Produk: ventilator

  • Nasib Anak Sakit Leukemia Pergi Berobat Digendong Ayah Jalan Kaki, Orangtua Tak Mampu Menyewa Kos

    Nasib Anak Sakit Leukemia Pergi Berobat Digendong Ayah Jalan Kaki, Orangtua Tak Mampu Menyewa Kos

    TRIBUNJATIM.COM – Sempat viral di media sosial sosok anak sakit leukemia digendong ayah jalan kaki untuk pergi berobat.

    Anak itu diketahui bernama Eza.

    Beberapa waktu lalu, sosok Eza dan ayahnya viral.

    Kala itu terekam Eza digendong ayahnya, Abay Iyod di sebuah terminal.

    Dengan uang seadanya, sang ayah menopang tubuh anaknya itu di punggung.

    Ia tampak kesulitan mencari kendaraan untuk mengobati anaknya berobat di Jakarta.

    Abah Iyod sendiri rupanya tak begitu paham dengan penyakit yang diderita anaknya.

    Ia hanya tahu jika anaknya harus ditangani di rumah sakit yang ada di Jakarta, dan menjalani pengobatan panjang.

    Namun, keterbatasan ekonomi membuatnya tak mampu menyewa sebuah kos-kosan di Jakarta.

    Akhirnya, bila ada uang, ia akan membawa anaknya itu berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

    Kemudian, ia dibantu oleh tim respek peduli untuk pengobatan sang anak.

    Eza dan Abah Iyod ditampung di rumah singgah yang ada di Jakarta Utara setelah kisahnya viral.

    Dari video yang dibagikan dalam instagram respek_peduli, Eza mengaku sudah jauh lebih baik.

    Ia sudah bisa tersenyum dan kini tengah menjalani kemoterapi.

    Namun di video lainnya, Eza mengaku jika dampak kemoterapi membuatnya muntah hingga kerontokan rambut.

    “Eza semakin membaik, setelah menjalani protokol kemoterapi kondisi eza semakin membaik.
    Terimakasih ya buat teman-teman yang udah ikutan bantu dan doa’in eza.

    Kemoterapinya berhasil namun eza masih harus rutin untuk ketemu dokter.
    Doa’in eza terus yaa, semoga segera diberi kesembuhan sepenuhnya,” dikutip dari instagram tersebut, Jumat (27/12/2024) via TribunJakarta.

    Sementara itu, seorang ayah di Malaysia dapat donasi Rp 361 juta dan mobil usai viral kerja bawa anak sakit parah naik motor.

    Ayah itu bernama Mohd Azlan Ishak.

    Pria berusia 36 tahun itu viral membawa bayinya yang sakit dan memakai ventilator ke rumah sakit dengan sepeda motor.

    Setelah kisahnya viral hingga membeberkan status pernikahannya, Ishak mengaku kehidupannya kini semakin membaik.

    Azlan mengungkapkan kelegaannya karena bisa terus hidup sederhana, namun yang penting baginya adalah melihat putranya kembali sehat dan bahagia.

    Putranya, Aariz Zafran kini menunjukkan perkembangan positif meski terlahir dengan masalah paru-paru kronis dan bergantung pada alat bantu pernapasan sejak kecil.

    “Saya bersyukur kehidupan setelah menikah lebih baik dari sebelumnya. 

    Bagaikan ‘kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya’, kehidupan keluarga kami menjadi lebih bebas dan terbuka.

    “Kondisi Aariz semakin membaik. 

    Ia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada oksigen. 

    Pagi dan malam, dia bisa bermain selama tiga jam tanpa tangki oksigen. 

    Hanya saja, gunakan tangki penuh hanya saat tidur.

    “Berat badan anak saya sudah mencapai 17 kilogram (kg) di usia satu tahun lima bulan. 

    Saya meneteskan air mata saat melihatnya mulai berjalan dan dia mulai memanggil saya ‘abah’,” kata Azlan yang jelas tak bisa menyembunyikannya sukacita, melansir dari mStar via TribunTrends.

    Setelah kisah Azlan viral, seorang operator bengkel otomotif di Alor Setar, Kedah mendonasikan sebuah mobil bekas Proton Persona untuk meringankan beban keluarga kecil tersebut.

    Selain itu, Azlan juga menerima bantuan bulanan sebesar RM500 (Rp 1,8 juta) dari Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM) untuk mendukung putranya yang membutuhkan perawatan berkelanjutan.

    Meski menerima bantuan keuangan sekitar RM100.000 (Rp 361 juta) dari sumbangan masyarakat, Azlan tidak memanfaatkannya dan terus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.

    Bahkan, saat ini ia masih bekerja sebagai asisten di anjungan ikan dan mengantarkan stok bahan baku di sekitar Sungai Petani menggunakan sepeda motor miliknya sendiri.

    “Kondisi mobil masih bagus dan kami gunakan untuk keperluan keluarga. 

    Terima kasih banyak atas bantuannya.

    “Bantuan dana itu akan saya gunakan sepenuhnya untuk kebutuhan anak-anak saya, termasuk masa depan mereka. 

    Namun untuk kebutuhan sehari-hari, saya tetap akan bekerja keras sendiri.

    Hanya saja Allah yang memberi rezeki dan merawat anak yang sakit itu. 

    Jadi biaya sekolah anak saya kalau sudah besar sudah tidak diperlukan lagi, dia bisa gunakan uang bantuan ini,” jelasnya.

    Ketika kisahnya mendapat simpati banyak orang, seorang imam Masjid Al-Makruf, Alor Setar mengungkapkan bahwa Azlan dan wanita yang sering terlihat bersamanya, Norhidayu (36), belum menikah dan tinggal bersamanya.

    Tudingan tersebut memicu berbagai spekulasi di masyarakat hingga Azlan mengaku belum bersatu sebagai pasangan sah pada 24 Mei 2024 lalu.

    Setelah itu, Azlan dan Norhidayu langsung menikah pada 28 Mei 2024 dan kini masih tinggal serumah di Taman Kota Nelayan, Kedah.

    Melihat kejadian tersebut sebagai pembelajaran, Azlan mengatakan pengalaman tersebut mengajarkannya untuk banyak berjuang dan berubah menjadi suami, ayah, dan pribadi yang lebih baik.

    “Saya mengakui kesalahan saya di masa lalu, tetapi saya memahami bahwa orang-orang tidak mengetahui situasi sebenarnya. 

    Apapun yang terjadi, jangan sia-siakan nyawa bayi yang tidak bersalah. 

    Mereka masih percaya pada Tuhan.

    “Sekarang, saya hanya ingin fokus membesarkan Aariz dan memastikan dia mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan saya sebagai ayahnya.

    “Pengalaman yang saya lalui ini menjadi pembelajaran dan pelajaran berarti bagi diri saya sendiri.

    Semoga bagi orang lain yang mengikuti perjalanan cerita kami,” ujarnya menutup perbincangan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Alasan Sopir Truk jadi Tersangka Kecelakaan di Tol Pandaan, Sopir Bus, Kernet hingga Guru Tewas – Halaman all

    Alasan Sopir Truk jadi Tersangka Kecelakaan di Tol Pandaan, Sopir Bus, Kernet hingga Guru Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ditlantas Polda Jatim melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan gelar perkara kasus kecelakaan maut antara bus dan truk di Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur.

    Kecelakaan yang terjadi pada Senin (23/12/2024) mengakibatkan 4 orang tewas.

    Bus Tirto Agung bernopol S 7607 UW menabrak truk bermuatan pakan ternak yang berjalan mundur karena tak kuat menanjak.

    Sopir truk yang bernama Sigit Winarno (65) telah ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai.

    Kapolres Malang, AKBP Putu Kholis Aryana, menyatakan penyidik telah memeriksa sejumlah saksi dan ahli sebelum penetapan tersangka.

    “Kita menemukan persesuaian antara alat bukti dalam peristiwa musibah kecelakaan ini terdapat unsur kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh sopir truk, saudara Sigit Winarno ini kami tetapkan menjadi tersangka,” bebernya, Rabu (25/12/2024), dikutip dari SuryaMalang.com.

    Akibat perbuatannya, sopir truk dapat dijerat Pasal 310 ayat (1), (2), (3), dan (4) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang Lalu Lantas Angkutan Jalan dengan hukuman pidana penjara maksimal 6 tahun.

    Meski berstatus tersangka, sopir truk belum ditahan karena masih menjalani perawatan di RS Prima Husada Singosari, Malang.

    “Saudara Sigit Winarno saat ini dalam pengawasan penyidik dari Satlantas Polres Malang dan dalam pengawasan ketat bersama tim dokter,” imbuhnya.

    Sebelumnya, olah TKP menunjukkan bus yang membawa rombongan  SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Kabupaten Bogor melaju dengan kecepatan 80 km/jam.

    Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komaruddin, menyatakan kecepatan tersebut masih di bawah batas maksimal yakni 100 km/jam.

    Bus tak dapat menghindari truk yang berjalan mundur di tanjakan.

    “Truk turun tadinya dari bahu jalan karena menikung kemudian truk berasa di lajur kanan.”

    “Sementara dari arah belakang bus ada di lajur kanan sehingga menyebabkan kecelakaan,” tuturnya.

    Kondisi Korban Luka-luka

    Keempat korban tewas yakni sopir, Untung Subagyo, kernet, Ahmad Bahrur Rozi, guru dari Kampung Inggris, Subangkit Muliana serta guru perempuan, Iyan Maryana.

    Sedangkan para korban luka-luka terdiri dari siswi dan guru SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor, Jawa Barat.

    Sebanyak 8 korban luka-luka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang.

    Mereka mendapat perawatan intensif dan menunggu tindak lanjut operasi.

    Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA, dr. Syaifullah Asmiragani, Sp.OT(K), menyatakan ada 7 dokter spesialis yang menangani 8 korban.

    Dari 8 korban, 5 di antaranya memerlukan tindakan pembedahan ortopedi karena patah tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak dan wajah. 

    “Jadi saat ini untuk hari ini masih belum ada acara operasi lanjutan, karena kami masih menunggu kedatangan dari pihak keluarga inti terutama, jadi kalau kayak gitu kan orangtua atau kakak adik begitu ya, yang sudah dewasa, untuk mendapatkan persetujuan, karena kondisinya stabil,” paparnya, Selasa (24/12/2024).

    Terkait biaya perawatan, pihak rumah sakit meminta keluarga tak khawatir karena ditanggung Jasa Raharja.

    Kini, 4 korban dirawat di ruang ICU dan 2 di antaranya dipasang ventilator karena trauma berat.

    “Perlu diketahui, 8 pasien yang kami tangani ini semuanya merupakan kasus multitrauma. Jadi artinya tidak hanya satu bagian organ saja yang terkena, tapi ada beberapa.”

    “Jadi ini melibatkan banyak dokter, sebagian besar mereka menderita cedera kepala dan pendarahan di otak, patah tulang, trauma jantung,” lanjutnya.

    Salah satu pasien berinisial A yang berstatus guru SMP telah dilakukan tindakan pembedahan karena kritis.

    “Kalau boleh saya langsung saja sedikit memberikan informasi data yang kami operasi kemarin itu adalah ustaz yang mendampingi, Ustaz A itu memang cedera cukup berat dan istrinya meninggal pada saat kejadian jadi kondisinya sampai saat ini masih dalam kondisi kritis,” tukasnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari, menyatakan para korban luka-luka dirawat di lima rumah sakit berbeda.

    “Untuk hal itu (luka) kami tidak bisa menjelaskan, karena sudah dibuka juga call center di rumah sakit masing-masing. Karena kami kan tidak tahu secara medis,” ungkapnya, Selasa (24/12/2024).

    Sebanyak 14 siswi yang mengalami luka-luka telah dijemput orang tua.

    Para korban berasal dari Jabodetabek hingga luar pulau Jawa.

    “Ada yang kondisinya sudah pulang. 14 anak sudah dijemput orang tuanya untuk pulang,” jelasnya.

    Kisah Pilu Guru yang Tewas

    Guru yang tewas, Iyan Maryana mengajak suami dan anaknya mengikuti kegiatan SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor, Jawa Barat ke Gunung Bromo.

    Suami dan anak yang masih balita mengalami luka-luka akibat kecelakaan tersebut.

    Perwakilan SMP IT Darul Quran, Abdurrahman mengatakan Iyan Maryana merupakan perawat klinik yang ikut menjadi pendamping para siswi melakukan kegiatan di Gunung Bromo dan Kampung Inggris, Kediri.

    “Adapun korban meninggal ada sopir, kernet, satu orang pendamping dari pihak lembaga kursus yang merupakan tempat anak-anak kami belajar di sana dan juga satu pendamping salah satu pegawai rekan kami. Pendamping itu guru,” tuturnya, Selasa (24/12/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Seluruh siswi yang berjumlah 40 dinyatakan selamat, tapi mengalami luka-luka.

    Salah satu rekan Iyan Maryanah, Yunita YH, menjelaskan korban pergi ke Kampung Inggris tidak satu bus dengan rombongan siswi.

    Korban menaiki mobil dengan suami dan anaknya dari Bogor ke Kediri.

    Saat kegiatan wisata ke Gunung Bromo, korban mengajak suami dan anaknya ikut rombongan bus.

    Bus mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang ke Kampung Inggris.

    “Sekarang suaminya kritis, anaknya aku masih belum tau kabarnya,” ucapnya.

    Sebagian artikel telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Olah TKP Kecelakaan Maut yang Menewaskan 4 Korban di Tol Pandaan-Malang, Ini Hasil Temuan Polisi

    (Tribunnews.com/Mohay) (SuryaMalang.com/Frida Anjani/Luluul Isniah) 

  • Ayah Dapat Donasi Rp 361 Juta dan Mobil usai Kerja Bawa Anak Sakit Parah, Tetap Pilih Naik Motor

    Ayah Dapat Donasi Rp 361 Juta dan Mobil usai Kerja Bawa Anak Sakit Parah, Tetap Pilih Naik Motor

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang ayah dapat donasi Rp 361 juta dan mobil usai viral kerja bawa anak sakit parah naik motor.

    Ayah di Malaysia itu bernama Mohd Azlan Ishak.

    Pria berusia 36 tahun itu viral membawa bayinya yang sakit dan memakai ventilator ke rumah sakit dengan sepeda motor.

    Setelah kisahnya viral hingga membeberkan status pernikahannya, Ishak mengaku kehidupannya kini semakin membaik.

    Azlan mengungkapkan kelegaannya karena bisa terus hidup sederhana, namun yang penting baginya adalah melihat putranya kembali sehat dan bahagia.

    Putranya, Aariz Zafran kini menunjukkan perkembangan positif meski terlahir dengan masalah paru-paru kronis dan bergantung pada alat bantu pernapasan sejak kecil.

    “Saya bersyukur kehidupan setelah menikah lebih baik dari sebelumnya. 

    Bagaikan ‘kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya’, kehidupan keluarga kami menjadi lebih bebas dan terbuka.

    “Kondisi Aariz semakin membaik. 

    Ia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada oksigen. 

    Pagi dan malam, dia bisa bermain selama tiga jam tanpa tangki oksigen. 

    Hanya saja, gunakan tangki penuh hanya saat tidur.

    “Berat badan anak saya sudah mencapai 17 kilogram (kg) di usia satu tahun lima bulan. 

    Saya meneteskan air mata saat melihatnya mulai berjalan dan dia mulai memanggil saya ‘abah’,” kata Azlan yang jelas tak bisa menyembunyikannya sukacita, melansir dari mStar via TribunTrends.

    Setelah kisah Azlan viral, seorang operator bengkel otomotif di Alor Setar, Kedah mendonasikan sebuah mobil bekas Proton Persona untuk meringankan beban keluarga kecil tersebut.

    Selain itu, Azlan juga menerima bantuan bulanan sebesar RM500 (Rp 1,8 juta) dari Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM) untuk mendukung putranya yang membutuhkan perawatan berkelanjutan.

    Meski menerima bantuan keuangan sekitar RM100.000 (Rp 361 juta) dari sumbangan masyarakat, Azlan tidak memanfaatkannya dan terus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.

    Bahkan, saat ini ia masih bekerja sebagai asisten di anjungan ikan dan mengantarkan stok bahan baku di sekitar Sungai Petani menggunakan sepeda motor miliknya sendiri.

    “Kondisi mobil masih bagus dan kami gunakan untuk keperluan keluarga. 

    Terima kasih banyak atas bantuannya.

    “Bantuan dana itu akan saya gunakan sepenuhnya untuk kebutuhan anak-anak saya, termasuk masa depan mereka. 

    Namun untuk kebutuhan sehari-hari, saya tetap akan bekerja keras sendiri.

    Hanya saja Allah yang memberi rezeki dan merawat anak yang sakit itu. 

    Jadi biaya sekolah anak saya kalau sudah besar sudah tidak diperlukan lagi, dia bisa gunakan uang bantuan ini,” jelasnya.

    Ketika kisahnya mendapat simpati banyak orang, seorang imam Masjid Al-Makruf, Alor Setar mengungkapkan bahwa Azlan dan wanita yang sering terlihat bersamanya, Norhidayu (36), belum menikah dan tinggal bersamanya.

    Tudingan tersebut memicu berbagai spekulasi di masyarakat hingga Azlan mengaku belum bersatu sebagai pasangan sah pada 24 Mei 2024 lalu.

    Setelah itu, Azlan dan Norhidayu langsung menikah pada 28 Mei 2024 dan kini masih tinggal serumah di Taman Kota Nelayan, Kedah.

    Melihat kejadian tersebut sebagai pembelajaran, Azlan mengatakan pengalaman tersebut mengajarkannya untuk banyak berjuang dan berubah menjadi suami, ayah, dan pribadi yang lebih baik.

    “Saya mengakui kesalahan saya di masa lalu, tetapi saya memahami bahwa orang-orang tidak mengetahui situasi sebenarnya. 

    Apapun yang terjadi, jangan sia-siakan nyawa bayi yang tidak bersalah. 

    Mereka masih percaya pada Tuhan.

    “Sekarang, saya hanya ingin fokus membesarkan Aariz dan memastikan dia mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan saya sebagai ayahnya.

    “Pengalaman yang saya lalui ini menjadi pembelajaran dan pelajaran berarti bagi diri saya sendiri.

    Semoga bagi orang lain yang mengikuti perjalanan cerita kami,” ujarnya menutup perbincangan.

    Sementara itu sebelumnya, kisah ayah bawa anak 3 tahunnya saat jadi kurir juga viral di media sosial.

    Kisah nyata ini terjadi Suzhou, Hubei, China.

    Melansir dari Eva via TribunTrends, si ayah masih berusia 24 tahun.

    Menurut surat kabar Sohu, ia sering membawa putranya yang masih kecil ke tempat kerja. 

    Gambaran seorang anak laki-laki berusia 3 tahun yang duduk rapi di dalam kotak kargo di belakang ayahnya, di atas kendaraan listrik, membuat banyak orang merasa aneh.

    “Mengapa kamu membawa anakmu ke tempat kerja, kasihan sekali anak itu? Ibunya Dimana bayinya?” tanya mereka.

    Saat ditanya, pengirimnya hanya tersenyum kecut. 

    Semua orang ingin anaknya hidup sehat dan berkeluarga utuh.

    Namun menurutnya ibu anak tersebut pergi tanpa penjelasan lebih lanjut, seolah tak pernah muncul dalam kehidupan ayah dan anak tersebut.

    Meski mengalami kemalangan, anak yang “mencuri” itu berperilaku sangat baik, tidak menangis, dan tidak menimbulkan masalah saat ayahnya tidak ada.

    Dia bermain sendiri dan menghabiskan sebagian besar waktunya duduk diam di bus di belakang punggung ayahnya. 

    Apa yang dipikul oleh pengirim muda di punggungnya bukanlah seorang anak tetapi tanggung jawab seorang ayah. 

    Ini membawa beban besar yang tidak semua orang memiliki kepercayaan diri dan kekuatan untuk melakukannya.

    Banyak orang yang lewat melihat situasi ayah dan anak tersebut dan merasa sedih serta simpati.

    Setelah memposting foto ayah dan anak di media sosial, banyak orang, terutama orang tua, yang sangat terharu dan dikagumi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Alasan Sopir Truk jadi Tersangka Kecelakaan di Tol Pandaan, Sopir Bus, Kernet hingga Guru Tewas – Halaman all

    Kondisi Siswi dan Guru SMP IT Darul Quran Korban Kecelakaan di Tol Pandaan Malang, 4 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tabrakan antara bus Tirto Agung dengan truk bermuatan pakan ternak terjadi di Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur, Senin (23/12/2024).

    Kecelakaan tersebut mengakibatkan 4 orang tewas dan 48 orang luka-luka.

    Keempat korban tewas yakni sopir, Untung Subagyo, kernet, Ahmad Bahrur Rozi, guru dari Kampung Inggris, Subangkit Muliana serta guru perempuan, Iyan Maryana.

    Sedangkan para korban luka-luka terdiri dari siswi dan guru SMP IT Darul Quran Mulia Putri, Bogor, Jawa Barat.

    Sebanyak 8 korban luka-luka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang.

    Mereka mendapat perawatan intensif dan menunggu tindak lanjut operasi.

    Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA, dr. Syaifullah Asmiragani, Sp.OT(K), menyatakan ada 7 dokter spesialis yang menangani 8 korban.

    Dari 8 korban, 5 di antaranya memerlukan tindakan pembedahan ortopedi karena patah tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak dan wajah. 

    “Jadi saat ini untuk hari ini masih belum ada acara operasi lanjutan, karena kami masih menunggu kedatangan dari pihak keluarga inti terutama, jadi kalau kayak gitu kan orangtua atau kakak adik begitu ya, yang sudah dewasa, untuk mendapatkan persetujuan, karena kondisinya stabil,” paparnya, Selasa (24/12/2024).

    Terkait biaya parawatan, pihak rumah sakit meminta keluarga tak khawatir karena ditanggung Jasa Raharja.

    Kini, 4 korban dirawat di ruang ICU dan 2 di antaranya dipasang ventilator karena trauma berat.

    “Perlu diketahui, 8 pasien yang kami tangani ini semuanya merupakan kasus multitrauma. Jadi artinya tidak hanya satu bagian organ saja yang terkena, tapi ada beberapa.”

    “Jadi ini melibatkan banyak dokter, sebagian besar mereka menderita cedera kepala dan pendarahan di otak, patah tulang, trauma jantung,” lanjutnya.

    Salah satu pasien berinisial A yang berstatus guru SMP telah dilakukan tindakan pembedahan karena kritis.

    “Kalau boleh saya langsung saja sedikit memberikan informasi data yang kami operasi kemarin itu adalah ustaz yang mendampingi, Ustaz A itu memang cedera cukup berat dan istrinya meninggal pada saat kejadian jadi kondisinya sampai saat ini masih dalam kondisi kritis,” tukasnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Nina Nurmasari, menyatakan para korban luka-luka dirawat di lima rumah sakit berbeda.

    “Untuk hal itu (luka) kami tidak bisa menjelaskan, karena sudah dibuka juga call center di rumah sakit masing-masing. Karena kami kan tidak tahu secara medis,” ungkapnya, Selasa (24/12/2024).

    Sebanyak 14 siswi yang mengalami luka-luka telah dijemput orang tua.

    Para korban berasal dari Jabodetabek hingga luar pulau Jawa.

    “Ada yang kondisinya sudah pulang. 14 anak sudah dijemput orang tuanya untuk pulang,” jelasnya.

    Penyebab Kecelakaan

    Diduga kecelakaan maut diakibatkan kelalaian sopir truk berinisial SW (64) yang masih dirawat.

    Dirlantas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Komarudin, mengatakan hasil pemeriksaan sementara menunjukkan truk overheat sehingga harus dihentikan di bahu jalan.

    SW sempat mengganjal roda kanan truk, namun tiba-tiba truk meluncur ke belakang.

    Di dalam truk tak ada pengemudi sehingga lajunya tak terkendali.

    “Pengemudi sempat mengganjal roda kanan, namun saat hendak mengganjal roda kiri, truk mundur ke belakang tanpa ada pengendara,” ungkapnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Truk melaju mundur sejauh 700 hingga 800 meter ke belakang dan bertabrakan dengan bus Tirto Agung.

    Sebelum bertabrakan dengan bus, dua mobil berhasil menghindari truk yang melaju mundur.

    Proses olah TKP telah dilakukan dan kesaksian sopir truk akan disesuaikan dengan CCTV.

    “Kita temukan kondisi hand rem berada pada posisi on. Persneling netral. Ini yang nantinya akan kami dalami lebih lanjut. Kita sesuaikan dengan keterangan sopir yang saat ini masih menjalani perawatan,” tukasnya.

    Ia menambahkan sopir bus yang tewas dalam kecelakaan tak dapat melihat truk lantaran kondisi jalanan yang menikung.

    “Kalau kita lihat dari bawah, memang jalur menanjak dan menikung hampir tidak terlihat kendaraan dari arah depan. Lazimnya di jalan tol hampir sebagian orang tidak akan menduga akan ada kendaraan di jalur yang sama,” lanjutnya.

    Perjalanan ke Kampung Inggris

    Sebelumnya, Perwakilan Pondok Pesantren Darul Qur’an Mulia, Abdurrahman, mengatakan para siswi yang terlibat kecelakaan ingin memperdalam bahasa Inggris saat liburan sekolah.

    Ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak diwajibkan, sehingga hanya 40 santri yang berangkat.

    “Istilahnya ini kegiatan santri yang memiliki kecenderungan ingin mendapatkan pendidikan tambahan bahasa Inggris di Pare,” tuturnya.

    Para siswi telah mengajukan izin ke pihak ponpes sebelum berangkat dari Bogor ke Kediri.

    Pihak ponpes kemudian memfasilitasi dengan menyewakan bus.

    “Jadi, anak-anak kami ini mengikuti program sukarela. Jadi ini sifatnya sukarela, tidak diwajibkan dan pilihan bagi anak-anak,” terangnya.

    Ia menambahkan para siswi yang ikut ke Kediri duduk di bangku kelas 7 sampai 9 SMP.

    “Untuk itu tidak bisa kita sampaikan (sampai kapan program belajar bahasa Inggris). Saat ini kami fokusnya untuk penanganan anak anak dan teman-teman di RS,” lanjutnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Guru SMP Bogor yang Tewas Kecelakaan Bus di Malang Ternyata Boyong Keluarga, Kondisi Suaminya Kritis

    (Tribunnews.com/Mohay) (SuryaMalang.com/Frida Anjani) (TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)

  • Pendamping Siswa SMP IT Darul Quran Bogor Kritis Akibat Kecelakaan Bus di Tol Malang, Istri Wafat – Halaman all

    Pendamping Siswa SMP IT Darul Quran Bogor Kritis Akibat Kecelakaan Bus di Tol Malang, Istri Wafat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Alkoni (31), korban kecelakaan korban kecelakaan bus rombongan siswa SMP IT Darul Quran Mulia Bogor di Km 77+100 Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur saat ini kondisinya masih kritis.

    Alkoni merupakan suami dari Iyan Maryanah (28), guru yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut.

    Alkoni dan Iyan diketahui sama-sama bekerja di SMP IT Darul Quran Mulia Bogor.

    Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Malang, dr Syaifullah Asmiragani Sp OT(K) mengatakan pihaknya telah melakukan tindakan pembedahan emergency terhadap pendamping bernama Alkoni (A) dan kondisi saat ini kritis.

    Tindakan operasi dilakukan terhadap pendamping siswa tersebut karena mengutamakan prioritas urgensi meskipun hanya melalui persetujuan video call keluarga.

    “Kalau boleh saya langsung saja sedikit memberikan informasi data yang kami operasi kemarin itu adalah ustaz yang mendampingi, Ustaz A itu memang cedera cukup berat dan istrinya meninggal pada saat kejadian jadi kondisinya sampai saat ini masih dalam kondisi kritis,” kata dr Syaifullah dikutip dari kompas.com, Selasa (24/12/2024).

    Alkoni yang merupakan warga Serang, Banten diketahui berangkat bersama istrinya Iyan Maryanah menjadi pendamping siswa untuk belajar di  Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Alkoni dan almarhum Iyan diketahui dikaruniai 2 anak yang masih balita.

    Perwakilan pondok pesantren SMP IT Darul Quran Mulia Bogor Ustaz Abdurrahman mengkonfirmasi soal meninggalnya satu orang guru dalam kejadian tersebut.

    Nyawa Iyan Maryanah yang ikut mendampingi para pelajar tidak terselamatkan.

    “Satu pendamping, salah satu pegawai rekan kami. Pendamping itu guru,” tambahnya.

    Pihak ponpes turut berduka atas insiden yang terjadi ini.

    “Dan kami sampaikan duka cita yang mendalam untuk para korban yang wafat dan salah satunya rekan sejawat kami,” ujarnya.

    Ia berharap, proses penanganan di Malang sana berjalan lancar.

    “Kami memohon doa dan dukungan semua pihak agar proses evakuasi dan tindakan medis berjalan lancar,” ujarnya.

    8 Korban Tunggu Persetujuan Keluarga Untuk Operasi

    Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA, dr Syaifullah Asmiragani Sp OT(K) mengatakan 8 pasien korban kecelakaan bus dan truk di Tol Pandaan saat ini rata-rata mendapatkan perawatan intensif.

    8 pasien tersebut ditangani sekitar 7 dokter spesialis.

    Di antaranya, dokter anestesi, dokter bedah saraf, dokter emergency medicine, dokter bedah anak, dokter bedah ortopedi, dokter bedah jantung, dan dokter bedah plastik.

    Pihak rumah sakit menunggu dan membutuhkan persetujuan keluarga inti pasien untuk tindak lanjut operasi. 

    Dia berpesan kepada pihak keluarga pasien yang saat ini masih dirawat untuk tidak khawatir soal biaya karena ditanggung oleh Jasa Raharja.

    Hal ini karena ada 5 pasien dengan kondisi stabil memerlukan tindakan pembedahan ortopedi, seperti mengalami patah tulang paha, patah tulang kaki, patah tulang tengkorak dan wajah.

    “Jadi saat ini untuk hari ini masih belum ada acara operasi lanjutan, karena kami masih menunggu kedatangan dari pihak keluarga inti terutama, jadi kalau kayak gitu kan orangtua atau kakak adik begitu ya, yang sudah dewasa, untuk mendapatkan persetujuan, karena kondisinya stabil,” kata Syaifullah, Selasa (24/12/2024).

    Sebanyak 8 pasien ini sebelumnya sempat dirawat di IGD dan saat ini 4 pasien di antaranya dirawat di ruang ICU yakni berinisial A (31), QA (13), R (6) dan N (12).

    Dari 4 pasien tersebut, 2 pasien di antaranya dipasang ventilator karena mengalami kondisi trauma berat, seperti pendarahan otak.

    Sedangkan 1 pasien di ruangan highcare, dan 3 lainnya di ruangan lowcare.

    “Perlu diketahui, 8 pasien yang kami tangani ini semuanya merupakan kasus multitrauma. Jadi artinya tidak hanya satu bagian organ saja yang terkena, tapi ada beberapa. Jadi ini melibatkan banyak dokter, sebagian besar mereka menderita cedera kepala dan pendarahan di otak, patah tulang, trauma jantung,” katanya.

    Direktur Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Timur Kombes Pol Komaruddin dalam kecelakaan bus dan truk di Tol Pandaan-Malang ini mengakibatkan empat orang meninggal dunia, yaitu sopir bus, Untung Subagyo (47); kernet bus, Ahmad Bahrur Rozi; seorang penumpang bernama Iyan Maryana; dan tutor dari Kampung Inggris Pare, Tri Subangkit Muliana.

    Total korban kecelakaan ini sebanyak 49 orang.

    Rinciannya 40 pelajar dari SMP IT Darul Quran Mulia Bogor, enam pendamping, pengemudi, dan kernet bus, serta satu sopir truk tronton.

    “Selebihnya masih menjalani perawatan dengan kondisi 10 orang luka berat dan sisanya luka-luka,” ucap Komaruddin, Selasa.

    Korban luka dirawat di berbagai rumah sakit di sekitar lokasi kejadian, yaitu RSUD Dr Saiful Anwar, Lawang Medika, dan Prima Husada.

    Truk Jadi Biang Kerok Kecelakaan

    Diketahui kecelakaan lalu lintas tersebut dipicu truk bermuatan pakan ternak yang tak kuat menanjak di Tol Malang-Pandaan Km 77, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (23/12/2024) sore.

    Bus bernomor polisi S 7607 UW yang membawa rombongan pelajar SMP Islam Terpadu (IT) Darul Quran Mulia Bogor tak bisa menghindar dari truk yang bergerak mundur.

    Polisi mengungkap, sebelum bus dan truk bertabrakan, truk tersebut mundur tanpa sopir sejauh kurang lebih 700-800 meter. 

    “Truk melaju mundur sejauh kurang lebih sekitar 700-800 meter, dan inilah yang menyebabkan terjadinya kecelakaan, karena dari arah belakang melaju bus Tirto Agung,” ujar Dirlantas Polda Jawa Timur Kombes Pol Komaruddin.

    Sebelum mundur, truk bernomor polisi S 9126 UU itu berhenti di bahu jalan tol Km 78 akibat overheat dan tidak kuat menanjak.

    Posisi truk berada di sisi kiri ruas tol arah Surabaya-Malang, tepat di jalan menanjak.

    Sopir truk berinisial SW sempat turun untuk mengganjal roda kendaraan.

    SW yang mengemudikan truk seorang diri tanpa kernet, sempat mengganjal roda kanan, tetapi saat akan mengganjal roda kiri, truk meluncur mundur.

    Saat mundur tak terkendali, laju truk berpindah dari bahu jalan ke lajur kanan, dan akhirnya bertabrakan dengan bus Tirto Agung yang melaju dengan kecepatan sekitar 80 kilometer per jam di lajur kanan.

    Komaruddin juga mengatakan, polisi menemukan bekas ganjalan di lokasi awal truk berhenti di Km 78, serta goresan di pembatas tengah jalan yang menunjukkan truk bergeser ke lajur kanan.

    Ia menuturkan, saat truk mengalami kecelakaan, rem tangannya berada dalam posisi hidup.

    Namun, untuk memastikan penyebab truk mundur, polisi akan melakukan investigasi lebih lanjut, termasuk mengecek fungsi rem tangan dan hasil uji KIR kendaraan.

    “Kami berharap secepatnya untuk bisa mendapatkan hasil karena memang ada beberapa yang harus kita pastikan. Kondisi bus, truk, dan juga uji KIR, servis terakhir serta ada bagian apa lagi yang memang terlewatkan dalam kewajiban,” ucapnya.

    (Tribunnews.com/ kompas.com/ Nugraha Perdana/ surya.id/ tribunnewsbogor.com)

  • Roket Al-Qassam Hancurkan Pusat Komando IDF di Netzarim – Halaman all

    Roket Al-Qassam Hancurkan Pusat Komando IDF di Netzarim – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Kelompok perlawanan Palestina, khususnya Brigade Al-Qassam, terus melancarkan serangan terhadap Israel di tengah konflik yang berkepanjangan.

    Pada Rabu, 18 Desember 2024, Al-Qassam berhasil menghancurkan pusat komando Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Netzarim dengan menggunakan roket 107 mm.

    Serangan Terhadap IDF

    Selain menghancurkan pusat komando, Brigade Al-Qassam juga berhasil menembak jatuh seorang tentara IDF di daerah al-Tawam, yang terletak di wilayah paling utara Gaza.

    Dalam serangan terpisah di sebelah barat Jabalia, Al-Qassam menargetkan pasukan Israel yang berada di sebuah rumah menggunakan muatan TBG.

    Sementara itu, sayap militer Gerakan Jihad Islam, Brigade Al-Quds, juga melancarkan operasi serupa.

    Mereka menembaki tentara IDF dan kendaraan militer yang menyusup ke kamp pengungsi Jabalia dengan rentetan mortir 60 mm.

    Dalam misi ini, Al-Quds berhasil menangkap pesawat pengintai Israel yang sedang beroperasi di Rafah, Gaza selatan.

    Korban di Pihak Israel

    Sebelumnya, pada Selasa, 17 Desember 2024, militer Israel mengonfirmasi kematian dua prajuritnya di Gaza selatan.

    Investigasi menunjukkan bahwa kedua prajurit tersebut berada di dalam sebuah gedung di Rafah yang runtuh saat mereka berada di dalamnya.

    Sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 13.500 tentara Israel dilaporkan terluka, dengan 1.500 di antaranya mengalami luka parah.

    Otoritas Penyiaran Israel memperkirakan jumlah tentara Israel yang mengalami disabilitas bisa meningkat hingga 100.000 orang pada tahun 2030, dengan 60 persen di antaranya diprediksi mengalami gangguan mental.

    Jumlah Korban di Gaza

    Di sisi lain, situasi di Gaza semakin memprihatinkan.

    IDF dilaporkan telah membunuh lebih dari 45.907 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023, dengan lebih dari 107.244 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Pada Rabu, militer Israel melakukan penembakan artileri hebat di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang menyebabkan unit perawatan intensif terbakar.

    Direktur RS Kamal Adwan, Dr. Hussam Abu Safiya, menyatakan bahwa mereka terkejut dengan masuknya kendaraan militer dan buldoser ke sekitar rumah sakit.

    “Kami berhasil secara ajaib mengevakuasi pasien yang menggunakan ventilator dari ICU sebelum kebakaran terjadi,” ungkap Abu Safiya, menambahkan bahwa rumah sakit tersebut adalah satu-satunya unit perawatan intensif di Gaza utara.

    Ia juga menggambarkan situasi sebagai sangat dahsyat dan berbahaya, dengan staf rumah sakit berjuang memadamkan api menggunakan peralatan dasar akibat kekurangan air yang parah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Ekshumasi Makam Bayi Diduga Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Ambil Sampel DNA – Halaman all

    Ekshumasi Makam Bayi Diduga Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Ambil Sampel DNA – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menggelar ekshumasi atau pembongkaran makam kasus bayi yang diduga tertukar di sebuah rumah sakit wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro menuturkan jasad bayi akan diambil sampel DNA.

    Menurutnya, butuh waktu lebih kurang dua minggu guna mengetahui hasil tes DNA tersebut.

    “Sekitar dua Minggu (hasilnya, red) nanti kita lihat perkembangannya,” kata Susatyo kepada Selasa (17/12/2024).

    Dia tidak menjelaskan detail sampel apa yang diambil dari jasad bayi.

    Mantan Kapolsek Metro Gambir itu menambahkan hal itu merupakan kewenangan dokter.

    “Nanti sama dokter secara teknis nanti kalau untuk apa sampel yang diambil hanya beberapa bagian, nanti tanya sama dokter,” tambahnya.

    Meskipun jasad bayi sudah dalam kondisi rusak usai dikubur beberapa bulan, polisi memastikan proses pengambilan sampel DNA tetap bisa dilakukan.

    Susatyo mengaku sudah mendapat keterangan dari dokter yang mengambil sampel.

    “Keterangan dokter deengan kondisi seperti itu masih bisa diambil sampel salah satu bagian tubuhnya untuk nanti di ekstrak kemudian nanti di cek untuk DNA-nya,” ujar Kapolres.

    Ekshumasi melibatkan Polres Metro Jakarta Pusat bersama Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati, Pusdokes Polri yang disaksikan orang tua korban dan pihak RSI Cempaka Putih. 

    Sebelumnya, polisi melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam kasus dugaan bayi tertukar di Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta Cempaka Putih.

    Bayi yang diduga tertukar tersebut sebelumnya telah dimakamkan di TPU Semper, Jakarta Utara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan, ekshumasi dilakukan untuk kepentingan penyelidikan

    “Penyelidik sudah menjadwalkan besok, Selasa tanggal 17 Desember akan dilakukan ekshumasi atau gali kubur,” ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (16/12/2024).

    Jasad bayi itu nantinya akan diambil sampel DNA kemudian diuji.

    Hal tersebut untuk memastikan apakah bayi ini benar tertukar atau tidak.

    “Tahapan yang dilakukan penyelidik dan komitmen dari Polres Metro Jakarta Pusat guna pendalaman dan mengusut peristiwa ini hingga tuntas,” kata dia.

    Menurutnya saat ini sedang dilakukan pendalaman apakah peristiwa ini ada dugaan tindak pidana atau tidak dalam tahap penyelidikan.

    Tanggapan Rumah Sakit

    Pihak RS Islam Cempaka Putih angkat bicara terkait meninggalnya bayi yang disebut tertukar.

    Mulai dari penyebab bayi meninggal dunia hingga bukti kepastian jika tak ada yang tertukar.

    Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih, dr. Jack Pradono Handojo menjelaskan, awalnya seorang ibu berinisial FS (27) melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki.

    Adapun berat bayi laki laki tersebut yakni 3.015 gram dengan panjang 47 cm.

    Bayi baru lahir tersebut ternyata mengalami gangguan napas atau Respiratory Distress Syndrome (RDS).

    “Pada saat itu kondisi bayi mengalami gangguan napas sehingga dilakukan resusitasi oleh dokter anak,” ujar Jack.

    Sayangnya meski sudah dibantu, kondisi makin menurun.

    Hal tersebut membuat dokter membawa bayi ke ruang intensif anak (NICU) dan dipasangi ventilator. 

    “Tim kami terus memantau kondisi bayi. Namun, pada 17 September 2024, bayi dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

    Jack menegaskan, MR (27), ayah bayi, sempat melihat anaknya saat diazani dan mendampingi hingga ke ruang NICU. 

    “Bapak pasien mengazani bayi, melihat jenis kelamin, berat badan, dan kondisinya,” kata Jack.

    Kemungkinan bayi tertukar sangat kecil sebab pada hari itu hanya ada satu bayi laki-laki yang lahir.

    Pihak rumah sakit mengklaim berdasarkan SOP bayi yang lahir itu tidaklah tertukar.

  • Kasus Dugaan Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Akan Ekshumasi Makam untuk Penyelidikan – Halaman all

    Kasus Dugaan Bayi Tertukar di Cempaka Putih, Polisi Akan Ekshumasi Makam untuk Penyelidikan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi akan melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam kasus dugaan bayi tertukar di Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta Cempaka Putih.

    Bayi yang diduga tertukar tersebut sebelumnya telah dimakamkan di TPU Semper, Jakarta Utara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan, ekshumasi dilakukan untuk kepentingan penyelidikan.

    “Penyelidik sudah menjadwalkan besok, Selasa tanggal 17 Desember akan dilakukan ekshumasi atau gali kubur,” ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (16/12/2024).

    Jasad bayi itu nantinya akan diambil sampel DNA kemudian diuji.

    Hal tersebut untuk memastikan apakah bayi ini benar tertukar atau tidak.

    “Tahapan yang dilakukan penyelidik dan komitmen dari Polres Metro Jakarta Pusat guna pendalaman dan mengusut peristiwa ini hingga tuntas,” kata dia.

    Menurutnya saat ini sedang dilakukan pendalaman apakah peristiwa ini ada dugaan tindak pidana atau tidak dalam tahap penyelidikan.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro membenarkan, proses ekshumasi bakal dilakukan mulai pukul 09.00 WIB.

    “Terkait kasus dugaan tertukarnya bayi di Cempaka Putih, besok Selasa, 17 Desember 2024, pukul 09.00 WIB dalam rangka penyidikan dan kemanusiaan, untuk memberikan kejelasan status orang tua bayi tersebut melalui tes DNA,” ucapnya.

    Ekshumasi melibatkan Polres Metro Jakarta Pusat bersama Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramat Jati, Pusdokes Polri yang disaksikan orang tua korban dan pihak RSI Cempaka Putih. 

    “Satreskrim telah bersurat resmi termasuk memberitahukan kepada pihak keluarga. Perkembangan akan disampaikan,” ucapnya.

    Tanggapan Rumah Sakit

    Pihak RS Islam Cempaka Putih angkat bicara terkait meninggalnya bayi yang disebut tertukar.

    Mulai dari penyebab bayi meninggal dunia hingga bukti kepastian jika tak ada yang tertukar.

    Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih, dr. Jack Pradono Handojo menjelaskan, awalnya seorang ibu berinisial FS (27) melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki.

    Adapun berat bayi laki laki tersebut yakni 3.015 gram dengan panjang 47 cm.

    Bayi baru lahir tersebut ternyata mengalami gangguan napas atau Respiratory Distress Syndrome (RDS).

    “Pada saat itu kondisi bayi mengalami gangguan napas sehingga dilakukan resusitasi oleh dokter anak,” ujar Jack.

    Sayangnya meski sudah dibantu, kondisi makin menurun.

    Hal tersebut membuat dokter membawa bayi ke ruang intensif anak (NICU) dan dipasangi ventilator. 

    “Tim kami terus memantau kondisi bayi. Namun, pada 17 September 2024, bayi dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

    Jack menegaskan, MR (27), ayah bayi, sempat melihat anaknya saat diazani dan mendampingi hingga ke ruang NICU. 

    “Bapak pasien mengazani bayi, melihat jenis kelamin, berat badan, dan kondisinya,” kata Jack.

    Kemungkinan bayi tertukar sangat kecil sebab pada hari itu hanya ada satu bayi laki-laki yang lahir.

    Pihak rumah sakit mengklaim berdasarkan SOP bayi yang lahir itu tidaklah tertukar.

  • Harvey Moeis Buka-bukaan soal Penggunaan Dana CSR dari Bos Smelter

    Harvey Moeis Buka-bukaan soal Penggunaan Dana CSR dari Bos Smelter

    Bisnis.com, JAKARTA — Terdakwa kasus korupsi tata niaga timah Harvey Moeis mengungkapkan penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikumpulkan dari para petinggi smelter swasta dalam sidang lanjutan yang digelar pada Senin (4/11/2024).

    Harvey menjelaskan dana yang dialokasikan dalam program CSR perusahaan smelter tersebut untuk membeli peralatan medis saat pandemi Covid-19.

    “Untuk Covid-19, Yang Mulia. Saya belikan alat-alat Covid-19 Yang Mulia,” ujarnya melalui keterangan resmi, Senin (4/11/2024). 

    Mendengar alasan Harvey tersebut, Hakim lantas mempertanyakan alasan uang tersebut digunakan untuk membeli alat-alat kesehatan Covid-19. 

    Suami Sandra Dewi itu kemudian menjelaskan bahwa terdapat salah satu rekannya yang merupakan pengusaha di sektor alat kesehatan. 

    “Ketika itu kondisinya semuanya lagi kekurangan alkes Yang Mulia, ada kawan kami yang kebetulan main pengusaha alkes, kebetulan beliau menawarkan,” jawab Harvey. 

    Meski demikian, Harvey mengaku belum memberikan informasi kepada para bos smelter bahwa dana tersebut dibelikan untuk alat kesehatan. Dia mengatakan alat kesehatan itu diberikan ke dua rumah sakit. 

    “Salah satunya untuk RSCM dan RSPAD, Yang Mulia,” imbuh Harvey. 

    Dia menuturkan alat kesehatan itu langsung dikirimkan oleh produsen ke rumah sakit mengingat sulitnya mendapatkan alat kesehatan tersebut. 

    “Dikirim oleh Yang menjual itu, dia bilang waktu itu karena alat alat jarang sekali susah didapat, dia menyampaikan kepada saya bahwa dia bisa dapat alokasi 3 alat ventilator dan 2 alat PCR, Yang Mulia,” terangnya.

    Sebelumnya, komisaris perusahaan smelter timah swasta PT Stanindo Inti Perkasa, Suwito Gunawan mengaku menyetorkan dana CSR yang diminta Harvey Moeis ke perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) milik Helena Lim. 

    Menurut Suwito, beberapa bulan setelah perusahaan swasta menjalankan kerja sama sewa smelter dengan PT Timah, Harvey meminta para bos smelter membayar dana CSR dalam suatu pertemuan. 

    Suwito mengatakan bahwa Harvey mengumpulkan dana CSR untuk penanganan Covid-19 atau perbaikan lahan, tetapi Harvey tidak menyebutkan nilai yang harus disetorkan. 

    Suwito mengklaim pihaknya menyetorkan dana CSR secara sukarela dan tidak dihitung dengan tonase peleburan timah yang dikerjakan perusahaannya. 

  • 6
                    
                        Sidang Kasus Timah, Harvey Moeis Sebut Uang dari Bos-bos Smelter Swasta Dipakai Beli Alkes Covid-19
                        Nasional

    6 Sidang Kasus Timah, Harvey Moeis Sebut Uang dari Bos-bos Smelter Swasta Dipakai Beli Alkes Covid-19 Nasional

    Sidang Kasus Timah, Harvey Moeis Sebut Uang dari Bos-bos Smelter Swasta Dipakai Beli Alkes Covid-19
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Terdakwa kasus korupsi tata niaga timah,
    Harvey Moeis
    mengungkapkan dana
    corporate social responsibility
    (CSR) yang dikumpulkan dari bos-bos smelter swasta digunakan untuk membeli alat kesehatan terkait Covid-19.
    Hal tersebut disampaikan Harvey dalam sidang lanjutan kasus korupsi  timah untuk empat terdakwa yaitu Beneficial Ownership CV Venus Inti Perkasa (VIP) sekaligus Komisaris PT Menara Cipta Mulia (MCM) Tamron; General Manager Operational CV Venus Inti Perkasa Ahmad Albani; Direktur Utama CV Venus Inti Perkasa Hassan Thjie alias Asin; dan wiraswasta Kwang Yung.
    “Untuk Covid-19, Yang Mulia. Saya belikan alat-alat Covid-19 Yang Mulia,” kata Harvey di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (4/11/2024).
    Hakim lantas mempertanyakan alasan uang tersebut digunakan untuk membeli alat-alat kesehatan Covid-19.
    Harvey lalu menyebutkan bahwa ada salah satu rekannya yang merupakan pengusaha di sektor alat kesehatan.
    “Ketika itu kondisinya semuanya lagi kekurangan (alkes) Yang Mulia, ada kawan kami yang kebetulan main (pengusaha) alkes, kebetulan beliau menawarkan,” jawab Harvey.
    Meski demikian, Harvey mengaku belum memberikan informasi kepada para bos smelter bahwa dana tersebut dibelikan untuk alat kesehatan.
    Ia mengatakan, alat kesehatan itu diberikan ke dua rumah sakit.
    “Salah satunya untuk RSCM dan RSPAD, Yang Mulia,” ujar Harvey.
    Ia menuturkan, alat kesehatan itu langsung dikirimkan oleh produsen ke rumah sakit mengingat sulitnya mendapatkan alat kesehatan tersebut.
    “(Dikirim oleh) Yang menjual itu, dia bilang waktu itu karena alat alat jarang sekali susah didapat, dia menyampaikan kepada saya bahwa dia bisa dapat alokasi 3 alat ventilator dan 2 alat PCR, Yang Mulia,” ucap dia.
    Sebelumnya, komisaris perusahaan smelter timah swasta PT Stanindo Inti Perkasa, Suwito Gunawan mengaku menyetorkan dana CSR yang diminta Harvey Moeis ke perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange (QSE) milik Helena Lim.
    Menurut Suwito, beberapa bulan setelah perusahaan swasta menjalankan kerja sama sewa smelter dengan PT Timah, Harvey meminta para bos smelter membayar dana CSR dalam suatu pertemuan.
    Suwito menuturkan, Harvey mengumpulkan dana CSR untuk penanganan Covid-19 atau perbaikan lahan, tetapi Harvey tidak menyebutkan nilai yang harus disetorkan.
    Suwito mengeklaim, pihaknya menyetorkan dana CSR secara sukarela dan tidak dihitung dengan tonase peleburan timah yang dikerjakan perusahaannya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.