Produk: UMKM

  • Mendes sebut Kopdes solusi hadapi dominasi ritel modern di desa

    Mendes sebut Kopdes solusi hadapi dominasi ritel modern di desa

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menyampaikan keberadaan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih menjadi salah satu solusi menghadapi persoalan dominasi ritel modern di desa-desa.

    “Kopdes, program strategis nasional, saya kira salah satu kata kunci untuk kita memastikan pelayanan ekonomi tidak dikuasai oleh segelintir orang,” kata dia dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan hal tersebut untuk merespons pertanyaan Komisi V DPR RI terkait dengan upaya mengatasi dominasi ritel modern, seperti Indomaret dan Alfamart yang mengancam keberlangsungan UMKM milik warga desa.

    Kehadiran Kopdes Merah Putih, kata dia, dapat menjadi pusat ekonomi rakyat yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan warga desa, mulai dari kebutuhan sembako, pupuk, hingga elpiji.

    Ia mengatakan Kopdes Merah Putih juga akan dirancang sebagai sistem usaha bersama yang menggerakkan ekonomi desa tanpa menyingkirkan warung tradisional.

    Ia memandang keberadaan ritel modern, terutama di desa, tidak perlu ditambah karena berpotensi mematikan usaha kecil masyarakat.

    Oleh karena itu, diperlukan sistem ekonomi alternatif yang lebih berpihak pada pelaku usaha lokal.

    “Kalau saya secara pribadi atau bisa jadi sikap saya sebagai Menteri Desa, sudah cukup, tidak perlu lagi tambah,” kata dia.

    Selain memperkuat Kopdes, Kemendes PDT menargetkan 20 ribu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat terlibat dalam rantai pasok kebutuhan pangan nasional, termasuk dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Saat ini sudah ada sekitar 400 BUMDes yang menjadi pemasok program pangan, mulai dari beras, telur, hingga ikan. Ini bagian dari konsep ‘dari desa, oleh desa, dan untuk desa’,” ujarnya.

    Ia menyampaikan pula bahwa penguatan ekonomi desa juga dilakukan melalui pengembangan desa tematik berbasis potensi lokal, seperti Desa Nila di Bandung Barat, Desa Ayam, dan Desa Lele di sejumlah daerah.

    Pewarta: Tri Meilani Ameliya
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 135 Agenda Seru Siap Meriahkan Kalender Wisata Palembang 2026

    135 Agenda Seru Siap Meriahkan Kalender Wisata Palembang 2026

    JAKARTA – Kota Palembang tampaknya siap menjadi salah satu destinasi paling ramai di tahun 2026. Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan, telah menyiapkan 135 agenda wisata yang akan digelar sepanjang tahun untuk menghidupkan pariwisata kota dan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, M. Irman, menjelaskan bahwa beragam agenda tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat posisi Palembang sebagai kota tujuan wisata budaya, sejarah, dan kuliner di Indonesia.

    “Sebanyak 135 agenda sepanjang kalender tahun 2026 itu bertujuan untuk menarik kunjungan wisatawan yang ditargetkan berjumlah 2,3 juta wisatawan baik domestik maupun internasional,” kata Irman di Palembang, seperti dikutip ANTARA.

    Menurutnya, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Pemkot menargetkan perputaran ekonomi dari sektor pariwisata mencapai Rp366 miliar tahun depan.

    “Datanya apabila wisatawan berkunjung ke Palembang, selama dua hari tiga malam, akan menghabiskan Rp2,3 juta untuk satu wisatawan, tentu ini merupakan perputaran perekonomian yang baik,” ujarnya.

    Dari total 135 acara bertajuk “Charming Events of Palembang 2026”, terdapat 10 agenda unggulan yang menjadi daya tarik utama, termasuk beberapa kegiatan baru yang akan memeriahkan kota sepanjang tahun depan.

    Salah satu yang paling dinantikan adalah Festival Pesona UMKM 2026, yang dijadwalkan berlangsung pada Juni 2026 sebagai ajang promosi produk lokal khas Palembang. Selain itu, sejumlah agenda ikonik yang sudah menjadi bagian dari identitas kota juga akan kembali hadir, seperti:

    Festival Perahu Bidar Tradisional

    Festival Sriwijaya

    Ampera Tourism Run

    Ziarah Kubro

    Cap Go Meh Pulau Kemaro

    Gemilang Palembang Raya

    Sriwijaya Lantern Festival

    Pemilihan Bujang Gadis Palembang

    Festival Kuliner Halal Nusantara

    Festival Pesona UMKM

    “Dua di antaranya bahkan masuk nominasi Karisma Event Nusantara 2026 oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, yaitu Festival Perahu Bidar Tradisional dan Festival Sriwijaya,” jelas Irman.

    Irman menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga dukungan masyarakat, komunitas kreatif, dan pelaku usaha pariwisata.

    “Melalui peluncuran Charming Events of Palembang 2026 ini, kami berharap adanya sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak untuk memperkuat sektor pariwisata di Palembang,” ujarnya.

    Ia juga mengajak warga Palembang untuk turut berperan aktif menjaga keindahan dan keramahan kota agar wisatawan merasa betah.

    “Kami mengajak masyarakat turut berperan dalam membangun citra positif Kota Palembang,” katanya.

  • Ritel Modern dan UMKM: Antara Peluang Kemitraan dan Ancaman Dominasi

    Ritel Modern dan UMKM: Antara Peluang Kemitraan dan Ancaman Dominasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kemitraan antara ritel modern dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kembali menjadi sorotan. Di satu sisi, kerja sama ini membuka peluang bagi produk lokal untuk menembus pasar yang lebih luas.

    Di sisi lain, ekspansi masif jaringan minimarket modern seperti Alfamart dan Indomaret dinilai berpotensi menekan ruang tumbuh usaha kecil dan toko tradisional.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menegaskan, peluang UMKM untuk bermitra dengan jaringan ritel modern saat ini terbuka lebar.

    Bahkan, menurutnya, peritel besar memberikan sejumlah kelonggaran pembayaran bagi UMKM dibandingkan pemasok besar.

    Namun, ia menekankan bahwa kemitraan ini hanya akan berkelanjutan jika pelaku UMKM mampu menjaga mutu dan kontinuitas pasokan.

    “Mutu dan kualitas harus tetap terjaga. Selain itu, kontinuitas juga penting. Jangan sampai hari ini barang tersedia, tetapi dua minggu kemudian habis,” ujar Solihin di sela acara Hari Ritel Nasional 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

    Produk UMKM yang paling banyak menghiasi rak-rak ritel modern saat ini adalah makanan dan minuman. Solihin menilai, untuk memperluas pasar, UMKM perlu meningkatkan standar masa kedaluwarsa produknya.

    Bahkan, sambungnya, di beberapa negara, produk yang diperdagangkan harus memiliki masa kedaluwarsa minimal satu tahun. Sementara itu, produk UMKM kita rata-rata hanya enam hingga delapan bulan.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso turut menegaskan pentingnya peran jaringan ritel modern dalam memperkuat distribusi produk dalam negeri. Menurutnya, pola kemitraan yang telah berjalan selama satu dekade terakhir perlu diperluas, bukan dibatasi.

    “Apabila produk UMKM diterima pasar domestik, ini menjadi salah satu cara untuk menahan laju impor,” ujar Budi.

    Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, rata-rata porsi produk UMKM di ritel modern saat ini mencapai 15%, namun di beberapa wilayah Jakarta, proporsinya bahkan telah meningkat hingga 80%, terutama untuk kategori makanan dan minuman.

    “Kalau produk UMKM diterima di dalam negeri dan bisa bersaing, itu bukti kita mulai mengonsumsi produk buatan sendiri,” tegas Budi.

    Kekhawatiran atas Dominasi Minimarket

    Meski kemitraan dengan ritel modern dianggap membawa manfaat, sejumlah pihak tetap menyuarakan kekhawatiran. Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar menilai ekspansi besar-besaran jaringan minimarket bisa ‘membunuh’ ekonomi rakyat.

    “Ritel raksasa seperti Indomaret dan Alfamart yang masuk ke kampung-kampung berpotensi membunuh para pelaku UMKM,” ujar Muhaimin.

    Sebagai respons, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan rantai bisnis berkeadilan guna melindungi pelaku usaha kecil. Deputi Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Leontinus Alpha Edison menjelaskan, kebijakan ini bukan bentuk pelarangan, melainkan upaya menciptakan ekosistem yang lebih adil dan inklusif.

    “Pemerintah tidak sedang mematikan Indomaret dan Alfamart, tetapi berupaya melakukan pemerataan rantai bisnis yang adil,” jelas Leon.

    Ia mengingatkan bahwa banyak toko kecil terancam gulung tikar akibat keterbatasan modal dan akses.

    “Jangan hanya hitung berapa orang yang bekerja di Alfamart dan Indomaret, tapi hitung juga berapa toko kecil yang mati,” ujarnya.

    Data Aprindo mencatat, hingga akhir 2025 jumlah gerai Indomaret mencapai sekitar 24.141 unit, sementara Alfamart memiliki sekitar 20.120 unit di seluruh Indonesia. Kedua jaringan itu masih menargetkan ekspansi agresif dengan penambahan sekitar 1.000 gerai baru per tahun.

    Menata Ulang Ekosistem Ritel

    Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai langkah perlindungan terhadap UMKM perlu disertai kebijakan yang realistis. Ia menyebut, ritel modern harus diatur lebih ketat terutama dalam hal izin dan distribusi, agar pertumbuhan minimarket tidak menekan toko tradisional.

    “Kalau dibiarkan bebas, sulit bagi usaha tradisional berkembang. Perlu pengaturan soal jarak dan distribusi agar lebih seimbang,” kata Faisal.

    Ia juga menyoroti pentingnya memperkuat rantai pasok ritel tradisional dan memberikan pendampingan teknis kepada pelaku UMKM, mulai dari manajemen toko, tampilan produk, hingga pelayanan pelanggan.

    Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin berpendapat bahwa pengaturan ekspansi ritel modern harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu iklim investasi.

    “Pembatasan ekspansi memang perlu, tapi jangan sampai menimbulkan ketidakpastian investasi,” ujarnya.

    Menurutnya, solusi terbaik adalah melibatkan UMKM dalam rantai pasok ritel modern, bukan menutup gerai yang sudah ada. Dengan begitu, pelaku kecil tetap mendapat ruang tumbuh, sementara jaringan ritel besar tetap berkontribusi terhadap perekonomian.

    Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) Edy Misero menilai kehadiran ritel modern tidak seharusnya dipandang negatif. Menurutnya, jaringan minimarket justru membuka ruang pemasaran baru bagi produk UMKM, menyerap tenaga kerja lokal, dan memberikan kemudahan bagi konsumen.

    “Hadirnya ritel besar seperti Alfamart dan Indomaret juga memberikan ruang kepada produk-produk UMKM untuk dipasarkan,” ujar Edy.

    Ia menambahkan, segmen pasar yang dilayani berbeda. Masyarakat menengah ke atas lebih banyak berbelanja di ritel modern, sedangkan masyarakat menengah ke bawah masih setia di warung kelontong dan warung Madura.

    “Warung Madura, misalnya, punya keunggulan seperti operasional 24 jam, margin fleksibel, dan kedekatan dengan pelanggan,” tambahnya.

  • JMFW 2026 Raup US,51 Juta, Lampaui Target dan Tunjukkan Daya Saing Modest Fashion Indonesia

    JMFW 2026 Raup US$19,51 Juta, Lampaui Target dan Tunjukkan Daya Saing Modest Fashion Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Perdagangan Budi Santoso secara resmi menutup perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 pada Minggu, (9/11/2025) di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta. Pameran modest fashion berskala internasional yang berlangsung pada 6-9 November ini berhasil mencatatkan total transaksi sebesar US$19,51 juta atau setara Rp 321,88 miliar, melampaui target awal sebesar US$10 juta.

    “Total transaksi dari 6-9 November 2025 tercatat sebesar US$19,51 juta atau sekitar Rp 321,88 miliar. Capaian ini melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar US$10 juta,” ujar Mendag Busan.

    Mendag Busan merinci, transaksi JMFW 2026 berasal dari beberapa sumber, yakni penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) senilai US$15,30 juta, transaksi fairground atau langsung di tempat selama pameran sebesar US$436,28 ribu, dan transaksi hasil business matching senilai US$3,77 juta.

    “Sekitar Rp 122,23 miliar atau 37,97 persen dari total transaksi dicatatkan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Capaian ini tidak hanya mencerminkan kreativitas desainer Indonesia, tetapi juga hasil kerja sama yang solid antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan dalam memperkuat ekosistem industri modest fashion nasional,” ungkap Mendag Busan.

    Selama empat hari pelaksanaan, JMFW 2026 yang mengusung tema “Essential Lab” dikunjungi oleh 11.459 orang. JMFW 2026 juga diikuti oleh 242 jenama kebanggaan tanah air yang menampilkan beragam karya kreatif dari desainer serta pelaku usaha modest fashion dan industri penunjang fesyen lainnya.

    Mendag Busan menyampaikan, JMFW 2026 berhasil menarik perhatian buyer luar negeri, meskipun tahun ini tidak diselenggarakan bersamaan dengan Trade Expo Indonesia (TEI) seperti pada tahun- tahun sebelumnya. Kehadiran para buyer tersebut merupakan hasil penjaringan aktif yang dilakukan oleh perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri serta kerja sama dengan sejumlah jenama peserta JMFW.

    “Tahun ini, JMFW kembali membuktikan modest fashion Indonesia memiliki daya tarik kuat di mata dunia. Tercatat, buyer internasional yang hadir dalam JMFW 2026 berasal dari Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Sudan. Kehadiran mereka menunjukkan besarnya minat pasar global terhadap produk modest fashion Indonesia yang semakin inovatif dan berdaya saing tinggi,” kata Mendag Busan

    Mendag Busan mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi. Menurutnya, keberhasilan penyelenggaraan JMFW 2026 ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi lintas sektor dapat melahirkan karya dan peluang baru bagi industri fesyen tanah air.

    “Tujuan utama JMFW adalah menggaungkan kembali bahwa Indonesia adalah pusat modest fashion dunia. Saya mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi agar tahun depan JMFW dapat terselenggara lebih besar dan berdampak lebih luas,” ujar Mendag Busan.

    Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Imam Hartono menyampaikan apresiasinya kepada Kemendag beserta seluruh kementerian, lembaga, dan mitra terkait yang telah bersinergi dengan baik dalam mendorong perkembangan industri modest fashion nasional.

    “Modest fashion global saat ini mengalami tren yang positif, Indonesia tidak boleh ketinggalan. Oleh karena itu, kita harus mengambil inisiatif dan memanfaatkan peluang besar ini untuk mendorong peningkatan ekonomi, khususnya di sektor modest fashion,” ujar Imam.

    Sementara itu, pemilik jenama Kami, Istafiana Candarini atau Irin, menyampaikan tahun ini merupakan tahun kelimanya bergabung dengan JMFW. Pada pergelaran kali ini, Kami menampilkan koleksi bertajuk “Kami’s Love for Wastra”. Menurutnya, partisipasi dalam JMFW tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan karya, tetapi juga membuka peluang baru.

    “Kemarin kami berkesempatan bertemu dengan salah satu buyer dari Milan, Italia yang tertarik pada koleksi sportswear dan basic wear dari Kami. Pertemuan ini masih dalam tahap penjajakan, dan mudah-mudahan bisa berlanjut ke kerja sama,” ujar Irin.

    Penutupan JMFW 2025 menampilkan parade fashion show jenama kebanggaan Indonesia yang meliputi Unique Indonesia x Kantor Perwakilan (KPw) BI Jawa Barat, Rumah Kebaya Velga x KPw BI DKI Jakarta, Tarasari x KPw BI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pelanusa x KPw BI Malang, Visa Cottonbatik x KPw BI Solo, Nora Indonesia x KPw BI Malang, Kami, PUTHIC By Nissa Khoirina x KPW BI DIY, dan Nina Nugroho.

    JMFW 2026 terlaksana berkat dukungan dan sinergi berbagai pihak, antara lain Bank Indonesia, Kementerian Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY), Sarinah, Pegadaian, PT ΚΑΙ, Bank Syariah Indonesia, Wardah, Shopee Indonesia, Ditali Cipta Kreatif, dan Balai Kartini.

    Selanjutnya, Kementerian Perdagangan juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh Asia Pacific Rayon, UBS, Google Indonesia, Panasonic, Century Textile Industry, dan Deatextile. Kolaborasi ini turut diperkuat dengan partisipasi Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) yang turut berperan penting memajukan industri modest fashion Indonesia.

  • Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Jadi Motivasi untuk UMKM Terus Bertumbuh di Era Digital

    Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas Jadi Motivasi untuk UMKM Terus Bertumbuh di Era Digital

    Jakarta, Beritasatu.com – Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas, reality show pertama bertema UMKM yang dikemas dalam format web series di kanal YouTube Shopee Indonesia, resmi menuntaskan enam episodenya dengan sambutan positif dari publik. Sejak tayang perdana, program ini berhasil mencuri perhatian berkat kisah inspiratif para pelaku usaha, kompetisi bisnis yang seru, serta pesan kuat tentang pemberdayaan UMKM. Hingga akhir penayangan, program ini berhasil mencatat lebih dari 85 juta views serta lebih dari 25 ribu likes dan komentar di YouTube Shopee Indonesia. Hasil ini menjadikan Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas sebagai salah satu web series lokal yang menarik perhatian dan diterima di hati masyarakat.

    Antusiasme penonton terus meningkat di setiap episodenya. Bahkan episode final mencatat lebih dari 18 juta views, menandakan minat besar masyarakat yang bertahan hingga akhir tayangan. Tidak hanya populer, interaksi penonton di tiap episode juga luar biasa tinggi, dengan ribuan komentar dan likes yang membanjiri kolom YouTube.

    Episode final Shopee Jagoan UMKM mencatatkan total views hingga lebih dari 18 juta. 

    Banyak penonton mengaku terinspirasi oleh semangat dan keteguhan para pengusaha UMKM yang menghadirkan kisah perjuangan nyata penuh emosi dan motivasi, terlihat dari kolom komentar YouTube Shopee Indonesia yang dipenuhi ungkapan dukungan dan apresiasi dari netizen. Setiap tayangan tidak hanya memancing decak kagum, tetapi juga membangkitkan rasa bangga terhadap kreativitas dan daya juang anak bangsa yang berani berinovasi dan terus berusaha untuk naik kelas.

    Komentar positif di YouTube dari para netizen terhadap kompetisi Shopee Jagoan UMKM.

    Lebih dari 1.300 pelaku UMKM dari berbagai kota di Indonesia turut mendaftar dalam ajang ini untuk mendapatkan kesempatan naik kelas dan memperluas jangkauan bisnis mereka. Dari ribuan pendaftar tersebut, terpilih 20 finalis terbaik yang kemudian menjalani tantangan bisnis berbeda, mulai dari uji kreativitas branding, strategi digital marketing, hingga kemampuan presentasi bisnis di hadapan para juri profesional. Para finalis berkompetisi memperebutkan modal usaha senilai total 1 miliar rupiah dan gelar bergengsi sebagai “Jagoan UMKM”, yang menjadi simbol semangat dan daya juang pelaku usaha Indonesia yang terus berkembang bersama ekosistem digital.

    Sepanjang perjalanannya, program ini menampilkan berbagai momen yang berkesan dan viral di media sosial. Di episode 3, para finalis ditantang membuat creative video marketing di berbagai lokasi dengan kondisi yang penuh kejutan, mulai dari kemunculan ular di lokasi kolam, hingga tuntutan. izin lokasi dari aparat keamanan yang memaksa peserta berimprovisasi di tengah tekanan waktu. Hingga salah satu yang paling ramai diperbincangkan di episode 5, ketika Micheal dari Maritim Bag gugup saat melakukan elevator pitch dan meminta mengulang di tengah jalan. Momen itu memicu respons tegas dari Daniel Mananta dengan kalimat yang kini ikonik: “Dalam dunia nyata, there is no retake”. Adegan dalam tantangan ini menjadi sorotan karena menggambarkan tekanan nyata dunia usaha, sekaligus memberi pelajaran berharga tentang kepercayaan diri dan ketangguhan mental.

    Tidak hanya itu, puncak kompetisi berlangsung penuh drama di episode final, yang menghadirkan twist mengejutkan ketika dua peserta diberi kesempatan kedua untuk kembali bersaing hingga akhir. Setelah melewati tantangan final dan sesi penjurian yang menegangkan, Yudiana dari homLiv tampil memukau dengan ide bisnis yang kreatif dan strategi yang inspiratif, hingga akhirnya berhasil menyabet gelar pemenang utama Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas.

    Kehadiran para juri dan mentor ternama seperti Haykal Kamil, Najla Alabisyir, hingga Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman turut memperkaya dinamika kompetisi sekaligus memperkuat pesan kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pertumbuhan UMKM Indonesia. Antusiasme publik juga meluas hingga ke media sosial, dimana sejumlah selebriti ternama seperti Daniel Mananta, Sarwendah, Lizzie Parra, hingga Ruben Onsu ikut membagikan unggahan tentang Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas di akun mereka. Sebagai sesama pengusaha, mereka turut terinspirasi oleh semangat para pelaku UMKM yang berani berinovasi dan berjuang untuk naik kelas. Dukungan dan inspirasi dari para figur publik turut memperkuat gaung positif kompetisi ini di dunia digital. Tagar #ShopeeJagoanUMKM pun juga viral di berbagai platform media sosial dan memicu beragam konten buatan pengguna, video reaksi, serta testimoni inspiratif dari penonton di seluruh Indonesia.

    Dukungan para selebritis dan publik figur untuk Shopee Jagoan UMKM. 

    Tidak heran jika media nasional memberikan sambutan positif terhadap program ini. Beragam pemberitaan menyoroti semangat UMKM untuk berkembang, serta format inovatif reality show berbentuk web series yang mampu menghibur sekaligus mengedukasi. Dengan capaian lebih dari 85 juta views, tingkat interaksi lintas platform yang tinggi, dan respon publik yang antusias, Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas melampaui ekspektasi sebagai ajang kompetisi semata. Program ini menjelma menjadi gerakan sosial yang menginspirasi ribuan pelaku UMKM Indonesia untuk terus. berkembang, berinovasi, dan berani naik kelas.

    Tonton kembali perjalanan inspiratif para finalis Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas di YouTube Shopee Indonesia, dan saksikan bagaimana semangat UMKM lokal terus tumbuh bersama Shopee. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://shopee.co.id/m/jagoan-umkm.

  • Pakar nilai pengembangan industri etanol menguntungkan masyarakat

    Pakar nilai pengembangan industri etanol menguntungkan masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Ekonom Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin memandang pengembangan industri etanol di Tanah Air bukan hanya menguntungkan perusahaan besar, melainkan memperluas kesempatan kerja di tengah masyarakat.

    “Ada loh masyarakat yang kembali bergairah untuk menanam tanaman-tanaman yang menghasilkan, atau yang bisa dijadikan etanol,” ujar Gunawan dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (11/11).

    Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah dapat melibatkan petani maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam pengembangan industri etanol agar memperluas basis ekonomi lokal.

    Di sisi lain, dia juga berharap pengembangan industri etanol dapat menciptakan stabilitas harga komoditas pertanian, terutama tebu, singkong, hingga jagung yang selama ini dipandang tidak bernilai ekonomis tinggi.

    Sementara itu, dia mengingatkan pemerintah untuk konsisten menjaga momentum transisi energi, terlebih peningkatan penggunaan etanol berpeluang besar menekan impor energi yang selama ini dianggap membebani fiskal.

    “Jika etanol ditambah porsinya, maka kebutuhan impor energi kita itu akan berkurang. Ada alokasi anggaran yang bisa digunakan untuk hal yang lebih produktif lainnya,” katanya.

    Senada dengan Gunawan, pakar kebijakan publik Universitas Sumatera Utara (USU) Fredick Broven Ekayanta mengingatkan pemerintah untuk dapat memberikan subsidi kepada masyarakat yang ingin memproduksi etanol, sehingga diharapkan berdampak terhadap potensi lonjakan ekonomi di akar rumput.

    “Kondisi geografis kita itu sangat mendukung untuk produksi etanol kan, apalagi masyarakat kita banyak petani di sektor pertanian dan perkebunan. Kalau pemerintah kasih subsidi secara masif bagi mereka, bisa kan, karena sumber dayanya ada di kita,” ujar Fredick.

    Walaupun demikian, dia mengingatkan agar pemerintah menghindari dominasi kelompok bisnis besar dalam pengembangan industri etanol.

    Pemerintah, kata dia, harus menjalankan kebijakan yang pro rakyat dan menghindari dominasi korporasi besar.

    “Jangan kemudian pemainnya itu pengusaha besar lagi, apalagi kalau dikerjakan dengan logika bisnis yang menurut saya business as usual (aktivitas bisnis tanpa perubahan, red.),” katanya.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Junaydi Suswanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi VII DPR tampung aspirasi peternak soal peternakan pemerintah

    Komisi VII DPR tampung aspirasi peternak soal peternakan pemerintah

    Jakarta (ANTARA) – Komisi VII DPR RI menampung aspirasi peternak untuk mencarikan jalan tengah antara aspirasi Asosiasi Pinsar Peternak Petelur Nasional (PPN) Lampung dengan rencana pemerintah yang akan membangun peternakan ayam petelur maupun broiler melalui Danantara.

    “Harus ada jalan tengah dan kolaborasi antara niat baik pemerintah terkait pemenuhan pasokan program MBG (Makan Bergizi Gratis) dan juga perlindungan dan pemberdayaan para peternak, aspirasi ini akan kita sampaikan kepada pemerintah,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Pemerintah berencana menginvestasikan Rp20 triliun untuk membangun peternakan ayam pedaging dan petelur di berbagai wilayah Indonesia.

    Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat pasokan pangan, khususnya dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pendanaan proyek ini akan berasal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia. Lokasi peternakan akan diprioritaskan di daerah-daerah yang saat ini mengalami kekurangan pasokan ayam dan telur.

    Chusnunia mengatakan pihaknya sudah menerima permohonan audiensi dari PPN. Aspirasi PPN yang disampaikan dalam audiensi tersebut akan segera diteruskan kepada pemerintah.

    “Kami sudah mendapatkan surat permohonan audiensi dari PPN Lampung terkait hal ini dan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pemerintah,”ujarnya.

    Menurut dia, Pemerintah juga perlu memperhatikan nasib para peternak tersebut agar kesuksesan program MBG ini dapat dirasakan oleh berbagai kalangan.

    Ia menambahkan hal ini agar tujuan besar dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yakni membuka lapangan kerja, menggerakkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru sebagaimana diharapkan Presiden Prabowo dapat berjalan beriringan.

    Sebelumnya, Asosiasi Pinsar Peternak Petelur Nasional (PPN) Lampung keberatan terhadap rencana pemerintah yang akan membangun peternakan ayam petelur maupun broiler melalui Danantara.

    Ketua PPN Lampung Jenny Soelistiani mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan Presiden Prabowo telah membuka lapangan kerja khususnya bagi para peternak.

    “Program ini melahirkan banyak peternak baru yang tentu saja berdampak pada peningkatan kebutuhan sarana produksi peternakan,khususnya DOC,” kata Jenny.

    Jenny juga berharap Pemerintah dapat mendukung dan memberikan bantuan kepada para peternak melalui asosiasi agar mendapat kemudahan dalam mendapatkan DOC dengan harga yang terjangkau.

    Pihaknya juga berharap Danantara di Lampung dapat merealisasikan hal ini guna mendukung kemajuan para peternak dan UMKM kecil di daerah.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Masyarakat diminta hormati proses hukum kasus pengadaan mesin jahit

    Masyarakat diminta hormati proses hukum kasus pengadaan mesin jahit

    Jakarta (ANTARA) – Pemuda Cinta Tanah Air (PITA) meminta agar publik menghormati proses hukum dan tidak terburu-buru menghakimi terkait penggeledahan di Kantor Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) untuk mengusut kasus dugaan korupsi proyek pengadaan mesin jahit senilai Rp9 miliar.

    “Kita mendukung upaya Kejaksaan untuk menegakkan hukum, tetapi jangan sampai opini publik atau pemberitaan media justru melangkahi proses hukum yang sedang berjalan,” kata Ketua Umum PITA Ervan Purwanto di Jakarta, Selasa.

    Ervan menegaskan pentingnya menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah dalam setiap proses penegakan hukum.

    Selain itu, Ervan menambahkan, pengadaan mesin jahit yang kini tengah diperiksa sejatinya merupakan bagian dari program padat karya pasca pandemi COVID-19.

    Program tersebut ditujukan untuk membantu pelaku UMKM dan masyarakat terdampak agar kembali memiliki penghasilan melalui kegiatan ekonomi produktif.

    “Program ini awalnya dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat agar bisa mandiri secara ekonomi. Jadi jangan sampai tujuan baik program padat karya dicemari oleh dugaan penyimpangan atau opini negatif sebelum proses hukum tuntas,” jelas Ervan.

    Ervan juga menilai bahwa proses pengadaan di lapangan kerap menghadapi tantangan administratif dan teknis, terutama pada masa percepatan pemulihan ekonomi.

    Oleh karena itu, Ervan menilai penting bagi aparat penegak hukum untuk berhati-hati agar proses pemeriksaan tidak mengorbankan reputasi orang atau institusi yang belum tentu bersalah.

    “Kalau memang ada pelanggaran, tentu harus ditindak tegas. Tapi kalau ternyata tidak ada bukti kuat, nama baik pihak yang diperiksa juga harus dipulihkan. Keadilan itu dua arah,” tegas Ervan.

    Lebih lanjut, PITA mendorong agar pemerintah daerah lebih transparan dalam membuka data pengadaan dan penerima manfaat program padat karya, sehingga potensi kecurigaan publik dapat diminimalisir.

    “Transparansi adalah kunci agar kepercayaan publik tidak luntur. Semua proses harus bisa diaudit dan dibuka ke publik,” ucap Ervan.

    Apalagi, bagi Ervan pemberantasan korupsi tidak boleh dipisahkan dari perlindungan terhadap keadilan dan niat baik kebijakan publik.

    “Pemerintahan yang bersih dan berpihak pada rakyat hanya bisa terwujud jika hukum dijalankan dengan adil dan penuh tanggung jawab,” ujar Ervan.

    Sebelumnya, tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Timur melakukan penggeledahan di Kantor Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Jaktim untuk mengusut kasus dugaan korupsi proyek pengadaan mesin jahit senilai Rp9 miliar.

    “Tadi penggeledahan dilakukan oleh tim penyidik dari Kejari terkait pengadaan mesin jahit dengan total Rp9 miliar lebih,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasie Pidsus) Kejari Jakarta Timur, Adri Eddyanto Pontoh di Kantor Kejari Jakarta Timur, Senin (10/11).

    Penggeledahan tersebut merupakan bagian dari upaya penyidikan atas kegiatan pengadaan mesin jahit dan senar yang berlangsung sejak tahun 2022 hingga 2024.

    Dalam penggeledahan itu, penyidik membawa sejumlah dokumen dan barang bukti dari kantor tersebut.

    Beberapa dokumen yang diambil untuk sementara berupa Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), komputer, Unit Pemrosesan Pusat (Central Processing Unit/CPU), dan beberapa dokumen lainnya.

    Selain itu, Adri menjelaskan, proyek pengadaan mesin jahit itu diperuntukkan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah DKI Jakarta.

    Untuk wilayah Jakarta Timur sendiri, pengadaan mencakup sekitar 3.000 unit mesin jahit yang dipesan melalui salah satu distributor di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Penyidik akan menetapkan tersangka jika sudah memenuhi minimal dua alat bukti sesuai Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemenang Anugerah Produk Indonesia (API) 2025 Kategori UMKM

    Pemenang Anugerah Produk Indonesia (API) 2025 Kategori UMKM

    Bisnis.com, JAKARTA —  Bisnis Indonesia memberikan apresiasi kepada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM yang telah berhasil menghadirkan merek, produk, dan jasa berkualitas tinggi, khususnya di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian saat ini melalui ajang  Anugerah Produk Indonesia (API) 2025. 

    Anugerah Produk Indonesia 2025 juga sekaligus memiliki makna spesial karena diselenggarakan sebagai rangkaian penting dari perayaan ulang tahun ke-40 Bisnis Indonesia.

    Selama ini peran penting Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak bisa diremehkan karena sebagai andalan ekonomi nasional, baik dari kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga kerja, maupun kinerja ekspor. 

    Secara khusus API memberikan penghargaan kepada UMKM dengan tiga kategori. 

    Kategori pertama yakni UMKM unggulan. Pemenang kategori ini adalah Luckybite, yang dikenal sebagai produk camilan sehat seperti Granola, cookies, dan brownies serta hampers untuk berbagai acara.

    Kategori kedua adalah UMKM Ekspor. Pemenang kategori ini adalah Batik Arkanza. Produk pakaian batik yang dikenal dengan motif-motif yang selalu up to date.

    Kategori ketiga yakni UMKM Inovatif. Pemenang kategori ini adalah DS Modest. Produknya telah meraih rekor MURI berkat sajadah dan sarung travelnya.

    Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group, Hariyadi B. Sukamdani mengatakan ajang API 2025 ini turut menjadi penggerak inovasi produk dan jasa UMKM, penguat identitas nasional, serta upaya kolektif untuk membawa produk lokal tampil sejajar di pasar global. 

     “Acara ini diharapkan turut menjadi penggerak inovasi produk dan jasa UMKM, penguat identitas nasional, dan motor penggerak pertumbuhan ekonomi, serta ikhtiar untuk membawa produk lokal tampil sejajar di pasar global,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).

    Adapun metodologi penilaian ya g digunakan dalam menentukan produk terpilih dilakukan dengan sangat ketat, berbasis pendekatan kuantitatif yang melibatkan lebih dari seribu responden dari beragam latar belakang wilayah, sosial ekonomi, dan pendidikan.

    Dengan demikian menghasilkan temuan yang representatif dan bebas bias.

    Sementara itu, penilaian utama didasarkan pada dua parameter utama. Di antaranya, Top of Mind dan Current Usage, dengan bobot terukur yang menggambarkan seberapa kuat suatu merek tertanam di benak konsumen dan bagaimana tingkat aktual penggunaannya di pasar.

  • Mendag Dorong Anak Muda Jadi Agregator Ekspor, Bantu UMKM Lokal Mendunia

    Mendag Dorong Anak Muda Jadi Agregator Ekspor, Bantu UMKM Lokal Mendunia

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengungkap peran penting agregator ekspor sebagai jembatan antara usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dengan pasar global. Anak muda berpotensi ikut ambil peluang. 

    Budi menekankan UMKM lokal membutuhkan akses pasar ekspor untuk bisa bertumbuh semakin optimal. Namun, karena mayoritas masih minim pengalaman, mereka butuh bantuan dan pendampingan ketika pitching maupun business matching.

    “Kami minta ada pembinanya. Kebanyakan sekarang Bank Himbara, juga dinas dan lembaga, instansi, maupun agregator perorangan. Pembina berperan penting untuk melakukan kurasi,” jelasnya ketika memberikan sambutan dalam acara Anugerah Produk Indonesia (API) 2025, di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta Barat, Selasa (11/11/2025).

    Peran para pembina UMKM pun menjadi angin segar buat Kementerian Perdagangan, sebab lewat kurasi mereka, bermacam potensi pasar sekaligus analisis permintaan produk UMKM di negara tujuan ekspor menjadi bisa lebih tepat sasaran.

    Terkini, para pembina UMKM juga secara nyata ikut membantu program UMKM Bisa Ekspor Kementerian Perdagangan, sehingga sejak Januari hingga Oktober 2025 telah terealisasi transaksi ekspor sebesar US$130,17 juta yang melibatkan 1.049 UMKM.

    “Hampir setiap hari kami ada business matching. Mayoritas UMKM belum pernah ekspor dan belum pernah bertemu buyer. Kenapa para buyer mau membeli? Ternyata selain produknya memang bagus, didampingi pemerintah maupun atase perdagangan, tapi juga karena saat presentasi, mereka itu dibantu oleh para pendamping,” ungkap Budi.

    Oleh karena itu, Budi berharap semakin banyak anak muda, terutama mahasiswa, berminat menjadi eksportir, atau setidaknya mau belajar mencari peluang dan buyer di pasar luar negeri. 

    Kementerian Perdagangan turut mengoptimalkan rencana ini lewat kerja sama dengan lembaga pendidikan, membangun program Desa Bisa Ekspor, juga membuka peluang magang di Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) bagi mahasiswa yang berminat mempelajari pasar ekspor.

    “Saya bilang kepada teman-teman mahasiswa, bahkan tidak perlu membuat produk, tapi jadi agregator. Produk kita banyak, UMKM juga banyak, terpenting tahu cara ekspor, tahu pasarnya seperti apa, tahu caranya jualan, kemudian bantu produk UMKM,” ungkapnya.

    Budi menekankan banyak UMKM lokal sebenarnya sudah siap go global. Sisanya, tinggal bagaimana menambah pengetahuan, membimbing, juga mengarahkan mereka untuk bisa masuk pasar negara asing dengan percaya diri. 

    “Makanya Kemendag banyak teman agregator. Mereka sangat membantu kita, dan sangat membantu UMKM kita untuk bisa ekspor ke luar negeri. Kita ingin terus melibatkan UMKM dengan konsep ekonomi kerakyatan,” tutupnya.