Produk: vaksin

  • Konklaf Hari Pertama Berakhir dengan Asap yang Mengepul

    Konklaf Hari Pertama Berakhir dengan Asap yang Mengepul

    Jakarta

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.

    Laporan utama kami hadirkan dari Vatikan.

    Arti asap hitam yang mengepul

    Konklaf sedang berlangsung di Vatikan dan asap hitam mengepul dari Kapel Sistina di hari pertama.

    Artinya, belum ada paus yang terpilih dalam sidang yang diikuti oleh 133 kardinal dari berbagai negara itu.

    Meskipun setiap orang di Vatikan punya jagoan kandidatnya masing-masing, tetapi mereka sepakat akan satu hal: paus yang baru tidak mungkin diputuskan pada hari Rabu.

    Konklaf yang tertutup dan rahasia telah dimulai sekitar pukul 10 pagi waktu setempat kemarin.

    “Dalam pemungutan suara pertama itu, beberapa kardinal mungkin memperoleh 30 atau 40 suara dan kemudian saat makan malam, diskusi dapat dilanjutkan,” kata Andrea Gagliarducci, jurnalis Catholic News Agency kepada ABC.

    Indonesia akan menjadi tempat uji coba vaksin TBC

    Hal ini dikemukakan Prabowo yang menyambut Bill Gates dan belasan konglomerat Indonesia di Istana Merdeka kemarin.

    “Kami memiliki dua situs uji coba vaksin tersebut di sini, dan itu akan membantu kami mengetahui seberapa efektif vaksin tersebut,” katanya.

    Menurut Prabowo uji coba vaksin ini merupakan hal yang baik karena TBC menelan hampir 100.000 jiwa setiap tahunnya.

    Uji coba vaksin milik Bill Gates ini juga dilakukan di India dan Afrika.

    Pakistan mengizinkan militer bergerak

    Kantor Perdana Menteri Pakistan mengatakan pihak angkatan bersenjata mereka sudah diberi wewenang untuk melakukan “tindakan yang sesuai” untuk menanggapi serangan udara India di Kashmir.

    Rabu kemarin, India menembakkan rudal ke Kashmir, yang dikuasai Pakistan, menewaskan sedikitnya 31 orang termasuk seorang anak.

    Pemerintah Pakistan mengatakan India telah “memicu kekacauan di wilayah tersebut” dan menyebut tanggung jawab atas konsekuensi sepenuhnya di tangan India.

    Kedua negara juga terlibat dalam serangan saling tembak-menembak di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan de facto mereka di Kashmir dengan 13 warga sipil tewas dan 43 orang terluka.

    Lebih dari 90 orang tewas dalam serangan di Gaza

    Seorang pejabat Israel mengatakan serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 92 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan dua jurnalis.

    Jurnalis Yahya Sobeih, yang bekerja lepas untuk beberapa media lokal, termasuk di antara mereka yang tewas, menurut kantor media Gaza.

    Dia baru-baru ini membagikan foto putrinya yang baru lahir di Instagram.

    Pertumpahan darah baru terjadi beberapa hari setelah Israel menyetujui rencana untuk mengintensifkan serangannya di Palestina, tapi militer Israel belum memberikan komentar soal hal tersebut.

    Lihat Video ‘Konklaf Pemilihan Paus Terlama dan Tercepat dalam Sejarah’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Campak Kembali Mengganas di Seluruh Dunia

    Campak Kembali Mengganas di Seluruh Dunia

    Jakarta

    Campak sejatinya merupakan penyakit yang sangat memungkinkan untuk diberantas. Virus ini hanya menular antar manusia dan tidak bisa bertahan lama di lingkungan. Vaksinnya pun tergolong murah dan sangat efektif. Jika 95 persen populasi mendapatkan imunisasi, penyakit mematikan ini bisa sepenuhnya menghilang dari muka bumi.

    Pada tahun 2000, sebanyak 82 negara, termasuk Amerika Serikat, telah berhasil mengeliminasi campak di wilayahnya. Namun kini, campak kembali merebak di seluruh dunia.

    Di Yaman, tercatat lebih dari 10.000 kasus pada April 2025. Sementara India melaporkan lebih dari 7.000 kasus, menjadikan campak sebagai penyebab kematian tertinggi akibat penyakit menular pada anak-anak di negara tersebut.

    Amerika Serikat pun mengalami salah satu wabah campak terburuk dalam beberapa dekade. Virus ini bahkan telah menyeberang ke negara tetangga, Meksiko dan Kanada. Sejak awal 2025, ketiga negara ini telah mencatatkan 2.500 kasus dan empat kematian akibat campak.

    Eropa juga tidak luput, di mana kasus campak meningkat dua kali lipat antara 2023 dan 2024, mencapai angka tertinggi sejak 1997 dengan 127.350 kasus tercatat pada 2024.

    Mengapa campak kembali aktif?

    Penyebab utama merebaknya kembali campak adalah turunnya tingkat vaksinasi. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), 87 persen kasus campak pada 2024 terjadi pada orang yang belum divaksinasi.

    “Campak kembali, dan ini adalah alarm peringatan,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans P. Kluge, dalam pernyataannya. “Tanpa tingkat vaksinasi yang tinggi, tidak ada keamanan kesehatan. Setiap negara harus memperkuat upaya menjangkau komunitas yang belum divaksinasi.”

    WHO memperkirakan vaksinasi telah mencegah 60 juta kematian akibat campak di seluruh dunia antara tahun 2000 hingga 2023.

    Herd immunity butuh 95 persen vaksinasi

    Untuk mengendalikan campak, tingkat cakupan vaksinasi harus melampaui 95 persen yang merupakan ambang kekebalan kelompok atau herd immunity. “Namun seperti yang kita lihat dalam beberapa tahun terakhir, ini sangat sulit dicapai secara global,” ujar Helen Bedford, pakar kesehatan anak dan imunisasi dari University College London. Inggris.

    Campak juga merupakan salah satu penyakit paling menular di dunia. “Jika satu orang tertular, 90 persen orang rentan di sekitarnya bisa ikut terinfeksi,” jelas Bedford.

    Dampak tren penurunan vaksinasi

    Analisis ECDC menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi rutin anak terhadap campak di banyak negara masih di bawah standar eliminasi. Hanya empat negara di Eropa yang mencapai ambang ≥95 persen untuk dosis kedua vaksin campak pada 2024.

    Campak dapat dengan mudah menyeberang batas negara dan menyebabkan wabah di komunitas dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Bahkan jika cakupan nasional tinggi, komunitas dengan angka imunisasi rendah tetap berisiko tinggi.

    “Kita sudah tidak lagi memiliki herd immunity terhadap campak di banyak negara,” tegas Bedford.

    Biang kerok kampanye anti-vaksin

    Penurunan kepercayaan terhadap vaksin dipicu oleh disinformasi, salah satunya berasal dari mantan dokter Inggris Andrew Wakefield pada akhir 1990-an. Dia memalsukan studi yang mengaitkan vaksin MMR dengan autisme, klaim yang kemudian terbukti keliru.

    Studi Wakefield yang sempat diterbitkan di jurnal The Lancet menyebabkan penurunan signifikan cakupan vaksinasi. Di Inggris, vaksinasi anak menurun 8 persen hingga 2002. Di AS, penurunan mencapai 2 persen pada 1999 dan 2000.

    Meskipun studi Wakefield telah dibantah, dampaknya masih terasa hingga kini. “Dan sekarang, pada 2025, kita melihat tokoh seperti Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy kembali menyuarakan klaim palsu ini. Disinformasi seperti ini membahayakan dan merenggut nyawa,” ujar Michael Head, ahli epidemiologi dari Universitas Southampton.

    Harapan pemberantasan campak

    Kampanye anti-vaksin bukan satu-satunya penyebab penurunan imunisasi. Pandemi COVID-19 juga berdampak besar terhadap layanan kesehatan, termasuk program vaksinasi rutin.

    “Selama pandemi, layanan kesehatan kewalahan dan banyak orang tidak sadar bahwa vaksinasi rutin seharusnya tetap berjalan,” kata Bedford.

    Faktor sosial juga dinilai memainkan peran. Orang yang tinggal di wilayah tertinggal seringkali kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa wabah campak di Birmingham, Inggris, pada 2023–2024, sebagian besar terjadi di komunitas miskin dan kelompok minoritas yang memiliki angka vaksinasi rendah.

    “Solusinya sederhana: tingkatkan cakupan vaksinasi, dan setelah itu, jaga agar tetap tinggi. Tidak ada kata terlambat untuk divaksinasi, bahkan bagi orang dewasa,” tambah Bedford, menekankan bahwa program imunisasi campak membutuhkan komitmen politik dan investasi berkelanjutan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Sumber:

    Measles: Annual Epidemiological Report for 2024, European Centre for Disease Prevention and Control

    Sociodemographic inequalities in the epidemiology and vaccine uptake within a large outbreak of measles in Birmingham, England, 2023 to 2024. Published in Eurosurveillance, April 2025

    Lihat juga Video ‘Beda Monkeypox dengan Cacar Air dan Campak’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh RI Disebut Jadi ‘Kelinci Percobaan’ Vaksin TBC Baru, Pakar Bilang Gini

    Heboh RI Disebut Jadi ‘Kelinci Percobaan’ Vaksin TBC Baru, Pakar Bilang Gini

    Jakarta

    Belakangan ramai soal Indonesia menjadi lokasi uji fase klinis tiga vaksin tuberkulosis (TBC) besutan pendiri Microsoft, Bill Gates. Tak sedikit masyarakat yang mempertanyakan mengapa Indonesia yang dipilih menjadi lokasi uji klinis tersebut.

    Bahkan ada narasi yang menyebutkan Indonesia menjadi kelinci percobaan medis.

    “Indonesia adalah satu-satunya negara Asia yang mau dijadikan kelinci percobaan,” ucap salah satu pengguna X.

    “Nasib jadi warga Indonesia, jadi kelinci percobaan vaksin TBC, data biometrik dibeli dengan harga murah dll. The real bonus demografi sebagai aset untuk dijadikan budak dan kelinci percobaan. Good job,” sahut pengguna X lainnya.

    Pakar epidemiologi Dicky Budiman menanggapi kabar yang beredar tersebut. Ia mengatakan pengembangan vaksin TBC ini justru merupakan langkah penting.

    Hal ini dikarenakan TBC sampai saat ini masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Setiap tahun, sekitar 10 juta orang terdiagnosis TBC, dan sekitar 1,5 juta di antaranya meninggal dunia.

    Saat ini, salah satu upaya utama untuk mencegah TBC selama ini adalah menggunakan vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG). Menurut Dicky, vaksin BCG yang digunakan saat ini sudah berusia lebih dari satu abad. Efektivitasnya pun sangat bervariasi, terutama untuk orang dewasa. Sementara pada anak-anak, vaksin ini memang terbukti efektif mencegah kasus berat seperti meningitis TBC.

    “Nah yayasan Bill dan Melinda Gates ini mendanai penelitian vaksin TBC terbaru karena kebutuhan medisnya sangat mendesak,” ucapnya kepada detikcom, Kamis (8/7/2025).

    “Karena tadi TBC jadi ancaman kesehatan global utama. Dan bahkan WHO memperkirakan setidaknya kurang lebih 10 juta orang TBC pasien TBC setiap tahun. Kalau kematiannya tadi 1,5 juta setiap tahun. Besarkan berarti hampir 15 persen,” sambungnya.

    Di sisi lain, Dicky tidak menutup mata terhadap kekhawatiran publik. Nama Bill Gates kerap dikaitkan dengan teori konspirasi, mulai dari kontrol populasi hingga ‘agenda’ tersembunyi.

    Banyak masyarakat merasa tidak mendapatkan penjelasan yang cukup, sehingga muncul rasa curiga dan ketidakpercayaan.

    “Sehingga merasa bahwa uji klinis ini oleh sebagian masyarakat dilakukan tanpa persetujuan atau kejelasannya,” ucap Dicky.

    Padahal, jika dikelola dengan benar, pelibatan Indonesia dalam uji klinis vaksin bisa membawa manfaat besar. Misalnya, seperti mendapatkan akses ke vaksin yang lebih efektif jika uji coba berhasil, peningkatan kapasitas riset dan infrastruktur kesehatan, hingga dukungan dana hibah untuk negeri di tengah keterbatasan anggaran,

    Tak hanya itu, dampaknya juga akan signifikan dalam menekan beban ekonomi akibat TBC serta meningkatkan produktivitas masyarakat.

    “Ingat TBC ini bisa membuat orang jadi tidak produktif,” kata Dicky.

    Meski begitu, Dicky menegaskan uji coba vaksin bukan berarti tanpa risiko. Etika dan keamanan menjadi faktor utama yang harus dijaga.

    Begitu juga risiko kegagalan, efek samping, hingga kemungkinan peserta uji klinis mendapatkan stigma atau diskriminasi, semuanya harus diantisipasi sejak awal.

    Tanpa strategi komunikasi yang baik, uji coba ini bisa menjadi bumerang, memicu hoaks, menimbulkan ketakutan sosial, dan memperburuk kepercayaan terhadap vaksin secara umum.

    “Jadi sekali lagi saya sebagai ahli di bidang ini melihat pentingnya komunikasi risiko yang transparan yang diterapkan secara benar prinsip-prinsipnya dan melibatkan komunitas untuk memastikan keberhasilan uji coba,” sambungnya lagi.

    Senada, Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang terlibat dalam penelitian vaksin TBC, juga mengatakan vaksin TBC ini telah melalui tahapan yang ketat dalam uji klinis, mulai dari fase satu hingga fase tiga.

    Seluruh proses ini dilakukan dengan ‘rambu-rambu’ ilmiah yang sangat ketat dan transparan, serta di bawah pengawasan global. Oleh karena itu, lanjut dr Erlina, anggapan partisipan menjadi ‘kelinci percobaan’ adalah keliru.

    “Dan ini kan proses ilmiah ya, betul-betul dengan rambu-rambu yang sangat-sangat saintifik, ya nggak mau lah kita sembarangan. Ini kan dipantau dunia ya, dan saya sih sebagai peneliti dan juga sebagai dosen, sangat-sangat bersyukur bahwa Indonesia dipercaya oleh global, bahwa periset-periset kita itu udah tingkat global gitu,” ucapnya dalam kesempatan berbeda.

    (suc/kna)

  • Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates Sudah Mulai, 2 Ribu Orang RI Jadi Partisipan

    Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates Sudah Mulai, 2 Ribu Orang RI Jadi Partisipan

    Jakarta

    Uji klinis fase 3 vaksin TBC besutan Bill Gates vaksin TBC M72/AS01E sudah dimulai di Indonesia. Uji klinis tersebut telah berjalan sejak September 2024.

    Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang terlibat dalam penelitian dan uji klinis vaksin tersebut mengatakan ada sekitar 2 ribu partisipan di Indonesia yang ikut serta dari target 20 ribu orang di ranah global.

    “Riset ini mengikutsertakan 20 ribu orang untuk seluruh dunia. Di Indonesia, kita sekitar 2 ribu orang lah,” kata Prof Erlina saat dihubungi detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Prof Erlina menjelaskan saat ini uji klinis tersebut masih dalam tahap pemantauan setelah disuntikkan ke partisipan. Penelitian vaksin tersebut melibatkan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

    Dia juga menanggapi terkait banyaknya yang khawatir mengenai keamanan vaksin TBC baru ini. Kata dia, uji klinis fase 3 tidak akan dilakukan jika efektivitas dan keamanan vaksin tidak terjamin.

    “Ini kan proses ilmiah ya, betul-betul dengan rambu-rambu yang sangat-sangat saintifik, ya nggak mau lah kita sembarangan,” tutur Prof Erlina.

    Selain vaksin TBC M72, ada dua kandidat vaksin TBC lainnya yang menjalani penelitian di Indonesia. Berikut daftarnya:

    Vaksin TBC BNT164a1 (BioNTech dan Biofarma): Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.Vaksin TBC AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio.

    (kna/kna)

  • Bill Gates Disebut Idap Sindrom Asperger, Kondisi Apa Itu?

    Bill Gates Disebut Idap Sindrom Asperger, Kondisi Apa Itu?

    Jakarta

    Nama pendiri Microsoft, Bill Gates, belakangan menjadi sorotan dan trending di Google setelah melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan tersebut bukan tanpa alasan. Gates datang dalam rangka mendukung pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) baru yang akan digunakan untuk skala global.

    Indonesia menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin tersebut, menandai peran strategis negara ini dalam penanggulangan penyakit menular.

    Di tengah perhatian publik terhadap kunjungan tersebut, muncul pengakuan pribadi dari keluarga Bill Gates. Putrinya, Phoebe Gates, baru-baru ini mengungkap sang ayah mengidap sindrom Asperger.

    Hal tersebut disampaikannya saat menjadi bintang tamu dalam podcast Call Her Daddy. Menurut Phoebe, kondisi tersebut membuat Bill Gates memiliki cara berpikir dan bersosialisasi yang berbeda dari kebanyakan orang.

    Meski begitu, hal itu juga menjadi salah satu faktor yang membentuk karakter visioner dan fokus dalam diri pendiri Microsoft tersebut.

    “Bagi saya, ini lucu karena ayah saya cukup canggung dalam bersosialisasi,” ucap sang putri yang berusia 22 tahun itu, dikutip dari Times of India.

    Sindrom Asperger merupakan kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi kemampuan komunikasi sosial, serta ditandai dengan minat yang terbatas dan perilaku repetitif.

    Klasifikasi sindrom Asperger sebagai bagian dari gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) terbilang baru. Sebelum 2013, Asperger dan autisme dipandang sebagai dua kondisi yang berbeda.

    Berbeda dengan bentuk autisme lainnya, individu dengan Asperger umumnya memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata, dan tidak mengalami keterlambatan signifikan dalam perkembangan bahasa.

    Gejala sindrom Asperger umumnya meliputi kesulitan melakukan kontak mata, kesulitan menafsirkan isyarat sosial, berbicara dengan nada monoton, menjalani rutinitas yang kaku, serta terlalu fokus pada minat tertentu.

    Meski Bill Gates tidak pernah secara terbuka membahas diagnosis medisnya, dalam memoar terbarunya yang berjudul Source Code, ia mengungkap jika tumbuh dewasa di masa kini, ia kemungkinan akan didiagnosis mengidap autisme.

    Pendiri Microsoft itu menjelaskan pada era 1990-an, istilah ‘neurodivergent’ belum dikenal. Ia juga mengatakan tidak ada cara bagi orang tuanya untuk memahami mengapa dirinya sangat terobsesi dengan proyek tertentu, kerap melewatkan isyarat sosial, dan bisa bersikap kasar atau tidak pantas tanpa menyadari pengaruhnya terhadap orang lain.

    (suc/naf)

  • Menyoal Vaksin TBC M72 Besutan Bill Gates yang Diuji Klinis di Indonesia

    Menyoal Vaksin TBC M72 Besutan Bill Gates yang Diuji Klinis di Indonesia

    Jakarta

    Indonesia menjadi tempat uji klinis fase tiga vaksin tuberkulosis (TBC) besutan pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia Bill Gates. Hal ini sebagai upaya untuk mengentaskan penyakit pernapasan tersebut khususnya di Indonesia.

    Vaksin besutan Bill Gates ini didanai oleh The Bill & Melinda Gates Medical Research Institute dan telah bekerja sama dengan sejumlah peneliti di Indonesia untuk uji klinis fase tiga. Adapun vaksin tersebut bernama vaksin M72/AS01E.

    “Yang dimaksud adalah vaksin M72 yang kebetulan saya sebagai National Principle Investigator,” kata Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan yang terlibat dalam penelitian vaksin TBC tersebut saat dihubungi detikcom, Kamis (8/5/2025).

    Prof Erlina menambahkan ada enam negara yang terlibat dalam riset vaksin TBC M72. Pihak yang mengembangkan vaksin tersebut adalah para peneliti bersama pihak industri farmasi, mulai dari fase preklinik sampai fase uji klinis 1, 2 dan 3.

    “Indonesia baru terlibat di fase 3,” ucap Prof Erlina.

    Dalam diskusi bersama Kemenkes RI Maret 2025, Prof Erlina mengatakan penelitian vaksin tersebut melibatkan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih.

    Selain Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi juga terlibat dalam penelitian ini. Sampai uji klinis fase 2b, efikasi vaksin M72 menunjukkan perlindungan hingga 50-54 persen.

    Dikutip dari laman Bill and Melinda Gates Medical Research Institute (Gates MRI), kandidat vaksin TBC M72/AS01E telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an. Awalnya dirancang dan dievaluasi secara klinis oleh perusahaan biofarmasi GSK hingga tahap pembuktian konsep (Fase 2b), bermitra dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI) dan didanai oleh GSK dan sebagian oleh Gates Foundation.

    Pada tahun 2020, GSK mengumumkan kemitraan dengan Gates MRI untuk pengembangan lebih lanjut M72/AS01E. GSK terus memberikan bantuan teknis kepada Gates MRI, memasok komponen adjuvan vaksin untuk uji coba Fase 3 dan akan menyediakan adjuvan pasca lisensi jika uji coba berhasil. Adjuvan adalah bahan yang digunakan dalam beberapa vaksin yang dapat membantu menciptakan respons imun yang lebih kuat.

    Uji coba vaksin TBC ini akan melibatkan hingga 20 ribu peserta, termasuk orang dengan HIV, di hingga 60 lokasi uji coba di tujuh negara yakni Afrika Selatan, Zambia, Malawi, Mozambik, Kenya, Indonesia, dan Vietnam.

    (kna/kna)

  • Bareskrim Ungkap Kasus PMI Non Prosedural di Nunukan

    Bareskrim Ungkap Kasus PMI Non Prosedural di Nunukan

    NUNUKAN – Satgas Koordinasi Penegakan Hukum Desk Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Bareskrim Mabes Polri mengungkap kasus penempatan Imigran Ilegal yang terindikasi kuat sebagai tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

    Direktur Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak dan Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA-PPO) Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah mengatakan kasus ini terungkap berkat adanya laporan masyarakat mengenai dugaan pengiriman warga negara Indonesia secara ilegal ke Malaysia lewat Kalimantan Utara untuk dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga dan buruh perkebunan sawit.

    “Kita bersama personel gabungan lainnya melaksanakan pemeriksaan terhadap penumpang kapal KM. Thalia pada hari Senin tanggal 05 Mei 2025 dan mengungkap 4 kasus dengan 3 tersangka dan berhasil menyelamatkan sebanyak 19 orang Korban, Kemudian melakukan pemeriksaan penumpang kapal KM. Bukit Siguntang pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2025 dan berhasil mengungkap 5 kasus dengan 4 tersangka dan menyelamatkan 63 orang Korban sehingga total 9 Laporan Polisi dengan 7 tersangka dan menyelamatkan Korban sebanyak 82 orang” kata Brigjen Nurul Azizah, Rabu, 8 Mei.

    Modus operandi yang digunakan adalah mengirimkan PMI secara non prosedural lewat pelabuhan – pelabuhan kecil di wilayah Nunukan khususnya Pulau Sebatik menuju Malaysia dengan meminta bayaran sebesar Rp. 4.500.000 hingga Rp. 7.500.000 kepada Korban yang memiliki paspor maupun tidak.

    “Barang bukti yang diamankan yaitu 14 paspor, 13 unit Handphone, 13 tiket kapal, 2 surat cuti dari perusahaan Malaysia dan 3 kartu vaksin dari klinik di Malaysia,” kata dia.

    Para tersangka dijerat dengan Pasal 81 Jo Pasal 69 Undang – undang Nomor 18 tahun 2017 tentang Perlindungan PMI, Pasal 4 UU Nomor 21 tahun 2007 tentang TPPO dan Pasal 120 ayat 2 UU Nomor 06 tahun 2011 tentang Keimigrasian.

    “Kami mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan janji/bujuk rayu atau iming – iming baik melalui perekrut/ sponsor atau media sosial, silahkan dipertanyakan keabsahan perusahaan dan kontrak kerja sehingga para PMI dapat terlindungi hak – haknya sebagai pekerja migran dan juga mendorong Pemerintah Daerah untuk menyediakan pelatihan keterampilan bagi yang ingin bekerja diluar negeri,” sambung Brigjen Nurul Azizah.

    Satgas Penegakan Hukum Desk Perlindungan Pekerja Indonesia akan terus melakukan penegakan hukum secara konsisten dan tegas dengan harapan membawa manfaat dan rasa aman bagi warga negara Indonesia.

  • Kemarin, kunjungan Bill Gates, dan putusan MKD Ahmad Dhani

    Kemarin, kunjungan Bill Gates, dan putusan MKD Ahmad Dhani

    Jakarta (ANTARA) – Beberapa peristiwa politik kemarin (7/5) menjadi sorotan, di antaranya kedatangan tokoh filantropi sekaligus pendiri Microsoft Bill Gates ke Istana Merdeka, dan putusan MKD DPR terhadap Ahmad Dhani.

    Berikut lima berita pilihan ANTARA yang dapat kembali dibaca:

    1. Presiden bakal beri Bill Gates tanda kehormatan karena dinilai berjasa

    Presiden RI Prabowo Subianto mengungkap rencananya untuk memberi tanda kehormatan tertinggi kepada pendiri Microsoft serta tokoh filantropi dunia Bill Gates karena telah berjasa tidak hanya untuk rakyat Indonesia, tetapi juga untuk dunia.

    Presiden menilai Bill Gates sangat layak mendapatkan bintang kehormatan dari Indonesia karena yang bersangkutan melalui yayasannya, Bill & Melinda Gates Foundation, konsisten menggelontorkan dana untuk pengembangan vaksin, serta program-program pemberdayaan lainnya di Indonesia.

    Selengkapnya baca di sini.

    2. TNI gelar Rakornis POM TNI tingkatkan kemampuan hadapi era teknologi

    Markas Besar TNI menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Polisi Militer (POM) TNI guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan polisi militer dalam menghadapi era perkembangan teknologi.

    Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Richard Tampubolon mengatakan di era perkembangan teknologi informasi saat ini, POM TNI tak lepas dari ancaman cybercrime, penyebaran hoaks, dan kejahatan berbasis media sosial.

    Selengkapnya baca di sini.

    3. Ketua DPR sebut belum putuskan AKD yang akan bahas RUU PPRT

    Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa pihaknya belum memutuskan alat kelengkapan dewan (AKD) yang akan ditugaskan untuk membahas Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

    Dia mengatakan pihaknya saat ini baru melakukan rapat dengar pendapat umum (RDPU) untuk menampung aspirasi dan masukan masyarakat terhadap RUU PPRT yang dilakukan di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

    Selengkapnya baca di sini.

    4. Ketua DPR bertemu Ketua Senat Kamboja bahas kerja sama kedua negara

    Ketua DPR RI Puan Maharani membahas hubungan kerja sama antara Indonesia dan Kamboja dalam pertemuannya dengan Ketua Senat Kamboja Hun Sen di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

    “Beliau menyampaikan update terkait dengan apa yang sekarang terjadi di Kamboja, kemudian bagaimana hubungan kerja sama antara kedua negara, lalu bagaimana hubungan antara kedua negara yang sekarang alhamdulillah juga makin berjalan akrab, erat,” kata Puan dalam konferensi pers usai pertemuan.

    Selengkapnya baca di sini.

    5. Ahmad Dhani: Putusan MKD terkait pelanggaran etik persoalan nilai saja

    Anggota Komisi X DPR RI Ahmad Dhani menganggap putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI yang menjatuhi putusan bahwa dirinya melanggar kode etik hanya persoalan menyangkut nilai.

    “Ya, sebenarnya itu semua masalah menilai saja, kalau tidak ada yang ngelaporin ya nilainya tidak ada sebenarnya, sama saja, karena ada yang melaporkan ada nilai-nilai lain dari luar, value (nilai) dari luar, itu lah (putusan dijatuhkan),” kata Ahmad Dhani ditemui usai menghadiri sidang pembacaan putusan MKD DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya baca di sini.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • RI Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin Baru TBC, Sudah Sampai Mana?

    RI Jadi Lokasi Uji Coba Vaksin Baru TBC, Sudah Sampai Mana?

    Jakarta

    Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mengikuti uji coba vaksin baru tuberkulosis (TBC) besutan Bill & Melinda Gates Foundation. Selain Indonesia, lokasi uji coba lain dilakukan pada wilayah dengan beban kasus TBC yang relatif tinggi yakni India dan Afrika.

    Setiap tahun, hampir 100 ribu orang meninggal karena TBC di Indonesia. Sementara vaksin BCG untuk TBC yang saat ini tersedia sudah ditemukan sejak 1921, yang artinya berusia 104 tahun. Efektivitas vaksin hanya mampu mencegah risiko kasus berat dan kematian di kelompok anak-anak.

    Director for South and Southeast Asia Gates Foundation Hari Menon menyebut kandidat vaksin baru TBC yang disebut M72 sebenarnya masih dalam tahap uji coba awal.

    Pada tahap awal, uji coba dilakukan di Afrika Selatan dan Indonesia. Dibutuhkan beberapa tahun untuk mendapatkan merampungkan uji klinis hingga didapatkan hasil.

    “Jika berhasil, itu perlu ditingkatkan dan pada saat itu tentu saja mitra lokal seperti Bio Farma akan sangat penting. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu memproduksi vaksin dalam jumlah besar dengan biaya rendah. India juga,” terang Hari dalam diskusi media Rabu (7/5/2025).

    “Jika vaksin tersebut berhasil, kita tentu perlu mempertimbangkan kemitraan manufaktur di India, Indonesia, dan negara-negara lain. Saat ini masih sangat awal.”

    Terpisah, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut vaksin TBC baru sangat dibutuhkan di tengah beban kasus kematian yang terus meningkat.

    Diharapkan lebih efektif untuk mencegah risiko gejala berat pada semua kelompok.

    “Vaksin BCG efektivitasnya utamanya hanya untuk masa anak-anak saja mencegah TBC berat dan kematian akibat TBC pada anak. Jadi sudah amat patut dibuat vaksin baru yang jauh lebih efektif,” kata Pro Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Rabu (7/5).

    (naf/kna)

  • Bill Gates Bertemu Prabowo dan Ajakan Gabung Danantara

    Bill Gates Bertemu Prabowo dan Ajakan Gabung Danantara

    Jakarta

    Pendiri Microsoft, Group Bill Gates bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat kemarin. Salah satu agendanya, Prabowo dan Bill Gates berbincang dengan para pengusaha kelas kakap Indonesia.

    Pada pertemuan yang digelar Rabu (7/5) kemarin, Bill Gates sempat berdialog dengan para pengusaha. Dia juga memaparkan beberapa poin pandangannya soal gerakan filantropi yang dibesut oleh Gates Foundation.

    Berdasarkan pantauan detikcom, beberapa pengusaha yang hadir antara lain Bos Jhonlin Group Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, Bos Adaro Resource Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, Bos Indika Group Arsjad Rasjid, dan Bos Salim Group Anthony Salim.

    Kemudian hadir pula, Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung, Bos Arsari Group Hashim Djojohadikusumo, Bos Artha Graha Tomy Winata, Bos Barito Pacific Prajogo Pangestu, Bos Lippo Group James Riady, Bos Mayapada Group Sri Dato Tahir, dan beberapa pengusaha lainnya.

    Prabowo mengatakan, Bill Gates telah mengucurkan dana amal lewat Gates Foundation hingga US$ 300 juta atau Rp 4,95 triliun (kurs Rp 16.529) sejak 2009 kepada Indonesia. Prabowo juga menjelaskan peran Gates Foundation dalam mendukung produksi vaksin polio melalui Bio Farma, yang kini menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia dengan kapasitas produksi hingga 2 miliar dosis per tahun.

    “Terutama hal-hal strategis seperti vaksin polio beliau bantuannya Rp 1,3 triliun dan sekarang kita Bio Farma salah satu produsen 2 miliar dosis vaksin setiap tahun dan ini untuk dimanfaatkan 42 negara di seluruh dunia dipakai oleh 902 juta orang,” tutur Presiden.

    Tawaran Gabung Danantara

    Pemerintah juga menawarkan Bill Gates masuk ke dalam kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

    Mulanya, dalam sesi bincang-bincang antara Presiden Prabowo Subianto, Bill Gates, dan pengusaha kawakan, Budi Gunadi banyak bicara soal dana hibah bergulir atau trust fund.

    Menurutnya, di negara maju, rata-rata pendanaan filantropis atau dana hibah 2% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Maka dari itu, ada potensi US$ 30 miliar per tahun dana hibah bergulir di Indonesia. Masalahnya banyak hibah dari orang Indonesia harus diberikan ke lembaga asing terlebih dahulu.

    “Jadi, potensi di Indonesia adalah US$ 30 miliar per tahun. Namun, banyak orang Indonesia yang ingin memberi, tetapi uangnya tidak dapat mereka berikan ke Indonesia, tetapi melalui negara lain,” sebut Budi Gunadi dalam acara yang sama.

    Dia meminta kepada CEO BPI Danantara Rosan Roeslani untuk membentuk Danantara Trust Fund, sedikit mencontek apa yang sudah dilakukan di Temasek Trust.

    Dari situ, dia mengajak Bill Gates ikut duduk bersama sebagai dewan penasihat di Danantara dengan Ray Dalio. Alasannya, baik Bill Gates dan Ray Dalio telah berhasil mengelola Chinese Philantropic Education atau lembaga filantropi pendidikan China.

    “Dan saya berharap Pak Bill, Anda dapat duduk di dewan bersama Pak Ray Dalio, teman Anda juga. Karena Pak Ray Dalio dan Pak Bill Gates juga duduk di dewan Pendidikan Filantropi China,” usul Budi Gunadi.

    (hal/ara)