Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Produsen Benang Asal AS Tak Terpengaruh Lesunya Bisnis Tekstil di Indonesia – Halaman all

Produsen Benang Asal AS Tak Terpengaruh Lesunya Bisnis Tekstil di Indonesia – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Industri tekstil Indonesia saat ini dianggap lesu setelah maraknya pengurangan pegawai seperti yang dialami oleh PT. Alenatex, Bandung, Jawa Barat dan pailitnya Sritex di Solo, Jawa Tengah. 

Namun, hal itu seakan tak berpengaruh bagi produsen benang, A&E Indonesia. Perusahaan asal Amerika Serikat yang sudah berdiri sejak tahun 1891 tersebut bahkan sukses meraih hasil yang positif meskipun baru membuka cabangnya di Indonesia pada tahun 2018.

Pabrik A&E Indonesia di Sidoarjo, Jawa Timur tersebut diketahui mampu menghasilkan produksi benang 80 ton per hari dengan 200 tenaga kerja. Produk mereka telah dipercaya oleh banyak brand ternama diantaranya Abercrombie & Fitch, GAP, Victoria’s Secret, Jansport, Nike, Adidas dan Hoka.

“Indonesia adalah pasar yang sudah lama kita nantikan. Kami sudah melakukan banyak kerjasama dan tanam investasi di sini. Kita memang masih baru di Indonesia, namun sudah berhasil meraih pencapaian yang bagus dan tentunya kedepannya bakal lebih baik lagi,” ucap Chris Alt, selaku President of A&E Global LLC dalam pernyataannya, Sabtu(11/1/2025).

A&E Indonesia diketahui berfokus pada garmen untuk produk ekspor dan sudah bekerjasama dengan baik ke banyak brand ternama dari Amerika serta Eropa. Hal itulah yang membuat mereka berhasil memperoleh raihan positif di tengah kondisi pabrik tekstil yang dinilai sedang layu.

“Tekstil dan garmen dua hal yang berbeda.  Tekstil banyak sekali saingannya, beda dengan garmen yang sudah punya market sendiri. Kita fokus ekspor ke Amerika dan Eropa, dari tahun 2023 ke 2024 penjualan kami naik 97 persen. Di 2025, kami yakin penjualan bisa naik 3 kali lipat dari sebelumnya,” kata Senior Sales Manager A&E Indonesia, Janat Permana.

Torehan positif tersebut tentunya tak terlepas dari keberhasilan mereka dalam menghadapi setiap tantangan. Terus berinovasi dan menjalin partnership dengan pasar diyakini telah menjadi kunci dari kesuksesan A&E Indonesia.

“Tantangan utama di Indonesia mungkin karena kita datang telat di pasar ini tapi kami tetap punya pertumbuhan yang agresif. Saya kira kita punya posisi yang bagus di sini dengan fokus bangun partnership dengan pasar, itu yang kita lakukan selama ini,” kata President Director A&E Indonesia, Sanjay Chandraratna.

Pada tahun ini, A&E Indonesia optimis bisa memperoleh hasil positif 3 kali lipat dari tahun sebelumnya dengan memperluas kapasitas produksinya dan mencoba industri non-apparel berupa footwear.

“Pasar footwear di Indonesia itu mencapai 70 juta dolar AS per tahun. Ini angka yang begitu besar. Oleh karena itu, kami akan berfokus juga di industri ini, bahkan kami telah mendirikan divisi khusus untuk pengembangan di industri footwear. Kami jauh-jauh hari sudah melalukan pendekatan. Yang sudah pasti kita develop itu dengan Hoka, yang lainnya tinggal menunggu waktu saja. Kami yakin penjualan bisa naik 3 kali lipat dari hasil di tahun 2024, 30% nya di sumbang dari footwear,” tegas Janat.