Produk: ventilator

  • Ekspor Produk Alat Kesehatan RI Tembus Rp 4,58 T

    Ekspor Produk Alat Kesehatan RI Tembus Rp 4,58 T

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat nilai ekspor alat kesehatan pada 2024 mencapai US$ 273 juta atau Rp 4,58 triliun (kurs Rp 16.800). Selain itu transaksi produk alkes di e-katalog meningkat 48% pada tahun 2024.

    “Selain itu, data ekspor alat kesehatan juga mengalami peningkatan sejak tahun 2019, di mana ekspor alat kesehatan pada tahun 2024 lebih dari US$ 273 juta,” ungkap Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan dalam keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

    Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menyebut industri alat kesehatan memiliki potensi besar dalam memacu perekonomian nasional.

    “Industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor yang masuk kategori high demand. Kondisi ini perlu dimanfaatkan dengan baik dan optimal, termasuk untuk mewujudkan kemandirian Indonesia di sektor industri alat kesehatan,” kata Setia.

    Melihat potensi industri alat kesehatan di Indonesia, berdasarkan data SIINas, saat ini sudah ada 393 perusahaan alat kesehatan yang terdaftar memproduksi berbagai produk alat kesehatan, antara lain produk tempat tidur rumah sakit, alat suntik, tensimeter, elektromedik, ventilator dan lain sebagainya.

    Untuk memperkuat ekosistem industri alat kesehatan, Kemenperin telah melakukan kajian mengenai penguatan bahan baku melalui pembentukan Hub Bahan Baku Alat Kesehatan.

    Inisiatif ini bertujuan untuk menjembatani kebutuhan bahan baku dalam negeri dengan para produsen lokal, sehingga industri dalam negeri bisa lebih berdaya saing dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar secara nasional.

    Sebagai bagian dari alat kesehatan elektromedis, ultrasonografi (USG) memiliki banyak fungsi dalam bidang medis, mulai dari memantau perkembangan janin selama kehamilan hingga mendeteksi masalah pada organ tubuh. Sehingga saat ini keberadaan industri USG dalam negeri akan mendukung kemandirian alat kesehatan nasional.

    Dalam pengembangan sebuah produk, produk USG merupakan produk yang kompleks, memerlukan kolaborasi lintas disiplin, mulai dari elektronika, permesinan, kedokteran, software, precision engineering, hingga uji klinis dan sertifikasi medis.

    “Serta tahapan pengembangan produk yang panjang mulai dari desain awal, prototipe, pengujian, produksi, distribusi, instalasi dan training terhadap tenaga kesehatan (user),” ujar Solehan.

    Menurutnya, Kemenperin mengapresiasi industri dalam negeri seperti GE Healthcare yang telah berhasil menghadirkan produk USG secara mandiri. Ini menunjukkan bahwa kemampuan industri nasional semakin siap naik kelas.

    Di samping itu, Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin juga gencar mendorong penguatan industri komponen lokal, agar produk USG ini tidak hanya dirakit di Indonesia, tetapi benar-benar tumbuh dari ekosistem dalam negeri.

    “Selanjutnya adalah pemanfaatan teknologi digital dan manufaktur cerdas, agar kualitas dan efisiensi produksi dapat ditingkatkan. Pada akhirnya akan meningkatkan kemitraan dengan sektor riset dan pendidikan tinggi, agar inovasi terus mengalir dan tidak berhenti di satu generasi produk saja,” papar Solehan.

    Menurutnya, Kemenperin menyadari masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku industri alat kesehatan dalam negeri, misalnya ketersediaan bahan baku lokal khususnya untuk bahan baku medical grade yang perlu terus ditingkatkan.

    Selanjutnya, skala produksi yang harus didorong agar kompetitif secara ekonomi, melalui perluasan pasar, baik domestik maupun ekspor, yang membutuhkan dukungan regulasi seperti insentif bagi industri dan promosi bersama.

    (ily/ara)

  • Sleeping Prince Saudi ‘Tidur’ Selama 20 Tahun, Bisakah Pasien Bangun dari Koma?

    Sleeping Prince Saudi ‘Tidur’ Selama 20 Tahun, Bisakah Pasien Bangun dari Koma?

    Jakarta

    Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal dari Arab Saudi, yang dikenal sebagai ‘Sleeping Prince’, memasuki usia 36 tahun pada 18 April 2025. Tahun ini juga menandai dua dekade Pangeran Arab ini dalam kondisi koma.

    Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal telah koma sejak tahun 2005 akibat mengalami perdarahan otak akibat kecelakaan mobil saat belajar di perguruan tinggi militer di London. Sejak saat itu, ia menggunakan ventilator dan berada di bawah pengawasan medis yang konstan.

    Saat ini, sang ‘Sleeping Prince’ dirawat di King Abdulaziz Medical City di Riyadh, di bawah perawatan tim medis spesialis. Meskipun para ahli menganggap pemulihan setelah koma yang berkepanjangan tidak mungkin terjadi, beberapa orang berharap bahwa terobosan medis di masa mendatang dapat membawa perubahan.

    Seseorang yang koma terkadang dapat terbangun setelah berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan puluhan tahun setelah mereka pingsan. Salah satu kasus terlama adalah kasus Munira Abdulla, seorang wanita yang mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada tahun 1991 dan terbangun 27 tahun kemudian.

    Namun, apa yang membuat seseorang terbangun dari koma, keadaan tidak sadarkan diri yang berkepanjangan?

    “Jawaban singkatnya adalah kita tidak benar-benar tahu,” kata Martin Monti, seorang profesor psikologi di Universitas California, Los Angeles (UCLA) yang mempelajari koma kepada Live Science.

    “Itulah sebabnya kita masih belum memiliki banyak intervensi untuk membantu orang pulih,” sambung dia.

    Next: Bagaimana koma bisa terjadi?

    Koma terjadi ketika otak terganggu, baik karena cedera, peradangan atau infeksi. Sebelum seseorang bangun dari koma, otaknya perlu pulih terlebih dahulu dengan menumbuhkan kembali neuron yang rusak atau memperluas jaringan otak lain untuk mengambil alih fungsi otak yang cedera.

    Namun, pemulihan jaringan otak ini saja tidak cukup karena koma memperlambat aktivitas otak. Jadi, dalam kondisi ini, jaringan otak tidak berkomunikasi seefisien biasanya. Otak mungkin memerlukan semacam dorongan awal untuk kembali bersemangat dan membuat seseorang bangun.

    “Semua orang mempercayainya, dan itu sangat, sangat masuk akal,” kata Monti tentang teori dorongan awal. “Namun, kami tidak memiliki data yang bagus tentangnya.”

    Jadi, apa yang berpotensi memicu lonjakan tersebut di otak? Salah satu caranya adalah, kata Monti, dokter menggunakan amantadine, obat yang diyakini dapat meningkatkan jumlah dopamin di otak. Selain itu cara lain seperti deep brain simulator sampai metode ultrasound terfokus bisa dilakukan untuk memulihkan kondisi otak pasien koma.

    Secara keseluruhan, bagaimana dan mengapa orang terbangun dari koma, baik dengan sendirinya atau dengan bantuan obat atau terapi, sebagian besar masih menjadi misteri. Dan seiring para ilmuwan semakin dekat untuk memecahkannya, mereka mungkin dapat membangunkan orang dari koma dengan lebih cepat.

  • Sleeping Prince Saudi ‘Tidur’ Selama 20 Tahun, Bisakah Pasien Bangun dari Koma?

    Kabar Terkini ‘Sleeping Prince’ Arab Saudi yang Koma 20 Tahun, Baru Saja Ultah Ke-36

    Jakarta

    Meskipun dunia terus bergerak menuju modernitas dan kesetaraan di banyak negara, kehidupan para bangsawan tetap memikat perhatian. Baik bangsawan Inggris maupun keluarga kerajaan Arab Saudi, mereka masih menjadi sorotan hingga hari ini.

    Kehidupan para bangsawan kerap terlihat penuh kemewahan dan hak istimewa, namun di balik tembok-tembok istana yang berlapis emas, tersimpan kisah-kisah penuh kesedihan yang tak terbayangkan.

    Salah satu kisah yang paling memilukan adalah kisah Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal dari Arab Saudi, yang kini dikenal dengan sebutan ‘Sleeping Prince’.

    Kabar terbaru, Pangeran Al-Waleed merayakan ulang tahunnya yang ke-36 pada 18 April 2025. Meski begitu, ia tetap tidak menyadari tahun-tahun yang telah berlalu dan dikenal sebagai ‘Sleeping Prince’.

    Selama 20 tahun terakhir, ia terperangkap dalam koma, dunia sunyi yang dimasukinya setelah mengalami kecelakaan lalu lintas hebat pada 2005, saat ia tengah mengejar mimpinya di sebuah perguruan tinggi militer.

    Saat ini, Pangeran Al-Waleed masih terbaring dan dirawat di King Abdulaziz Medical City, Riyadh, dengan bantuan mesin penunjang kehidupan. Menurut Roya News, selama 20 tahun terakhir, ia bergantung pada ventilator dan menerima nutrisi melalui selang makanan.

    “Pangeran tersebut tetap menggunakan alat bantu hidup, bergantung pada ventilasi mekanis dan selang makanan,” tulis Roya News, dikutip dari India Times.

    “Gerakan terakhir yang terdokumentasi terjadi pada 2019, ketika ia menunjukkan tanda-tanda kesadaran terbatas melalui gerakan kecil, seperti mengangkat jari atau sedikit menggerakkan kepala, meskipun momen-momen ini belum menunjukkan kembalinya kesadaran penuh,” lanjutnya.

    Meskipun kondisi tersebut memberi secercah harapan bagi keluarganya, kesadaran penuh tetap terasa jauh dari jangkauan. Ketika para dokter sempat menyarankan untuk menghentikan penggunaan alat bantu hidup, ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, menolak dan memilih untuk terus memperjuangkan hidup putra kesayangannya.

    “Jika Tuhan menghendaki dia meninggal dalam kecelakaan itu, dia pasti sudah berada di dalam kuburnya sekarang,” ujar sang ayah.

    Sementara itu, Putri Reema, ibu Pangeran Al-Waleed, juga mengungkapkan keyakinannya bahwa roh putranya tetap hadir bersama keluarga mereka, sebagaimana dilaporkan.

    (suc/suc)

  • Kemenperin: ekspor alkes nasional capai 273 juta dolar AS pada 2024

    Kemenperin: ekspor alkes nasional capai 273 juta dolar AS pada 2024

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, pada 2024 ekspor alat kesehatan (alkes) nasional mencapai nilai 273 juta dolar AS (Rp4,6 triliun), dan peningkatan transaksi produk alkes dalam negeri pada e-katalog mencapai 48 persen.

    Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Solehan di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa peluncuran dua produk ultrasound oleh GE Healthcare merupakan bukti bahwa industri alkes Indonesia siap naik kelas, karena teknologi pencitraan ini sudah dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung pengumpulan data yang lebih presisi, sehingga mendukung efisiensi kerja dan akurasi diagnosis.

    Solehan mengatakan, data Sistem Industri Nasional (SINAS) menunjukkan bahwa saat ini sudah ada 393 perusahaan alkes yang terdaftar pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Kemudian, data rekapitulasi sertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) menunjukkan, ada 2.505 sertifikat TKDN yang terbit dan masih berlaku untuk produk alat kesehatan.

    “Antara lain produk tempat tidur rumah sakit, hospital bed, bapak ibu sekalian. Alat suntik, syringe, tensimeter, elektromedis, ventilator, dan lain sebagainya dengan nilai TKDN dengan range antara 16,45 persen sampai dengan 92,22 persen.” kata Solehan.

    Dia juga mengatakan, ketika Indonesia mampu menciptakan teknologi menengah hingga tinggi, seperti pada produk USG yang menggunakan AI ini, maka pihak luar negeri akan tertarik untuk berinvestasi dan mengembangkan alkes di Indonesia.

    Solehan menilai, ketika berbicara soal alat kesehatan, hal itu bukan hanya tentang produk industri, namun juga kesehatan nasional, tentang kemandirian bangsa dan tentang kemampuan industri untuk menjawab kebutuhan rakyatnya sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan ekosistem industri alat kesehatan dalam negeri.

    Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kemenperin komitmen penguatan industri lokal bagi ketahanan farmalkes

    Kemenperin komitmen penguatan industri lokal bagi ketahanan farmalkes

    Jakarta (ANTARA) – Kemenperin berkomitmen mendorong penguatan industri komponen lokal agar produk USG (ultrasonografi) dapat tumbuh menjadi ekosistem nasional sehingga ketahanan farmasi dan alat kesehatan (farmakes) dapat ditingkatkan.

    Hal itu diutarakan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Pertanian Solehan dalam peluncuran dua alat ultrasound oleh GE Healthcare di Jakarta, Rabu.

    Solehan mengatakan bahwa USG sebagai alat elektromedis, memiliki banyak fungsi, mulai dari pemantauan perkembangan janin selama kehamilan hingga mendeteksi masalah pada organ tubuh.

    Oleh karena itu, katanya, keberadaan industri USG ini akan mendukung kemandirian alat kesehatan dalam negeri.

    “Fakta bahwa hari ini industri dalam negeri berhasil menghadirkan produk ini secara mandiri menunjukkan bahwa kemampuan industri nasional kita semakin siap naik kelas. Ke depannya kami akan mendorong agar industri dalam negeri mampu menguasai sejak dari desain awal sebuah produk alat kesehatan,” katanya.

    Dia mengatakan, USG adalah sebuah mesin yang kompleks karena membutuhkan kolaborasi lintas disiplin mulai dari elektronika, permesinan, hingga kedokteran.

    Kemudian, tahapan pengembangan produknya pun panjang, mulai dari desain awal, prototyping, hingga instalasi dan pelatihan terhadap tenaga atau tenaga kesehatan.

    Sejumlah upaya yang dilakukan pihaknya guna membangun ekosistem industri USG, yakni pembentukan hub bahan baku alat kesehatan guna melakukan kajian mengenai penguatan bahan baku.

    Kemudian, melakukan seleksi investasi. Dia mencontohkan, yang dilakukan oleh GE Healthcare adalah salah satu bentuk investasi teknologi tinggi dengan nilai tambah, yang dapat mengisi permintaan pasar domestik bahkan impor.

    Pihaknya juga siap memanfaatkan manufaktur yang cerdas agar kualitas dan efisiensi produksi dapat ditingkatkan.

    Selain itu, Kemenperin juga akan menjalin kolaborasi dengan sektor riset dan pendidikan tinggi, akademisi, agar inovasi dapat terus berlanjut.

    Menurutnya, teknologi tingkat menengah dan tinggi seperti USG ini dapat menghasilkan nilai yang lebih besar dibanding teknologi rendah, sehingga dapat menarik investasi.

    Dia mengutip data Sistem Industri Nasional (SINAS), menunjukkan bahwa kini sudah ada 393 perusahaan alat kesehatan yang terdaftar dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

    Kemudian, data rekapitulasi sertifikat TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) menunjukkan, ada 2.505 sertifikat TKDN yang terbit dan masih berlaku untuk produk alat kesehatan.

    “Antara lain produk tempat tidur rumah sakit, hospital bed, bapak ibu sekalian. Alat suntik, syringe, tensimeter, elektromedis, ventilator, dan lain sebagainya dengan nilai TKDN dengan range antara 16,45 persen sampai dengan 92,22 persen.” kata Solehan.

    Menurut Solehan, masih ada sejumlah tantangan yang perlu dijawab, yakni ketersediaan bahan baku lokal khususnya bahan baku medical grade.

    “Kedua juga skala produksi yang harus didorong agar kompetitif secara ekonomis melalui perluasan pasar baik domestik maupun global yang membutuhkan dukungan regulasi seperti TKDN dan promosi bersama,” katanya.

    Oleh karena itu, pihaknya bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perdagangan sempat melakukan promosi alat kesehatan di sejumlah negara guna memasarkan produk nasional, serta mencari mitra untuk adopsi teknologi dan kerja sama.

    “Dengan kerja sama yang sudah terjalin antara Kemenperin, industri, Kemenkes, akademisi dan faskes, kami percaya bahwa kebijakan pengembangan industri alat kesehatan sudah berada di jalur yang tepat,” katanya.

    Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Potret Bocah Palestina yang Diamputasi Dinobatkan sebagai Foto Pers Tahun Ini

    Potret Bocah Palestina yang Diamputasi Dinobatkan sebagai Foto Pers Tahun Ini

    GELORA.CO – Potret bocah Palestina yang kehilangan kedua lengannya dalam serangan Israel dinobatkan sebagai Foto Pers Dunia Tahun Ini. Pemenang kontes foto jurnalisme bergengsi edisi ke-68 ini dipilih dari 59.320 entri yang dikirimkan 3.778 fotografer dari 141 negara.

    Foto yang diambil fotografer Palestina yang tinggal di Qatar, Samar Abu Elouf untuk The New York Times itu memperlihatkan Mahmoud Ajjour, 9 tahun kehilangan kedua lengannya tepat di bawah kedua bahunya.

    Di Gaza, krisis perawatan kesehatan mengerikan telah menyebabkan ribuan anak diamputasi, banyak di antaranya menjalani operasi tanpa anestesi, yang mengakibatkan penderitaan tak terbayangkan. Ini karena sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut telah rusak parah akibat serangan militer awal dan terbaru Israel.

    Mahmoud “belajar hidup tanpa lengannya,” menurut pernyataan dari World Press Photo. Ia kini membutuhkan bantuan untuk melakukan tugas-tugas dasar seperti makan dan berpakaian. 

    “Salah satu hal tersulit yang dijelaskan ibunya kepada saya adalah bagaimana ketika Mahmoud pertama kali menyadari bahwa lengannya diamputasi. Kalimat pertama yang dia katakan kepadanya adalah, ‘Bagaimana aku bisa memelukmu?’” kata Abu Elouf dalam sebuah pernyataan yang dirilis organisasi World Press Photo.

    Ia juga belajar menggunakan kakinya untuk melakukan berbagai hal seperti membuka pintu, menulis, dan bermain gim di telepon genggamnya. Mahmoud bermimpi untuk menerima anggota tubuh palsu, sebuah harapan yang kini juga dianut banyak anak-anak terluka lainnya di Gaza.

    “Ini adalah foto yang tenang namun berbicara lantang. Foto ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki, tetapi juga tentang perang lebih luas yang akan berdampak selama beberapa generasi,” kata Direktur Eksekutif World Press Photo Joumana El Zein Khoury.

    Bekas Luka yang tak Terlihat bagi Anak-anak Gaza

    Sejak dimulainya genosida di Gaza, pendudukan Israel telah melarang obat bius, kruk, dan kurma memasuki Jalur Gaza. Bahkan peralatan medis, seperti tabung oksigen, ventilator, dan sistem penyaringan air, juga telah dilarang. Israel telah memberlakukan blokade pasokan penting, seperti makanan, air, dan bantuan medis, selama lebih dari sebulan. 

    UNICEF melaporkan awal tahun ini bahwa lebih dari satu juta anak di Gaza bergulat dengan masalah kesehatan mental parah, termasuk mimpi buruk, kecemasan, dan ketakutan. Kondisi ini diperburuk oleh genosida yang masih terus berlangsung dan hilangnya anggota keluarga.

    Sebuah studi tentang anak-anak Gaza yang dirilis pada Desember tahun lalu, mengutip The Guardian, menemukan bahwa 96% merasa kematian mereka sudah dekat, dan hampir setengahnya ingin mati karena trauma. 

    Survei dilakukan Juni tahun lalu oleh sebuah LSM yang berbasis di Gaza dengan dukungan War Child Alliance mencakup 504 anak dari keluarga rentan. Terungkap bahwa 92% tidak menerima kenyataan, 79% mengalami mimpi buruk, dan 73% menunjukkan agresi.

    Helen Pattinson dari War Child UK menyebut Gaza sebagai salah satu tempat paling mengerikan di dunia bagi seorang anak merujuk pada dampak psikologis yang parah akibat perang, pengungsian, dan kehilangan.

    “Selain penghancuran rumah sakit, sekolah, dan rumah, serangkaian kerusakan psikologis telah menyebabkan luka tak terlihat namun tidak kalah merusaknya bagi anak-anak yang tidak bertanggung jawab atas perang ini,” tambahnya.

    Serangan militer Israel kembali terjadi bulan lalu setelah jeda singkat gencatan senjata. Tahap pertama perjanjian gencatan senjata, di mana Hamas membebaskan 25 tawanan hidup dan delapan jenazah sebagai ganti sekitar 1.800 tahanan Palestina, berakhir pada 1 Maret. Namun perjanjian itu tidak membuka jalan bagi negosiasi lebih luas menuju gencatan senjata yang langgeng.

  • Paus Fransiskus Tampil Mengejutkan di Tengah Kerumunan di Vatikan

    Paus Fransiskus Tampil Mengejutkan di Tengah Kerumunan di Vatikan

    Jakarta

    Paus Fransiskus yang sedang dalam pemulihan setelah menderita pneumonia serius, secara mengejutkan tampil di depan publik pada hari Minggu (6/4), saat ia berbaur dengan kerumunan orang di Vatikan. Ini terjadi hanya dua minggu setelah ia meninggalkan rumah sakit usai dirawat intensif.

    “Selamat hari Minggu untuk semuanya. Terima kasih banyak”, kata Paus berusia 88 tahun itu saat ia didorong dengan kursi rodanya melewati Saint Peter’s Square setelah misa yang didedikasikan untuk orang sakit, seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025).

    Dikelilingi oleh banyak telepon pintar dan kamera, dan terpasang pada tabung pernapasan hidung, suara Paus terdengar pelan tetapi lebih terdengar daripada saat ia meninggalkan rumah sakit Gemelli pada tanggal 23 Maret lalu. Penampilan publik terakhirnya adalah pada tanggal 14 Februari silam.

    Secara teori, Fransiskus saat ini tengah menjalani masa pemulihan selama dua bulan setelah masalah kesehatannya yang mengancam jiwa, dengan istirahat yang ketat, tidak ada aktivitas publik, dan tidak ada kontak dengan kerumunan.

    Sebelumnya, Paus Fransiskus sempat mengalami masa kritis saat dirawat di rumah sakit. Staf medis yang merawat Paus bahkan saat itu mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan ventilator, sebagai satu-satunya alat yang menopang Paus bertahan, agar bisa meninggal dengan tenang.

    Profesor Sergio Alfieri berbicara dalam surat kabar Italia Corriere della Sera, momen paling kritis Paus terjadi pada 28 Februari lalu, ketika ia terkena krisis pernapasan dan menghirup muntahannya sendiri.

    “Kami harus memilih apakah akan menghentikan dan membiarkannya pergi atau memaksanya dan mencoba dengan semua obat dan terapi yang mungkin, dengan risiko yang sangat tinggi merusak organ lain. Dan pada akhirnya, kami mengambil jalan ini,” kata Alfieri, dikutip dari Reuters.

    Alfieri, yang memimpin tim di rumah sakit Gemelli di Roma, mengatakan keputusan untuk melanjutkan perawatan dibuat oleh perawat Paus Fransiskus.

    “Bapa Suci selalu memutuskan. Ia mendelegasikan semua jenis pilihan perawatan kesehatan kepada Massimiliano Strappetti, asisten perawatan kesehatan pribadinya yang sangat memahami keinginan Paus,” ujar Alfieri.

    Ia dilaporkan mengatakan kepada Alfieri: “Coba saja semuanya, kami tidak akan menyerah. Itulah yang kami semua pikirkan juga. Dan tidak ada yang menyerah.”

    Paus Fransiskus meninggalkan rumah sakit pada 23 Maret setelah 38 hari dirawat di rumah sakit, hari terlama dari empat hari perawatannya sejak terpilih sebagai paus 12 tahun lalu. Paus mengalami sejumlah krisis pernapasan selama dirawat di rumah sakit, dengan Alfieri sebelumnya mengatakan dua di antaranya membahayakan nyawa Paus.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menyoal Pneumonia, Penyakit yang Picu Val Kilmer Meninggal Dunia

    Menyoal Pneumonia, Penyakit yang Picu Val Kilmer Meninggal Dunia

    Jakarta

    Bintang film Val Kilmer meninggal dunia di usia 65 tahun karena pneumonia. Pemeran hits Top Gun hingga Batman Forever, itu juga memiliki riwayat kanker tenggorokan 2014 lalu, yang membuat dirinya harus menjalani operasi trakeostomi.

    “Penyebab kematiannya adalah pneumonia,” kata perwakilan keluarga, Mercedes Kilmer kepada media.

    Seberapa Bahaya Pneumonia?

    Dikutip dari Health, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang bisa menjadi parah dan mematikan terutama jika menyerang populasi berisiko. Termasuk bayi, anak-anak berusia di bawah 2 tahun, serta lansia di atas 65 tahun dengan kekebalan tubuh yang lemah.

    Dalam kasus lain, pneumonia juga bisa berdampak fatal bila terjadi komplikasi. Setiap tahun, 1,4 juta warga di Amerika Serikat dibawa ke IGD karena pneumonia, sementara 41 ribu orang meninggal karena kondisi tersebut.

    Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Ketika mengidap pneumonia, alveoli, atau kantung udara di paru-paru, dapat terisi cairan saat patogen memasuki paru-paru. Cairan tersebut menyebabkan peradangan, yang menimbulkan gejala pneumonia, seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas.

    Pneumonia bakteri, atau pneumonia pneumokokus:

    Jenis pneumonia ini berkembang dengan sendirinya atau setelah terserang flu atau pilek.

    Pneumonia virus:

    Virus menyebabkan jenis pneumonia ini, akibat sekunder dari infeksi saluran pernapasan atas. Biasanya, pneumonia virus tidak berlangsung lebih lama daripada pneumonia bakteri.

    Pneumonia jamur:

    Disebabkan oleh jamur, jenis ini kerap menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang yang terpapar tanah atau kotoran burung terkontaminasi dalam dosis besar, juga dapat terkena pneumonia jamur.

    Pneumonia yang didapat dari komunitas (CAP):

    Jenis ini terjadi di luar lingkungan rumah sakit.

    Pneumonia yang didapat dari rumah sakit (HAP):

    Jenis ini terjadi dalam waktu 48 jam setelah dirawat di rumah sakit.

    Pneumonia terkait ventilator (VAP):

    Mereka bisa terkena jenis ini 48 jam setelah intubasi. Intubasi dilakukan saat penyedia layanan kesehatan memasukkan selang melalui hidung atau mulut. Selang tersebut masuk ke trakea untuk membantu seseorang bernapas.

    Seperti pilek atau flu, pneumonia sering menyebar melalui batuk, bersin, atau menyentuh permukaan yang terinfeksi. Ini juga dapat menjadi komplikasi dari infeksi lain. Misalnya, flu merupakan penyebab umum pneumonia pada orang dewasa.

    Apa Penyebab Pneumonia Berat?

    Pneumonia dapat menjadi berat berdasarkan bagaimana penyakit tersebut memengaruhi berbagai bagian tubuh. Misalnya, kantung udara berisi cairan di paru-paru dapat menyulitkan oksigen untuk masuk ke dalam darah. Dalam kasus tersebut, bagian tubuh lainnya, termasuk organ vital dapat kehilangan oksigen dan tidak berfungsi dengan benar. Kekurangan oksigen dapat merusak ginjal, hati, dan jantung.

    Jika pneumonia menyebar ke darah dari paru-paru dan menginfeksi organ lain, bakteremia dapat terjadi. Bakteremia dapat mengakibatkan tekanan darah rendah yang berbahaya. Peradangan sebagai respons terhadap pneumonia juga dapat mengakibatkan sepsis, suatu kondisi parah yang menyebabkan kerusakan organ.

    Komplikasi pneumonia tersebut secara bersamaan dapat mengancam jiwa. Pneumonia dapat berakibat fatal jika tidak diobati atau tidak diobati dengan tepat.

    Lihat Video ‘Bintang ‘Top Gun’ Val Kilmer Meninggal Dunia’:

    Saksikan Live DetikPagi:

    (naf/kna)

  • Tim Medis Bicara Momen Kritis Paus Fransiskus di Ambang Kematian

    Tim Medis Bicara Momen Kritis Paus Fransiskus di Ambang Kematian

    Jakarta

    Sebelum akhirnya berangsur pulih dan bisa meninggalkan rumah sakit, Paus Fransiskus sempat mengalami kritis. Staf medis yang merawat Paus bahkan saat itu mempertimbangkan untuk menghentikan bantuan ventilator, sebagai satu-satunya alat yang menopang Paus bertahan, agar bisa meninggal dengan tenang.

    Paus yang berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena penyakit pernapasan yang sudah berlangsung lama.

    Profesor Sergio Alfieri berbicara dalam surat kabar Italia Corriere della Sera, momen paling kritis Paus terjadi pada 28 Februari ketika ia terkena krisis pernapasan dan menghirup muntahannya sendiri.

    “Kami harus memilih apakah akan menghentikan dan membiarkannya pergi atau memaksanya dan mencoba dengan semua obat dan terapi yang mungkin, dengan risiko yang sangat tinggi merusak organ lain. Dan pada akhirnya, kami mengambil jalan ini,” kata Alfieri, dikutip dari Reuters.

    Alfieri, yang memimpin tim di rumah sakit Gemelli di Roma, mengatakan keputusan untuk melanjutkan perawatan dibuat oleh perawat Fransiskus.

    “Bapa Suci selalu memutuskan. Ia mendelegasikan semua jenis pilihan perawatan kesehatan kepada Massimiliano Strappetti, asisten perawatan kesehatan pribadinya yang sangat memahami keinginan Paus.”

    Ia dilaporkan mengatakan kepada Alfieri: “Coba saja semuanya, kami tidak akan menyerah. Itulah yang kami semua pikirkan juga. Dan tidak ada yang menyerah.”

    Fransiskus meninggalkan rumah sakit pada 23 Maret setelah 38 hari dirawat di rumah sakit, hari terlama dari empat hari perawatannya sejak terpilih sebagai paus 12 tahun lalu. Paus mengalami sejumlah krisis pernapasan selama dirawat di rumah sakit, dengan Alfieri sebelumnya mengatakan dua di antaranya membahayakan nyawa Paus.

    Selama dirawat, Vatikan memberikan informasi terperinci yang belum pernah ada sebelumnya tentang kondisi Fransiskus.

    Alfieri mengatakan ini adalah keputusan Paus dan buletin Vatikan disiapkan oleh tim medis dengan beberapa tambahan dari sekretaris pribadi Fransiskus.

    “Sejak hari pertama, ia meminta kami untuk mengatakan yang sebenarnya dan ia ingin kami mengatakan yang sebenarnya tentang kondisinya. Tidak ada yang pernah diubah atau dihilangkan.”

    Fransiskus telah kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta, di mana ia akan menerima perawatan termasuk fisioterapi terkait mobilitas dan pernapasan, terutama untuk pemulihan suara, dan terlibat dalam doa pribadi, menurut Vatikan.

    Dokter juga menyarankan Paus untuk mendapatkan bantuan medis 24 jam, termasuk terapi oksigen, jika terjadi keadaan darurat.

    Paus akan kembali bekerja secara bertahap. Ia telah menunjukkan tekad untuk melanjutkan jabatannya, dengan melanjutkan beberapa tugas dan menandatangani dokumen.

    Ia dijadwalkan untuk menyambut Raja Charles dan Ratu Camilla dari Inggris untuk kunjungan kenegaraan ke Tahta Suci bulan depan, namun Istana Buckingham mengumumkan pada hari Selasa bahwa perjalanan tersebut telah ditunda.

    (naf/kna)

  • Polri Siapkan Ambulans Udara untuk Mudik Lebaran 2025

    Polri Siapkan Ambulans Udara untuk Mudik Lebaran 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Polri telah menyiapkan ambulans udara untuk membantu masyarakat yang mengalami sakit hingga kecelakaan ketika pulang kampung atau mudik Lebaran 2025 dan kembali ke Jakarta.

    Kasubsatgas Poludara, Kombes Pol. Agus Herli Sudiawa mengemukakan bahwa ada dua ambulans udara yang akan disiagakan selama Operasi Ketupat 2025 digelar di seluruh Indonesia.

    Selain itu dia juga mengemukakan bahwa ada sembilan personel dari Dokkes dan tim Poludara yang disiapkan terdiri dari dua tenaga media, dua Tim SAR dan 5 crew heli.

    “Kami optimis adanya ambulans udara ini bisa mendukung kelancaran kegiatan operasi ketupat 2025, mudik aman keluarga nyaman,” tuturnya di Jakarta, Selasa (25/3)

    Dia menjelaskan jika nantinya ada insiden kecelakaan maupun peristiwa mendesak yang mengharuskan adanya pertolongan kepada korban, maka Ambulans Udara siap membawa 1 pasien dan 1 paramedis.

    “Adapun Titik lokasi sasaran evakuasi Ambulans udara, yaitu 8 rumah sakit di Jawa Tengah, 9 rumah sakit di Jabodetabek yang memiliki helipad, dan 9 RSUD terdekat di jalur Pantura,” katanya

    Untuk kelengkapan Ambulans Udara terdiri dari 1 Ventilator, 3 Tabung O², Monitor dan Devibrilator, Syring pump, infus pump, suction pump, stretcher portable, dan Oksigen Portable.

    Penggunaan heli Ambulance bila terjadi situasi yang dibutuhkan bisa melalui Kaposko Gerbang tol Kalikangkung Kompol Aspauri  dengan nomor 081326862110. Selain itu, Ambulance Udara di KM 29 dapat digunakan dengan menghubungi AKP Sandy Titah Nugraha dengan nomor. 082223222012.