Produk: vitamin

  • Ini Bedanya Kolesterol Baik dan Jahat, Banyak yang Belum Paham

    Ini Bedanya Kolesterol Baik dan Jahat, Banyak yang Belum Paham

    Jakarta

    Orang awam mengenal dua jenis kolesterol, yakni kolesterol jahat dan kolesterol baik. Apa sih bedanya, dan bagaimana sifat masing-masing sehingga disebut baik dan jahat?

    Baik kolesterol baik maupun jahat, keduanya merupakan dua tipe lipoprotein. Dikutip dari Medlineplus, lipoprotein merupakan gabungan antara lipid (lemak) dan protein yang berfungsi mengangkut lemak ke dalam aliran darah. Di dalam tubuh, lemak punya beragam fungsi seperti melarutkan vitamin hingga mengaktifkan hormon-hormon tubuh.

    Apa Bedanya Kolesterol Baik dan Jahat?

    Meski dilabeli ‘baik’ dan ‘jahat’ oleh orang awam, sebenarnya kedua jenis kolesterol, atau tepatnya lipoprotein, ini punya fungsi masing-masing di dalam tubuh. Dampak buruk bagi kesehatan muncul ketika kadarnya tidak seimbang.

    Kolesterol jahat (LDL)

    Dikutip dari Mayo Clinic, istilah ‘kolesterol jahat’ merujuk pada Low Density Lipoprotein (LDL) atau lipoprotein dengan densitas rendah. Jenis liproprotein yang satu ini dalam kadar tinggi dapat memicu timbunan plak di dinding pembuluh darah.

    Timbunan plak bisa terjadi di mana saja, termasuk di pembuluh darah yang menuju jantung dan otak dan menyumbat aliran darah berisi oksigen dan nutrisi penting ke organ tersebut. Jika terjadi di pembuluh darah menuju jantung, bisa memicu serangan jantung, dan jika menuju otak bisa mengakibatkan stroke.

    Kolesterol baik (HDL)

    Sementara itu, ‘kolesterol baik’ merupakan sebutan awam untuk High Density Lipoprotein (HDL) atau lipoprotein dengan densitas tinggi yang fungsinya mengangkut kelebihan kolesterol untuk dipecah dan dibuang melalui hati. Jika kadar tinggi LDL berdampak buruk bagi kesehatan kardiovaskular, kadar HDL tinggi justru baik untuk jantung.

    Trigliserida

    Satu lagi jenis lemak yang juga muncul dalam pemeriksaan kolesterol adalah trigliserida. Sama seperti LDL, jenis lemak yang satu ini juga perlu dijaga agar kadarnya tidak tinggi karena bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.

    Berapa Kadar Normal Kolesterol Baik dan Jahat?

    Dikutip dari Cleveland clinic, kadar kolesterol normal untuk beberapa kelompok usia adalah sebagai berikut. Kadar berikut dinyatakan dalam mg/dL:

    UsiaTotal kolesterolTrigliseridaKolesterol jahat (LDL)Kolesterol baik (HDL)19 Tahun ke bawahdi bawah 70di bawah 150di bawah 11045 ke atas20 Tahun ke atas (pria)125-200di bawah 150di bawah 10040 ke atas20 Tahun ke atas (wanita)125-200di bawah 150di bawah 10050 ke atas

    Kapan Harus Cek Kolesterol?

    The US Center for Disease Control and Prevention (US CDC) menyarankan tes kolesterol dilakukan sesuai kondisi masing-masing. Berikut anjurannya:

    Sebagian besar orang dewasa sehat perlu cek kolesterol tiap 4-5 tahunJika punya riwayat kolesterol tinggi dalam keluarga, bisa dilakukan lebih seringAnak-anak perlu cek kolesterol minimal sekali antara umur 9-11 tahunRemaja perlu cek kolesterol minimal sekali antara umur 17-21 tahunAnak dan remaja dengan obesitas butuh cek lebih sering.

    Menjaga kesimbangan kadar kolesterol baik dan jahat bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa gaya hidup sehat sebagai berikut.

    Menurunkan berat badanMengonsumsi makanan yang ramah jantung, yang berarti rendah gula, garam, dan lemakMeningkatkan aktivitas fisik. Berjalan cepat selama 30 menit sehari sebanyak 5 kali dalam sepekan sudah cukup untuk memberikan perubahanMengelola stresTidur yang cukup.

    (up/tgm)

  • Cara Simpel yang Bikin Panjang Umur, Bisa Dilakukan Setiap Hari

    Cara Simpel yang Bikin Panjang Umur, Bisa Dilakukan Setiap Hari

    Jakarta

    Vitamin D didapatkan dari paparan sinar matahari, atau diperoleh dari makanan tertentu seperti salmon atau susu yang diperkaya, membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, tulang, otot, dan jantung tetap sehat.

    Sebuah studi jangka panjang baru menemukan bahwa suplementasi vitamin D juga dapat berperan penting dalam penuaan dan terkait dengan umur panjang.

    Studi tersebut, yang dimuat dalam The American Journal of Clinical Nutrition, menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D selama empat tahun memperlambat pemendekan telomer mereka. Telomer adalah ujung pelindung kromosom yang menyusut seiring bertambahnya usia.

    “Temuan bahwa telomer ini tampaknya terlindungi dari pemendekan, dan bahwa panjangnya dipertahankan oleh suplementasi vitamin D, menunjukkan bahwa vitamin D mungkin berperan dalam memperlambat penuaan biologis,” kata Dr. JoAnn Manson, salah satu penulis studi dan kepala Divisi Pengobatan Pencegahan di Brigham and Women’s Hospital.

    Seperti ujung plastik tali sepatu yang membantu melindungi tali agar tidak berjumbai, telomer memiliki peran serupa dalam menjaga kromosom tetap sehat. Uji klinis acak tersebut melibatkan sekitar 1.000 orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki panjang telomer dasar di awal dan dianalisis melalui uji sel darah putih pada tahun kedua dan keempat baik dalam kelompok vitamin D yang mengonsumsi 2.000 IU per hari maupun kelompok plasebo.

    “Kelompok vitamin D mengalami pemendekan telomer sebanyak yang Anda harapkan dengan penuaan sekitar satu tahun,” kata Manson kepada Fortune, yang mengklaim bahwa ini adalah uji coba acak skala besar pertama yang meneliti manfaat suplementasi vitamin D pada penuaan biologis.

    “Tampaknya penuaan hampir tiga tahun dihilangkan dengan suplementasi vitamin D,” sambungnya.

    Meskipun temuan tersebut menunjukkan adanya hubungan antara penuaan biologis dan suplementasi vitamin D, Manson mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut. Pada titik ini, ia tidak menganjurkan penggunaan suplementasi vitamin D secara universal hanya untuk tujuan memperlambat pemendekan telomer, yang merupakan salah satu proses biologis penuaan.

    Kelompok berisiko tinggi, seperti mereka yang berusia 75 tahun ke atas atau mereka yang menderita osteoporosis atau yang jarang terpapar sinar matahari, dapat memperoleh manfaat dari suplementasi vitamin D.

    (kna/kna)

  • Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi membuat terobosan dengan mengembangkan beras biofortifikasi (beras bernutrisi) yaitu padi yang dibudidayakan dengan cara meningkatkan kandungan gizinya. 

    Beras ini mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. “Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (5/6/2025).

    Beras biofortifikasi diproduksi melalui modifikasi genetik tanaman padi untuk meningkatkan kandungan gizi. Pengembangan beras ini dilakukan pemkab bersama   produsen pertanian ramah lingkungan yang berbasis di Banyuwangi, Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia dan Bulog Banyuwangi.

    CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan saat ini pengembangan beras biofortifikasi dilakukan di lahan seluas 60 hektare dengan melibatkan puluhan petani. Lahan tersebut tersebar di sejumlah wilayah. Seperti Kecamatan Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. “Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” ujar Kukuh.

  • Label Pangan dan Ancaman Bom Waktu Kasus Diabetes-Obesitas di Indonesia

    Label Pangan dan Ancaman Bom Waktu Kasus Diabetes-Obesitas di Indonesia

    Jakarta

    Siasat pemerintah dalam menekan kasus penyakit tidak menular melalui label pangan tampaknya belum efektif. Terlebih, literasi masyarakat soal membaca informasi nilai gizi sebelum membeli produk, relatif rendah.

    Catatan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menunjukkan hanya 6,7 persen konsumen di Indonesia yang memperhatikan label pada produk pangan kemasan. Walhasil, pemerintah belakangan mengupayakan penerapan label baru pangan olahan maupun siap saji, salah satunya berkiblat pada regulasi Singapura, yakni NutriGrade.

    Wacana penerapan label pangan sehat seperti sistem Nutri-Grade dan warning label semakin relevan di tengah meningkatnya konsumsi pangan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) di Indonesia. Mengacu survei kesehatan indonesia (SKI) 2023, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen pada usia lebih dari 15 tahun berdasarkan pemeriksaan gula darah, sementara yang terdiagnosis dokter hanya 1,7 persen. Artinya, banyak kasus tidak terdeteksi.

    Dengan 19,5 juta kasus, Indonesia kini menempati peringkat kelima dunia, setelah China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat. Jika tidak ada intervensi, angka ini diprediksi mencapai 28,6 juta pada 2045.

    SKI 2023 juga mencatat kasus obesitas meningkat dua kali lipat dalam 1,5 dekade terakhir, dan rata-rata konsumsi natrium masyarakat Indonesia melebihi rekomendasi WHO. Ini memperkuat argumen bahwa sistem pelabelan pangan harus lebih tegas dan edukatif.

    Menurut pakar kebijakan kesehatan global Dicky Budiman, pelabelan semacam ini terbukti efektif di sejumlah negara, tetapi keberhasilannya di Indonesia akan sangat bergantung pada berbagai faktor pendukung.

    “Nutri-Grade di Singapura, yang juga telah mulai diterapkan di Taiwan dan sebagian besar wilayah di Tiongkok, memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk membantu konsumen memilih pangan yang lebih sehat,” ujar Dicky saat dihubungi detikcom, Minggu (8/6/2025).

    Label ini mengklasifikasikan minuman, juga makanan berdasarkan kadar GGL, dengan sistem penilaian huruf A hingga D. Namun, Dicky menekankan bahwa efektivitasnya sangat bergantung pada tingkat literasi kesehatan masyarakat.

    “Tanpa pemahaman yang baik, label A-D bisa disalahartikan atau diabaikan. Makanya, edukasi publik itu krusial,” jelasnya. Ia juga menyoroti pentingnya posisi label yang jelas di bagian depan kemasan (front-of-pack) agar tidak disembunyikan dengan tulisan kecil di belakang.

    Dicky menekankan pentingnya standar penilaian nasional yang objektif dan independen, serta pengawasan ketat agar produsen tidak melakukan label washing atau manipulasi informasi nutrisi.

    Sebagai alternatif yang dianggap lebih efektif, ia mendorong penerapan ‘warning label’ atau label peringatan yang secara eksplisit menandai produk tinggi GGL.

    “Bukti dari Chili, Meksiko, dan sebagian Australia menunjukkan bahwa warning label lebih intuitif dan langsung dipahami, terutama oleh masyarakat dengan literasi rendah. Ini berdampak nyata dalam mengurangi konsumsi makanan tidak sehat,” kata Dicky, sembari menekankan tantangan terbesarnya adalah industri makanan.

    Kekhawatiran Resistensi Industri

    “Pasti ada resistensi. Mereka khawatir diberi stigma, dan penjualan bisa turun. Tapi kita bicara soal kesehatan publik, bukan sekadar kepentingan bisnis,” lanjut dia.

    Kekhawatiran resistensi industri semacam itu disebutnya bisa disiasati dalam bentuk insentif dari pemerintah. Khususnya, bagi mereka yang melakukan reformulasi produk.

    Dicky juga menekankan pentingnya harmonisasi regulasi pangan di tingkat regional, khususnya di ASEAN. “Kita tidak bisa jalan sendiri. Perlu kerja sama antarnegara agar tidak terjadi konflik dalam perdagangan lintas batas,” jelasnya.

    Dalam konteks wilayah perbatasan, Dicky yang pernah terlibat dalam program kesehatan lintas negara di Kaltim dan Papua menyebut banyak produk kemasan dari luar negeri masuk tanpa mengikuti standar label Indonesia. “Ini ancaman bagi perlindungan konsumen dan kedaulatan pangan. Pemerintah harus memperkuat pengawasan, khususnya di perbatasan.”

    Sebagai solusi, Dicky mendorong penerapan bertahap, dimulai dari produk dengan kandungan gula ekstrem, disertai kampanye edukasi dan insentif bagi produsen yang melakukan reformulasi produk. Ia juga mengingatkan bahwa pelabelan harus diiringi dengan intervensi struktural, seperti subsidi pangan sehat, distribusi makanan bergizi, dan pengendalian impor pangan ultra-proses.

    “Labelisasi pangan, baik itu Nutri-Grade maupun warning label, harus menjadi bagian dari kebijakan pangan nasional yang berorientasi pada kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

    Logo Pilihan Lebih Sehat: Membingungkan Konsumen

    Pandangan senada juga disuarakan Nida Adzilah Auliani, Project Lead untuk Food Policy di Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI). Ia menyoroti strategi yang sudah diupayakan seperti logo ‘Pilihan Lebih Sehat’ yang saat ini digunakan di Indonesia justru kerap menyesatkan konsumen.

    “Label itu seolah memberi kesan bahwa produk aman dikonsumsi, padahal kenyataannya masih mengandung kadar gula yang cukup tinggi,” jelas Nida dalam konferensi pers belum lama ini. Ia mencontohkan susu cokelat kemasan ukuran 180 ml yang mengandung 11 gram gula.

    Padahal, batas aman gula dalam minuman menurut aturan hanya 6 gram per 100 ml. Artinya, satu botol kecil saja sudah menyumbang lebih dari 20 persen kebutuhan gula harian, menurut standar WHO.

    Nida menilai ambang batas yang digunakan dalam label tersebut terlalu longgar, tidak seketat profil gizi internasional, sehingga gagal memberikan informasi yang akurat dan mudah dicerna. “Masyarakat bisa saja mengira suatu produk itu sehat, padahal sebenarnya mengandung gula tambahan yang tinggi,” katanya.

    Pantauan detikcom pada sejumlah produk pangan berlogo ‘Pilihan Lebih Sehat’ memang demikian.

    Produk susu posisi kiri memiliki label ‘Pilihan Lebih Sehat’, sementara produk susu kedua di posisi kiri, tanpa label tersebut. Foto: Nafilah Sri Sagita/detikHealth

    Produk susu strawberry berlogo ‘Pilihan Lebih Sehat’ dengan yang tidak, nyaris identik dari segi kandungan kalori juga makronutrien. Terkecuali, kandungan gula yang satu gram sedikit lebih rendah ketimbang produk berlogo ‘Pilihan Lebih Sehat’.

    Bila dirinci lebih lanjut, dua produk susu cair 200 ml yang beredar di pasaran tersebut memiliki jumlah energi yang sama yaitu 150 kkal. Kandungan lemak total (4,5 g), lemak jenuh (2,5 g), dan protein (3 g) juga serupa. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting.

    Produk pertama, mengandung 18 g gula, sedangkan produk pembanding mengandung 19 g. Produk 1 mengandung lebih banyak natrium (60 mg) dibandingkan produk 2 (50 mg). Dari sisi mikronutrien, Produk 1 lebih unggul karena mencantumkan kandungan vitamin D3, E, C, dan K, serta magnesium dan zinc yang lebih tinggi. Produk pembanding hanya menonjol pada kandungan vitamin B6 dan fosfor, serta mencantumkan tambahan kolin dan klorida.

    Logo ‘Pilihan Lebih Sehat’ sendiri diberikan oleh BPOM berdasarkan Peraturan No. 26 Tahun 2021, yang menyatakan minuman siap konsumsi setidaknya harus:

    Tidak mengandung pemanis buatanMemiliki gula tambahan tidak lebih dari 6 g per 100 ml.

    Berdasarkan label kemasan, produk 1 tidak mencantumkan pemanis buatan, dan meskipun tercantum 18 g gula per 200 ml (setara 9 g per 100 ml), angka tersebut kemungkinan mencakup gula alami (laktosa), bukan hanya gula tambahan. Hal ini berarti produk tersebut masih dapat memenuhi kriteria BPOM untuk mendapatkan logo ‘Pilihan Lebih Sehat’.

    NEXT: Siasat Pemerintah Label Pangan Baru

  • Minum Rebusan Jahe dan Sereh Setelah Kurban, Bisa Netralisir Lemak?

    Minum Rebusan Jahe dan Sereh Setelah Kurban, Bisa Netralisir Lemak?

    Jakarta

    Kandungan lemak dalam daging kurban bisa memicu berbagai memicu peningkatan kolesterol dan asam urat jika berlebihan. Beberapa ramuan herbal dipercaya bisa membantu mengatasinya, termasuk rebusan jahe dan sereh.

    Bicara soal lemak di dalam tubuh, umumnya yang dimaksud adalah lipid yakni senyawa yang secara alamiah memiliki fungsi tertentu. Termasuk di antaranya untuk menyimpan cadangan energi, menyerap vitamin, dan memproduksi hormon.

    Ada banyak jenis lemak di dalam tubuh, masing-masing punya fungsi yang berbeda dan harus dijaga keseimbangannya. Terganggunya keseimbangan lipid di dalam tubuh dapat membahayakan.

    Dikutip dari Clevelandclinic, jenis lipid atau lemak di dalam tubuh yang banyak dikenal adalah kolesterol dan trigliserida. Lebih spesifik lagi, ada dua jenis kolesterol yakni HDL (high-density lipoproteins) atau ‘kolesterol baik’ dalam istilah awam, dan LDL (low-density lipoproteins) atau ‘kolesterol jahat’.

    Beberapa jenis herba diyakini bisa membantu mengembalikan keseimbangan lemak di dalam tubuh. Rebusan jahe dan sereh atau serai termasuk di antaranya.

    Manfaat Jahe untuk Menetralisir Lemak

    Sebuah review di jurnal Food and Function menyebut, jahe (Zingiber officinale) mungkin bisa menurunkan kolesterol dengan mekanisme yang sudah dipahami para ilmuwan. Herba ini mengaktifkan enzim yang meningkatkan pemakaian lemak dalam tubuh sehingga kadarnya bisa dikurangi.

    Penelitian lain di Journal of Nutrition College menyebut, jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yakni salah satu varietas jahe yang cukup populer untuk pengobatan, memiliki kandungan fenol yang dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol darah. Eksperimen terhadap sejumlah partisipan menunjukkan, minuman jahe merah sebanyak 3,2 ml/kgBB per hari selama 21 hari dapat menurunkan kolesterol total secara signifikan.

    Dalam sebuah riset di Journal of Science and Technology Research for Pharmacy, rasa pedas pada jahe berasal dari kandungan keton yang disebut zingeron. Kandungan aktif lainnya adalah gingerol dan shogaol, yang berfungsi sebagai antioksidan dengan menghambat enzim pemicu inflamasi.

    Sejumlah aktivitas farmakologis jahe yang lain juga pernah diamati, termasuk efek hipolipidemik dan hipoglikemik.

    Manfaat Sereh untuk Menetralisir Lemak

    Sereh atau serai merupakan sekelompok tanaman dari genus Cymbopogon. Beberapa spesies yang cukup populer adalah serai dapur (Cymbopogon citratus) yang banyak digunakan sebagai bumbu masak, dan serai wangi atau citronella (Cymbopogon nardus).

    Dikutip dari Healthline, serai secara umum memiliki banyak kandungan aktif yang berfungsi sebagai antioksidan. Fungsinya untuk menangkal radikal bebas di dalam tubuh yang bisa menyebabkan penyakit.

    Antioksidan juga membantu mencegah disfungsi sel-sel di dalam tubuh.

    Sebuah penelitian di jurnal Current Research in Nutritional and Food Science menyebut, kandungan peptida yang diperoleh melalui hidrolisis ekstrak serai punya efek menurunkan kolesterol dalam uji pada hewan. Protein ini disebut menjanjikan sebagai makanan fungsional untuk mencegah risiko kardiovaskular.

    (up/tgm)

  • Gerebek Klinik Kecantikan Ilegal di Pringsewu, Polisi Sita Ratusan Obat

    Gerebek Klinik Kecantikan Ilegal di Pringsewu, Polisi Sita Ratusan Obat

    Pringsewu, Beritasatu.com – Tim Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polres Pringsewu menggerebek sebuah rumah yang dijadikan tempat praktik klinik kecantikan ilegal di Jalan Satria, Kelurahan Pringsewu Barat, Kamis (5/6/2025).

    Dari lokasi penggerebekan, polisi menyita ratusan obat-obatan, alat medis, dan menangkap CP (28), perempuan pemilik praktik ilegal tersebut. CP kedapatan tengah menyiapkan peralatan untuk melakukan infus whitening kepada pelanggan.

    Kapolres Pringsewu AKBP M Yunus Saputra menyebut praktik ini sangat membahayakan karena dilakukan tanpa izin resmi dan kompetensi medis yang sah.

    “Pelaku memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook untuk mempromosikan layanan estetika seperti infus whitening, botox, skin booster, hingga injeksi pembesar payudara dan vagina,” ungkap Yunus, Sabtu (7/6/2025).

    Tarif jasa bervariasi antara Rp 150.000 hingga Rp 2,5 juta, tergantung jenis layanan. CP juga diketahui kerap berpindah lokasi praktik untuk menghindari pengawasan.

    Polisi menyita 450 item barang farmasi, 250 botol vitamin, dan berbagai alat medis seperti infus set dan jarum suntik.

    “Pelaku telah menjalankan praktik ilegal ini sejak 2023. Meskipun memiliki latar belakang keperawatan, CP tidak memiliki izin praktik,” kata Yunus.

    Pihak kepolisian menegaskan praktik ini melanggar UU Kesehatan dan membahayakan keselamatan publik. Pelaku kini ditahan dan dijerat Pasal 138 UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.

  • Benarkah Torpedo Kambing Bisa Dongkrak Libido? Ini Faktanya

    Benarkah Torpedo Kambing Bisa Dongkrak Libido? Ini Faktanya

    Jakarta

    Torpedo atau testis kambing kerap menjadi incaran kaum pria saat momen Idul Adha. Konon torpedo kambing bisa meningkatkan vitalitas pria. Bagaimana faktanya?

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan torpedo memang mengandung protein, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan bagian daging lainnya.

    Beberapa studi yang mendukung juga menyebut torpedo kambing mengandung zat bioaktif testosteron yang sering dikaitkan dengan peningkatan hormon pria.

    Meski begitu, lanjut dr Ray, sampai saat ini anggapan tersebut masih menjadi perdebatan di dunia medis. Beberapa studi mendukung, tetapi tidak sedikit pula yang meragukannya.

    “Ada yang bilang ya, ada yang bilang tidak, Jadi sekali lagi ini pro kontra,” katanya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Terlebih, vitalitas pria dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, mulai dari usia hingga kondisi medis lain seperti komorbid. Karenanya, lanjut dr Ray, tak serta-merta satu jenis makanan bisa langsung memperbaiki kondisi tersebut.

    “Beberapa penelitian yang menyetujui atau yang mendukung teori tersebut memang menunjukkan bahwa zat bioaktif testosteron inilah yang kemudian yang akan membantu untuk mensupport kadar hormon testosteron pria dari luar,” jelas dr Ray.

    “Jadi seolah-olah seperti kita memakan makanan yang hormonal substitusi gitu. Memang dari teori itu kemudian memunculkan ide atau pendapat bahwa menaikan vitalitas dari pria. Tapi kita tahu kan vitalitas itu banyak faktor-faktor variabel yang mempengaruhi,” sambungnya lagi.

    (suc/up)

  • Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Rebusan Daun Salam Bisa Turunkan Tekanan Darah? Ini Kata Penelitian

    Jakarta

    Tekanan darah tinggi menjadi salah satu kondisi yang perlu diantisipasi sehabis perayaan kurban. Olahan daging yang tinggi garap bisa bikin tensi melonjak. Bisakah diatasi dengan rebusan daun salam?

    Daun salam atau bay leaf merupakan herba yang berasal dari pohon salam atau Laurus nobilis. Sesuai namanya, sering juga disebut sebagai bay-laurel. Di dunia kuliner, daun salam banyak digunakan untuk memberi citarasa khas dalam masakan.

    Di pasar, daun salam dijual dalam bentuk masih segar maupun kering. Penggunaannya cukup dimasukkan ke dalam masakan selama proses memasak, dan bisa diambil untuk disingkirkan saat makanan hendak disajikan. Memang, daun ini teksturnya keras sehingga susah dikunyah ataupun dicerna.

    Kandungan Nutrisi Daun Salam

    Dalam satu sendok makan remukan daun salam, terkandung nutrisi sebagai berikut:

    Energi: 5,5 kaloriProtein: 0,1 gramLemak: 0,1 gramKarbohidrat: 1,3 gram

    Dikutip dari WebMD, daun salam juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B6, kalsium, zat besi, dan mangaan.

    Manfaat Daun Salam untuk Tekanan Darah

    Rebusan daun salam hanya menambahkan sangat sedikit kalori ke dalam masakan. Sebaliknya, herba ini menambahkan banyak serat serta vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Selain memperbaiki sistem imun, antioksidan juga menjaga fungsi kardiovaskular.

    Sebuah riset di Research Journal of Pharmacy and Technology menyebut, daun salam mengandung minyak sitrat esensial dan euganol, tamin, dan flavonoid. Berbagai kandungan tersebut dikatakan punya kemampuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

    Riset ini menyimpulkan adanya efek pemberian rebusan daun salam dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Lasalimu Selatan, Buton, Sulawesi Tenggara. Meski demikian, ditegaskan bahwa penurunan tekanan darah tidak berarti menyembuhkan.

    Senyawa aktif dalam daun salam utamanya adalah flavonoid. Dalam penelitian lainnya, disebutkan daun salam bisa menurunkan dan menjaga tekanan darah pada kelompok pra-lansia dengan hipertensi.

    Kemungkinan Efek Samping

    Pada umumnya, daun salam aman digunakan dalam masakan. Hanya saja disebutkan, daun ini memang susah dicerna sehingga tidak dikonsumsi dalam bentuk sayuran, hanya untuk memasak atau diambil air rebusannya.

    Dikutip dari Healthline, informasi tentang keamanan tidak banyak tersedia. Karenanya, disarankan untuk tidak mengonsumsi daun ini saat kehamilan dan menyusui.

    Pada pengidap diabetes, daun salam mungkin mempengaruhi kadar gula darah. Beberapa bukti juga menunjukkan adanya dampak pada sistem saraf, sehingga bisa mempengaruhi efek anestesi saat operasi. Disarankan untuk tidak mengonsumsi daun salam kurang lebih 2 pekan sebelum menjalani operasi.

    (up/tgm)

  • Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

    Jakarta

    Daging kurban bukan satu-satunya yang dinantikan dalam perayaan Idul Adha. Bagian yang tak kalah dinanti adalah jeroan atau organ dalam.

    Pada dasarnya, organ memiliki banyak manfaat kesehatan, melebihi daging otot yang umum dikonsumsi.

    Apa Itu Jeroan?

    Jeroan atau organ dalam adalah bagian lain dari hewan selain daging otot, termasuk:

    Darah, tulang, dan kulitOtakJantungGinjal dan hatiUsus dan babat (lapisan lambung)Pankreas dan timusLidah

    Ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, mengatakan organ atau jeroan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin A untuk membantu penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 untuk kesehatan tulang, vitamin B6 dan B12 untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat, serta selenium, magnesium, dan zink, maupun riboflavin.

    Adapun kandungan vitamin dan mineralnya bervariasi tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

    “Bagi kebanyakan orang, daging organ merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang,” imbuhnya dikutip dari Dikutip dari Cleveland Clinic, Sabtu (7/6/2025).

    Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan

    Meski memiliki manfaat, jeroan atau organ dalam tak boleh dikonsumsi secara berlebihan lantaran bisa memicu dampak pada tubuh. Berikut penjelasannya.

    1. Peningkatan Asam Urat

    Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

    Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

    “Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

    Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

    “Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari,” tegasnya.

    2. Mengandung Kolesterol Tinggi

    Jeroan umumnya aman dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh kebanyakan orang. Namun, organ atau jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

    “Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak,” kata Zumpano.

    3. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi

    Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan cacat lahir. Karena jeroan mengandung vitamin A dalam kadar tinggi, ibu hamil disarankan untuk menghindarinya. Selain itu, jeroan juga kaya akan zat besi, yang bisa menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi.

    Anak-anak pun memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, sehingga konsumsinya perlu dibatasi dan diberikan dalam porsi yang lebih kecil.

    4. Fatty Liver atau Penyakit Hati Berlemak

    Sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa menemukan, mengonsumsi jeroan dapat sedikit meningkatkan risiko terkena fatty liver atau penyakit hati berlemak nonalkohol. Namun, para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

    Sebagai langkah pencegahan, individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, dua faktor risiko penyakit hati berlemak nonalkohol, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari konsumsi jeroan atau organ.

    5. Kanker Kandung Kemih

    Sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi organ atau jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut (termasuk penelitian berskala besar). Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, batasi konsumsi jeroan.

    (suc/tgm)

  • Fakta-fakta Jeroan Torpedo, Diincar untuk Libido Meski Bikin Asam Urat

    Fakta-fakta Jeroan Torpedo, Diincar untuk Libido Meski Bikin Asam Urat

    Jakarta

    Torpedo atau testis kambing kerap diburu oleh para pria untuk disantap. Banyak laki-laki yang menganggap bahwa torpedo memiliki khasiat untuk meningkatkan libido, tapi benarkah demikian?

    Spesialis penyakit dalam Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Ray Rattu, SpPD mengatakan mengonsumsi torpedo justru bisa meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.

    “Kandungan protein (torpedo kambing) tinggi, vitamin dan mineralnya lebih tinggi dibandingkan daging,” ucap dr Ray Rattu, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

    “Tetapi pembicaraan terkait asam urat, ya torpedo juga bisa meningkatkan asam urat karena kandungan protein yang cukup tinggi,” lanjutnya.

    Torpedo kambing banyak diburu kaum pria karena diyakini bisa meningkatkan vitalitas. Klaim ini masih diragukan, tapi yang pasti bisa memicu asam urat. Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth

    Torpedo Tinggi Purin, Biangnya Asam Urat

    Senada, spesialis penyakit dalam dr Rudy Kurniawan, SpPD mengingatkan ada kondisi kesehatan tertentu yang membuat seseorang sebaiknya berpikir dua kali untuk mencoba testis kambing tersebut. Salah satunya adalah mereka yang sebelumnya diketahui memiliki kadar asam urat yang tinggi.

    “Karena jeroan dan torpedo termasuk makanan tinggi purin atau ‘bahan baku’ asam urat,” kata dr Rudy beberapa waktu lalu.

    Mengonsumsi torpedo dengan bijak sangat disarankan. Baik bagi mereka yang sebelumnya memiliki masalah terkait asam urat, atau yang ingin menjaga angka asam urat tetap dalam batas normal.

    NEXT: Pengalaman Berburu Torpedo di Momen Idul Adha

    Meskipun diketahui tinggi purin dan protein, torpedo masih menjadi bagian tubuh kambing yang menjadi favorit banyak laki-laki. Iranda (32) misalnya, pria asal Jakarta Selatan ini mengaku torpedo benar-benar memberikan efek kepada tubuhnya.

    “Rasanya sama kayak daging, kenyal. Biasanya saya sate. Buat saya bikin ‘seger’ gitu, efeknya wah langsung. Makan sekali efeknya di saya bisa semingguan, seger gitu,” kata Iranda kepada detikcom di Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025).

    Berbeda dengan Iranda, Rizal (60) warga Jakarta Selatan mengatakan bahwa torpedo kambing sebenarnya tidak memberikan efek apa-apa, setidaknya pada tubuhnya.

    “Saya mulai makan torpedo itu dari SMA sudah sering makan, kadang-kadang makan di warung. Sekarang saya sudah hampir 60 tahun,” kata Rizal.

    “Kalau untuk membantu ereksi segala macam, saya rasa sugesti saja. Kalau sugesti kita bikin kuat, ya kuat, kalau nggak ya nggak,” sambungnya.

    Simak Video “Video: Makan Torpedo Kambing Bisa Tingkatkan Vitalitas? Ini Kata Dokter”
    [Gambas:Video 20detik]