Alasan Prabowo Anugerahkan Bintang Jasa Utama ke Bill Gates
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menganugerahkan tanda kehormatan kepada tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates, di Landmark Room, Lantai 29, Hotel Millennium Hilton New York One UN Plaza, pada Selasa (23/9/2025).
Tanda kehormatan ini diberikan atas jasa dan dedikasi Bill Gates yang dinilai luar biasa bagi kesejahteraan umat manusia.
Menurut Prabowo, Bill Gates memberikan perhatian dan bantuan luar biasa kepada Indonesia, khususnya dalam bidang kesehatan.
“Bantuan riset, mencari benih-benih yang terbaik, obat-obatan, vaksin,” ucap Kepala Negara, dikutip dalam keterangan tertulis resmi.
Oleh karenanya, Prabowo menganugerahkan penghargaan Order of Distinguished Stars atau Bintang Jasa Utama kepada William Henry Gates III atau Bill Gates.
Penganugerahan ini diberikan sebagai penghargaan atas jasa dan dedikasi luar biasa Bill Gates dalam bidang dan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, serta kejayaan bangsa dan negara.
Presiden Prabowo mengatakan, pertemuan dengan Bill Gates berlangsung sangat positif.
Di dalamnya, Prabowo dan Bill Gates juga membahas peluang kerja sama di berbagai bidang.
Prabowo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia, dalam hal ini Danantara, terus melakukan komunikasi bersama yayasan Bill Gates untuk proyek kemanusiaan.
“Proyek-proyek untuk membantu golongan yang paling lemah, bantu mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan juga pendidikan, terutama pendidikan. Pendidikan kunci masa depan kita,” ujar dia.
Saat bertemu Bill Gates, Prabowo didampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Rosan Perkasa Roeslani, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Produk: vaksin
-
/data/photo/2025/09/24/68d3253892a75.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Alasan Prabowo Anugerahkan Bintang Jasa Utama ke Bill Gates Nasional 24 September 2025
-

Video: Beda Pendapat Bill Gates dan RFK Jr. soal Vaksin
Video: Beda Pendapat Bill Gates dan RFK Jr. soal Vaksin
-

Momen Prabowo Anugerahkan Bintang Tanda Jasa kepada Bill Gates
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan Bill Gates untuk memberikan Order of Distinguished Stars atau Bintang Tanda jasa kepada tokoh dunia tersebut.
Pertemuan Prabowo dan Bill Gates berlangsung di Landmark Room, Lantai 29, Hotel Millennium Hilton New York One UN Plaza, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.
Menyadur situs presidenri.go.id, Prabowo membahas peluang kerja sama di berbagai bidang, salah satunya bidang kesehatan. Prabowo menyampaikan bahwa pertemuan ini berlangsung positif.
“Bantuan riset, mencari benih-benih yang terbaik, obat-obatan, vaksin,” kata Prabowo, dikutip Rabu (24/9/2025).
Menurut Prabowo, langkah Bill Gates mampu memberikan manfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, serta kejayaan bangsa dan negara. Selain itu, kepedulian Bill Gates di sektor kesehatan menjadi alasan Prabowo memberikan tanda jasa kehormatan itu.
Prabowo menyebut bahwa sampai saat ini pemerintah melalui Danantara terus melakukan komunikasi bersama yayasan Bill Gates untuk proyek kemanusiaan.
“Proyek-proyek untuk membantu golongan yang paling lemah, bantu mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan juga pendidikan, terutama pendidikan. Pendidikan kunci masa depan kita,” terangnya.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo turut didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Rosan Perkasa Roeslani, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
-

Presiden Prabowo lakukan pertemuan dengan Bill Gates di New York
Rabu, 24 September 2025 07:49 WIB
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates (kiri) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Presiden Prabowo memberikan tanda kehormatan kepada pendiri Microsoft serta tokoh filantropi dunia Bill Gates atas perhatian besar yang selama ini diberikan kepada Indonesia, khususnya dalam bidang riset, pengembangan benih unggul, obat-obatan, dan vaksin. ANTARA FOTO/Fathur Rochman/bar
Presiden Prabowo Subianto (keenam kanan) didampingi jajaran menteri Kabinet Merah Putih berbincang dengan pendiri Microsoft dan tokoh filantropi dunia Bill Gates (keenam kiri) dan jajarannya di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025). Presiden Prabowo memberikan tanda kehormatan kepada pendiri Microsoft serta tokoh filantropi dunia Bill Gates atas perhatian besar yang selama ini diberikan kepada Indonesia, khususnya dalam bidang riset, pengembangan benih unggul, obat-obatan, dan vaksin. ANTARA FOTO/Fathur Rochman/bar
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Prabowo Gelar Pertemuan dengan Bill Gates, Anugerahkan Bintang Jasa Utama
New York –
Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates. Prabowo sekaligus menganugerahkan bintang jasa utama kepada Bill Gates.
Dikutip Biro Sekretariat Presiden, Pertemuan digelar di Landmark Room, Lantai 29, Hotel Millennium Hilton New York One UN Plaza, Selasa (23/9/2025), di sela rangkaian Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam pertemuan tersebut, Prabowo tidak hanya membahas peluang kerja sama di berbagai bidang, namun juga menganugerahkan tanda kehormatan kepada Bill Gates atas jasa dan dedikasinya yang luar biasa bagi kesejahteraan umat manusia.
Setibanya di lokasi pertemuan, keduanya berjabat tangan dan melakukan sesi foto bersama. Setelahnya, Prabowo dan Bill Gates melanjutkan pertemuan.
Presiden Prabowo Subianto bertemu Bill Gates di New York. (Jessica/Biro Pers Sekretariat Presiden) Foto: Presiden Prabowo Subianto bertemu Bill Gates di New York. (Jessica/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Dalam keterangannya usai pertemuan, Prabowo mengatakan bahwa pertemuan dengan Bill Gates berlangsung sangat positif. Menurutnya, Bill Gates memberikan perhatian dan bantuan luar biasa kepada Indonesia khususnya dalam bidang kesehatan.
“Beliau sangat besar perhatian kepada Indonesia. Banyak bantuannya luar biasa. Menteri Kesehatan mengatakan mungkin nilai langsung yang dibantu sudah sekitar Rp 7 triliun ya. Rp 7-8 triliun, tapi nilai yang lebih luas itu dampaknya kurang lebih 4,5 miliar dolar,” ujar Prabowo.
“Bantuan riset, mencari benih-benih yang terbaik, obat-obatan, vaksin. Jadi dengan pertimbangan itulah saya memutuskan memberi tanda kehormatan,” lanjutnya.
Oleh karenanya, Prabowo menganugerahkan penghargaan Order of Distinguished Stars – Bintang Jasa Utama kepada William Henry Gates III atau Bill Gates. Penganugerahan ini diberikan sebagai penghargaan atas jasa dan dedikasi luar biasa Bill Gates dalam bidang dan kegiatan yang bermanfaat bagi keselamatan, kesejahteraan, serta kejayaan bangsa dan negara.
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini Danantara terus melakukan komunikasi bersama yayasan Bill Gates untuk proyek kemanusiaan.
Turut mendampingi Prabowo dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Rosan Perkasa Roeslani, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
(eva/wnv)
-

Berkontribusi untuk bangsa, Prabowo beri Bill Gates tanda kehormatan
New York, Amerika Serikat (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan kepada pendiri Microsoft serta tokoh filantropi dunia Bill Gates atas perhatian besar yang selama ini diberikan kepada Indonesia.
“Dengan pertimbangan itulah saya memutuskan memberi tanda kehormatan (kepada Bill Gates),” ucap Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Bill Gates di sebuah Hotel di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) waktu setempat.
Menurut Prabowo, Bill Gates telah memberikan banyak dukungan yang luar biasa bagi bangsa, khususnya dalam bidang riset, pengembangan benih unggul, obat-obatan, dan vaksin.
Kepala Negara menyebut bantuan yang diberikan oleh Pendiri Microsoft itu telah mencapai sekitar Rp7 hingga Rp8 triliun, sementara dampak lebih luas dari kontribusi tersebut diperkirakan mencapai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp75 triliun).
Presiden juga mengungkapkan bahwa tim dari Danantara terus menjalin komunikasi dengan yayasan milik Bill Gates yakni Bill & Melinda Gates Foundation untuk mencari peluang kerja sama dalam berbagai proyek kemanusiaan.
Kerja sama tersebut difokuskan pada upaya membantu kelompok masyarakat paling lemah, mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan, serta memperluas akses pada bidang pendidikan.
“Pendidikan kunci masa depan kita,” pungkas dia.
Pertemuan dengan Bill Gates berlangsung usai Presiden Prabowo berpidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.
Pertemuan keduanya berlangsung cukup singkat, sekitar 15 menit. Usai bertemu Bill Gates, Prabowo kembali ke Markas Besar PBB untuk melakukan sejumlah pertemuan yang bersifat tertutup.
Diketahui, pada awal Mei tahun ini, Bill Gates menyambangi Indonesia untuk bertemu Presiden Prabowo. Pertemuan tersebut membahas sejumlah inisiatif pembangunan berkelanjutan, khususnya pada isu kesehatan global, nutrisi, inklusi keuangan, dan infrastruktur digital publik.
Dalam pertemuan itu, Presiden mengungkap rencananya untuk memberi tanda kehormatan tertinggi kepada Bill Gates karena telah berjasa tidak hanya untuk rakyat Indonesia, tetapi juga untuk dunia.
Presiden menilai Bill Gates sangat layak mendapatkan bintang kehormatan dari Indonesia karena yang bersangkutan melalui yayasannya, Bill & Melinda Gates Foundation, konsisten menggelontorkan dana untuk pengembangan vaksin, serta program-program pemberdayaan lainnya di Indonesia.
“Saya akan menggelar Rapat Dewan Tanda Kehormatan karena saya ingin atas nama bangsa Indonesia memberi bintang tertinggi untuk salah seorang warga negara asing atas jasa-jasanya membantu rakyat Indonesia dan rakyat dunia,” kata Presiden Prabowo kepada Bill Gates saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (7/5).
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Petaka Baru Hantam Amerika, 6 Orang Tewas Dibunuh Virus Mematikan
Jakarta, CNBC Indonesia – Kasus rabies kembali melanda Amerika Serikat. Enam orang dilaporkan meninggal akibat rabies sejak September 2024, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang dikutip CNN. CDC juga memantau 14 potensi wabah rabies di 20 negara bagian.
Rabies sendiri merupakan penyakit yang disebabkan virus mematikan dari keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Penularan terjadi terutama melalui air liur hewan terinfeksi, biasanya lewat gigitan. Namun, goresan atau kontak langsung dengan selaput lendir manusia juga bisa menularkan virus ini. Begitu gejala muncul, penyakit hampir selalu berujung pada kematian.
Menurut CDC, rabies menyerang sistem saraf pusat dengan masa inkubasi beberapa minggu hingga bulan. Gejala awal mirip flu, seperti demam, sakit kepala, dan pegal di seluruh tubuh, serta rasa kesemutan di lokasi gigitan.
Kondisi penderita lalu memburuk cepat dengan gejala kebingungan, halusinasi, perilaku agresif, hingga hidrofobia atau takut air. Setelah itu, kematian biasanya terjadi dalam waktu singkat.
WHO mencatat anjing sebagai penyebab utama rabies pada manusia di dunia, terutama di negara berkembang. Anak-anak menjadi kelompok paling rentan. Namun, di Amerika Serikat, berkat program vaksinasi hewan yang ketat, anjing rabies jarang ditemukan. Justru kelelawar kini menjadi penyebab utama rabies pada manusia. Kasus juga muncul pada rakun, rubah, sigung, dan coyote. Setiap tahun, sekitar 4.000 kasus rabies pada hewan dilaporkan di AS, dengan 90% di antaranya terjadi pada satwa liar.
Rabies sejatinya bukan wabah baru. Secara global, rabies menyebabkan 60.000 kematian setiap tahun, 95% di antaranya terjadi di Afrika dan Asia. CDC memperingatkan bahwa wisatawan ke daerah dengan prevalensi rabies tinggi, serta pekerja yang kerap bersinggungan dengan hewan, seperti dokter hewan, petugas pengendali hewan, dan peneliti satwa liar.
Untuk pencegahan, vaksin rabies tersedia dalam dua skema. Pertama, vaksinasi pra-pajanan untuk kelompok berisiko tinggi, berupa dua dosis dengan jarak tujuh hari. Kedua, vaksinasi bagi siapa saja yang sudah tergigit atau terpapar, biasanya disertai imunoglobulin rabies.
CDC menekankan pentingnya langkah pencegahan, mulai dari menjaga vaksin rabies hewan peliharaan tetap terbaru, menghindari satwa liar dan hewan jalanan, hingga memastikan rumah terlindung dari akses kelelawar. Jika terjadi paparan, masyarakat diminta segera mencari pertolongan medis.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Titik Temu Sains dan Politik
Jakarta (ANTARA) – Hubungan sains dan politik telah menjadi perdebatan klasik yang direproduksi terus menerus antargenerasi seperti layaknya hubungan agama dengan negara.
Nathan Caplan dari Universitas Michigan, Amerika, pada 1979 pernah mengilustrasikan ilmuwan dan politikus sebagai aktor di dunia sains dan politik dengan teori dua komunitas (two communities theory).
Menurutnya, dalam artikel berjudul “The Two Communities Theory and Knowledge Utilization” yang terbit pada jurnal American Behavioral Scientist, para ilmuwan dan politikus berada dalam dunia yang berbeda. Kedua dunia tersebut memiliki perbedaan nilai, tujuan, alat bantu, konflik, penghargaan, serta bahasa yang berbeda.
Dampaknya, kedua komunitas itu menentukan masalah dan solusi secara berbeda pula sehingga kerap kali setiap pihak penuh prasangka dan percaya diri berlebihan.
Caplan memang melukiskan relasi dunia ilmuwan sosial dan dunia politikus pengambil kebijakan yang kontras. Jarak di antara kedua dunia itu, menurut Caplan, membutuhkan jembatan (bridge) berupa hubungan personal yang penuh kepercayaan (trust), percaya diri (confidence), dan empati (empathy).
Artikel ini akan membahas perspektif penulis pribadi tentang relasi sains dan politik yang lebih filosofis. Pada area mana sains dan politik berbeda ruang?
Sebaliknya, pada titik dan area mana sains dan politik niscaya dapat bertemu dan berjumpa karena memang beririsan sebagai sesama komponen kemajuan bangsa. Ruang inilah yang seyogyanya dipahami oleh ilmuwan dan politikus sebagai para aktornya.
Tentu ilmuwan yang dimaksud di sini dalam arti luas termasuk peneliti dan akademis ilmu alam dan ilmu sosial serta perekayasa yang terlibat pada aktivitas keilmuan, riset, inovasi, dan invensi teknologi.
Demikian pula politikus yang dimaksud bukan hanya politikus partai, tetapi juga para pembuat dan eksekutor kebijakan di setiap level pemerintahan, baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif.
Sains, secara filosofis seperti yang telah diketahui banyak ilmuwan dan politikus, ditopang oleh tiga pilar kerangka berpikir.
Pertama, ontologi yaitu hakikat sebuah realitas apa adanya yang menjadi objek kajian sains. Kedua, epistemologi yaitu bagaimana cara memperoleh sains termasuk cara memverifikasi sains alias metodologi atau prosedur.
Ketiga, aksiologi yaitu untuk tujuan apa sains tersebut digunakan bagi kepentingan manusia di sebuah wilayah atau bangsa. Pilar aksiologi sering disebut juga fungsi atau nilai sebuah sains termasuk etika di dalamnya.
Ilmuwan yang lahir dan tumbuh dari pengetahuan yang dipelajarinya baik secara formal maupun informal tentu lebih paham dan membutuhkan independensi dalam dua pilar pertama yaitu ontologi dan epistemologi.
Pada dua pilar tersebut, ilmuwan lebih mengerti sehingga keterlibatan politikus justru akan mengacaukan kemerdekaan berpikir tentang hakikat kajian dan metodologi yang dibangun setiap ilmuwan. Dengan kata lain, wilayah ilmuwan dan politikus berbeda pada zona ini sehingga mutlak terpisah.
Namun, pada pilar ketiga yaitu aksiologi, ilmuwan dan politikus memiliki hubungan timbal balik kompleks yang harus diakui bersama.
Pada pilar aksiologi inilah titik temu atau area perjumpaan antara ilmuwan dan politikus yang menjadi kebutuhan bersama.
Gagasan penelitian dan pengembangan nuklir misalnya lahir dari pemikiran ilmuwan dan tentu didukung negara yang dipimpin oleh politikus.
Demikian pula penelitian di bidang kedirgantaraan; meteorologi dan klimatologi; energi; geologi; maupun lahan dan pertanian, hampir dapat dipastikan lahir dari perjumpaan gagasan ilmuwan dengan visi strategis pemimpin politik di level nasional, regional, bahkan global.
Legitimasi politik
Perkembangan sains di sebuah negara membutuhkan arah dengan kerangka kerja jelas yang menjadi peta jalan riset dengan dukungan keputusan politik yang kuat disertai pendanaan, infrastruktur, serta mekanisme penerapan hasil penelitian.
Tanpa legitimasi politik, hasil penelitian seringkali berhenti di meja laboratorium atau hanya menjadi publikasi ilmiah yang dibaca oleh sesama akademisi.
Di dunia pertanian, tempat penulis bekerja, riset dan penerapan regeneratif agrikultur dengan pondasi kesehatan tanah misalnya, membutuhkan dukungan politik yang kuat untuk mewujudkannya.
Sebaliknya, negara dengan para politikus di dalamnya membutuhkan bukti, data, dan rekomendasi ilmiah dari produk sains yang dihasilkan ilmuwan sehingga kebijakan negara berbasis bukti (evidence-based policy).
Dalam era disrupsi informasi seperti sekarang, sains bahkan menjadi benteng terhadap kebijakan yang populis tetapi tidak efektif.
Misalnya ketika menghadapi pandemi, data epidemiologi, model matematika penyebaran penyakit, dan riset vaksin menjadi basis bagi negara untuk mengambil keputusan strategis.
Interaksi sains dan politik juga tidak steril dari konflik. Ada kalanya hasil penelitian menimbulkan kontroversi karena menyentuh kepentingan politik tertentu.
Penemuan terkait perubahan iklim, misalnya, dapat mendorong regulasi yang membatasi industri berbasis fosil, sehingga melibatkan lobi politik yang kompleks.
Oleh karena itu, diperlukan mekanisme komunikasi sains yang efektif agar pesan ilmiah tidak disalahpahami atau dipelintir demi kepentingan sesaat.
Selain itu, hubungan sains dan politik harus menjunjung tinggi etika. Ilmuwan harus berpegang pada integritas ilmiah dan menghindari godaan untuk memanipulasi data demi menyenangkan pihak yang berkuasa.
Di sisi lain, politikus perlu memberi ruang bagi ilmuwan untuk berbicara jujur meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan preferensi politik jangka pendek.
Jika demikian, meskipun ilmuwan dan politikus memiliki dunia yang berbeda, sebetulnya keduanya tidak sepenuhnya terpisah.
Pada area perjumpaan yang tepat, ranah aksiologi, kolaborasi ilmuwan dan politikus dapat menghasilkan kontribusi besar bagi sains, kebijakan publik, dan kemajuan bangsa.
Kuncinya adalah saling memahami peran, menghormati batas, dan membangun komunikasi yang jujur serta transparan.
Dengan demikian, sains dan politik dapat bersinergi, bukan saling mengendalikan, melainkan saling menguatkan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
*) Penulis adalah Peneliti di Pusat Riset Tanaman Pangan, BRIN.
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Keselamatan Pasien Anak Jadi Sorotan, Kepala BPOM RI Dorong Penggunaan Obat Secara Aman
Jakarta –
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar menyoroti pentingnya sistem farmakologis untuk keselamatan pasien, utamanya pada bayi baru lahir dan anak-anak. Menurut Taruna, perlindungan sejak awal kehidupan adalah hak mendasar manusia.
Menurut data Badan Pusat Statistik hingga Mei 2025, jumlah anak usia 0-4 tahun di Indonesia mencapai 22,75 juta jiwa atau sekitar 9 persen populasi. Sedangkan, angka kelahiran mencapai 4,6 juta per tahun.
“Keselamatan pasien adalah hak mendasar. Secara khusus, perlindungan ini harus dimulai sejak bayi baru lahir dan anak-anak,” ujar Taruna Ikrar dalam acara National Pharmacovigilance Webinar dalam rangka World Patient Safety Day (WPSD) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).
“Bayi dan anak adalah calon generasi penerus bangsa. Mereka harus tumbuh menjadi SDM (sumber daya manusia) berkualitas untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” sambungnya.
Taruna mengatakan farmakovigilans dan penggunaan obat yang aman merupakan faktor penting untuk menjamin keselamatan pasien. Sistem ini berperan penting dalam mendeteksi efek samping obat secara lebih dini, meningkatkan pelaporan tenaga kesehatan, memberdayakan keluarga pasien, hingga membangun budaya keselamatan di layanan kesehatan.
“Kita masih menghadapi kesenjangan dalam kapasitas pelaporan dan kesadaran di kalangan tenaga medis maupun masyarakat dalam melaporkan kejadian tidak diinginkan (KTD), efek samping obat (ESO), maupun kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),” tambah Taruna.
Dalam kesempatan yang sama Deputy Representative WHO Indonesia Momoe Takeuchi mengungkapkan keselamatan pasien adalah isu mendasar yang harus menjadi perhatian semua pihak. Ini khususnya bagi anak-anak dan bayi baru lahir yang menjadi masa depan Indonesia.
Ia mengapresiasi langkah Indonesia, dalam 2 tahun terakhir telah memperkuat praktik produksi, distribusi, serta pengawasan obat, vaksin, dan produk medis. Namun, Takeuchi juga menyoroti tantangan baru seiring pesatnya perkembangan perawatan medis.
“Setiap peningkatan dalam keselamatan pasien berarti menyelamatkan nyawa. Pencapaian dalam menurunkan angka kematian anak di berbagai negara membuktikan bahwa layanan kesehatan yang kuat, aman, dan berkualitas adalah kunci,” ujar Momoe.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)
