Produk: won

  • Ova Emilia Rektor UGM Tergugat Rp 29 M Kasus Bank BPR, Netizen: Tersandera Kasus Ternyata

    Ova Emilia Rektor UGM Tergugat Rp 29 M Kasus Bank BPR, Netizen: Tersandera Kasus Ternyata

    GELORA.CO – Pernyataan Rektor UGM dalam sebuah video dan wawancara di televisi swasta mendapatkan berbagai tanggapan dari masyarakat dan warganet.

    Tidak hanya itu, netizen juga ungkap data jika Ova Emilia Rektor UGM tergugat Rp 29 M yang merupakan pemegang saham Bank BPR Tripilar Arthajaya.

    Diketahui dari putusan Pengadilan Negeri-Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yugyakarta nomor 156/PDT/2018/PT.YYK menyebutkan jika Ova Emilia merupakan pemegang saham dari Bank BPR Tripilar Arthajaya.

    Ova Emilia yang merupakan tergugat IV merupakan pemegang saham mencapai 99.8 persen atau pemegang saham mayoritas.

    Dari putusan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 156/PDT/2018/Pt TTK Menyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV telah melakukan perbuatan melawan Hukum.

    Adapun tergugat III adalah Abdul Nasil atau Jang Keun Won yang merupaka suami dari Ova Emilia yang merupakan Tergugat IV.

    Selain itu putusan ini juga menguatkan putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta tanggal 1 Agustus 2018, Nomor : 190/Pdt.G/2017/PN.Yyk yang dimohonkan banding tersebut.

    Dengan adanya kasus ini, membuat netizen menghubungkan bagaimana Ova Emilia yang merupakan Rektor UGM terlihat memberikan pembelaannya atas izajah Joko Widodo.

    Ova dalam video yang tersebar di media sosial menyampaikan jika UGM punya bukti dan data bahwa Joko Widodo resmi menjadi lulusan dari UGM.

    Dalam akun youtube @Universitas Gadjah Mada, Ova menyampaikan jika UGM memiliki dokumen otentik terkait keseluruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM. 

    Dokumen ini meliputi tahap penerimaan yang bersangkutan di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, KKN hingga wisuda.

    Informasi yang lebih rinci telah dirilis dalam bentuk podcast di sini.

    “Joko Widodo dinyatakan lulus dari UGM pada tanggal 5 November 1985 dan UGM telah memberikan ijazah yang sesuai dengan ketentuan kepada yang  bersangkutan saat diwisuda tanggal 19 November 1985,” tambahnya.

    Menanggapi pernyataan Ova, dr Tifauzia Tyassuma di akun X @DokterTifa menyampaikan rasa penasarannya kenapa Rektor UGM tersebut sampai memberikan pernyataan tersebut.

    “Mbak Ova. Ngapain sih mbak, bikin video begini,” tanyanya.

    “Orang yang panjenengan bela itu yang seharusnya bikin video begini, BUKAN REKTOR UGM!,” tegas dr Tifa.

    Selain itu dr Tifa juga menuliskan kenapa tidak Joko Widodo sendiri yang memberikan bantahan dan membuktikan jika izajahnya asli serta menunjukan kepada rakyat.

    “UGM itu bukan milik Joko Widodo!, UGM itu bukan pegawainya Joko Widodo!, Rektor UGM itu bukan hamba sahayanya Joko Widodo!,” tulis dr tifa

    Selaian itu netizen juga ikut mengomentari Ova yang terjerat kasus tersebut dan menuding jika pembelaan Ova ke Joko Widodo untuk mengamankan kasusnya

    “Buseeeeeeeeeeeeeeeeeeeetttttt tersandera kasus ternyata,” tulis akun @AbaGhomel.

    “Oalah, pantesan membela yang mau membela dia. Ternyata politik balas Budi, politik saling sandera dan politik saling melindungi, masih dipakai di sini,” akun @TriWibowoST1 ikut mengomentari.

  • Maling Uang Rp 207 Miliar Tertangkap Gegara Buang Sampah Sembarangan

    Maling Uang Rp 207 Miliar Tertangkap Gegara Buang Sampah Sembarangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Pepatah tersebut mungkin cocok bagi buronan penipuan kripto asal Korea Selatan. Pelarian seorang tersangka penipu mata uang kripto selama lima tahun akhirnya tertangkap saat membuang sampah sembarangan di dekat stasiun kereta api di Seoul.

    Melansir dari situs BBC Internasional, kepolisian setempat mengatakan bahwa mereka hanya berniat menangkap pria tersebut karena membuang puntung rokok sembarangan.

    Namun, kecurigaan muncul saat pria berusia 60 tahun tersebut memohon kepada pihak kepolisian untuk memberikan kesempatan satu kali dan mencoba melarikan diri.

    Bahkan, pria tersebut juga menolak untuk menunjukkan kartu identitasnya, berpura-pura menerima telepon dan menawarkan uang kepada polisi sebagai imbalan untuk melepaskannya.

    Setelah diinterogasi, polisi menemukan bahwa dia dicari karena diduga menipu 17,7 miliar won atau setara dengan Rp 207 miliar dari 1.300 orang melalui penipuan mata uang kripto.

    Saat ini, Ia memiliki surat perintah penangkapan untuk 10 tuduhan yang berkaitan dengan dugaan penipuan mata uang kripto, termasuk penipuan.Pria tersebut telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul, yang telah memimpin penyelidikan terhadapnya.

    Sebagai informasi, meningkatnya kejahatan terkait mata uang kripto telah memicu kekhawatiran pemerintah di seluruh dunia. Menurut perusahaan analitik blockchain Chainalysis, platform mata uang kripto kehilangan US$2,2 miliar karena pencurian pada tahun 2024, sementara pelaku kejahatan menerima sekitar US$40,9 miliar dalam bentuk mata uang kripto.

    Tahun lalu, polisi Korea Selatan juga menangkap lebih dari 200 orang karena diduga mencuri US$ 240 juta dalam apa yang diyakini sebagai penipuan investasi mata uang kripto terbesar di negara itu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Buronan Penipu Kripto Tertangkap Gara-gara Buang Sampah Sembarangan

    Buronan Penipu Kripto Tertangkap Gara-gara Buang Sampah Sembarangan

    Jakarta

    Pelarian seorang penipu kripto asal Korea Selatan harus terhenti setelah buron selama lima tahun. Ia tertangkap setelah melakukan kesalahan yang sangat sepele yaitu membuang sampah sembarangan.

    Kepolisian Korea Selatan mengatakan mereka hanya berniat menahan pria tersebut karena membuang puntung rokok sembarangan di dekat stasiun kereta Silim di distrik Gwanak, Seoul. Menurut pernyataan resmi polisi, mereka melihat pria itu tiba-tiba berlari setelah membuang sampah sembarangan pada Rabu (20/8) kemarin pukul 11.30.

    Namun polisi menjadi curiga setelah pria itu memohon untuk dilepaskan ‘sekali ini saja’ dan mencoba melarikan diri dengan memanggil taksi. Pria itu juga menolak menunjukkan kartu identitas resminya, berpura-pura membuat panggilan telepon, dan berupaya menyuap polisi agar dibebaskan.

    Setelah diselidiki, polisi menemukan pria itu merupakan buronan karena diduga menipu 1.300 orang melalui penipuan kripto. Pria itu mengantongi 17,7 miliar Won atau sekitar Rp 208,2 miliar dari ribuan korbannya.

    Pria yang hanya dikenal dengan inisial nama belakang A itu menjalankan aksinya antara tahun 2018 dan 2019, sebelum bersembunyi pada tahun 2020.

    Pria berusia 60 tahunan itu memiliki surat perintah penangkapan untuk 10 dakwaan terkait penipuan dan penganiayaan. Saat ini pria itu telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul untuk diselidiki lebih lanjut.

    Meningkatnya kejahatan terkait mata uang kripto telah memicu kekhawatiran dari berbagai pemerintah di seluruh dunia. Menurut perusahaan analitik blockchain Chainalysis, platform mata uang kripto telah kehilangan USD 2,2 miliar akibat pencurian pada tahun 2024.

    Sementara itu, pelaku kejahatan membawa kabur sekitar USD 40,9 miliar dalam bentuk mata uang kripto, seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/8/2025).

    Tahun lalu, kepolisian Korea Selatan menahan lebih dari 200 orang karena diduga mencuri USD 240 juta. Kasus ini diyakini sebagai kasus penipuan investasi kripto terbesar yang pernah diungkap di Korea Selatan.

    (vmp/vmp)

  • China Tiba-tiba Berubah Ikut Jejak Amerika, Terungkap Alasannya

    China Tiba-tiba Berubah Ikut Jejak Amerika, Terungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mulai mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk menggenjot industri mata uang kripto. Padahal, beberapa saat lalu pemerintah China sempat melarang kepemilikan privat terhadap mata uang digital seperti Bitcoin.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (21/8/2025), China mempertimbangkan izin penggunaan stablecoin yang dibekingi yuan untuk pertama kalinya. Hal ini diungkap beberapa sumber dalam yang familiar dengan rencana tersebut.

    Reuters mencatat bahwa langkah ini menandai perubahan besar-besar dari sikap pemerintah China sebelumnya yang cenderung apatis terhadap aset digital.

    Sebagai informasi, stablecoin merupakan jenis mata uang kripto yang dirancang untuk mencaga nilai secara konstan. Token-token ini biasanya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS dan umumnya digunakan oleh pedagang kripto untuk memindahkan dana antar token.

    Kabinet China disebut akan mengaji dan kemungkinan menyetujui roadmap terkait stablecoin yuan pada akhir bulan ini, demi menggenjot penggunaan yuan yang lebih luas secara global.

    Senjata China Lawan AS

    Langkah ini juga dinilai sebagai strategi China untuk mengejar ketinggalan dengan AS yang lebih dulu menggenjot stablecoin, menurut beberapa sumber Reuters.

    Di AS, Presiden Donald Trump mendukung stablecoin beberapa hari setelah pelantikannya pada Januari 2025. Pemerintahan Trump juga sedang membangun kerangka regulasi yang membantu melegitimasi mata uang kripto yang dipatok dolar.

    Teknologi blockchain yang mendasari stablecoin memungkinkan transfer dana secara instan, tanpa batas, dan beroperasi 24 jam dengan biaya rendah. Keunggulan ini memberikan potensi bagi stablecoin untuk mendobrak arus uang harian tradisional dan sistem pembayaran lintas batas.

    Inovasi keuangan, khususnya stablecoin, dipandang oleh Beijing sebagai alat yang menjanjikan untuk internasionalisasi yuan di tengah meningkatnya pengaruh mata uang kripto yang dipatok dolar AS dalam keuangan global, kata sumber Reuters.

    Di dalam roadmap, rencananya akan dibahas target untuk memperluas penggunaan mata uang China di pasar global. Selain itu, roadmap juga akan menyisipkan tanggung jawab regulator domestik, serta langkah-langkah pencegahan risiko.

    Salah satu sumber menyebut pejabat senior China akan menggelar pertemuan untuk penyusunan roadmap pada akhir bulan ini. Fokusnya untuk menglobalisasi yuan dan stablecoin-nya, mengikuti tren dunia saat ini.

    Dalam pertemuan itu, para pejabat senior China juga akan mendefinisikan batasan penggunaan stablecoin dan pengembangan bisnisnya.

    Mendobrak Dominasi AS

    Sebagai informasi, China telah melarang perdagangan dan penambangan mata uang kripto pada 2021 karena kekhawatiran terhadap stabilitas sistem keuangan.

    Di sisi lain, China sudah lama memimpikan yuan bisa mencapai status mata uang kripto, sama halnya dengan dolar AS dan euro. Pasalnya, China merupakan negara ekonomi terbesar kedua di dunia. Sayangnya, kontrol modalnya yang ketat dan surplus perdagangan tahunannya yang mencapai triliunan dolar telah menghambat tujuan tersebut.

    Saat ini, stablecoin yang dibekingi dolar AS masih mendominasi pasar, yakni sebanyak 99% dari suplai stablecoin global, menurut Bank fo International Settlements.

    Di Asia, Kora Selatan telah berjanji untuk mengizinkan perusahaan-perusahaan memperkenalkan stablecoin berbasis won. Hal serupa juga sedang digodok di Jepang.

    Dorongan China untuk menggenjot stablecoin juga dipicu oleh ketegangan geopolitik dengan AS. Hal ini membuat penggunaan stablecoin berbasis dolar AS marak dilakukan para eksportir China.

    Rencana terbaru Beijing untuk mendorong stablecoin terjadi setelah regulator Shanghai pada bulan lalu menggelar pertemuan dengan pejabat lokal. Pertemuan itu mempertimbangkan respons strategis terhadap stablecoin dan mata uang digital.

    China diperkirakan akan membahas perluasan penggunaan yuan dan kemungkinan stablecoin untuk perdagangan dan pembayaran lintas batas dengan beberapa negara pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus-1 September di Tianjin, menurut sumber tersebut.

    Pasar stablecoin global saat ini masih kecil, sekitar US$247 miliar, menurut penyedia data kripto CoinGecko. Namun, Standard Chartered Bank memperkirakan pasar tersebut dapat tumbuh hingga US$2 triliun pada 2028 mendatang.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dolar AS Tekuk Rupiah ke Level Rp 16.288

    Dolar AS Tekuk Rupiah ke Level Rp 16.288

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap rupiah pada perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam itu mendekati level Rp 16.300/US$.

    Dilansir dari Bloomberg, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 09.15 WIB dolar AS berada pada level Rp 16.288, menguat 16,5 poin atau sebesar 0,28% dibandingkan saat penutupan.

    Sementara itu, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang lainnya terlihat bervariasi. Dolar AS terpantau menguat terhadap dolar baru Taiwan 0,39%. Begitu juga terhadap won Korea Selatan 0,04%.

    Nilai tukar dolar AS juga mengalami penguatan terhadap rupee India 0,14% dan terhadap dolar Singapura juga menguat 0,03%. Dolar AS juga menguat terhadap dolar Australia sebesar 0,11%.

    Di sisi lain, dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang lainnya. Mata uang Paman Sam itu melemah terhadap peso Filipina 0,06%. Lalu terhadap mata uang yuan China juga mengalami pelemahan 0,05%.

    Nilai tukar dolar AS juga mengalami pelemahan terhadap mata uang baht Thailand 0,01% dan juga terhadap ringgit Malaysia sebesar 0,11%. Pelemahan juga terjadi terhadap mata uang dolar Hong Kong 0,05% dan yen Jepang 0,01%.

    (acd/acd)

  • Hemat dan Ramah Lingkungan, Skema Berlangganan Elektronik Rumah Tangga Jadi Tren di Kalangan Gen Z – Page 3

    Hemat dan Ramah Lingkungan, Skema Berlangganan Elektronik Rumah Tangga Jadi Tren di Kalangan Gen Z – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Layanan berlangganan kini merambah ke berbagai aspek, tak hanya sebatas hiburan seperti layanan streaming: Netflix dan Spotify.

    Mulai dari mobil, gadget, hingga perangkat elektronik, kini konsumen bisa menggunakannya tanpa harus memilikinya secara penuh. Tren ini menandakan pergeseran pola pikir konsumen dari kepemilikan menjadi akses dan pengalaman.

    Konsep berlangganan sebenarnya bukan hal baru. Pada 1856, perusahaan mesin jahit Singer menawarkan skema sewa bulanan.

    Namun, opsi berlangganan kini jauh lebih beragam. Di Singapura, misalnya, layanan seperti Circular dan ITEZ.SG memungkinkan pelanggan menyewa gadget seperti iPhone 15 dengan biaya bulanan.

    Layanan berlangganan juga berkembang di sektor lain, seperti akomodasi. Di Jepang, TsugiTsugi menawarkan paket menginap di lebih dari 140 resor dengan skema langganan.

    Menguip Channel News Asia, Jumat (15/8/2025), fenomena ini memicu tren “everything-as-a-service,” di mana konsumen dapat menikmati beragam layanan tanpa harus mengeluarkan biaya besar di awal.

    Tak cukup sampai di situ, layanan berlangganan di pasar elektronik rumah tangga (home appliances) juga berkembang pesat di Korea Selatan. Sejumlah perusahaan teknologi di negara tersebut menyasar rumah tangga yang lebih muda (Gen Z dan milenial) dan lebih kecil.

    Menurut laporan The Korea Herald, pangsa pasar layanan berlangganan dan penyewaan eletronik rumah tangga di Korea Selatan diperkirakan tumbuh menjadi 100 triliun won (sekitar Rp 1.163 triliun) pada tahun 2025, naik tajam dari 40 triliun won (sekitar Rp 232 triliun) pada tahun 2020.

     

  • Jumlah Tentara Korsel Anjlok 20 Persen gegara Penyusutan Populasi, Ini yang Terjadi

    Jumlah Tentara Korsel Anjlok 20 Persen gegara Penyusutan Populasi, Ini yang Terjadi

    Jakarta

    Tentara Korea Selatan mengalami penyusutan sebesar 20 persen dalam enam tahun terakhir, menjadi hanya 450.000 personel. Penyusutan ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam jumlah pria berusia wajib militer di negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia.

    Kementerian Pertahanan setempat menyatakan berkurangnya jumlah pria yang memenuhi syarat untuk dinas militer juga menyebabkan kekurangan perwira, dan jika tren ini berlanjut, bisa memicu kesulitan operasional.

    Laporan ini disampaikan kepada anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa, Choo Mi-ae, yang kemudian merilisnya ke publik.

    Jumlah personel militer Korea Selatan telah menurun secara bertahap sejak awal 2000-an, ketika angkanya mencapai sekitar 690.000 tentara. Penurunan semakin cepat pada akhir 2010-an, dengan jumlah personel aktif termasuk tentara dan perwira menjadi sekitar 563.000 pada 2019.

    Sebagai perbandingan, Korea Utara diperkirakan memiliki sekitar 1,2 juta personel aktif pada 2022, menurut estimasi terbaru Kementerian Pertahanan.

    Antara 2019 dan 2025, jumlah pria berusia 20 tahun di Korea Selatan, usia ketika kebanyakan laki-laki yang lulus tes fisik akan mengikuti wajib militer, menurun 30 persen menjadi hanya 230.000 orang. Saat ini, masa dinas militer adalah 18 bulan.

    Pemendekan masa dinas ini, menurut pihak militer, dimungkinkan berkat peningkatan kemampuan pertahanan, kerja sama militer dengan Amerika Serikat, serta perkembangan industri pertahanan dalam negeri yang kini menjadi salah satu eksportir senjata besar dunia.

    Sebagai perbandingan, pada 1953, ketika Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, pria sehat di Korea Selatan harus menjalani dinas militer selama 36 bulan.

    Anggaran pertahanan Korea Selatan untuk 2025 diperkirakan lebih dari 61 triliun won (US$43,9 miliar), lebih besar daripada estimasi ukuran seluruh perekonomian Korea Utara.

    Namun demikian, Kementerian Pertahanan menyebut jumlah personel militer saat ini masih kurang sekitar 50.000 orang dari kebutuhan minimal untuk menjaga kesiapan pertahanan. Dari kekurangan tersebut, sekitar 21.000 di antaranya adalah pangkat bintara.

    Korea Selatan kini menjadi salah satu negara dengan populasi menua paling cepat di dunia, serta memiliki tingkat fertilitas terendah, hanya 0,75 pada 2024 yang berarti rata-rata seorang perempuan diperkirakan melahirkan kurang dari satu anak selama masa suburnya.

    Populasi negara tersebut, yang mencapai puncaknya di 51,8 juta pada 2020, diperkirakan akan menyusut menjadi hanya 36,2 juta pada 2072, menurut proyeksi pemerintah.

    (naf/naf)

  • Jadwal Rilis, Spesifikasi, dan Harganya

    Jadwal Rilis, Spesifikasi, dan Harganya

    Jakarta

    Samsung dikabarkan akan meluncurkan Galaxy S25 FE lebih cepat dibandingkan pendahulunya, Galaxy S24 FE, yang dirilis pada 26 September lalu. Bocoran terbaru dari kantor pusat Samsung di Korea mengungkapkan bahwa Galaxy S25 FE akan diperkenalkan pada 19 September 2025, sekitar satu minggu lebih awal dari S24 FE.

    Meski begitu, ada sedikit ketidakjelasan dari laporan tersebut akibat penerjemahan mesin, apakah 19 September merujuk pada tanggal pengumuman atau ketersediaan di pasaran. Sebagai perbandingan, Galaxy S24 FE mulai tersedia pada 3 Oktober. Jika tanggal 19 September adalah jadwal peluncuran, ini menunjukkan percepatan yang cukup signifikan.

    Bocoran Harga

    Laporan dari Korea menyebutkan bahwa harga Galaxy S25 FE akan dipatok di bawah 1 juta won Korea atau sekitar USD 721 (sekitar Rp11 jutaan) jika dikonversi langsung. Namun perlu dicatat, harga di pasar internasional bisa berbeda karena pajak dan kebijakan regional.

    Menariknya, harga ini kemungkinan tidak akan jauh berbeda dari Galaxy S24 FE, sehingga bisa menjadi alternatif menarik untuk pengguna yang mencari pengalaman flagship dengan harga lebih terjangkau.

    Render Samsung Galaxy S25 FE Foto: SammyGuru/OnLeaks

    Spesifikasi Galaxy S25 FE

    Bocoran spesifikasi menunjukkan bahwa Galaxy S25 FE membawa beberapa peningkatan, meski tetap mempertahankan DNA dari model sebelumnya.

    Salah satu perubahan mencolok ada pada desain bodi. Galaxy S25 FE hadir lebih tipis (7,4 mm) dibanding S24 FE (8 mm).

    Penyusutan ini berdampak pada kapasitas baterai yang turun menjadi 4.500 mAh. Meski begitu, Samsung mengimbanginya dengan peningkatan teknologi pengisian cepat hingga 45W.

    Berikut bocoran spesifikasi lengkapnya:

    Chipset: Exynos 2400 (peningkatan minor dari Exynos 2400e di S24 FE)Layar: AMOLED 6,7 inci, resolusi 1080×2340, refresh rate 120 HzPelindung: Gorilla Glass VictusKamera Belakang:Utama: 50 MP (f/1.8, OIS)Ultrawide: 12 MP (f/2.2)Telefoto: 8 MP (f/2.4, zoom optik 3x, OIS)Kamera Depan: 12 MP (peningkatan dari S24 FE)Baterai: 4.500 mAh (lebih kecil dari 4.700 mAh di S24 FE)Pengisian: Kabel 45W (naik dari 25W), nirkabel 15WDimensi: 161,3 x 76,6 x 7,4 mmBobot: 190 gramSertifikasi: IP68 tahan air dan debuSistem Operasi: One UI 8 berbasis Android 16

    (afr/afr)

  • Inflasi Korea Selatan Melandai, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

    Inflasi Korea Selatan Melandai, Peluang Pemangkasan Suku Bunga Meningkat

    Bisnis.com, JAKARTA — Laju inflasi konsumen Korea Selatan melambat pada Juli 2025, memperkuat peluang bagi bank sentral negara itu untuk melanjutkan siklus pelonggaran suku bunga di tengah kekhawatiran dampak ekonomi dari kenaikan tarif AS.

    Berdasarkan data resmi yang dirilis Selasa (5/8/2025), indeks harga konsumen (IHK) Korea Selatan naik 2,1% secara tahunan pada Juli, melambat dari kenaikan 2,2% pada Juni. Angka tersebut sesuai dengan estimasi konsensus para ekonom yang disurvei Bloomberg.

    Sementara itu, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga makanan dan energi—tetap berada di level 2% pada Juli, sama seperti bulan sebelumnya, menurut Statistik Korea.

    “Meski inflasi masih sedikit di atas target Bank of Korea [BOK], ada ruang untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, mengingat ekonomi belum beroperasi pada kapasitas penuh dan tekanan inflasi masih relatif stabil,” kata Ekonom Barclays Bank PLC. Bumki Son, dikutip dari Bloomberg.

    Pelemahan tekanan harga terjadi hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menyetujui penerapan tarif impor sebesar 15% terhadap sebagian besar produk Korea Selatan.

    Kesepakatan di menit-menit akhir itu mencegah skenario terburuk berupa tarif 25% seperti yang sempat diancam Presiden Donald Trump, namun tetap lebih tinggi dibanding tarif umum sebelumnya sebesar 10%. Ekspor tahunan Korea Selatan setara lebih dari 40% terhadap produk domestik bruto (PDB) negara itu.

    Dewan kebijakan Bank of Korea dijadwalkan kembali menggelar rapat pada 28 Agustus, setelah menahan pelonggaran suku bunga selama dua bulan terakhir. Beberapa ekonom memprediksi pemangkasan 25 basis poin bulan ini. 

    Dalam pertemuan Juli, dewan mencatat perlunya menyeimbangkan antara menahan dampak negatif tarif AS terhadap ekonomi dan upaya mencegah lonjakan harga properti yang bisa memicu peningkatan utang rumah tangga.

    Gubernur BOK Rhee Chang Yong dalam beberapa waktu terakhir menegaskan komitmennya menjaga stabilitas ekonomi di tengah guncangan eksternal, sambil mewanti-wanti bahwa stimulus berlebihan dapat memicu spekulasi properti dan memperburuk beban utang rumah tangga yang sudah tinggi.

    “Menurut kami, pemangkasan suku bunga pada Oktober akan lebih tepat, mengingat mulai terlihat tanda-tanda pemulihan ekonomi, adanya perbedaan pandangan di internal dewan soal stabilitas keuangan, serta inflasi ekspektasi yang hanya naik tipis pada Juli, menandakan bahwa pelonggaran lebih lanjut tidak akan terlalu dini,” ujar Son.

    Pasar perumahan masih panas bulan lalu, tetapi laju kenaikan harga mulai melambat. Harga apartemen di Seoul naik 0,12% pada pekan yang berakhir 28 Juli, turun dari puncaknya 0,43% pada Juni, menurut data dari Korea Real Estate Board.

    Selain itu, penguatan nilai tukar won terhadap dolar AS dalam beberapa bulan terakhir juga memberikan ruang lebih bagi otoritas untuk melonggarkan kebijakan. Mata uang Korea Selatan tercatat sebagai salah satu yang mencatat penguatan terbesar terhadap dolar sepanjang tahun ini.

    Secara rinci, harga makanan dan minuman nonalkohol naik 3,5% secara tahunan pada Juli, sedangkan biaya transportasi turun 0,2%. Harga pendidikan meningkat 2,6%, sementara biaya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar naik 1,8%. Harga makanan dan akomodasi tercatat naik 3,2%.

  • Awal Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.300-an

    Awal Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.300-an

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini ini. Mata uang Paman Sam pagi ini turun ke level Rp 16.300-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Senin (4/8/2025), sekitar pukul 09.15 WIB, nilai tukar dolar AS turun cukup dalam 136,50 poin atau 0,83% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS pun bertengger pada level Rp 16.376.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang lainnya juga cenderung melemah. Dolar AS terpantau melemah terhadap dolar baru Taiwan 0,36%. Begitu juga terhadap won Korea Selatan 0,38%.

    Nilai tukar dolar AS juga mengalami pelemahan terhadap rupee India 0,06% dan terhadap peso Filipina 1,07%. Lalu terhadap mata uang yuan China juga mengalami pelemahan 0,12%.

    Nilai tukar dolar AS juga mengalami pelemahan terhadap mata uang baht Thailand 0,15% dan juga terhadap ringgit Malaysia sebesar 0,96%. Pelemahan juga terjadi terhadap mata uang dolar Singapura 0,17% dan dolar Australia 0,08%.

    Sementara itu, nilai tukar dolar AS justru mengalami penguatan terhadap yen Jepang 0,18%. Sedangkan terhadap dolar Hong Kong nilainya cenderung stagnan.

    Lihat juga Video: Cetak Sejarah! Nilai Pasar Nvidia Tembus 4 Triliun Dolar AS

    (shc/rrd)