Prospek Pasar SUN 2025 Diprediksi Cerah, Ini 2 Hal Pemicunya

Prospek Pasar SUN 2025 Diprediksi Cerah, Ini 2 Hal Pemicunya

Jakarta, Beritasatu.com – Prospek pasar surat utang negara (SUN) pada 2025 diprediksi cerah mengingat Pemerintah Indonesia akan meningkatkan penerbitan surat utang untuk mendukung kebutuhan pembiayaan fiskal yang meningkat. Langkah ini didorong defisit anggaran 2025 lebih besar dari 2024 dan tingginya nilai surat utang yang jatuh tempo.

Analis pendapatan tetap PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Nasrudin menjelaskan, defisit fiskal 2025 diproyeksikan mencapai Rp 616,19 triliun, meningkat dibandingkan Rp 522,83 triliun pada 2024. Defisit ini sebagian besar disebabkan program baru pemerintah, seperti makan bergizi gratis serta penambahan jumlah kementerian/lembaga (K/L).

Selain itu, nilai surat utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2025 mencapai Rp 754,32 triliun, jauh lebih besar dibandingkan Rp 433,49 triliun pada 2024. “Kebutuhan refinancing yang tinggi ini menjadi salah satu faktor utama peningkatan penerbitan SUN pada 2025,” jelasnya kepada Investor Daily, Senin (23/12/2024).

Ahmad menjelaskan, penerbitan SUN di 2025 diperkirakan akan berkisar Rp 620 triliun hingga Rp 700 triliun. Mayoritas penerbitan SUN 2025 akan digunakan untuk menutup defisit fiskal. Sementara sisanya diarahkan untuk membiayai kembali surat utang yang jatuh tempo.  Undang-Undang APBN 2025 telah mengalokasikan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) secara neto sebesar Rp 642,56 triliun, sejalan dengan proyeksi tersebut.

Beberapa faktor positif yang mendukung prospek SUN 2025, meliputi penurunan suku bunga akan menekan yield dan meningkatkan minat investor. “Yield SUN yang relatif tinggi dibandingkan negara-negara dengan peringkat kredit serupa (BBB) menarik minat investor asing,” kata dia. 

Selain itu, peringkat sovereign Indonesia yang tetap pada level investment grade dipercaya mampu menjaga kepercayaan investor. “Selain itu, ketidakpastian global membuat surat utang pemerintah menjadi pilihan favorit investor,” ujar dia.

Ahmad menuturkan, jalan pemerintah dalam mencapai sumber pendanaan dari obligasi tidak akan berjalan mulus, sejalan tantangan, di antaranya kebijakan ekonomi global, fluktuasi nilai tukar, dan persaingan instrumen substitusi, seperti sukuk ritel dan surat berharga investasi lainnya,” kata dia.

Di tengah prospek pasar SUN 2025 yang diprediksi cerah, Pefindo juga memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi pada 2025 akan meningkat dibandingkan 2024 dengan estimasi Rp 150,07 triliun hingga Rp 155,66 triliun. Proyeksi ini mencerminkan optimisme terhadap iklim ekonomi yang lebih kondusif.