Produk: vitamin C

  • Dinkes Surabaya Ungkap Jurus Tangkal Covid-19 Varian Baru MB 1.1

    Dinkes Surabaya Ungkap Jurus Tangkal Covid-19 Varian Baru MB 1.1

    Surabaya (beritajatim.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya merespons cepat kemunculan varian baru Covid-19 MB 1.1 yang mulai terdeteksi di sejumlah wilayah Indonesia. Meski varian ini masih tergolong berisiko rendah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan disiplin menerapkan pola hidup sehat.

    “Gejala yang ditimbulkan oleh varian baru (Covid-19 MB 1.1) seperti batuk, demam, pilek, atau sesak napas,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina saat dikonfirmasi beritajatim.com, Selasa (3/6/2025).

    Sebagai langkah preventif, Dinkes Surabaya membagikan jurus jitu untuk menangkal penularan, yang dapat diterapkan oleh masyarakat dalam aktivitas harian.

    1. Menjaga Pola Hidup Sehat:

    Melakukan olahraga teratur minimal tiga kali seminggu, serta istirahat cukup minimal delapan jam per hari.
    Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer secara rutin.
    Menerapkan etika batuk dengan menutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju bagian dalam.
    Menggunakan masker saat sakit atau berada di tempat ramai seperti fasilitas kesehatan, transportasi umum, atau area dengan ventilasi terbatas.
    Mengurangi mobilitas fisik yang tidak perlu.

    2. Meningkatkan Asupan Gizi dan Nutrisi:

    Mengonsumsi makanan bergizi tinggi seperti protein, vitamin C dan D, serta zinc untuk memperkuat imunitas tubuh.
    Menambahkan buah seperti jeruk dan pepaya, sayuran hijau, ikan, telur, serta rempah-rempah seperti jahe dan kunyit yang bersifat antiperadangan.
    Menghindari konsumsi gula berlebihan dan makanan olahan.

    Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat tetap sehat dan mencegah penyebaran lebih luas dari varian Covid-19 yang baru. Dinkes juga mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan. [ram/beq]

  • Mengenal Rukem, Primadona Buah-buahan di Kalangan Anak-Anak Betawi Era 90-an

    Mengenal Rukem, Primadona Buah-buahan di Kalangan Anak-Anak Betawi Era 90-an

    Liputan6.com, Jakarta – Keragaman tumbuhan, termasuk buah-buahan, telah menjadi identitas yang begitu melekat dengan kehidupan masyarakat Betawi hingga kini. Salah satu buah yang menjadi primadona di kalangan anak-anak Betawi tempo dulu adalah rukem.

    Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, ragam tumbuhan di wilayah Betawi kerap dimanfaatkan sebagai bahan olahan makanan hingga obat-obatan. Khusus untuk buah-buahan, hampir seluruh lapisan masyarakat Betawi menyukainya.

    Begitu pula dengan rukem yang sempat menjadi primadona bagi anak generasi 90-an di Betawi. Bahkan, dahulu setiap rumah orang Betawi memiliki pohon buah ini di pekarangan belakang rumah, sawah, hingga jalan-jalan menuju ke sekolah.

    Rukem dikenal sebagai indian prune. Bentuknya mirip seperti buah buni, yang juga merupakan salah satu buah yang dulu banyak ditemukan di pekarangan rumah orang Betawi.

    Buah ini berbentuk bulat gepeng, mengarah ke bulat telur. Warnanya beragam, mulai dari hijau muda menjadi merah jambu atau hijau lembayung berangsur menjadi merah tua.

    Daging buahnya berwarna putih dan banyak mengandung air. Rasa airnya cenderung asam dan jika dimakan langsung akan terasa sepat.

    Biasanya, orang-orang akan memijat buah rukem hingga terasa lunak terlebih dahulu sebelum memakannya untuk mengurangi rasa sepat tersebut. Buah ini cocok dijadikan asinan, rujak, atau selai. 

    Rukem memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti untuk pencernaan, membantu menurunkan berat badan, hingga mengatasi sariawan. Rukem mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin C, serta serat yang baik untuk tubuh.

     

  • Kemenkes RI Waspadai COVID-19, Ini Saran Dokter Agar Tak Tertular di Musim Libur

    Kemenkes RI Waspadai COVID-19, Ini Saran Dokter Agar Tak Tertular di Musim Libur

    Jakarta – Edaran terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyiratkan bahwa ancaman COVID-19 masih ada. Dokter mengingatkan adanya peningkatan risiko penularan di musim libur panjang seperti saat ini.

    Konsultan alergi dan imunologi klinik, dr Muthmainnah, SpPD-KAI menjelaskan, risiko penularan saat liburan meningkat karena beberapa faktor. Selain kurang istirahat karena mobilitas saat libur cenderung meningkat, pola makan juga cenderung kurang terjaga dengan baik sehingga berdampak pada sistem imun.

    “Tetap harus pakai masker kalau lagi libur,” saran dr Muthmainnah dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (29/5/2025).

    “Apalagi di daerah-daerah yang memang datanya ada peningkatan insidens COVID-19,” lanjutnya.

    Untuk menjaga daya tahan tubuh, dr Muthmainnah mengingatkan untuk menjaga pola makan di tengah aktivitas liburan. Secara khusus ia menyarankan untuk minum yang cukup, serta banyak makan buah.

    “Secara umum buah tinggi vitamin C. Terbukti baik untuk meningkatkan immune system,” jelasnya.

    Tak lupa, ia mengingatkan pentingnya istirahat yang cukup.

    (up/up)

  • Cuaca Tak Menentu, Ini Saran Dokter Biar Tak Gampang Tumbang

    Cuaca Tak Menentu, Ini Saran Dokter Biar Tak Gampang Tumbang

    Jakarta – Belakangan, cuaca di beberapa daerah sedang tidak menentu. Pagi bisa saja panas, tetapi siang hingga malam berubah menjadi hujan yang deras. Tak ayal banyak yang ‘tumbang’ akibat cuaca yang tak menentu ini.

    Meskipun begitu, mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca yang belakangan tidak menentu harus tetap dilakukan. Pasalnya, saat kondisi badan tidak fit, akan banyak aktivitas yang terganggu.

    Konsultan alergi dan imunologi klinik, dr Muthmainnah, SpPD-KAI mengatakan pola makan dan istirahat harus benar-benar dijaga.

    “Makan bergizi, istirahat yang cukup, konsumsi air yang cukup. Kadang kan panas, terus hujan gitu ya, bila perlu (konsumsi) suplemen multivitamin,” kata dr Muthmainnah saat berbincang dengan detikcom, di Depok, Jawa Barat, Rabu (28/5/2025).

    dr Muthmainnah mengatakan untuk menjaga imunitas tubuh di tengah cuaca yang tidak menentu, bisa dengan mengonsumsi buah-buahan terutama yang tinggi akan vitamin C.

    “Jadi vitamin C itu kan sudah terbukti baik untuk meningkatkan imun sistem gitu ya. Boleh juga ditambah suplemen-suplemen (vitamin C),” tutupnya.

    (dpy/up)

  • Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini, 30 Mei 2025

    Prakiraan Cuaca Kota Batam Hari Ini, 30 Mei 2025

    Liputan6.com, Bandung – Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kota Batam pada Jumat, 30 Mei 2025, diprediksi akan mengalami hujan ringan di sejumlah wilayahnya

    Kemudian suhu udara diperkirakan berkisar antara 25 hingga 32 derajat Celcius dengan kelembapan udara mencapai 68–93% . Kondisi ini menunjukkan bahwa cuaca di Batam cenderung tidak menentu sehingga prakiraan cuaca bisa jadi tidak 100 persen benar.

    Adapun dalam menghadapi cuaca tersebut masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi perubahan cuaca tersebut karena dapat mempengaruhi kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

    Selain itu, perubahan suhu dan kelembapan yang drastis dapat menyebabkan tubuh rentan terhadap penyakit seperti flu, batuk, dan demam. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca.

    Salah satu langkah penting adalah menjaga pola makan yang sehat dan bergizi dengan konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, terutama vitamin C dan D, serta mineral seperti zinc dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh

    Mengonsumsi air putih yang cukup setiap hari juga sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi terutama saat cuaca panas dan lembap. Menjaga kebersihan diri juga merupakan langkah penting dalam menghadapi cuaca yang tidak menentu.

    Melansir dari situs resmi BMKG, berikut ini bisa diperhatikan prakiraan cuaca terkini di Kota Batam pada Jumat, 30 Mei 2025.

  • COVID-19 Masih Ada, Ini Saran Dokter Buat yang Bepergian saat Long Weekend

    COVID-19 Masih Ada, Ini Saran Dokter Buat yang Bepergian saat Long Weekend

    Jakarta

    COVID-19 belakangan mulai menjadi perbincangan banyak orang. Ini karena kasus infeksi SARS-CoV2 meningkat di beberapa negara Asia seperti Singapura, Hong Kong, dan Thailand.

    Salah satu varian yang virus COVID-19 yang terdeteksi adalah XEC yang merupakan turunan dari Omicron. Varian ini menyebar tujuh kali lebih cepat daripada flu.

    Namun, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) Aji Muhawarman mengatakan COVID-19 varian XEC belum masuk di Indonesia.

    “Sampai data minggu lalu, pekan ke 20 belum ada masuk varian lain selain JN.1, jadi yang nyebar di Malaysia dan Indonesia sama,” kata Aji saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

    Namun, masyarakat tetap diimbau untuk waspada. Pasalnya, status terkait COVID-19 adalah endemi, yakni virus tersebut ada di sekitar kita, tetapi dalam tahap bisa dikontrol.

    Lalu, bagaimana cara menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terinfeksi COVID-19?

    Spesialis penyakit dalam dr Muthmainnah, Sp.PD K-AI memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan agar daya tahan tubuh tetap bagus dalam menghadapi serangan COVID-19.

    “Saat liburan biasanya konsumsi makanan nggak sebaik kalau kita lagi di rumah. Cenderung kita makan fast food, kurang air. Satu lagi kurang istirahat,” kata dr Muthmainnah saat berbincang dengan detikcom di Depok, (28/5/2025).

    “Jadi harus banyakin (makan) buah, istirahat cukup, sama minum air putih cukup. Secara umum kan buah kaya vitamin C, jadi vitamin C sudah terbukti meningkatkan imun tubuh,” sambungnya.

    Terkait perlindungan tambahan, dr Muthmainnah menambahkan memakai masker saat berada di kerumunan juga bisa dilakukan. Terlebih bagi mereka yang liburan ke negara-negara dengan kasus COVID-19 meningkat.

    “Pasti harus tetap pakai masker kalau lagi liburan. Apalagi ke daerah-daerah yang memang sudah ada data peningkatan COVID-19 ya,” tutupnya.

    (dpy/kna)

  • Musim Pancaroba Ancam Kesehatan, Dokter Ungkap Vitamin Wajib Biar Nggak Gampang Sakit – Halaman all

    Musim Pancaroba Ancam Kesehatan, Dokter Ungkap Vitamin Wajib Biar Nggak Gampang Sakit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan resmi dimulai.

    Perubahan cuaca ekstrem yang tak menentu—dari panas terik ke hujan deras dalam hitungan jam—seringkali berdampak pada kesehatan tubuh.

    Kondisi ini memicu penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit karena fluktuasi suhu, kelembapan, dan intensitas sinar matahari.

    Namun, masyarakat tak perlu panik.

    Ada beberapa vitamin yang direkomendasikan dokter untuk menjaga daya tahan tubuh selama musim pancaroba.

    Dokter Gizi: Pilih Suplemen yang Meningkatkan Imun Tubuh

    Dalam webinar edukatif bersama Halodoc, Kamis (8/5/2025), Dokter Spesialis Gizi dan Mitra Halodoc, dr. S Dian Rachmawati, Sp.GK, membagikan kiat menjaga imun dengan konsumsi vitamin tertentu.

    “Untuk musim pancaroba ini, kita bisa pilih suplemen yang sifatnya immune booster,” jelasnya.

    Vitamin C, Dosis Normal dan Ketika Sakit

    Pertama, vitamin C. Jenis vitamin ini sudah dikenal luas karena kemampuannya meningkatkan kekebalan tubuh.

    Dr. Dian menjelaskan, angka kecukupan gizi (AKG) untuk vitamin C adalah sekitar 50 mg. Namun dalam kondisi sakit, tubuh memerlukan dosis lebih tinggi, bisa sampai 500 mg.

    “Kita butuh boosting, karena kebutuhan tubuh meningkat saat sakit,” ujarnya.

    Vitamin D, Solusi untuk Imun Lemah karena Kurang Sinar Matahari

    Kedua adalah vitamin D, yang sangat penting terutama bagi masyarakat Indonesia yang sering kurang mendapat paparan sinar matahari secara optimal.

    Defisiensi vitamin D cukup umum terjadi dan bisa melemahkan sistem imun.

    “Maka konsumsi suplemen vitamin D itu penting,” tegas dr. Dian.

    Zinc dan Mineral, Pelengkap Penting untuk Tubuh

    Selain itu, ia menyarankan konsumsi mineral penting seperti Zinc, yang juga berperan dalam menjaga imunitas.

    Ilustrasi berbagai jenis suplemen vitamin. Vitamin C, D, dan Zinc adalah kunci untuk menjaga daya tahan tubuh selama musim pancaroba. Jangan sampai tubuh kekurangan!  (healthifyme.com)

    Kalau Sudah Sakit, Ini yang Harus Dilakukan

    Jika sudah telanjur sakit, vitamin C dengan dosis tinggi tetap disarankan, ditambah vitamin lainnya sesuai kebutuhan.

    Ia juga mengingatkan pentingnya konsumsi rutin vitamin D dan vitamin C, baik dari suplemen maupun dari makanan seperti buah dan sayuran berwarna merah dan kuning yang mengandung vitamin C dan B kompleks.

    “Jangan lupa pola makan sehat tetap jadi dasar penting menjaga imun,” tutup dr. Dian.

  • 8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    8 Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal, Terapkan Pola Makan Ini

    Jakarta – Batu ginjal adalah masalah kesehatan yang ditandai dengan terbentuknya endapan keras dari garam dan mineral dalam ginjal. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri hebat.

    Orang yang pernah mengalami batu ginjal kemungkinan besar akan mengalaminya lagi dalam waktu 5-10 tahun kemudian. Lakukan cara berikut ini untuk mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal.

    Cara Alami untuk Mencegah Batu Ginjal

    Terdapat beberapa cara alami untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, yaitu:

    1. Tetap Terhidrasi

    Ginjal merupakan sistem penyaringan tubuh dan membutuhkan cukup air untuk mengeluarkan urine. Dikutip dari laman Healthline, urine adalah produk limbah utama yang memungkinkan tubuh mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan.

    Jika asupan air sedikit, maka volume urine yang dikeluarkan juga sedikit. Padahal, keluaran urine yang rendah bisa menyebabkan disfungsi ginjal, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih (ISK).

    Sehingga, minum air yang cukup begitu penting untuk ginjal agar dapat membuang kelebihan limbah dengan baik.

    2. Tingkatkan Asupan Asam Sitrat

    Asam sitrat adalah asam organik yang ditemukan dalam banyak buah dan sayur. Buah-buahan yang mengandung asam sitrat di antaranya lemon dan jeruk nipis. Asam sitrat bisa membantu mencegah pembentukan dan pembesaran batu ginjal kalsium oksalat.

    3. Jangan Mengkonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi

    Menurut penelitian, suplemen vitamin C dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena batu ginjal. Sebuah studi di Swedia pada pria setengah baya dan lebih tua memperkirakan bahwa mereka yang mengkonsumsi suplemen vitamin C dua kali lebih mungkin mengalami batu ginjal.

    4. Cukupi Kalsium

    Pola makan yang kaya kalsium dikaitkan dengan penurunan risiko pembentukan batu ginjal. Dikutip dari Mayo Clinic Network, orang yang mengonsumsi makanan atau minuman kaya kalsium setiap hari bisa mengurangi jumlah oksalat yang diserap ke aliran darah. Sehingga, nantinya akan mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal baru.

    5. Tingkatkan Asupan Magnesium

    Banyak orang yang tidak mengkonsumsi magnesium dalam jumlah yang cukup. Padahal, magnesium merupakan mineral yang penting. Contoh dari asupan magnesium adalah alpukat, kacang-kacangan, dan tahu.

    Beberapa bukti mengatakan bahwa magnesium bisa membantu mencegah pembentukan batu ginjal kalsium oksalat. Adapun acuan asupan harian untuk magnesium adalah 420 mg per hari.

    6. Batasi Makanan yang Mengandung Oksalat Tinggi

    Oksalat adalah antinutrisi yang dapat ditemukan di banyak makanan nabati, misalnya sayur berdaun hijau, buah-buahan, sayur-sayuran, dan kakao. Tubuh juga memproduksi hormon tersebut dalam jumlah yang cukup besar.

    Perlu diketahui, asupan oksalat yang tinggi bisa meningkatkan ekskresi oksalat dalam urine. Oksalat bisa mengikat kalsium dan mineral lainnya, kemudian membentuk kristal yang bisa menyebabkan pembentukan batu.

    Meski demikian, penting untuk tetap melakukan konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan atau ahli gizi mengenai hal ini. Apakah kamu akan mendapat manfaat dari pembatasan makanan kaya oksalat atau tidak.

    7. Kurangi Konsumsi Protein Hewani

    Makanan yang mengandung protein hewani, seperti daging, ikan, dan susu dikaitkan dengan risiko terkena batu ginjal yang lebih tinggi. Mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani bisa meningkatkan ekskresi kalsium dan menurunkan kadar sitrat.

    8. Kurangi Asupan Garam

    Pada beberapa orang, diet tinggi garam bisa meningkatkan risiko batu ginjal. Kandungan natrium tinggi dalam garam dapur bisa meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine. Hal tersebut menjadi salah satu faktor risiko utama dari batu ginjal.

    Meski tidak terjamin 100 persen berhasil, namun setidaknya pencegahan ini dapat mengurangi risiko terbentuknya batu ginjal. Pada intinya, pastikan tetap terhidrasi dan terapkan pola makan yang baik untuk ginjal.

    (elk/kna)

  • 7 Manfaat Daun Pepaya, Salah Satunya Menyehatkan Pencernaan

    7 Manfaat Daun Pepaya, Salah Satunya Menyehatkan Pencernaan

    Jakarta – Pepaya memiliki nutrisi yang sangat baik. Ternyata tak hanya buahnya, daun pepaya juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

    Meski rasanya pahit, daun pepaya bisa digunakan sebagai obat. Terdapat vitamin A, vitamin B1, protein, lemak, hingga papain di dalamnya. Berikut sejumlah manfaat dari daun pepaya.

    7 Manfaat Daun Pepaya untuk Kesehatan

    Daun pepaya dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga mengobati gejala yang berhubungan dengan demam berdarah. Smak penjelasannya berikut ini.

    1. Mengobati Gejala yang Berhubungan dengan Demam Berdarah

    Demam berdarah adalah virus dari nyamuk yang bisa menular ke manusia. Dikutip dari laman Healthline, virus ini dapat menyebabkan gejala seperti flu, demam, kelelahan, sakit kepala, mual, muntah, serta ruam kulit.

    Salah satu obat yang untuk mengatasi gejala demam berdarah adalah daun pepaya. Menurut penelitian, ekstrak daun pepaya secara signifikan bisa meningkatkan kadar trombosit darah.

    2. Menyehatkan Fungsi Pencernaan

    Daun pepaya mengandung serat, nutrisi yang mendukung fungsi pencernaan serta senyawa unik yang bernama papain. Tak heran, jika teh dan ekstrak daun pepaya sering digunakan untuk terapi alternatif dalam meringankan gejala pencernaan seperti gas, kembung, dan mulas.

    Menurut penelitian, penggunaan suplemen bubuk papain dari pepaya mengurangi gejala pencernaan seperti sembelit dan mulas pada orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Meski demikian, belum ada penelitian ilmiah khusus yang mengevaluasi kemampuan daun pepaya untuk mengobati gangguan pencernaan jenis serupa.

    3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

    Daun pepaya kaya akan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Efek imunomodulator dari daunnya membantu tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Selain itu, vitamin C dari daun pepaya mendukung fungsi kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.

    4. Dapat Mengobati Berbagai Kondisi Kulit

    Secara tradisional, daun pepaya sudah digunakan untuk berbagai kondisi kulit, mulai dari luka, bisul, dan ruam. Dikutip dari laman Truemeds, daun pepaya mengandung enzim papain dan chymopapain yang memiliki sifat antibakteri dan anti radang yang bisa membantu mempercepat penyembuhan luka serta mengurangi peradangan pada kulit.

    Sementara itu, kandungan antioksidan yang tinggi dalam daun pepaya, seperti flavonoid dan vitamin C bisa membantu melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan stres oksidatif. Sifat tersebut menjadikan daun pepaya sebagai pengobatan alami untuk menjaga kesehatan dan keremajaan kulit.

    5. Mencegah Kanker

    Daun pepaya digunakan dalam praktik pengobatan tradisional untuk mencegah dan mengobati beberapa jenis kanker. Meski demikian penelitian yang dilakukan terkait hal ini masih kurang.

    Ekstrak daun pepaya telah menunjukkan kemampuan yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan prosta dalam penelitian tabung reaksi. Namun, belum ada bukti kemampuan penyembuhan penyakit kanker karena daun pepaya.

    6. Detoksifikasi Tubuh

    Daun pepaya dikenal karena sifat detoksifikasinya. Dikutip dari laman Sakra World Hospital, daun ini bisa mendukung kesehatan hati dan membantu tubuh menghilangkan racun.

    7. Meredakan Peradangan

    Kandungan senyawa fitokimia dari daun pepaya, seperti papain dan karpain memiliki sifat anti-inflamasi. Dikutip dari buku Daun Pepaya, Manfaat, Penggunaan, dan Khasiat dalam Kesehatan dan Kecantikan oleh Tresno Saras, hal tersebut membuat pepaya efektif dalam meredakan peradangan pada kondisi seperti arthritis dan penyakit radang lainnya.

    (elk/kna)

  • Apel hingga Nanas, 8 Buah yang Aman dan Baik untuk Ginjal

    Apel hingga Nanas, 8 Buah yang Aman dan Baik untuk Ginjal

    JAKARTA – Menjaga kesehatan ginjal bisa dimulai dari pola makan yang kaya akan antioksidan, vitamin, dan berbagai nutrisi penting.

    Bagi penderita penyakit ginjal, konsumsi buah-buahan tertentu dapat memberikan manfaat besar selama buah tersebut tidak mengandung terlalu banyak kalium dan fosfor. Berikut 8 buah yang baik untuk mendukung kesehatan ginjal, seperti dilansir dari laman Medicine Net.

    1. Stroberi

    Stroberi mengandung dua jenis fenol, yaitu antosianin dan ellagitannin yang dikenal dapat membantu meningkatkan fungsi ginjal. Selain itu, buah ini kaya antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif. Stroberi juga merupakan sumber vitamin C, mangan, serat, sifat antikanker serta anti-inflamasi yang baik bagi kesehatan secara keseluruhan.

    2. Cranberry

    Cranberry dikenal dengan kandungan anti-inflamasi dan antibakterinya yang tinggi, sehingga sangat bermanfaat bagi penderita gangguan ginjal atau infeksi saluran kemih (ISK).

    3. Blueberry

    Dalam satu cangkir blueberry terdapat sekitar 114 miligram kalium dan 18 miligram fosfor. Buah ini kaya akan antioksidan dan fitonutrien bernama antosianidin yang membantu mengurangi peradangan serta menjaga kesehatan ginjal. Blueberry juga merupakan sumber vitamin C dan mangan yang baik untuk kesehatan tulang dan kulit, serta memperlambat tanda-tanda penuaan.

    4. Raspberry

    Raspberry mengandung fitonutrien bernama asam ellagik yang membantu menetralkan radikal bebas dalam tubuh dan mencegah kerusakan sel. Buah ini juga mengandung flavonoid yang mendukung fungsi ginjal dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Raspberry adalah sumber yang baik untuk mangan, vitamin B dan C, serat, serta folat.

    5. Apel

    Satu buah apel berukuran sedang mengandung sekitar 195 miligram kalium dan 20 miligram fosfor. Apel dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, serta meredakan sembelit. Kandungan serat tinggi serta sifat anti-inflamasinya juga dapat mendukung fungsi ginjal yang sehat.

    6. Anggur

    Dalam satu cangkir anggur terdapat sekitar 288 miligram kalium dan 30 miligram fosfor. Buah ini mengandung vitamin C dan K yang cukup tinggi, dua jenis vitamin yang bila rendah dalam tubuh dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal. Anggur juga tinggi serat dan mengandung sejumlah kecil mineral seperti tembaga, mangan, dan magnesium.

    7. Nanas

    Sebagai buah dengan kadar kalium yang rendah, nanas cocok dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal. Nanas juga mengandung bromelain, enzim pencernaan yang dipercaya dapat membantu melarutkan batu ginjal.

    Selain itu, buah ini kaya akan serat dan mendukung kesehatan jantung, organ yang sering terdampak pada pasien dialisis. Nanas juga merupakan sumber vitamin C yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

    8. Buah Citrus (Jeruk, Lemon, dan Sejenisnya)

    Vitamin C sangat penting bagi kesehatan ginjal, dan buah-buahan citrus mengandung vitamin ini dalam jumlah tinggi. Mengonsumsi air lemon yang diencerkan setiap hari dapat membantu menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.