Sales Area Manager Retail Aceh Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Misbah Bukhori, mengatakan kegiatan operasi pasar ini tidak hanya menyediakan LPG bersubsidi, tetapi juga non-subsidi, untuk memberikan pilihan bagi warga Kota Banda Aceh.

    Operasi pasar ini menjadi respons cepat atas situasi darurat pasokan gas di wilayah tersebut. Titik-titik distribusi meliputi Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Meuraxa, Kecamatan Baiturrahman, dan Pasar Tani, dengan total 2.800 tabung.

    Dijelaskan dalam Operasi pasar ini, harga LPG bersibsidi ditetapkan sebesar Rp 18.000 per tabung. Agar proses berjalan tertib, Pemerintah kota Banda Aceh memberlakukan pembatasan pembelian satu tabung elpiji per kepala keluarga sehingga semua warga mendapatkan jatah.

    Dalam kesempatan itu dirinya turut memastikan stok LPG aman, dan distribusi gas diupayakan merata di seluruh Kota Banda Aceh. Untuk itu Misbah mengimbau agar masyarakat untuk tetap membeli LPG sesuai kebutuhan.

    “Kami menghibau masyarakat untuk membeli LPG sesuai kebutuhan agar bisa menjangkau semua masyarakat yang membutuhkan. InsyaAllah dengan stok yang tersedia saat ini, distribusi elpiji di wilayah Kota Banda Aceh cukup. Kami juga akan distribusikan ke pangkalan-pangkalan resmi Pertamina di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar,” jelas Misbah dalam keterangan resminya.

    Di sisi lain Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan upaya distribusi ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk menjaga ketersediaan energi di Aceh, yang telah dikoordinasikan dengan Pemkot Banda Aceh dan Pertamina.

    “Kami berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, pasokan gas elpiji dapat segera teratasi sepenuhnya,” pungkas Fahrougi.

    (igo/eds)

  • Update Korban Banjir Sumatera: Tewas 914 Jiwa dan Hilang 389 Jiwa

    Update Korban Banjir Sumatera: Tewas 914 Jiwa dan Hilang 389 Jiwa

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melaporkan pembaruan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Per Sabtu (6/12/2025) sore, total korban meninggal tercatat mencapai 914 jiwa.

    Angka ini menunjukkan peningkatan tajam sebanyak 47 jiwa dari hari sebelumnya, yang mencatat 867 korban jiwa. Secara rinci, 914 korban meninggal tersebut terdiri dari 359 jiwa di Aceh, 329 jiwa di Sumatera Utara, dan 226 jiwa di Sumatera Barat.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, angka korban bersifat dinamis. “Angka ini bergerak dinamis, di mana ada beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang ternyata di beberapa tempat kemudian dinyatakan dalam selamat,” kata Abdul Muhari dalam jumpa pers seperti ditayangkan langsung Youtube BNPB, Sabtu (6/11/2025) sore.

    Sementara jumlah korban meninggal meningkat, daftar korban yang masih dinyatakan hilang mengalami penurunan. BNPB mencatat jumlah korban hilang saat ini adalah 389 jiwa, menurun dari 521 jiwa pada hari sebelumnya. Penurunan ini terjadi setelah beberapa korban yang sebelumnya hilang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat.

    BNPB bersama instansi terkait saat ini berupaya terus mengoptimalkan operasi pencarian dan pertolongan. “BNPB akan terus mengoptimalkan operasi pencarian dan pertolongan hingga nanti daftar korban hilang bisa kita minimalkan sekecil mungkin,” tegas Abdul Muhari. 

    Upaya ini dilakukan untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban di tengah situasi bencana yang masih berlangsung.

  • Orang-orang di Aceh Tamiang Tak Bisa Makan, Ferry Irwandi: Keadaannya Mengerikan!

    Orang-orang di Aceh Tamiang Tak Bisa Makan, Ferry Irwandi: Keadaannya Mengerikan!

    GELORA.CO -Ferry Irwandi tidak hanya melakukan aksi penggalangan dana dan berhasil mengumpulkan uang lebih dari Rp 10 miliar untuk membantu para korban banjir dan longsor di Sumatera.

    Ferry Irwandi juga datang secara langsung ke Aceh. Betapa terkejutnya dia karena ternyata kondisi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang sangat memerlukan bantuan sudah tidak bisa makan dan minum selama beberapa hari.

    “Keadaannya mengerikan! Susah banget makan. Orang-orang nggak makan berhari-hari,” kata Ferry Irwandi.

    Menurut dia, warga Tamiang tidak mendapatkan air bersih sama sekali. Untuk sekadar bertahan hidup, mereka terpaksa minum air banjir yang diberikan bubuk teh supaya tidak bau.

    Salah satu warga mengungkapkan kesaksian belum ada bantuan apapun dari pemerintah pusat, provinsi, ataupun kabupaten, datang ke wilayahnya.

    “Belum ada bantuan sama sekali. Kita dapat dari dana desa cuma beras saja,” kata salah seorang warga kepada Ferry Irwandi.

    Netizen miris usai mengetahui bantuan ternyata belum sampai kepada masyarakat di Tamiang. Sejumlah dari mereka menyebut telah salah memilih bupati atau wali kota karena tidak dinilai hadir ke tengah-tengah warga yang sedang membutuhkan bantuan.

    “Rakyat Aceh gak salah pilih Mualem, tapi mereka salah pilih bupati, walikota, terutama di daerah-daerah terdampak banjir. Harusnya mereka yang terdepan menyalurkan bantuan bersama BPBD, malah ada yang lari ke Mekkah. Terbukti cuma Mualem yang aktif di lokasi bencana,” komentar salah satu netizen.

    “Jujur lihat respons pemerintah soal banjir Sumatera bikin naik darah. Kelakuannya sudah level anjing banget. Nggak ada aksi nyata. Rakyat terendam, ngungsi, mati listrik, kehilangan rumah di sisi lain, para pejabat sibuk ngeluarin pernyataan yang isinya cuma angin,” timpal yang lainnya.

    “Pemerintahnya masih sibuk menyombongkan diri dengan bilang tidak butuh bantuan asing. Buktinya masih banyak tuh yang belum dapat bantuan sama sekali. Prett lah Prabowo. Bilang aja kalian semua itu takut kebuka semua kebusukan pemerintahan ini di Mata Dunia kan?”.

    Netizen lainnya justru menyindir Ferry Irwandi kenapa dana yang sangat besar sebesar Rp 10 miliar lebih dari hasil donasi tidak disalurkan untuk warga di Tamiang guna meringankan beban mereka.

    “Kan antum sudah bawa Rp 10 miliar, fokus bagikan saja bantuannya. Kenapa sekarang teriak-teriak, inilah sebenarnya tujuan utama yang bersangkutan memprovokasi orang. Ketahuan lebih dini motifnya,” komentar salah satu warganet

    Justru dia sudah bawa Rp 10 miliar dan bisa ngebantu, berhak teriak-teriak mewakili keluhan korban. Yang gak ke lokasi, gak bantu apa apa gak berhak speak up apapun. Apalagi sampai bilang kalau keadaan di sana baik baik saja,” bela yang lainnya

  • Liburan Jadi Mimpi Buruk, Taufiqur Selamat dari Bencana di Aceh

    Liburan Jadi Mimpi Buruk, Taufiqur Selamat dari Bencana di Aceh

    Jakarta, Beritasatu.com – Pedangdut Taufiqur Rahman yang merupakan ajang pencarian bakat khusus dangdut pada tahun 2020 mengalami liburan mencekam di tanah kelahirannya, Pidie Jaya, Aceh Tengah, akhir November 2025.

    Saat menikmati liburan di Takengon, Taufiqur dan tim manajemennya diterjang musibah banjir bandang dan tanah longsor. Meski selamat, mereka harus melewati medan berat untuk kembali ke kota.

    “Saya ini asli kelahiran Pidie Jaya. Saat kejadian, kami sedang liburan ke Takengon, Kecamatan Bintang. Empat hari hujan terus menerus menyebabkan longsor di sekitar villa,” cerita Taufiqur Rahman dikutip dari channel Pagi Pagi Ambyar, Sabtu (5/12/2025).

    Akibat longsor, Taufiqur terisolasi selama tiga malam tanpa listrik dan jaringan telekomunikasi. Akses menuju lokasi terputus, dan sebagian besar rumah warga hancur.

    “Kami menyaksikan langsung bagaimana longsor menghancurkan kampung itu. Untuk keluar, saya harus berjalan berkilo-kilo meter,” ungkapnya.

    Taufiqur dan tim sempat diselamatkan warga menggunakan perahu wisata hingga sampai ke lokasi aman di Kota Takengon, perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam.

    Setelah itu, Taufiqur dievakuasi dengan pesawat Hercules TNI dari Kabupaten Bener Meriah ke Medan, meski harus menunggu antrean selama dua hari.

    “Dari Takengon ke Kabupaten Bener Meriah, kami harus antri dua hari untuk naik Hercules dan langsung dibawa ke Polonia Medan,” katanya.

    Taufiqur menyebut, keluarganya di Pidie Jaya masih kekurangan bantuan dan banyak yang tetap tinggal di pengungsian.

    Ia berharap perbaikan akses jalan, listrik, jaringan telekomunikasi, serta distribusi BBM segera dilakukan agar masyarakat bisa kembali beraktivitas.

    “Bantuan sudah mulai masuk, tapi masih kurang. Saya merasa bencana ini lebih parah dari tsunami yang pernah kita alami,” tutupnya.