Produk: vaksin

  • Wamentan Sudaryono pastikan sapi aman dari PMK menjelang Idul Adha

    Wamentan Sudaryono pastikan sapi aman dari PMK menjelang Idul Adha

    Masih lama (Idul Adha 2025), aman (stok). Kita di Idul Fitri 2025 aja aman. PMK udah landai, kita udah tekan PMK, nggak ada masalah

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan stok sapi dalam negeri menjelang Idul Adha 1446 H aman dari ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) melalui berbagai langkah antisipatif yang telah dilakukan.

    “Masih lama (Idul Adha 2025), aman (stok). Kita di Idul Fitri 2025 aja aman. PMK udah landai, kita udah tekan PMK, nggak ada masalah,” kata Wamentan ditemui seusai menghadiri Rapat Koordinasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan Jakarta, Jumat.

    Ia menyampaikan ketersediaan sapi saat Idul Fitri 1446 H sudah mencukupi, sehingga ia optimistis menghadapi kebutuhan hewan kurban pada Idul Adha tanpa kendala berarti dari sisi kesehatan ternak.

    Menurut Sudaryono, wabah PMK saat ini sudah berhasil ditekan secara signifikan, termasuk yang sempat merebak pada awal tahun, sehingga tak menimbulkan dampak luas terhadap populasi dan distribusi sapi.

    Pemerintah telah menyiapkan sekitar 4 juta dosis vaksin PMK, dan aktif melakukan sosialisasi kepada peternak individu, koperasi, maupun perusahaan untuk mengadakan vaksinasi secara mandiri.

    “PMK di awal tahun kan sempat, tapi kita udah tekan benar, kita punya vaksin 4 juta dosis,” ucapnya.

    Ia menjelaskan biaya satu dosis vaksin untuk mandiri hanya sekitar Rp25.000, atau setara satu bungkus rokok, sehingga sangat terjangkau dan sebanding dengan nilai aset ternak yang harus dilindungi.

    Sudaryono menegaskan monitoring dilakukan secara ketat dan berkelanjutan, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam memastikan kesehatan hewan ternak menghadapi momentum keagamaan besar.

    Dengan berbagai upaya tersebut, ia optimistis PMK tidak akan menjadi hambatan, dan distribusi sapi kurban menjelang Idul Adha dapat berlangsung lancar tanpa gangguan berarti di lapangan.

    “Dan sekarang kita sudah tekan, dan kita betul-betul monitor itu. PMK itu kita nggak main-main, kita betul-betul harus siaga, dan alhamdulillah sampai dengan kita berdiri di sini, so far kita bisa tekan, nggak ada masalah,” imbuh Wamentan.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan Agung Suganda mengatakan pihaknya memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan zoonosis menjelang Idul Adha 2025.

    Dia menekankan, pentingnya pengawasan lalu lintas ternak dan mitigasi risiko di seluruh rantai distribusi hewan kurban.

    Pengawasan mencakup peternakan, pasar hewan, tempat penjualan, hingga rumah potong hewan (RPH) dan lokasi pemotongan non-RPH.

    “Kebutuhan hewan kurban yang meningkat signifikan turut memicu tingginya mobilisasi ternak antarwilayah. Jika tidak diantisipasi serius, hal ini dapat membuka celah masuknya penyakit seperti PMK, LSD, hingga Anthrax,” kata Agung di Jakarta, Rabu (7/5).

    Salah satu langkah konkret yang diwajibkan adalah vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga kilometer. Vaksinasi harus dilakukan paling lambat enam bulan sebelum penyembelihan.

    Kementan mencatat kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing/domba pada tahun ini diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, naik 1,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Sementara, ketersediaan nasional mencapai 3.217.397 ekor, sehingga terdapat surplus sekitar 1,14 juta ekor.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemerintah belanjakan Rp47,6 triliun untuk program kesehatan per April

    Pemerintah belanjakan Rp47,6 triliun untuk program kesehatan per April

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah telah membelanjakan anggaran senilai Rp47,6 triliun dari APBN untuk program kesehatan per 30 April 2025.

    “Untuk anggaran prioritas di bidang kesehatan, sudah cair sebesar Rp47,6 triliun, sekitar 21,8 persen dari APBN,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Jakarta, Jumat.

    Penyaluran melalui belanja pemerintah pusat (BPP) tercatat sebesar Rp32,7 triliun, sedangkan yang disalurkan melalui transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp14,9 triliun.

    Belanja kesehatan digunakan untuk berbagai program, seperti bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar Rp15,4 triliun untuk 96,7 juta penerima serta pemberian vaksin imunisasi Rp861,6 miliar.

    Kemudian, pemberian makanan tambahan bagi 12,7 ribu ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan 27,6 ribu balita kurus; pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 3.536 ibu hamil, 5.104 ibu menyusui, dan 12.380 balita; jaminan kesehatan bagi 4,6 juta ASN/TNI/Polri/penerima pensiun/veteran senilai Rp4,1 triliun; serta dana alokasi umum (DAU) bidang kesehatan dan bantuan operasional kesehatan (BOK) senilai Rp9,9 triliun.

    Suahasil juga menjelaskan tentang program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang telah dimanfaatkan oleh 4,27 juta orang. Program yang dimulai sejak 10 Februari 2025 ini terus mencatatkan peningkatan penerima manfaat tiap bulannya, dari 145 ribu orang, 1.236 ribu orang, hingga 2.263 ribu orang.

    Sementara pada Mei, hanya data minggu pertama yang sudah tercatat, dengan jumlah penerima mencapai 622 ribu orang.

    Program ini dilaksanakan pada 9.346 puskesmas di seluruh Indonesia, di mana kelompok penerima manfaat terbanyak berasal dari usia dewasa di atas 25 tahun.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemerintah Jamin Stok Sapi Aman dan Bebas PMK Jelang Idul Adha

    Pemerintah Jamin Stok Sapi Aman dan Bebas PMK Jelang Idul Adha

    Jakarta

    Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan stok sapi jelang Hari Raya Idul Adha aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Pemerintah memastikan telah berhasil menekan angka penyebaran PMK pada ternak.

    Tahun ini, terdapat 4 juta dosis vaksin untuk mengatasi PMK. Tak hanya itu, sosialisasi juga terus dilakukan untuk mencegahan dan penanganan kasus PMK di daerah.

    “PMK sudah lantai, kita udah teken PMK, nggak ada masalah. PMK itu misalnya di awal tahun kan sempat, tapi kita udah teken bener. Kita punya vaksin 4 juta, kemudian kita juga sosialisasi ke peternak-peternak, baik pribadi, kooperasi maupun perusahaan-perusahaan untuk pengadaan vaksin sendiri,” kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono ditemui di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

    Ia mengimbau agar peternak ikut menekan penyebaran PMK dengan pengadaan vaksin sendiri. Sudaryono mengatakan harga satu dosis vaksi untuk PMK Rp 25.000, setara harga satu bungkus rokok. Jika peternak atau perusahaan tidak mengutamakan kesehatan dari ternak mereka, ia mengibaratkan asetnya akan hilang karena PMK.

    “Jadi kalau punya 3 (sapi) itu Rp 20 juta, kali 3, Rp 60 juta aset itu kemudian berisiko. Mendingan (pengeluaran) untuk 3 bungkus rokok dipakai untuk vaksin. Itu sudah kita sosialisasikan dan sekarang kita betul-betul monitor. PMK itu kita gak main-main, kita betul-betul harus siaga, dan alhamdulillah sampai dengan kita berdiri di sini, so far kita bisa teken, gak ada masalah,” terangnya.

    Tonton juga ”Bawor’ Sapi Kurban Prabowo di Banyumas Seberat 1 Ton’ di sini:

    (ada/rrd)

  • Terpopuler, insiden di Pasar Kramat Jati hingga Cak Imin ke Vatikan

    Terpopuler, insiden di Pasar Kramat Jati hingga Cak Imin ke Vatikan

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita terpopuler yang menarik untuk disimak pada Ahad pagi, mulai dari BPPKB Banteng minta maaf atas insiden di Pasar Induk Kramat Jati hingga penunjukan Cak Imin hadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan dinilai tepat. Berikut rangkuman beritanya :

    1.Insiden di Pasar Induk Kramat Jati, BPPKB Banten minta maaf

    Pengurus Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar (BPPKB) Banten meminta maaf terkait insiden yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (10/5). Selengkapnya di sini.

    2.PSM Makassar puji kemampuan wasit asing pimpin laga tim degradasi

    Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares memuji kemampuan wasit asing saat memimpin laga penting yang melibatkan tim degradasi saat menghadapi Barito Putera pada pertandingan pekan ke-33 Liga 1 Indonesia di Stadion Demang Lehman Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sabtu. Selengkapnya di sini.

    3.Presiden utus Fary Francis hadiri pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan

    Presiden Prabowo Subianto mengutus Deputi Investasi dan Promosi BP Batam Fary Djemi Francis untuk menghadiri acara pelantikan Paus Leo XIV di Vatikan pada Minggu (18/5). Selengkapnya di sini.

    4.Hoaks! Vaksin TBC Bill Gates picu lonjakan autisme di Vietnam

    Sebuah unggahan di media sosial X menarasikan angka autisme di Vietnam melonjak drastis setelah peluncuran vaksin tuberkulosis (TBC) yang dikembangkan perusahaan milik filantropis asal Amerika Serikat Bill Gates. Selengkapnya di sini.

    5.Penunjukan Cak Imin untuk hadiri pelantikan Paus Leo XIV dinilai tepat

    Penunjukan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai perwakilan Indonesia menghadiri pelantikan pemimpin umat Katolik sedunia Paus Leo XIV di Vatikan dinilai sangat tepat. Selengkapnya di sini.

    Pewarta: Indriani
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • LRT Jakarta bersama Pemkot Jakut selenggarakan imunisasi massal

    LRT Jakarta bersama Pemkot Jakut selenggarakan imunisasi massal

    Jakarta (ANTARA) –

    PT LRT Jakarta berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Jakarta Utara menyelenggarakan layanan imunisasi massal gratis bagi warga termasuk anak-anak di wilayah tersebut.

    “Kami ingin menyampaikan pesan penting kepada seluruh masyarakat, khususnya para ibu dan anak bahwa imunisasi itu aman dan halal,” kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta Sheila Indira Maharshi di Jakarta, Jumat.

    Selain itu, imunisasi merupakan salah satu langkah penting untuk melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya.

    Sebagai operator transportasi publik modern di Kota Jakarta, pihaknya percaya bahwa kesehatan dan mobilitas masyarakat adalah dua hal yang saling melengkapi yang harus dilakukan secara bersamaan.

    Ia mengatakan, keikutsertaan PT LRT Jakarta dalam kegiatan ini sejalan dengan pilar kesehatan program keberlanjutan perusahaan.

    “Ini komitmen perusahaan dalam menciptakan generasi sehat dan terlindungi demi menuju Jakarta Kota Global yang unggul dan berdaya saing,” katanya.

    Selain menjadi tuan rumah, PT LRT Jakarta berperan sebagai kolaborator dalam menyukseskan upaya pemerintah dalam meningkatkan jangkauan imunisasi.

    Selain itu, pihaknya memperkenalkan fasilitas stasiun LRT Jakarta sebagai ruang publik yang nyaman dan ramah terhadap anak dan perempuan.

    Kegiatan tersebut juga disertai diskusi bertema “Lengkapi Imunisasi demi Generasi Sehat menuju Jakarta Kota Global” di Stasiun Boulevard Utara Sumarecon Mall pada Kamis (15/5).

    Diskusi menghadirkan dr. I Wayan Andrew Handisurya, Sp.A, MMRS mengenai pentingnya imunisasi dan keamanan vaksin. Selain itu dr. Nida Amelia Hashifah yang mengupas topik produksi, distribusi dan pengelolaan vaksin berkualitas.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 713 Jemaah Haji Asal Banyuwangi Masuk Kategori Berisiko, Mayoritas Hipertensi

    713 Jemaah Haji Asal Banyuwangi Masuk Kategori Berisiko, Mayoritas Hipertensi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 713 dari total 1.143 jemaah haji asal Banyuwangi yang telah diberangkatkan ke Tanah Suci tergolong sebagai jemaah berisiko. Kategori ini ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Banyuwangi terhadap 1.168 orang yang terdiri dari jemaah dan petugas haji.

    Pemeriksaan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar jemaah mengalami kondisi medis tertentu yang dapat memengaruhi kelancaran ibadah. Dari total peserta yang diperiksa, terdiri atas 537 laki-laki dan 630 perempuan, hipertensi menjadi penyakit terbanyak yang diderita.

    “Enam penyakit terbanyak, yang pertama hipertensi 321 orang, kedua penyakit metabolik 293 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, melalui Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Hadi Sutoyo, Kamis (15/5/2025).

    Selain hipertensi dan penyakit metabolik, penyakit lain yang umum diidap oleh jemaah haji Banyuwangi meliputi diabetes melitus sebanyak 173 orang, penyakit jantung 89 orang, anemia aplastic 24 orang, dan gastritis 18 orang.

    Dari total 713 jemaah yang dikategorikan berisiko, 23 orang dinyatakan istitha’ah atau mampu menunaikan ibadah haji dengan syarat mendapatkan pendampingan dari keluarga karena keterbatasan aktivitas fisik. Sementara 690 jemaah lainnya tetap dapat menjalankan ibadah haji namun harus membawa obat-obatan pribadi dari tanah air dan berada dalam pengawasan serta pendampingan petugas haji.

    “Sebanyak 23 orang harus didampingi dari keluarga karena keterbatasan aktivitas, sementara 690 orang karena penyakit komorbid harus membawa obat dari tanah air selain didampingi petugas haji,” jelas Hadi.

    Sebagai langkah preventif, Dinas Kesehatan juga memberikan vaksinasi kepada jemaah haji. Berdasarkan data terakhir, sebanyak 97,6 persen jemaah telah menerima vaksin meningitis, sementara 96,6 persen telah menerima vaksin polio.

    “Upaya ini diharapkan dapat meminimalkan risiko penularan penyakit selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Imbauan Dinkes Jatim: Calon Jemaah Haji Diminta Jaga Pola Makan dan Olahraga untuk Cegah Meningitis – Influenza

    Imbauan Dinkes Jatim: Calon Jemaah Haji Diminta Jaga Pola Makan dan Olahraga untuk Cegah Meningitis – Influenza

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono, mengimbau agar para calon jemaah haji menjaga pola makan yang sehat serta rutin berolahraga guna menjaga daya tahan tubuh. Imbauan ini disampaikan pada Senin (12/5/2025) menjelang keberangkatan jemaah ke Tanah Suci.

    Menurut dr. Erwin, daya tahan tubuh yang kuat sangat penting agar jamaah tidak mudah terpapar penyakit menular seperti meningitis dan influenza saat menjalani ibadah haji di Makkah, Arab Saudi.

    “Karena meningitis ini virusnya, sumbernya, dari semua negara yang datang. Ada dari Afrika, ada yang dari Bangladesh, India, virusnya dibawa ke sana (Arab Saudi),” ucap dr. Erwin.

    Ia menegaskan bahwa meskipun seluruh calon jamaah haji sudah mendapatkan vaksin meningitis sebagai salah satu syarat keberangkatan, tetap saja kesehatan tubuh secara menyeluruh perlu dijaga secara mandiri.

    “Semua nanti bertempur di sana virusnya (dari berbagai negara). Sehingga daya tahan tubuh menjadi isu utama. Maksimalkan daya tahan tubuh,” ungkapnya.

    Selain meningitis, dr. Erwin juga menyoroti potensi penularan virus influenza yang dapat menyerang jemaah, terutama yang berusia lanjut. Virus influenza menurutnya sangat mudah menyebar apabila kondisi tubuh menurun akibat kelelahan atau penyakit bawaan.

    “Selain meningitis, influenza. Kalau sudah lebih banyak istirahat juga seharusnya. Sebisa mungkin lapor ke tim kesehatan kita. Terutama lapor terkait dengan penyakit-penyakit yang sudah diderita,” jelasnya.

    Ia pun mengingatkan agar para jamaah haji lansia tidak ragu untuk melapor ke tim medis jika mengalami gangguan kesehatan saat berada di Tanah Suci, demi mencegah komplikasi lebih lanjut.

    Sementara itu, data dari Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas calon jamaah haji yang akan berangkat melalui Embarkasi Surabaya mengalami berbagai gangguan kesehatan. Berdasarkan catatan BBKK per Kamis (8/5), gangguan paling dominan adalah hipertensi yang dialami oleh 86 orang calon jamaah.

    Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, menyatakan bahwa hipertensi banyak ditemukan karena faktor usia dan perjalanan jauh yang dilakukan para jamaah dari berbagai daerah menuju ke Embarkasi Surabaya.

    “Kebanyakan saya melihat, dari catatan kita yang ada sekarang itu hipertensi yang paling banyak kasusnya. Setiap hari kami memeriksa sekitar 70 calon haji dan rata-rata hipertensi,” kata Rosidi.

    Ia juga menambahkan bahwa minimnya waktu istirahat setelah menempuh perjalanan jauh turut menjadi penyebab tekanan darah tinggi di kalangan jamaah calon haji.

    Dengan kondisi tersebut, pihak kesehatan mengimbau agar para calon jamaah haji lebih memperhatikan kondisi tubuh mereka, termasuk dengan memperbanyak istirahat, makan makanan bergizi, serta rutin mengecek kesehatan sebelum dan selama pelaksanaan ibadah haji. [ram/suf]

  • DPKPP Kota Probolinggo Siapkan 1.400 Dosis Vaksin PMK Jelang Idul Adha

    DPKPP Kota Probolinggo Siapkan 1.400 Dosis Vaksin PMK Jelang Idul Adha

    Probolinggo (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo kembali menerima tambahan vaksin PMK. Sebanyak 1.400 dosis vaksin disalurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam bentuk 44 botol vaksin.

    Tambahan vaksin tersebut diperuntukkan bagi hewan kurban, seperti sapi dan kambing, guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksinasi ini menjadi bagian dari upaya preventif untuk menjamin kesehatan hewan kurban yang akan disembelih saat Idul Adha.

    Kepala DPKPP Kota Probolinggo, Aries Santoso, mengatakan bahwa vaksinasi akan terus dilakukan untuk meningkatkan imunitas hewan ternak. “Maka dengan tambahan vaksinasi PMK ini, DPKPP akan terus melakukan vaksinasi kepada hewan kurban baik itu sapi atau kambing,” ujarnya.

    Selain melaksanakan vaksinasi, DPKPP juga akan melakukan pendataan terhadap para pedagang hewan kurban. Pendataan ini penting untuk memantau kelayakan hewan dan memastikan tidak ada yang dijual dalam kondisi sakit.

    Jika ditemukan hewan yang belum cukup umur atau menunjukkan gejala penyakit, DPKPP akan memberikan peringatan kepada penjual.

    “Kami akan himbau pedagang untuk tidak menjual hewan tersebut demi menjaga keamanan masyarakat,” kata Aries.

    Ia menegaskan bahwa selama belum ada jaminan bebas PMK, vaksinasi akan terus dilakukan secara berkala. Hal ini disebabkan oleh tingginya mobilitas hewan ternak yang berpotensi menyebarkan penyakit antar daerah.

    Data dari DPKPP mencatat, sejak Januari hingga April 2025, sebanyak 3.673 ekor hewan ternak telah divaksinasi. Rinciannya terdiri dari 1.185 sapi, 176 kambing, dan 2.312 ekor domba.

    Aries menambahkan bahwa ketersediaan vaksin ini sangat membantu dalam menjaga kualitas hewan kurban.

    “Kami berharap masyarakat bisa lebih tenang karena kesehatan hewan kurban dijaga secara maksimal,” ujarnya.

    Dengan dukungan vaksinasi dan pengawasan ketat, DPKPP optimistis pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan lancar dan aman. Aries pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kesehatan hewan ternak menjelang hari raya. [ada/aje]

  • 328 kucing sudah jalani sterilisasi di Jaktim hingga Mei 2025

    328 kucing sudah jalani sterilisasi di Jaktim hingga Mei 2025

    Capaian ini merupakan hasil program  Januari sampai dengan 7 Mei 2025

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur telah melakukan sterilisasi terhadap 328 ekor kucing selama periode Januari-Mei 2025 sebagai upaya mempertahankan kota bebas rabies.

    “Capaian ini merupakan hasil program Januari sampai dengan 7 Mei 2025,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

    Program sterilisasi kucing itu dilakukan di setiap kecamatan dengan berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), klinik swasta setempat, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan (Pusyankeswannak) Dinas KPKP DKI Jakarta, dan komunitas pecinta hewan.

    Sebanyak 328 ekor kucing yang sudah disterilisasi itu terdiri atas 324 ekor kucing jantan dan empat ekor kucing betina.

    Rinciannya, 89 ekor kucing jantan berkolaborasi dengan Yayasan Peduli Lingkungan Indonesia (YPLI) di TC Klender, Duren Sawit dan 111 ekor kucing jantan lainnya berkolaborasi dengan Let’s Adopt Indonesia di Pondok Bambu, Duren Sawit.

    Lalu, 124 ekor kucing jantan dan empat ekor kucing betina disterilisasi dengan berkolaborasi Pusyankeswannak di RW 06 Kelurahan Dukuh, Kramat Jati.

    Selain itu, Sudin KPKP Jakarta Timur juga bekerja sama dengan warga setempat untuk menginformasikan lokasi yang banyak kucing liar.

    “Kami mendapat informasi dari warga untuk lokasinya. Tujuan program Ini untuk mensejahterakan hewan terutama yang ada di area pasar atau lainnya. Nanti selain steril, kami juga kasih vaksin,” ucap Taufik.

    Pemkot Jaktim menargetkan sterilisasi 2.000 ekor kucing di wilayahnya untuk menekan populasi kucing.

    Target tersebut meningkat dibandingkan 2024 sebanyak 500 ekor kucing karena banyaknya aduan terkait kucing liar.

    Program sterilisasi ini berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Dinas KPKP DKI.

    Pencapaian sterilisasi kucing liar Sudin KPKP Jakarta Timur selama 2024 sebanyak 552 ekor kucing, yang terdiri atas 334 kucing jantan dan 218 kucing betina.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Diderita oleh Selena Gomez, Lupus Bisa Diidap Siapa Saja, Ketahui Faktor Risikonya – Halaman all

    Diderita oleh Selena Gomez, Lupus Bisa Diidap Siapa Saja, Ketahui Faktor Risikonya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selena Gomez, penyanyi dan aktris asal Amerika Serikat, pernah berbagi kisah soal keinginannya memiliki seorang anak. 

    Namun Gomez mengungkapkan bahwa ia tak bisa mengandung anak karena masalah kesehatan yang dihadapi. 

    Pelantun ‘Wolves’ ini memang telah diketahui lama menderita lupus, penyakit autoimun yang didiagnosis pada 2015. 

    Menurut Dokter spesialis penyakit dalam RS Kariadi dr Fenda Adita, SpPD FINASIM ungkap jika penyakit ini bisa menyerang siapa saja. 

    “Iya, mulai dari anak sampai tua bisa berisiko,” ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Jumat (9/5/2025). 

    Lupus, atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan kondisi di mana tubuh menyerang dirinya sendiri karena kelainan pada sistem kekebalan tubuh.

    Gejala yang muncul pun beraga antara satu pasien dengan lainnya, tergantung pada organ yang diserang. 

    Organ yang sering terlibat meliputi kulit, ginjal, sendi, paru-paru, dan bahkan otak.

    Ia mengungkapkan jika ada faktor risiko pencetus munculnya penyakit lupus. 

    Salah satunya adalah faktor genetik, sehingga penyakit ini sulit untuk dilakukan pencegahan. 

    “Karena kan kita harus cek secara genetik ya, dan itu pun dengan harga yang mahal. Itu yang kesulitan kita di Indonesia untuk mendeteksi genetik,” imbuhnya. 

    Genetik memang menjadi salah satu penyebab utama lupus. 

    Jika ada anggota keluarga yang menderita lupus, risiko untuk mengembangkan penyakit ini juga meningkat. 

    Namun, tidak semua orang dengan riwayat keluarga lupus pasti akan mengidapnya.

    Faktor kedua adalah dari segi hormonal. Diketahui jika pasien dengan lupus memiliki hormon estrogen yang lebih tinggi daripada orang yang bukan lupus. 

    “Kalau pada laki-laki lebih ke androgennya yang turun. Tapi kalau pada perempuan, hormon estrogen yang berlebih. Selain hormon estrogen, prolaktinya juga meningkat,” imbuhnya.

    Terakhir, faktor pencetus adalah lingkungan. Lebih lanjut dr Fenda Adita pun menjelaskan faktor lingkungan seperti apa yang bisa mencetuskan lupus. 

    Salah satunya seperti infeksi virus berkali-kali, hingga gaya hidup yang tidak sehat. 

    Terutama infeksi virus dari Epstein-Barr (EBV), serta paparan bahan kimia berbahaya seperti silika dan timah.

    “Yang paling sering itu infeksi virus ya. Kemudian yang kedua lifestyle. Kehidupan instan. Kemudian tentunya pengaruh kimia seperti silika, timah, dan yang lain. Di lingkungan itu baru nanti mencetuskan adanya auto-immunitis atau disini penyakit lupus,” paparnya. 

    Selain itu stres berkepanjangan juga bisa menjadi pencetus munculnya penyakit lupus.

    Hal ini dikarenakan stres dapat memperburuk gejala dan mempercepat perkembangan penyakit pada individu yang sudah memiliki faktor genetik atau auto anti bodi lupus.

    Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan menurut dr Fenda bisa dengan vaksin untuk mencegah infeksi. 

    Dan, menjalani pola hidup yang sehat, serta menjauhi hal-hal yang memicu stres.