Produk: vaksin

  • Sederet Mitos Terkait Vaksinasi Campak dan Faktanya, Ortu Perlu Tahu!

    Sederet Mitos Terkait Vaksinasi Campak dan Faktanya, Ortu Perlu Tahu!

    Jakarta

    Kejadian luar biasa (KLB) campak di Sumenep, Jawa Timur, menyoroti pentingnya vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit dan morbiditas akibat penyakit tersebut. Di Sumenep, mayoritas pasien berusia balita dan tidak memiliki riwayat imunisasi.

    “Dari yang meninggal dunia, umumnya tidak pernah diimunisasi campak/lainnya,” kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman saat dihubungi detikcom, Senin (25/8/2025).

    Data WHO tahun 2023 mencatat bahwa 14,5 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi (zero dose), dengan Indonesia menempati posisi keenam tertinggi, yaitu 1.356.367 anak tidak menerima imunisasi dasar pada periode 2019-2023.

    Dalam Survei Kesehatan Indonesia di tahun 2023, tercatat 47 persen anak tidak diimunisasi karena tidak diizinkan keluarga, 45 persen karena takut efek samping, 23 persen tidak mengetahui jadwal imunisasi, dan 22 persen menganggap imunisasi tidak penting.

    Vaksin campak telah terbukti efektif mencegah penyakit menular yang bisa berakibat serius. Sayangnya, masih banyak orang tua yang ragu atau enggan anaknya diimunisasi karena terpengaruh berbagai mitos seputar vaksin campak.

    Berikut sederet mitos vaksinasi campak dan faktanya, orang tua perlu tahu.

    1. Mitos: Vaksin campak menyebabkan autisme

    Banyak studi ilmiah selama bertahun-tahun telah menunjukkan tidak adanya hubungan antara autisme dan vaksin MMR, yang menegaskan keamanannya dan mendorong kepercayaan publik terhadap imunisasi. Namun, misinformasi terus menyebar, dan ketakutan yang tidak berdasar masih ada.

    Lebih lanjut, vaksin yang digunakan dalam setiap program imunisasi nasional telah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), lulus prakualifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta telah mendapatkan rekomendasi NITAG (National Immunization Technical Advisory Groups).

    2. Mitos: Vaksin campak lebih berbahaya daripada terinfeksi campak.

    Faktanya, terinfeksi campak tidak lebih aman daripada diimunisasi. Infeksi campak membawa risiko serius termasuk pneumonia, pembengkakan otak, dan bahkan kematian.

    Vaksin MMR (campak, gondongan, rubella) memberikan kekebalan yang kuat dan tahan lama tanpa membahayakan kesehatan anak. Infeksi alami memang dapat memberikan kekebalan, tetapi harganya mahal terlebih untuk kesehatan anak.

    3. Mitos: ASI bisa menjadi pengganti vaksin

    ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan anak, termasuk antibodi untuk membentuk kekebalan tubuhnya. Pemberian ASI eksklusif, disertai makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, memang dapat memberi perlindungan secara umum pada anak.

    Namun, perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu hanya bisa didapatkan melalui vaksin, sehingga anak wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

    4. Mitos: Anak yang sehat tidak butuh vaksin

    Faktanya, sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir hingga usia 2 tahun belum berkembang dengan sempurna, walaupun kondisi tubuhnya sehat dan pertumbuhannya sesuai grafik pertumbuhan anak seusianya.

    Selain itu juga, infeksi penyakit menular tidak bisa diprediksi dan bisa terjadi kapan saja, sehingga lebih baik mencegah dengan memperkuat kekebalan tubuh anak, baik yang sehat maupun tidak sehat, melalui imunisasi.

    5. Mitos: Bayi atau anak selalu mengalami demam setelah diimunisasi

    Tidak benar. Demam adalah reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diterima anak. Bergantung pada kondisi tubuh, anak dapat mengalami demam ringan dan dapat disimpulkan bahwa tubuhnya memiliki reaksi yang baik. Artinya, vaksin yang diberikan bekerja sesuai harapan.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • KLB Campak di Sumenep, 2.035 Orang Terinfeksi dan 17 Meninggal

    KLB Campak di Sumenep, 2.035 Orang Terinfeksi dan 17 Meninggal

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi Jawa Timur meningkatkan status penyakit campak sebagai kejadian luar biasa di Sumenep. Infeksi campak di kabupaten paling Timur di Pulau Madura tersebut terdata sebanyak 2.035 kasus dengan 17 orang meninggal.

    Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep Achmad Syamsuri mengatakan vaksinasi menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan penyebaran virus campak tersebut.

    Vaksinasi ini akan menyasar 78.569 anak dengan target berusia 9 bulan hingga 6 tahun. Pelaksanaan akan berlangsung selama 21 hari, yakni mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025.

    “Vaksinasi akan kami gelar di 26 puskesmas di daratan dan kepulauan se-Kabupaten Sumenep dan tiga rumah sakit pada 25 Agustus 2025, sesuai hasil keputusan rapat lintas sektor tadi,” kata Achmad Syamsuri, dikutip dari Antara Senin (25/8/2025).

    “Kami sudah menginstruksikan kepada semua kepala puskesmas untuk mempersiapkan pelaksanaan program ini, dan mulai besok vaksin untuk masing-masing puskesmas kami kirim,” sambungnya.

    Syamsuri menjelaskan, jumlah vaksin yang kini tersedia untuk program vaksinasi massal itu sekitar 18 ribu vial, setara dengan lebih dari 80 ribu dosis. Vaksinasi untuk menangani KLB kasus campak itu juga akan digelar di beberapa puskesmas pembantu di Sumenep.

    Untuk diketahui, Campak merupakan penyakit yang disebabkan virus campak dan menular melalui percikan ludah saat batuk atau bersin. Penyakit ini memiliki laju reproduksi (R0) 17-18, artinya satu kasus positif dapat menularkan ke 17 atau 18 orang lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Agustus 2025

    Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026 Nasional 24 Agustus 2025

    Kesehatan Jemaah Asal Indonesia Jadi Tantangan Ibadah Haji 2026
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kesehatan jemaah asal Indonesia diperkirakan menjadi tantangan terbesar dalam penyelenggaraan ibadah haji 2026.
    Badan Penyelenggara (BP) Haji mengaku mendapat teguran dari Pemerintah Arab Saudi terkait tingginya angka kematian jemaah, serta masih adanya calon haji yang berangkat meski tidak memenuhi syarat istithaah atau kemampuan fisik.
    Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan menuturkan, peringatan itu disampaikan langsung oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi beberapa hari setelah puncak ibadah haji di Arafah.
    “Kami bertemu setelah musim haji kira-kira hari keempat atau kelima setelah Arafah. Sekali lagi kita ditegur soal kematian (jemaah). Apa yang mereka sampaikan, ‘Tolonglah Indonesia, kesehatannya diperhatikan. Haji ini adalah proses yang dilihat seluruh dunia. Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia’,” ujar Gus Irfan di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
    Menurut dia, teguran serupa juga disampaikan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud ketika bertemu Presiden Prabowo Subianto.
    “Ketika saya mendampingi Presiden Prabowo bertemu Prince MBS, sama, disinggung lagi, Indonesia menjadi penyumbang separuh dari kematian selama musim haji,” katanya.
    Gus Irfan menyebut, Pemerintah Arab Saudi hanya mentolerir sekitar 60 jemaah Indonesia meninggal dunia setiap musim haji.
    Namun, pada 2025, jumlahnya mencapai 470 orang atau delapan kali lipat dari batas yang ditentukan.
    “Seharusnya angka kematian yang ditolerir sekitar 60. Sementara kita tahun ini 470-an. Berarti delapan kali lipat dari angka yang ditolerir pemerintah Saudi,” ungkapnya.
    Tak hanya itu, Pemerintah Arab Saudi juga menyoroti adanya jemaah asal Indonesia yang tetap diberangkatkan meski memiliki kondisi medis serius.
    “Saya ditegur oleh Kementerian Saudi, ini ada yang sudah (rentan) tiap bulan harus cuci darah 2-3 kali masih diberangkatkan, ‘ini gimana Indonesia?’,” ucapnya.
    Bahkan, lanjut Gus Irfan, ada jemaah yang tetap berangkat meski sudah mengalami komplikasi berat.
    “Bagaimana dia menemukan jemaah yang punggungnya sudah bolong karena diabetes, masih bisa berangkat,” ujarnya.
    Berkaca dari evaluasi haji 2025, BP Haji berkomitmen memperketat standar operasional prosedur (SOP) dalam menetapkan syarat istithaah.
    Namun, kebijakan ini berpotensi membuat jemaah yang telah mengantre batal berangkat karena tak lolos skrining kesehatan.
    “Akibatnya kami tahu, efeknya kami tahu. Akan banyak orang-orang yang sudah puluhan tahun menunggu antrean, ketika mendapatkan kesempatan berangkat, tidak bisa berangkat karena faktor kesehatan,” kata Gus Irfan.
    Meski demikian, dia menegaskan, keselamatan jemaah harus lebih diutamakan dalam penyelenggaraan ibadah haji.
    “Yang penting bagi kami, kami bisa menyelamatkan para calon jemaah haji kita. Kita bisa menyelamatkan nama baik Indonesia di mata dunia, menyelamatkan nama baik di mata tuan rumah Arab Saudi,” ujarnya.
    Untuk mengantisipasi, BP Haji akan mempercepat tes kesehatan calon jemaah agar tersedia waktu cukup panjang bagi yang membutuhkan perbaikan kondisi.
    “Masih ada jangka waktu cukup panjang antara tes awal dan rencana keberangkatan. Sehingga jika ada yang sakit, tentu saat dites tidak layak, masih ada perbaikan masa mungkin 8-10 bulan,” jelasnya.
    BP Haji juga menggandeng Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dalam program Manasik Kesehatan.
    Program ini mewajibkan calon jemaah menjalani pembinaan kesehatan sejak setahun sebelum keberangkatan.
    “Kita berharap tahun ini benar-benar memaksimalkan SOP kesehatan kita. Bukan berarti selama ini tidak punya standar, tapi standar kita selama ini mungkin belum maksimal,” ucap Gus Irfan.
    Ketua Dewan Pembina PP Perdokhi, Muchtaruddin Mansyur, mengatakan pihaknya menyiapkan 16 rekomendasi untuk memperkuat kebijakan istithaah.
    Rekomendasi itu mencakup penambahan vaksin influenza berbasis sel, vaksin pneumonia, hingga pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllanthus Niruri yang dikombinasikan dengan multivitamin.
    “Kalau dari pengajuan, kami berharap dalam satu tahun teridentifikasi itu ada pembinaan-pembinaan untuk pemeliharaan istithaah. Pak Dahnil sudah sampaikan minimal dua kali pemeriksaan,” kata Mansyur.
    Sementara itu, Ketua Umum PP Perdokhi Syarief Hasan Lutfie menekankan perlunya vaksin influenza diberikan sebulan sebelum keberangkatan, serta imunomodulator dikonsumsi rutin tiga bulan sebelumnya.
    “Entah itu Covid-19, entah itu pneumonia, itu akan menjadi isu-isu yang selalu ada setiap tahun. Karena
    mass gathering
    itu
    infectious
    ,” ucapnya.
    Dia juga menambahkan pentingnya penggunaan ekstrak Phyllanthus Niruri sejak dari Tanah Air untuk memperkuat daya tahan tubuh.
    “Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menghadapi risiko infeksi yang meningkat. Perlu adanya stimulasi, perlu ada doping itu meningkatkan imunomodulator supaya nantinya daya tahan kardiovaskuler lebih bagus,” ujarnya.
    Sebagai informasi, sejak 1950 penyelenggaraan ibadah haji menjadi tugas Kementerian Agama.
    Namun, sesuai Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2024, kewenangan itu resmi beralih ke BP Haji mulai 2026.
    DPR RI bersama pemerintah kini tengah menuntaskan revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang menegaskan haji menjadi kewenangan penuh BP Haji.
    Dalam beleid tersebut, BP Haji juga berpotensi ditingkatkan statusnya menjadi kementerian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemerintah Arab Saudi Peringatkan Agar Ibadah Haji Tak Jadi Ladang Kematian 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Agustus 2025

    Pemerintah Arab Saudi Peringatkan Agar Ibadah Haji Tak Jadi Ladang Kematian Nasional 23 Agustus 2025

    Pemerintah Arab Saudi Peringatkan Agar Ibadah Haji Tak Jadi Ladang Kematian
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan menyampaikan teguran dari Pemerintah Arab Saudi terkait kesehatan jemaah haji Indonesia.
    Pada hari kelima setelah Arafah, Gus Irfan mengatakan kalau dirinya bertemu dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
    “Kami bertemu setelah musim haji kira-kira hari keempat atau kelima setelah Arafah. Sekali lagi kita ditegur soal kematian (jemaah). Apa yang mereka sampaikan, ‘Tolong lah Indonesia, kesehatannya diperhatikan. Haji ini adalah proses yang dilihat seluru dunia. Kami tidak ingin haji ini dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia’,” tutur Gus Irfan mengingat teguran dari Arab Saudi, di Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
    Kemudian, Gus Irfan mengaku mendapatkan teguran serupa ketika ia mendampingi Presiden Prabowo Subianto bertemu Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud.
    “Ketika saya mendampingi Presiden Prabowo bertemu Prince MBS, sama, disinggung lagi, Indonesia menjadi penyumbang separuh dari kematian selama musim haji,” ujar Gus Irfan.
    Kata Gus Irfan, Pemerintah Arab Saudi hanya mentolerir angka kematian jemaah haji Indonesia sekitar 60 orang.
    “Seharusnya angka kematian yang ditolerir sekitar 60. Sementara kita tahun ini 470-an. Berarti delapan kali lipat dari angka yang ditolerir pemerintah Saudi,” ungkapnya.
    Karena itu sebagai penyelenggara, BP Haji akan mulai bekerja sama dengan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dalam program Manasik Kesehatan untuk jemaah haji.
    “Kita berharap tahun ini benar benar memaksimalkan SOP kesehatan kita. Bukan berarti selama ini tidak punya standar, tapi standar kita selama ini mungkin belum maksimal,” ucapnya.
    Calon jemaah haji nantinya akan menjalani
    treatment
    khusus yang dilakukan oleh Perdokhi selama kurang lebih satu tahun sebelum keberangkatan.
    Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Perdokhi, Muchtaruddin Mansyur menyampaikan bahwa pihaknya memberikan 16 poin rekomendasi untuk transfoirmasi kebijakan istithoah kesehatan haji bersama BPH.
    Di antaranya yakni penambahan vaksin influenza berbasis sel, vaksin pneumonia, pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus Niruri yang dikombinasi dengan multivitamin.
    “Kalau dari pengajuan, kami berharap dalam satu tahun terindentifikasi itu ada pembinaan-pembinaan untuk pemeliharaan istitahah. Pak Dahnil sudah sampaikan minimal dua kali pemeriksaan,” ucap Mansyur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dahnil: Prabowo Bentuk Kementerian Haji dan Umrah untuk Jamin Integritas 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Agustus 2025

    Dahnil: Prabowo Bentuk Kementerian Haji dan Umrah untuk Jamin Integritas Nasional 23 Agustus 2025

    Dahnil: Prabowo Bentuk Kementerian Haji dan Umrah untuk Jamin Integritas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji Dahnil Azhar Simanjuntak menuturkan, Presiden Prabowo Subianto menginginkan BP Haji berisikan orang-orang yang berintegritas.
    Dahnil menegaskan, proses pengubahan nama BP Haji menjadi Kementerian Haji dan Umrah tidak akan menganggu proses jalannya persiapan penyelenggaraan ibadah haji pada 2026.
    “Tidak sama sekali. Ini kan sebenarnya tinggal bedol desa saja. Walaupun nanti ada syarat ya (seleksi masuk ke Kementerian Haji dan Umrah), karena Pak Presiden menginginkan institusi ini wajahnya (menjamin) integeritas dan kompetensi,” jelas Dahnil ketika ditemui di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Sabtu (23/8/2025).
    Dahnil mengatakan, dengan perkembangan kasus haji yang terjadi belakangan ini, BP Haji membutuhkan orang-orang yang berintegritas tinggi.
    Salah satu persoalannya, kata Dahnil, terkait kesehatan jemaah haji yang mendapat teguran langsung dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
    “Nah, bagaimana pemerintah mengantisipasi ini, enggak lagi kecolongan kalau sebenarnya jemaah itu sakit. Yang baru ke depannya kami ingin memunculkan manasik kesehatan,” ujar Dahnil.
    Untuk program manasik kesehatan tersebut, BP Haji bakal menggandeng Persatuan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) sebagai pembenahan atas teguran Arab Saudi.
    “Kami bekerja sama dengan teman-teman Perdokhi, beliau-beliau nanti akan ikut membantu kami merancang persiapan manasik kesehatan,” ujar Dahnil.
    Dahnil mengatakan, pihaknya juga akan mengubah standar operasional prosedur (SOP) tahap pemeriksaan kesehatan.
    “Misalnya yang sakit jantung. Nah treatment yang bagus supaya satu tahun sebelum berangkat tetap sehat itu gimana. Nanti secara keilmuan itu Perdokhi, kami yang siapkan (mekanismenya),” ujar Dahnil.
    Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat (PP) Perdokhi, Muchtaruddin Mansyur menyampaikan bahwa pihaknya memberikan 16 poin rekomendasi untuk transfoirmasi kebijakan istithoah kesehatan haji bersama BP Haji.
    Di antaranya, penambahan vaksin influenza berbasis sel, vaksin pneumonia, pemberian imunomodulator asli Indonesia seperti ekstrak Phyllantus Niruri yang dikombinasi dengan multivitamin.
    “Kalau dari pengajuan, kami berharap dalam satu tahun terindentifikasi itu ada pembinaan-pembinaan untuk pemeliharaan istitahah. Pak Dahnil sudah sampaikan minimal dua kali pemeriksaan,” ucap Mansyur.
    “Melakukan manasik fisik kemudian assesment akhir menjelang keberangkatan ke embarkasi. Jadi diembarkasi tidak ada lagi yang dinyatakan tidak istitahah,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Respons Kemenkes RI soal Kasus Cacingan di Sukabumi Berujung Kematian

    Respons Kemenkes RI soal Kasus Cacingan di Sukabumi Berujung Kematian

    Jakarta

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Ina Agustina Isturini, MKM, mengklaim tren kasus cacingan di Indonesia relatif menurun sejak pemerintah mencanangkan program eliminasi kasus, juga pemberian obat-obatan setahun dua kali. Utamanya pada wilayah endemis.

    Menurut dr Ina, daerah yang masih mencatat laporan kasus kecacingan terbanyak adalah wilayah Indonesia bagian timur. Sementara di pulau Jawa trennya dilaporkan relatif rendah.

    Berkaca pada kasus di Jawa Barat, program penanganan dan upaya eliminasi kasus kecacingan disebutnya sudah berjalan. Namun, peran utama yang perlu diperhatikan adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat.

    “Jadi, orang-orang yang cacingan ketika diobati, tidak bisa langsung sepenuhnya sembuh bila perilaku hidup bersih dan sehatnya tidak diperbaiki. Dia tentu bisa kena lagi, meskipun sudah minum obat, karena kemudian misalnya masih main tanah, akan kembali cacingan,” wanti-wanti dr Ina saat ditemui di Gedung Sujudi Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).

    “Perlu dicatat obat itu bukan seperti vaksin. Tidak membuat seseorang ‘kebal’ dari infeksi,” sambung dia.

    Ia menyoroti jenis cacing yang terjadi pada balita di Jabar yakni ascaris atau cacing tanah. dr Ina mengimbau para orangtua untuk menjaga perilaku anak saat bermain, terlebih selepas menyentuh tanah atau bermain bola di lapangan luas.

    Upayakan untuk selalu menggunakan alas kaki saat bermain di tempat dengan lingkungan dan sanitasi yang buruk.

    Waspadai Anemia-BB Menurun

    dr Ina mengingatkan para orangtua untuk memperhatikan kondisi anak saat berat badannya menurun tanpa alasan yang jelas.

    “Yang pertama, kalau ada anak yang BB-nya nggak naik-naik, ada anemia, tentu berisiko, itu adalah gejala awal, memang dia harus diperiksa apalagi kalau daerah tersebut angka cacing-nya cukup tinggi,” beber dia.

    Risiko cacingan meningkat di daerah dengan sanitasi buruk dan masih banyaknya warga yang buang air besar sembarangan. Kemungkinan lain adalah saat mengonsumsi makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, termasuk mengonsumsi sayur-sayuran yang tidak dibersihkan dengan sumber air yang layak.

    “Jadi intinya pencegahan, memperhatikan kebersihan, karena walaupun diobati, kalau tetap tidak PHBS, infeksi akan muncul kembali,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini “
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Vaksin Kanker Sudah Ditemukan, Ilmuwan Beberkan Faktanya

    Vaksin Kanker Sudah Ditemukan, Ilmuwan Beberkan Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti dari Univeristy of Florida berhasil menciptakan vaksin mRNA yang mampu melatih sistem imun untuk memerangi kanker secara luas. Pengujiannya sudah berhasil dilakukan pada tikus.

    Hal ini memberikan harapan untuk merealisasikan vaksin universal untuk berbagai kebutuhan medis pada pengujian di masa mendatang.

    Studi terbaru dari Univeristy of Florida dipublikasikan dalam jurnal Nature Biomedical Engineering. Di dalamnya menunjukkan bahwa penggunaan ganda vaksin dengan obat anti-kanker umum yang disebut ‘immune checkpoint inhabitors’ bisa memicu respons anti-tumor yang kuat.

    Peneliti mengatakan elemen mengejutkan dari studi terbaru adalah hasil yang memuaskan dicapai bukan dengan menyerang target protein yang spesifik pada tumor, tetapi dengan membangkitkan sistem imun untuk memerangi virus.

    Hal ini dilakukan dengan melancarkan stimulus pada protein PD-L1 di dalam tumor, sehingga membuatnya lebih reseptif terhadap pengobatan. Penelitian ini didukung oleh beberapa yayasan dan lembaga federal, termasuk Institusi Kesehatan Nasional (NIH).

    Senior peneliti Elias Sayour mengatakan hasil studi ini membuka potensi jalur pengobatan baru, sebagai alternatif dari operasi, radiasi, dan kemoterapi.

    “Makalah ini memaparkan sebuah observasi yang sangat tak terduga dan menarik: bahwa bahkan vaksin yang tidak spesifik terhadap tumor atau virus tertentu, selama merupakan vaksin mRNA, dapat menyebabkan efek spesifik pada tumor,” ujar Sayour, dikutip dari ScienceDaily, Selasa (19/8/2025).

    “Penemuan ini membuktikan konsep bahwa vaksin-vaksin ini bisa dikomersilkan sebagai vaksin kanker universal untuk meningkatkan sensitivitas sistem imun terhadap tumor individu pasien,” ia menambahkan.

    Hingga kini, ada 2 ide utama dalam pengembangan vaksin kanker. Pertama, untuk menemukan target spesifik yang diekspresikan pada banyak orang dengan kanker. Kedua, untuk menyesuaikan vaksin yang spesifik terhadap target yang diekspresikan dalam kanker pasien sendiri.

    “Studi ini memberikan alternatif terhadap paradigma ketiga,” kata Duane Mitchell, penulis lain dalam penelitian ini.

    “Yang kami temukan adalah dengan menggunakan vaksin yang dirancang bukan untuk menargetkan kanker secara spesifik, melainkan untuk merangsang respons imunologis yang kuat, kami dapat memicu reaksi anti-kanker yang sangat kuat. Hal ini memiliki potensi yang signifikan untuk digunakan secara luas pada pasien kanker, bahkan mungkin mengarah pada vaksin kanker siap pakai,” kata dia.

    Selama lebih dari delapan tahun, Sayour telah memelopori vaksin anti-kanker berteknologi tinggi dengan menggabungkan nanopartikel lipid dan mRNA.

    mRNA merupakan singkatan dari messenger RNA. mRNA ditemukan di dalam setiap sel, termasuk sel tumor, dan berfungsi sebagai blueprint untuk produksi protein.

    Pada model tikus melanoma, tim peneliti melihat hasil yang menjanjikan pada tumor yang biasanya resisten terhadap pengobatan ketika menggabungkan formulasi mRNA dengan obat imunoterapi umum yang disebut inhibitor PD-1.

    Inhibitor PD-1 adalah sejenis antibodi monoklonal yang mencoba “mendidik” sistem imun bahwa tumor tersebut asing, kata Sayour.

    Melangkah lebih jauh dalam penelitian ini, pada model tikus kanker kulit, tulang, dan otak, para peneliti menemukan efek menguntungkan ketika menguji formulasi mRNA yang berbeda sebagai pengobatan tunggal. Pada beberapa model, tumor dihilangkan seluruhnya.

    Tim peneliti masih berupaya untuk meningkatkan formulasi vaksin yang lebih mumpuni, sehingga selanjutnya bisa melakukan ujicoba klinis terhadap manusia. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini cara Pulau Seribu cegah rabies

    Ini cara Pulau Seribu cegah rabies

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu mencegah penyebaran rabies di daerah itu melalui vaksinasi dan sterilisasi terhadap hewan penular secara berkelanjutan.

    “Hari ini, kami sterilisasi dan vaksinasi 113 hewan penular rabies (HPR) di Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu, Nurliati di Jakarta, Selasa.

    Pihaknya melakukan layanan jemput bola langsung ke permukiman penduduk di empat RW Kelurahan Pulau Tidung agar kucing warga dapat divaksin dan sterilisasi.

    “Dalam layanan gratis vaksin rabies dan sterilisasi ini, kami lakukan terhadap 55 ekor kucing jantan dan 75 betina,” kata dia.

    Menurut dia, kegiatan ini rutin dilakukan untuk mempertahankan Provinsi DKI Jakarta sebagai daerah bebas rabies sejak 2004.

    Kemudian, mengendalikan populasi kucing serta menambah jaminan kesehatan hewan dan keamanan bagi pemilik hewan penular rabies seperti kucing.

    “Kami mengerahkan delapan dokter hewan dan paramedik dari Sudin KPKP Kepulauan Seribu serta Perhimpunan Dokter hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta dan Pet Love Center,” kata dia.

    Warga RW 02, Kelurahan Pulau Tidung, Ambar (24) mengatakan sterilisasi dan vaksinasi rabies gratis di wilayahnya sangat membantu pecinta kucing dan warga yang ingin hewan peliharaannya tetap sehat.

    Ia mengatakan selalu vaksinasi rabies kucing-kucing miliknya dan yang sudah cukup umur disterilkan semua.

    “Hal ini penting untuk menjaga kesehatan kita agar tidak terkena penyakit rabies saat bermain dengan hewan peliharaan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anak Usaha Kalbe Farma Buka Lowongan Kerja, Cek Syaratnya di Sini! – Page 3

    Anak Usaha Kalbe Farma Buka Lowongan Kerja, Cek Syaratnya di Sini! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) membuka lowongan kerja terbaru di Agustus 2025 ini. Pelamar diharapkan memiliki latar belakang di bidang medis sehingga bisa membantu dalam menjalankan tugas-tugasnya nanti. 

    Untuk diketahui, Kalventis adalah perusahaan farmasi yang menjadi bagian dari PT Kalbe Farma Tbk sejak 30 November 2022, setelah sebelumnya dikenal sebagai PT Aventis Pharma atau Sanofi Indonesia.

    Sebelum akuisisi Kalbe, Sanofi Indonesia merupakan afiliasi dari Sanofi SA, perusahaan farmasi global yang berbasis di Prancis.

    Dengan pengalaman lebih dari tujuh dekade, Kalventis terus berkembang dan beradaptasi untuk menjawab kebutuhan industri kesehatan di Indonesia.

    Integrasi dengan Kalbe Farma memperkuat komitmen perusahaan dalam menyediakan obat-obatan dan vaksin berkualitas tinggi, sekaligus memastikan masyarakat Indonesia mendapatkan akses yang lebih luas terhadap produk kesehatan yang aman, efektif, dan terjangkau.

    Kalventis fokus pada misi meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui inovasi di bidang farmasi, layanan yang profesional, dan dedikasi terhadap kesehatan masyarakat.

    Saat ini, Kalventis sedang membuka lowongan kerja untuk berbagai posisi, memberikan kesempatan bagi talenta terbaik untuk bergabung dan berkontribusi dalam membangun masa depan kesehatan Indonesia.

    Berikut rincian lowongan kerja Kalventis:

     

  • 6 Penyebab Telinga Anak Sakit dan Cara Mengatasinya

    6 Penyebab Telinga Anak Sakit dan Cara Mengatasinya

    Jakarta

    Nyeri telinga (otalgia) merupakan salah satu alasan umum anak-anak dibawa ke dokter. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti tumbuh gigi, sakit tenggorokan, infeksi telinga, atau sumbatan pada tuba Eustachius.

    Penyebab dan Cara Mengatasi Telinga Anak Sakit

    Dikutip dari Mott Children’s Hospital University of Michigan Health, berikut penyebab telinga anak sakit yang perlu diwaspadai orang tua.

    1. Otitis Media dengan Efusi (Cairan di Belakang Gendang Telinga)

    Otitis media dengan efusi terjadi ketika saluran Eustachius, yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung, tersumbat. Kondisi ini membuat cairan menumpuk di belakang gendang telinga.

    Karena tidak disertai infeksi, penggunaan antibiotik tidak bermanfaat. Penanganan difokuskan pada meredakan gejala, misalnya dengan acetaminophen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri, serta kompres hangat sesuai kebutuhan.

    Otitis media dengan efusi umumnya membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar tiga bulan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran ringan sementara. Beberapa cara yang dapat membantu, antara lain:

    Berbicara langsung pada anak dengan suara sedikit lebih keras dari biasanya, lakukan kontak mata, dan gunakan gerakan tubuh.

    Kurangi kebisingan di latar belakang saat berkomunikasi, misalnya dengan mengecilkan volume televisi atau radio.

    Jika cairan bertahan lebih dari tiga bulan atau gangguan pendengaran semakin mengkhawatirkan, anak mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter dapat mempertimbangkan pemasangan tabung telinga (tympanostomy tubes) untuk membantu mengalirkan cairan.

    2. Infeksi Telinga

    Infeksi telinga terjadi ketika saluran Eustachius tersumbat, cairan menumpuk di telinga tengah, lalu bakteri atau virus tumbuh di dalamnya sehingga menimbulkan nyeri (otitis media akut).

    Kondisi ini sering muncul setelah atau selama infeksi saluran pernapasan atas akibat virus. Otitis media lebih umum terjadi di musim dingin dan sering dialami oleh anak yang bersekolah atau berada di tempat penitipan anak, karena lebih sering terpapar infeksi virus. Otitis media tidak disebabkan oleh air yang masuk ke telinga.

    Penggunaan antibiotik hanya diberikan pada kasus tertentu. Karena infeksi telinga tidak selalu disebabkan oleh bakteri, antibiotik tidak selalu diperlukan.

    Beberapa cara mencegah infeksi telinga meliputi:

    Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap, terutama vaksin pneumokokus dan influenza.Menghindari paparan asap rokok.Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan.Menghindari posisi botol susu yang disangga sendiri pada bayi.

    Jika anak mengalami otitis media berulang (tiga kali dalam enam bulan atau empat kali dalam setahun), dokter dapat merujuk ke spesialis THT untuk mempertimbangkan pemasangan tabung telinga guna membantu mengalirkan cairan.

    3. Swimmer’s Ear

    Swimmer’s ear (otitis externa) adalah infeksi pada saluran telinga bagian luar. Kondisi ini terjadi ketika kulit di saluran telinga teriritasi atau tergores, lalu berkembang menjadi infeksi.

    Pengobatan biasanya menggunakan obat tetes antibiotik topikal. Ibuprofen atau parasetamol dapat diberikan untuk meredakan nyeri.

    Bagi anak yang sering mengalami swimmer’s ear, langkah pencegahan meliputi:

    Menggunakan sumbat telinga saat berenang.Mengeringkan telinga setelah berenang dengan hair dryer pada pengaturan rendah, dari jarak minimal 30 cm.Menggunakan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat atau alkohol setelah berenang.

    4. Disfungsi Tuba Eustachius

    Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring (bagian belakang hidung dan atas tenggorokan). Fungsinya adalah menyeimbangkan tekanan di membran timpani (gendang telinga), melindungi telinga tengah dari infeksi, dan membantu mengeluarkan cairan dari telinga tengah.

    Gejala disfungsi tuba Eustachius dapat meliputi nyeri telinga, rasa penuh di telinga, penurunan pendengaran, tinnitus, atau suara letupan/retakan di telinga.

    Penanganan fokus pada penyebab dasarnya, misalnya:

    Mengobati rinitis alergi, rinosinusitis, refluks laringofaring, atau gastroesophageal reflux disease (GERD).Menghindari paparan asap rokok.

    5. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMJ)

    Masalah pada sendi yang menghubungkan rahang dan tengkorak (sendi temporomandibular) dapat menyebabkan nyeri telinga rujukan. Gejala tambahan meliputi nyeri rahang atau wajah, sakit kepala, nyeri saat mengunyah, atau saat membuka mulut.

    Gangguan TMJ lebih sering terjadi pada anak di atas usia 10 tahun.

    Penanganan meliputi edukasi, menghindari pemicu, latihan rahang, penggunaan bidai gigi jika terdapat kebiasaan menggemeretakkan gigi, dan pemberian obat antiinflamasi.

    6. Penyebab Lain Nyeri Telinga

    Penyebab lain yang lebih jarang meliputi trauma pada telinga atau saluran telinga, adanya benda asing di saluran telinga, atau penumpukan kotoran telinga.

    Penyakit lain yang dapat memicu nyeri telinga rujukan antara lain tumbuh gigi, peradangan pada kelenjar parotis (parotitis), sinusitis, infeksi faring, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati/limfadenitis), serta cedera tulang leher bagian atas.

    (suc/suc)