Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Prospek pasar obligasi cerah, CGIF bidik RI jadi portofolio utama

Prospek pasar obligasi cerah, CGIF bidik RI jadi portofolio utama

CGIF optimistis dengan outlook pasar obligasi di Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Lembaga Credit Guarantee and Investment Facility (CGIF) optimistis pasar obligasi Indonesia memiliki prospek cerah, sehingga membidik RI sebagai pasar utama portofolio penjaminan obligasinya pada 2026.

CGIF merupakan lembaga pengelola dana amanah (trust fund) Asian Development Bank (ADB) yang dibentuk dengan tujuan utama untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan pasar modal berbasis mata uang lokal di kawasan ASEAN+3.

“CGIF optimistis dengan outlook pasar obligasi di Indonesia,” kata Vice President Operations CGIF Anuj Awasthi, dikutip di Jakarta, Kamis.

Saat ini, Indonesia berada dalam peringkat keempat portofolio CGIF setelah Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Namun, pasar obligasi Indonesia dipandang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Sejumlah sektor pun menawarkan potensi yang cerah untuk para investor, seperti asuransi dan dana pensiun. Awasthi menyebut banyak investor yang berminat untuk berinvestasi pada surat utang korporasi dengan peringkat tinggi dan tenor yang lebih panjang.

“Dengan melihat susunan pipeline kami, Indonesia akan menjadi nomor satu dalam portofolio kami pada pertengahan 2026. Kami melihat banyak perdagangan yang masuk dari banyak perusahaan lain,” ujar dia.

Akan tetapi, pasar modal Indonesia masih menghadapi tantangan dari segi banyaknya perusahaan lokal yang belum mampu menerbitkan obligasi dengan rating yang baik dan tenor yang panjang. Dalam konteks inilah CGIF mengambil peran.

CGIF berencana untuk memberikan dukungan penjaminan kredit bagi perusahaan sektor swasta, perusahaan milik negara, dan lembaga keuangan agar dapat mendiversifikasi sumber pendanaan dan mengatasi keterbatasan peringkat.

Di sisi lain, CGIF juga akan terus memfasilitasi akses ke basis investor yang lebih luas melalui penawaran publik dan private placement (penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu/PMTHMETD).

Langkah lain yang juga akan dilakukan adalah mendukung penerbitan sukuk dan obligasi tematik, termasuk obligasi hijau, sosial, keberlanjutan, dan iklim untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.

Lalu, melakukan uji coba penerapan jaminan kredit parsial dan menjajaki sekuritisasi serta transaksi obligasi proyek; mendukung perusahaan penerbit obligasi asal Indonesia yang memenuhi syarat untuk memasuki pasar modal internasional; serta meningkatkan pemahaman investor dan memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan utama, termasuk regulator dan lembaga keuangan.

Adapun hingga saat ini, CGIF telah mendukung penerbitan obligasi untuk lebih dari 10 perusahaan di Indonesia melalui penawaran saham perdana di pasar lokal dalam mata uang Rupiah serta penerbitan obligasi lintas negara.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024