Produk: West Texas Intermediate

  • Harga Minyak Dunia Anjlok, Imbas Serangan Israel ke Iran? – Page 3

    Harga Minyak Dunia Anjlok, Imbas Serangan Israel ke Iran? – Page 3

    Amerika Serikat (AS) mengungkapkan akan menambah cadangan minyak, ketika harga minyak dunia semakin menurun.

    Mengutip Marketwatch, Selasa (29/10/2024) Departemen Energi AS (DOE) mengeluarkan seruan baru untuk membeli minyak untuk Cadangan Minyak Strategis karena harga semakin turun dari target harga akuisisi USD 79 per barel.

    DOE mengatakan mereka akan menerima tawaran pembelian hingga 3 juta barel minyak untuk pengiriman ke fasilitas Bryan Mound milik SPR di Texas mulai April hingga Mei 2025. Adapun tawaran untuk permintaan terbaru akan jatuh tempo pada 6 November mendatang.

    Departemen tersebut mengatakan mereka telah membeli lebih dari 55 juta barel minyak hingga saat ini untuk mengisi kembali SPR dengan harga rata-rata sekitar USD 76 per barel, dibandingkan dengan USD 95 per barel yang diterima untuk penjualan darurat dari cadangan minyak tersebut pada 2022, untuk menahan biaya minyak bagi konsumen setelah perang Rusia – Ukraina.

    DOE mengatakan bahwa mereka masih berencana membeli minyak pada harga USD 79 per barel atau kurang untuk mengisi kembali cadangan, dengan mempertimbangkan pengembalian kurs yang direncanakan dan perkembangan pasar.

    Harga minyak dunia turun pada Senin, 28 Oktober 2024 setelah serangan balasan Israel terhadap Iran akhir pekan lalu tidak mengenai fasilitas minyak atau nuklir, sehingga mengurangi kekhawatiran di pasar tentang eskalasi konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak.

    Minyak mentah West Texas Intermediate, patokan AS, turun 6,1% menjadi USD 67,38 per barel di New York Mercantile Exchange.

    Minyak yang disimpan di SPR mencapai 384,6 juta barel per 18 Oktober, dibandingkan dengan 638,1 juta barel pada awal pemerintahan Biden.

  • Harga Minyak Kembali Jatuh di Tengah Upaya Akhiri Perang di Lebanon

    Harga Minyak Kembali Jatuh di Tengah Upaya Akhiri Perang di Lebanon

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak berakhir sedikit lebih rendah pada Selasa (29/10/2024), memperpanjang penurunan lebih dari 6% dari sesi sebelumnya, menyusul laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengadakan pertemuan untuk mencari solusi diplomatik terkait perang di Lebanon.

    Minyak mentah Brent turun 30 sen atau 0,4% menjadi US$ 71,12 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 17 sen atau 0,3% menjadi US$ 67,21 per barel.

    Dilansir dari Reuters, Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan para menteri serta pejabat militer dan intelijen Israel untuk membahas upaya diplomasi terkait konflik di Lebanon. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei menyatakan bahwa Iran akan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada sebagai respons atas serangan Israel.

    Selain itu, lemahnya permintaan minyak dari China, importir minyak terbesar dunia, terus membebani konsumsi dan menekan harga minyak global.

    CEO BP Murray Auchincloss mengungkapkan, permintaan diperkirakan akan pulih ke tingkat normal setelah Presiden China Xi Jinping meluncurkan kebijakan stimulus baru untuk ekonomi negaranya.

    Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow menambahkan, pasar mencoba untuk melakukan pemulihan, tetapi tetap tertekan oleh lemahnya permintaan dari China dan kekhawatiran tentang peningkatan pasokan.

  • Israel-AS Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Mentah Meroket!

    Israel-AS Ancam Serang Kilang Iran, Harga Minyak Mentah Meroket!

    Jakarta

    Memanasnya tensi di Timur Tengah memicu kenaikan harga minyak dunia. Harga minyak tercatat naik 5% pada Kamis kemarin usai munculnya pernyataan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

    Biden menyatakan bahwa AS berpotensi membantu Israel untuk menyerang kilang milik Iran. Hal itu merupakan balas dendam atas serangan Iran ke Israel baru-baru ini.

    “Kami sedang mendiskusikan hal itu,” kata Biden, dikutip dari CNBC, Jumat (4/10/2024).

    Ahli strategi komoditas senior di TD Securities, Daniel Ghali menilai pernyataan Biden menjadi katalis yang mendorong harga minyak naik lebih tinggi. Menurutnya, gejolak geopolitik di Timur Tengah saat ini adalah yang tertinggi sejak Perang Teluk.

    “Risiko geopolitik di Timur Tengah mungkin berada pada tingkat tertinggi sejak Perang Teluk,” sebut dia.

    Harga minyak WTI berjangka melonjak 5,5% di awal sesi ke level tertinggi US$ 73,99 per barel. West Texas Intermediate naik sekitar 8% minggu ini atau yang tertinggi sejak Maret 2023.

    Harga minyak Brent ditutup naik US$ 3,72 atau 5,03% menjadi US$ 77,62 per barel. Sementara West Texas Intermediate naik US$ 3,61 atau 5,15% ke level US$ 73,71 per barel.

    Risiko gangguan pasokan minyak meningkat seiring dengan semakin intensifnya pertikaian di Timur Tengah. Meskipun OPEC+ disebut masih mempunyai persediaan minyak mentah dalam jumlah yang besar.

    “Kapasitas cadangan tersebut untuk saat ini mencegah kenaikan harga di tengah salah satu krisis terdalam dan paling parah di Timur Tengah dalam empat dekade terakhir,” kata Claudio Galimberti, kepala ekonom di Rystad Energy.

    Kapasitas cadangan OPEC+ akan cukup untuk menutupi gangguan terhadap ekspor Iran jika Israel benar-benar menyerang kilang minyak Iran.

    (ily/rrd)

  • Harga Minyak Naik Tipis Imbas ‘Gangguan’ Houthi Yaman Terus Berlanjut

    Harga Minyak Naik Tipis Imbas ‘Gangguan’ Houthi Yaman Terus Berlanjut

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak dunia naik di pembukaan perdagangan Asia pada Selasa (27/2), memperpanjang merangkaknya harga dalam tiga hari berturut-turut.

    Pemicunya adalah kekhawatiran pasar karena gangguan pengiriman yang terjadi terus-menerus dilakukan Houthi Yaman di Laut Merah bakal berdampak pada pasokan minyak.

    Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 16 sen atau 0,2 persen ke US$82,69 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 15 sen atau 0,2 persen menjadi US$77,73 per barel.

    Kedua harga acuan tersebut telah ditutup naik lebih dari 1 persen pada Senin.

    Kelompok Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran, terus melakukan serangan terhadap pengiriman minyak di Laut Merah.

    Lalu, meskipun agresi Israel ke Palestina tidak secara signifikan membatasi pasokan minyak, tetapi hal ini telah meningkatkan tarif logitik dan waktu pengiriman. Imbasnya, minyak berada di perairan lebih lama.

    Senin kemarin (26/2), Presiden AS Joe Biden berharap gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas di Gaza dapat dimulai pada Senin pekan depan, ketika pihak-pihak yang bertikai tampaknya mencapai kesepakatan selama negosiasi di Qatar, serta untuk menengahi pembebasan sandera.

    Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank Kansas City Jeffrey Schmid memberi sinyal bahwa dia akan bersikap sama seperti sebagian besar rekan bank sentral di AS, tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

    Biaya pinjaman yang tinggi biasanya mengurangi pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

    (pta/pta)

  • Minim Sentimen, Harga Minyak Dunia Melemah Pagi Ini

    Minim Sentimen, Harga Minyak Dunia Melemah Pagi Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak dunia turun di awal perdagangan pasar Asia pada Senin (26/2) pagi. Ini melanjutkan tren pelemahan harga minyak yang pekan lalu terkoreksi 2 persen hingga 3 persen.

    Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 34 sent menjadi US$81,28 per barel. Sementara, West Texas Intermediate (WTI) juga turun 33 sen menjadi US$76,16 per barel.

    Penurunan harga minyak ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap peningkatan inflasi. Hal ini disinyalir dapat menunda penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).

    Selain itu, Anaslis ANZ menyebut harga minyak mentah turun karena kurangnya faktor pendorong baru.

    “Minyak terjebak di antara faktor-faktor bullish seperti penurunan produksi OPEC dan peningkatan risiko geopolitik serta kekhawatiran bearish terhadap lemahnya permintaan di Tiongkok,” tulis catatan Analis ANZ.

    Apalagi, meskipun kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah, perang Israel-Hamas tidak secara signifikan membatasi pasokan minyak.

    Penurunan pagi ini melanjutkan pelemahan harga minyak pekan lalu. Saat itu, harga Brent turun sekitar 2 persen dan WTI turun lebih dari 3 persen.

    Analis ANZ memperkirakan stok minyak akan mulai berkurang dalam beberapa pekan mendatang. Pasalnya, kilang sudah pulih pemeliharaan. Hal ini dapat memberikan dukungan terhadap harga.

    Badan Informasi Energi AS mengatakan pekan lalu bahwa persediaan minyak mentah telah meningkat sebesar 3,5 juta barel menjadi 442,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Februari lalu.

    Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 3,9 juta barel.

    (agt/agt)

  • Harga Minyak Menguat Ditopang Prospek Cerah Permintaan

    Harga Minyak Menguat Ditopang Prospek Cerah Permintaan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak global terangkat pada awal perdagangan Kamis (1/2). Penguatan didukung oleh sinyal dari bank sentral AS The Federal Reserve AS (The Fed) mengenai kemungkinan dimulainya penurunan suku bunga.

    Selain itu, China yang meluncurkan langkah-langkah dukungan baru untuk mengatasi krisis pasar properti juga mendorong harga minyak.

    Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 46 sen atau 0,6 persen ke US$81,03 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 47 sen, atau 0,6 persen, menjadi US$76,33 pada pukul 01.40 GMT, setelah turun lebih dari US$2 per barel di sesi sebelumnya.

    Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada Rabu bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya dan akan turun dalam beberapa bulan mendatang, dengan inflasi yang terus turun disertai ekspektasi lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Memperkuat pandangan suku bunga AS bisa turun pada Juni, data menunjukkan biaya tenaga kerja AS naik kurang dari perkiraan pada kuartal keempat dan kenaikan tahunan tersebut merupakan yang terkecil dalam dua tahun terakhir.

    Suku bunga yang lebih rendah dan pertumbuhan ekonomi mendukung permintaan minyak.

    Sementara itu, China, negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, meluncurkan langkah-langkah dukungan properti baru di tengah kekhawatiran mengenai dampak likuidasi raksasa pengembang Evergrande.

    Analis JPMorgan memperkirakan China akan tetap menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini, dan memperkirakan permintaan minyak di sana meningkat 530 ribu barel per hari pada 2024, menyusul lonjakan 1,2 juta barel per hari pada tahun lalu.

    “Selain geopolitik, pandangan kami tetap bahwa tahun 2024 pada dasarnya akan menjadi tahun yang sehat bagi pasar minyak dan kami merekomendasikan penggunaan aksi jual pada Desember sebagai peluang pembelian,” kata JPMorgan dalam catatan kliennya.

    Di Timur Tengah, kekhawatiran mengenai serangan pasukan Houthi yang bermarkas di Yaman terhadap pelayaran di Laut Merah kini meningkatkan biaya dan mengganggu perdagangan minyak global.

    Houthi sendiri menegaskan akan terus melakukan serangan terhadap kapal perang AS dan Inggris di wilayah Laut Merah.

    “Pasar energi masih gelisah karena menunggu tanggapan AS terhadap serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan Amerika di Yordania,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

    (sfr/sfr)

  • Harga Minyak Naik Imbas Ketegangan di Timur Tengah

    Harga Minyak Naik Imbas Ketegangan di Timur Tengah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak menguat pada awal perdagangan Selasa (30/1) di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang terus memicu kekhawatiran terhadap pasokan.

    Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 25 sen, atau 0,3 persen, menjadi US$82,65 per barel pada 01.05 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 31 sen, atau 0,4 persen, menjadi US$77,09 per barel.

    Kedua kontrak tersebut turun lebih dari US$1 pada awal pekan ini karena krisis real estat yang semakin parah memicu kekhawatiran permintaan Tiongkok, setelah pengadilan Hong Kong memerintahkan likuidasi raksasa properti China Evergrande Group.

    Namun, para analis mengatakan pasar masih gelisah di tengah meningkatnya kekhawatiran pasokan minyak. Pasalnya, Washington berjanji akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk membela pasukannya menyusul serangan pesawat tak berawak mematikan di Yordania oleh militan yang didukung Iran.

    “Jika ketegangan AS-Iran meningkat, terutama melalui konfrontasi langsung, risiko pasokan minyak Iran akan terkena dampak buruk akan meningkat. Ekspor minyak Iran kemungkinan besar paling rentan karena kemungkinan penerapan sanksi yang lebih besar,” ujar analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar dalam sebuah pernyataan. sebuah catatan.

    Dhar menambahkan Iran mengekspor 1,2 juta-1,6 juta barel minyak mentah per hari sepanjang 2023, mewakili 1-1,5 persen pasokan minyak global.

    “Cara Iran merespons meningkatnya ketegangan AS juga akan menentukan arah pasar minyak. Kekhawatiran utamanya adalah Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz, yang menjadi tempat transit 15-20 persen pasokan minyak global,” tambahnya.

    Selain itu, Analis ANZ juga menilai serangan terhadap kapal tanker minyak Trafigura di Laut Merah pada akhir pekan telah meningkatkan risiko gangguan pasokan, sementara risiko terseretnya AS ke dalam konflik juga meningkat.

    “Pedagang sudah mulai menutup posisi short; namun posisi long sedikit meningkat, menyoroti kurangnya keyakinan saat ini,” tambah mereka.

    Kenaikan harga minyak juga terjadi menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve, ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memulai pertemuan dua hari pada Selasa pekan ini.

    Pengambil kebijakan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, tetapi beberapa investor yakin bank sentral AS dapat menghilangkan bias kenaikan suku bunganya.

    Sementara itu, jajak pendapatan Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah dan sulingan AS turun pada pekan lalu sementara stok bensin terlihat meningkat.

    (sfr/sfr)

  • Harga Minyak Melesat 3 Persen ke Level Tertinggi Sejak Desember 2023

    Harga Minyak Melesat 3 Persen ke Level Tertinggi Sejak Desember 2023

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak melesat sekitar 3 persen pada perdagangan Kamis (25/1) dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2023 lalu.

    Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik US$2,39 atau 2,99 persen ke US$82,43 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik US$2,27 atau 3,02 persen ke US$77,36 per barel.

    Analis menyebut lonjakan harga minyak terdongkrak oleh ekonomi AS yang tumbuh kencang di luar perkiraan. Pertumbuhan cepat menimbulkan harapan pasar bahwa ke depan permintaan minyak di AS akan semakin besar sehingga membuat harganya naik.

    Harga minyak juga tertopang oleh meningkatnya ketegangan di Laut Merah. Ketegangan telah mengganggu perdagangan global.

    “Kami akhirnya melihat pasar energi menyadari kemungkinan besar bahwa gangguan rantai pasokan ini akan berlangsung selama berbulan-bulan. Hal itu memberi dorongan pada harga minyak,” kata kepala analis pasar di Scope Markets Joshua Mahony.

    Direktur Energi Berjangka di Mizuho Bob Yawger mengatakan penguatan harga minyak juga ditopang oleh serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang minyak di Rusia selatan.

    Serangan meningkatkan kekhawatiran pasar soal potensi gangguan pasokan minyak. Topangan juga datang dari penurunan persediaan minyak mentah di AS hingga 9,2 juta barel. 

    (reuters/agt)

  • Minyak Naik Tipis Meski Dapat Banyak Kekuatan

    Minyak Naik Tipis Meski Dapat Banyak Kekuatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak naik tipis sekitar 1 persen pada Rabu (24/1) imbas penarikan cadangan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

    Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 49 sen atau 0,6 persen ke US$80,04 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir 72 sen atau naik 1,0 persen ke US$75,09 per barel.

    Analis menyebut selain terimbas penarikan cadangan minyak mentah AS, kenaikan juga dipicu oleh penurunan produksi minyak mentah AS.

    Penopang kenaikan harga minyak lain juga datang dari stimulus ekonomi yang digelontorkan China. Pekan ini, Bank sentral China mengumumkan akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan mulai 5 Februari demi menopang pemulihan ekonomi yang rapuh.

    Kebijakan diharapkan bisa membangkitkan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak sehingga membuat harganya naik

    Selain itu, kenaikan harga juga ditopang penurunan produksi minyak mentah AS, melemahnya dolar, serta ketegangan politik di Timur Tengah.

    (reuters/agt)

  • Harga Minyak Menguat Ditopang Prospek Cerah Permintaan

    Serangan Pesawat Ukraina ke Novotek Rusia Terbangkan Harga Minyak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Harga minyak naik sekitar 2 persen pada Senin (22/1) kemarin di tengah kekhawatiran pasar atas pasokan energi global menyusul serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Novatek Rusia (NVTK.MM).

    Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent March ditutup naik US$1,5 atau 1,9 persen ke level US$80,06 per barel.

    Sementara itu, harga kontrak berjangka minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bulan depan untuk pengiriman Februari ditutup pada US$75,19, naik US$1,78, atau 2,4 persen.

    Pengamat dari Capital LLC John Kilduff mengatakan serangan  serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap Novatek Rusia (NVTK.MM) memang meningkatkan kekhawatiran pasar atas pasokan minyak dunia.

    “Akhirnya kenaikan harga minyak tak terelakkan,” kata John.

    Selain itu, kenaikan juga dipicu cuaca dingin yang parah di seluruh AS. Pasalnya, kenaikan membatasi produksi minyak mentah di North Dakota serta menghambat produksi di negara bagian lain.

    Phil Flynn, analis Price Future Group mengatakan kenaikan juga ditopang hilangnya pesimisme pasar atas kondisi ekonomi ke depan. Mereka yakin tahun ini kondisi ekonomi akan cerah dan menopang permintaan minyak.

    (agt/agt)