Protes Tambang Tanah Rusak Lingkungan, Warga Diintimidasi Preman Sampai Diperiksa Polisi

Protes Tambang Tanah Rusak Lingkungan, Warga Diintimidasi Preman Sampai Diperiksa Polisi

Tokoh masyarakat sekaligus Ketua RT setempat yang ikut diperiksa di Polda Banten, Tarmidi, mengaku warga sudah gerah dengan aktivitas galian tanah yang sudah beroperasi sejak 2018 silam. Dia bercerita ketika musim kemarau, debu mengotori rumah dan pandangan warga. Ketika musim hujan, ceceran tanah menjadi lumpur dan banyak warga yang terpeleset. Selain itu, jalanan di Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten rusak.

“Pada ada yang jatuh, ada yang anak sekolah pada jatuh pada kotor, orang-orang jadinya gerah gitu, jadi marah lah, apalagi ibu-ibu lebih pada marah-marah. Kami pihak masyarakat dari dulu sampai sekarang tuh minta diperbaiki jalan tidak minta apa-apa, tidak kok, cuma pengusahanya tidak ada yang mau itikad baik ke masyarakat,” ujar Tarmidi, ditemui usai pemeriksaan di Polda Banten, Jumat, (3/1/2025).

Warga menyatakan merasa resah dengan intimidasi yang diduga dilakukan oleh preman bayaran pengusaha tambang. Sehingga kekesalan itu memuncak pada 17 Desember 2024, dengan melempari truk menggunakan lumpur dan tanah galian. “Malahan yang dikasih uang itu preman, jadi masyarakat mah ditutup aja sama preman-preman, akhirnya ujung-ujungnya masyarakat mah takut. Apalagi sekarang banyak yang satu kampung diintimidasi yang punya yang kepentingan,” jelasnya.