Produk: UMKM

  • Jurus Pertamina Bantu Capai Net Zero Emission 2060

    Jurus Pertamina Bantu Capai Net Zero Emission 2060

    Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menghadirkan wadah pengembangan UMKM yang mampu menciptakan lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, serta memperkuat industri kreatif di Indonesia.

    Kali ini, melalui Pertamina Foundation menggelar Pertamina SMEXPO Regional Yogyakarta 2025 pada 26-28 September 2025 di Plaza Ngasem, Yogyakarta.

    Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero), M. Erry Sugiharto, menyampaikan, Pertamina SMEXPO adalah bentuk dukungan nyata bagi UMKM.

    “Dengan tema ‘Lokal jadi VOKAL’, Pertamina SMEXPO menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas UMKM sehingga mereka lebih dikenal, diakui, dan berdaya saing tinggi di lingkup nasional maupun global,” ujar Erry.

    Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan, melalui SMEXPO, Pertamina konsisten menghadirkan wadah pengembangan UMKM.

    “Hal ini juga sejalan dengan Asta Cita Pemerintah poin ketiga, yakni meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur,” jelas Fadjar.

    SMEXPO Regional Yogyakarta menampilkan UMKM binaan Pertamina dari program PFpreneur, UMK Academy, dan Regional Jawa Bagian Tengah (RJBT).

    Selain itu, acara ini juga menghadirkan 35 UMKM kerajinan, fesyen, dan kuliner binaan untuk menggerakkan ekonomi rakyat.

  • Warga Jaksel diajak sedekah pohon lewat Masjid Ar-Raudhah

    Warga Jaksel diajak sedekah pohon lewat Masjid Ar-Raudhah

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengajak masyarakat untuk sedekah pohon melalui Masjid Ar-Raudhah di Jalan TB Simatupang, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu.

    “Saya imbau warga kami yang memiliki rezeki lebih bisa membantu, terutama sedekah pohon melalui Masjid Ar-Raudhah Simpang Ragunan,” kata Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Muhammad Anwar di Jakarta, Jumat.

    Anwar menilai kegiatan Masjid Ar-Raudhah sangat baik karena memperhatikan orang-orang yang memang membutuhkan perhatian.

    Selain untuk penghijauan, tujuan dari program Sedekah Pohon ini juga memberdayakan UMKM yang menjual berbagai tanaman di sekitar Masjid Ar-Raudhah.

    Dia juga menyampaikan, jika ditemukan anak yatim tidak bersekolah, tidak punya buku atau tas, silakan untuk bersurat, nanti akan dipenuhi.

    “Tugas pemerintah seperti itu, kalau yang begini (anak yatim) harus diperhatikan, ini wajib hukumnya,” ucapnya.

    Sementara, Ketua Harian Masjid Ar-Raudhah, Yasdar menyampaikan dalam kurun waktu dua bulan ini Masjid Ar-Raudhah sudah menghimpun 1.000 pohon dari Program Sedekah Pohon.

    “Hari ini, hasil sedekah pohon ini akan disalurkan ke lembaga keagamaan, masjid-masjid dari kami melalui Dewan Masjid Indonesia (DMI). Nanti satu masjid akan diberikan satu pohon,” ucap Yasdar.

    Dalam kegiatan ini, sebanyak 1.000 pohon yang disalurkan merupakan pohon produktif seperti pohon mangga, alpukat, jeruk dan lainnya.

    Nantinya sedekah akan disalurkan ke masjid dan musala 500 pohon, majelis taklim 350 pohon dan sisanya ke fasilitas umum.

    Total 40 anak yatim di Kelurahan Ragunan memperoleh santunan dari Baznas Bazis Jakarta Selatan dan bingkisan dari HIMPI Jakarta Selatan.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bank Salurkan Kredit Rp 8.162,8 Triliun hingga September 2025, Tumbuh 7,7%

    Bank Salurkan Kredit Rp 8.162,8 Triliun hingga September 2025, Tumbuh 7,7%

    Liputan6.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,70 persen secara tahunan (YoY) pada akhir September 2025. Sehingga total penyaluran kredit hingga bulan kesembilan tahun ini mencapai Rp 8.162,8 triliun. 

    “Pada September 2025, kredit tumbuh sebesar 7,70 persen year on year. Agustus sebelumnya adalah sebesar 7,56 persen, menjadi Rp 8.162,8 triliun,” jelas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Jumat (7/11/2025).

    Berdasarkan jenis penggunaan, Dian melanjutkan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 15,18 persen. Fiikuti oleh kredit konsumsi sebesar 7,42 persen, sedangkan kredit modal kerja tumbuh sebesar 3,37 persen (YoY). 

    “Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 11,53 persen sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 0,23 persen,” terang dia. 

    Dian juga turut menyoroti adanya penurunan suku bunga kredit rupiah sebesar 50 basis poin (bps) dibanding periode sama tahun sebelumnya. Mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang kini berada di posisi 4,75 persen.   

    Dari sisi lain, dana pihak ketiga atau DPK tercatat tumbuh sebesar 11,81 persen secara tahunan menjadi Rp 9.695,4 triliun. Adapun pertumbuhan DPK per Agustus 2025 tercatat sebesar 8,51 persen year on year.

    Rasio Alat Likuid

    OJK pun menganggap likuiditas industri perbankan pada September 2025 memadai, dengan rasio alat likuid terhadap non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 130,47 persen dan 29,30 persen.

    “Masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. Adapun liquidity coverage ratio atau LCR berada di level 205,94 persen,” imbuh Dian. 

     

     

  • Dari Workshop Rumahan ke Fashion Show, Qaniacraft Tumbuh Lewat Rumah BUMN BRI

    Dari Workshop Rumahan ke Fashion Show, Qaniacraft Tumbuh Lewat Rumah BUMN BRI

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat dukungannya bagi pelaku UMKM ramah lingkungan, salah satunya melalui kisah sukses Qaniacraft Ecoprint milik Aminah Tri Astuti dari Kranggan Permai, Bekasi. Mengusung konsep sustainable fashion, usaha ini menghasilkan kain bermotif alami dari daun dan pewarna nabati.

    Menariknya, perjalanan Aminah dimulai dari ketidaksengajaan. Ia mengenal ecoprint saat membantu anaknya mengerjakan tugas sekolah.

    “Anak saya waktu itu dapat tugas membuat shibori. Saat mencari referensi di internet, saya justru menemukan teknik ecoprint. Dari situ saya coba sendiri di rumah, meski percobaan pertama gagal karena saya salah pakai alat,” ujarnya.

    Kegagalan awal tidak membuatnya menyerah. Justru di masa pandemi, ia memperdalam teknik tersebut lewat pelatihan daring dan komunitas pengrajin. Kini, Qaniacraft memproduksi berbagai busana seperti outer, pashmina, hingga vest berbahan kain alami dengan proses manual yang memakan waktu hingga tiga minggu.

    “Selama pandemi saya banyak belajar dari komunitas. Setelah situasi membaik, kami mulai belajar tatap muka dan ikut berbagai pelatihan, termasuk soal bisnis dan desain motif,” tutur Aminah.

    Selain membangun usahanya, Aminah juga menggagas Bekasi Ecoprint Club, komunitas berisi 13 brand ecoprint yang rutin mengadakan pelatihan, pameran, hingga fashion show bersama.

    Langkah besar Qaniacraft terjadi ketika Aminah bergabung dengan Rumah BUMN BRI Jakarta pada 2025 dan mengikuti program BRIncubator. Program ini memberikan pelatihan intensif selama tiga bulan untuk membantu pelaku UMKM mengembangkan strategi bisnis, pemasaran, dan digitalisasi usaha. “Saya ikut pelatihan intensif selama tiga bulan, fokusnya di strategi marketing. Banyak hal baru yang saya pelajari, mulai dari cara menentukan target pasar hingga membuat promosi yang efektif,” jelasnya.

    Menurut Aminah, dukungan BRI membawa dampak nyata terhadap pertumbuhan bisnisnya. “Pembinaan BRI ini sangat bermanfaat. Banyak ilmu baru yang out of the box, wawasan, hingga insight yang sebelumnya tidak saya ketahui,” katanya.

    Dalam kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Dhanny, menegaskan bahwa BRIncubator merupakan bagian dari komitmen BRI dalam membantu UMKM naik kelas. Program ini mengedepankan pelatihan terarah dan pendampingan berkelanjutan agar pelaku usaha siap menembus pasar global.

    “Hingga saat ini Rumah BUMN BRI tercatat sebanyak 54 yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dan telah menggelar 17 ribu pelatihan. Melalui peningkatan literasi, digitalisasi, dan kemudahan akses, UMKM didorong untuk memperkuat daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” tuturnya.

  • Transformasi Digital Dorong Desa di Lombok Barat Lebih Cerdas dan Mandiri

    Transformasi Digital Dorong Desa di Lombok Barat Lebih Cerdas dan Mandiri

    Bisnis.com, Lombok Barat, NTB – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus mendorong percepatan transformasi digital masyarakat desa untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, memperkuat ekonomi lokal dan membangun kemandirian masyarakat di era digital.

    Program ini bagian dari upaya mewujudkan Desa Cerdas yang mampu memanfaatkan teknologi untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan transparansi dan memperluas akses kesejahteraan bagi warga.

    Persoalannya, di pedesaan masih minim sumber daya manusia (SDM) yang memang menguasai teknologi digital. Hal ini yang membuat banyak pelaku usaha lokal skala kecil atau menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya memanfaatkan platform digital dalam kegiatan bisnisnya.

    Bukan hanya persoalan SDM, problem lainnya terkait dengan akses koneksi yang masih terbatas. Seperti yang terjadi di Lombok Barat,  meski jaringan internet dasar telah tersedia di sebagian besar wilayah, akses koneksi masih terbatas hanya di daerah pesisir dan perbukitan.

    Program transformasi digital desa yang digagas Bakti Komdigi berupaya menjawab problem itu melalui lima pilar utama yakni infrastruktur digital, SDM digital, layanan publik digital, ekonomi digital, serta tata kelola digital.

    Untuk menyukseskan program ini, Bakti Komdigi dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat gencar melakukan pelatihan dan lokakarya transformasi digital. 

    Wirohamdani, Ketua Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Provinsi NTB, mengatakan pelatihan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Lombok Barat dalam mempercepat proses pemanfaatan teknologi.

    “Kegiatan atau lokakarya transformasi digital bisa membantu Kepala Desa untuk melakukan percepatan dan akselerasi desa digital,” kata Wirohamdani yang menjadi pembicara di “Sosialisasi Transformasi Digital untuk Masyarakat Desa di Kabupaten Lombok Barat”, Minggu (2/11/2025) di Senggigi, Lombok Barat.

    Selain itu transformasi digital desa berfokus pada tiga tujuan utama, yaitu sebagai digitalisasi administrasi desa, pengembangan ekonomi digital lokal, serta peningkatan literasi dan inklusi digital masyarakat.

    Melalui digitalisasi administrasi, desa didorong untuk menerapkan pelayanan publik yang berbasis daring seperti proses surat menyurat, data kependudukan, hingga pengarsipan dokumen digital.

    Di lain sisi, pengembangan ekonomi digital lokal menargetkan peningkatan daya saing UMKM desa.

    Melalui pemanfaatan layanan platform digital dan kerja sama dengan sektor swasta yang lebih besar, pelaku usaha di desa diharapkan dapat memperluas pasar produk lokal hingga ke taraf nasional bahkan internasional.

    Pemerintah juga terus mendorong pembentukan Pusat Literasi Digital di setiap kecamatan sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan kapasitas masyarakat.

    Pemerintah desa dan kabupaten memiliki peran penting dalam menyediakan sarana dan pelatihan digital bagi masyarakat serta membentuk relawan digital di tiap desa.

    Lebih lanjut, strategi implementasi program ini akan dimulai dengan pemetaan kondisi digital di tiap desa, pelatihan literasi digital bagi masyarakat dan aparatur perangkat desa, penguatan infrastruktur jaringan, hingga digitalisasi layanan publik dan data desa.

    Nantinya akan ada sistem monitoring dan evaluasi berbasis data agar ada keberlanjutan program di tingkat akar rumput.

    Harapannya, melalui semua program ini transformasi digital mampu memberikan dampak nyata dengan meningkatkan efisiensi pelayanan publik, membangun ekosistem ekonomi digital lokal, serta melahirkan generasi muda desa yang kreatif dan berdaya saing di dunia digital.

  • Mendag Buka Suara soal Kekhawatiran Indomaret dan Alfamart Bunuh UMKM

    Mendag Buka Suara soal Kekhawatiran Indomaret dan Alfamart Bunuh UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara ihwal pernyataan Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar yang menyebut raksasa ritel seperti Indomaret, Alfamart, dan lainnya membunuh UMKM.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, pemerintah sudah sejak lama membuat pola kemitraan antara ritel modern dengan toko kelontong agar keduanya dapat berjalan. Dalam hal ini, ritel memasok produk ke toko kelontong untuk dijual dengan harga yang lebih murah.

    “Jadi akhirnya toko-toko kelontong yang masuk gang-gang itu juga masih hidup terus karena untuk mendapatkan barang juga,” kata Budi saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

    Selain itu, Budi menambahkan, pola kemitraan antara ritel modern dan toko kelontong juga sudah berkembang jauh lebih luas dengan mencakup pembinaan manajemen, tata kelola usaha, hingga transformasi digital.

    “Biar enggak ketinggalan juga. Artinya, dia punya toko fisiknya offline-nya tapi juga bisa jualan secara online. Kemarin kita juga ketemu dengan Meta [Indonesia], terus ya gimana. Nanti ngajarin UMKM itu cara jualan melalui layanan dia. Jadi toko tetap ada,” terangnya.

    Sebelumnya, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM) Muhaimin Iskandar mengkhawatirkan keberadaan Alfamart—Indomaret Cs membunuh para pelaku UMKM.

    “Kita mengerti betul ritel-ritel raksasa yang masuk ke kampung-kampung kita, bahkan membunuh ekonomi rakyat, termasuk membunuh para pelaku UMKM. Terus terang, raksasa gurita itu bernama Indomaret dan Alfamart yang betul-betul membawa ancaman dan bahaya bagi tumbuhnya usaha kecil dan menengah kita,” ujar Cak Imin.

    Kemenko PM pun tengah menggodok kebijakan rantai bisnis berkeadilan untuk melindungi pelaku UMKM. Deputi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Leontinus Alpha Edison mengatakan, kebijakan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menciptakan ekosistem usaha yang lebih adil dan inklusif.

    “Pemerintah tidak sedang mematikan Indomaret dan Alfamart, bukan pelarangan, tapi sedang melakukan pemerataan rantai bisnis yang adil,” kata Leon dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (30/10/2025).

    Menurut Leon, pelaku usaha mikro seperti warung Madura dan toko kelontong kecil menghadapi berbagai keterbatasan, terutama dari sisi permodalan. Imbasnya, dia menyebut UMKM berpotensi mati.

    “Kami bukan mau mematikan [Indomaret dan Alfamart], tapi kami sedang melindungi mereka yang tak mampu melindungi dirinya sendiri,” tambahnya.

    Nantinya, rencana kebijakan ini juga akan menata aturan izin operasional ritel besar di daerah yang selama ini juga sudah menjadi perhatian banyak pemerintah daerah. 

    Leon mencontohkan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan Pemerintah Kota Padang melarang pendirian waralaba minimarket modern di wilayahnya. Menurutnya, regulasi di tingkat pusat diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan dan agar perlindungan terhadap UMKM bisa lebih kuat secara nasional.

    “Poinnya adalah tentang penataan izin usaha waralaba minimarket modern, ritel-ritel besar seperti Indomaret dan Alfamart. Kami ingin Pemda bisa memproteksi dan memberdayakan UMKM, sekaligus menciptakan keadilan usaha bagi mereka,” terangnya.

    Dengan regulasi tersebut, dia berharap kebijakan ini mampu memperkuat daya saing UMKM agar tetap tangguh, naik kelas, dan terus berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja.

  • Kreatif dari Rumah, UMKM Tekstil Ramah Lingkungan Ini Tumbuh Bersama BRI

    Kreatif dari Rumah, UMKM Tekstil Ramah Lingkungan Ini Tumbuh Bersama BRI

    Berbekal pengalaman di bidang butik yang telah dimilikinya sebelumnya, Aminah mulai mengembangkan Qaniacraft menjadi usaha yang lebih terarah. Ia juga aktif mengikuti berbagai pameran dan peragaan busana bersama rekan-rekan pengrajin.

    Selain mengembangkan usahanya, Aminah juga membentuk komunitas Bekasi Ecoprint Club, yang kini beranggotakan 13 brand ecoprint yang saling belajar dan berkembang bersama. “Kami sering mengadakan kegiatan seperti ecopounding, fashion show di mal, dan pameran bersama. Lewat komunitas, kami bisa saling tukar pengalaman, belajar teknik baru, dan memperluas jaringan,” katanya.

    Bagi Aminah, Qaniacraft bukan hanya soal bisnis, tetapi juga tentang berbagi ilmu dan mengembangkan potensi kreatif bersama pelaku UMKM lainnya.

    Untuk mengembangkan usahanya, Aminah bergabung dengan Rumah BUMN BRI Jakarta pada pertengahan 2025. Ia mengikuti program pelatihan dan inkubasi bisnis selama tiga bulan yang berfokus pada pengembangan pemasaran dan digitalisasi usaha.

    Melalui program BRIncubator, Aminah mendapatkan kesempatan mempelajari bisnis secara lebih mendalam, khususnya dalam bidang pemasaran dan pengembangan produk.

    “Saya ikut pelatihan intensif selama tiga bulan, fokusnya di strategi marketing. Banyak hal baru yang saya pelajari, mulai dari cara menentukan target pasar hingga membuat promosi yang efektif,” ungkapnya.

    Selama mengikuti berbagai program pembinaan di Rumah BUMN BRI, Aminah mengaku merasakan dampak nyata terhadap perkembangan bisnisnya. “Pembinaan BRI ini sangat bermanfaat. Banyak ilmu baru yang out of the box, wawasan, hingga insight yang sebelumnya tidak saya ketahui. Harapan saya, semoga pendampingan ini terus berkelanjutan dan semakin intensif, sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi para pelaku UMKM,” tutupnya.

    Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa BRIncubator merupakan program pelatihan dan pendampingan yang ditujukan bagi UMKM binaan Rumah BUMN yang telah melalui proses kurasi. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha agar siap menembus pasar ekspor.

    BRIncubator menjadi wujud nyata komitmen BRI dalam membantu UMKM untuk berkembang dan naik kelas. Melalui pendekatan pelatihan yang terarah dan sistematis serta pendampingan yang berkelanjutan, program ini dirancang agar UMKM dapat tumbuh secara berkelanjutan.

    Hingga saat ini Rumah BUMN BRI tercatat sebanyak 54 yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia dan telah menggelar 17 ribu pelatihan. “Melalui peningkatan literasi, digitalisasi, dan kemudahan akses, UMKM didorong untuk memperkuat daya saing dan menghasilkan nilai tambah di pasar,” tegasnya.

  • BAKTI Komdigi Percepat Transformasi Digital Desa di Lombok Barat

    BAKTI Komdigi Percepat Transformasi Digital Desa di Lombok Barat

    Bisnis.com, LOMBOK BARAT – Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital terus mendorong percepatan transformasi digital di wilayah perdesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat potensi ekonomi lokal.

    Banyak daerah di Indonesia yang punya potensi ekonomi, tapi terkendala oleh persoalan teknologi yang sebenarnya bisa memperluas akses pasar atau menarik wisatawan agar bisa berkunjung.

    Seperti misalnya di Kabupaten Lombok Barat yang punya potensi besar di bidang pariwisata bahari yang luar biasa, tapi masih kurang dikenal karena tidak memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran atau beriklan.

    Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Komunikasi Dinas Komunikasi dan Informatika Statistik Kabupaten Lombok Barat, Sumirah, mengatakan pihaknya sedang gencar mensosialisasikan dan mengadakan pelatihan digitalisasi kepada masyarakat.

    “Kita harapkan bahwa skill digitalisasi ini bisa membantu untuk menumbuhkan potensi ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan desa,” ujar Sumirah, saat ditemui kegiatan “Sosialisasi Transformasi Digital untuk Masyarakat Desa di Kabupaten Lombok Barat”, Minggu (2/11/2025) di Hotel Puri Saron, Senggigi, Lombok Barat.

    Sumirah mengatakan antusiasme masyarakat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi maupun pelatihan digital cukup tinggi. “Untuk kegiatan ini saja diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari perangkat desa, pelaku UMKM, akademisi, serta perwakilan pemerintah daerah dan sektor swasta,” katanya.

    Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini diminati karena mengidentifikasi potensi dan tantangan digital di tingkat desa serta merumuskan strategi implementasi yang terukur untuk mendorong akselerasi ekonomi desa melalui pemanfaatan teknologi digital.

    Harus diakui, selama ini masih ada kesenjangan digital di antara wilayah desa dan perkotaan yang masih perlu dijembatani melalui kolaborasi lintas sektor.

    BAKTI Komdigi mendorong agar pemerintah daerah berkomitmen mendorong digitalisasi, termasuk upaya penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) digital di tingkat desa.

    Sinergi antara BAKTI Komdigi dan pemerintah daerah bisa mewujudkan tata kelola ekonomi desa yang lebih efisien, transparan, dan berbasis data. BAKTI Komdigi juga siap membantu menyusun peta jalan (roadmap) digitalisasi desa, juga terbangunnya kemitraan awal dengan sektor swasta dan komunitas digital lokal.

    Dalam jangka menengah, implementasi program ditargetkan akan mampu untuk meningkatkan efisiensi dan pendapatan UMKM, memperkuat inklusi keuangan, meningkatkan kualitas data desa, serta mempercepat digitalisasi layanan publik di tingkat lokal.

    Zainudin, Sekretaris Desa Gapuk, Kabupaten Lombok Barat, menegaskan dirinya merasa sangat terbantu dengan adanya sosialisasi ini. Hal ini diyakininya dapat menjadi bekal bagi para perangkat desa untuk mensosialisasikan elemen-elemen digitalisasi bagi masyarakat desanya.

    “Ini sangat membantu pada desa-desa di Lombok Barat, terutama bagi peserta yang hadir bagaimana nanti bisa mensosialisasikan ke depannya terkait digitalisasi di masing-masing desa,” kata Zainudin, Sekdes Desa Gapuk, Kabupaten Lombok Barat.

    Senada, Yusratun Rosida dari Desa Kuripan Utara, Kabupaten Lombok Barat, mengatakan mendapat banyak ilmu dari narasumber yang berkompeten di bidang digitalisasi dalam acara sosialisasi ini.

    “Acara ini membuat kami bisa lebih melek teknologi lagi untuk memperkuat potensi ekonomi daerah dan memajukan UMKM di desa kami,” kata Yusratun Rosida.

  • Pasar Senen Bakal jadi Pusat Merek Lokal

    Pasar Senen Bakal jadi Pusat Merek Lokal

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah tengah merumuskan rencana besar untuk merevitalisasi Pasar Senen sebagai pusat brand lokal atau pusat merek lokal, seiring pembatasan pakaian bekas impor dan upaya menghidupkan kembali industri pakaian dalam negeri. 

    Deputi Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, menegaskan rebranding diperlukan agar identitas baru pasar sesuai dengan kebutuhan konsumen sekaligus mendukung pertumbuhan usaha lokal.

    Temmy menyebut, Pasar Senen selama ini dikenal sebagai pusat fashion, sehingga peralihan menuju produk lokal tidak akan terlalu jauh dari karakter pasar tersebut. Pemerintah juga akan menyiapkan produk lokal non-fashion sebagai pelengkap, namun fokus utama tetap pada penjualan pakaian.

    “Nanti brand lokal ini bukan hanya fashion ya ada mungkin yang lain kita akan juga siapkan tapi kita tahu selama ini pasar Senen adalah pusatnya fashion ya pakaian-pakaian lah jadi paling tidak jauh dari situ cuma kita akan me-rebranding pasti mere-branding bahwa Senen adalah salah satu pusatnya brand lokal kita,” ujarnya usai menggelar pertemuan dengan perwakilan asosiasi dan sejumlah platform digital, Jumat (7/11/2025).

    Ia menuturkan, kebiasaan masyarakat dalam berburu pakaian bekas sudah lama terbentuk, tetapi di sisi lain industri pakaian lokal membutuhkan perlindungan mengingat mereka telah berinvestasi besar dan menyerap banyak tenaga kerja. 

    Perubahan ekosistem ini dianggap perlu untuk memastikan semua pelaku usaha mendapatkan kesempatan yang adil.

    “Ini ada dua sisi ya ini demand sudah terbentuk, culture-nya sudah terbentuk bahwa berburu pakaian bekas itu untuk sebagian orang ini kegiatannya mengasihkan sebetulnya ya tapi kita juga harus ingat bahwa ada industri pakaian lokal, fashion lokal, brand lokal baik itu UKM maupun yang besar itu tidak menutup mata ini harus kita tetap tumbuhkan,” pungkasnya.

     

  • BAKTI Komdigi Perkuat Transformasi Digital Lewat Program Literasi dan Pemberdayaan

    BAKTI Komdigi Perkuat Transformasi Digital Lewat Program Literasi dan Pemberdayaan

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi terus memperkuat program transformasi digital melalui serangkaian kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang menyasar berbagai lapisan masyarakat. Program ini bertujuan menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan memberdayakan masyarakat untuk beradaptasi dengan era digital.

    Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Layanan TI Badan Usaha BAKTI Komdigi, Tri Haryanto, mengatakan digitalisasi telah mengubah semua aspek kehidupan, namun masih terdapat tantangan besar terkait kesenjangan digital dan literasi digital di masyarakat.

    “Digital mengubah semua aspek di kehidupan. Tantangan utama kita adalah mengatasi kesenjangan digital dan meningkatkan literasi digital masyarakat,” kata Tri Haryanto.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi dilakukan secara konsisten melalui sosialisasi dan pelatihan untuk memberdayakan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital.

    Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Virgie Baker,  menekankan pentingnya kemampuan adaptasi masyarakat terhadap perkembangan teknologi. Menurutnya, teknologi memiliki potensi dampak positif yang besar, namun membutuhkan kesiapan manusia untuk memanfaatkannya secara optimal.

    “Teknologi bisa membawa banyak dampak positif, namun jika manusia tidak bisa beradaptasi maka bisa juga membawakan dampak negatif,” ujar Virgie.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi menempatkan pemberdayaan UMKM dan masyarakat sebagai prioritas utama. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi, BAKTI Komdigi memberikan pengetahuan praktis tentang pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usaha dan peningkatan kualitas hidup.

    Program transformasi digital BAKTI Komdigi juga fokus pada peningkatan literasi digital dan kesadaran keamanan siber masyarakat. Saat ini, masalah digital terbesar di Indonesia saat ini adalah judi online dan pinjaman online.

    Keberhasilan program transformasi digital BAKTI Komdigi tidak terlepas dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah. Di berbagai wilayah, BAKTI Komdigi bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.

    Dewan Pengawas BAKTI Komdigi, Arfa Gunawan, mengatakan teknologi merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia yang harus dimanfaatkan secara bijak.

    “Teknologi ibarat pisau bermata dua, bisa memberikan dampak positif, dan bisa juga memberikan dampak negatif. Oleh karena itu, literasi digital menjadi sangat penting,” ujar Arfa.

    BAKTI Komdigi menargetkan perluasan program transformasi digital ke lebih banyak daerah dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan literasi digital, dan pengembangan UMKM. Program ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang inklusif, berkelanjutan, dan menguntungkan bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.