Produk: vaksin

  • Bio Farma Dipercaya CEPI Bangun Teknologi Vaksin mRNA, Siap Hadapi Kemungkinan Pandemi ke Depan

    Bio Farma Dipercaya CEPI Bangun Teknologi Vaksin mRNA, Siap Hadapi Kemungkinan Pandemi ke Depan

    PIKIRAN RAKYAT – Teknologi canggih telah disiapkan oleh induk holding BUMN Farmasi yakni Bio Farma dalam menghadapi situasi pandemi yang mungkin saja kembali terjadi ke depan. Sebagai garda terdepan, Bio Farma berusaha menghadirkan produksi vaksin mRNA untuk percepatan penanggulangan jika terjadi pandemi melalui teknologi produksi vaksin terkini viral vector dan mRNA Indonesia.

    Bio Farma berkesempatan menerima kunjungan dari Chief Executive Officer (CEO) Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto pada 11 Februari 2025 di Bandung.

    Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari investasi yang telah dilakukan oleh CEPI kepada Bio Farma dalam implementasi produksi vaksin mRNA.

    Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI memberikan dukungan penuh dalam penanggulangan pandemi ke depan, salah satunya dengan penyediaan vaksin.

    “Pemerintah Indonesia memberi dukungan terhadap Bio Farma dalam rangka penyediaan vaksin untuk mempertahankan ketahanan kesehatan di dalam negeri serta memberikan kontribusi positif pada kesehatan di tingkat global. Kami apresiasi kolaborasi yang baik antara CEPI serta Bio Farma,” kata Jeffri.

    Menurut Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya, suatu kehormatan dan keistimewaan bagi Bio Farma mendapat kepercayaan dari CEPI dalam upaya memerangi potensi ancaman pandemi di masa depan.

    “Kunjungan ini merupakan bukti dari kemitraan yang kuat antara Bio Farma dan CEPI, sebuah kolaborasi yang dibangun atas dasar kesamaan visi: memastikan keamanan kesehatan global melalui inovasi dan kesiapsiagaan. CEPI telah menjadi mitra strategis dalam perjalanan kami untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi pandemi. Pelajaran yang dipetik dari tantangan kesehatan global baru-baru ini telah memperkuat urgensi membangun ekosistem yang lebih tangguh dan responsif untuk pengembangan vaksin. Kami menyadari bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tentang bereaksi terhadap krisis, tetapi secara proaktif mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap ancaman yang muncul,” ucap Shadiq.

    CEO CEPI, Richard Hatchett takjub dapat melihat secara langsung inovasi yang sedang dilakukan di Bio Farma Indonesia.

    “Kemitraan yang kuat antara CEPI dan Bio Farma, yang berkontribusi terhadap kemajuan ini, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga membantu memposisikan Indonesia sebagai pusat regional untuk keamanan kesehatan yang lebih baik di Asia Tenggara. Dengan kemampuan manufaktur yang semakin maju ini, akan memungkinkan untuk menghadapi wabah di masa depan dengan akses yang cepat dan merata terhadap vaksin yang berpotensi menyelamatkan nyawa bagi masyarakat di wilayah ini,” ungkap Richard.

    “Saya berharap dapat memperdalam kolaborasi kami dengan pemerintah Indonesia dan industri life-science-nya, seiring dengan upaya kami untuk menghilangkan ancaman pandemi,” katanya.

    Pengalaman Bio Farma Puluhan Tahun

    Kolaborasi MSD dan Bio Farma bakal memproduksi vaksin PCV15 sendiri untuk mencegah penyakit pneumonia.

    Wakil Direktur Utama Bio Farma, Soleh Ayubi menyampaikan dalam paparannya bahwa Bio Farma memiliki pengalaman yang matang di pasar global vaksin. Dengan lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang produksi vaksin untuk mendukung kebutuhan vaksin global.

    “Sejak tahun 1997, 20 produk vaksin Bio Farma telah telah mendapatkan sertifikat prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Saat ini, Bio Farma merupakan salah satu dari tujuh pemasok WHO teratas berdasarkan volume dengan kapasitas produksi 3,1 Miliar dosis per tahun dan telah menjangkau sebanyak 700 juta pengguna di seluruh dunia. Kedepannya kami harap dapat terus berkontribusi pada pemerataan akses vaksin di tingkat global sebagai upaya keberlanjutan dalam memerangi ancaman pandemi di masa mendatang,” katanya.

    CEPI dan Bio Farma telah berkomitmen untuk melakukan kolaborasi selama 10 tahun dengan penunjukan peran Bio Farma sebagai salah satu manufacturing preferred network CEPI di Global South.

    Kerja sama antara CEPI dan Bio Farma dalam mempercepat produksi vaksin sejalan dengan Asta Cita kedua yaitu emantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa. Kolaborasi ini mendukung kemandirian bangsa dalam sektor kesehatan, khususnya dalam produksi vaksin, yang merupakan bagian dari upaya mencapai swasembada di bidang kesehatan. Dengan demikian, inisiatif ini berkontribusi pada pencapaian cita-cita tersebut.

    CEPI adalah kemitraan inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan organisasi sipil, yang diluncurkan pada tahun 2017, untuk mengembangkan vaksin melawan epidemi di masa depan.

    Misinya adalah untuk mempercepat pengembangan vaksin dan penanggulangan biologis lainnya terhadap ancaman epidemi dan pandemi sehingga dapat diakses oleh semua orang yang membutuhkan.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • USAID Dibubarkan, Bantuan Alkes dan Obat TBC-HIV Tak Bisa Didistribusikan

    USAID Dibubarkan, Bantuan Alkes dan Obat TBC-HIV Tak Bisa Didistribusikan

    Jakarta

    Persediaan medis bantuan United States Agency for International Development (USAID) senilai ratusan juta USD, terdampar di gudang dan kapal seluruh dunia. Presiden AS Donald Trump membekukan bantuan ke negara asing, yang sebagian besar ditujukan untuk program kemanusiaan.

    Upaya Trump membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS itu telah memutus rantai pasokan global untuk bantuan medis.

    Adapun barang-barang yang ditahan termasuk oksigen medis, obat-obatan tuberkulosis, hingga obat untuk pasien HIV. Tidak jelas nasib dari kelanjutan pasokan medis tersebut.

    Bila tidak segera ada tindak lanjut, pasokan medis berisiko rusak, kedaluwarsa, bahkan dicuri. Saat ini, pasien dan dokter yang membutuhkan tidak dapat mengakses alat-alat penting di tengah titah Trump menutup USAID.

    “Ini menjadi sangat sulit,” kata Jerry Amoah-Larbi, koordinator Jaringan Suara TB Nasional Ghana Afrika Barat, yang bekerja untuk meningkatkan akses ke pencegahan dan perawatan tuberkulosis. D

    Ia dan rekan-rekannya mengatakan klinik kemungkinan bakal segera kehabisan tes dan perawatan, terutama di daerah pedesaan terpencil.

    “Pada akhir bulan ini, kita akan mengalami kekurangan perawatan untuk TB,” katanya.

    Penghentian sementara bantuan asing, yang dikeluarkan selama hari pertama Trump menjabat pada 20 Januari, seharusnya berlangsung selama 90 hari, sembari peninjauan ulang program-program untuk memastikan kesesuaiannya dengan agenda “America First” pemerintahan baru.

    Departemen Luar Negeri AS telah mengizinkan beberapa pekerjaan ‘penyelamatan nyawa’ untuk dimulai kembali, tetapi banyak mitra dan kontraktor tidak dapat melakukannya.

    Seharusnya, oksigen medis senilai USD 20 juta dan perlengkapan lain cukup untuk membantu ratusan ribu orang dewasa dan anak-anak dengan masalah pernapasan yang sering mengancam nyawa. Saat ini, bantuan terpaksa terhenti di beberapa titik dalam rantai pasokan, kata seorang kontraktor USAID kepada Reuters.

    Itu termasuk di kapal, di pelabuhan, atau di rumah sakit tempat pekerjaan pada infrastruktur untuk mengirimkan oksigen telah terhenti. Dalam gugatan hukum yang diajukan minggu ini oleh kontraktor USAID, salah satu penggugat firma pembangunan berkelanjutan AS Chemonics mengatakan bahwa mereka memiliki obat-obatan dan perlengkapan kesehatan senilai USD 240 juta yang belum jelas keberadaannya di berbagai titik dalam rantai pasokan. Gugatan hukum tersebut tidak menyebutkan produk apa saja yang termasuk dalam perkiraan tersebut.

    Sebagian besar obat-obatan yang sensitif terhadap suhu seperti vaksin, obat HIV, dan reagen untuk pengujian diangkut melalui udara ke pelabuhan masuk dan kemudian ke gudang dan distributor. Alat pelindung diri, jarum suntik, dan kelambu nyamuk besar untuk melindungi dari malaria diangkut dengan kapal, yang dapat berada di laut selama berminggu-minggu.

    “Pada waktu tertentu, mungkin ada dua atau tiga ribu kontainer di laut lepas atau di pelabuhan di suatu tempat,” kata seorang pejabat yang mengetahui program pasokan USAID kepada Reuters.

    Kontainer-kontainer tersebut berisi barang-barang seperti tes dan perawatan malaria dan HIV, alat kontrasepsi, dan perlengkapan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, katanya.

    Tindakan terpisah oleh pemerintahan Trump yang merumahkan ribuan pekerja USAID dan memindahkan beberapa fungsi lembaga tersebut ke Departemen Luar Negeri telah membuat dimulainya kembali pekerjaan yang menyelamatkan nyawa menjadi lebih rumit.

    Para kontraktor bertanya apakah pembekuan bantuan asing mungkin akan berlangsung lebih lama daripada hanya 90 hari. Memo internal pemerintah yang dikirim oleh misi USAID di luar negeri, yang dilihat oleh Reuters, mengatakan sistem pembayaran juga tetap tidak berfungsi, yang mencegah organisasi untuk memulai kembali pekerjaan.

    “Bahkan jika operasi USAID diizinkan untuk dilanjutkan sepenuhnya dalam beberapa minggu mendatang, akan memakan waktu lebih dari enam bulan untuk menjadi stabil,” kata Prashant Yadav, seorang ahli dalam rantai pasokan perawatan kesehatan dan peneliti senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations, sebuah lembaga pemikir nonpartisan.

    (naf/kna)

  • Video: Momen Pegiat Anti-Vaksin Robert F. Kennedy Jr Dilantik Jadi Menkes AS

    Video: Momen Pegiat Anti-Vaksin Robert F. Kennedy Jr Dilantik Jadi Menkes AS

    Jakarta – Robert F. Kennedy Jr dilantik jadi Menteri Kesehatan AS. Keponakan Presiden AS ke-35 John F. Kennedy itu telah membantah bahwa dirinya seorang anti-vaksinasi. Ia menegaskan hanya mendukung studi yang lebih ketat dan uji keamanan untuk imunisasi. Setelah dilantik jadi Menkes AS, Ini tugas yang diberikan Donald Trump padanya…

    (/)

  • Vaksinasi pneumonia turunkan risiko kena radang paru

    Vaksinasi pneumonia turunkan risiko kena radang paru

    Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi dr. Rania Imaniar, Sp. P.K.R mengatakan vaksinasi pneumonia menjadi salah satu cara menurunkan risiko seseorang terkena radang paru (pneumonia) akibat infeksi bakteri pneumokokus.

    Pemberian vaksin ini tidak berarti membuat seseorang terbebas dari risiko mengalami pneumonia, namun dapat meringankan gejala serta mencegah risiko terjadinya komplikasi.

    “Pada dasarnya, vaksin diberikan untuk merangsang daya tahan tubuh agar menciptakan antibodi yang kemudian dapat mengenali kuman, sehingga tidak terinfeksi,” kata dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

    Rania mengatakan, pemberian vaksin pneumonia juga dapat melindungi seseorang dari penyakit lain akibat infeksi bakteri pneumokokus, termasuk bronkopneumonia dan meningitis dan bahkan sepsis.

    Pneumonia adalah kondisi paru mengalami peradangan akibat infeksi bakteri maupun virus. Pada lansia dan anak-anak, peradangan paru dapat berisiko fatal.

    Karena itu, diperlukan upaya pencegahan yang tepat, yakni dengan menerapkan pola hidup sehat serta mendapatkan vaksin pneumonia.

    Penyakit ini mengemuka belakangan ini seiring kabar meninggalnya salah satu artis terkenal asal Taiwan akibat pneumonia yang dipicu oleh influenza.

    Adapun vaksin pneumonia dapat diberikan pada beberapa kelompok maupun kondisi antara lain anak berusia kurang dari lima tahun, lansia, lalu orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah termasuk mereka yang sedang menjalani kemoterapi; penyandang diabetes dan pengidap HIV.

    Kelompok lainnya, yakni mereka yang memiliki kelainan bawaan, terutama penyakit jantung bawaan, menderita penyakit kronis, seperti asma, diabetes dan gagal ginjal kronis, mengalami kelainan darah, seperti thalasemia dan anemia sel sabit.

    Selain itu, mereka dengan riwayat operasi seperti operasi implan koklea, transplantasi organ, atau pengangkatan limpa, serta memiliki kebiasaan merokok.

    Rania menyarankan sebelum seseorang mendapatkan vaksin pneumonia, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar memberikan saran terbaik sesuai dengan kondisinya.

    “Saat konsultasi, sebaiknya informasikan riwayat kesehatan Anda termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi maupun adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini,” kata dia.

    Bagi pasien wanita, status kehamilan, seperti sedang merencanakan kehamilan, hamil, maupun menyusui, juga perlu diinformasikan ke dokter saat konsultasi.

    Selain itu, informasikan juga riwayat kesehatan keluarga terutama menyangkut riwayat alergi dan kelainan perdarahan maupun autoimun.

    Selain itu, jika seseorang merasa kurang sehat atau mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia, sebaiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi.

    “Apabila Anda dinyatakan sedang mengalami penyakit pneumonia, maka Anda perlu menjalani pengobatan terlebih dahulu sampai sembuh, barulah bisa mendapatkan vaksin pneumonia,” kata Rania.

    Terakhir, pastikan tubuh cukup beristirahat, dalam kondisi prima, dan tidak sedang sakit mendekati jadwal pemberian vaksin pneumonia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ratusan Ternak di Tuban Terjangkit PMK, 244 Dinyatakan Sembuh, Vaksinasi Digencarkan

    Ratusan Ternak di Tuban Terjangkit PMK, 244 Dinyatakan Sembuh, Vaksinasi Digencarkan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis

    TRIBUNJATIM.COM, TUBAN – Dari 281 ternak yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), 244 ternak di Kabupaten Tuban telah dinyatakan sembuh, Kamis (13/2/2025).

    Diketahui, kasus PMK di Kabupaten Tuban tercatat kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada bulan September 2024.

    Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban, Eko Julianto terkait kasus PMK di Tuban hal ini lantaran pada bulan September banyak ternak yang masa vaksin nya sudah habis, selain itu faktor musim penghujan juga turut berpengaruh.

    “PMK naik akhir 2024, karena vaksinasi 2023 pada tubuh ternak masa habisnya bulan September, hal ini karena memori pada hewan hanya 6 bulan, bisa dengan manusia yang sekali vaksin bisa seumur hidup, selain itu faktor musim hujan juga berpengaruh,” ujar Eko.

    Dan sampai saat ini, tercatat di wilayah Kabupaten Tuban sudah ada 281 kasus PMK dengan 244 ternak dinyatakan sembuh 13 masih sakit dan mendapatkan perawatan, 19 ternak mati, dan 5 harus dipotong paksa.

    Untuk kecamatan dengan kasus tertinggi hingga saat ini tercatat berada di Kecamatan Kerek dengan 70 kasus.

    Eko menjelaskan, keberhasilan dalam menanggulangi PMK berkat kerja keras dari tim seperti melakukan strategi pengendalian dan pencegahan.

    “Salah satunya kita melakukan pengobatan hewan yang sakit dan melakukan pengawasan selama 14 Hari. Serta untuk desa yang memiliki kasus cukup banyak kami membuka pengobatan secara massal,” bebernya.

    Untuk pencegahan sendiri, Eko menuturkan kalau saat ini telah ada 7.000 dosis vaksin, yang sudah di suntikan. Dan pada minggu ini, akan ada 29.000 dosis vaksin dari Kementerian dan Pemerintah Provinsi untuk di vaksinasi kan ke ternak di 20 Kecamatan Kabupaten Tuban.

    “Kita telah mendapatkan 29.000 vaksin dan Insyaallah besok sudah mulai dilakukan vaksinasi ke 20 Kecamatan,” ungkapnya.

    Dengan adanya tren positif ini Eko menghimbau kepada peternak agar lebih menjaga kebersihan kandang, serta membatasi interaksi ternak dengan orang banyak.

    Selain itu ia juga menyarankan masyarakat segera melapor ke petugas, jika ada indikasi ternak yang terjangkit PMK agar ternak bisa segera tertolong, atau meminta penanganan melalui dokter hewan yang ada di Puskeswan. 

    “Semoga bisa zero kasus, dengan upaya penanganan dan pencegahan, yang kita lakukan,” pungkasnya.

  • Kolaborasi Percepatan Penanganan Pandemi, Bio Farma Terima Kunjungan dari CEO CEPI

    Kolaborasi Percepatan Penanganan Pandemi, Bio Farma Terima Kunjungan dari CEO CEPI

    JABAR EKSPRES – Bio Farma, induk holding BUMN Farmasi Bio Farma Group menerima kunjungan dari Chief Executive Officer (CEO) Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) serta Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto yang diterima oleh Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya beserta jajaran Direksi Bio Farma dan juga Komisaris Utama Bio Farma, Tugas Ratmono dan jajaran Komisaris pada tanggal 11 Februari 2025 di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung.

    Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari investasi yang telah dilakukan oleh CEPI kepada Bio Farma untuk implementasi produksi vaksin mRNA, terkait percepatan penanggulangan pandemi melalui teknologi produksi vaksin terkini viral vector dan mRNA Indonesia

    Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI yang diwakili oleh Direktur Ketahanan Kefarmasian & Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jeffri Ardiyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI memberikan dukungan dalam penanggulangan pandemi diantaranya dengan penyediaan vaksin.

    “Pemerintah Indonesia memberi dukungan terhadap Bio Farma dalam rangka penyediaan vaksin untuk mempertahankan ketahanan kesehatan di dalam negeri serta memberikan kontribusi positif pada kesehatan di tingkat global. Kami apresiasi kolaborasi yang baik antara CEPI, serta Bio Farma.” Kata Jeffri.

    Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menyampaikan bahwa merupakan suatu kehormatan dan keistimewaan bagi Bio Farma untuk mendapat kepercayaan dari CEPI dalam upaya memerangi potensi ancaman pandemi di masa depan.

    “Kunjungan hari ini merupakan bukti dari kemitraan yang kuat antara Bio Farma dan CEPI, sebuah kolaborasi yang dibangun atas dasar kesamaan visi: memastikan keamanan kesehatan global melalui inovasi dan kesiapsiagaan. CEPI telah menjadi mitra strategis dalam perjalanan kami untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi pandemi. Pelajaran yang dipetik dari tantangan kesehatan global baru-baru ini telah memperkuat urgensi membangun ekosistem yang lebih tangguh dan responsif untuk pengembangan vaksin. Kami menyadari bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tentang bereaksi terhadap krisis, tetapi secara proaktif mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap ancaman yang muncul.” papar Shadiq.

  • Kemarin, Perayaan Cap Go Meh hingga penggusuran rumah di Pulogebang

    Kemarin, Perayaan Cap Go Meh hingga penggusuran rumah di Pulogebang

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita yang tersaji di kanal Metro pada Rabu (12/2) masih menarik disimak kembali untuk mengawali aktivitas di pagi hari Anda, mulai dari Perayaan Imlek 2025 atau Cap Go Meh di Glodok, hingga penggusuran rumah warga di Jakarta Timur.

    Berikut lima berita pilihan yang bisa menemani Anda yang sedang beraktivitas maupun dalam perjalanan:

    1. Mahfud dan Anies serta Pram-Doel hadiri Cap Go Meh di Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah tokoh mulai dari Mahfud MD, Anies Baswedan, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Terpilih Pramono Anung-Rano Karno, Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Veronica Tan menghadiri akhir perayaan Imlek 2025 atau Cap Go Meh di Glodok, Jakarta Barat, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    2. Pemkot Jakpus lakukan razia parkir liar di trotoar

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) menggelar razia parkir liar yang berada di bahu jalan dan trotoar selama satu bulan ke depan, sejak Rabu ini hingga 12 Maret 2025.

    Selengkapnya di sini

    3. Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan saat ini vaksin dengue yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena dan keparahan demam berdarah dengue (DBD) bisa didapatkan di fasilitas kesehatan (fakses) swasta karena belum menjadi program wajib pemerintah.

    Selengkapnya di sini

    Petugas gabungan saat merazia parkir liar di Jakarta, Rabu (12/2/2025). ANTARA/Ho-Pemkot Jakpus

    4. PAM Jaya: Layanan air perpipaan Jakarta 2024 naik jadi 70,29 persen

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya Syahrul Hasan mengungkapkan bahwa cakupan layanan air perpipaan di Jakarta per akhir tahun 2024 berhasil mencapai 70,29 persen atau naik tiga persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Selengkapnya di sini

    5. PN Jaktim gusur puluhan rumah warga di Pulogebang

    Jakarta (ANTARA) – Puluhan rumah warga yang berdiri di lahan kosong di Jalan Dokter Sumarno, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, digusur oleh aparat gabungan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Amerika Serikat Dilanda Musim Flu Tertinggi Sejak 2009, Angka Kematian Mingguan Lampaui Covid-19

    Amerika Serikat Dilanda Musim Flu Tertinggi Sejak 2009, Angka Kematian Mingguan Lampaui Covid-19

    PIKIRAN RAKYAT – Untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda, angka kematian mingguan akibat influenza di Amerika Serikat (AS) melampaui angka kematian akibat Covid-19 pada minggu yang berakhir pada 25 Januari 2025, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

    Pada minggu tersebut, sekitar 1,7% dari seluruh kematian di AS disebabkan oleh flu, sementara sekitar 1,5% disebabkan oleh Covid-19. Bahkan, tingkat rawat inap akibat flu tiga kali lebih tinggi daripada rawat inap akibat Covid-19 selama gelombang infeksi flu musim ini.

    Data awal dari CDC menunjukkan bahwa kematian akibat influenza mungkin mencapai 2% dari total kematian pada minggu yang berakhir pada 1 Februari, sementara kematian akibat Covid-19 secara nasional tetap sekitar 1,5%. Di 22 negara bagian, tingkat kematian akibat influenza telah melampaui kematian akibat Covid-19 selama lima minggu pertama tahun 2025.

    Kesenjangan antara kematian akibat flu dan Covid-19 paling signifikan di California, Hawaii, Washington, Oregon, dan Wyoming, di mana persentase kematian mingguan akibat flu setidaknya dua kali lipat dari Covid-19.

    Tingkat yang ‘Sangat Tinggi’

    Pejabat kesehatan menggunakan persentase kematian mingguan sebagai indikator awal tren kematian akibat flu dan Covid-19. Data CDC memperkirakan bahwa antara 13.000 dan 65.000 kematian akibat flu telah terjadi musim ini, melebihi kisaran kematian akibat influenza untuk sepanjang musim lalu. Jumlah ini juga lebih tinggi dari perkiraan kematian akibat Covid-19, yaitu antara 18.000 dan 31.000 kematian.

    Gelombang Covid-19 musim dingin ini lebih kecil dari gelombang sebelumnya, dengan tingkat rawat inap dan kunjungan gawat darurat yang lebih rendah. Tidak ada varian virus baru yang sangat bermutasi yang menyebabkan lonjakan besar infeksi, dan tingkat vaksinasi pada orang dewasa yang lebih tua lebih tinggi dari musim sebelumnya.

    Sebaliknya, aktivitas influenza meningkat ke beberapa tingkat tertinggi sejak puncak pandemi flu babi pada tahun 2009. Tingkatnya “sangat tinggi” di 33 negara bagian dan Distrik Columbia.

    Ketertinggalan Vaksinasi Flu

    Vaksinasi influenza tertinggal di beberapa kelompok usia, terutama pada anak-anak. Kurang dari 45% anak-anak di AS yang mendapatkan suntikan vaksin flu, dibandingkan dengan lebih dari 58% pada saat yang sama di tahun 2020.

    Juru bicara CDC, Paul Prince, mengimbau siapa pun yang belum divaksinasi flu untuk segera melakukannya.

    “Yang terpenting, siapa pun yang belum divaksinasi flu musim ini harus segera divaksinasi. Aktivitas flu tetap tinggi dan terus meningkat di seluruh negeri,” tegasnya.

    Beberapa faktor dapat memengaruhi aktivitas flu, termasuk jenis virus flu yang beredar dan tingkat kekebalan masyarakat.

    “Meskipun aktivitas flu dan tingkat keparahan musim flu tidak dapat diprediksi dan dapat bervariasi dari musim ke musim, aktivitas flu diperkirakan akan meningkat dan meningkat pada saat ini,” tandasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Vaksin Jadi Cara Hindari Pneumonia, Penyakit yang Sebabkan Barbie Hsu Meninggal, Kapan Jadwalnya? – Halaman all

    Vaksin Jadi Cara Hindari Pneumonia, Penyakit yang Sebabkan Barbie Hsu Meninggal, Kapan Jadwalnya? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pneumonia mewabah di Jepang. Penyakit ini bahkan sudah memakan korban. Artis pemain film Meteor Garden Barbie Hsu meninggal usai terinfeksi pneumonia.

    Vaksinasi menjadi salah satu cara pencegahan untuk membentengi diri dari Pneumonia.

    Mereka yang berisiko tinggi seperti anak dibawah dua tahun, lansia maupun orang dengan komorbid, disarankan untuk melengkapi diri dengan vaksinasi pneumonia maupun influenza saat menuju daerah wbah Pneumonia. 

    Vaksinasi pneumonia penting diberikan kepada anak dan orang dewasa.

     
    Pneumonia merupakan kondisi di mana paru mengalami peradangan akibat infeksi bakteri maupun virus.

     

    Penyakit ini bisa menginfeksi siapa saja, namun bisa beresiko fatal jika dialami lansia dan anak-anak.

    Diserang pneumonia, Barbie Hsu Meningal, Fenita Arie sembuh

    BARBIE HSU MENINGGAL – Tangkapan layar dari BBC pada Senin (3/2/2025) menampilkan foto aktris Taiwan Barbie Hsu. Jasad Barbie Hsu akan dikremasi di Jepang dan abunya akan dikembalikan ke Taiwan, setelah meninggal karena pneumonia usai berlibur ke Jepang. (Tangkap layar BBC)

    Sebelumnya, artis serial televisi Meteor Garden Barbie Hsu meninggal dunia saat berlibur ke Jepang. Ia tutup usia akibat komplikasi influenza yang berujung pneumonia.

    Selain Barbie Hsu, artis dan presenter Fenita Arie juga mengalami hal serupa sepulangnya ia dan suami Arie Untung dari Jepang.

    Fenita Arie didiagnosis pneumonia. Ia sempat mengalami kondisi kesehatan yang menurun.

    Fenita kini sudah dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas, setelah sempat dirawat di RS.

    “Alhamdulillah, sejak pulang dari Jepang tanggal 10, mimi masuk rumah sakit baru bisa beraktivitas hari Sabtu lalu dengan diagnosis pneumonia, padahal nggak pernah ada riwayat,” tulis Arie Untung dalam unggahannya.

    “Bulan lalu aku juga dirawat dengan diagnosis yang sama, ketika melihat berita Barbie Hsu meninggal dengan penyakit yang sama bahkan belum sempat kembali ke negaranya, bikin kita bersyukur atas segala nikmat kesembuhan ini,” lanjut postingan tersebut.

    Kapan vaksin pneumonia diberikan? Simak jadwalnya

    Lalu kapan jadwal pemberian vaksin pneumonia untuk anak dan orang dewasa?

     

    Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Rania Imaniar mengatakan, ada perbedaan jadwal pemberian vaksin pneumonia berdasarkan kelompok usianya.

    Ilustrasi vaksin (Freepik)

    Pada anak vaksin pneumonia diberikan pada usia kurang dari 1 tahun akan mendapatkan 3 dosis vaksin pneumonia, dengan jadwal vaksinasi pertama saat anak berusia 2 bulan, kemudian dosis ke-2 saat anak berusia 4 bulan, dan dosis terakhir pada saat anak berusia 6 bulan.

     

    Vaksin untuk dosis pengulangan diberikan pada saat anak menginjak usia 12–15 bulan.

     

    Sementara pada orang dewasa vaksin pneumonia diberikan dalam 2 tahap.

     

    Vaksin pneumonia yang pertama diberikan adalah vaksin jenis PCV, sedangkan vaksin pneumonia jenis PPV diberikan dengan jeda waktu 1 tahun setelah pemberian vaksin PCV.

     

    “Selain vaksinasi, upaya pencegahan yang tepat adalah dengan menerapkan pola hidup sehat yakni dengan kebiasaan mencuci tangan, menghindari paparan asap rokok, serta mengonsumsi makanan bergizi,” kata dia dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Rabu (12/2/2025).

     

    Persiapan Sebelum Vaksinasi

    Sebelum mendapatkan vaksin pneumonia, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi.

     

    Ini untuk mengetahui riwayat kesehatan, termasuk obat dan suplemen yang rutin dikonsumsi, alergi, maupun adanya keluhan maupun alasan khusus melakukan vaksin ini.

     

    Bagi pasien wanita, status kehamilan, seperti sedang merencanakan kehamilan, hamil, maupun menyusui.

     

    Riwayat kesehatan keluarga juga perlu diinformasikan, terutama menyangkut riwayat alergi dan kelainan perdarahan, maupun autoimun.

     

    Pasien sebaiknya menginformasikan jika memiliki salah satu kondisi yang merupakan kontraindikasi vaksin pneumonia seperti memiliki riwayat alergi, bahkan anafilaksis, setelah mendapatkan vaksin pneumonia ataupun memiliki riwayat alergi dengan salah satu komponen vaksin, atau vaksin yang mengandung difteri toksoid

     

    Efek Samping Vaksin Pneumonia

    Sama seperti pemberian vaksin lain, vaksin pneumonia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, dari yang ringan hingga yang berat. 

    Berikut ini adalah beberapa contoh efek samping yang mungkin terjadi.

     

    Seperti demam ringan, nyeri atau sakit, bengkak, dan kemerahan di area penyuntikan vaksin yang akan membaik dalam 2-3 hari setelah vaksin diberikan, menggigil, tidak nafsu makan, nyeri otot atau pegal-pegal, sakit kepala, hingga anafilaksis atau reaksi alergi berat

     

    “Umumnya efek samping setelah vaksin pneumonia ini akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Jika keluhan yang terjadi setelah mendapatkan vaksin tidak kunjung membaik dalam 3 hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter,” ujar dokter yang sekaligus menjadi staf pengajar bidang studi Infeksi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

     

    Vaksin Pneumonia untuk Jamaah Haji dan Umrah

    Vaksinasi pneumonia juga sering kali diberikan pada para calon jamaah haji dan umroh sebelum keberangkatan.

     

    Meskipun bukan merupakan salah satu vaksinasi wajib untuk beribadah haji dan umroh, vaksinasi pneumonia dapat membantu melindungi kesehatan para jemaah, sehingga ibadah dapat tetap dilakukan dengan optimal.

     

    Jenis Vaksin Pneumonia

    Terdapat 2 jenis vaksin pneumonia yang tengah beredar, yang sama-sama efektif untuk mencegah infeksi akibat bakteri pneumokokus. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

    1.       Pneumococcal conjugate vaccine (PCV)

    Vaksin ini mencegah radang paru-paru yang disebabkan oleh 13-15 jenis bakteri pneumokokus. Vaksin pneumonia jenis ini diberikan pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa yang berisiko terinfeksi.

    2.       Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23)

    Vaksin ini akan memberikan perlindungan terhadap 23 jenis bakteri penyebab pneumonia. Umumnya jenis vaksin pneumonia ini diberikan pada perokok aktif, lansia, orang dewasa, maupun anak yang berusia lebih dari 2 tahun.

     
    Imbaun Kemenkes 

    Kasus pneumonia di Jepang meningkat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) beri imbauan bagi warga negara Indonesia yang ingin berlibur ke negara matahari terbit itu.

    Juru bicara Kemenkes drg Widyawati berpesan bagi WNI yang ingin melancong ke Jepang untuk selalu berperilaku hidup sehat dan bersih.

    “Himbauannya selalu menjaga kesehatan, berperilaku hidup bersih dan sehat. Tidak ada pelarangan ke Jepang tetapi intinya adalah jaga kesehatan,” kata dia saat ditemui di kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

    Bagi mereka yang berisiko tinggi seperti anak dibawah dua tahun, lansia maupun orang dengan komorbid, disarankan untuk melengkapi diri dengan vaksinasi pneumonia maupun influenza.

    Juga rutin mencuci tangan dengan sabun untuk membantu mencegah kuman yang dapat menyebabkan pneumonia.

    Melalui pola hidup yang sehat maka bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh dalam mencegah pneumonia.

    Jika mungkin, hindari kontak dekat dengan orang yang sakit, terutama mereka yang memiliki infeksi saluran pernapasan.

    “Jadi kembali lagi menjaga kesehatan, untuk mengantisipasi penyakit itu. Lakukan persiapan diri ketika hendak berpergian ke luar negeri,” ungkap dia.

     

  • Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    Loker PAMA 2025: 7 Posisi Dibuka untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Batas Akhir 16 Februari 2025

    TRIBUNJATENG.COM- Berikut informasi lowongan kerja terbaru hari ini Rabu (12/2/2025).

    Saat ini PT Pamapersada Nusantara (PAMA) kembali membuka lowongan pekerjaan.

    Terdapat tujuh posisi yang dibuka PT Pamapersada Nusantara (PAMA).

    Posisi tersebut adalah 

    Supply Management Group Leader
    Receiving & Binning Admin
    Purchasing Admin
    Human Capital Officer
    General Services Group Leader
    Finance & Administration Officer
    IT Service Group Leader

    Kabar baiknya, lowongan kerja Pamapersada ini terbuka untuk lulusan pendidikan minimal SMA Sederajat, D3, dan S1. 

    Periode pendaftaran lowongan kerja ini dibuka hingga 16 Februari 2025. 

    Pendaftaran dilakukan melalui link INI 

    Sebagai informasi PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan kontraktor penambangan dan konstruksi di Indonesia. PAMA juga melayani pembangunan bendungan dan jalan raya. 

    Persyaratan Pelamar

    Dikutip dari Instagram resmi @join_pamapersada, simak persyaratan umum dan khusus lowongan kerja PAMA untuk ketujuh posisi yang dibuka di bawah ini.

    Syarat Umum:

    Usia maksimal 27 tahun
    Sudah menyelesaikan studi
    IPK minimum 3.00
    Tidak buta warna
    Sudah vaksin booster Covid-19
    Diutamakan pelamar yang memiliki KTP & berdomisili di Banjarmasin (IT Services GL, HC Officer, FA Officer)
    Belum pernah mengikuti proses seleksi selama 1 tahun terakhir di PAMA
    Bersedia mematuhi seluruh persyaratan perundang undangan, peraturan perusahaan dan persyaratan lainnya terkait dengan Keselamatan Kesehatan Kerja, Keselamatan Operasi & Lingkungan Hidup.
    Syarat Khusus:

    1. Supply Management Group Leader

    Jenjang pendidikan D3, jurusan: Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Listrik, Industri, Teknik Logistik, Teknik Informatika, Teknik Kimia,  Teknik Sipil, Manajemen, Kimia & Fisika, Matematika, Statistika.

    2. Receiving & Binning Admin

    Jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA, diutamakan menguasai Ms.Office, terutama dalam proses pengolahan data, dokumentasi dan administrasi dokumen ekspedisi.

    3. Purchasing Admin

    Jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, diutamakan menguasai Ms.Office, terutama dalam proses pengolahan data, dokumentasi dan administrasi dokumen vendor/supplier.

    4. IT Service Group Leader

    Jenjang pendidikan D3, jurusan: Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Sistem Informatika, Teknik Telekomunikasi, Teknik Komputer.

    5. Human Capital Officer

    Jenjang pendidikan S1 Manajemen, Teknik Industri, Psikologi, Hukum

    6. General Service Group Leader

    Jenjang pendidikan D3 jurusan: Teknik Mesin, Teknik Elektronika, Teknik Listrik, Teknik Sipil, Teknik Transportasi, Administrasi Bisnis, Pariwisata & Perhotelan, dan Gizi.

    7. Finance & Administrator Officer

    Jenjang pendidikan D3 Keuangan, Akuntansi