Produk: vaksin

  • Bio Farma Kantongi Kontrak Ekspor Vaksin Senilai Rp1,4 Triliun pada 2025

    Bio Farma Kantongi Kontrak Ekspor Vaksin Senilai Rp1,4 Triliun pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) telah mengantongi kontrak pengadaan vaksin senilai Rp1,4 triliun dengan beberapa negara untuk 2025.

    Adapun, kesepakatan tersebut diteken saat pertemuan rutin bersama 43 perusahaan farmasi global, World Health Organization (WHO), dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) di Sao Paolo, Brazil pada bulan lalu.

    Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, Bio Farma kembali dipercaya untuk memasok berbagai jenis vaksin ke sejumlah negara pada 2025. Vaksin yang akan dipasok oleh holding BUMN farmasi tersebut, di antaranya vaksin polio dan difteri, pertusis, tetanus (DPT) untuk anak-anak.

    “Di Sao Paulo, Brasil kami dipercaya kembali untuk memasok vaksin jenisnya macam-macam, di antaranya polio dan DPT, itu total Rp1,4 triliun untuk 2025,” kata Soleh di kantor BUMN, Jumat (1/11/2024).

    Soleh menyampaikan, nilai kontrak sebesar Rp1,4 triliun tersebut baru setengah dari target yang dicanangkan oleh Bio Farma pada 2025. Sebab, pada tahun depan Bio Farma menargetkan total ekspor vaksin dengan nilai mencapai Rp3 triliun.

    Soleh menuturkan, terdapat 153 negara yang bakal menggunakan vaksin milik Bio Farma. Vaksin tersebut, kata Soleh, nantinya sebagian besar adalah vaksin yang diberikan kepada anak-anak.

    Namun, Soleh tak memerinci negara mana saja yang bakal mengimpor vaksin dari perusahaan yang berbasis di Kota Kembang ini.

    “[Sebanyak] 700 juta anak di seluruh seluruh dunia, dari 153 negara itu menggunakan vaksinnya Bio Farma. Jadi sangat-sangat krusial ya, selain yang ada di Indonesia sendiri,” ucapnya.

    Di tempat yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan pemerintah terus mengupayakan agar Bio Farma bisa menjadi salah satu pusat produksi vaksin dunia. 

    Oleh karena itu, pemerintah mendorong perusahaan farmasi ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya yang saat ini diketahui mencapai 3,1 miliar dosis vaksin setiap tahunnya.

    “Bahkan, kita dorong produksinya untuk 10 tahun ke depan. Kalau bisa, bisa naik lima kali lipat. Ini berbagai jenis vaksin ya, ada vaksin kanker serviks ada macam-macam,” ucap Erick.

  • Bio Farma siap bangun pabrik baru untuk tingkatkan kapasitas produksi

    Bio Farma siap bangun pabrik baru untuk tingkatkan kapasitas produksi

    Jakarta (ANTARA) – PT Bio Farma (Persero) akan membangun pabrik baru untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin hingga lima kali lipat.

    Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi menyampaikan, saat ini kapasitas produksi vaksin di pabrik Bandung, Jawa Barat hanya mampu mencapai 3,1 miliar dosis.

    Menurut Soleh, pabrik tersebut sudah tidak memenuhi syarat untuk peningkatan kapasitas dan keamanan masyarakat sekitar, lantaran letaknya di tengah kota Bandung.

    “Sekarang sedang kita cari, arahan dari Pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir) untuk mencari satu tempat, yang memang kita siapkan juga untuk 50-100 tahun ke depan,” kata Soleh di Jakarta, Jumat.

    Saat ini, sudah terdapat tiga lokasi yang akan dipilih untuk menjadi pabrik baru Bio Farma.

    Pemilihan lokasinya sendiri tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Menurut Soleh, ada banyak faktor yang harus diperhatikan, seperti analisis dampak lingkungan (AMDAL), ketersediaan air, energi hijau yang digunakan dan lainnya.

    Pabrik baru Bio Farma juga disebut memiliki potensi untuk meningkatkan revenue perusahaan sekitar delapan sampai 10 kali lipat.

    Baca juga: Bio Farma dapat kontrak ekspor vaksin Rp1,4 triliun untuk 2025

    Baca juga: Bio Farma siapkan produksi radiofarmaka untuk deteksi dini kanker

    “Air itu yang di Pasteur kita butuh 5 juta liter setahun itu untuk industri vaksin ya. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, macam-macam lah yang sedang kita lakukan, energi hijau itu juga menjadi kunci ya,” ujarnya.

    Bio Farma baru saja mendapat kontrak vaksin baru untuk ekspor 2025 sebesar Rp1,4 triliun.

    Kontrak ini didapat saat Bio Farma menghadiri pertemuan tahunan di Brasil pada bulan lalu, di mana pesertanya terdiri dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF dan 43 perusahaan farmasi global.

    Lebih lanjut, Soleh menyampaikan bahwa kontrak senilai Rp1,4 triliun merupakan separuh dari target ekspor Bio Farma untuk 2025, di mana ditetapkan sebesar Rp3 triliun.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Menteri BUMN Berikan Apresiasi Biofarma yang Bantu Kesehatan Dunia Melalui Vaksin

    Menteri BUMN Berikan Apresiasi Biofarma yang Bantu Kesehatan Dunia Melalui Vaksin

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengapresiasi perusahaan farmasi BUMN, yakni Biofarma yang kembali mendapatkan kepercayaan untuk membantu mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan hal ini sebagai bentuk konsistensi perusahaan farmasi BUMN dalam berkontribusi sebagai asisten kesehatan global.

    “Saya mendapat laporan dan kembali kita dipercaya untuk menjadi bagian global players untuk membantu isu kesehatan dunia,” ujar Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2024).

    Erick menuturkan, Biofarma selama ini telah membantu vaksin 700 juta anak di dunia. Dia menyebut pendistribusian itu dilakukan hingga ke 150 negara.

    “Artinya bahwa kesuksesan ini sebuah konsistensi, bahwa kita ini adalah negara besar yang juga menjadi sebuah ekosistem supply chain seluruh dunia,” ucap Erick Thohir.

    Di lokasi yang sama, Wakil Direktur Utama Biofarma Soleh Ayubi menyampaikan, keberhasilan Biofarma untuk menyuplai beberapa vaksin ke San Paulo, Brasil dengan nilai mencapai Rp 1,4 Triliun untuk 2025.

    Hal ini didapatkan berdasarkan rapat besar perusahaan farmasi global yang dihadiri juga oleh WHO, Unicef, dan buyer berbagai negara.

    “Di San Paulo, Brazil kemarin, kita dipercaya kembali untuk menyuplai vaksin dan macam-macam jenisnya, di antaranya adalah polio, diteri, tetanus, dan pertusis dengan total sekitar Rp 1,4 triliun untuk 2025. Ke depan angka itu akan terus bertambah,” ungkap Soleh Ayubi di Kementerian BUMN.

    Soleh mengungkapkan bahwa angka tersebut baru setengah dari yang ditargetkan Biofarma, yakni sebanyak Rp 3 triliun di pasar ekspor. Dia mengatakan masih sangat krusial, terlebih untuk mensuplai vaksin 700 juta anak di dunia.

    “Makanya kami terus berusaha memperbaiki produk kami dan memastikan supply chain-nya itu terjamin. Kalau ada gangguan misalkan di Pasteur, Bandung, di pabrik kita. Itu dampaknya ke 153 negara, keterlambatan di titik tersebut itu korbannya di 153 negara, bukan sesuatu yang gampang, sesuatu yang memang superkrusial,” papar Soleh.

  • Bio Farma dapat kontrak ekspor vaksin Rp1,4 triliun untuk 2025

    Bio Farma dapat kontrak ekspor vaksin Rp1,4 triliun untuk 2025

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi mengatakan pihaknya mendapat kontrak ekspor vaksin untuk 2025 sebesar Rp1,4 triliun.

    “Jenisnya macam-macam tapi di antaranya adalah polio, difteri, tetanus, pertusis, itu total sekitar Rp1,4 triliun untuk tahun 2025 saja,” ujar Soleh di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat.

    Soleh menjelaskan, kontrak ini didapat saat Bio Farma menghadiri pertemuan tahunan di Brasil pada bulan lalu, di mana pesertanya terdiri dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF dan 43 perusahaan farmasi global.

    Lebih lanjut, Soleh menyampaikan bahwa kontrak senilai Rp1,4 triliun merupakan separuh dari target ekspor Bio Farma untuk 2025, di mana ditetapkan sebesar Rp3 triliun.

    “Jadi somehow di titik ini, kita sudah bisa secure hampir setengahnya gitu ya. Rp3 triliun itu untuk ekspor saja, kalau yang dalam negeri tidak dalam konteks ini,” katanya.

    Baca juga: Kemenkes: Kolaborasi kunci pemenuhan vaksin yang halal

    Kontribusi vaksin Bio Farma terhadap kesehatan dunia, kata Soleh, sangat luar biasa. 700 juta anak dari 153 negara menggunakan vaksin Bio Farma.

    Oleh karena itu, Bio Farma berkomitmen akan terus memperbaiki produk-produknya dan memastikan rantai pasok vaksin terjamin.

    Bio Farma juga terus melakukan riset untuk membuat vaksin dari beberapa penyakit mengerikan di dunia.

    “HIV, tuberculosis, itu adalah penyakit-penyakit yang sedang kita siapkan solusi-solusinya. Tentu berkolaborasi dengan swasta, dengan guidance dan direction juga dari Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan,” ucap Soleh.

    Baca juga: Bio Farma siapkan produksi radiofarmaka untuk deteksi dini kanker

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • IDAI Sebut Kasus Cacar Air Anak Meningkat, Ini Kemungkinan Penyebabnya

    IDAI Sebut Kasus Cacar Air Anak Meningkat, Ini Kemungkinan Penyebabnya

    Jakarta

    Wabah penyakit cacar air (Varicella) pada anak jumlahnya semakin meningkat. Terbaru, ada sekitar 53 pelajar di SMPN 8 Tangerang Selatan, Banten yang terserang penyakit ini. Pihak sekolah pun sampai menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua pekan.

    Merespons hal ini, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengatakan meningkatnya kasus cacar air pada anak dibarengi dengan jumlah vaksinasi yang rendah.

    “Ya ada peningkatan kasus dan vaksinasi cacar air memang belum jadi vaksin program nasional, sehingga cakupan vaksinasi masih rendah. Hanya orang yg bisa membayar vaksinasi cacar air di layanan swasta yang bisa mendapatkan vaksinasi,” ujar dr Piprim saat dihubungi detikcom, Jumat (1/11/2024).

    Kemenkes Siapkan Surat Edaran soal Cacar Air

    Terpish, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus berupaya untuk menekan angka kasus cacar air pada anak. Pihaknya saat ini sedang berproses untuk segera menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air (Varicella) dan Gondongan (Mumps).

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman menyebutkan SE tersebut akan diterbitkan oleh Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan puskesmas di Indonesia.

    “Fasyankes agar terus memperkuat kewaspadaan dan diseminasi informasi kepada masyarakat terkait penyakit cacar air dan gondongan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakitnya,” kata Aji dikutip dari Antara, Jumat (1/11/2024).

    Kemenkes mengimbau kepada masyarakat khususnya para orang tua untuk menjaga kebersihan. Selain itu, jika menemukan anak-anak yang mengalami gejala gondongan atau cacar air untuk segera melakukan isolasi.

    “Jika anak-anak usia sekolah mengalami gejala Mumps atau gondongan maupun Varicella atau cacar air, maka segera melakukan isolasi mandiri di rumah serta dapat melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah sampai anak tersebut sembuh,” kata Aji.

    (dpy/kna)

  • WHO Desak Produksi Vaksin Kolera Ditingkatkan untuk Atasi Wabah

    WHO Desak Produksi Vaksin Kolera Ditingkatkan untuk Atasi Wabah

    Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut vaksinasi adalah alat utama untuk mengendalikan wabah kolera yang melanda Sudan Selatan. Namun telah terjadi kekurangan vaksin selama lebih dari 2 tahun. Karena itu, WHO mendesak produsen vaksin untuk meningkatkan produksi vaksin kolera.

  • HLF MSP dan Indonesia-Africa Forum 2024: Perkuat Pembangunan Berkelanjutan dan Solidaritas Global – Page 3

    HLF MSP dan Indonesia-Africa Forum 2024: Perkuat Pembangunan Berkelanjutan dan Solidaritas Global – Page 3

    1. Kerja Sama Bisnis

    Forum HLF-MSP 2024 menghasilkan 32 kesepakatan bisnis dengan total nilai mencapai 3,5 miliar dolar AS. Kesepakatan tersebut mencakup berbagai sektor strategis, termasuk energi terbarukan, infrastruktur, kesehatan, dan teknologi.

    2. Penguatan Kemitraan 

    Forum ini berhasil memperkuat kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. Kemitraan ini diarahkan untuk bersama-sama menghadapi tantangan global yang kompleks, dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor.

    3. Dukungan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 

    Setiap kesepakatan yang dihasilkan selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) PBB, sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung pembangunan global yang inklusif dan berkelanjutan.

    4. Kerja Sama di Sektor Kesehatan 

    Kolaborasi dengan Kenya, Ghana, dan Afrika Selatan mencakup registrasi, distribusi, pemasaran produk farmasi Indonesia, serta transfer teknologi produksi vaksin. Langkah ini untuk mendukung ketahanan kesehatan negara-negara Afrika dan memperluas ekspor produk kesehatan Indonesia, yang pada akhirnya meningkatkan akses layanan kesehatan lebih terjangkau di dalam negeri.

    5. Kerja Sama di Sektor Energi 

    Kesepakatan dengan Namibia dan Tanzania meliputi eksplorasi gas alam serta pengembangan infrastruktur kelistrikan, yang dapat meningkatkan akses energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dampak langsung bagi Indonesia mencakup transfer teknologi dan pengembangan energi lebih efisien dan dapat mengurangi biaya energi di dalam negeri.

    6. Kerja Sama Teknologi Pertanian dan Pupuk

    Bersama Tanzania dan Nigeria, Indonesia sepakat membangun pabrik pengolahan gas menjadi pupuk dan menjual alat produksi berbahan dasar batu bara. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat sektor pertanian dengan stabilitas pasokan pupuk yang terjangkau, meningkatkan produktivitas pangan dalam negeri, dan mendukung ketahanan pangan nasional.

    7. Penguatan Industri Pertahanan

    Kerja sama dengan Afrika Selatan, Kongo, dan Senegal dalam pengadaan pesawat CN235 dan N219 serta pengembangan infrastruktur pertahanan mendukung transfer teknologi di sektor ini. Hal ini juga memperkuat industri strategis nasional dan meningkatkan keamanan dalam negeri.

    8. Kerja Sama Lintas Sektor

    Berbagai kesepakatan lintas sektor turut menambah portofolio kerja sama, dengan fokus pada penguatan hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Afrika. Hal ini berpotensi memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan tersebut.

  • Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        31 Oktober 2024

    Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD Yogyakarta 31 Oktober 2024

    Ditemukan 169 Kasus Penyakit Parotitis di Kota Yogyakarta, Rata-rata Menyerang Anak SD
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Angka kasus penyebaran
    penyakit Parotitis
    , atau lebih akrab dikenal dengan Gondongan, meningkat di
    Kota Yogyakarta
    .
    Penyakit Parotitis
    ini disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus.
    Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu, mengatakan, pada tahun 2024 hingga Oktober terdapat 169 paparan Parotitis.
    “Ada sekitar 169 kasus Gondongan di Kota Yogyakarta, sebagian besar merupakan anak-
    anak SD
    ,” ujar Endang, Kamis (31/10/2024).
    Endang menyebutkan, gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar rahang atau leher akibat peradangan kelenjar parotis.
    Gejala awal yang muncul antara lain demam, sakit kepala, nyeri saat mengunyah atau menelan, dan nyeri otot.
    “Penyakit ini sangat mudah menular, terutama di lingkungan sekolah, melalui percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi,” kata dia.
    Endang mengimbau kepada anak-anak yang terpapar Parotitis agar tidak masuk sekolah untuk sementara waktu guna mencegah penyebaran.
    “Penderita cenderung pada kurangnya kebersihan, dan penyakit ini sangat mudah menular. Karena itu, imbauan kami untuk yang sakit, sebaiknya tidak masuk sekolah,” ungkapnya.
    Dia melanjutkan, orangtua diminta agar memastikan anak-anak mereka telah mendapatkan vaksinasi Measles, Mumps, Rubella (MMR).
    “Pemberian
    vaksin MMR
    ini dapat mencegah terjadinya gondongan,” katanya.
    Dia mengatakan, apabila kasus terus meningkat, pihak sekolah dapat bekerja sama dengan puskesmas setempat dalam memantau dan menangani kasus gondongan tersebut.
    Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan yang juga selaku Epidemiolog di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi, menyebutkan, bahwa
    penyakit parotitis
    atau gondongan termasuk dalam kategori kejadian luar biasa secara epidemiologis.
    Menurutnya, penyakit tersebut sangat meningkat dibandingkan tahun lalu, di mana pada tahun 2023 tidak ada kasus ditemukan.
    Sementara, di tahun 2024 hingga tanggal 30 Oktober 2024, ditemukan 169 kasus.
    “Periode akhir September hingga minggu ketiga Oktober 2024 tidak terdeteksi kasus. Namun, pekan ini naik lagi dan jumlah penderitanya 169 orang yang rata-rata diderita oleh anak SD,” kata dia.
    Ia berharap, para orangtua dan sekolah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga angka penderita gondongan semakin berkurang di Kota Yogyakarta.
    “Pencegahan dapat dilakukan dengan mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir secara rutin sebelum makan atau setelah berada di tempat atau lingkungan yang berisiko, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita gondongan, dan menerapkan etika batuk seperti menutup mulut dan hidung,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Virus Gondongan

    Begini Cara Mencegah dan Mengatasi Virus Gondongan

    Jakarta, Beritasatu.com – Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus paramyxovirus. Penyakit ini umumnya menyerang kelenjar ludah, khususnya kelenjar parotis, yang terletak di bawah telinga dan berperan dalam produksi air liur.

    Gondongan menyebar melalui kontak dengan air liur, sekresi hidung, atau droplet pernapasan dari orang yang terinfeksi, sehingga interaksi dekat dengan penderita meningkatkan risiko penularan. Infeksi ini sering terjadi pada anak-anak dan biasanya ringan, tetapi pada orang dewasa, infeksinya bisa lebih serius dan menimbulkan komplikasi.

    Namun, bagaimana cara mencegah dan mengatasi gondongan? Berikut ini penjelasannya yang dikutip dari Healthline, Rabu (30/10/2024).

    Cara Mencegah Virus Gondongan
    Vaksinasi menjadi langkah pencegahan utama terhadap virus gondongan. Setiap bayi dan anak-anak umumnya diberikan vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR) secara bersamaan. Vaksin MMR ini diberikan dalam dua dosis, dengan dosis pertama pada usia 9 hingga 15 bulan dan dosis kedua pada usia 15 bulan hingga 6 tahun.

    Bagi orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi MMR, sangat dianjurkan untuk divaksinasi, terutama mereka yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi, seperti rumah sakit atau sekolah. Vaksinasi ini penting untuk melindungi mereka dari infeksi gondongan serta mencegah penyebaran virus kepada orang lain.

    Cara Mengatasi Virus Gondongan
    Gondongan disebabkan oleh infeksi virus, sehingga tidak dapat diobati dengan antibiotik atau obat khusus. Namun, gondongan dapat diatasi untuk meningkatkan kenyamanan dan membantu proses pemulihan. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gondongan.

    1. Istirahat yang cukup
    Saat tubuh terasa lemah atau lelah, penting untuk beristirahat. Istirahat yang cukup akan membantu tubuh memulihkan diri dari infeksi. Aktivitas yang terlalu berat bisa memperlambat proses penyembuhan, jadi pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup.

    2. Konsumsi obat pereda nyeri
    Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti asetaminofen atau ibuprofen, untuk meredakan demam dan nyeri akibat gondongan. Selain membantu mengurangi demam, obat ini juga dapat mengurangi rasa nyeri pada kelenjar yang membengkak. Pastikan untuk mengikuti dosis yang dianjurkan atau konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan lain.

    3. Kompres dingin pada kelenjar yang bengkak
    Jika kelenjar di bawah telinga membengkak dan terasa nyeri, cobalah mengompres area tersebut dengan es yang dibalut kain. Kompres dingin ini membantu mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri, membuat Anda merasa lebih nyaman.

    4. Banyak minum cairan
    Demam yang sering muncul sebagai gejala gondongan dapat menyebabkan dehidrasi. Minumlah air putih dalam jumlah cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Mengonsumsi cairan yang cukup akan membantu menjaga kelembapan tubuh dan mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.

    5. Mengonsumsi makanan lunak
    Pembengkakan kelenjar ludah dapat membuat aktivitas mengunyah menjadi menyakitkan. Oleh karena itu, sebaiknya pilih makanan lunak, seperti sup, yoghurt, atau bubur, yang tidak perlu banyak dikunyah. Makanan ini lebih mudah dikonsumsi dan tidak memperparah rasa nyeri pada kelenjar yang membengkak.

    6. Hindari makanan dan minuman asam
    Makanan atau minuman yang asam, seperti jus jeruk atau lemon, dapat memperburuk nyeri pada kelenjar ludah yang terinfeksi. Asam dalam minuman ini merangsang produksi air liur yang bisa membuat kelenjar terasa semakin nyeri. Sebaiknya hindari makanan dan minuman yang asam sampai pembengkakan berkurang.

    7. Konsultasi dengan tenaga medis
    Untuk pemantauan kondisi dan saran lebih lanjut, konsultasikan dengan tenaga medis secara rutin. Meskipun gondongan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, segera untuk memeriksakan diri agar tidak ada komplikasi. Tenaga medis juga dapat memberikan saran khusus yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

  • Imigrasi Jakut tangkap 12 warga Nigeria yang melanggar izin tinggal

    Imigrasi Jakut tangkap 12 warga Nigeria yang melanggar izin tinggal

    12 orang WNA tersebut ditangkap di salah satu apartemen di Kelapa GadingJakarta (ANTARA) – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara menangkap 12 warga negara asing asal Nigeria yang diduga melakukan pelanggaran izin tinggal (overstay) hingga penipuan di daerah setempat.

    “Kami mengamankan 12 pria berkewarganegaraan Nigeria yakni EHO, MIU, ACN, CKO, NKC, GU, KC, GN, SE, UMC, CM, dan ACD dalam operasi Jagratara,” kata  Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara, Widya Anusa Brata di Jakarta, Rabu.

    Baca juga: Menlu: Hibah vaksin tunjukkan semangat solidaritas Indonesia-Nigeria

    Ia mengatakan 12 orang WNA tersebut ditangkap di salah satu apartemen di Kelapa Gading.

    Widya mengatakan mereka diduga melanggar pasal 78 ayat 3 dan pasal 122 huruf a Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

    “Jika mereka terbukti melakukan pelanggaran, dapat dilakukan penyidikan tindak pidana keimigrasian dan/atau dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi disertai dengan penangkalan,” kata dia.

    Ia menjelaskan dari 12 orang tersebut saat ini dilakukan penahanan terhadap sembilan orang yang berinisial ACN, CKO, NKC, GU, KC, GN, SE, UMC dan CM.

    Baca juga: Imigrasi Jakpus amankan terduga pemalsu dokumen permohonan paspor RI

    Mereka ditahan di ruang Detensi Imigrasi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara karena telah terbukti overstay berdasarkan pengecekan data melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM).

    Sedangkan terhadap tiga warga Nigeria berinisial MIU, EHO, dan ACD yang memiliki dokumen perjalanan (paspor) dan izin tinggal yang masih berlaku tidak dilakukan penahanan (detensi).

    “Petugas mengambil langkah dengan menahan paspor untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” kata dia.

    Baca juga: KemenkumHAM DKI antisipasi potensi pelanggaran WNA saat Pemilu

    Ia mengatakan Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Utara melaksanakan kegiatan Operasi Pengawasan Orang Asing dengan kendali pusat yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia dengan sandi Operasi Jagratara III.

    Ia mengatakan Operasi Jagratara ini digelar atas instruksi Direktur Jenderal Imigrasi serta Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian.

    “Tujuan utama dari operasi ini adalah mencegah terjadinya pelanggaran keimigrasian serta menegakkan hukum demi menjaga stabilitas dan keamanan negara,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024