Profil Marsma TNI Fajar Adrianto, Pilot TNI AU yang Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Bogor

Profil Marsma TNI Fajar Adrianto, Pilot TNI AU yang Gugur dalam Insiden Pesawat Jatuh di Bogor

Liputan6.com, Jakarta – Pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) dikabarkan jatuh di Kawasan Ciaruteun, Ciampea, Kabupaten Bogor, Jabar, Minggu siang (3/8/2025). Kadispen AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana saat dikonfirmasi membenakan kabar tersebut. Dirinya juga mengatakan, berdasarkan informasi awal, ada satu korban meninggal dunia atas nama mantan Kadispen AU Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto.

Nyoman juga menyebutkan, korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit. Sementara satu korban lainnya dikabarkan mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif.

Enjat Sudrajat, salah satu saksi mata membenarkan ada pesawat jatuh di Bogor, di dekat area pemakaman umum. Peristiwa nahas terjadi sekitar pukul 09.20 WIB.

Pada saat kejadian, dia sedang bersih-bersih makam. Tak lama kemudian, dia mendengar pesawat melintas tepat di atas pemakaman. Saat itu, mesin pesawat mengeluarkan suara keras.

“Saat melintas, terbang miring. Tidak lama, pesawat itu jatuh di dekat pemakaman,” ungkap Enjat.

Warga sekitar yang melihat pesawat jatuh langsung berdatangan ke lokasi dan membantu evakuasi korban.

“Informasi di dalam pesawat ada dua orang, satu orang pilot dikabarkan meninggal dunia dan satu lagi mengalami luka-luka,” ujarnya.

Profil Singkat

Marsekal Pertama TNI Fajar Adrianto sendiri merupakan perwira tinggi TNI AU kelahiran 20 Juni 1970. Dirinya merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan menjadi penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang memiliki callsign ‘Red Wolf’.

Alumni SMAN 1 Malang itu juga pernah mengemban jabatan sebagai komandan Skadron 3 Lanud Iswahyudi dari tahun 2007 – 2010, Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Manuhua, Biak, pada 8 Oktober 2017 hingga 6 Mei 2019, dan Kepala Dinas Penerangan TNI AU dari 6 Mei 2019 hingga 18 November 2020.

Fajar menjadi salah satu pelaku sejarah peristiwa terjadinya duel tempur pesawat-pesawat F-16 TNI AU dengan pesawat-pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Udara Amerika Serikat yang terjadi di wilayah udara Pulau Bawean pada 2003 silam.

Penghargaan yang Pernah Diterima

Fajar diketahui menempuh pendidikan Pascasarjana di Universitas Pertahanan Indonesia, program studi Disaster Management for National Security. Dalam masa pendidikan tersebut, ia pernah mendapatkan sertifikat dan brevet ‘Tanggap Tangkas Tangguh’ yang diberikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kala itu, Syamsul Ma’arif,  dan menjadi satu-satu perwakilan TNI yang menerimanya. Tesis Fajar yang berjudul ‘Pengerahan Kekuatan Udara (Air Power) dalam Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana di daerah Terpencil’, menjadi tesis terbaik di kampusnya.