Produk: UMKM

  • UMKM-Koperasi Bisa Kelola Tambang, Bahlil: Jangan Hanya Pengusaha Saja

    UMKM-Koperasi Bisa Kelola Tambang, Bahlil: Jangan Hanya Pengusaha Saja

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi langkah Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) yang memprioritaskan UMKM daerah, koperasi daerah, hingga BUMD untuk dapat mengelola tambang.

    Hal ini menyusul diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2025 baru saja dirilis tentang perubahan kedua atas PP Nomor 96/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba.

    Bahlil mengatakan langkah memprioritaskan masyarakat melalui BUMD, Koperasi daerah hingga UMKM dapat mengelola tambang sejalan dengan keinginannya agar pengelolaan tambang hanya tidak dikuasi oleh pengusaha atau kelompok itu-itu saja.

    “Saya katakan dari awal bahwa pengelolaan tambang jangan hanya dikuasai oleh kelompok tertentu, jangan hanya pengusaha itu saja, itu saja. Kita harus adil untuk menyerahkan, membagi secara baik sesuai aturan kepada UMKM daerah, kepada Koperasi daerah, kepada BUMD daerah dengan pemberian prioritas,” kata Bahlil dalam Upacara Peringatan Hari Pertambangan dan Energi Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

    Bahlil mengatakan langkah ini juga ditujukan agar masyarakat daerah-daerah di wilayah tambang bisa menjadi tuan rumah di wilayahnya, sehingga perekonomian dapat meningkat.

    “Alhamdulillah perubahan undang-undang Minerba sudah kita lakukan, peraturan pemerintah pun sudah ada, dan sekarang tinggal peraturan menteri. Ini semua kita lakukan untuk menjadikan orang daerah menjadi tuan di negerinya sendiri,” katanya.

    Aturan teknis Disiapkan

    Sebelumnya, Bahlil mengatakan saat ini pihaknya tengah menyiapkan aturan teknis untuk menindaklanjuti PP nomor 39 2025 dalam bentuk Peraturan Menteri.

    “Kita kan PP-nya baru keluar. Setelah keluar kita susun Permennya sekarang. Jadi di UU Minerba baru itu diberikan prioritas untuk UMKM, Koperasi, Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan, Permennya disusun,” ujar Bahlil ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).

    Aturan teknis itu seperti kriteria UMKM atau Koperasi yang bisa mengelola tambang. Salah satunya, kesesuaian wilayah tambang dengan lokasi koperasi atau UMKM yang menjadi pengelolanya.

    “Koperasi juga itu yang ada di lokasi, UMKM juga yang ada di daerah setempat. Bukan UMKM atau Koperasi dari Jakarta. Jadi contoh tambang ada di Kalimantan Utara ya koperasi dan UMKM nya harus yang ada di Kalimantan Utara. Jangan yang di Jakarta,” terang Bahlil.

    Selain itu soal luasan tambang yang dikelola hingga aturan bagi koperasi dan UMKM sebagai pengelola harus menyesuaikan kemampuan modalnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ara/ara)

  • BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Peluncuran Kredit Program Perumahan

    BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Peluncuran Kredit Program Perumahan

    Sebagai bank penyalur KUR terbesar di Indonesia, hingga akhir September 2025 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun. Penyaluran KUR BRI tersebut didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran. Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari total KUR yang disalurkan BRI. Hal ini mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil dan menjaga ketahanan pangan nasional.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi yang hadir langsung pada acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan akad massal KUR dan peluncuran KPP. Hery menilai bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen BRI dalam memperluas akses pembiayaan guna menggerakan roda ekonomi kerakyatan.

    “BRI menyambut baik pelaksanaan akad massal KUR bagi 800.000 debitur dan peluncuran KPP sebagai bentuk sinergi lintas sektor untuk memperkuat pengusaha UMKM dan memajukan ekosistem perumahan secara menyeluruh. Kami berkomitmen untuk mendukung program pemerintah melalui akses pembiayaan yang menyentuh sektor-sektor yang memberi daya ungkit besar terhadap ekonomi rakyat. BRI meyakini bahwa inisiatif ini akan menjadi katalis penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Hery.

    BRI juga ditunjuk menjadi salah satu bank penyalur Kredit Program Perumahan. Program ini disalurkan melalui dua sisi, dimana dari sisi supply pembiayaan diberikan kepada UMKM berupa individu atau badan usaha yang bergerak sebagai pengembang perumahan, penyedia jasa konstruksi, dan/atau pengusaha bahan bangunan. Sedangkan dari sisi demand, pembiayaan diberikan kepada UMKM berupa individu atau badan usaha untuk keperluan pembelian rumah, pembangunan rumah, dan/atau renovasi rumah.

  • 45.000 Sumur Minyak Rakyat Dilegalkan, Bahlil: Tidak Hanya Omon-omon

    45.000 Sumur Minyak Rakyat Dilegalkan, Bahlil: Tidak Hanya Omon-omon

    Jakarta

    Sebanyak 45.000 sumur minyak rakyat yang telah ada sejak masa penjajahan kini sudah dilegalkan dan dikelola Badan Usaha Milik Daerah(BUMD), Koperasi, dan UMKM. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 14 Tahun 2025.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan dilegalkannya 45.000 sumur minyak rakyat dilakukan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari pengeboran. Pasalnya selama ini masyarakat yang menggarap sumur tersebut sering mendapatkan gangguan dari oknum-oknum nakal.

    “Pengelolaan sumur-sumur masyarakat yang sejak zaman penjajahan sudah ada, tapi belum pernah dilakukan legalitasnya. Akhirnya mereka menjalankan untuk mencari nafkah dengan tidak nyaman, karena selalu diikuti oleh oknum-oknum tertentu, kadang-kadang dilaporkan. Maka Insyaallah 45.000 sumur-sumur (minyak) rakyat kita sudah akan memberikan legalitasnya kepada BUMD, Koperasi, dan UMKM daerah,” katanya dalam Upacara Peringatan Hari Pertambangan dan Energi Ke-80 di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

    Bahlil menjelaskan, melegalkan sumur minyak rakyat sudah dubahas sejak lama, namun baru tahun ini dijalankan. Padahal menurutnya, dengan melegalkan sumur minyak rakyat akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

    “Sudah lama ini kita bahas tapi nggak pernah terjadi. Menjadi pemimpin di bangsa ini tidak hanya bisa omon-omon, tapi harus berani untuk membuat keputusan yang lebih baik untuk rakyat, bangsa, dan negara,” katanya.

    Ia mengakui bahwa untuk melegalkan sumur minyak ada pihak-pihak yang terganggu. Terlebih kata Bahlil, bagi mereka yang selama ini sudah nyaman untuk menikmati hasil yang didapatkan tanpa memberikan kontribusi kepada negara.

    “Saya tahu untuk membuat keputusan yang berani pasti ada yang merasa terganggu. Berani kebaikan untuk negara, bukan berani kebaikan untuk kelompok tertentu, apalagi kelompok yang selama ini sudah nyaman, yang ingin merugikan bangsa kita. Saya tidak ingin jadi pemimpin untuk setiap hari dipuja, tapi pelanggaran terus terjadi. Saya ingin meneruskan apa yang diperintahkan oleh Bapak Presiden agar negara ini dikelola dengan aturan, dengan baik, dan semua berorientasi pada kepentingan negara, rakyat, untuk kesejahteraan masyarakat semuanya,” katanya.

    Hasil produksi sumur minyak rakyat akan dibeli Pertamina atau KKKS lain yang memiliki fasilitas kilang (refinery) dengan harga 80% dari Indonesian Crude Price (ICP).

    (ara/ara)

  • Limbah Jadi Berkah, BRI Peduli Dorong Warga Bogor Kelola Minyak Jelantah Secara Kreatif dan Ramah Lingkungan – Page 3

    Limbah Jadi Berkah, BRI Peduli Dorong Warga Bogor Kelola Minyak Jelantah Secara Kreatif dan Ramah Lingkungan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam menjaga lingkungan kembali dibuktikan lewat kegiatan BRI Peduli – Yok Kita Gas. Kali ini, program sosial tersebut hadir di Bank Sampah Azalea, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kabupaten Bogor, dengan membawa misi mengubah limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai guna.

    Kegiatan ini melibatkan anggota PKK Kelurahan Babakan dan pengurus bank sampah setempat. Para peserta diajarkan cara membuat sabun cuci tangan dan sabun cuci piring dari minyak jelantah, lengkap dengan sesi praktik langsung.

    “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ujar Corporate Secretary BRI Dhanny.

    Dhanny menuturkan, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk inovasi lingkungan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain mengurangi limbah rumah tangga, kegiatan ini juga memberdayakan ekonomi lokal, terutama bagi para ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

    “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” jelasnya.

    Sementara itu, Endah Diana, pengurus Bank Sampah Azalea, mengaku pelatihan dari BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi anggotanya.

    “Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” ungkap Endah.

    Program BRI Peduli – Yok Kita Gas telah dilaksanakan sejak 2021 dan kini menjangkau 41 lokasi di seluruh Indonesia.

    Hingga kini, program ini telah menggandeng 38 bank sampah, menyalurkan Rp1,79 miliar dalam tabungan bank sampah, serta menghasilkan 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair, 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

    Dhanny menambahkan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa BRI tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga berkontribusi menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

    “Program ini dapat memperkuat kesadaran sosial mengenai pentingnya kolaborasi antar masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan limbah rumah tangga,” pungkasnya. 

  • BRI Peduli Latih Warga Bogor Ubah Minyak Jelantah jadi Sabun, Dorong Ekonomi dan Jaga Lingkungan – Page 3

    BRI Peduli Latih Warga Bogor Ubah Minyak Jelantah jadi Sabun, Dorong Ekonomi dan Jaga Lingkungan – Page 3

    Liputan6.com, Bogor – Masalah sampah masih menjadi tantangan besar di banyak daerah Indonesia. Dari rumah tangga hingga industri, jutaan ton sampah dihasilkan setiap hari, namun belum semuanya terkelola dengan baik. Salah satu limbah yang sering luput dari perhatian adalah minyak jelantah, yang bila dibuang sembarangan bisa mencemari tanah dan air.

    Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BRI Peduli – Yok Kita Gas, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dengan menggelar Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Azalea, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kabupaten Bogor.

    Kegiatan ini melibatkan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pengurus, serta anggota bank sampah. Para peserta belajar langsung bagaimana mengolah minyak bekas menjadi sabun cuci tangan dan sabun cuci piring yang bisa digunakan kembali.

    “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ujar Corporate Secretary BRI Dhanny.

    Dhanny menegaskan, pelatihan ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

    “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” imbuhnya.

     

    Manfaat kegiatan ini turut dirasakan langsung oleh warga. Endah Diana, pengurus Bank Sampah Azalea, mengungkapkan pelatihan tersebut mendorong anggota lebih sadar pentingnya menjaga lingkungan sekaligus kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga.

    “Selama ini kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” tutur Endah.

    Program BRI Peduli – Yok Kita Gas sudah berjalan sejak 2021 di 41 lokasi di seluruh Indonesia. Inisiatif ini telah menggandeng 38 bank sampah, dengan total tabungan mencapai Rp1,79 miliar, serta menghasilkan 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair, 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

    Dhanny menambahkan, kegiatan ini menjadi langkah nyata BRI dalam menciptakan lingkungan yang bersih, ekonomi berdaya, dan masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga.

  • Memanfaatkan bonus demografi sebagai lokomotif pertumbuhan Asia

    Memanfaatkan bonus demografi sebagai lokomotif pertumbuhan Asia

    Indonesia, melalui dua forum ini, menegaskan bahwa negara tidak bisa hanya fokus pada ketimpangan internal. Indonesia juga dapat menjadi solusi atas jurang demografi regional.

    Jakarta (ANTARA) – Dalam waktu singkat di akhir Oktober 2025, Presiden Prabowo Subianto akan berpindah dari arena solidaritas regional di KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur (26-28 Oktober), ke forum teknologi dan ekonomi masa depan di KTT APEC di Korea Selatan (31 Oktober-1 November).

    Dua panggung diplomasi ini, yang rencananya dihadiri pemimpin dunia seperti Presiden AS Donald Trump dan PM China Li Qiang di ASEAN, merupakan cerminan nyata dari jurang demografi yang kini menganga di kawasan Asia-Pasifik.

    Di satu sisi, Asia Timur menghadapi krisis populasi yang menua dan kekurangan tenaga kerja; di sisi lain, Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus mengkonversi bonus demografi besar-besaran menjadi aset riil.

    Tantangan Indonesia bukan hanya soal pertumbuhan penduduk yang terkendali, melainkan bagaimana negara ini menghadapi ketidakseimbangan demografi regional.

    Negara-negara maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea, membutuhkan suplai tenaga kerja untuk menopang ekonominya yang terbebani populasi lansia.

    Sementara itu, Indonesia memiliki jutaan penduduk usia produktif yang, tanpa strategi cerdik, dapat berubah menjadi bencana pengangguran massal, diperparah oleh otomatisasi yang dibawa oleh AI.

    Di sinilah terletak tantangan dan peluang ganda Indonesia: mengatasi masalah ketimpangan internal sambil menawarkan solusi bagi ketimpangan demografi regional.

    Inilah mengapa agenda ganda Prabowo sebaiknya dilihat sebagai sebuah strategi dua kaki untuk menavigasi ketidakseimbangan demografi Asia.

    Indonesia memperkuat fondasi regional agar negara dapat merangkul semua anggotanya, sekaligus Indonesia patut merancang masa depan pekerjaan agar bonus demografi bangsa terintegrasi, bukan tereliminasi, oleh laju teknologi global.

    Inklusi jadi kunci

    KTT ASEAN di Kuala Lumpur mengusung tema penting: “Inklusivitas dan Keberlanjutan,” yang sesungguhnya adalah cetak biru untuk mengatasi risiko demografi di tingkat regional.

    Bagi Indonesia, tema ini perlu konkret menjamin bonus demografi tidak membebani, melainkan menjadi kekuatan pendorong di ASEAN.

    Inklusivitas berarti memastikan pembangunan tidak hanya terpusat di ibu kota atau negara-negara maju, tetapi juga merangkul pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta masyarakat di perbatasan, di mana mayoritas tenaga kerja muda berada.

    Prabowo perlu menyoroti perlunya pemerataan hasil pembangunan agar seluruh wilayah, termasuk Timor Leste yang baru diresmikan, dapat menciptakan lapangan kerja yang layak bagi angkatan kerja muda.

    Jika pembangunan hanya terpusat, maka ketimpangan ekonomi dan sosial akan menciptakan laju urbanisasi tak terkendali yang sulit dibendung, membuat bonus demografi menjadi bom waktu sosial di kota-kota besar.

    Sementara itu, Keberlanjutan menjamin investasi jangka panjang pada sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dengan kualitas tinggi dan ramah lingkungan, seperti transisi energi yang adil dan pembangunan ekonomi hijau.

    Fokus pada ketahanan pangan dan ekonomi biru bangsa juga krusial untuk membuka lapangan kerja baru di sektor maritim dan pertanian presisi yang sejalan dengan Visi ASEAN 2045, tujuannya menjamin kemakmuran jangka panjang bagi generasi muda.

    Kepemimpinan nasional perlu memastikan stabilitas internal kawasan agar fokus pada pembangunan demografi ini tidak terganggu isu eksternal.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gemerlap Grand Final Duta Wisata Guk dan Yuk Jombang 2025

    Gemerlap Grand Final Duta Wisata Guk dan Yuk Jombang 2025

    Jombang (beritajatm.com) – Kemeriahan di GOR Merdeka Jombang pada Kamis, 23 Oktober 2025 menandai puncak ajang Grand Final Pemilihan Duta Wisata Guk dan Yuk Kabupaten Jombang 2025.

    Dengan gemerlap lampu yang memancarkan cahaya ke seluruh sudut arena, para finalis tampil memukau ribuan pasang mata yang hadir untuk menyaksikan perjuangan mereka. Bukan hanya sekadar lomba kecantikan dan ketampanan, malam tersebut menggambarkan sebuah panggung untuk melahirkan duta yang berkarakter, berwawasan, dan penuh potensi.

    Bupati Jombang, H. Warsubi, hadir langsung untuk memberikan sambutan dan motivasi. Dalam pidatonya, Warsubi menegaskan bahwa ajang ini lebih dari sekadar penilaian fisik. “Generasi muda adalah aset terbesar bagi masa depan bangsa. Energi, kreativitas, dan semangat mereka adalah modal untuk mengangkat sektor pariwisata daerah,” ujar Bupati Warsubi penuh semangat.

    Dalam kesempatan itu, Abah Bupati, sapaan akrab Warsubi, mengungkapkan keyakinannya bahwa Kabupaten Jombang memiliki potensi wisata yang luar biasa, yang selama ini belum dikenal luas. Dengan berbicara tentang wisata alam, religi, budaya, dan kuliner, beliau menekankan bahwa para duta wisata Jombang yang terpilih nantinya diharapkan mampu menjadi wajah baru yang lebih ramah, religius, dan berbudaya.

    “Saya berharap para Guk dan Yuk Jombang bisa menjadi duta yang berkarakter, cerdas, bertalenta, dan berwawasan luas,” tambahnya.

    Tidak hanya itu, Bupati Warsubi juga memberikan pesan moral yang mendalam kepada para finalis, bahwa kemenangan bukanlah tujuan akhir. “Menang atau kalah bukan tujuan akhir. Yang terpenting adalah pengalaman, persahabatan, dan wawasan baru tentang potensi daerah,” ujarnya, yang langsung disambut tepuk tangan meriah dari para hadirin.

    Malam yang penuh emosi itu akhirnya mencapai puncaknya saat Saputra Elani dan Ayyuba Nur Alan terpilih sebagai Guk dan Yuk Jombang 2025. Pengumuman tersebut disambut dengan sorak sorai penonton, apalagi ketika Bupati Warsubi memberikan hadiah istimewa berupa umrah kepada kedua pemenang, menambah makna mendalam bagi mereka dan keluarga.

    Namun, bukan hanya mereka yang memperoleh penghargaan. Gelar Wakil I Guk dan Yuk Jombang 2025 diraih oleh Arif Rahmad Hidayat dan Amalya Rizky, sementara posisi Wakil II jatuh kepada Figo Insyirah Ifen dan Astrid Elfrida Maharani.

    Bupati Warsubi bersama Guk dan Yuk Jombang saat grand final

    Para finalis lainnya juga mendapatkan penghargaan dalam kategori khusus, seperti Guk dan Yuk Intelejensia 2025 yang diraih oleh Billy Wira Prapta dan Y08 Maulidyyah Vidha, serta Guk dan Yuk Inspiratif yang diberikan kepada Muhammad Alman Arif A. dan Juvita Kartika Arum.

    Ketua TP PKK Kabupaten Jombang, Yuliati Nugrahani, juga menyampaikan apresiasi yang tinggi. Dalam sambutannya, ia menyatakan bahwa ajang ini lebih dari sekadar pemilihan duta wisata, tetapi juga sebagai wadah untuk menumbuhkan karakter unggul di kalangan remaja.

    “Guk dan Yuk ini menjadi wadah pembelajaran tentang jati diri, budaya, dan potensi Jombang,” ujar Yuliati, yang berharap para finalis bisa menjadi teladan bagi remaja lainnya.

    Tidak hanya itu, Yuliati juga menekankan pentingnya kolaborasi antara TP PKK dengan para duta wisata dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi ekonomi kreatif. “Kami terbuka untuk kolaborasi. Para Guk dan Yuk bisa ikut mengenalkan potensi desa wisata, produk UMKM, dan kearifan lokal Jombang,” katanya.

    Acara grand final ini juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Jombang, serta perwakilan dari kabupaten tetangga. Gelaran ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Jombang memiliki generasi muda yang tidak hanya menawan penampilannya, tetapi juga cerdas, berbudaya, dan siap mengabdikan diri untuk kemajuan pariwisata daerah.

    Grand Final Duta Wisata Guk dan Yuk Jombang 2025 bukan hanya sekadar penampilan yang memukau, tetapi juga sebuah simbol harapan bagi masa depan pariwisata di Jombang. Sebuah malam yang mengingatkan kita bahwa generasi muda adalah kunci untuk memajukan daerah, menjaga budaya, dan mengangkat potensi wisata yang luar biasa. [suf]

  • Akumindo: Dana Rp200 Triliun di Himbara Belum Sentuh UMKM

    Akumindo: Dana Rp200 Triliun di Himbara Belum Sentuh UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) mengungkapkan bahwa dana sebesar Rp200 triliun yang ditempatkan pemerintah di bank-bank milik negara (Himbara) belum menyentuh segmen UMKM.

    Sekretaris Jenderal Akumindo Edy Misero menyampaikan bahwa hal ini tak terlepas dari proses pencairan kredit UMKM yang dirasa masih sulit. Menurutnya, hal ini bertolak belakang dengan tujuan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk menggerakkan sektor riil.

    “Niatan Menteri Keuangan bagus dengan dana Rp200 triliun, tetapi kalau sistem pencairan kepada pelaku-pelaku UMKM itu masih sama, enggak akan bisa [berdampak],” kata Edy saat ditemui di Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Menurutnya, dalam menggelontorkan dana jumbo, pemerintah perlu mengiringinya dengan pengawasan terhadap pencairan dana tersebut di perbankan. 

    Edy tak menampik bahwa segmen UMKM memiliki risiko yang lebih tinggi dalam meningkatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

    Namun demikian, dia menilai bahwa pemerintah semestinya memiliki mekanisme dalam memitigasi risiko tersebut, di samping kepatuhan yang diupayakan meningkat dari sisi UMKM.

    “Misalnya di China, mereka bisa menanggung risknya. Kenapa kita tidak? Kita belajar untuk itu. Dan pelaku UMKM juga harusnya belajar untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dia dapatkan,” ujar Edy.

    Sebelumnya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman angkat suara soal risiko kenaikan kredit bermasalah segmen UMKM, pada saat akses pembiayaan UMKM diperluas melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 19/2025.

    Maman menyampaikan bahwa POJK tersebut memuat ketentuan penerapan pemeringkat kredit alternatif (PKA) atau innovative credit scoring (ICS) sebagai bentuk relaksasi syarat pengajuan kredit UMKM. Menurutnya, mitigasi risiko tetap dilakukan oleh bank penyalur kredit dan OJK selaku regulator.

    “Jadi saya pikir bank pasti tetap akan melakukan mitigasi dengan OJK, ya. Apakah ini malah akan meningkatkan NPL atau justru menurunkan,” kata Maman dalam diskusi media di Kantor Kementerian UMKM, Rabu (22/10/2025).

    Adapun, OJK melaporkan bahwa porsi kredit UMKM perbankan menurun, yakni berkisar 19% dari total penyaluran kredit sebesar Rp8.075 triliun per Agustus 2025.

    Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa hal ini diiringi pelambatan kredit UMKM yang hanya bertumbuh 1,35% secara tahunan (year-on-year/YoY) hingga bulan kedelapan tahun ini.

  • Video: Magnet Investasi di Sumut, Sanggup Akselerasi Ekonomi Daerah?

    Video: Magnet Investasi di Sumut, Sanggup Akselerasi Ekonomi Daerah?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatra Utara terus menunjukkan progres signifikan dalam mendukung agenda hilirisasi nasional. Direktur Utama PT Kawasan Industri Nusantara KEK Sei Mangkei Arif Budiman menjelaskan bahwa daya tarik utama kawasan ini terletak pada posisinya di sentra perkebunan kelapa sawit dan karet, ditopang dengan berbagai insentif seperti tax allowance hingga kemudahan perizinan bagi investor.

    Selain mendorong pertumbuhan industri primer, kehadiran KEK Sei Mangkei juga memberikan dorongan nyata bagi ekonomi lokal. Hingga akhir 2025, kawasan ini diperkirakan menyerap sekitar 8.678 tenaga kerja, yang turut menghidupkan sektor UMKM di sekitar kawasan. Arif menegaskan, proyek strategis nasional ini tidak hanya memperkuat rantai pasok hilir sawit dan karet, tetapi juga berpotensi menjadi motor penggerak pemerataan ekonomi di wilayah Sumatra Utara dan sekitarnya.

    Saksikan dialog Sarah Ariantie bersama Direktur Utama PT Kawasan Industri Nusantara KEK Sei Mangkei Arif Budiman di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (23/10/2025).

  • Jaga Ekosistem Lingkungan, BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor

    Jaga Ekosistem Lingkungan, BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Bogor

    Corporate Secretary BRI, Dhanny mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat diajak untuk lebih bijak dan kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak bekas. Dengan diolah menjadi sabun cuci tangan, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini memiliki nilai tambah dan fungsi baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ungkapnya.

    Selain manfaat lingkungan, Dhanny menegaskan bahwa kegiatan ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga atau pelaku UMKM, karena produk sabun hasil olahan ini dapat dikembangkan menjadi produk usaha ramah lingkungan yang bernilai jual. “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” imbuhnya.

    Pada kesempatan berbeda, Endah Diana selaku pengurus Bank Sampah Azalea Bogor mengungkapkan bahwa bagi anggota Bank Sampah Azalea, pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat yang banyak, baik bagi anggota maupun masyarakat. Dengan adanya pelatihan tersebut juga pada akhirnya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini terlihat dari jumlah warga yang menabung minyak jelantah di Bank Sampah Unit (BSU) Azalea yang terus meningkat.

    “Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” ungkap Endah.