Produk: vitamin

  • Ini Manfaat Vitamin dan Suplemen untuk Daya Tahan Tubuh Saat Puasa

    Ini Manfaat Vitamin dan Suplemen untuk Daya Tahan Tubuh Saat Puasa

    Surabaya (beritajatim.com) – Saat menjalankan puasa, penting untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya tahan tubuh saat melaksanakan ibadah puasa.

    Vitamin dan suplemen dapat menjadi tambahan yang baik dan bermanfaat selama bulan puasa untuk memastikan tubuh senantiasa bugar dan berenergi. Berdasarkan data yang dihimpun oleh beritajatim Selasa (12/03/2024) berikut adalah 4 vitamin dan suplemen yang dapat menjadi pilihan selama bulan puasa.

    1. Vitamin C

    Vitamin C dikenal sebagai antioksidan kuat yang membantu melawan radikal bebas dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selama bulan puasa, asupan vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dan dapat membantu proses penyembuhan jika terjadi luka atau infeksi ringan. Jeruk, kiwi, paprika merah, brokoli, dan bayam tinggi akan vitamin C. Atau Blackmores Daily Immune C 500 dan Holisticare Super Ester C juga bisa menjadi pilihan untuk lebih praktis.

    2. Vitamin D

    Selain baik dalam menjaga kesehatan tulang, vitamin D juga memiliki peran penting dalam hal produksi serotonin dalam otak, yang dapat memengaruhi mood dan mengurangi risiko depresi. Selama berpuasa, terutama bagi mereka yang memiliki waktu terbatas untuk mendapat sinar matahari yang cukup dengan berjemur, konsumsi vitamin D seperti minyak ikan, kuning telur, ikan salmon atau suplemen seperti Blackmores Calcimag Multi D 1.000 IU bisa menjadi alternatif.

    3. Omega-3

    Asam lemak omega-3 dikenal memiliki banyak manfaat untuk jantung dan otak, DHA, merupakan komponen penting dari struktur otak dan dapat membantu meningkatkan kognisi dan fungsi otak. Omega-3 telah terbukti dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar trigliserida dan tekanan darah. Sumber utama omega-3 adalaah ikan laut seperti tuna dan sarden, namun bisa juga diganti dengan konsumsi suplemen seperti Scott’s Emulsion dan OM3HEART Omega 3 atau chia seed yang juga sumber omega-3 dari tumbuhan.

    4. Zat Besi

    Saat berpuasa, kurangnya asupan zat besi dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan energi. Zat besi diperlukan untuk produksi hemoglobin dalam darah, yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, agar tidak terjadi anemia. Daging merah mengandung kadar zat besi tertinggi, namun oatmeal dan suplemen penambah darah seperti sangobion juga dapat menjadi opsi.

    Sebelum mengonsumsi vitamin dan suplemen, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk memastikan bahwa suplemen yang dipilih sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tidak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

    Penting untuk diingat bahwa makanan seimbang dan hidrasi yang cukup tetap menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan selama bulan puasa. Vitamin dan suplemen seharusnya hanya menjadi pelengkap untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang cukup. Selamat menjalani bulan puasa dengan sehat dan penuh berkah. [aje]

  • Cewek Dianiaya karena Diminta Aborsi, Polres Tanjung Perak Belum Bicara Identitas Pelaku

    Cewek Dianiaya karena Diminta Aborsi, Polres Tanjung Perak Belum Bicara Identitas Pelaku

    Surabaya (beritajatim.com) – Cewek dianiaya karena diminta aborsi, polisi belum bicara identitas pelaku. Perlu diketahui, korban berinisial AH dianiaya oleh pacarnya berinisial FA dan dua rekannya berinisial AM dan AB karena menolak bertanggungjawab atas janin yang ada di rahim AH.

    Janin itu adalah hasil pemerkosaan FA kepada AH pada waktu sebelumnya.

    Selain dianiaya, AH juga diancam akan diperkosa beramai-ramai. Ia juga diancam dibunuh dan dicekoki obat aborsi. Selain itu, ia juga diancam menggunakan senjata tajam. Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Namun, polisi masih enggan untuk membuka identitas terlapor dari kasus ini.

    “Belum tahu ya Mas, kita masih fokus pada saksi yang menyaksikan kejadian itu,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Muhammad Prasetyo ketika dikonfirmasi wartawan.

    Sementara informasi yang dihimpun, pelaku berjumlah 3 orang yang salah satunya ialah kekasih korban yang berinisial FA, sedangkan dua rekannya yang turut terlibat penganiayaan itu berinisial ABD dan AMR. Ketiganya asal Sampang, Madura.

    Sebelumnya, Korban yang ditemukan warga di kolong Suramadu ternyata sempat dihajar karena menolak aborsi sampai perkosaan bersama. Dalam kondisi hamil 1 bulan, korban mengalami penyiksaan selama berada di dalam mobil dari Surabaya sampai Madura.

    AHS (21) mengatakan bahwa awalnya ia bersepakat bertemu dengan pelaku berinisial FA (18) warga Sampang di sebuah tempat di Kenjeran untuk membahas hubungan mereka. AHS yang sebelumnya diperkosa hingga hamil satu bulan memutuskan untuk pisah dengan FA.

    “FA itu malah marah-marah ketika saya putusin. Dan memang menyuruh saya untuk menggugurkan janin yang saya kandung ini,tapi saya tidak mau,” ujar AHS, Selasa (24/10/2023).

    Korban yang yatim piatu lantas bertemu dengan pelaku bersama dua temannya berinisial AB dan AM. Saat itu, Korban dipaksa masuk mobil Calya yang dikendarai oleh AM. AB berada di kursi samping pengemudi sedangkan FA fan AHS di kursi belakang. Selama di mobil, FA mengintimidasi untuk AHS menggugurkan janin yang dikandung AHS.

    “Dia marah karena saya ga mau aborsi. Saya malah minumin vitamin biar jabang bayinya kuat. Saya pikir biar saya tanggung jawab atas kesalahan saya,” imbuhnya. (ang/ted)

  • Cewek Dianiaya karena Diminta Aborsi, Polres Tanjung Perak Belum Bicara Identitas Pelaku

    Pengakuan Korban Penyiksaan di Suramadu Akibat Tolak Aborsi

    Surabaya (beritajatim.com) – Korban penyiksaan yang ditelantarkan di kolong Jembatan Suramadu akibat menolak aborsi membuka suara atas kejadian yang dia alami. Korban yang saat ini hamil 1 bulan mengaku dipukuli kekasih bersama dua pria lainnya, bahkan sempat mendapat ancaman diperkosa beramai-ramai.

    Korban mengaku, awalnya dia bersama sang kekasih yang merupakan warga Sampang sepakat untuk bertemu di salah satu tempat di Kenjeran. Pertemuan tersebut untuk membahas kelanjutan hubungan mereka.

    Kehamilan korban ternyata akibat rudapaksa yang dilakukan pelaku. Dia pun meminta sang kekasih bertanggung jawab namun pelaku menolak.

    Korban lalu memilih putus hubungan dengan pelaku dan bakal merawat janin yang dikandungnya. Mendengar jawaban itu, pacar korban tidak terima dan berbicara dengan nada tinggi.

    “Malah marah-marah ketika saya putusin, dan memang menyuruh saya untuk menggugurkan janin yang saya kandung ini, tapi saya tidak mau,” ujar korban, Selasa (24/10/2023).

    Korban yang yatim piatu lantas bertemu dengan pelaku bersama dua temannya. Saat itu, korban dipaksa masuk mobil Calya yang dikemudikan salah satu teman pelaku.

    Satu teman pelaku lainnya duduk di kursi samping pengemudi. Sementara pelaku dan korban duduk di kursi tengah. Selama di mobil, pelaku mengintimidasi dan meminta janin yang dikandung korban digugurkan.

    BACA JUGA:
    Menolak Aborsi, Wanita Surabaya Dianiaya Pacar di Suramadu

    “Dia marah karena saya nggak mau aborsi. Saya malah minumin vitamin biar jabang bayinya kuat. Saya pikir biar saya tanggung jawab atas kesalahan saya,” imbuhnya.

    Karena menolak aborsi, korban kemudian dianiaya sejak mobil melaju dari Jalan Kenjeran hingga Pulau Madura. Ia juga diancam dicekoki narkoba dan akan dibunuh.

    Ia lalu dicekoki obat untuk aborsi dan obat perangsang. Dengan harapan, korban mau menurut agar bisa dirudapaksa beramai-ramai.

    “Saya dicekik, ditendang di bagian perut. Lalu dipukuli juga sempat diancam dengan sajam dari Surabaya-Madura di mobil, nggak berhenti sama sekali,” katanya.

    Korban lantas mengiyakan semua kemauan tiga pelaku. Ketiga pelaku pun meredam emosinya. Korban lantas dibawa ke kolong jembatan Suramadu. Di perjalanan, sempat korban berusaha membuka pintu mobil dan berteriak minta tolong. Namun malah dihajar kembali.

    BACA JUGA:
    Mayat Bayi Dibuang di Jembatan Suramadu

    Sesampainya di kolong jembatan Suramadu, korban mendapati ada seorang pengendara yang melihat ke dalam mobil. Ia pun nekat membuka kembali pintu mobil dan berteriak.

    “Setelah saya teriak itu, saya langsung pingsan. Saya ga inget. Yang saya ingat saya sudah tergeletak di kolong jembatan Suramadu ditolongi para pedagang di sana,” katanya.

    Atas kejadian ini, korban masih trauma. Ia juga mengkhawatirkan janin yang ada di perutnya karena sempat mengalami pendarahan. [ang/beq]

  • Benarkah Daging Buatan Laboratorium Mengandung Sel Kanker?

    Benarkah Daging Buatan Laboratorium Mengandung Sel Kanker?

    Jakarta

    Sebuah perusahaan rintisan atau startup di Jerman, yang membudidayakan daging di laboratorium telah berhasil meyakinkan badan keamanan pangan Eropa untuk kemungkinan menjual produk mereka di supermarket.

    Pertengahan September, perusahaan start up bernama The Cultivated B itu memulai diskusi awal dengan Otoritas Keamanan Pangan Eropa. Badan tersebut akhirnya menyetujui penjualan “produk sosis hibrida yang terbuat dari bahan-bahan vegan, termasuk sejumlah besar daging hasil budidaya.”

    Mungkin butuh berbulan atau tahunan untuk bisa sampai benar-benar memajang dan menjual sosis hibrida itu di rak-rak supermarket di Eropa. Tapi di bagian dunia lain, daging buatan lab sudah mulai diperjualbelikan. Juni 2023, regulator AS menyetujui penjualan daging ayam hasil budidaya laboratorium. Sementara Singapura telah jadi negara pertama yang menyetujui penjualan daging hasil budidaya sel pada 2020.

    Sejumlah orang yang skeptis menyebut produk daging itu dengan sebutan “Frankenmeat”.

    Terbuat dari sel kanker dan bisa sebabkan kanker?

    Hal ini jadi perhatian utama banyak orang yang skeptis terhadap daging hasil budidaya lab. Sejumlah orang yakin daging tersebut berasal dari sel tumor yang mampu tumbuh dengan cepat. Salah satu komentator menulis baru-baru ini dalam kolom komentar video DW, Planet A, “daging yang dihasilkan di laboratorium benar-benar menggunakan sel kanker.”

    Pada bulan Februari 2023, sebuah artikel yang diterbitkan bekerja sama dengan Bloomberg Businessweek menuliskan, “sel daging normal tidak terus membelah diri selamanya.” Laporan tersebut menyatakan, sebuah startup daging budidaya “secara diam-diam menggunakan apa yang disebut sel yang diabadikan (…) sebagai bahan utama penelitian medis (yang), secara teknis, bersifat pra-kanker dan, dalam beberapa kasus, sepenuhnya bersifat kanker.”

    Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Ilmuwan pangan memang menggunakan sel untuk menumbuhkan daging, namun mereka bekerja dengan sel induk alias sel punca dari hewan hidup atau telur yang telah dibuahi.

    “Mirip dengan apa yang terjadi di dalam tubuh hewan, sel-sel ini diberi makan media kultur sel kaya oksigen yang terdiri dari nutrisi dasar seperti asam amino, glukosa, vitamin, dan garam anorganik, dan dilengkapi dengan faktor penumbuh dan protein lainnya,” jelas institut tersebut.

    Perubahan nutrisi kemudian memicu sel-sel untuk berdiferensiasi menjadi otot rangka, lemak, dan jaringan ikat yang membentuk daging. Jika sudah siap dipanen, dagingnya bisa diberi tekstur dan bentuk yang familiar lalu dikemas untuk dijual. Keseluruhan proses memakan waktu antara 2 hingga 8 minggu, tergantung jenis dagingnya.

    Dan sel-sel tersebut jelas tidak bersifat menyebabkan kanker, menurut Elliot Swartz, ilmuwan utama di Good Food Institute.

    “Anda tidak bisa menyamakan sel yang diabadikan dengan kanker,” tulis Swartz di Twitter. “Meskipun semua kanker bisa diabadikan, tidak semua sel yang diabadikan adalah kanker.” Dia mengatakan produsen “memiliki insentif yang besar … untuk menggunakan sel yang dapat diprediksi, dikendalikan, dan stabil,” dan tidak termasuk sel kanker.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), yang bertanggung jawab atas keamanan pangan di Amerika Serikat, juga membantah klaim penggunaan sel-sel kanker untuk memproduksi daging buatan laboratorium dan mengatakan, sel-sel ini bahkan tidak punya kemampuan untuk membentuk tumor.

    Mengenai klaim bahwa daging hasil budidaya dapat menyebabkan kanker pada orang yang memakannya, Badan Pangan Dunia (FAO) menyatakan, “pengetahuan ilmiah saat ini tidak mendukung kemungkinan penularan kanker pada manusia melalui masuknya sel bahkan dari manusia lain.”

    Daging buatan lebih ramah lingkungan?

    Peternakan tradisional diketahui menimbulkan dampak buruk bagi planet ini. Menurut FAO, peternakan bertanggung jawab atas sekitar 14,5% dari seluruh emisi gas rumah kaca global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Memproduksi 1 kilogram daging sapi, misalnya, menghasilkan emisi yang setara dengan hampir 100 kilogram karbon dioksida, menurut perhitungan Statista tahun 2021.

    Namun pada bulan April 2023, para peneliti di University of California, Davis merilis studi pracetak yang menunjukkan, “dampak lingkungan” dari produksi daging yang dikembangkan di laboratorium “kemungkinan besar akan lebih tinggi daripada produksi daging sapi rata-rata” jika menggunakan metode produksi yang ada saat ini atau yang akan segera dikembangkan.

    Studi mereka memang belum melalui proses peer-review. Studi ini didasarkan pada energi yang diperlukan dan emisi gas rumah kaca dalam seluruh tahapan produksi daging sapi, baik untuk daging tradisional maupun di lab.

    Namun penelitian sebelumnya menyimpulkan, daging hasil budidaya dapat secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari peternakan konvensional. Analisis pada Januari 2023 mengenai produksi daging budidaya pada tahun 2030 menemukan, daging produksi laboratorium dapat menurunkan jejak karbon produksi daging sapi hingga 14 kilogram CO2. Namun ini juga masih tergantung pada banyak variabel, termasuk apakah energi terbarukan digunakan dalam proses produksi.

    Nutrisinya bisa diatur

    Dalam sebuah artikel pada bulan Maret 2020 yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Nutrition, penulis menunjukkan, banyak “protein, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lain yang berkualitas tinggi” dalam daging tradisional bukanlah diproduksi oleh otot hewan, bagian yang kita makan, melainkan berasal dari apa yang dimakan dan dicerna hewan tersebut.

    Wolfgang Gelbmann, peneliti di Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA), mengatakan, daging yang dikembangkan di laboratorium bukan lantas berarti kurang bergizi dibandingkan daging konvensional. Selain itu, Gelbmann mengatakan, daging budidaya juga dapat menghindari banyak kontaminan potensial yang ditemukan pada hewan ternak sepertip pestisida, zat aditif, antibiotik, dan polutan lingkungan. Kontaminan tersebut dapat dijauhkan dari laboratorium yang steril, jika semuanya dilakukan dengan benar.

    Beberapa peneliti bahkan mengatakan daging hasil budidaya bisa lebih sehat dibandingkan daging tradisional. “Hal ini disebabkan oleh kemampuan teknologi untuk memodifikasi profil asam amino esensial dan lemak, serta diperkaya dengan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif,” tulis pakar kebersihan makanan asal Yunani, Daniel Sergelidis, dalam Biomedical Journal of Scientific & Technical Research.

    Namun karena produksi daging yang dikembangkan di laboratorium masih merupakan industri yang relatif kecil, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak buruknya terhadap lingkungan maupun manfaat nutrisinya.

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Industri susu global kemungkinan akan kedatangan pesaing baru, yakni susu sintetis yang dikembangkan para ilmuwan.

    Susu sintetis nantinya tidak membutuhkan sapi atau hewan lain. Produk ini dapat memiliki komposisi biokimia yang sama seperti susu hewan, tetapi tumbuh menggunakan teknik bioteknologi baru yang dikenal sebagai “fermentasi presisi” yang mampu menghasilkan biomassa yang dikembangkan dari sel.

    Saat ini diketahui lebih dari 80 persen populasi dunia secara teratur mengonsumsi produk susu.

    Bersamaan dengan tingkat konsumsi yang tinggi tersebut, mulai muncul seruan mengganti pangan berbasis hewani ke bentuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan.

    Susu sintetis hadir dengan berbagai kelebihan, di antaranya adalah berkurangnya kekhawatiran seperti emisi metana atau kesejahteraan hewan, seperti dikutip Science Alert.

    Meski demikian, susu sintetis harus mengatasi banyak tantangan untuk menjadi alternatif yang baik, berkelanjutan, serta layak untuk menggantikan susu hewani.

    Di sisi lain, susu sintentis diklaim punya rasa, tampilan, dan tekstur yang sama dengan susu sapi. Selain itu, susu sitentis juga sudah ada di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia. 

    Di Australia, perusahaan rintisan (start-up), Eden Brew telah mengembangkan susu sintetis di Werribee, Victoria. Perusahaan tersebut menargetkan konsumen yang khawatir dengan perubahan iklim dan gas metan yang dihasilkan dari sapi harian.

    Organisasi Riset Industri dan Sains Persemakmuran (CSIRO) milik pemerintah Australia dilaporkan berada di balik produk Eden Brew itu. Proses pembuatan susu sintetis itu dimulai dengan ragi dan menggunakan apa yang disebut dengan ‘fermentasi presisi’ untuk menghasilkan protein yang ditemukan di susu sapi.

    Cara kerja Fermentasi Presisi

    Proses fermentasi tradisional bergantung pada sel mikroba seperti ragi dan jamur, serta kondisi anaerobik atau bebas oksigen untuk mengubah bahan menjadi produk akhir dengan tekstur atau sifat rasa yang unik seperti yoghurt, roti, keju, tempe, dan minuman beralkohol.

    Sementara itu fermentasi biomassa memanfaatkan kualitas nutrisi miselium jamur, dan serat seperti benang bercabang yang biasanya membentuk bagian vegetatif jamur.

    Miselium dibudidayakan dalam tangki besar, dengan gula dan nutrisi lain yang ditambahkan untuk memicu pertumbuhan. Miselium dipanen, kemudian dipotong dan diberi bumbu untuk menghasilkan produk protein alternatif atau mikoprotein.

    Dilansir dari CSIRO, miselia jamur menawarkan protein tingkat tinggi serta serat, vitamin, mineral, dan dapat digunakan secara langsung sebagai bahan, tanpa perlu mengekstrak dan memurnikan protein.

    Salah satu contoh yang pernah dikembangkan metode ini adalah mikoprotein yang berasal dari jamur fusarium venenatum yang dirintis pada akhir 1960-an dan telah dijual dengan merek QuornTM sejak 1985.

    Sejak itu, perusahaan rintisan mikoprotein lainnya bermunculan di seluruh dunia, seperti Fable Foods (Australia) , Meati, Prime Roots and Nature’s Fynd (AS), Mushlabs (Jerman), dan Kinoko-Tech (Israel).

    Salah satu produk yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut adalah protein yang berasal dari flavolapis galur fusarium yang berbeda, yang ditemukan dari mata air panas Taman Nasional Yellowstone dan dikembangkan oleh Nature’s Fynd FyTM. Produk seperti protein FyTM dapat berfungsi sebagai bahan untuk makanan bebas susu atau bebas daging.

    (lom/lth)