Produk: ventilator

  • Paus Fransiskus Harus Kembali Belajar Bicara usai Kena Pneumonia Ganda

    Paus Fransiskus Harus Kembali Belajar Bicara usai Kena Pneumonia Ganda

    Jakarta

    Paus Fransiskus perlahan mulai pulih pasca dirawat intensif di rumah sakit karena pneumonia ganda. Meski begitu, Paus harus kembali belajar berbicara dengan lancar lantaran dalam lebih dari tiga pekan menggunakan terapi oksigen aliran tinggi.

    Kardinal Victor Manuel Fernandez pada hari Jumat (21/2/2025) membagikan kondisi terbaru Paus. Kepala kantor doktrinal Vatikan itu menepis spekulasi Paus akan pensiun dan mengatakan Paus akan kembali ke rutinitasnya semula.

    “Paus dalam keadaan sangat baik, tetapi oksigen aliran tinggi mengeringkan semuanya. Ia perlu belajar kembali cara berbicara, tetapi kondisi fisiknya secara keseluruhan sama seperti sebelumnya,” kata Fernandez pada presentasi buku baru Paus Fransiskus tentang puisi, dikutip dari CNA.

    Paus yang berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena mengalami pneumonia ganda. Selama waktu itu, Vatikan hanya merilis satu rekaman audio singkat tentang dirinya saat berbicara, pada tanggal 6 Mar, ketika suaranya pecah, sesak napas, dan maknanya sulit dipahami.

    Dalam pembaruan kesehatan terbarunya yang dirilis pada Jumat, Vatikan mengatakan bahwa kondisi Paus tetap stabil dengan sedikit perbaikan dalam pernapasan dan mobilitas.

    Hal itu mengonfirmasi bahwa ia tidak menggunakan ventilator mekanis untuk membantu pernapasannya di malam hari sejak Senin, tetapi menerima oksigen melalui selang kecil di bawah hidungnya.

    Masih belum ada kabar resmi kapan ia akan pulang ke Vatikan. Fernandez mengatakan ia tidak tahu apakah Paus akan dipulangkan tepat waktu untuk Paskah, yang jatuh pada 20 April.

    “Ia bisa pulang, tetapi dokter ingin memastikannya 100 persen karena ia yakin bahwa dengan sedikit waktu yang tersisa, ia ingin mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri,” kata Fernandez.

    Paus Fransiskus telah mengalami beberapa kali jatuh sakit selama dua tahun terakhir dan rentan terhadap infeksi paru-paru karena ia mengalami radang selaput dada saat dewasa muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

    (naf/kna)

  • Keji, Israel Blokir Pasokan Medis untuk Warga di Gaza

    Keji, Israel Blokir Pasokan Medis untuk Warga di Gaza

    Jakarta – Israel kembali meluncurkan serangannya di Jalur Gaza, Palestina, melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas yang berlaku sejak 19 Januari. Setidaknya 400 warga Gaza dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.

    “Dalam semalam, ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Serangan udara kembali terjadi di seluruh Jalur Gaza. Laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan ratusan orang tewas … sekali lagi, warga Gaza hidup dalam ketakutan yang amat sangat,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Tom Fletcher dalam keterangannya dikutip dari laman United Nation, Rabu (19/3/2025).

    Dalam laporan situasi terbarunya, badan kemanusiaan PBB Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) mengatakan bahwa peralatan rumah sakit masih menunggu untuk masuk ke Gaza termasuk 20 ventilator untuk unit perawatan intensif neonatal dan sembilan inkubator bayi baru lahir portabel.

    OCHA menambahkan bahwa pemboman Israel yang baru menambah tekanan pada sumber daya kesehatan, seraya mencatat bahwa direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr Munir Al Bursh, telah meminta rumah sakit lapangan, tempat tidur, dan ruang operasi untuk membantu memenuhi permintaan menyusul pemboman Israel yang baru.

    Penilaian PBB menemukan bahwa tidak ada rumah sakit di Gaza yang berfungsi penuh dan bahwa 13 rumah sakit dan empat rumah sakit lapangan masih tidak berfungsi, sementara perintah pemindahan terbaru Israel mencakup wilayah yang memiliki setidaknya tiga fasilitas perawatan kesehatan primer (PHC) dan satu rumah sakit lapangan.

    Menurut Kementerian Kesehatan (MoH) di Gaza, hingga pukul 12:00 siang pada Selasa (18/3) 404 orang tewas dan 562 lainnya luka-luka sejak Israel membombardir. Banyak jenazah masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. Pertahanan Sipil Palestina (PCD) menyatakan bahwa di antara lebih dari 400 orang yang tewas, terdapat lebih dari 170 anak-anak dan 80 wanita.

    (kna/kna)

  • Kebakaran di Klub Malam Makedonia Utara, 59 Orang Tewas

    Kebakaran di Klub Malam Makedonia Utara, 59 Orang Tewas

    Laporan Dunia Hari ini kembali dengan berita utama di beberapa belahan dunia selama 24 jam terakhir.

    Berita utama kami hadirkan dari Makedonia.

    Kebakaran klub menewaskan puluhan orang

    Kebakaran melanda sebuah klub malam yang ramai di kota Kocani, Makedonia Utara, hingga menewaskan 59 orang dan melukai lebih dari 150 orang.

    Pihak berwenang menangkap sekitar 20 orang terkait dengan kebakaran tersebut, termasuk pejabat pemerintah dan manajer klub malam Pulse, yang tidak memiliki izin resmi.

    “Kami punya alasan untuk mencurigai adanya korupsi dalam kasus ini,” kata Menteri Dalam Negeri Pance Toskovski.

    Ia mengonfirmasi kebakaran yang terjadi sekitar pukul 3 pagi waktu setempat itu disebabkan oleh “alat kembang api” yang percikannya memicu kobaran api.

    Ia mengatakan ada 500 orang di dalam klub itu saat kebakaran terjadi dengan 20 orang mengalami luka kritis.

    Dana media Amerika dipangkas

    Presiden AS Donald Trump memangkas dana untuk beberapa organisasi media termasuk Voice of America, Radio Free Asia, dan Radio Free Europe.

    Hampir 1.300 staf VOA, termasuk seksi Indonesia-nya, telah dianggap “cuti.”

    Seorang perwakilan Kongres AS mengatakan tindakan ini akan merugikan pengaruh Amerika di negara-negara yang diperintah otoriter.

    Pemotongan dana tersebut dilakukan setelah Kongres meloloskan RUU pendanaan terbaru pada Jumat malam waktu Amerika Serikat.

    Menurut laporan terbaru lembaga tersebut kepada Kongres, USAGM mempekerjakan sekitar 3.500 orang dan memiliki anggaran sebesar $US886 juta pada tahun 2024.

    Vatikan rilis foto Paus Fransiskus

    Foto pertama sejak Paus dirawat di rumah sakit itu memperlihatkan dia dari belakang, duduk menghadap altar di kapel di rumah sakit tersebut.

    Paus berusia 88 tahun itu tampak bernapas tanpa bantuan, tidak terlihat oksigen tambahan yang telah diberikan kepadanya selama ia dirawat di rumah sakit.

    Vatikan mengatakan foto tersebut diambil pada hari Minggu (16/03), ketika Paus merayakan misa di kapel tersebut.

    Paus dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari dengan infeksi pernapasan parah yang memerlukan perawatan lanjutan.

    Vatikan mengatakan Fransiskus berangsur-angsur membaik dan menggunakan lebih sedikit ventilator mekanis pada malam hari untuk membantu pernapasan.

    Pria California menang gugatan $50 juta gara-gara teh Starbucks

    Seorang pengantar makanan memenangkan gugatan hukum senilai $50 juta (sekitar Rp815 miliar) setelah mengalami luka bakar serius saat minuman Starbucks tumpah di pangkuannya di drive-through California.

    Juri Los Angeles County menjatuhkan putusan atas gugatan Michael Garcia, yang menjalani cangkok kulit dan prosedur lain pada alat kelaminnya setelah minuman teh berukuran besar tumpah saat ia mengambilnya pada 8 Februari 2020.

    Menurut pengacaranya, Michael menderita cacat permanen yang mengubah hidupnya.

    Garcia menyalahkan Starbucks atas cederanya dengan mengatakan karyawan gerai itu menyimpan teh dengan semestinya ke tempatnya untuk dibawa pulang.

    “Putusan juri ini merupakan langkah penting dalam meminta pertanggungjawaban Starbucks atas pengabaian yang mencolok terhadap keselamatan pelanggan dan kegagalan untuk menerima tanggung jawab,” kata salah satu pengacara Garcia, Nick Rowley.

    Starbucks mengatakan bersimpati dengan Garcia tetapi berencana untuk naik banding.

  • Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem, Hanya Minum Air hingga Berat Badannya 24 Kg

    Wanita Ini Meninggal Usai Diet Ekstrem, Hanya Minum Air hingga Berat Badannya 24 Kg

    Jakarta

    Seorang gadis berusia 18 tahun dari Thalassery, Kerala, India meninggal setelah menjalani diet ‘hanya air’ dalam upaya menurunkan berat badan. Wanita tersebut tidak makan makanan yang layak selama hampir enam bulan dan bertahan hidup dengan air panas untuk menurunkan berat badan.

    Sreenanda, penduduk asli Meruvambai Thalassery yang meninggal pada hari Minggu, mengikuti tips diet penurunan berat badan yang dibagikan secara daring.

    “Berat badannya hanya 24 kg, terbaring di tempat tidur. Kadar gula, natrium, dan tekanan darahnya rendah. Ia harus menggunakan ventilator. Namun kondisinya tidak membaik, dan ia meninggal dunia,” kata dr Nagesh Manohar Prabhu, seorang dokter konsultan di Rumah Sakit Koperasi Thalaserry, dikutip dari NDTV.

    “Tekanan darah dan denyut nadinya sangat lemah. Kadar gula darahnya berada pada level 40-50 dan kadar elektrolitnya sangat rendah. Organ-organ dalamnya, termasuk lambung dan usus, mengalami kerusakan akibat asupan makanan yang sangat rendah,” katanya.

    Dokter di rumah sakit Thalassery juga menyebutkan bahwa wanita tersebut mengidap gangguan makan anoreksia. Anoreksia adalah gangguan makan yang membuat pengidapnya sangat takut untuk menambah berat badan.

    Pengidap anoreksia sering kali membatasi jumlah atau jenis makanan yang mereka makan untuk mencegah penambahan berat badan atau terus menurunkan berat badan. Mereka dapat mengambil tindakan drastis untuk menurunkan berat badan yang dapat membuat mereka berisiko tinggi mengalami cedera fisik serius dan kematian.

    Insiden ini menyoroti bahaya mengikuti tren diet secara membabi buta, khususnya yang dipromosikan di media sosial. Puasa air dan banyak tren diet lainnya telah mendapatkan popularitas di berbagai platform media sosial selama beberapa tahun terakhir. Namun, metode tersebut sangat berisiko dan berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan bahkan kematian.

    (suc/suc)

  • Remaja Meninggal usai Jalani ‘Water Diet’, Bobotnya Cuma 24 Kg karena Ogah Makan

    Remaja Meninggal usai Jalani ‘Water Diet’, Bobotnya Cuma 24 Kg karena Ogah Makan

    Jakarta

    Seorang gadis berusia 18 tahun di India meninggal karena kelaparan parah setelah menjalani diet air ekstrem selama berbulan-bulan berdasarkan video YouTube. Dokter mengatakan dia mengalami anoreksia, gangguan makan yang mengancam jiwa, dan menderita komplikasi parah, termasuk kekurangan gizi dan perut serta kerongkongan yang mengecil.

    “Berat badannya hanya 24 kg, terbaring di tempat tidur. Kadar gula, natrium, dan tekanan darahnya rendah. Dia harus menggunakan ventilator. Namun kondisinya tidak membaik, dan dia meninggal.” kata Dr Nagesh Prabhu yang menangani gadis itu dikutip dari NDTV, Selasa (11/3/2025).

    Gadis yang diidentifikasi sebagai Sreenanda, dari negara bagian Kerala di India selatan ini meninggal pada Minggu (9/3) setelah enam bulan menjalani diet air. Pola makan ini membuatnya hanya minum air berhari-hari tanpa makan yang cukup.

    Menurut kerabatnya, dia biasa menyembunyikan makanan yang diberikan orang tuanya, dan bertahan hidup dengan air panas.

    “Pasien akhirnya kehilangan rasa lapar, dan dalam kasus Sreenanda, kadar natrium dan gulanya anjlok hingga tak dapat diperbaiki,” kata Dr Prabhu.

    Laporan menunjukkan bahwa remaja tersebut telah menjalani diet tanpa pengawasan yang terinspirasi oleh video YouTube, yang secara drastis membatasi asupan makanannya selama berbulan-bulan dan keluarganya tidak menyadari betapa seriusnya gangguan makan yang dialaminya.

    “Saya kira mereka tidak menyadari keseriusannya dan menganggapnya remeh sebagai kondisi anak muda yang tidak cukup makan,” tambah Dr Prabhu.

    Anoreksia adalah gangguan makan sekaligus kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang percaya bahwa mereka kelebihan berat badan, meskipun sebenarnya berat badan mereka kurang atau normal.

    Kondisi ini dapat muncul akibat kombinasi berbagai faktor, termasuk genetika, stres, trauma, tekanan teman sebaya, perundungan, pelecehan, kritik terhadap citra tubuh, dan sifat kepribadian obsesif atau kompulsif.

    (kna/kna)

  • Banjir di RSUD Kota Bekasi Mulai Surut, Pelayanan Mulai Berjalan

    Banjir di RSUD Kota Bekasi Mulai Surut, Pelayanan Mulai Berjalan

    Jakarta

    Sejumlah titik di Kota Bekasi, Jawa Barat, sempat lumpuh karena banjir. Beberapa fasilitas publik seperti mal sampai rumah sakit sempat terimbas banjir.

    Pantauan detikcom pada Rabu (5/3) di RSUD Kota Bekasi, banjir tampak mulai surut. Petugas kebersihan RSUD mulai melakukan bersih-bersih di area gedung E dan F yang sebelumnya tergenang.

    “Semalam emang banyak juga yang dievakuasi, karena butuh ventilator dan lain-lain. Banjir di bawah, basementnya (masih) banjir,” kata seorang security di lokasi.

    Proses pembersihan area rumah sakit juga masih dilakukan. Saat ini lift masih tidak bisa digunakan.

    Sebelumnya diberitakan setidaknya 4 fasilitas kesehatan di Kota Bekasi, Jawa Barat terdampak akibat banjir. RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi termasuk salah satu fasilitas kesehatan yang terdampak.

    Direktur RSUD Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengatakan banjir menyebabkan kelumpuhan listrik terutama di gedung E dan F. Beberapa pelayanan juga ditiadakan akibat pemadaman listrik seperti MRI, CT Scan, cathlab dan hemodialisis.

    “Evakuasi pasien-pasien ICU untuk bisa di evakuasi ke gedung A ke ruang ICU yang bisa akses listrik,” kata Kusnanto dalam keterangannya di Instagram RSUD Kota Bekasi @rsudcambekasi, Selasa (4/3).

    (kna/kna)

  • 6
                    
                        Tragedi Banjir di Bekasi, Bukan Sekadar Siklus 5 Tahunan
                        Megapolitan

    6 Tragedi Banjir di Bekasi, Bukan Sekadar Siklus 5 Tahunan Megapolitan

    Tragedi Banjir di Bekasi, Bukan Sekadar Siklus 5 Tahunan
    Editor
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Senin malam mengakibatkan banjir besar di Bekasi, Jawa Barat.
    Sejumlah kawasan yang sebelumnya langganan banjir kembali tenggelam, bahkan kali ini dengan ketinggian air yang lebih ekstrem.
    Ribuan warga terdampak, fasilitas umum lumpuh, dan aktivitas masyarakat terhenti.
    Lalu, apakah ini hanya siklus lima tahunan, atau ada yang lebih mendalam dari sekadar pola cuaca?
    Perumahan Kemang IFI dan Pondok Gede Permai (PGP) menjadi dua lokasi terdampak paling parah.
    Di Kemang IFI, air mencapai ketinggian 3,5 meter, menenggelamkan rumah-rumah hingga hanya atapnya yang terlihat.
    Warga yang tak sempat mengungsi terjebak di lantai dua rumah mereka, menunggu bantuan datang.
    Situasi ini bahkan lebih buruk dibandingkan banjir besar pada 2020.
    Berdasarkan siaran langsung akun TikTok @mochimaiza, suasana di lokasi tampak sepi tanpa aktivitas warga.
    “Untuk daerah yang lebih tinggi saja, yang biasanya tidak banjir, kali ini kena banjir,” katanya dalam siaran langsung.
    Bahkan, banjir kali ini disebut lebih parah dibandingkan peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 2020.
    Di Perumahan Bekasi Timur Regency 1, Kecamatan Mustika Jaya, ketinggian air berkisar antara 20-30 cm.
    Namun, di Jatiasih, lebih dari 11 RW terdampak dengan ketinggian air di beberapa titik melebihi tiga meter.
    Camat Jatiasih, Ashari, menyebut banjir di wilayahnya disebabkan oleh curah hujan tinggi serta limpasan air kiriman dari Bogor.
    “Pertama di Pondok Gede Permai itu ada tiga sampai empat RW, kemudian di Villa Jatirasa RW 11 dan RW 12, lalu Pondok Mitra Lestari, serta Kemang IFI,” ujarnya.
    Pemerintah setempat melakukan evakuasi terhadap kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak.
    “Untuk wilayah Jatirasa, kami sudah lakukan evakuasi terhadap satu keluarga yang terdiri dari ibu hamil dan anak-anak, serta beberapa lansia. Mungkin lebih dari 10 orang sudah dievakuasi,” kata Ashari.
    Banjir tidak hanya melumpuhkan pemukiman warga, tetapi juga fasilitas penting.
    RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi mengalami pemadaman listrik total akibat panel listrik di Gedung E dan F terendam.
    Pasien-pasien di dua gedung tersebut harus dievakuasi ke Gedung A, yang masih mendapat pasokan listrik dari genset.
    “Iya sekarang padam total,” ujar Direktur Utama RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Kusnanto Saidi.
    Namun, ia memastikan pasien tetap mendapat bantuan alat ventilator berkat genset di atas gedung.
    “Jadi aman dari banjir,” katanya.
    Sementara itu, Stasiun Bekasi juga terdampak. Listrik di stasiun harus mengandalkan genset, menyebabkan eskalator dan lift tidak beroperasi.
    Kendati demikian, perjalanan kereta Commuter Line Bekasi atau Cikarang tetap berjalan meskipun genangan air tampak di sekitar stasiun.
    “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami imbau selalu ikuti aturan dan arahan petugas serta tetap menjaga keselamatan,” tulis pengumuman @commuterline.
    Banjir turut menggagalkan berbagai agenda penting, salah satunya pertandingan Liga 1 antara Persija Jakarta dan PSIS Semarang di Stadion Patriot Candrabhaga.
    Air menggenangi area vital stadion, termasuk gardu listrik, ruang ganti pemain, dan akses utama, memaksa panitia menunda pertandingan hingga waktu yang belum ditentukan.
    “Penundaan ini akibat fasilitas vital stadion yang terendam air, seperti gardu listrik, ruang genset, ruang ganti pemain, ruang HB, dan beberapa ruang penting lainnya,” demikian keterangan resmi dari Persija.
    Lokasi dan jadwal baru pertandingan pun akan diputusan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB).
    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menyoroti, banjir besar ini terjadi dengan pola yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni 2016 dan 2020.
    “Kalau dilihat ini hampir seperti rutinitas lima tahunan. Tahun 2016, 2020, dan sekarang 2025, ritmenya selalu lima tahunan,” ungkapnya.
    Namun, banyak pihak menilai bahwa bencana ini bukan sekadar fenomena siklus lima tahunan, melainkan akumulasi dari berbagai faktor, termasuk pengelolaan tata ruang yang buruk, alih fungsi lahan, dan drainase yang tidak memadai.
    Pemerintah berupaya mempercepat surutnya air dengan pemompaan dan membuka posko bantuan di berbagai titik.
    Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyebut bahwa hampir seluruh kantor kecamatan terdampak banjir telah disiapkan posko, baik untuk pengungsian, kesehatan, maupun dapur umum.
    “Hampir seluruh kantor kecamatan terdampak banjir disiapkan posko, baik posko pengungsian, kesehatan, maupun dapur umum,” kata Harris.
    Abdul menyampaikan, Pemkot Bekasi memiliki beberapa perahu karet, namun sebagian besar tidak bermesin.
    “Kalau perahu karet tidak bermesin, arusnya cukup kuat. Namun, perahu karet dengan mesin, akan bermasalah ketika mendekat ke rumah karena banyak kabel,” ucapnya.
    Banjir kali ini adalah pengingat bahwa mitigasi bencana harus lebih dari sekadar reaksi tahunan.
    Sebab, jika terus dibiarkan, siapa yang bisa menjamin bahwa lima tahun ke depan tidak akan ada tragedi serupa?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran

    Kesehatan Paus Kembali Mengalami Kemunduran

    Jakarta

    Dunia Hari Ini edisi Selasa, 4 Maret 2025 kembali dengan laporan dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.

    Berita utama kami hadirkan dari Vatikan.

    Kondisi kesehatan Paus Fransiskus

    Vatikan mengatakan Paus Fransiskus mengalami dua episode gangguan pernapasan akut, karena “akumulasi lendir endobronkial yang signifikan.”

    Untuk membantu pernapasannya, Paus harus kembali menggunakan “ventilator mekanis non-invasif.”

    Menurut pernyataan tersebut, Paus juga mengalami bronkospasme yang mirip dengan serangan asma.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Dokter harus melakukan dua bronkoskopi untuk mengevaluasi saluran udaranya dan Vatikan mengatakan prognosis Paus tetap “terjaga”, yang berarti dia kondisi kesehatannya masih berisiko.

    Mobil menabrak kerumunan orang di Jerman

    Insiden mobil menabrak kerumunan terjadi di kota Mannheim, Jerman Barat, Senin kemarin, saat pawai karnaval untuk menyambut pekan puasa bagi umat nasrani dimulai.

    Pengemudi mobil ditangkap dan polisi mengatakan tidak ada ancaman lanjutan bagi publik.

    Seorang saksi mata mengatakan melihat orang-orang terkapar di tempat kejadian dan setidaknya dua orang sedang diresusitasi.

    Media Jerman melaporkan setidaknya 25 orang cedera dan tersangka yang ditahan adalah seorang pria berusia 40 tahun dari Jerman, namun identitasnya masih belum dibuka oleh polisi.

    Siklon tropis diprediksi menerjang Brisbane

    Badan Metereologi di Australia memprediksi Siklon Tropis Alfred akan menerjang pinggiran utara Brisbane, hingga melintasi pantai selatan Sunshine Coast.

    Siklon tropis ini akan membawa curah hujan dari 200 hingga 400 milimeter.

    “Namun, kami bahkan dapat melihat curah hujan terisolasi sebesar 500 hingga 700 milimeter, terutama di wilayah dari Gold Coast hingga ke Northern Rivers,” kata ahli meteorologi Jonathan How.

    Angin kencang diperkirakan akan terjadi dalam 24 hingga 28 jam ke depan.

    Drone diduga milik China terlihat di Papua Nugini

    Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko mengaku tidak diberi tahu tentang drone yang terbang ke wilayah udara negaranya.

    Drone tersebut dilihat oleh warga setempat saat terbang di atas Desa Mabaduan di Papua Nugini.

    Peristiwa itu terjadi hampir di waktu yang sama ketika Jiangkai milik Angkatan Laut China, Hengyang, melewati Selat Torres pada tanggal 11 Februari.

    Dr Malcolm Davis, analis senior strategi dan kapabilitas pertahanan di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan sulit untuk mengidentifikasi pesawat nirawak tersebut dari rekaman video.

    “Dugaan saya, ini adalah pesawat nirawak pengintai yang diluncurkan dari salah satu kapal angkatan laut [China] untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang aktivitas di sekitar Gugus Tugas China,” kata Dr Davis.

    [MAP]

  • Kondisinya Stabil, Paus Fransiskus Tidak Lagi Menggunakan Ventilator

    Kondisinya Stabil, Paus Fransiskus Tidak Lagi Menggunakan Ventilator

    JAKARTA – Otoritas Vatikan pada Hari Senin mengumumkan Paus Fransiskus beristirahat dengan baik semalam dan dalam kondisi stabil saat menjalani perawatan di rumah sakit yang sudah memasuki hari ke-18.

    Paus yang berusia 88 tahun tidak lagi memerlukan penggunaan ventilasi mekanis untuk bernapas dan tidak mengalami demam, kata Vatikan dalam pembaruan medis terbarunya pada Minggu malam.

    “Paus beristirahat dengan baik sepanjang malam,” sebut pembaruan informasi dari Vatikan pada Hari Senin, melansir Reuters 3 Maret.

    Adapun pembaruan medis lengkap tentang kondisi Paus Fransiskus diharapkan pada Senin malam.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma, Italia pada tanggal 14 Februari dengan masalah pernapasan parah yang dengan cepat berubah menjadi pneumonia ganda, infeksi serius di kedua paru-paru yang dapat meradang dan melukainya, sehingga sulit bernapas.

    Pembaruan Vatikan tentang kondisi Paus semakin membaik sejak Jumat, ketika Paus mengalami penyempitan saluran pernapasan, mirip dengan serangan asma, yang mengharuskannya untuk disedot.

    Pada Minggu malam, Vatikan mengatakan kondisi Paus stabil dan ia tidak lagi memerlukan penggunaan apa yang digambarkan sebagai “ventilasi mekanis non-invasif”.

    Namun, pernyataan tersebut mengatakan dokter merahasiakan prognosis Paus karena kondisinya yang rumit, yang berarti ia masih dalam bahaya.

    Paus Fransiskus telah mengalami beberapa kali sakit selama dua tahun terakhir dan rentan terhadap infeksi paru-paru karena ia menderita radang selaput dada saat dewasa muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

    Paus tidak terlihat di depan umum sejak masuk rumah sakit, ketidakhadirannya yang terlama sejak kepausannya dimulai pada Maret 2013, dan dokternya belum mengatakan berapa lama perawatannya akan berlangsung.

  • Paus Fransiskus Sempat Kena Serangan Bronkospasme, Begini Kondisinya Sekarang

    Paus Fransiskus Sempat Kena Serangan Bronkospasme, Begini Kondisinya Sekarang

    Jakarta – Paus Fransiskus dinyatakan terkena serangan bronkospasme pada Jumat. Kondisinya kini disebut sudah kembali stabil hingga pemantauan pada Minggu pagi oleh dokter dan staf medis di Rumah Sakit Gemelli. Ia bahkan tidak lagi memerlukan penggunaan ventilasi mekanis untuk bernapas, demikian pengumuman Vatikan yang menunjukkan tanda kemajuan saat Paus berusia 88 tahun itu berjuang melawan pneumonia bilateral.

    Fransiskus telah berada di rumah sakit Gemelli di Roma selama lebih dari dua minggu. Ia dirawat pada tanggal 14 Februari dengan infeksi pernapasan parah yang memicu komplikasi lainnya.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil sepanjang hari,” kata informasi terbaru tentang kondisi Paus pada hari Minggu, dikutip dari Reuters.

    Meski tidak lagi memerlukan penggunaan ventilasi mekanis non-invasif, Paus masih harus terus menerima oksigen melalui selang kecil di bawah hidungnya.

    Pernyataan itu juga mengatakan Paus tidak mengalami demam pada hari Minggu. Dokter masih merahasiakan prognosisnya karena kompleksitas gambaran klinis, artinya Paus belum terbebas dari bahaya.

    Paus Fransiskus mengalami penyempitan saluran pernapasan akibat bronkospasme pada hari Jumat, mirip dengan serangan asma, yang mengharuskannya untuk ditempatkan sementara pada ventilator.

    Sudah lebih dari 17 hari dirawat intensif di RS, Paus Fransiskus sebelumnya bertemu dengan dua pejabat Vatikan pada Minggu dan mengucapkan terima kasih untuk para simpatisan atas doa dan dukungan mereka dalam sebuah pesan tertulis.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa Anda,” kata Fransiskus dalam sebuah catatan yang dirilis oleh Vatikan sebagai pengganti doa Minggu biasanya bersama para peziarah, yang tidak dapat dipimpin oleh Paus untuk minggu ketiga berturut-turut.

    “Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan orang-orang. Saya merasa seolah-olah saya ‘digendong’ dan didukung oleh semua umat Tuhan,” kata pesan itu.

    Bronkospasme adalah kontraksi pada saluran udara yang dapat membuat Anda sulit bernapas. Kondisi kesehatan tertentu, seperti asma, dan pemicu lingkungan, seperti bahan kimia atau udara dingin, dapat memicunya.

    Apa Itu Bronkospasme?

    Bronkospasme merupakan pengetatan otot-otot yang melapisi saluran udara (bronkus) di paru-paru. Ketika otot-otot ini mengencang, saluran udara menyempit. Hal ini dapat mencegah udara masuk atau keluar dari paru-paru seseorang.

    Kondisi tersebut ikut membatasi jumlah oksigen yang masuk ke dalam darah dan jumlah karbon dioksida yang keluar dari darah.

    Bronkospasme sering memengaruhi orang-orang dengan asma dan alergi. Hal ini berkontribusi terhadap gejala asma seperti mengi dan sesak napas.

    Gejala bronkospasme

    Ketika mengalami bronkospasme, dada terasa sesak dan mungkin sulit bernapas. Gejala lainnya meliputi:

    mengi (suara siulan saat bernapas)nyeri dada atau sesakbatukkelelahanpusing

    Penyebab bronkospasme

    Setiap pembengkakan atau iritasi pada saluran napas dapat menyebabkan bronkospasme. Kondisi ini umumnya menyerang pengidap asma.

    Faktor lain yang dapat menyebabkan bronkospasme meliputi:

    penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sekelompok kondisi paru-paru yang meliputi bronkitis kronis dan emfisemaalergen, seperti debu dan bulu hewan peliharaanasap kimiaanestesi umum selama operasiinfeksi paru-paru atau saluran napasolahragacuaca dinginmenghirup asap dari apimerokok, termasuk tembakau dan obat-obatan terlarang

    (naf/kna)