Produk: UMKM

  • Warisan Kerakyatan Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Fondasi 130 Tahun Perjalanan BRI

    Warisan Kerakyatan Raden Bei Aria Wirjaatmadja, Fondasi 130 Tahun Perjalanan BRI

    Hingga saat ini, warisan pemikiran Raden Aria Wirjaatmadja membuktikan bahwa tekad untuk memberdayakan rakyat mampu melampaui zaman. Memasuki usia 130 tahun, BRI telah melakukan transformasi besar, mulai dari digitalisasi layanan, penguatan ekosistem UMKM, perluasan akses keuangan hingga pelosok, hingga inovasi teknologi perbankan.

    Corporate Secretary BRI Dhanny menegaskan bahwa momen ulang tahun ke-130 ini menjadi refleksi untuk kembali mengingat akar pendirian sekaligus menegaskan arah masa depan perusahaan. “Peringatan 130 tahun BRI bukan hanya merayakan panjangnya perjalanan, tetapi juga menegaskan jati diri kami sebagai bank dengan DNA Kerakyatan,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa semangat pendiri BRI terus menginspirasi setiap langkah transformasi perusahaan. Di era digital ini, BRI berkomitmen menjaga warisan tersebut dengan menghadirkan layanan yang semakin inklusif dan mudah dijangkau.

    Hingga akhir September 2025, Holding Ultra Mikro (UMi) yang terdiri atas BRI, Pegadaian, dan PNM telah menjangkau 34,5 juta debitur aktif dan mengelola 185 juta rekening simpanan mikro. Untuk memperluas jangkauan, Holding UMi mengoperasikan lebih dari 15 ribu outlet fisik, 1.035 outlet SenyuM, lebih dari 687 ribu e-channel BRI, serta sekitar 79 ribu tenaga pemasar dan financial advisor yang tersebar di seluruh Indonesia.

    BRI juga memperluas akses keuangan hingga pelosok melalui 1,2 juta AgenBRILink yang tersebar di 66.649 desa atau lebih dari 80% desa di Tanah Air. Model bisnis kemitraan ini telah memfasilitasi 913 juta transaksi finansial dengan total volume Rp1.440 triliun, mempertegas perannya sebagai penggerak aktivitas ekonomi di tingkat grassroot.

    Di tanah Purwokerto, kisah perjuangan sang pendiri terus dikenang sebagai teladan keberanian mengambil langkah pertama demi kesejahteraan bersama. Peringatan 130 tahun BRI menjadi penegasan bahwa perusahaan terus tumbuh bersama rakyat, menjaga spirit pendirinya, dan memainkan peran strategis dalam membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih kuat dan inklusif.

  • HUT ke-3 Pasar Keramat Pacet Dihadiri Bupati Mojokerto dan Wamen PPPA

    HUT ke-3 Pasar Keramat Pacet Dihadiri Bupati Mojokerto dan Wamen PPPA

    Mojokerto (beritajatim.com) – Peringatan HUT ke-3 Pasar Keramat di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (14/12/2025), berlangsung meriah. Acara tersebut dihadiri Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra serta Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan.

    Kehadiran pimpinan daerah dan pemerintah pusat itu menegaskan pentingnya peran pasar tradisional sebagai ruang ekonomi rakyat sekaligus wahana pelestarian budaya lokal. Dalam sambutannya, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra mengapresiasi keberlangsungan Pasar Keramat yang dinilai telah memberi manfaat nyata bagi masyarakat selama tiga tahun terakhir.

    “Atas nama Pemerintah Kabupaten Mojokerto, saya menyampaikan selamat ulang tahun ke-3 kepada Pasar Keramat. Tiga tahun perjalanan pasar ini telah menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Pasar ini hidup, tumbuh, dan berkembang dari kekuatan warga yang menjaga nilai budaya sekaligus menggerakkan perekonomian rakyat,” ungkapnya.

    Gus Barra (sapaan akrab, red) menegaskan, Pasar Keramat bukan sekadar tempat transaksi jual beli, melainkan wadah ekonomi rakyat yang memberikan penghidupan bagi pedagang kecil, petani, perajin, pelaku kuliner tradisional, hingga seniman lokal. Hasil bumi lokal terserap, produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semakin dikenal luas, dan pendapatan keluarga meningkat.

    “Tradisi unik seperti penggunaan koin kayu sebagai alat transaksi serta sajian kuliner tradisional tanpa bahan pengawet menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Akar sejarah dan budaya Mojokerto yang pernah menjadi pusat tiga kerajaan besar, yakni Mataram Kuno, Kahuripan pada masa Airlangga, dan Majapahit sangat kuat dan kental,” katanya.

    Pasar Keramat yang berada di Desa Warugunung tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga warisan budaya leluhur agar tetap hidup dan dikenal generasi penerus.

    Sementara itu, Wakil Menteri PPPA Veronica Tan dalam sambutannya menekankan pentingnya kesetaraan dan penghargaan terhadap peran perempuan, khususnya ibu, dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

    “Inilah kesetaraan sesungguhnya yang saya rasakan hari ini. Kita semua ada di sini berkat rahim seorang perempuan. Mari sejenak kita renungkan dan ucapkan terima kasih dari hati kita kepada mama kita semua,” tuturnya.

    Veronica menyoroti sajian pangan lokal di Pasar Keramat yang sebagian besar disiapkan oleh para ibu. Menurutnya, makanan yang diolah tanpa MSG tersebut mencerminkan kebahagiaan dan dukungan dalam keluarga. Ia menambahkan, kesetaraan dalam keluarga akan menciptakan ruang aman bagi anak-anak.

    “Ketika mama mendapat dukungan dari ayah, dihargai, dan diberi ruang berekspresi, mereka bisa berkarya dengan hati yang bahagia. Hasilnya bisa kita nikmati bersama di Pasar Keramat ini. Komunikasi yang saling menghargai antara ayah dan ibu akan membuat anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan positif,” ujarnya.

    Veronica juga menilai Pasar Keramat sebagai hasil gerakan masyarakat dari bawah yang patut didukung pemerintah. Pasar Keramat adalah panggung ekspresi warga. Pemerintah hadir untuk memfasilitasi dan mendukung agar ruang positif seperti ini terus berkembang dan mampu melestarikan warisan budaya bagi generasi berikutnya.

    Peringatan HUT ke-3 Pasar Keramat menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku budaya. Dengan nuansa tradisional dan suasana pasar yang rindang, Pasar Keramat diharapkan terus memperkuat identitas Kabupaten Mojokerto sebagai daerah yang kaya sejarah, budaya, dan kearifan lokal. [tin/suf]

  • Transformasi Digital Sektor Usaha, Apa yang Dipotret Sensus Ekonomi 2026?

    Transformasi Digital Sektor Usaha, Apa yang Dipotret Sensus Ekonomi 2026?

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam satu dekade terakhir, dinamika ekonomi global melaju kian pesat, termasuk di Indonesia. Digitalisasi telah menjadi penggerak utama yang mengubah cara masyarakat mengonsumsi, menyalurkan, dan memproduksi barang serta jasa. Dampak dari transformasi ini mendorong pergeseran struktur ekonomi, dari model konvensional menuju ekosistem yang semakin bertumpu pada teknologi digital. Perubahan ini turut dipercepat oleh adanya pandemi COVID-19 yang menciptakan sebuah tren baru. Kini kita dapat melihat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti penjual makanan dan minuman yang dapat memperluas cakupan pembelinya melalui aplikasi pemesanan online. 

    Selain itu di bidang logistik, distribusi barang beradaptasi dengan adanya pergeseran konsumsi masyarakat. Kurir pengantar barang yang kini dikenal sebagai “abang paket” berlalu-lalang di jalan-jalan rumah untuk mengantarkan barang pesanan dari konsumen. Begitu juga yang terjadi pada perusahaan besar yang mengandalkan otomasi di bagian produksi, hingga media sosial sebagai kanal pemasaran dan penjualan. Perubahan lainnya yang cukup signifikan dapat dilihat pada metode transaksi yang kini tak lagi hanya mengandalkan uang tunai. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku usaha untuk mampu berkembang dan bersaing, serta menciptakan peluang baru.

    Namun, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah semua pelaku usaha di Indonesia telah melakukan transformasi digital pada lini usahanya? Atau hanya jenis usaha tertentu yang melakukannya? Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2026, Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaksanakan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). Tujuannya untuk mencatat jumlah, distribusi, dan karakteristik usaha di Indonesia. Mulai dari usaha kecil, menengah, hingga usaha besar.

    Mengukur Penetrasi Digitalisasi dalam Dunia Usaha

    SE2026 yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2026 nanti akan mengumpulkan informasi salah satunya yaitu penggunaan internet untuk kegiatan usaha, mulai dari tahapan produksi, distribusi, promosi, hingga penjualan. Lebih dalam lagi, SE2026 juga mengumpulkan informasi penggunaan produk teknologi dalam kegiatan usaha seperti Internet of Things (IOT), Big Data, Block Chain, dan berbagai inovasi berbasis kecerdasan buatan atau AI. Informasi yang dikumpulkan ini akan memetakan sejauh mana penetrasi internet dan penggunaan teknologi di dalam kegiatan usaha yang ada di Indonesia. Pergeseran pola konsumsi dan transaksi masyarakat juga dapat terlihat melalui informasi yang dikumpulkan berdasarkan penjualan berbasis internet.

    Pasca Pandemi: Digitalisasi Dalam Namun Tak Merata

    Pandemi COVID-19 mempercepat perubahan dari konvensional ke digital secara signifikan. Pelaku usaha yang beradaptasi dapat bertahan, sementara yang tidak mampu beradaptasi pada akhirnya tertinggal. Namun setelah pandemi berakhir, beberapa mengalami perubahan, sebagian pelaku usaha kembali ke cara lama, sebagian lain justru memanfaatkan momentum untuk meningkatkan skala usaha secara digital, bahkan banyak perusahaan besar melesat lebih jauh melalui teknologi automasi, AI, dan digital supply chain. Kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi digital inilah yang perlu dipetakan dengan data agar pemangku kebijakan dapat melakukan berbagai intervensi.

    Waktu Singkat untuk Memberi Dampak Berbagai Pihak 

    Bagi pemerintah, informasi yang dihasilkan dari Sensus Ekonomi 2026 dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan kebijakan di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk memperkuat sektor-sektor ekonomi terkait. Penguatan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis jenis usaha maupun wilayah, sehingga sektor atau daerah yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan nilai tambah dapat diidentifikasi secara tepat. Sebagai contoh, pemerintah dapat menyelenggarakan pelatihan penggunaan teknologi untuk meningkatkan literasi digital para pelaku usaha UMKM pada wilayah atau bidang usaha yang dinilai masih belum optimal dalam pemanfaatan digitalisasi. Selain itu, pola transaksi baru yang terungkap melalui SE2026 juga dapat mendorong inovasi di dunia perbankan dan layanan keuangan, seperti pengembangan kredit digital maupun sistem pembayaran digital. 

    Bagi para pelaku usaha, data hasil sensus dapat menjadi acuan untuk melihat, mengevaluasi, sekaligus menangkap peluang usaha baru yang potensial untuk dikembangkan sehingga strategi bisnis dan sasaran pasar dapat lebih tepat. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menyukseskan penyelenggaraan Sensus Ekonomi 2026, diharapkan lahir stimulus yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya dengan meluangkan waktu singkat dan memberikan informasi pada SE2026, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh pihak, mulai dari tersusunnya kebijakan ekonomi yang lebih tepat guna, meningkatnya omzet usaha, munculnya peluang usaha baru, hingga terbukanya lapangan pekerjaan yang pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  • Kemendagri Apresiasi Koperasi Merah Putih di Bantul Terapkan Digitalisasi

    Kemendagri Apresiasi Koperasi Merah Putih di Bantul Terapkan Digitalisasi

    Jakarta

    Tim Satgas Percepatan Pembangunan Fisik Koperasi Merah Putih yang dipimpin Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Amran, melakukan kunjungan lapangan ke Kelurahan Pleret, Bantul. Dalam kesempatan tersebut, Amran itu menyatakan kekagumannya terhadap inovasi yang dilakukan pihak koperasi.

    Kekaguman Amran terlihat saat Lurah Kepanewonan Pleret, Taufik Kamal, memaparkan berbagai inovasi digitalisasi pelayanan publik khususnya dalam Koperasi Merah Putih yang saat ini telah menjadi magnet bagi berbagai institusi untuk datang ke Bantul dan belajar mengenai digitalisasi pelayanan publik di desa.

    Menurut Amran, inovasi ini sangat menarik karena koperasi yang dikelola oleh masyarakat desa bahkan lebih maju daripada gerai perbelanjaan yang ada di kota. Hal ini terlihat dari partisipasi seluruh warga masyarakat untuk mengakses layanan digital sehingga produk petani dari hulu dapat terdistribusi dan terjual kepada konsumen secara cepat, tepat dan transparan.

    “Jarang kita mendengar sebuah desa di selatan Pulau Jawa ternyata memiliki inovasi teknologi yang bahkan mungkin mengalahkan teknologi gerai-gerai penjualan yang saat ini ada si kota besar. Ini patut di apresiasi dan bahkan bisa menjadi percontohan nasional”, ungkap Amran, dalam keterangan tertulis, Minggu (14/12/2025).

    Hal itu disampaikan saat meninjau secara langsung Koperasi Merah Putih di Kelurahan Pleret, Bantul pada hari Kamis (11/12)

    Amran berharap, kemajuan yang telah diraih oleh Koperasi Merah Putih di Kelurahan Pleret mampu menjadi magnet bagi Koperasi Merah Putih di DIY lainnya untuk terus berkembang dan maju. Menurut data dari Dinas Koperasi dan UMKM DIY, saat ini terdapat 618 gerai di seluruh DIY yang terdiri atas gerai kantor, gerai pospay (lebih dari 200 titik), dan gerai sembako.

    Amran menyampaikan kepada pemerintah daerah khususnya Kelurahan Pleret untuk segera menuntaskan pembangunan Koperasi Merah Putih di lokasi yang baru yang lebih strategis di atas tanah kas desa dengan luas mencapai 980 meter persegi.

    (prf/ega)

  • Pramono Sebut Banyak Event Maraton Bikin Realisasi Pajak Jakarta Capai Target

    Pramono Sebut Banyak Event Maraton Bikin Realisasi Pajak Jakarta Capai Target

    JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut maraknya penyelenggaraan event lari dan maraton memberi dampak langsung terhadap perputaran ekonomi dan realisasi pajak di Jakarta.

    Pramono mengaku, saat ini realisasi pajak dalam APBD tahun ini sudah mencapai target pada pertengahan bulan Desember 2025. Hal ini berkat banyaknya kegiatan marathon pada tahun ini yang berkontribusi pada pendapatan sektor UMKM, perhotelan, dan jasa pendukung lainnya.

    “Contoh yang paling konkret Jakarta International Marathon. Kami sudah hitung, sudah ukur, pada waktu itu memberikan kontribusi dari (perputaran ekonomi) UMKM, perhotelan, dan sebagainya, Rp85 miliar kurang lebih,” kata Pramono usai mengikuti JEKATE Running Series di Jakarta Selatan, Minguu, 14 Desember.

    Pramono menilai, event lari lain dengan jumlah peserta di bawah Jakarta International Marathon tetap memberi dampak ekonomi yang berarti. Menurutnya, efek kumulatif dari berbagai ajang tersebut berkontribusi pada capaian pajak Jakarta tahun ini.

    “Kalau kemudian ada beberapa seri (marathon) yang kurang lebih mungkin lebih rendah dari Jakarta International Marathon, saya prediksi ya separuhnya saja. Dan itu terlihat dari Jakarta sampai dengan hari ini, bulan Desember tanggal 13, pajaknya relatif sudah terpenuhi,” ujarnya.

    Pramono juga menyinggung dimulainya ajang lari baru yang diinisiasi oleh PAM Jaya bertajuk Jekate Running Series. Event tersebut digelar di lima wilayah kota administrasi Jakarta dan menjadi tambahan agenda olahraga berskala massal di Ibu Kota.

    Pramono menyebut ajang ini sebagai sinyal bahwa Jakarta terbuka bagi siapa pun yang ingin menggelar event olahraga. Kontribusi pada sektor ekonomi inilah yang membuat Pramono juga berminat untuk menjadi peserta event marathon di Ibu Kota

    “Ini menunjukkan bahwa Jakarta sangat terbuka untuk siapapun yang mau menyelenggarakan event lari dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, saya mendorong untuk itu,” tutur dia.

    Sebelumya, Pramono juga menyinggung kondisi inflasi Jakarta yang hingga November 2025 berada di angka 2,27 persen. Ia memperkirakan inflasi Desember masih dalam batas aman sesuai target nasional.

    “Sehingga dengan demikian Jakarta pasti inflasinya sekitar 2,6 atau 2,7. Sehingga masih plus minus 2,5 plus 1 yang dicanangkan oleh pemerintah pusat,” ucap Pramono beberapa waktu lalu.

    Ia menyebut kondisi tersebut membuat Jakarta relatif aman dari sisi penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi. Pramono menekankan peran Jakarta sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian nasional.

    “Jakarta masih aman untuk revenue pajak di 2025 ini. Jakarta seperti kita ketahui bersama, memberikan kontribusi 16,61 persen GDP kita. Pertumbuhan kita kurang lebih nanti sekitar di atas 5 persen sedikit,” ujarnya.

    “Ini menunjukkan bahwa Jakarta benar-benar masih menjadi tumpuan harapan di Indonesia. Karena kontribusinya paling besar, 16,61 persen,” lanjut Pramono.

  • Tak Cuma Bikin Sehat, MBG Juga Berperan Gerakkan Perekonomian

    Tak Cuma Bikin Sehat, MBG Juga Berperan Gerakkan Perekonomian

    Jakarta

    Konsumsi pangan bergizi tak lepas dari keberagaman hasil bumi lokal. Tak hanya untuk diri sendiri, konsumsi makanan bergizi juga memiliki peran dalam roda perekonomian, termasuk membantu petani dan peternak.

    Untuk mencukupi gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serat, dan lemak sehat, diperlukan ragam makanan yang dikonsumsi. Hal ini otomatis mendorong diversifikasi pangan.

    Menurut Dewan Pakar BGN (Badan Gizi Nasional), Prof Dr Ir Ikeu Tanziha MS, program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tujuan jangka panjangnya adalah membangun perilaku konsumsi sehat.

    “(MBG) meningkatkan ekosistem pangan lokal ya, hasil pangan lokal kan diserap oleh MBG, jadi itu penguatan UMKM, terus kemudian pembangunan pedesaan, jadi itu dana yang masuk bergulir di sekitar. Sehingga yang kita harapkan gap pembangunan kota desa semakin kecil,” kata Prof Ikeu dalam detikPagi.

    “Artinya di sini Indonesia itu betul-betul terbangun ekonominya,” tambahnya.

    Konsumsi makanan sehat ini tentu juga akan berdampak pada lingkungan. Contohnya adalah dalam pemanasan global.

    “Kalau kita konsumsinya sehat, itu bisa ditekan percepatan unuk pemanansan global, juga meningkatkan kekuatan ekosistem, sehingga kalau ekosistem pangan Indonesia kuat ketahanan pangan di Indonesia juga semakin baik. Nah kestabilan nasional juga akan semakin baik,” ungkapnya.

    Ketika membeli telur atau sayur lokal, maka masyarakat membantu petani dan peternak mendapat penghasilan. Lingkungan juga lebh terjaga karena jarak pasok lebih dekat.

    Sebanyak 80 persen peternakan rakyat bergantung pada pasar harian. Setiap 1 keranjang belanja produk lokal bisa mebantu roda ekonomi 3-5 keluarga petani.

    Jadi, semakin banyak orang memilih makanan bergizi, permintaan bahan pangan lokal ikut naik. Hal ini tidak hanya membuat makanan menjadi lebih sehat, tetapi juga menguatkan ekonomi desa, menjaga rantai pasok pangan tetap berjalan.

    “Oleh karena itu MBG ini bukan hanya sekedar makan, tapi bertransformasi untuk mengubah menjadi budaya makan sehat, Kalau sudah membudaya, norma-norma masyarakat juga mendukung, kemudian norma-norma di keluarga juga mendukung,” tuturnya.

    (elk/elk)

  • KEK Dorong Ekonomi Daerah dan Serap Tenaga Kerja

    KEK Dorong Ekonomi Daerah dan Serap Tenaga Kerja

    Jakarta, Beritasatu.com – Kawasan ekonomi khusus (KEK) terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan. Sejumlah wilayah dengan pengelolaan KEK yang baik, mampu mencatat pertumbuhan ekonomi jauh di atas rata-rata provinsi maupun nasional.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal di Jawa Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi di kisaran 8%-9%. Capaian tersebut menunjukkan bahwa KEK tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pemberian insentif investasi, tetapi juga menjadi katalis transformasi ekonomi daerah.

    “KEK yang dirancang dengan baik, didukung infrastruktur, kemudahan berusaha, serta integrasi dengan tenaga kerja lokal, terbukti mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu (14/12/2025).

    Airlangga mengatakan, keberadaan KEK Industriopolis Batang mendorong percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang mencapai 6,03% pada 2024 dan meningkat signifikan dengan pertumbuhan triwulan III 2025 sebesar 8,52% (yoy) yang ditopang konsumsi rumah tangga dan investasi.

    Kajian akademik juga mencatat keberadaan KEK Batang memberikan dampak berganda (multiplier effect) terhadap perekonomian lokal. Dampak tersebut terlihat dari meningkatnya kesempatan kerja, menurunnya tingkat pengangguran, hingga penurunan angka kemiskinan. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Batang tercatat turun dari 8,73% pada 2024 menjadi 7,79% pada 2025.

    Sementara itu, Kabupaten Kendal juga mencatat kinerja ekonomi yang sangat kuat. Pada triwulan III 2025, perekonomian Kendal tumbuh 8,84% (yoy), tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas industri dan investasi di kawasan industri dan KEK, serta mencerminkan penguatan ekosistem industri regional di koridor Batang-Kendal-Semarang.

    “Pengembangan KEK turut berkontribusi pada peningkatan produktivitas ekonomi daerah melalui masuknya investasi baru, adopsi teknologi, serta berkembangnya industri pengolahan bernilai tambah. Kondisi ini meningkatkan efisiensi produksi dan nilai output per tenaga kerja, sekaligus memperkuat daya saing ekonomi daerah,” imbuh Airlangga.

    Ke depan, Airlangga menuturkan bahwa pemerintah menilai pengalaman Batang dan Kendal dapat menjadi model pengembangan KEK di daerah lain, khususnya dalam menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar wilayah metropolitan.

    Penguatan konektivitas, kepastian regulasi, kesiapan sumber daya manusia, serta keterkaitan dengan UMKM dan ekonomi lokal dinilai menjadi kunci agar manfaat KEK dapat dirasakan lebih luas dan inklusif.

    “Kami akan terus mengoordinasikan kebijakan lintas kementerian dan pemerintah daerah untuk memastikan KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional,” pungkas Airlangga.

  • Mengupas Manfaat AI di Tengah Akselerasi Transformasi Digital

    Mengupas Manfaat AI di Tengah Akselerasi Transformasi Digital

    Liputan6.com, Jakarta – Adopsi Kecerdasan Buatan (AI) telah bertransformasi dari sekadar teknologi pendukung menjadi fondasi strategis dalam membangun daya saing bisnis global.

    Akselerasi transformasi digital mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan AI secara masif, khususnya untuk meningkatkan analitik pelanggan, personalisasi, dan otomatisasi pengambilan keputusan.

    Laporan McKinsey Global Survey on AI menegaskan pergeseran ini, mencatat bahwa lebih dari 70 persen perusahaan global telah mengintegrasikan AI ke dalam fungsi bisnis dan pemasaran mereka.

    Temuan ini menggarisbawahi evolusi AI sebagai pendorong utama perubahan struktural dalam lanskap pemasaran global.

    VP and Country Manager Exabytes Indonesia, Indra Hartawan, menegaskan bahwa AI telah menjadi kebutuhan, bukan lagi hal tabu, dengan adopsi yang berkembang pesat, termasuk di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    “Implementasi AI harus mengutamakan pada penambahan nilai bukan efisiensi. Tantangan terbesar hari ini adalah adaptasi perilaku dan mindset. AI adalah masa depan bukan lagi pilihan,” ujar Indra dalam keterangannya, Minggu (14/12/2025).

    Menjawab dinamika tersebut, MarketingFest 2025 hadir sebagai forum strategis yang mempertemukan para pemimpin dan praktisi industri.

     

  • Bangkit dari Krisis, Kini Sukses Produksi Bumbu Sehat Berkat Rumah BUMN BRI

    Bangkit dari Krisis, Kini Sukses Produksi Bumbu Sehat Berkat Rumah BUMN BRI

    Liputan6.com, Jakarta – Kehidupan tak selalu berjalan mulus. Namun dari ujian terberat, seringkali muncul kekuatan luar biasa. Itulah yang dialami Dewi Aminah, perempuan asal Solo yang kini dikenal sebagai sosok inspiratif di balik Iswara Food, produsen bumbu dan tepung bumbu kemasan yang berkembang berkat bimbingan Rumah BUMN BRI Solo.

    Perjalanan Dewi membangun bisnis ini bukan sekadar cerita wirausaha, tapi cermin perjuangan seorang ibu, istri, dan perempuan yang tak menyerah pada nasib. Semua bermula saat usaha batik keluarganya di Pasar Klewer habis dilalap api.

    “Awalnya saya punya usaha batik di Pasar Klewer dari awal mula pernikahan sampai umur anak saya ketiga. Bisnis batik itu luar biasa, cari uangnya gampang. Tapi kemudian semuanya habis terbakar saat kejadian kebakaran di Pasar Klewer,” kenang Dewi.

    Di tengah upaya bangkit, tantangan baru muncul. Anak ketiganya lahir dengan kondisi autis dan hiperaktif. Demi sang buah hati, Dewi mulai belajar memasak dan meracik bumbu sehat sendiri.

    “Awalnya saya nggak bisa masak, sampai akhirnya saya belajar dan bisa membuat bumbu-bumbu dalam kemasan ini. Tapi, saya bikin yang beda, tepungnya dari tepung mokaf yang kemudian saya olah jadi tepung ayam krispi, tepung tempe mendoan, dan masih banyak lagi,” ujarnya.

    Tahun 2008, lahirlah Iswara Food, nama yang ia pilih karena bermakna “perempuan tangguh”. Usahanya pun berkembang berkat semangat dan nilai unik yang ditawarkan produknya.

    “Keunikan dari produk Iswara Food ini, satu, bahan mudah didapat, dua, murah dan tentunya sehat, karena bumbu ini rempah-rempah yang ada di Indonesia, alami dari produk Indonesia, yang ditanam dari Indonesia juga. Jadi lebih murah, mudah didapat di pasar-pasar tradisional dari bumbu dasarnya, misalnya merica, tumbar, semuanya itu dari harga yang lebih murah, tapi tetap sehat,” jelas Dewi.

    Berdaya Bersama BRI, Berkembang Bersama Masyarakat

    Perjalanan Iswara Food makin berkembang saat Dewi mengikuti program BRIncubator dari Rumah BUMN BRI. Program ini membuka mata Dewi pada strategi pemasaran, branding, hingga pengemasan produk yang lebih baik.

    “Alhamdulillah saya mendapatkan bimbingan dari BRI, di mana saya ikut program BRIncubator selama 10 hari. Hal ini yang membuat saya jadi lebih percaya diri. Saya memasarkan produk saya dengan langkah-langkah yang lebih tepat sasaran, dari media sosial. Kita juga bisa punya toko online dari HP. Produksinya juga lebih bagus, kita dibimbing untuk packaging yang baik itu seperti apa. Lalu di tahun 2024, saya mendapatkan kesempatan mengenalkan produk saya lebih luas lewat BRI expo,” terangnya.

    Tak hanya untuk dirinya, Dewi juga menjadikan Iswara Food sebagai ladang pemberdayaan ibu-ibu di sekitarnya. Ia membuka pelatihan gratis dan pendampingan usaha bagi ibu rumah tangga yang ingin mandiri secara ekonomi.

    “Saya juga memberikan pelatihan kepada ibu anak yatim, ibu yang suaminya di penjara, sehingga mereka bisa bikin bisnis dengan modal kecil. Misalnya kita beri pelatihan membuat sosis, nanti setiap bulannya ada pendampingan dan pelaporan ke kami. Alhamdulillah dari semua pelatihan-pelatihan saya, pasti menelurkan usaha-usaha baru yang saya latih. Bisa juga yang sudah punya modal, itu bisa menjadi produsen juga untuk jamu ini, dengan nama berbeda nanti untuk sertifikat PIRT-nya, sertifikat halalnya saya bantu secara gratis. Ibu-ibu yang pengen punya usaha dari modal kecil, dari rumah bisa, yang penting punya niat, Insya Allah, Allah akan memberi jalan,” ungkapnya.

    Komitmen BRI: UMKM Naik Kelas Lewat BRIncubator

    Program BRIncubator dari BRI memang dirancang untuk mendorong UMKM naik kelas melalui pelatihan, digitalisasi, dan akses pasar. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Mikro BRI, Akhmad Purwakajaya, dalam kesempatan terpisah.

    “Melalui peningkatan literasi, digitalisasi, dan kemudahan akses, UMKM didorong untuk memperkuat daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” jelasnya.

    Menurutnya, BRIncubator merupakan bukti komitmen BRI terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat bawah secara konkret dan berkelanjutan.

    Kisah Dewi Aminah menjadi bukti bahwa ketangguhan, jika didukung dengan kesempatan dan bimbingan yang tepat, mampu mengubah ujian hidup menjadi lompatan menuju kesuksesan. Kini, Iswara Food tak hanya menjadi merek bumbu sehat, tapi juga simbol kekuatan seorang ibu dan semangat pemberdayaan.

  • Jurus Jepara Bawa UMKM Naik Kelas

    Jurus Jepara Bawa UMKM Naik Kelas

    Sebelumnya, pemerintah terus memperkuat pembiayaan usaha produktif sebagai bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi instrumen utama dalam memperluas akses pembiayaan bagi UMKM agar semakin berdaya saing dan mampu meningkatkan kapasitas usaha. Seiring hal itu, pemerintah pun menetapkan bunga flat untuk KUR.

    Hingga menjelang akhir 2025, realisasi penyaluran mencapai Rp 240,09 triliun atau 83,77% dari target Rp 286,61 triliun. Dana tersebut telah mengalir kepada 4,07 juta pelaku UMKM dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang tetap terjaga rendah di level 2,18% per 31 Oktober 2025.

    “Kinerja KUR tahun ini menunjukkan konsistensi yang baik. Target debitur baru mencapai 99,96% dengan 2,34 juta pelaku usaha, sementara debitur graduasi yang naik kelas bahkan mencapai 1,17 juta debitur. Ini membuktikan KUR tidak hanya memberikan akses pembiayaan, tapi benar-benar mendorong usaha produktif untuk tumbuh dan naik kelas,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM, seperti dikutip dari laman ekon.go.id, Jumat (21/11/2025).

    Sejalan dengan penguatan perekonomian dari sisi produksi, penyaluran KUR ke sektor produksi juga mencatat kinerja impresif dengan porsi 60,7%, melampaui target 60%.

    Pemerintah menegaskan komitmen untuk meningkatkan peran KUR dalam mendukung penguatan rantai pasok domestik dan penciptaan lapangan kerja. Hingga akhir tahun 2025, diperkirakan penyaluran KUR mampu mendorong penyerapan sekitar 20 juta tenaga kerja, yang menunjukkan bahwa setiap satu debitur KUR berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata-rata empat orang.