Produk: won

  • Menteri Rosan Bantah LG Mundur dari Inves Rantai Pasok Baterai EV, Lalu Apa yang Sebenarnya Terjadi? – Halaman all

    Menteri Rosan Bantah LG Mundur dari Inves Rantai Pasok Baterai EV, Lalu Apa yang Sebenarnya Terjadi? – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membantah konsorsium LG membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS di Indonesia.

    Menurut dia, LG telah selesai berinvestasi di Indonesia yang meliputi ekosistem pertambangan, pengolahan nickel matte, nikel sulfur, prekursor, katoda, anoda, battery cells, cells pack, hingga recycle battery dengan nilai investasi Rp 9,8 miliar dolar AS

    “Jadi memang berita yang kemarin mereka mundur, itu bukan mundur oh semuanya, enggak. Mereka (LG) sudah melakukan dan sudah selesai di GV nomor 4, senilai Rp1,1 miliar dolar,” kata Rosan dalam Konferensi Pers mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/4/2025).

    Rosan bilang untuk bernegosiasi di proyek besar seperti dilakukan LG ini membutuhkan waktu yang lama. Namun akhirnya proyek investasi ini digantikan partner lain meskipun komitmennya tetap sama.

    “Kami juga ingin berinvestasi ini berjalan, jadi oleh sebab itu memang diputuskan untuk proyek ini tetap berjalan, tetapi memang digantikan oleh partner lain,” ucap Rosan.

    “Dengan partner lain ini juga sudah berjalan, diskusinya, jadi kami dan pihak dari LG tetap komitmen berinvestasi di bidang-bidang lainnya, dan ini pun masih juga terbuka untuk berinvestasi di bidang yang sama,” sambungnya. 

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG resmi membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun di Indonesia.

    Informasi ini dilaporkan oleh kantor berita Yonhap News Agency pada Jumat (18/4/2025). Konsorsium ini mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal, mereka menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun, proyek ambisius tersebut kini dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm”, yakni perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    “Melihat kondisi pasar dan lingkungan investasi saat ini, kami memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” ujar seorang eksekutif LG Energy Solution kepada Yonhap.

    Meski membatalkan proyek tersebut, LG memastikan tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia.

    Salah satunya adalah pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

  • Pengusaha Respons LG Hengkang dari Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 129 T

    Pengusaha Respons LG Hengkang dari Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 129 T

    Jakarta

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani merespons mundurnya LG dari proyek investasi baterai kendaraan listrik senilai Rp 129 triliun di Indonesia. Shinta menilai hal ini berkaitan dengan turunnya permintaan terhadap kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

    “Jadi menurut saya ini cuma suatu kondisi di mana ada mungkin market demand-nya yang mungkin perlu waktu. Jadi bukannya kemudian mereka nggak ini, tapi mungkin ada penundaan lah, saya bilangnya penundaan,” ujarnya di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).

    Meski begitu, ia meyakini minat Korea Selatan terhadap investasi di Indonesia tetap tinggi. Meski LG hengkang dari satu proyek, Shinta menyebut banyak perusahaan Korea lain yang akan menanamkan modal di Indonesia.

    “Karena kan ini kan memang situasi pada market EV ini yang dikatakan ya, mungkin pada saat ini timing-nya aja. Jadi menurut saya sih, Korea itu sangat tertarik untuk Indonesia, untuk investasi Indonesia dan masih banyak usaha-usaha Korea,” tuturnya.

    Terkait kabar investasi baterai EV yang bakal digantikan oleh investor lain, Shinta menyebut Indonesia memang membuka kesempatan untuk semua pihak.

    Sebelumnya, LG dilaporkan mundur dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau US$ 7,7 miliar, atau setara Rp 129 triliun (kurs Rp 16.800) di Indonesia. Investasi itu terkait proyek rantai pasok baterai EV.

    Semula, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai EV. Kerja samanya mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.

    Menurut sumber yang mengetahui kabar itu, batalnya investasi disebabkan karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, yang mana ada perlambatan sementara dalam permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dilansir dari Yonhap News Agency, Senin (21/4/2025).

    (ily/ara)

  • Media Asing Soroti Batalnya LG Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia

    Media Asing Soroti Batalnya LG Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia

    Jakarta

    Kabar LG yang menarik diri dari investasi proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia jadi pembicaraan media asing.

    Reuters dan Channel News Asia menerbitkan berita dengan judul “South Korea’s LG Energy Solution pulls out from Indonesia EV battery investment pada 21 April 2025”, LG Energy Solution dari Korea Selatan telah secara resmi menarik diri dari proyek senilai Rp 142 triliun.

    Lebih lanjut, ini merupakan proyek LGES dan pemerintah Indonesia yang sudah ditandatangani kesepakatan proyek “Indonesia Grand Package” pada akhir tahun 2020. Investasi ini mencakup seluruh rantai pasokan baterai kendaraan listrik di negara Asia Tenggara.

    “Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah sepakat untuk secara resmi menarik diri dari proyek Indonesia GP (Grand Package),” kata LGES dalam sebuah pernyataan.

    Korea JoongAng Daily juga memberitakan batalnya investasi LGES di Indonesia; “LG Energy Solution pulls out from Indonesia EV battery investment”. Meskipun mundur, tetap ada kerja sama yang masih bisa dilakukan.

    “Namun, kami akan terus menjajaki berbagai peluang kerja sama dengan pemerintah Indonesia, yang berpusat pada perusahaan patungan baterai Indonesia, HLI Green Power,” Korea JoongAng Daily mengutip pernyataan resmi perusahaan.

    Media Korea Selatan itu lalu menjelaskan HLI Green Power merupakan perusahaan patungan yang dipimpin oleh LG dan Hyundai Motor Group. Perusahaan ini tahun lalu meresmikan pabrik produksi sel baterai pertama di Indonesia untuk kendaraan listrik dengan kapasitas tahunan sebesar 10 gigawatt-jam sel baterai, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas pada investasi tahap kedua.

    Bloomberg, The Strait Times, dan The Edge Malaysia menyebut kabar pembatalan ini sebagai pukulan bagi ambisi Indonesia untuk menjadi pusat utama untuk teknologi ini. Berita ini tayang dengan judul “LG Energy pulls out of US$8.5b Indonesian EV battery project”.

    Lebih lanjut, penarikan diri LG merupakan sebuah kemunduran bagi Indonesia. Bahkan menyebut Indonesia sudah berurusan dengan dampak dari tarif pemerintahan baru Amerika Serikat. Di sisi lain munculnya kecemasan investor yang lebih luas mengenai kebijakan-kebijakan di bawah Presiden Prabowo Subianto.

    Perusahaan Korea Selatan ini menarik diri karena berbagai faktor termasuk kondisi pasar dan lingkungan investasi.

    LG menarik diri dari proyek senilai 11 triliun won untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia. Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan beberapa mitra lainnya itu telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta beberapa perusahaan BUMN untuk membangun rantai pasok dari awal hingga akhir baterai kendaraan listrik.

    Pembangunan rantai pasok tersebut dimulai dari mencari bahan baku, memproduksi prekursor, bahan katoda, hingga pembuatan sel baterai, demikian diberitakan Yonhap News Agency.

    Beberapa sumber menyebut, penarikan diri LG dari konsorsium tersebut dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia sebab adanya pergeseran lanskap industri. Belakangan juga permintaan kendaraan listrik di dunia mengalami penurunan.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami memutuskan untuk keluar dari proyek ini,” begitu kata seorang pejabat LG Energy Solution.

    (riar/rgr)

  • Erick Thohir Buka Peluang Gandeng Qatar hingga Amerika Serikat Investasi Proyek Baterai EV – Page 3

    Erick Thohir Buka Peluang Gandeng Qatar hingga Amerika Serikat Investasi Proyek Baterai EV – Page 3

    Sebelumnya, Presiden Indonesia Prabowo Subianto optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan bagi banyak investor.

    Hal ini seiring kabar konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG yang mundur dari proyek pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.

    “Ya, pasti ada kerja sama dengan perusahaan lain, tunggu saja,” kata Prabowo saat dimintai tanggapan terkait hal itu, usai menggelar pertemuan tertutup bersama Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’Seri Dr Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (22/4/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Presiden Prabowo menekankan keyakinannya terhadap prospek ekonomi nasional.

    “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” ujar dia.

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menurut sumber Yonhap pada Jumat (18/4).

    Konsorsium tersebut meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sejumlah perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

    Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode dan pembuatan sel baterai.

    Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.

    Proyek Titan ini sebelumnya diharapkan dapat menggapai ambisi Indonesia menjadi hub dari baterai kendaraan listrik.

  • Investasi LG Sebesar Rp130 Triliun Batal di Indonesia, Presiden Prabowo Merespons Begini

    Investasi LG Sebesar Rp130 Triliun Batal di Indonesia, Presiden Prabowo Merespons Begini

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Investasi baterai untuk kendaraan listrik yang direncanakan pihak LG di Indonesia ternyata batal. Padahal, nilai investasi yang diwacanakan cukup besar yakni sekitar Rp130 triliun.

    Atas informasi batalnya investasi LG tersebut, Presiden Prabowo Subianto merespons batalnya investasi baterai kendaraan listrik (EV) senilai 11 triliun won atau setara Rp130 triliun (asumsi 1 won = Rp 11,826).

    Dia enggan berkomentar banyak soal hengkangnya LG dari proyek tersebut. Meski begitu, Prabowo yakin Indonesia akan mendapatkan investasi di bidang itu dari negara lain.

    “Ya, pasti ada (investasi dari negara lain), tunggu saja,” ucap Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Selasa (22/4).

    Eks Menteri Pertahanan itu pun optimistis bahwa Indonesia adalah negara besar dan kuat. “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” kata dia.

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan (Korsel) yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won atau Rp 130,7 triliun di Indonesia.

    Proyek yang dimaksud adalah pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV).
    Konsorsium tersebut meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya. (fajar)

  • Moeldoko Sebut Batalnya Konsorsium Baterai LG Tidak Akan Berdampak ke Industri EV – Halaman all

    Moeldoko Sebut Batalnya Konsorsium Baterai LG Tidak Akan Berdampak ke Industri EV – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Keputusan konsorsium LG yang membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS di Indonesia diyakini tidak mempengaruhi investasi di industri EV di Indonesia.

    “Secara keseluruhan di Indonesia enggak. Mungkin justru malah ada yang senang begitu ya. Ini kan berkaitan dengan persaingan bisnis,” kata Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko usai konferensi pers penyelenggaraan pameran kendaraan listrik PEVS 2025 di Kemayoran, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    Menurut dia, batalnya konsorsium LG di investasi tersebut membuka peluang investasi baru pemain EV lainnya untuk masuk.

    “Mungkin ada pabrikan yang senang karena (LG) nggak jadi ke sini, akhirnya mengurangi persaingan dan sebagainya. Tapi bagi Indonesia, saya pikir tetap menciptakan iklim investasi yang sebaik-baiknya,” kata Moeldoko.

    Dia membantah, batalnya investasi konsorsium LG karena buruknya iklim investasi di Indonesia.

    “Enggak, belum bisa dikatakan lampu kuning, karena itu baru satu perusahaan. Tapi kalau masif itu mungkin muncul pertanyaan ada apa, kan begitu. Tapi satu perusahaan di tengah-tengah lingkungan global seperti ini, sulit untuk disimpulkan,” kata dia.

    Moeldoko berpendapat, industri EV di Indonesia tetap melaju, tercermin dari semakin banyaknya peserta pameran EV yang akan digelar akhir April mendatang.

    “Apapun situasinya, kita lihat sendiri bahwa penyelenggaraan Periklindo (PEVS) itu gegap gempita sekarang. Ini juga menunjukkan bahwa semangat berinvestasi di Indonesia tidak kendor.”

    “Ini terindikasi dari penyelenggaraan pameran Periklindo. Itu pesertanya semuanya semangat dan semakin banyak,” ujar Moeldoko.

    Konsorsium LG membatakan investasi di industri baterai EV terintegrasi di Indonesia senilai 11 triliun Won atau setara Rp 129,8 triliun.

    Kabar tersebut diungkap oleh kantor berita Yonhap News Agency, Jumat (18/4/2025). Konsorsium LG mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal, untuk proyek ini konsorsium LG menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun, proyek ambisius tersebut dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm” atau tren perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    “Melihat kondisi pasar dan lingkungan investasi saat ini, kami memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” sebut seorang eksekutif LG Energy Solution kepada Yonhap.

    Meski proyek tersebut batal, LG tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia. Misalnya tetap melanjutkan pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

     

  • LG Batal Investasi di Indonesia, Prabowo Pastikan Gandeng Investor Baru – Halaman all

    LG Batal Investasi di Indonesia, Prabowo Pastikan Gandeng Investor Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memastikan Indonesia akan menjalin kerjasama dengan investor baru menyusul batalnya investasi konsorsium LG dalam industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Hal itu disampaikan Presiden usai menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    “Ya pasti ada, tunggu aja,” kata Presiden Prabowo.

    Presiden menekankan bahwa bangsa Indonesia harus optimis dalam menghadapi sejumlah tantangan di masa depan.

    Menurutnya Indonesia merupakan negara yang besar.

    “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” kata Prabowo.

    Sebelumnya Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG resmi membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.862 per dollar AS) di Indonesia.

    Batalnya investasi tersebut dilaporkan oleh kantor berita Yonhap News Agency pada Jumat (18/4/2025).

    Konsorsium ini mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal mereka menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun proyek ambisius tersebut kini dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm” yakni perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    Meski membatalkan proyek tersebut, LG memastikan tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia.

    Salah satunya adalah pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

  • LG Batal Investasi Rp 129 T di RI, Prabowo: Tenang Saja, Indonesia Kuat

    LG Batal Investasi Rp 129 T di RI, Prabowo: Tenang Saja, Indonesia Kuat

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto buka suara soal hengkangnya raksasa elektronik Korea Selatan, LG, dari proyek besar pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

    Prabowo nampak percaya diri hengkangnya LG tidak akan jadi masalah besar untuk industri Indonesia. Dia juga bilang meski LG hengkang, nantinya akan ada lagi mitra investor dari negara lain yang masuk ke proyek baterai kendaraan listrik.

    Dia mengatakan Indonesia adalah negara besar dan memiliki kondisi yang kuat. Prabowo juga menekankan prospek Indonesia ke depannya akan cerah terang benderang.

    “Pasti ada lah (pengganti LG). Tenang saja, Indonesia besar, Indonesia kuat ya, Indonesia cerah,” beber Prabowo kepada awak media di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).

    Dalam catatan detikcom, LG dilaporkan mundur dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau US$ 7,7 miliar setara Rp 129 triliun (kurs Rp 16.800) di Indonesia. Investasi itu terkait proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

    Semula, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai EV mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.

    Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia yang dibutuhkan dalam industri baterai EV. Sumber yang mengetahui kabar ini menyebut keputusan LG dilakukan usai berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

    Menurutnya batalnya realisasi investasi disebabkan karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, yaitu ada perlambatan sementara dalam permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dikutip dari Yonhap News Agency, Senin (21/4/2025).

    LG menyebut akan tetap melanjutkan investasi lainnya yang ada di Indonesia, termasuk proyek baterai Hyundai LG Indonesia Green Power yang dikerjasamakan dengan Hyundai.

    “Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” tutup pejabat tersebut.

    (acd/acd)

  • Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    Ferdinand Hutahaean Sindir Pembatalan Investasi Konsorsium Korea: Saya Nggak Heran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menanggapi kabar soal batalnya investasi konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution dalam proyek baterai listrik di Indonesia.

    Menurut Ferdinand, keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Ia bahkan menyampaikan sindiran terkait posisi Indonesia dalam rantai pasok bahan baku.

    “Korea batalkan investasi battery? Saya ngga heran,” ujar Ferdinand di X @ferdinand_mpu (22/4/2025).

    Ia kemudian menyinggung soal kepemilikan nikel yang selama ini menjadi komoditas andalan dalam ekosistem baterai kendaraan listrik.

    Ferdinand mengklaim, kendati nikel diambil dari tanah Indonesia, namun penguasaan pasarnya disebut bukan berada di tangan bangsa sendiri.

    “Nikel ya bukan punya kita, belinya dari China,” tandasnya.

    Sebelumnya, Konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin oleh LG Energy Solution akhirnya membatalkan keterlibatannya dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan nilai mencapai sekitar 11 triliun won atau setara USD 7,7 miliar, atau sekitar Rp129,9 triliun jika mengacu pada kurs Rp16.876 per dolar AS.

    Menurut laporan dari Yonhap News Agency, konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta sejumlah mitra lainnya.

    Diketahui mereka telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia dan beberapa perusahaan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir.

    Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh tahapan rantai pasok dari penyediaan bahan mentah, pembuatan prekursor, bahan katode, hingga produksi sel baterai.

  • Dolar AS Kembali Perkasa, Tembus Rp 16.861

    Dolar AS Kembali Perkasa, Tembus Rp 16.861

    Jakarta

    Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap rupiah. Nilainya masih di atas Rp 16.500 dan mendekati Rp 17.000.

    Dikutip dari Bloomberg, Selasa (22/4/2025), dolar AS berada di level Rp 16.861. Dolar AS menguat sebanyak 54,5 poin atau 0,32%.

    Dolar AS juga menguat terhadap sejumlah mata uang. Dolar AS menguat sebanyak 0,06% terhadap dolar Australia, menguat 0,12% terhadap dolar Singapura, menguat 0,29% terhadap won Korea Selatan dan menguat 0,24% terhadap yuan China.

    Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar beberapa negara di Asia akan melemah terhadap dolar. Dia menilai pasar masih khawatir dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump.

    “Kelihatannya konsolidasi (dolar AS) terjadi lagi, pasar masih khawatir dengan masa depan ekonomi global karena kenaikan tarif Trump meskipun Trump sudah melakukan relaksasi dan membuka negosiasi,” sebut Ariston.

    (acd/acd)