Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Program Dharma Pongrekun Bangun "Underpass" dalam 7 Hari, MTI: Macet Tak Selesai Hanya dengan Membangun Megapolitan 2 November 2024

Program Dharma Pongrekun Bangun "Underpass" dalam 7 Hari, MTI: Macet Tak Selesai Hanya dengan Membangun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 November 2024

Program Dharma Pongrekun Bangun “Underpass” dalam 7 Hari, MTI: Macet Tak Selesai Hanya dengan Membangun
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menegaskan, mengatasi kemacetan Jakarta tidak bisa hanya dengan membangun infrastruktur semata.
Komentar di atas untuk menanggapi rencana calon gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun dalam mengatasi macet di Jakarta. Salah satu idenya adalah membangun jalan layang (
overpass
) dan jalan bawah tanah (
underpass
) hanya dalam tujuh hari.
“Kemacetan di Jakarta tidak bisa diselesaikan hanya dengan membangun jaringan jalan. Berpuluh-puluh
flyover
sudah dibangun, tapi tetap saja macet, karena akar masalahnya bukan di situ,” ujar Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/10/2024).
Djoko menekankan, untuk mengatasi kemacetan, fokus utama harus pada penyediaan transportasi umum yang memadai.
“Akar masalahnya adalah bagaimana caranya agar masyarakat, terutama di Jakarta, mau menggunakan angkutan umum setiap hari. Yang penting adalah mayoritas warga yang ingin bekerja di Jakarta bersedia beralih ke angkutan umum,” tuturnya.
Menurut Djoko, perlu ada kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, dan masyarakat harus didorong untuk beralih ke transportasi umum.
“Jadi, kuncinya adalah bagaimana membatasi kendaraan pribadi di jalan raya,” tambahnya.
Terkait pembangunan
overpass
dan
underpass
selama 7 hari, Djoko mengatakan bisa saja dilakukan.
“Membangun dalam tujuh hari, bisa saja. Teknologi seperti itu sudah diterapkan di China, yang penting materialnya siap. Jadi, sangat mungkin. Tapi masalahnya di Indonesia adalah kapan materialnya siap?” ujar Djoko.
Djoko menjelaskan bahwa proses pembangunan sebenarnya bukan soal waktu pengerjaan, melainkan kesiapan material dan proses lain yang panjang hingga
overpass
atau
underpass
bisa digunakan.
“Kalau membangun saja cepat, tujuh hari jadi, saya yakin bisa. Tapi sebelum itu, harus ada uji kelayakan. Prosesnya panjang, tidak hanya sekadar membangun,” ungkapnya.
Sebelumnya, Dharma menyampaikan janji kampanyenya untuk membangun
overpass
dan
underpass
hanya dalam tujuh hari jika terpilih sebagai gubernur Jakarta.
“Ada lima teknologi, nanti saya akan buka teknologinya. Ini semacam konstruksi
knock down
. Jadi, disiapkan dulu di luar, lalu tinggal pasang dalam tujuh hari, tep, tep, tep,” kata Dharma di Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024).
Dharma yakin, dengan pembangunan
overpass
dan
underpass
dalam waktu singkat, penumpukan kendaraan akibat proyek pembangunan tidak akan berlangsung lama.
Ia juga meyakini bahwa
overpass
dan
underpass
akan mampu menekan angka kemacetan di Jakarta.
“Jangan sampai ada penumpukan akibat lampu merah, biarkan kendaraan mengalir seperti air. Jangan sampai kendaraan yang ingin menyilang harus menunggu lampu merah,” tuturnya.
Selain itu, Dharma berjanji akan memperbanyak roundabout atau bundaran untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
“Kita perbanyak roundabout seperti Bundaran HI, supaya kendaraan bisa terus mengalir, meskipun pelan. Sehingga, pengendara bisa menikmati perjalanan mereka,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.